Kematian merupakan suatu peristiwa keluarnya ruh dari jasad manusia serta
merupakan proses perceraian antara tubuh dan jiwa sehingga menjadi pengalaman
fundamental bagi manusia, sehingga hubungan antara yang hidup dengan yang mati
sangat berakar pada jiwa manusia yang menimbulkan perasaan emosional tersendiri bagi
keluarga atau kerabat yang ditinggalkan. Agama manapun menganjurkan untuk
menyelenggarakan kegiatan penghormatan terakhir atau melakukan ritual semacam
upacara yang diyakini untuk memuluskan perjalanan orang yang meninggal menuju
surga dengan mendoakan jenazah tersebut agar dihapuskan segala kesalahan yang pernah
dilakukan di dunia.
Menurut Hertz, Upacara Kematian adalah upacara kematian selalu dilakukan manusia
dalam rangka adat istiadat dan struktur sosial dari masyarakatnya yang berwujud sebagai
gagasan kolektif. Upacara kematian juga mengandung nilai-nilai budaya yang dapat
dijadikan sebagai acuan dalam kehidupan bersama dan bekal kehidupan di kemudian
hari. Nilai-nilai itu antara lain kegotong-royongan, kemanusiaan, dan religius.
1. Rambu Solo
Rambu Solo merupakan tradisi yang berasal dari Tana Toraja, Sulawesi Selatan.
Setiap ada kerabat yang meninggal dunia, suku Toraja akan melakukan upacara
pemakaman secara besar-besaran, yakni upacara Rambu Solo. Perlu waktu yang
lama bagi masyarakat Toraja untuk melaksanakan tradisi Rambu Solo. Tradisi
pemakaman ini menggelar penyembelihan anak kerbau yang sangat banyak.
Sehingga, tradisi Rambu Solo bisa menghabiskan uang ratusan juta rupiah.
2. Ngaben
Ngaben merupakan upacara kreamasi atau pembakaran jenazah bagi umat Hindu
di Bali. Tak hanya jenazah yang dibakar, benda-benda seperti patung, bunga, dan
berbagai persembahan lainnya juga turut dibakar dalam upacara Ngaben. Ngaben
diartikan sebagai simbol keikhlasan dari keluarga untuk melepas kepergian
anggota keluarganya. Upacara Ngaben juga dapat diartikan untuk melepas roh
dari duniawi dan mengembalikan unsur dari Panca Maha Butha ke alam semesta.
3. Trunyan
Uparacara Pemakaman Trunyan berasal dari Bali, Upacara ini dikenal sangat unik
karena di tempat tersebut jenazah tidak dikubur di dalam tanah seperti jenazah
pada umumnya. Dalam upacara pemakaman Trunyan, jenazah yang sudah
meninggal akan disimpan di atas tanah. Jenazah hanya ditutup menggunakan
anyaman bambu agar tidak terlihat dari luar
4. Marapu
Upacara pemakaman Marapu merupakan tradisi pemakaman yang ada di Sumba,
Nusa Tenggara Barat (NTB). Biasanya upacara yang dilakukan dengan cara
menyembelih hewan ternak sebagai jamuan ini dihidangkan kepada tamu yang
datang. Kepercayaan bagi masyarakat Sumba yang tidak menyelenggarakan
upacara pemakaman akan membuat keluarga mereka menjadi sial. Biasanya,
jenazah orang yang telah tiada akan dimasukkan ke dalam kubur yang baru agar
segera bersatu dengan leluhurnya di Surga.
5. Mumifikasi
Suku Asmat di Papua juga memiliki upacara pemakaman unik. Bagi mereka yang
memiliki kedudukan tertinggi seperti kepala suku atau panglima perang, akan
dimakamkan berbentuk seperti mumi. Tubuh mereka akan diolesi zat-zat tertentu
kemudian diletakkan di atas perapian hingga terkena asap secara perlahan.
Namun, setelah beberapa tahun mayat yang diposisikan dalam keadaan duduk
akan berubah warna menjadi hitam dan disimpan di rumah pria dan akan
dikeluarkan kembali jika ada tamu yang datang.
7. Sirang-sirang
Sirang-Sirang adalah salah satu upacara pemakaman yang ada di Sumatera Utara,
khususnya Batak Karo. Sejak pengaruh agama Hindu masih melekat dengan kuat,
masyarakat Batak Sembiring melakukan upacara pembakaran jenazah dengan
cukup besar. Konon, jenazah akan dibakar di dekat sungai dan jenazah yang sudah
menjadi abu akan diambil oleh beberapa orang kemudian melarungkannya ke
dalam aliran sungai. Sebelumnya, orang yang melarungkan abu jenazah harus
mandi dengan bersih agar tidak kena sial atau diikuti oleh roh dari jasad yang
dibakar.
8. Tiwah
Zakiya, F. 2009. Upacara Kematian dan Perilaku Keagamaan. UIN Sunan Ampel Surabaya.
http://digilib.uinsby.ac.id/8313/2/Bab2.pdf