Anda di halaman 1dari 15

STRATEGI NASIONAL

SANITASI TOTAL
BERBASIS MASYARAKAT
(STBM)

Permenkes No. 3 Tahun 2014


Tentang STBM
(menggantikan KepMenKes No. 852/2008)
I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

30,7% (kota 18,2% dan Pedesaan 40%) Masyarakat


Indonesia tanpa akses sanitasi yang layak atau 72,5 juta jiwa
hidup dengan sanitasi yang buruk (Lap.MDG 2007)

60% masyarakat yg memiliki toilet menyalurkan ke fasilitas


sanitasi yg tidak layak (ISSDP,2007)

99,2% RT memasak air untuk mendapatkan air minum dan .


(47,5%) terjadi re-kontaminasi e-coli (BHS,2005/2006)
2
A. LATAR BELAKANG

Hanya 12 % masyarakat yg CTPS setelah BAB,Sebelum


makan (14%), setelah makan (35,7%); BHS,2005/2006

RISKESDAS,2007
24,8% RT tidak menggunakan fasilitas BAB (desa:34,5,kota 9,2)

RT yg tdk punya SPAL meningkat 25,8% (2004) menjadi 32,5% (2007)

RT memiliki tempat sampah dlm rumah (26,6%) & diluar rumah (45,5%)

DEPKES (2006)
Kejadian Diare Nasional pada semua umur 423 per 1000 penduduk; 16
Propinsi mengalami KLB Diare dgn CFR 2,53
3
B. MAKSUD DAN TUJUAN

SEAGAI ACUAN
DALAM
PENYUSUNAN PERENCANAAN,
PELAKSANAAN, PEMANTAUAN
DAN
EVALUASI STBM

4
C PENGERTIAN
1. STBM Pendekatan untuk merubah perilaku higiene dan
sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan
metode pemicuan.
2. KOMUNITAS Kelompok masyarakat yang berinteraksi
secara sosial berdasarkan kesamaan kebutuhan dan nilai-
nilai untuk meraih tujuan.
3. ODF (STOP BABS) Kondisi ketika setiap individu dalam
komunitas tidak buang air besar sembarangan.
4. CTPS Perilaku cuci tangan dengan menggunakan sabun
dan air bersih yang mengalir
5. PAM-RT Proses pengolahan, penyimpanan dan
pemanfaatan air minum dan air yang digunakan untuk
produksi makanan dan keperluan oral lainnya seperti
berkumur,sikat gigi,persiapan makanan/minuman bayi. 5
C PENGERTIAN (2)

SANITASI TOTAL Kondisi ketika suatu komunitas:


1. Tidak buang air besar sembarangan (Stop BABS)
2. Mencuci tangan pakai sabun (CTPS)
3. Mengelola air minum dan makanan yang aman (PAM RT)
4. Mengelola sampah dengan benar
5. Mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman

JAMBAN SEHAT Fasilitas pembuangan tinja yang efektif


untuk memutus mata rantai penularan penyakit

SANITASI DASAR Sarana sanitasi rumah tangga yang


meliputi sarana buang air besar, sarana pengelolaan
sampah dan limbah rumah tangga yang adequate

6
ISU DAN TANTANGAN

SITUASI KESMAS (RISKESDAS,2007)


Unfinished agenda (yang tidak pernah selesai
diatasi): diare, demam berdarah (DBD), gizi
kurang, penyakit yg menyerang penduduk miskin.

Re-emerging Diseases (penyakit yang


diperkirakan turun prevalensinya, justru kini
meningkat kembali) seperti TB Paru, dan
Malaria,Frambusia,Polio

7
Sanitasi merupakan isu yang kritis di Indonesia !
• Buruknya kondisi sanitasi mengakibatkan kematian bayi, angka
kesakitan dan mal nutrisi bagi anak dan menjadi ancaman besar
potensi sumber daya manusia. Saat ini diperkirakan 100.000 anak
meninggal setiap tahunnya karena diare. “Sanitasi” tidak hanya
sarana, namun kondisi lingkungan tempat tinggal atau cara
hidup.

• Kerugian ekonomi akibat buruknya sanitasi diperkirakan sebesar


2,4% dari Produk Domistik Bruto ( studi ADB, 2002 ). Setiap rumah
tangga menderita kerugian ekonomi sebesar Rp.120.000
perbulan.

• Disisi lain, sanitasi yang baik sangat berkaitan dengan


pertumbuhan ekonomi. Modal 1000, untung 8000 - Investasi $ 1
untuk sanitasi yang lebih baik akan menghasilkan nilai
ekonomi $. 8 – 21 dinegara yang sebanding dengan Indonesia
(Studi WHO, 2005). 8
IV PENGEMBANGAN RENCANA KERJA DAN
INDIKATOR

A. Setiap pelaku pembangunan STBM


mengembangkan rencana aksi serta
pembiayaannya untuk pencapaian sanitasi total
yang disampaikan kepada pemerintah daerah
menuju Universal Akses Tahun 2019 (100. 0.
100) yaitu 100% Akses sarana air bersih, 0
perumahan kumuh, dan 100% akses sarana
sanitasi

9
B INDIKATOR
Output :
Setiap individu dan komunitas mempunyai
akses terhadap sarana sanitasi dasar
sehingga dapat mewujudkan komunitas yg
Stop BABS

Outcome:
Menurunnya kejadian diare dan penyakit
berbasis lingkungan lainnya yg berkaitan
dengan sanitasi dan perilaku.

10
KABUPATEN
1. Mempersiapkan rencana kabupaten untuk
mempromosikan strategi yang baru
2. Mengembangkan dan mengimplementasikan
kampanye informasi tingkat kabupaten mengenai
pendekatan yang baru
3. Mengkoordinasikan pendanaan untuk implementasi
strategi STBM
4. Mengembangkan rantai suplai sanitasi di tingkat
kabupaten
5. Melakukan monitoring dan evaluasipelaksanaan STBM
di kabupaten
6. Memberikan dukungan capacity building yang
diperlukan kepada semua institusi di kabupaten

11
KECAMATAN

1. Berkoordinasi dengan berbagai lapisan Badan


Pemerintah dan memberi dukungan bagi kader
pemicu STBM
2. Mengembangkan pengusaha lokal untuk
produksi dan suplai bahan serta memonitor
kualitas bahan tersebut
3. Mengevaluasi dan memonitor kerja lingkungan
tempat tinggal
4. Memelihara database status kesehatan yang
efektif dan tetap ter-update secara berkala

12
DESA
1. Membentuk tim fasilitator desa yang anggotanya
berasal dari kader-kader desa, Para Guru, dsb untuk
memfasilitasi gerakan masyarakat. Tim ini
mengembangkan rencana desa, mengawasi pekerjaan
mereka dan menghubungkan dengan perangkat desa

2. Memonitor kerja kader pemicu STBM dan memberikan


bimbingan yang diperlukan

3. Mengambil alih pengoperasian dan pemeliharaan (O &


M) yang sedang berjalan dan tanggungjawab ke atas

4. Memastikan keberadilan di semua lapisan masyarakat,


khususnya kelompok yang peka
13
RT/DUSUN/KAMPUNG
1. Mempersiapkan masyarakat untuk berpartisipasi
2. Memonitor pekerjaan di tingkat masyarakat
3. Menyelesaikan permasalahan/konflik masyarakat
4. Mendukung/memotivasi masyarakat lainnya, setelah
mencapai keberhasilan sanitai total (ODF) di
lingkungan tempat tinggalnya
5. Membangun kapasitas kelompok pada lokasi kegiatan
STBM
6. Membangun kesadaran dan meningkatkan kebutuhan
7. Memperkenalkan opsi-opsi teknologi
8. Mempunyai strategi pelaksanaan dan exit strategi
yang jelas

14
15

Anda mungkin juga menyukai