Anda di halaman 1dari 9

Yuk, kenali rumah Bolon yang merupakan rumah adat Batak berikut ini, bisa untuk

inspirasi rumah modern bergaya tradisiona, lho!

Rumah Bolon merupakan rumah adat Batak, salah satu suku terbesar di
Indonesia? Rumah adat ini memiliki keunikan yang jarang diketahui oleh orang
banyak.

Rumah Bolon dikenal juga dengan sebutan rumah Gorga. Anda mungkin
penasaran mengapa rumah ini memiliki beberapa sebutan. Untuk mempermudah
pemahaman Anda mengenai rumah Bolon, artikel ini akan membahas lebih lanjut
tentang:

Caption: Ciri utama rumah adat Batak adalah atap bangunannya terbuat dari ijuk.
(Foto: kebudayaan.kemdikbud.go.id)

Ciri utama rumah adat Batak adalah atap bangunannya terbuat dari ijuk. (Foto:
kebudayaan.kemdikbud.go.id)

Setiap rumah adat memiliki kekhasan yang mencirikan budaya daerah termasuk
rumah Bolon atau rumah adat Batak.
Berikut ini beberapa ciri khas yang dapat Anda temukan pada
rumah Bolon.

Desain rumah

Rumah Bolon terdiri atas dua bangunan utama. Yang pertama disebut dengan
ruma (bangunan tempat tinggal) dan yang kedua adalah sopo (lumbung padi).
Rumah Bolon memiliki bentuk persegi empat dengan model bangunan seperti
panggung dan jarak antara bangunan dengan tanah adalah 1,75 meter.
Bangunannya cukup tinggi, sehingga diperlukan tangga agar penghuni rumah dan
tamu dapat memasukinya dengan mudah. Lokasi tangga biasanya berada di
bagian tengah rumah.

Pondasi

Rumah adat Batak menggunakan fondasi tipe cincin, yaitu tipe yang menjadikan
batu sebagai tumpuan kolom kayu yang ada di atasnya. Batu yang digunakan di
bagian dasarnya disebut dengan batu ojahan. Nantinya, di atas batu ojahan
dengan struktur fleksibel diletakan tiang dengan diameter 42 cm – 50 cm. Desain
ini membantu rumah agar tahan terhadap gempa. Selain itu, terdapat 18 tiang
rumah yang memiliki filosofi kebersamaan dan kekuatan.

Atap

Atap rumah adat Batak terbuat dari ijuk atau daun rumbia, bahan alami yang
mudah ditemukan di Sumatera. Bagian atap memiliki desain seperti pelana kuda
atau punggung kerbau. Desain atap seperti ini akan membantu dalam menghalau
terpaan angin kencang. Atap rumah juga memiliki bentuk yang lancip pada bagian
depan dan belakangnya. Bagian depan atap sengaja dibuat lebih panjang daripada
bagian belakangnya. Masyarakat suku Batak berharap desain atap ini dapat
mendoakan pemilik rumah supaya selalu mendapatkan kesuksesan. Atap rumah
juga dianggap sebagai bagian yang suci, sehingga kerap dijadikan tempat
penyimpanan barang berharga.
Ukiran

Rumah bolon dihiasi berbagai ukiran yang bermakna dan ukiran khas yang disebut
dengan Gorga, seperti yang dilansir dari Traverse. Ukiran ini dapat Anda
ditemukan pada bagian luar dan dalam rumah. Berikut ini penjelasan mengenai
Gorga.

Gorga berbentuk cicak: Cicak menggambarkan bahwa suku Batak dapat hidup dan
beradaptasi di manapun mereka berada. Walaupun suku Batak jauh dari tanah
asalnya, mereka diharapkan tetap menjalin persaudaraan dengan sesama
sukunya.

Gorga berbentuk kerbau: Ukiran kerbau merupakan tanda terima kasih terhadap
hewan tersebut. Kerbau dipercaya telah membantu kehidupan manusia.

Gorga berbentuk ular: Hewan ular masih berhubungan dengan kepercayaan suku
Batak. Rumah yang dimasuki ular dipercaya dapat mendatangkan keberkahan.

Dinding

Dinding rumah adat Batak dibuat dengan hati-hati karena memiliki posisi yang
miring untuk mempermudah angin dari luar untuk masuk ke dalam ruangan. Tali
pengikat dinding disebut dengan ret-ret dan terbuat dari ijuk dan rotan. Ret-ret
nantinya akan diikat dengan pola yang menyerupai dua kepala cicak yang bertolak
belakang. Cicak memiliki makna sebagai penjaga rumah dan kepalanya yang
bertolak belakang berarti setiap penghuni rumah memiliki peran yang sama serta
saling menghormati.
Bagian rumah

Bagian rumah adat ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian bawah, bagian tengah,
dan bagian atas. Tombara merupakan bagian bawah yang digunakan sebagai
tempat menyimpan hewan, seperti ayam, kuda, hingga kerbau. Tonga adalah
bagian tengah atau badan rumah, yang digunakan sebagai tempat penghuni
rumah beraktivitas sehari-hari. Bagian atas atau atap rumah disebut dengan
ginjang. Masyarakat suku Batak percaya bahwa bagian bawah rumah
mencerminkan kematian, bagian tengah adalah dunia manusia, dan bagian atas
(atap) merupakan dunia dewa.

