Anda di halaman 1dari 4

RUMAH TRADISIONAL ZAKIYATUR ROHMA

3215100077
JAWA TIMUR
JOGLO

FILOSOFI Umumnya dilengkapi pula dengan lampu yang


menyala pada siang serta malam yang berfungsi
Rumah Adat Jawa Timur adalah Joglo yang dasar sebagai pelita, dan ukiran yang mempunyai makna
filosofi dan arsitekturnya sama dengan rumah adat yang
sebagai pendidikan rohani, hal tersebut masih dalam
ada di Jawa Tengah Joglo. Rumah adat Joglo di Jawa pengaruh ajaran agama Hindu dan Budha.
Timur masih bisa banyak ditemui di daerah Ponorogo. Untuk rumah Joglo yang berada di pesisir pantai
Pengaruh Agama Islam yang berpadu dengan agama utara seperti Gresik, Lamongan dan Tuban unsur-unsur
Hindu Budha dan kepercayaan animisme masih di atas di tiadakan sebab pengaruh Islam mulai masuk.
mengakar kuat dan sangat berpengaruh kepada Melalui akultrasi budaya jawa yang harmoni,
arsitekturnya yang terlihat jelas dengan filsafat penyebaran Islam berbaur dengan harmonis dengan
sikretismenya. budaya serta adat kepercayaan animisme, Hindu serta
Sebutan Joglo mengacu bentuk atapnya yang Budha. Islam juga mulai menjalar ke berbagai daerah
mengambil stilasi bentuk sebuah gunung. Stilasi bentuk lain di Jawa Timur, seperti Ngawi, Magetan, Madiun,
gunung memilki tujuan untuk pengambilan filosofi yang Ponorogo, Pacitan, Tulungagung, Blitar, Kediri,
terkandung di dalamnya serta diberi nama atap Tajug, Trenggalek, serta sebagian Bojonegoro, sementara
namun untuk rumah hunian atau sebagai tempat tinggal, kota-kota di bagian barat Jawa timur mempunyai
atapnya terdiri atas 2 tajug yang disebut dengan atap kemiripan dengan rumah adat Jawa Tengah,
Joglo/Juglo/Tajug Loro. terutamanya Surakarta dan Yogyakarta yang disebut-
Dalam kehidupan orang Jawa gunung adalah sebut sebagai kota pusat peradaban Jawa.
sesuatu yang tinggi serta disakralkan dan banyak Rumah Joglo pun menyiratkan kepercayaan kejawen
dituangkan dalam berbagai simbol, khususnya sebagai masyarakat Jawa yang berdasar sinkretisme.
simbol-simbol yang yang berbau magis atau mistis. Hal Keharmonisan antara hubungan manusia dengan
ini dikarenakan adanya pengaruh kuat keyakinan kalau sesamanya (“kawulo” dan “gusti”), dan hubungan
gunung atau tempat yang tinggi merupakan tempat yang antara manusia dengan lingkungan alam sekitar
dianggap suci serta tempat tinggal para Dewa. (“microcosmos” dan “macrocosmos”), tecermin dalam
Pengaruh dari kepercayaan animisme dan Hindu tata bangunan yang menyusun rumah joglo. Baik itu
Budha masih begitu kental mempengaruhi bentuk serta pada jumlah saka guru (tiang utama), pondasi, bebatur
tata ruang rumah Joglo tersebut, misalnya Dalam rumah (tanah yang diratakan serta lebih tinggi dari tanah di
adat Joglo, pada umumnya sebelum memasuki ruang sekelilingnya), serta beragam ornamen penyusun
induk kita akan melewati pintu yang mempunyai hiasan rumah joglo.
sulur gelung atau makara. Hiasan tersebut ditujukan Arsitektur rumah adata Joglo menyiratkan pesan-pesan
sebagai tolak balak, menolak maksud-maksud jahat dari kehidupan manusia pada kebutuhan “papan”.
luar hal tersebut masih dipengaruhi oleh kepercayaan Bahwasanya rumah bukan hanya sekadar tempat
animisme. Sementara Kamar tengah adalah kamar berteduh, namun juga merupakan “perluasan” dari diri
sakral. Dalam kamar tersebut pemilik rumah biasanya manusia itu sendiri. Berbaur secara harmoni dengan
akan menyediakan tempat tidur atau katil yang alam sekitar. Rumah Joglo umumnya sama pada
dilengkapi bantal guling, cermin serta sisir dari tanduk. bentuk global serta tata ruangnya.
ZAKIYATUR ROHMA
3215100077
ORGANISASI RUANG

Ada yang unik dalam rumah adat jawa timur, yaitu


ruang tidur tengah yang merupakan ruang sakral bagi
masyarakat jawa timur. Dalam kamar ini terdapat
katil atau kasur yang dilengkapi dengan guling,
cermin, dan sisir yang dibuat dari tanduk. Kamar
tengah dalam rumah adat ini selalu di terangi oleh
lampu, baik itu malam ataupun siang hari. Hal Bagian Dalem
tersebut berfungsi sebagai pelita, dan ukiran-ukiran
dalam rumah adat jawa tidur bermaksud sebagai
pendidikan rohani.

