Anda di halaman 1dari 3

FASAD RUMAH BOLON

Pada umumnya, di bagian depan rumah adat orang Batak Toba kita bisa melihat bermacam ukiran
dengan motif dan nama yang berbeda-beda. Ukiran-ukiran itu disebut dengan Gorga. Gorga terdiri
dari tiga warna yaitu putih, merah dan hitam. putih melambangkan surga dan kesucian, merah
melambangkan dunia (tempat manusia hidup) dan hitam melambangkan kematian atau dunia orang
mati.
Ada banyak sekali gorga pada Rumah Bolon, namun saya akan coba menjelaskan arti salah satunya
yang merupakan favorit saya. Namanya adalah Gorga Boras Pati dan Adop Adop.
Gorga Boras Pati dan Adop Adop dilambangkan dengan 2 cecak dan 4 buah payudara.

Gambar 1
Ruma Gorga
Arti Dari 2 Cecak Dan 4 Payudara Tersebut Seperti kita tahu, cecak bisa merayap di langit-langit,
dinding dan juga lantai. Cecak juga bisa ditemukan di rumah mewah, rumah gubuk, hotel dan tempat-
tempat misterius lainnya. Hal itu mau menunjukkan kalau orang Batak harus bisa hidup seperti cecak.
Orang Batak harus bisa hidup dimanapun dan dalam kondisi seperti apapun. Orang Batak memang
terkenal sebagai perantau sejati.
4 payudara melambangkan kesuburan, bukan artinya perempuan dulu memiliki 4 payudara. Pria Batak
jaman dulu umumnya akan memilih wanita dengan payudara besar sebagai istrinya karena
menurutnya wanita dengan kriteria tersebut bisa memberikan keturunan sebanyak-banyaknya. Bagi
orang Batak, harta bukan dinilai dari seberapa banyak mobil yang ia punya, bukan dinilai dari
Gambar 2
seberapa luas tanah yang mereka miliki, tapi dilihat dari berapa banyak anak yang mereka punya
Ruma Gorga (banyak anak banyak rezeki).
Keunikan desain ruma bolon adalah hiasan pada kusen pintu masuknya berupa ukiran telur dan
panah. Tali-tali pengikat dinding miring (tali ret-ret) terbuat dari ijuk atau rotan yang membentuk
pola seperti cicak berkepala 2 saling bertolak belakang. Cicak itu dikiaskan sebagai penjaga
rumah dan 2 kepala saling bertolak belakang melambangkan penghuni rumah mempunyai
peranan yang sama dan saling menghormati.
Pada konsep tradisional, nyatanya memang rumah-rumah tradisional di Nusantara tidak hanya
memiliki dimensi fungsional sebagai tempat hunian tetapi juga sekaligus melalui unsur-unsur
bentuk tertentu. Posisi ruma bolon juga menunjukan tentang kepercayaan suku ini yaitu banua
ginjang (dunia atas), banua tonga (dunia tengah/bumi), dan banua toru (dunia bawah atau dunia
makhluk halus).
Penataan perkampungan suku Batak Toba mengikuti pola berbanjar dua saling berhadapan
berporos ke arah utara selatan dan membentuk perkampungan yang disebut lumban atau huta.
Gambar 3
Perkampungan tersebut memiliki 2 pintu gerbang (bahal) di sisi utara dan selatannya. Sekeliling
Jabu Ereng lingkungan dipagari tembok setinggi 2 meter berbahan tanah liat dan batu. Selain itu, di setiap
sudutnya dibuat menara pengawas karena dahulu mereka masih sering berperang. Tidak
berlebihan apabila bentuk asli perkampungan suku Batak dulunya menyerupai benteng.
Sebutan untuk rumah Batak disesuaikan dengan hiasannya. Rumah adat dengan beragam hiasan
yang indah yang rumit dinamakan disebut ruma gorgasarimunggu atau jabu. Sementara rumah
adat yang tidak memiliki ukiran dinamakan jabu ereng atau jabu batara siang.
makna gorga dengan bentuk
kerbau adalah sebagai ucapan
terima kasih atas kerja keras Bentuk gorga ular pada rumah terkait
kerbau yang telah membantu dengan kepercayaan masyarakat zaman
manusia dalam mengerjakan dulu. Menurut mereka, rumah yang
ladang pertanian. dimasuki oleh ular menandakan bahwa
penghuninya akan mendapatkan berkah
yang berlimpah.

Rumah bolon memiliki keindahan yang


khas, yaitu terletak pada atap rumah yang
bentuknya lancip di bagian depan dan
belakang. Bagian depan atap rumah ini
memang sengaja dibuat lebih panjang dari
pada bagian belakangnya. Masyarakat
Batak percaya bahwa dengan bentuk atap
seperti itu dapat turut mendoakan
keturunan dari pemilik rumah tersebut
nantinya bisa lebih sukses dari saat ini.

Anda mungkin juga menyukai