Anda di halaman 1dari 6

RUMAH ADAT JOGLO JAWA TIMUR

Rumah adat joglo adalah salah satu rumah adat yang dimiliki oleh daerah Jawa Timur.
Rumah adat joglo di Jawa Timur banyak ditemukan di daerah Ponorogo. Rumah
Joglo umumnya terbuat dari kayu Jati. Sebutan Joglo mengacu pada bentuk atapnya,
mengambil stilasi bentuk sebuah gunung. Stilasi bentuk gunung bertujuan untuk pengambilan
filosofi yang terkandung di dalamnya dan diberi nama atap Tajug, tapi untuk rumah hunian
atau sebagai tempat tinggal, Dalam kehidupan orang Jawa gunung merupakan sesuatu yang
tinggi dan disakralkan dan banyak dituangkan kedalam berbagai simbol, khususnya untuk
simbol-simbol yang berkenaan dengan sesuatu yang magis atau mistis. Hal ini karena adanya
pengaruh kuat keyakinan bahwa gunung atau tempat yang tinggi adalah tempat yang
dianggap suci dan tempat tinggal para Dewa.

Aspek Non Fisik


 Adat Istiadat
Sebutan Joglo mengacu pada bentuk atapnya, mengambil stilasi bentuk sebuah
gunung. Stilasi bentuk gunung bertujuan untuk pengambilan filosofi yang terkandung
di dalamnya dan diberi nama atap Tajug, tapi untuk rumah hunian atau sebagai tempat
tinggal, atapnya terdiri dari 2 tajug yang disebut atap Joglo/Juglo / Tajug Loro. Dalam
kehidupan orang Jawa gunung merupakan sesuatu yang tinggi dan disakralkan dan
banyak dituangkan kedalam berbagai simbol, khususnya untuk simbol-simbol yang
berkenaan dengan sesuatu yang magis atau mistis. Hal ini karena adanya pengaruh
kuat keyakinan bahwa gunung atau tempat yang tinggi adalah tempat yang dianggap
suci dan tempat tinggal para Dewa.

 Budaya
Pengaruh kepercayaan animisme, Hindu dan Budha masih sangat kental
mempengaruhi bentuk dan tata ruang rumah Joglo

Dalam rumah adat Joglo, umumnya sebelum memasuki ruang induk kita akan
melewati sebuah pintu yang memiliki hiasan sulur gelung ataumakara. Hiasan ini
ditujukan untuk tolak balak, menolak maksud – maksud jahat dari luar hal ini masih
dipengaruhi oleh kepercayaan animisme.

Untuk rumah Joglo yang terletak di pesisir pantai utara seperti Tuban, Gresik
dan Lamongan unsur-unsur di atas di tiadakan karena pengaruh Islam masuk. Melalui
akultrasi budaya jawa yang harmoni, penyebaran Islam berbaur harmonis dengan
budaya dan adat istiadat kepercayaan animisme, Hindu dan Budha. Islam pun mulai
menjalar ke berbagai daerah di Jawa Timur, seperti di Madiun, Ngawi, Magetan,
Ponorogo, Pacitan, Kediri, Tulungagung, Blitar, Trenggalek, dan sebagian
Bojonegoro, sedangkan kota-kota di bagian barat Jawa timur memiliki
kemiripan rumah adat Jawa Tengah, terutama Surakarta dan Yogyakarta yang disebut
sebagai kota pusat peradaban Jawa.

Rumah Joglo juga menyiratkan kepercayaan kejawen masyarakat Jawa yang


berdasarkan sinkretisme. Keharmonisan hubungan antara manusia dan sesamanya
(“kawulo” dan “gusti”), serta hubungan antara manusia dengan lingkungan alam di
sekitarnya (“microcosmos” dan “macrocosmos”), tecermin pada tata bangunan yang
menyusun rumah joglo. Baik itu pada pondasi, jumlah saka guru (tiang utama),
bebatur (tanah yang diratakan dan lebih tinggi dari tanah disekelilingnya), dan
beragam ornamen penyusun rumah joglo.
Aspek Fisik
 Pola Ruangan
Dalam Hunian Rumah adat Joglo Jawa Timur memiliki 3 pembagian pola ruangan
yaitu :
1. Pendopo
2. Pringgitan (penerima tamu)
3. Kamar Tengah (sentong tengan)
4. Kamar Kiri (sentong kiwo)
5. Kamar Kanan (sentong tangen)
6. Gandhok
Pendopo adalah sebuah ruang yang letaknya paling depan dan strukturnya terbuka.
Ruang Pendopo ini digunakan masyarakat Jawa untuk menerima tamu yang datang.
Selain untuk menjamu tamu, Pendopo biasanya juga digunakan untuk tempat
melangsungkan upacara adat dan acara-acara seperti hajatan.

Pringgitan adalah ruang yang letaknya di tengah, fungsi dari ruangan ini adalah
untuk menerima tamu yang memiliki hubungan sangat dekat dengan sang pemilik
rumah. Lain halnya dengan Pendopo, ruangan ini sedikit ‘private’ dan tidak semua
tamu bisa masuk dalam ruangan ini.

Njeromah yaiut Omah Ndalem adalah bagian ruangan yang bersifat lebih private
lagi. Seperti halnya ruang keluarga, di mana semua anggota keluarga akan berkumpul
di tempat ini sekedar untuk bersantai atau bercengkerama.

1. Sethong Tengah/Kamar tengah merupakan kamar sakral. Dalam kamar ini


pemiliki rumah biasanya menyediakan tempat tisur atau katil yang dilengkapi
dengan bantal guling, cermin dan sisir dari tanduk. Umumnya juga dilengkapi
dengan lampu yang menyala siang dan malam yang berfungsi sebagai pelita,
serta ukiran yang memiliki makna sebagai pendidikan rohani, hal ini masih
dalam pengaruh ajaran Hindu dan Budha.
2. Sethong Kiwo & Tengen terdapat sebuah tempat tidur khusus orang tua yang
biasa disebut dempil. Untuk ruangan ini biasanya dihubungkan langsung dengan
ruang belakang (pasepen) yang biasanya digunakan untuk tempat melakukan
sebuah kerajinan.
3. Gandhok berperan sebagai ruangan perlindungan, tempat kepala keluarga
mencari ketenangan batin, dan biasanya juga digunakan sebagai tempat ibadah.
Juga sebagai dapur (tempat memasak), pendaringan dan gudang (tempat
menyimpan peralatan tani).
 Struktur Rangka

Anda mungkin juga menyukai