Pada bagian kiri rumah (barat), terdapat tempat tidur


Rumah adat joglo biasanya mempunyai dua ruangan yakni : orang tua yang disebut dempil. Ruangan ini
dihubungkan langsung dengan ruang belakang
Ruang depan (pendopo) yang berfungsi untuk: (pasepen) yang biasanya digunakan sebagai tempat
• tempat menerima tamu melakukan kerajinan. Sedangkan dibagian sebelah
• balai pertemuan (sebab awalnya hanya dimiliki oleh para kanan, terdapat dapur (tempat memasak),
bangsawan dan kepala desa) pendaringan dan gudang (tempat menyimpan
• tempat mengadakan upacara-upacara adat peralatan tani). Bagan Dalem (Shentong Tengah)
Ruang belakang yang terdiri atas :
• kamar-kamar
• dapur (pawon)
Sementara ruang utama ataupun ruang induk rumah joglo dibagi
jadi tiga ruangan, yakni :
• sentong tangen (kamar kanan)
• sentong tengan (kamar tengah)
• sentong kiwo (kamar kiri)
Terdapat juga ruangan yang dinamakan pringgitan yang
merupakan tempat peralihan antara ruang luar/ njobo (ruang
publik) menuju ke ruang bagian dalam/ njero (ruang privat)

Pawon Pendhapa
ORNAMEN ZAKIYATUR ROHMA
MATERIAL 3215100077

Di sisi-sisi pintu, kolom, dan balok biasanya banyak terdapat ukiran atau hiasan selur Material yang biasa digunakan dalam pembuatan rumah joglo
gulung atau makara yang berfungsi untuk menolak maksud – maksud jahat. Terdapat juga seperti dinding, kolom, dan rangka atap sebagian besar
ornamen dibagian puncak atap, ornamen ini selain menjadi salah satu hiasan juga berbahan kayu. Jenis kayu yang dulu sering dipakai yaitu kayu
berfungsi untuk merapikan beban atap dan mempertahankan kontruksi atap.Salah satu jati. Sedangkan pada bagian lantai biasanya hanya
struktur atap yang terlihat dari dalam bangunan dapat dijadikan ornamen / hiasan pada menggunakan semen yang diratakan.
interior rumah.

BEBERAPA JENIS ATAP JOGLO


ZAKIYATUR ROHMA
STRUKTUR DAN KONTRUKSI RUMAH JOGLO 3215100077
Rumah Joglo memiliki struktur utama berupa struktur Rongrongan,
yang terdiri dari :
Umpak
Soko Guru
Konstruksi atap Joglo ditopang oleh Soko Guru (tiang utama) Sunduk
yang berjumlah 4 buah. Jumlah ini adalah merupakan simbol Sunduk Kili
adanya pengaruh kekuatan yang berasal dari empat penjuru Pengeret
mata angin, atau biasa disebut konsep Pajupat. Dalam konsep Blandar
ini, manusia dianggap berada di tengah perpotongan arah mata
angin, tempat yang dianggap mengandung getaran magis yang
amat tinggi. Tempat ini selanjutnya disebut sebagai Pancer atau
Manunggaling Kiblat Papat.

Tumpangsari merupakan pengakhiran dari struktur Rongrongan ditopang oleh Beladar dan
Pengeret. Tumpangsari merupakan susunan balok menyerupai piramida, dan bisanya dihiasi oleh
ukiran yang sangat indah dan berfungsi menopang bagian langit-langit Joglo (pamindhangan).
Tumpangsari terbagi menjadi 2 bagian yaitu Elar dan Elen, dijabarkan sebagai berikut :
A. Elar
• Berada diposisi lingkar luar konfigurasi Blandar-Pengeret ;
Istilah Guru digunakan untuk menunjukan bagian utama (inti) • Berfungsi sebagai penopang usuk dan struktur atap lainnya ;
dari sebuah konstruksi Joglo. Soko Guru menopang sebuah • Berjumlah ganjil yaitu 3 (tiga) atau 5 (lima).
konfigurasi balok yang terdiri dari Blandar dan Pengeret yang B. Elen
disebut sebagai Pamidhangan atau Midhangan. • Berada diposisi lingkar dalam konfigurasi Blandar-Pengeret;
• Berfungsi sebagai langit-langit struktur Rongrongan dan menopang papan penutup langit-
langit (Pamindhangan);
• Berjumlah ganjil yaitu 5 (lima), 7 (tujuh), atau 9 (sembilan).

Tumpangsari pada bangunan Joglo terbagi menjadi 2 grid persegi empat yang sama dan simetris,
yang dipisahkan dan ditopang tepat ditengah-tengah oleh balok Dadapeksi.
Hubungan antara Soko Guru - Sunduk -Sunduk Kili menggunakan sistim Purus. Sedangkan antara
Soko Guru - Pengeret & Blandar menggunakan sistim Cathokan.

Anda mungkin juga menyukai