Anda di halaman 1dari 18

- 03061181320016 M.

RIFKI MAULANA
- 03061181320018 DEPRIANSYAH
- 03061181320022 AINUR RAHMAH SIREGAR
- 03061181320023 TRI SAKTIAWAN
- 03061181320025 IMAM MEIZI
Delapan keluarga yang
menempati rumah adat, itulah arti
dari “siwaluh jabu”. Rumah adat
siwaluh jabu ini biasanya memiliki
16 kolom. Delapan diantaranya
menahan beban atap, dan delapan-
nya lagi menahan beban struktur
lantai. Kolom tersebut terbuat dari
kayu yang sudah tua, dan nama
kayu-nya adalah kayu “ndrasi”.
Kayu ini berdiameter 40 cm dan
kayu ini di ambil dari hutan
setempat.

Rumah Tradisional Karo


memiliki bentuk atap yang
merupakan paduan trapesium, tutup
atap berbentuk segitiga yang disebut
hunhe-luntbe. Bagian dinding juga Bambu dijadikan untuk
berbentuk trapesium yang ditopang tangga, ture, rusuk dan lain-lain
oleh dapur-dapur yang terletak di sedangkan rotan digunakan untuk
atas tiang. pengikatnya.

Dindingnya miring ke arah Pondasi Rumah Tradisional


luar mempunyai dua muka yang Batak Karo terbuat dari batu alam
menghadap ke arah timur dan barat yang disebut palas yang dibentuk
dan kadang-kadang empat arah dan diatasnya diberi ijuk,
serta pada kedua ujung atap dibawahnya ditanam belo cawir dan
terdapat patung kepala kerbau. besi mersik (sejenis besi yang keras
Sistem sambungan dengan cara rapuk). Kemudian tiang tempat
diikat dengan rotan atau tali ijuk rumah berdiri disebut binangun,
tidak menggunakan paku. Begitu pada umumnya berbentuk bulat,
juga dalam hal bahan-bahan bulat segi delapan. Sesudah itu
struktur terbuat pada umumnya pemayang yang terbuat dari kayu.
kayu meranti. Atap dan tali Bagian ini menghubungkan kedua
pengikatnya terbuat dari ijuk. tiang pada ondasi masing-masing
(dimasukkan melalui tiang yang
sudah dipahat dan dipasang pasak).
Kemudian menyusul tangga,
letak tangga ini tidak langsung ke
pintu. Tangga. Ini terbuat dari
bambu yang sudah tua ataupun dari
batang kayu yang disebut kempawa.
Demikian juga dengan ture
diperbuat dari bambu besar
berukuran ± 15 cm, yang sudah tua
dan kering. Pemasangannya dengan
memakai pasak kayu keras atau
pengguh (kulitt pokok enau).
Kemudian awit-awit yang terbuat
dari pangguh (kulit enau tua yang
kering) dipotong-potong sampai
berukuran ±6 x 12 cm. Awit-awit
diikat dengan bahan pengikat rotan
sedangkan pengikat dari dinding
sebagai lantai diletakkan diatas
atau derpih ini dibagian tas yaitu
penyangga tiang. Bagian bawah
hiasan ijuk dengan bermotif cecak
yang paling akhir adalah Geligar.
disebut berasapan ni taneh. Kayu
Geligar ini terbuat dari bahan
yang melintang dan bentuknya agak
bambu besar yang tua dan kering di
besar disebut tekang.
belah 6-8 cm sampai berukuran 6 x
12 cm, berada diatas awit-awit Dapur-dapur terbuat dari
dengan rotan dibelah dua. kayu berupa papan tebal dan lebar
dihubungkan dengan pasak, Dapur-
Rumah Tradisional Karo
dapur yang melintang dibuat pasak
antara tangga dan pintu dipisah oleh
menusuk dapur-dapur yang
serambi (ture). Ture terbuat dari
memanjang. Diletakkan pada melen-
bambu sama dengan pintu. Susunan
melen (kayu alas dapur-dapur)
bambu pada ture ini selalu
terletak diatas pemayang tiang yang
disesuaikan dengan letak rumah.
memanjang. Kemudian Derpik
Pintu dengan ture terdapat (dinding) yang terbuat dari kayu dan
dua buah yaitu sebelah barat bena disebut kayu ndap-dap tua,
kayu dan sebelah timur ujung kayu. diletakkan miring diatas dapur-
Tempat memasak disebut dapur. Di dapur. Untuk menghubungkan pada
atas dapur ada para. Para dapur-dapur dan junjungan derpik
