Anda di halaman 1dari 26

KEBIJAKAN DAN STRATEGI STBM DALAM

PENYELENGGARAAN KAB/KOTA SEHAT

oleh :
Direktorat Penyehatan Lingkungan

Jatinangor, 21 Februari 2013


PERKEMBANGAN KAB/ KOTA SEHAT
TAHUN 1998 - 2012
1. Kota sehat di Indonesia dimulai Tahun 1998, 6
kab/kota sebagai daerah percontohan (Cianjur,
Balikpapan, Bandar Lampung, Pekalongan, Malang,
Jakarta Timur)

2. Tahun 1999 dilanjutkan dg ditetapkan 8 kawasan


pariwisata
sehat : (Berastagi, Nongsa, Anyer, Baturaden,
Kotagede, Senggigi, Tana Toraja, Bunaken)

3. Sampai tahun 2011 berkembang di 299 kab/kota


2
(60,16%) dari 497 kab/kota yg ada
TUJUAN DAN SASARAN

TUJUAN :

Tercapainya kondisi Kab/Kota untuk hidup dgn


bersih, aman, nyaman dan sehat untuk dihuni dan
sebagai tempat bekerja bagi warganya dg cara
terlaksananya berbagai program-program kesehatan
dan sektor lain shg dapat meningkatkan sarana,
produktifitas dan perekonomian masyarakat.

3
SASARAN :

1. Pemantapan tim pembina dan forum serta tatanan yg


disepakati bersama
2. Terlaksananya program kesehatan dan sektor terkait
3. Terbentuknya forum
4. Terselenggaranya upaya peningkatan lingk fisik,
budaya, sosial, perilaku, yankes scr merata di setiap
kab/kota
5. Terwujudnya kondisi yg kondusif bg masy utk
meningkatkan produktivitas dan ekonomi wilayah

4
DASAR HUKUM
PENYELENGGARAN KAB/KOTA SEHAT

SK BERSAMA
MENKES DAN MENDAGRI
No. 34 THN 2005 & 1138/MENKES/PB/VIII/2005
FAKTOR – FAKTOR PENGHAMBAT

1. Pemahaman LP dan LP tentang KKS masih terbatas


2. Koordinasi LP dan LS terkait di pusat dan daerah masih
kurang
3. Kurang optimalnya fungsi tim pembina, baik di pusat, propinsi
maupun kab/kota
4. Kurangnya komitmen pengambil keputusan
5. Penyelenggaraan KKS diidentikkan milik Kesehatan
6. Kurangnya kerjasama antara pemerintah, forum, dan
masyarakat di daerah
7. Kurangnya keterlibatan masyarakat dalam pembangunan di
6
daerah
FAKTOR – FAKTOR PENGHAMBAT (2)
Sering terjadinya mutasi antar pejabat
Kurangnya sosialisasi baik dari pemerintah
dan pemerintah daerah
Kurang tersedianya dana di Kab/Kota utk
penyelenggaraan KKS
Kurangnya formulasi, pelaksanaan dan
pemantauan kegiatan di masyarakat
SOLUSI
1. Pemerintah membangun komitmen daerah merespon
kegiatan tersebut

2. Pemerintah daerah mendukung dana utk mewujudkan


penyelenggaraan KKS

3. Agar melibatkan masyarakat dalam pembangunan di


daerah sesuai dengan kebutuhan masyarakat

4. Masyarakat adalah mitra pemerintah dalam mewujudkan


KKS

5. Tim Pembina melakukan pembinaan ke Forum sesuai


dengan rencana kerja yang telah dibuat
Penyelenggaraan Verifikasi Kab./Kota Sehat Th 2013
Verifikasi dan penilaian dokumen administrasi agar sudah dilakukan
oleh Tim Pembina Provinsi pada Tahun 2012dg tetap berpedoman pada
indikator sebagaimana tertuang Peraturan Bersama Menkes & Mendagri
Bagi Kab./Kota yang baru pertama kali mengikuti program KKS
diharapkan untuk memulainya dg tahap PADAPA terlebih dahulu dg
memprioritaskan pd 2 tatanan yaitu Tatanan Kehidupan Masy. Sehat dan
Kawasan Pemukiman, Sarana dan Prasarana Umum
Sbg terwujudnya Indonesia Sehat diharapkan Kab./Kota yg telah
memperoleh penghargaan sblmnya pd tahap tertentu, untuk
meningkatkan tahap penyertaan dg memperluas kegiatan dan cakupan
wilayah, dan harus dilakukan seleksi yg ketat oleh Tim Pembina
Usulan penghargaan KKS tahun 2013 dilakukan oleh Gubernur sbg Tim
Pembina Prov dan dokumen usulan sdh harus kami terima paling lambat
bulan April dan ditujukan kepada Sekretariat KKS (Kemkes)
Gambaran Kab/kota SEHAT
Tatanan Kab/Kota Sehat
Gambaran Kota Sehat di dunia
LATAR BELAKANG
Komitmen Indonesia terhadap Isue global :
•Target MDGs
•RPJMN 2010-2014
•Renstra Kemkes target STBM 20.000 desa Th.2014
•Inpres No 14 Tahun 2011 tentang kualitas air minum
•Inpres No 03 Tahun 2010 tentang Akses sanitasi perdesaan
•Gerakan Indonesia Bersih (GIB)
•SE Menkes No.147/2011 tentang kewajiban PL adalah STBM dan
TTG Air- Sanitasi
•UU No. 32 tahun 2004 tentang Otonomi Daerah PP No. 38 tahun
2007 bahwa urusan penyehatan lingkungan menjadi tanggung jawab
Pemerintah Daerah

Perlu Keterlibatan Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan kebijakan


nasional STBM
ISU STRATEGIS

1. MASIH TINGGI NYA ANGKA KEMATIAN IBU


2. MASIH TINGGINYA ANGKA KEMATIAN
BAYI, BALITA, ANAK
3. MASIH TINGGI NYA KASUS KEKURANGAN
GIZI
4. MULTIPLE BURDEN DISEASES
5. BPJS (BADAN PENGELOLAH JAMINAN
SOSIAL)
INDIKATOR PENYEHATAN LINGKUNGAN
TH 2010-2014 *)
TARGET PENCAPAIAN
NO OUTPUT INDIKATOR CAPAIAN
2010 2010 2011 2012 2013 2014

1 Menurunkan % Penduduk yg memiliki akses thdp 60.8 62 62,5 63 63,5 67


angka
kesakitan,
air minumberkualitas
2 kematian dan % Kualitas air minum yg memenuhi 85.15 85 90 95 100 100
kecacatan
akibat syarat
3 penyakit 63 64 67 69 72 75
% Penduduk yg menggunakan
jamban sehat
4 Jumlah desa yg melaksanakan 2.510 2.500 5.500 11000 16000 20000
STBM
5 % Tempat-tempat Umum (TTU) yg memenuhi 75.5 76 79 80 82 85
syarat kesehatan
6 % Rumah yg memenuhi syarat kesehatan 73.4 75 76 79 82 85

7 % kab/kota yg menyelanggarakan kab/kota 50 50 55 60 65 75


sehat
8 % Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yg 50.5 55 60 65 70 75
memenuhi syarat kesehatan
9 % Kab/kota yang melaksanakan pembinaan 20 25 35 45 60 75
pengelolaan limbah medis di saryankes
10 % Daerah 25 20 40 60 80 100
potensialygmelaksanakanstrategiadaptasidam
pakkesehatanakibatperubahaniklim
*) Setelahrevisi, yang masuk dalamRPJMN/RENSTRA hanya no 1-4, no 5-10 masuk
RAP/RAK (Rencana Aksi Program/Rencana Aksi Kegiatan)
KEGIATAN PRIORITAS,:
STBM & PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

PILAR-1 : STOP BABS


Terlokalisirnya tinja akan mengurangi potensi kejadian penyakit Diare, Tifus,
Polio, Kecacingan
PILAR-2 : PAM RT
• Pengolahan air, Penyimpanan yang aman, Perilaku higienis dapat menurunkan
kejadian penyakit yang ditularkan melalui vektor (diare, leptospirosis, dll)
• Malaria dapat diantisipasi dengan peningkatan akses air bersih ke rumah tangga
PILAR-3 : CTPS
• Penyakit Diare, ISPA, Tifus, Kecacingan, Infeksi Mata, SARS, Flu burung, Flu
babi, Penyakit kulit dapat diantisipasi dengan program Cuci Tangan Pakai Sabun
PILAR-4 : PENGELOLAAN SAMPAH DI RUMAH TANGGA(PSRT)
• Antisipasi berkembangnya penyakit pencernaan dan kulit
PILAR-5 : PENGELOLAAN LIMBAH CAIR RUMAHTANGGA (SPAL)
• Mengendalikan tempat perindukan vektor penyebarpenyakit ( nyamuk )
KEBIJAKAN & STRATEGI STBM DALAM
KABUPATEN/KKOTA SEHAT
1. Pengembangan teknologi tepat guna utk air bersih
2. Perubahan perilaku hidup bersih melalui STBM & GIB
3. Pendekatan Kab/Kota Sehat (Tatanan Kawasan Permukiman)
4. Memperkuat surveilans faktor resiko kesehatan lingkungan
5. Peningkatan kerjasama kemitraan dengan LSM, donor dan
swasta
6. Memperkuat surveilans faktor risiko lingkungan
7. Pelembagaan Penguatan Kapasitas STBM
8. Meningkatkan Tenaga Teknis / Masyarakat yang Terlatih
Dalam Bidang Penyediaan Jamban Sehat melalui Wirausaha
Sanitasi
KEBIJAKAN
9.Pelaksanaan secara bertahap dimulai dg kegiatan prioritas bagi
masyarakat
10.Menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama melalui
kelembagaan forum
11.Dimulai dg kegiatan sederhana yg disepakati masyarakat kemudian
berkembang dalam suatu kawasan atau aspek yg lebih luas
12.Penyelenggaraan Kab/Kota sehat lebih mengutamakan PROSES

