Anda di halaman 1dari 49

PENYELENGGARAAN

KABUPATEN/KOTA SEHAT

DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENYAKIT


DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.
I PENDAHULUAN

1. PERUBAHAN KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN STRATEGIS SERTA INDUSTRIALISASI YG


BEGITU CEPAT MENYEBABKAN DEGRADASI LINGKUNGAN DAN DAMPAKNYA THD
KESEHATAN MASYARAKAT

2. MEMERLUKAN INTEGRASI DAN KETERPADUAN SERTA


KERJASAMA LINTAS PROGRAM/SEKTOR DLM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

3. KOTA SEHAT PERTAMA KALI DIKEMBANGKAN DI EROPAH OLEH WHO THN 1985/1986 DLM
RANGKA MENYONGSONG OTTAWA CHARTER

4. DIMULAI TGL 26 OKTOBER 1998, DICANANGKAN MENDAGRI DI 6 DAERAH PERCONTOHAN (


CIANJUR, BALIKPAPAN, BANDAR LAMPUNG, PEKALONGAN, MALANG, JAKARTA TIMUR)

5. 20 KAB/KOTA MENDAPAT PENGHARGAAN SWASTI SABA DI SERAHKAN LANGSUNG OLEH


WAPRES PADA PUNCAK HKN KE 41 DI SUBANG 7 DESEMBER 2005

6. DLM RANGKA PERINGATAN HARI KESEHATAN SEDUNIA THN 1996 DENGAN THEMA
HEALTHY CITY FOR BETTER LIFE DI INDONESIA DIREKOMENDASIKAN UNTUK
MENGEMBANGKAN PENDEKATAN KAB/KOTA SEHAT
2
Pendekatan Kota Sehat

healthycity.taipei.gov.tw/.../200 http://www.euro.who.int/healthy-
www.ci.burnsville.mn.us/index.asp cities/natl/20040714_1
?NID=539 6/en03.htm
3
KAWASAN SEHAT
SUATU KONDISI WILAYAH YANG BERSIH,
NYAMAN, AMAN DAN SEHAT BAGI PEKERJA
DAN MASYARAKAT, MELALUI PENINGKATAN
SUATU KAWASAN POTENSIAL DENGAN
KEGIATAN YANG TERINTEGRASI YANG
DISEPAKATI MASYARAKAT, KELOMPOK USAHA
DAN PEMERINTAH DAERAH

4
DESA KAWASAN KAB/KOTA PROP INDONESIA
SEHAT SEHAT SEHAT SEHAT
SEHAT

5
KABUPATEN/KOTA SEHAT
adalah suatu kondisi kabupaten/kota
yang bersih, nyaman, aman dan sehat
untuk dihuni penduduk, yang dicapai
melalui terselenggaranya penerapan
beberapa tatanan dengan kegiatan
yang terintegrasi yang disepakati
masyarakat dan pemerintah daerah
Juni 2010 PKSD PL PP&PL KEMKES 6
TUJUAN PENYELENGGARAAN
KAB/KOTA SEHAT
A. TUJUAN UMUM :
Mewujudkan kawasan perkotaan/kab yang nyaman,
aman, dan sehat untuk dihuni bagi warganya
B. TUJUAN KHUSUS :
Mendorong kesadaran masyarakat tentang masalah -
masalah lingkungan fisik dan lingkungan sosial kota.
Memberdayakan potensi masyarakat dalam upaya
penyehatan lingkungan fisik dan penyehatan
lingkungan sosial .
Meningkatkan kemitraan antara pemerintah daerah
dengan masyarakatnya dalam membangun kotanya
melalui forum/pokja
Meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab
bersama warga kota terhadap hasil pembangunan
kotanya.
7
1. Program pembangunan disusun berdasarkan
prioritas masalah setempat dan diselenggarakan
secara bertahap.
2. Masy sbg pelaku pembangunan melalui forum kota
dan Pokja Kelurahan atau nama lain yg disepakati
masyarakat.
3. Kawasan potensial mrpk entry point, dimulai dg
kegiatan sederhana kemudian berkembang secara
terintegrasi menjadi kawasan sehat /kab/kota
sehat.
4. Mengutamakan proses daripada target dan
berjalan terus menerus
5. Kesepakatan tentang pilihan tatanan, kegiatan
dan besaran indikator ditetapkan oleh forum
bersama-sama dengan pemda.
6. Program pemerintah yang belum menjadi
pilihan masyarakat diselenggarkan secara rutin
oleh sektor.
7. Pembiayaan sepenuhnya oleh daerah
/masyarakat.
3. SASARAN

1. Terlaksananya program kesehatan dan sektor terkait yg


sinkron dg kebutuhan masy. mel pemberdayaan Forum yg
disepakati masy
2. Terbentuknya forum yg mampu menjalin kerjasama antar
masy, Pemda swasta yg dpt menampung aspirasi masy dan
kebijakan Pemerintah secara seimbang dan
berkelanjutan dlm mewujudkan sinergi pembangunan
3. Terselenggaranya upaya pembangunan lingk fisik sosial dan
budaya serta perilaku pelananan kesehatan yg dilaksanakan
secara adil merata dan terjangkau dg
memaksimalkan seluruh potensi sumber daya di kab/kota
secara mandiri
4. Terwujudnya kondisi yg kondusif bagi masy ut
meningkatkan produktivitas dan ekonomi wilayah dan
masy shg mampu meningkatkan kehidupan dan
penghidupan masy yg lbh baik 10
5. KEBIJAKAN DAN STRATEGI
KEBIJAKAN :
1. Pelaksanaan kab/kota sehat diwujudkan dg
menyelenggarakan semua program yg menjadi permasalahan
di daerah , secara bertahap dimulai dg kegiatan prioritas bagi
masy di sejumlah kecamatan pd sejumlah desa/kelurahan
atau bidang usaha yg bersifat sosial ekonomi dan budaya di
kawasan tertentu
2. Pelaksanaan kab/kota sehat dilaksanakan dg menempatkan
masy sbg pelaku pembangunan yaitu mel pembentukan forum
kota atau nama lain yg disepakati masy dg dukungan pemda
dan mendapatkan fasilitas dr sektor terkait mel program yg tlh
direncanakan daerah
3. Setiap kab/kota menetapkan kawasan potensial sbg entry
point yg dimulai dg kegiatanb sederhana yg disepakati masy
kemudian berkembang dlm suatu kawasan atau aspek yg 11lbh
luas
4. Penyelenggaraan kab/kota sehat lbh mengutamakan PROSES
daripada target, berjalan terus menerus, dimulai dg kegiatan
prioritas dlm satu tatanan kawasan dan dicapai dlm waktu yg
sesuai dg kemampuan masy dan semua stakeholder yg
mendukung
5. Kesepakatan ttg pilihan tatanan kab/kota sehat dg kegiatan yg
menjadi pilihan serta jenis dan besaran indikatornya
ditetapkan oleh Forum kab/kota sehat bersama dg pemda
6. Pemda memfasilitasi kegiatan yg menjadi pilihan masy
termasuk penggalian SDM yg diperlukan

12
7. Program-program pemerintah yg blm menjadi pilihan
masy diselenggarakan secara rutin oleh sektor ybs dan
secara bertahap disosialisasikan secara intensif kepada
masy dan sektor terkait mel pertemuan yg
diselenggarakan oleh forum

8. Pelaksanaan kegiatan kab/kota sehat sepenuhnya


dibiayai dan dilaksanakan oleh daerah ybs dan masy dg
menggunakan melkanisme pendekatan konsep
pemberdayaan masy

13
FAKTOR-FAKTOR YANG MENDUKUNG KEBERHASILAN

1. Pertemuan Walikota/Bupati seluruh Indonesia di Jakarta disepakati untuk


mengembangkan Kab/Kota Sehat.
2. Dikeluarkannya Keputusan Bersama MENDAGRI dan MENKES NO.
34 Th. 2005 dan No. 1138 Th 2005 Tentang Penyelenggaraan
Kab/Kota Sehat

3. SOSIALISASI DAN ADVOKASI YANG INTENSIF kepada penentu kebijakan dan


pengambil keputusan

4. KELEMBAGAAN :
a. Terbentuknya Tim Pembina Kab/Kota Sehat tingkat Pusat, Propinsi
dan Kab/Kota
b. Terbentuknya Forum Kota sehat Tingkat Kab/kota
c. Terbentuknya Forum Komunikasi Desa Tingkat Kecamatan
d. Terbentuknya Pokja-Pokja Desa

14
LanjutanFAKTOR-FAKTOR YANG MENDUKUNG KEBERHASILAN

5. PENGHARGAAN
Telah diberikan penghargaan Swasti Saba Padapa, Wiwerda dan
Wistara kepada 165 Kab/Kota sejak tahun 2005 2011
Kab/kota di Indonesia dalam rangkaian kegiatan HKN

6. Tersedianya alokasi dana penyelenggaraan kab/kota sehat di


pusat dan daerah

7. Capacity Building :
a. Seminar Regional / Internasional
b. Evaluasi Tahunan penyelenggaraan Kab/kota Sehat
c. Studi banding Forum Kota Sehat

15
FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT

1. Pemahaman lintas sektor dan program dalam


penyelenggaraan kab/kota sehat masih terbatas

2. Belum optimalnya kerjasama LP dan LS terkait di tkt Pusat


dan daerah dalam pengembangan KKS

3. Kegiatan Tim Pembina KKS tk Propinsi masih sangat


terbatas

4.Kurang optimalnya fungsi tim pembina, Propinsi maupun


Kab./Kota
16
Lanjutan FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT

5. Kurangnya komitmen pengambil


keputusan
6. Penyelenggaraan Kab/Kota Sehat
diidentikkan milik Kesehatan
7. Kurangnya kerjasama antara Pemerintah,
Forum, dan Masyarakat di daerah
8. Kurangnya keterlibatan masyarakat
dalam pembangunan di daerah
Lanjutan FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT

9. Sering terjadinya mutasi antar pejabat


10. Kurangnya sosialisasi baik dari
pemerintah Propinsi dan Kab/Kota
11. Kurang tersedianya dana di Kab/Kota utk
penyelenggaraan KKS
12. Kurangnya formulasi, pelaksanaan dan
pemantauan kegiatan di masyarakat
KELEMBAGAAN KAB/KOTA SEHAT
PUSAT

TIM PEMBINA
PROPINSI
PROVINSI
TUJUAN.
SASARAN,
KEBIJAKAN
DAN TIM PEMBINA
KABUPATEN/ KAB/KOTA
STRATEGI KOTA
FORUM
KAB/KOTA SEHAT

PERENCANAAN FORUM KOMUNI-


KECAMATAN
PELAKSANAAN KASI DESA
KLASIFIKASI DAN
KRITERIA
PENILAIAN
PEMBINAAN DESA/KELURA-
DAN PENDANAAN
KELOMPOK KERJA
HAN
19
1. Program pembangunan disusun berdasarkan
prioritas masalah setempat dan diselenggarakan
secara bertahap.
2. Masy sbg pelaku pembangunan melalui forum
kota dan Pokja Kelurahan atau nama lain yg
disepakati masy.
3. Kawasan potensial mrpk entry point, dimulai dg
kegiatan sederhana kemudian berkembang
secara terintegrasi mjd kawasan sehat & Ind.
Sehat 2010.
20
4. Mengutamakan proses dp target dan berjalan
terus menerus
5. Kesepakatan ttg pilihan tatanan, kegiatan dan
besaran indikator ditetapkan oleh forum
bersama-sama dg pemda.
6. Program pemerintah yg belum mjd pilihan masy
diselenggarkan secara rutin oleh sektor.
7. Pembiayaan diupayakan dari daerah /
masyarakat.
8. Evaluasi dilakukan terpadu oleh masyarakat &
stakeholder.

21
TATANAN KAB/KOTA SEHAT

1. kawasan permukiman, sarana dan prasarana


umum
2. kawasan sarana lalu lintas tertib dan pelayanan
transportasi
3. kawasan pertambangan sehat
4. kawasan hutan sehat
5. kawasan industri dan perkantoran sehat
6. kawasan pariwisata sehat
7. kawasan pangan dan gizi
8. kehidupan masyarakat sehat yg mandiri
9. kehidupan sosial yang sehat
9 KAWASAN/TATANAN...lanjutan
Kawasan Permukiman, Sarana dan
Prasarana Umum, Penanggung jawab
tehnis adalah Dinas PU/Bapedalda,
Sektor Penunjang adalah Dinas
Kesehatan, Kebersihan, Tata Kota,
Perumahan, Agama, Perguruan Tinggi
dan LSM.

Kawasan Sarana Lalu Lintas Tertib dan


Pelayanan Transportasi, penanggung
jawab Dinas Perhubungan/DLLAJR,
Sektor Penunjang Dinas Kesehatan,
Bapedalda, Dinas PU, LSM dan
Perguruan Tinggi.

Kawasan Pariwisata Sehat,


penanggung jawab Dinas Pariwisata,
Sektor penunjang Agama, Bapedalda,
Kepolisian, LSM dan Perguruan Tinggi.

23
9 KAWASAN/TATANAN...lanjutan

Kawasan Pertambangan Sehat,


penanggung jawab adalah Dinas
pertambangan dan energi, sektor
penunjang Bappeda, Dinkes, Bapedalda,
Kepolisian, LSM dan Perguruan Tinggi

Kawasan Kehutanan Sehat penanggung


jawab: Dinas Kehutanan, Sektor
penunjang, Bappeda, Dinkes, Bapedalda,
Kepolisian, LSM dan Perguruan Tinggi

Kawasan Industri, penanggung jawab :


Dinas Perindustrian dan Perdagangan,
sektor penunjang Dinas Kesehatan, Dinas
Tenaga Kerja, Bapedalda, Kepolisian, LSM
dan Perguruan Tinggi
24
9 KAWASAN/TATANAN...lanjutan

Kehidupan Masyarakat Sehat Yang


Mandiri, Penanggung jawab adalah Dinas
Kesehatan, sektor penunjang : Dinas
Sosial/Kesra, Agama, Bappeda, Kepolisian,
LSM dan Perguruan Tinggi.
Kehidupan Sosial yang Sehat, Penanggung
jawab adalah Dinas sosial/Kesra, Sektor
penunjang Bappeda, Dinas Kesehatan,
Dinas Agama, Dinas Perdagangan, Dinas
PU/Kimpraswil, dan Industri, Kepolisian,
LSM dan Perguruan Tinggi.
Ketahanan pangan dan gizi, penanggung
jawab adalah Dinas Pertanian sektor
penunjang : Dinas Kesehatan, Dinas
Perikanan, Dinas Sosial/Kesra, Agama,
Bappeda, Kepolisian, Balai POM, LSM dan
Perguruan Tinggi.
25
8. PENILAIAN DAN PENGHARGAN

Penilaian :
Seleksi Kab/kota sehat dilakukan oleh Gubernur
melalui tim Pembina Kab/Kota Sehat Tk Propinsi

Penghargaan :
Penghargaan Kab/Kota Sehat diselenggarakan setiap 2 (dua) tahun
sekali, pada bulan November dalam rangka Hari Kesehatan
Nasional
Kab/Kota sehat diberikan penghargaan SWASTI SABA
dengan 3 (tiga) kategori :
- Pemantapan ( Padapa )
- Pembinaan ( Wiwerda)
- Pengembangan ( Wistara )
26
SWASTI SABA

PADAPA (Pemantapan)
Minimal 2 tatanan

WIWERDA (Pembinaan)
3 4 tatanan

WISTARA Pengembangan)
5 atau >5 tatanan
9 . PEMBINAAN

Menteri Dalam Negeri melakukan pembinaan Umum


penyelenggaraan Kab/kota sehat

Menteri Kesehatan melakukan pembinaan teknis


penyelenggaraan kab/kota sehat

PemProv. Melakukan pembinaan terhadap pemerointah


Kab/kota yang menyelenggarakan kab/kota sehat

Pem Kab/kota melakukan pembinaan operasional


penyelenggaraan kab/kota sehat

28
Apa mungkin
KITA meng
akselerasi
kab/kota sehat?
Bisa pak, tapi

Perlu KOMITMEN
berbagai pihak

29
SWATI SABA
45
42
Padapa
40
Wiwerda
35 34
32
Wistara
30
26
25
22
20
20 18

15 14
13
10
10 9
6
5
5 4 4

0
Th. 2005 Th. 2007 Th. 2009 Th. 2011 Th. 2013
7 Desember 2005 penganugerahan: SWASTI SABA-1
kpd 20 Kab/Kota oleh WAPRES pada puncak acara
HKN ke 41 di Subang

WISTARA ( Pengembangan) kepada 4 Kab/Kota :


- Banjarbaru - Pekalongan
- Balikpapan - Tulungagung
WIWERDA ( Pembinaan) kepada 10 kab/kota :
- Kediri - Pekanbaru
- Payakumbuh - Kerinci
- Metro - Purbalingga
- Gorontalo - Tapin
- Yogya - Banyumas
PADAPA ( Pemantapan ) kepada 6 kab/kota :
Mataram, Malang, Cirebon, Padang, Medan & Kendal

31
Thn 2007 penganugerahan: SWASTI SABA-2
kpd 37 Kab/Kota oleh PRESIDEN
pada puncak acara HKN ke 43 di Istora Senayan

WISTARA (Pengembangan) diberikan kpd 6


Kab/Kota: Lumajang, Yogyakarta, Metro,
Padang, Gianyar & Pekanbaru.
WIWERDA (Pembinaan) diberikan kpd 13
kab/kota: Bandung, Purbalingga, Kendal,
Payakumbuh, Padang Panjang, Kerinci,
Bontang, Gorontalo, Tarakan, Smrinda, Bj
Baru, Palopo & Badung
32
Tahun 2007 penganugerahan: SWASTI SABA
untuk 37 Kab/Kota oleh PRESIDEN Lanjutan
PADAPA (Pemantapan ) diberikan kepada 18
kab/kota :
- Sukabumi - Malang - Ngawi -
Banyumas
- Padang Sidp - Tapin - Bau-bau - Makasar
- Pare-pare - Palu - Gorontalo - Mataram
- Muara Enim - Manado - Kolaka - Bitung
- Sumbawa Barat - Rejang Lebong

33
PENGHARGAAN
KAB/KOTA SEHAT2009

Tahun 2009
sebanyak 227 (45,67%) Kab/Kota yang
melaksanakan pendekatan KKS dari 497
Kab/Kota yang ada.
54 Kab/Kota diajukan oleh 15 propinsi untuk
diverifikasi dan yang menerima sertifikat dan
piala Swasti Saba sebanyak 38 kab/kota.

34
12 Nopember 2009 penganugerahan: SWASTI SABA-3
kpd 38 Kab/Kota oleh MENKES pada puncak acara HKN ke 45
di JAKARTA

WISTARA ( Pengembangan ) kepada 4 Kab/Kota :


- Yogyakarta, Payakumbuh, Lumajang, Palopo
WIWERDA ( Pembinaan) kepada 14 kab/kota :
- Kediri - Mataram - Samarinda
- Malang - Sumbawa Barat - Bitung
- Badung - Rejang Lebong - Makassar
- Padang Panjang - Bontang - Pare-pare
- Jakarta Pusat - Tarakan
PADAPA ( Pemantapan ) kepada 20 kab/kota :
Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Cimahi, Jepara, Salatiga, Sragen, Gn
Kidul, Sleman, Ngawi, Probolinggo, Lombok Timur, Sawah Lunto,
Bangka, Padang Sidempuan, Bulungan, Manado, Minahasa Utara,
Pangkep, Sopeng, Enrekang

35
14 Nopember 2011 penganugerahan: SWASTI SABA-4
kpd 67 Kab/Kota oleh MENKES pada puncak acara HKN ke 47
di JAKARTA

WISTARA ( Pengembangan ) kepada 9 Kab/Kota :


- Kota Bontang, - Kota Jakarta Pusat - Kota Yogyakarta
- Kota Palopo - Kota Makassar - Kota Bitung
- Kota Payakumbuh - Kota Padang Panjang - Kota Kediri

WIWERDA ( Pembinaan) kepada 26 kab/kota :


- Kota Jepara - Kota Salatiga - Kota Probolinggo - Kota Malang
- Kab.Tulung Agung - Kab.Rejang Lebong - Kota Mataram
- Kota Padang - Kota Manado - Kab. Minahasa Utara
- Kota Banjar Baru - Kab. Enrekang - Kota pare-Pare - Kab. Soppeng
- Kab. Sleman - Kab. Gunung Kidul - Kota Cimahi
- Kab. Cirebon - Kota Sukabumi - Kab. Bangka
- Kota Jaksel Kota Jaktim Kota Gorontalo - Kab. Badung
- Kota Samarinda - Kota Tarakan
36
PADAPA ( Pemantapan) kepada 32 kab/kota Tahun 2011:
- Kota Balikpapan - Kab. Bulungan - Kota Solok
- Kota Tangerang - Kab. Gianyar - Kab. Lombok Timur
- Kota Denpasar - Kab. Subang - Kota Bima
- Kab. Cianjur - Kab. Kuningan - Kab. Dompu
- Kota Banjar - Kota Kendari - Kab. Sumbawa
- Kab. Bantul - Kab. Kep.Selayar - Kab.Bulukumba
- Kab. Wajo - Kab. Sidrap - Kab. Boalemo
- Kab. Pangkep - Kab. Pinrang - Kab.Bantaeng
- Kab. Magetan - Kab. Pacitan - Kota Pasuruan
- Kab. Ngawi- Kab.Lampung Tengah - Kota Palembang
- Kota Jakarta Utara- Kota Jakarta Barat
Mekanisme Verifikasi KKS
Persiapan Kab/Kota dalam penyelenggaraan KKS
Propinsi melakukan verifikasi kepada Kab/kota yang
menyelengarakan
Hasil seleksi Propinsi diajukan ke Pusat melalui
Gubernur yg dilengkapi dengan dokumen
Dokumen di lakukan pembedahan apakah nilai yg
diberikan Propinsi sesuai dengan dokumen yg ada
Tim verifikasi Pusat turun ke lapangan berdasarkan
hasil bedah dokumen
Lanjutan.Mekanisme Verifikasi KKS

Rapat hasil verifikasi Kab/Kota Sehat oleh


Tim Verifikasi Pusat
Usulan penetapan Kab/Kota yang akan
mendapakan Swasti Saba
Pengiriman usulan Kab/Kota yang akan
mendapat penghargaan ke Mendagri dan
Menkes
Penyerahan piala Swasti saba
Healthy Industry and office building

Healthy Independent Community

Healthy social life


Healthy Settlement area, and Public facilities

City Forest

Healthy Transportation
before after

Healthy Housing
Healthy School
HEALTHY COMMUNITIES
HEALTHY ENVIRONMENT
Jumat Bersih
HEALTHY CITY KUCHING

November 2009 DIT PL DEPKES 46


November 2009 DIT PL DEPKES 47
Healthy City Seoul

Seoul Metropolitan Government


Healthy Cities Project

Anda mungkin juga menyukai