Anda di halaman 1dari 12

SUKU BATAK

Suku Batak adalah salah satu suku di Indonesia yang mempertahankan kebudayaannya. Mereka
memegang teguh tradisi dan adat. Sampai sekarang adat dan budaya tetap dilaksanakan dalam
kehidupan sosial orang Batak dan aktivitas sehari-harinya.
Beberapa adat dan budaya Batak yang berlaku adalah :
Dalam kehidupan orang Batak sehari-hari kekerabatan (partuturan) adalah kunci dari falsafah hidupnya
dengan menanyakan marga dari setiap orang Batak yang ditemuinya. Hal ini dapat digambarkan dengan
ukiran 2 ekor cicak yang saling berhadapan yang menempel di kiri-kanan Ruma Batak. Kekerabatan ini
pula yang menjadi semacam tonggak agung untuk mempersatukan hubungan darah dan menentukan
sikap terhadap orang lain dengan baik.
1.DALIHAN NATOLU
Kalau diartikan langsung “Dalihan” adalah sebuah tungku yang terbuat dari batu. Jadi Dalihan Natolu
artinya tungku tempat memasak yang diletakkan di atas 3 (tiga) batu. Agar tungku tersebut dapat
berdiri dengan baik, maka ketiga batu sebagai penopang haruslah berjarak seimbang satu sama lain dan
tingginya juga harus sama. Hal ini adalah falsafah yang dimaknakan sebagai kebersamaan yang cukup
adil dalam kehidupan masyarakat Batak.
Ada 3 bagian kekerabatan dalam “Dalihan Natolu” yaitu :
1. Somba Marhulahula (Sembah/Hormat kepada keluarga pihak istri)
2. Elek Marboru (Sikap membujuk/mengayomi wanita)
3. Manat Mardongan Tubu (Bersikap hati-hati kepada teman semarga)

1
2.MANGULOSI
Mangulosi artinya adalah memberikan ulos sebagai lambang kehangatan dan berkat bagi yang
menerimanya. Dalam hal Mangulosi ada aturan yang harus ditaati yakni : hanya orang yang dituakan
yang dapat memberikan ulos. Misal : orang tua mangulosi anaknya, tetapi seorang anak tidak bisa
mangulosi orangtuanya.
Mangulosi sering kita temukan pada saat-saat pesta antara lain :
– Ketika anak lahir , bayi akan menerima “Ulos Parompa”
– Pada saat anak laki-laki melaksanakan pesta pernikahan, dia akan menerima “Ulos Hela” dari
mertuanya.
– Pada saatnya meninggal dunia, akan menerima “Ulos Saput”.

3.UMPASA
Merupakan kata-kata yang diucapkan seperti menyerupai pantun dalam bahasa Batak yang mempunyai
makna. Umpasa begitu penting diucapkan untuk menyampaikan keinginan/harapan dalam setiap acara
adat yang dilaksanakan. Apabila umpasa yang disebutkan juga menjadi harapan dari para hadirin, maka
secara serentak akan mengatakan “ima tutu” yang artinya “semoga demikian”.
Contoh Umpasa untuk kawula muda:

2
“Jolo tiniktik sanggar laho bahenon huru-huruan
Jolo sinungkun marga asa binoto partuturan.”

Ciri khas Tarian Adat Batak


MANORTOR DAN MARGONDANG
Manortor adalah melakukan tarian seremonial yang disajikan dengan musik Gondang. Tortor adalah seni
tari Batak pada zaman dahulu merupakan sarana utama dalam melakukan ritual keagamaan yang masih
bernafaskan mistik (kesurupan), namun sekarang ini manortor kerap dijumpai pada acara pesta-pesta
adat orang Batak dengan membunyikan musik Gondang Sabangunan (dengan perangkat musik yang
lengkap) yang pada jaman dahulu erat dengan pemujaan kepada Dewa-Dewa atau roh-roh nenek
moyang. Tortor dan musik gondang adalah tidak terpisahkan.

3
Upacara Adat
MANGALAHAT HORBO
Mangalahat Horbo merupakan upacara adat bagi orang Batak sebagai pertanda penyucian diri atau
menebus dosa-dosa , sehingga akan didapat kemakmuran dalam kehidupannya. Acara Mangalahat
Horbo ini dilatarbelakangi kepercayaan suku Batak kepada Debata Mula Jadi Nabolon (Sang pencipta
alam semesta) yang mampu menghapus dosa dan memberi kemakmuran dengan mengurbankan
seekor kerbau jantan yang diikatkan pada borotan (sebuah tiang di tengah upacara yang dihias berbagai
jenis daun-daun pilihan).

4
MANGONGKAL HOLI
Merupakan suatu prosesi upacara yang dilaksanakan untuk mengumpulkan tulang belulang dari jasad
orang tua yang dimasukkan ke peti yang baru untuk dipindahkan pada suatu tempat yang telah
disediakan oleh pihak keluarga. Tradisi ini merupakan warisan turun-temurun yang bertujuan
memberikan penghormatan kepada roh orang tua yang telah tiada. Pemindahan lokasi tulang belulang
dimaksud ke tempat yang baru adalah untuk mendapatkan tempat yang lebih baik dari tempat
sebelumnya.

5
Rumah Adat Batak
Rumah Bolon dikenal juga dengan sebutan rumah Gorga. Anda mungkin penasaran mengapa rumah ini
memiliki beberapa sebutan. Untuk mempermudah pemahaman Anda mengenai rumah Bolon, artikel ini
akan membahas lebih lanjut tentang:
Ciri khas rumah adat Batak
1.Filosofi yang terkandung dari rumah adat Batak
2.Fakta seputar rumah adat Batak: rumah Bolon

6
Desain rumah
Rumah Bolon terdiri atas dua bangunan utama. Yang pertama disebut dengan ruma (bangunan tempat
tinggal) dan yang kedua adalah sopo (lumbung padi). Rumah Bolon memiliki bentuk persegi empat
dengan model bangunan seperti panggung dan jarak antara bangunan dengan tanah adalah 1,75 meter.
Bangunannya cukup tinggi, sehingga diperlukan tangga agar penghuni rumah dan tamu dapat
memasukinya dengan mudah. Lokasi tangga biasanya berada di bagian tengah rumah.
1.Pondasi
Rumah adat Batak menggunakan fondasi tipe cincin, yaitu tipe yang menjadikan batu sebagai tumpuan
kolom kayu yang ada di atasnya. Batu yang digunakan di bagian dasarnya disebut dengan batu ojahan.
Nantinya, di atas batu ojahan dengan struktur fleksibel diletakan tiang dengan diameter 42 cm – 50 cm.
Desain ini membantu rumah agar tahan terhadap gempa. Selain itu, terdapat 18 tiang rumah yang
memiliki filosofi kebersamaan dan kekuatan.
2.Atap
Atap rumah adat Batak terbuat dari ijuk atau daun rumbia, bahan alami yang mudah ditemukan di
Sumatera. Bagian atap memiliki desain seperti pelana kuda atau punggung kerbau. Desain atap seperti
ini akan membantu dalam menghalau terpaan angin kencang. Atap rumah juga memiliki bentuk yang
lancip pada bagian depan dan belakangnya. Bagian depan atap sengaja dibuat lebih panjang daripada
bagian belakangnya. Masyarakat suku Batak berharap desain atap ini dapat mendoakan pemilik rumah
supaya selalu mendapatkan kesuksesan. Atap rumah juga dianggap sebagai bagian yang suci, sehingga
kerap dijadikan tempat penyimpanan barang berharga.
3.Ukiran
Rumah bolon dihiasi berbagai ukiran yang bermakna dan ukiran khas yang disebut dengan Gorga,
seperti yang dilansir dari Traverse. Ukiran ini dapat Anda ditemukan pada bagian luar dan dalam rumah.
Berikut ini penjelasan mengenai Gorga.
 Gorga berbentuk cicak: Cicak menggambarkan bahwa suku Batak dapat hidup dan beradaptasi
di manapun mereka berada. Walaupun suku Batak jauh dari tanah asalnya, mereka diharapkan
tetap menjalin persaudaraan dengan sesama sukunya.
 Gorga berbentuk kerbau: Ukiran kerbau merupakan tanda terima kasih terhadap hewan
tersebut. Kerbau dipercaya telah membantu kehidupan manusia.
 Gorga berbentuk ular: Hewan ular masih berhubungan dengan kepercayaan suku Batak. Rumah
yang dimasuki ular dipercaya dapat mendatangkan keberkahan.
3.Dinding

7
Dinding rumah adat Batak dibuat dengan hati-hati karena memiliki posisi yang miring untuk
mempermudah angin dari luar untuk masuk ke dalam ruangan. Tali pengikat dinding disebut dengan ret-
ret dan terbuat dari ijuk dan rotan. Ret-ret nantinya akan diikat dengan pola yang menyerupai dua
kepala cicak yang bertolak belakang. Cicak memiliki makna sebagai penjaga rumah dan kepalanya yang
bertolak belakang berarti setiap penghuni rumah memiliki peran yang sama serta saling menghormati.
4.Bagian rumah
Bagian rumah adat ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian bawah, bagian tengah, dan bagian atas.
Tombara merupakan bagian bawah yang digunakan sebagai tempat menyimpan hewan, seperti ayam,
kuda, hingga kerbau. Tonga adalah bagian tengah atau badan rumah, yang digunakan sebagai tempat
penghuni rumah beraktivitas sehari-hari. Bagian atas atau atap rumah disebut dengan ginjang.
Masyarakat suku Batak percaya bahwa bagian bawah rumah mencerminkan kematian, bagian tengah
adalah dunia manusia, dan bagian atas (atap) merupakan dunia dewa.
Pakaian Ciri Khas Batak
Nama Baju Adat Batak
Beberapa di antara pakaian adat Toba wanita atau pria tersebut dapat Anda ketahui seperti di bawah ini
:
Banyak suku yang ada di Batak, maka dari itu biasanya pakaian adat suku Batak Toba tersebut sesuai
dengan adat masing-masing. Pakaian adat suku Batak perempuan yang pertama datang dari Suku
Simalungun. Batak Simalungun berada di Provinsi Sumatera Utara, dan akhirnya menetap di Kabupaten
Simalungun.

8
Suku ini diyakini oleh beberapa warga setempat berasal dari India Selatan, meskipun belum diketahui
jelas asal dan usulnya. Pakaian adat Suku Simalungu ini memiliki hiasan kepala yang berasal dari kain
dan dililit hingga menjadi tinggi, seperti pakaian adat Batak pada umumnya.
Namun yang membedakannya adalah pakaian yang digunakan menyerupai baju dengan lengan panjang
dan menutupi bagian pantat. Hal inilah yang membuat pakaian ini terlihat sangat anggun dengan
coraknya yang khas.
Pakaian adat Batak Karo
Pakaian adat Batak Toba yang selanjutnya berasal dari Suku Karo.
Pakaian Adat Batak Karo ini berasal dari daerah Aceh dan Sumatera Utara. Selain itu perlu Anda ketahui
bahwa Batak ini merupakan suku yang besar di Sumatera Utara. Pakaian adat yang dikenal ini diberi
nama Karo karena berasal dari nama daerah yang ditempati oleh suku ini.

Tidak heran jika memang Batak Karo memiliki bahasa asing sendiri di dalam sukunya yang sering disebut
sebagai Cakap Karo. Perbedaan dari pakaian adat sebelumnya, meskipun tetap menggunakan hiasan
kepala, namun pakaian adat karo memiliki warna yang didominasi dengan warna hitam dan merah.
Pakaian adat ini juga identik dengan perhiasaan emas yang menjadi ciri khasnya.
Pakaian adat Batak Toba
Terakhir, yang tentunya banyak dinantikan adalah Batak Toba. Pakaian adat Batak Toba ini sempat
digunakan oleh Presiden RI Joko Widodo saat sedang berkunjung di pulau tersebut. Terdapat perbedaan

9
yang signifikan dengan pakaian adat yang lain karena di pakaian ini, tidak ada penutup kepala untuk
perempuan, karena justru penutup kepala tersebut digunakan oleh laki-laki.

Sedangkan perempuan hanya menggunakan semacam bando yang melingkar di


kepalanya. Pakaian adat ini identik dengan warna putih serta coklat, perpaduan corak di
dalamnya sangatlah anggun ketika dikenakan.
Batak memiliki pakaian di masing-masing sukunya, dan yang perlu Anda ketahui, setiap
berlangsungnya acara terdapat perbedaan antara satu pakaian dengan pakaian yang lain.
Contohnya saja, pakaian adat Batak Toba memiliki pakaian adat untuk pernikahan, dan ternyata
pakaian tersebut akan berbeda dengan pakaian calon pengantin. Hal tersebut adalah hal yang
sangat wajar untuk digunakan di dalam adat Batak.
Selain itu pakaian Batak memang identik dengan penutup kepala yang berukuran besar
untuk perempuan, meskipun pada kenyataannya tidak semuanya memiliki penutup kepala yang
besar pada setiap suku.Hal ini tentunya berkaitan dengan budaya tradisi dari masing-masing
suku yang berbeda.

10
Piso Gaja Dompak adalah salah satu senjata tradisional Suku Batak dan berasal dari
Provinsi Sumatera Utara. Piso Gaja Dompak adalah senjata yang berbentuk panjang, pipih,
runcing, dan tajam. Lebih pendek dari pedang, tetapi sedikit lebih panjang dari belati. Piso
sendiri berasal dari bahasa sehari-hari yang diucapkan oleh masyarakat Sumatera Utara pada
umumnya dan merujuk kepada pisau. Gaja memiliki arti sebagai gajah dan Dompak berarti jimat
atau kewibawaan.[1]
Frasa Gaja Dompak sendiri merujuk kepada ukiran yang ada di gagang pisau ini, yakni
ukiran yang berbentuk Gajah. Umumnya, senjata tradisional ini memiliki tangkai dan sarung
berwarna hitam dengan garis kuningan yang terdapat di pangkal tangkai dan ujung sarung
senjata ini.
Piso Gaja Dompak ini merupakan senjata yang hanya diperuntukkan bagi kalangan
kerajaan Batak saja dan termasuk ke dalam salah satu pusaka kerajaan Batak yang sakral.
Bahkan, di zaman dahulu yang boleh menggunakan pisau ini hanyalah raja-raja Batak yang
berkuasa.
Karena berfungsi sebagai pusaka kerajaan, maka senjata ini tidak dibuat untuk melukai
ataupun membunuh, melainkan untuk sebagai perantara kekuatan magis. Piso Gaja Dompak
memang diyakini memiliki tuah atau kekuatan supranatural yang digunakan untuk
mengembangkan kekuasaan yang dimiliki oleh Kerajaan Batak. Konon, kekuatan magis yang ada
di dalam senjata ini akan dialirkan kepada pemilik benda ini, berupa kharisma dan
kebijaksanaan.
Oleh karena itu, Piso Gaja Dompak selalu dikultuskan dan disucikan dengan kepemilikan
yang diwasiatkan secara turun temurun. Hanya orang yang masuk ke dalam silsilah kerajaan
Batak saja yang berhak untuk memiliki senjata tradisional Suku Batak ini. Orang-orang di luar
keluarga kerajaan tidak diperbolehkan untuk memiliki Piso Gaja Dompak ini.

11
Lagu Daerah batak
1.Sidoli Pargojek
Lagu Batak yang bisa kamu nyanyikan berjudul 'Sidoli Pargokek'. Lagu ini dibawakan oleh Tioma
Trio yang beranggotakan tiga orang pria.
2. Orang Ketiga
Selain bertema senang, lagu Batak juga ada yang sedih. Misalnya lagu dari Nabasa Trio berjudul
'Orang Ketiga' yang menceritakan tentang perselingkuhan.
3. Mardua Holong
Sinanggar Tulloh
Siapa yang tidak pernah mendengar lagu 'Sinanggar Tulloh'? Lagu Batak populer ini berasal dari
daerah Tapanuli dan menceritakan seorang pria yang harus menuruti perintah ibu mencari
pasangan satu marga.
5. Alusi Au
Lagu Batak lainnya berjudul 'Alusi Au' dan dijamin bisa membuat badan ikut bergoyang. Lirik
lagu Batak ini menceritakan seorang yang ingin mengetahui perasaan sang Adik saat diberitahu
cita-cita kakaknya hanya ingin kasih sayang dan keramahan dari adiknya.
6. Anak Medan
Mau lagu tentang persahabatan? Lagu Batak berjudul 'Anak Medan' bisa menjadi solusinya.
Lagu ini mengingatkan seseorang untuk jangan menyerah di tanah rantau.
7. Sik Sik Sibatumanikam
Lagu Batak berjudul 'Madua Holong' dijamin bisa membuat hati ikut sedih. Liriknya mengisahkan
seseorang yang patah hati setelah kekasihnya memilih mendua.

12

Anda mungkin juga menyukai