13.Kesepakatan tentang pilihan tatanan Kab/Kota sehat dg kegiatan


yang menjadi pilihan serta jenis dan besaran indikatornya ditetapkan
oleh Forum Kab/Kota sehat bersama dengan pemerintah daerah
14.Pemerintah daerah memfasilitasi kegiatan yg menjadi pilihan
masyarakat termasuk penggalian SDM yg diperlukan
15.Pembiayaan sepenuhnya oleh pemerintah daerah dan masyarakat

18
Indikator pokok
 Belajar 9 tahun
 Angka melek huruf
 Pendapatan perkapita domestik
 Angka kematian bayi per 1000 kh
 Angka kematian balita per 1000 kh
 Angka kematian ibu melahirkan per 100.000 kh
 Adanya Rencana Tata Ruang Wilayah
 Program dana sehat dan jaminan sosial bagi masyarakat
miskin
Indikator Umum
• Adanya dukungan pemda
• Adanya program pendukung disektor
• Berfungsinya tim pembina kab/kota/kecamatan
• Berfungsinya forum kab/kota
• Adanya sekretariat forum
• Berfungsinya forum komunikasi desa/kelurahan
• Berfungsinya pokjadesa/kelurahan
• Adanya kesepakatan masyarakat dan pemda ttg
pemilihan dan penetapan tatanan dan kegiatan
• Adanya perencanaan forum yg disepakati masyarakat
dan pemda
• Adanya kegiatan yang dilaksanakan oleh masyarakat
melalui forum/forum komunikasi /pokja
INDIKATOR KHUSUS TATANAN KAB/KOTA
SEHAT
1. Kawasan permukiman, sarana dan
prasarana umum
2. Kawasan sarana lalu lintas tertib dan
pelayanan transportasi
3. Kawasan pertambangan sehat
4. Kawasan hutan sehat
5. Kawasan industri dan perkantoran sehat
6. Kawasan pariwisata sehat
7. Kawasan pangan dan gizi
8. Kehidupan masyarakat sehat yg mandiri
9. Kehidupan sosial yang sehat
TATANAN YANG WAJIB
Kawasan Permukiman, sarana dan
prasarana umum
Kehidupan masayarakat sehat yang
mandiri.
Tatanan ini untuk mendapatkan Swasti
Saba Padapa (Pemantapan) bagi Kab/Kota
yang baru pertama ikut kegiatan
Penyelenggaraan Kab/Sota Sehat.
22
PENGHARGAAN DALAM KAB/KOTA
SEHAT
Dalam penyelenggaraan Kab/Kota Sehat ada 3 penghargaan a.l :

SWASTI SABA PADAPA


 Tatanan yg harus diambil : 1-4 tatanan
 Tatanan Wajib ada 2 yaitu :
- Kawasan permukiman, sarana dan prasarana umum
- Kehidupan masyarakat sehat yang mandiri

SWASTI SABA WIWERDA


 Minimal 5-6 tatanan

SWASTI SABA WISTARA


 Minimal 7-9 tatanan
Kesimpulan
Terselenggaranya Kabupaten/Kota Sehat
diharapkan menjadikan Kabupaten/Kota
yang aman, nyaman, bersih dan sehat
sehingga produktifitas masyarakat
meningkat melalui kemitraan antara
pemerintah, swasta, dan masyarakat.
KELENGKAPAN DATA ADMINISTRASI UNTUK DESA
ODF/DESA TERBEBAS DARI BUANG AIR BESAR
SEMBARANGAN (BABS) :

 1. SURAT PERNYATAAN DARI DESA BAHWA DESA


TERSEBUT SUDAH AKSES SEMUA KE JAMBAN SEHAT
 2. DIBENTUK TIM SK TIM VERIFIKASI
TK.KECAMATAN
 3. KUNJUNGAN RUMAH TIM VERIFIKASI SAMPEL
 4. PERTEMUAN VERIFIKASI DENGAN
MENYATAKAN DESA TERSEBUT SUDAH STOP BABS
 5. DEKLARASI DESA ODF
 6. DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai