Anda di halaman 1dari 3

UPACARA ADAT NGABEN DARI JAWA TENGAH

Disusun Oleh :
NAMA : MAULANA ROZIQIN
KELAS : XI MultiMedia 2
NO. ABSENSI : 16

TUGAS BAHASA JAWA


SMKN 1 JEMBER
2021/2022
Upacara Ngaben, Ritual Mengantar Kepergian Jenazah
dari Bali

Umumnya, jenazah yang meninggal dunia mayatnya bakal dikubur. Namun, lain halnya
dengan jenazah yang ada di Bali. Ada ritual khusus yang perlu dilakukan untuk mengantar
kepergian jenazah untuk selama-lamanya. Nama ritual tersebut tak lain adalah upacara
ngaben. Pada pelaksanaannya, ngaben kerap dilakukan dengan begitu megah. Dengan
iring-iringan banyak orang dan hiasan yang megah.

Bagi masyarakat Hindu Bali, ngaben memiliki 3 tujuan utama. Tujuan yang pertama adalah
sebagai bentuk pelepasan roh atau Sang Atma dari belenggu duniawi. Pada tahap
selanjutnya, pelepasan ini menjadi sarana untuk mempermudah roh untuk bersatu dengan
Tuhan (Mokshatam Atmanam).

Tujuan berikutnya, adalah dengan mengembalikan segala unsur Panca Maha Bhuta. Apa
itu Panca Maha Bhuta? Tak lain adalah 5 unsur utama yang membangun badan kasar
manusia. Lima unsur itu adalah unsur padat seperti tulang, daging, kuku, apah yang
merupakan unsur cair, bayu atau unsur udara, teja, unsur panas, serta akasa yang
merupakan unsur ether yang keberadaannya memunculkan rongga pada tubuh manusia.

Tujuan terakhir dari pelaksanaan upacara ngaben oleh masyarakat Hindu Bali adalah
sebagai simbolisasi dari pihak keluarga. Ketika melakukan ngaben, itu tandanya bahwa
pihak keluarga yang telah ditinggalkan, telah ikhlas dengan kepergian jenazah.
Jenis Upacara Ngaben di Bali
Masyarakat awam mungkin hanya mengenal upacara ngaben di Bali sebagai ritual
pembakaran mayat. Padahal, masyarakat Bali sendiri memiliki 5 jenis tradisi ngaben yang
dibedakan berdasarkan cara pelaksanaannya, yakni:

1. Ngaben Sawa Wedana

Upacara ini dilakukan dengan melibatkan jenazah yang masih utuh. Artinya, jenazah tidak
dikubur terlebih dahulu dan pelaksanaannya dilakukan antara 3 sampai 7 hari setelah
waktu meninggalnya. Pada waktu khusus, ada pula pelaksanaan ngaben sawa wedana
yang dilakukan satu bulan setelah waktu meninggal jenazah.

Pada rentang waktu tunggu tersebut, jenazah diletakkan di area balai adat. Untuk
mencegah pembusukan, masyarakat hindu Bali menggunakan ramuan khusus. Hanya saja,
pada akhir-akhir ini, ramuan khusus tersebut kerap digantikan dengan formalin. Pada masa
waktu tunggu ini, jenazah pun akan diperlakukan selayaknya seperti manusia hidup.
Mereka pun bakal menganggapnya seperti orang yang tengah tidur atau beristirahat
seperti biasa.

2. Ngaben Asti Wedana

Ngaben asti wedana merupakan upacara yang melibatkan jenazah yang pernah dikubur.
Sebelum pelaksanaannya, dilakukan terlebih dulu ritual ngagah yang merupakan cara
pengambilan tulang belulang sisa dari jenazah.

3. Swasta

Tradisi ngaben yang satu ini dilakukan tanpa melibatkan jenazah di dalamnya.
Pelaksanaannya biasanya terjadi karena hal yang tidak memungkinkan, seperti ketika
jenazah tak ditemukan karena kecelakaan, meninggal di luar negeri, dan lain-lain.

Sebagai ganti dari jenazah, biasanya digunakanlah kayu cendana yang sebelumnya telah
dilukis serta diisi dengan aksara magis. Pelukisan dan pengisian tersebut merupakan
representasi dari badan kasar atma jenazah yang bersangkutan.

4. Ngelungah

Tradisi upacara ngaben ngelungah dilakukan untuk anak yang belum mencapai waktu
tanggal gigi.

5. Warak kruron

Ngaben warak kruron secara khusus dilaksanakan untuk jenazah bayi yang keguguran.

Selain memiliki jenis-jenis yang berbeda, upacara ngaben di Bali juga dilakukan dengan
tata cara yang khusus. Apalagi, bagi masyarakat Bali, ngaben merupakan ritual keagamaan
yang begitu penting dan tak boleh dilakukan secara sembarangan.

Anda mungkin juga menyukai