Filosofi yang Terkandung dari Rumah Adat Batak


Caption: Makna gotong royong dalam kehidupan hingga kematian dapat
ditemukan di rumah Bolon. (Foto: kebudayaan.kemdikbud.go,id)

Terdapat berbagai makna kehidupan pada rumah adat Batak. Contohnya, tiang
penyangga yang kokoh sebagai fondasi memilki filosofi gotong royong dan
kekuatan. Bagian atap menjadi doa agar pemilik rumah selalu diberi kesuksesan.
Sementara itu, beragam ukiran mengenai kehidupan dan doa dianggap baik untuk
pemilik rumah.

Tiap lantai bangunan rumah juga memiliki arti kehidupan. Bagian bawah
mengingatkan manusia akan kematian. Bagian tengah menggambarkan
kehidupan manusia sehari-hari dan bagian atas mengenai dunia para dewa. Pola
ret-ret pada dinding memberitahukan manusia akan hidup yang saling
membutuhkan. Manusia diingatkan agar selalu memahami perannya di dunia dan
saling menghormati.
Salah satu filosofi rumah adat Batak dari sisi atapnya yang melengkung
melambangkan potensi masa depan yang lebih baik.

Fakta Menarik Tentang Rumah Adat Batak Toba


Setiap suku adat memiliki rumah adat khas sendiri, tidak terkecuali adat
batak toba. Rumah tidak sekedar bangunan untuk tempat kita tinggal dan
berlindung. Begitu dengan rumah adat yang dibangun dengan makna tertentu di
setiap sudutnya.
Batak toba merupakan salah satu suku asli Indonesia yang berasal dari Sumatera
Utara. Suku batak salah satu suku terbesar di Nusantara, budaya nya pun
mengakar kuat dan memiliki banyak pesona yang membedakannya dengan
budaya lainnya.

Rumah adat batak cukup terkenal hingga penjuru Nusantara. Rumah Bolon
atau yang dikenal juga dengan sebutan rumah Gorga merupakan rumah adat
Batak. Rumah adat Batak ini memiliki keunikan yang jarang diketahui oleh orang
banyak.

Rumah adat tradisional tentu memiliki fakta yang mungkin tidak diketahui
orang banyak. Fakta ini dipercayai oleh masyarakat, termasuk rumah adat suku
batak.

1. Tempat tinggal raja


Pada masa nya rumah Bolon dipercayai menjadi tempat tinggal para Raja Batak.
Konon katanya, ada 14 raja yang pernah menempati rumah Bolon yaitu, Raja Pang
Ultop Ultop, Raja Ranjinman, Raja Nanggaraja, Raja Batiran, Raja Bakkaraja, Raja
Baringin, Raja Bona Batu, Raja Raja Ulan, Raja Atian, Raja Horma Bulan, Raja
Raondop, Raja Rahalim, Raja Karel Tanjung dan Raja Monang menjadi raja
terakhir yang menempati rumah Bolon.

2. Bukan rumah biasa


Pada dasarnya rumah Bolon memang rumah biasa yang digunakan sebagai
tempat tinggal. Namun selain itu rumah Bolon memiliki fungsi lain. Di kawasan
Tapanuli, rumah Bolon ini sebagai pertanda status sosial pemiliknya.

3. Ada beberapa jenis


Rumah adat suku batak ini tidak hanya satu namun, memiliki beberapa jenis.
Adapun jenis dari rumah Bolon yaitu, rumah Bolon Toba, rumah Bolon
Simalungun, rumah Bolon Karo, rumah Bolon Mandailing, rumah Bolon Pakpak,
hingga rumah Bolon Angkola. Setiap jenis rumah Bolon tentu memiliki ciri khas
sesuai suku.

4. Memiliki sebutan sesuai hiasan


Ciri khas setiap jenis rumah Bolon berbeda, dan memiliki arti. Rumah dengan
berbagai hiasan dan ukiran memiliki sebutan rumah Gorga Sarimunggu.
Sementara itu, rumah yang tidak memiliki hiasan disebut dengan Jabu Ereng atau
Jabu Batang Siang.

5. Terbuat dari bahan dasar kayu


Rumah adat yang satu ini terbuat dari kayu, tidak sama dengan rumah masa kini
yang pada dasarnya dibangun dengan semen dan beton. Rumah Bolon dibangun
dengan bahan dasar kayu yang berkualitas, sehingga rumah Bolon dapat berdiri
dengan kokoh.

6. Ditempati lebih dari satu keluarga


Rumah Bolon ini memiliki ukuran yang cukup besar, itu sebabnya rumah ini dapat
ditempati oleh banyak orang. Dahulu, satu rumah adat ini ditempati oleh dua
hingga enam keluarga.

7. Rumah adat batak ini ada juga di Jerman


Diketahui bahwa rumah adat ini juga ada di negara Jerman yang telah dibangun
sejak tahun 1978. Di Jerman, rumah ini mendapat sebutan Batakhaus. Selain
dibangun oleh warga setempat, Batakhaus menjadi simbol keakraban antara
Indonesia dan Jerman.

Anda mungkin juga menyukai