digunakan untuk menyimpan dibuat jalur lubang sebagai pengapit
kebutuhan sehari-hari. Dinding derpik. Kemudian derpik diikat
rumah disebut derpih, biasanya dengan retret (tali ijuk) dan dari
dibuat dari kayu. Tumpuan derpih dalam diapit pangguli. Junjungan
sebelah bawah disebut melmelen, derpik (pengapit ujung alas derpik)
terbuat dari bahan kayu yang dibuat dengan buang para ditengah-tengah
alur tempat dinding. Suhi/coping bangunan, arah memanjang terletak
(sudut dinding) terbuat dari bahan diatas tekang. Tekang merupakan
kayu yang tua berupa lemabaran balok pemikul yang terbuat dari
papan yang berukuran ±4x30 cm. kayu berdiameter 45 cm. Terletak
Dibuat untuk sudut dinding, terletak diatas tiang-tiang arih melintang
disudut dapur-dapur dan memikul bangunan dengan cara dipasak dari
junjungan derpik. tiang. Kemudian Gulung-gulung
yaitu kayu tumpuan atap diatas
Kembing tiasa dibuat dari tiang. Terbuat dari kayu yang
papan tebal. Gunanya untuk diameternya 20cm, terletak diatas
bantalan lantai di tengah-tengah tekang yang diikat tali ijuk.
bangunan arah memanjang dari
kayu yang kuat berukuran ±7x40 Perongkil (rusuk sebelah
cm. Dua ke kiri dan dua ke kanan cucuran) terbuat dari pangguh yang
diletakkan diatas awit-awit. berukuran ±3x4 cm disusun dengan
Kemudian bagian yang penting juga jarak 40 cm diapit ke kayu ikat
lantai rumah yang dibuat dari papan perongkil sebelah cucuran atap
ttebal berdiameter 20 cm. Diganjal dengan cara pasak dan diletakkan
diatas awit-awit. diatas gulung-gulung. Kemudian
rusuk yang memikul atap ijuk,
Bahan yang dijadikan untuk terbuat dari bambu yang
atap ialah ijuk-ijuk yang agak lebar diameternya ±10 cm dengan
(besar), sedangkan bagian ijuk yang ditumpukkan ke gulung jarak ±40
kecil-kecil (halus) dijadikan kelempu cm. Diikat dengan tali ijuk yang
(atap bagian bawah). Atap rumah dipikul oleh pemayang tunjuk langit.
yang terbuat dari ijuk ini disusun
sedemikian rupa. Tebal ijuk itu kira- Rangkap atap ijuk dibuat dari
kira 5cm. bambu yang dibelah 1x3 cm diikat
dengan rotan berjarak 4 cm ke rusuk
Paranegeng (tutup tiang) tempat atap ijuk dikaitkan secara
dibuat arah memanjang sesuai mengapit. Sedangkan atap ijuk
dengan bangunan. Diletakkan di disusun secara berlapis-lapis hingga
atas tiang. Terbuat dari bahan kayu tebal rata-rata ±20 cm, diapit
berukuran ±10x30 cm. Kemudian kerangka atap ijuk dengan bambu
buang para, yaitu tempat belah.
menggantung para yang terbuat dari
kayu terletak diatas tahang arah Tunjuk langit adalah tiang
memanjang bangunan. pemikul bubungan atap yang terbuat
dari kayu berukuran ±7x15 cm.
Kite kucing (balok tumpuan tunjuk Untuk sambungan antara tunjuk
langit) terbuat dari kayu yang langit dan gordeng atap menempa
berukura 20x30 cm. Letaknya sama diikat dengan tali ijuk. Sedangkan
gordeng dimasukkan untuk memikul - Jabu ujung kayu, dinamai Jabu
atap yang terbuat dari kayu sejenis Sungkun Berita, didiami oleh anak
meranti, yang diameternya ±0 cm Beru Toa, yang bertugas
memecahkan
diikat kepala pemayang tunjuk
setiap masalah yang timbul.
langit. Kemudia lambe-lambe (ayo
rumah) adalah bagian muka atap - Jabu sedapur ujung kayu yaitu
yang terbuat dari papan dan tepas ruangan sedapur dengan jabu ujung
yang dianyam sedemikian rupa, kayu, dinamai Jabu Silengguri. Jabu
sehingga merupakan hiasan yang ini didiami oleh anak beru dari jabu
didudukkan dengan cara pasak ke Sungkun Berita.
gordeng memanjang sesuai dengan
- Jabu lepan bena kayu, yakni
bangunan. ruangan yang terletak
berseberangan dengan jabu bena
kayu, dinamai jabu simengaloken
didiami oleh Biak Senina.

- Jabu sedapur lepan bena kayu


yaitu ruangan yang sedapur dengan
jabu lepan bena kayu, didiami oleh
Senina Sepemeren atau Separiban.

- Jabu lepan ujung kayu, didiami


oleh Kalimbuh yaitu pihak pemberi
gadis, ruangan ini disebut Jabu
Silayari.

- Jabu sedapur lepan ujung kayu


yaitu ruangan yang sedapur dengan
jabu lepan ujung kayu. Ruangan ini
didiami oleh Jabu Simalungun
minum, didiami oleh Puang
Kalimbuh yaitu Kalimbuh dari jabu
silayari. Kedudukan Kalimbuh ini
cukup dihormati didalam adat.
Urutan ruangan dalam
rumah Siwaluh jabu adalah
sebagai berikut :

-Jabu bena kayu yaitu ruangan di


depan sebelah kiri, didiami oleh
pihak marga tanah dan pendiri
kampung.
Ia merupakan pengulu atau
pemimpin rumah tersebut.
- Tula Mulo, mendirikan
- Ngepekan dapur-dapur
Binangun (tiang) yang sudah
(menaikkan memasang dapur-
dipahat
dapur), setelah selesai baru
- Ngampeiken Tekang
memberi Hembing untuk
(menaikkan tekang di atas
bantalan lantai, dan
tiang)
dianjurkan memasang lantai
- Membuat rusuk pemikul atap
(mapani)
teruo, membuat rangka atap
- Memasang dinding (derpik),
ijuk
dilanjutkan dengan ngeretret
- Membuat dan memasang
(mengikat dinding
Kelembu (ikatan-ikatan
- Menaikkan lambe-lambe (ayo)
gulungan ijuk yang agak
rumah
tebal) untuk mengisi bagian
- Membuat beranda depan
cucuran atap
(ture) yang terbuat dari
- Pasang atap atau Narup
bambu-bambu bulat dan
(memberi atap ijuk di atas
Redan (tangga)
rangka).
- Terakhir, membuat dan

menggantungkan Para diatas

dapur-dapur pada buang para.


‘Soeroto, myrtha.2003, dari arsitektur
tradisional menuju arsitektur indonesia.
Ghalia Indonesia: Jakarta

http://dwanisme.blogspot.com/2011/12/indo
nesia-traditional-house-ii-rumah.html

http://nevesarch1.blogspot.com/2012_06_01
_archive.html

http://sembiring-
jo.blogspot.com/2013/10/rumah-adat-
siwaluh-jabu-makna-dan.html

http://kawargalang.blogspot.com/2012/08/ru
mah-siwaluh-jabu-bagian-1.html

sumai.org.karo.asia.com

Anda mungkin juga menyukai