Anda di halaman 1dari 14

SEMIOTIKA ARSITEKTUR

NamaFebby Aprilian
Nim : 1670121005
Rumah Adat Suku Batak
Rumah Bolon
Rumah
Bolon
Rumah Balai Batak Toba alias Rumah Bolon adalah rumah adat dari Suku
Batak Toba yang berada di daerah Sumatera Utara. Bagi masyarakat
Batak, rumah ini tampak seperti seekor kerbau yang sedang berdiri.
Rumah ini berbentuk seperti rumah panggung yang disangga oleh
beberapa tiang penyangga. Tiang penyangga rumah biasanya terbuat
dari kayu. Rumah Balai Batak Toba mempunyai bahan dasar dari kayu.
Tri Tunggal
Banua
Menurut kepercayaan masyarakat Batak, rumah ini terbagi ke dalam tiga
bagian yang mencerminkan dunia atau dimensi yang berbeda-beda.

Bagian pertama yaitu atap rumah yang diyakini


mencerminkan dunia para dewa.

Bagian kedua yaitu lantai rumah yang diyakini


mencerminkan dunia manusia.

Bagian ketiga adalah bagian bawah rumah atau


kolong rumah yang mencerminkan dunia
kematian
Atap Rumah
Bolon
Atap Rumah Bolon/Balai mengambil ide dasar
dari punggung kerbau, bentuknya yang
melengkung menambah nilai ke-
aerodinamisannya dalam melawan angin
danau yang kencang. Atap terbuat dari ijuk,
yaitu bahan yang mudah didapat didaerah
setempat. Suku batak menganggap atap
sebagai sesuatu yang suci, sehingga
digunakan untuk menyimpan pusaka mereka.
Atap Rumah
Bolon
Bubungan atap terbuat dari
Atap bagian depan
kayu yang dipasang secara
lebih tinggi
melengkung
Atap bagian belakang
lebih rendah
Makna Simbol
Ornamen
1. Jengger

Hiasan ukiran bentuk menyerupai makhluk raksasa, ditempatkan pada haling godang.
Jengger merupakan multi bentuk yaitu gabungan dari berbagai bentuk binatang gaib
seperti halnya dengan makara dalam pantheon Hindu, berfugsi sebagai penolak segala
macam kejahatan, agar penghuni rumah aman dan tentram.
2. Mata Niari

Hiasan ukiran bentuk seperti binatang delapan, bagi suku Batak Toba disebut
Mata Niari (matahari) sebagai simbol sumber kekuatan hidup dan bagi penentu
jalan kehidupan didunia, sehingga sering disebut Purba manusia.
3. Ulu Paung

Hiasan ukiran bentuk mahkluk raksasa setengah manusia dan setengah binatang.
Hiasan ini diletakkan pada puncak atap bagian depan. Motif ini menyaratkan
raut muka yang berwibawa, tanduk kerbau menggambarkan kekuatan
sedangkan jambul – jambul diatas kepala sebagai tanda hagabeion (banyak
keturunan). Ulu paung melambangkan suatu kekuatan untuk melindungi seisi
rumah dari gangguan setan – setan yang masuk melalui pintu rumah.
4. Simeol-Meol

Hiasan ukiran berupa garis – garis melengkung seperti salur daun. Meol – meol berarti
melenggak – lenggok dengan aneka ragam irama gerakan garis. Ornamen ini mengandung
arti secara simbolis, melainkan hanya menggambarkan kegembiraan dan penambah
keindahan suatu bangunan (rumah adat) sehingga penempatannya bebas.
5. Boras Pati

Hiasan berupa ukiran seekor cicak/kadal, badannya bergaris – garis (loreng) dan ekornya bercabang.
Boraspati disebut juga Bujonggir, suku Batak Toba menganggap bahwa Bujonggir adalah binatang yang
bertuah sebab dapat memberikan tanda – tanda kejadian yang akan datang melalui gerak – geriknya ataupun
dengan suara. Karena dianggap sebagai pelindung bagi manusia, maka Bujonggir dirumah namanya menjadi
Boraspati Ni Tano (Dewa kesuburan tanah), ornamen ini melambangkan suatu kekuatan bagi perlindungan
manusia dari marabahaya, memberikan berkah serta harta kekayaan kepada manusia.
6. Susu

Hiasan ukiran bentuk bulatan susu wanita, diletakkan secara berjejer masing - masing
empat buah disebelah kanan dan kiri pada dinding bagian depanSusu dianggap
sebagai lambang kesuburan dan kekayaan dan sering disebut sebagai lambang keibuan
(inanta parsonduk) yang berarti pengasih dan penyayang.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai