Anda di halaman 1dari 36

PENGENALAN RUMAH ADAT DI

SUMATRA UTARA
Bentuk Rumah Adat di Berbagai Daerah
TIUR ARTAULI, S.Pd
A.F.SIPAYUNG, S.Pd
Pendahuluan
Setiap daerah memiliki kekayaan budaya yang unik, dan salah
satu cara untuk mengenalinya adalah melalui rumah-rumah
tradisional yang ada di sana.
Rumah adalah tempat di mana kita tinggal, bertumbuh,
dan mengenal lingkungan sekitar kita. Menariknya,
rumah-rumah di berbagai belahan dunia memiliki bentuk
yang beragam. Desain rumah dapat dipengaruhi oleh
iklim, bahan bangunan yang tersedia, tradisi budaya, dan
faktor-faktor lainnya.
Keberagaman
Rumah Adat Tradisional
Mengenal jenis rumah adat di berbagai daerah

Mengidentifikasi ciri khas dari rumah adat di


berbagai daerah
Dalam pengertian yang luas, rumah bukan hanya sebuah bangunan
(struktural), melainkan juga tempat kediaman yang memenuhi syarat-syarat
kehidupan yang layak, dipandang dari berbagai segi kehidupan masyarakat.
Rumah dapat dimengerti sebagai tempat perlindungan, untuk menikmati
kehidupan, beristirahat dan bersuka ria bersama keluarga.

Di dalam rumah, penghuni memperoleh kesan pertama dari kehidupannya di


dalam dunia ini. Rumah harus menjamin kepentingan keluarga, yaitu untuk
tumbuh, memberi kemungkinan untuk hidup bergaul dengan tetangganya,
dan lebih dari itu, rumah harus memberi ketenangan, kesenangan,
kebahagiaan, dan kenyamanan pada segala peristiwa hidupnya.
Pemahaman mengenai rumah adat
Setiap daerah di Indonesia
Rumah adat adalah bangunan yang
memiliki kebudayaan Dalam konteks
memiliki ciri khas khusus,
masing-masing, kebudayaan kultural, perbedaan
digunakan untuk tempat hunian
tersebut adalah sebagai oleh suatu suku daerah tertentu. adat istiadat, suku
identitas suatu suku maupun Rumah adat merupakan salah satu dan agama juga dapat
daerah. Rumah yang memiliki representasi kebudayaan yang berpengaruh pada
kebudayaan disebut rumah paling tinggi dalam sebuah tipe bangunan rumah
adat. komunitas suku/masyarakat. yang mereka tinggali.
Rumah adat merupakan sebuah bangunan yang dibangun
dengan cara yang sama dari satu generasi ke genarasi
lain, serta memiliki ciri khas khusus.

Tapi sekarang bila kamu ingin melihat rumah adat perlu


datang ke wilayah pedesaan.

Di area perkotaan sekarang ini sudah sangat jarang ada


bangunan rumah yang menggunakan desain seperti
rumah adat zaman dulu.
Mengenal
Rumah Adat Tradisional
Rumah Adat Batak Toba
Rumah Adat Batak Simalungun
Rumah Adat Batak Karo
Rumah Adat Mandailing
Rumah Adat Minang
Rumah Adat Jawa
Rumah Adat China
Rumah Adat Nias
Rumah Adat BATAK TOBA
Rumah Bolon

Suku Batak mempunyai rumah adat yang disebut sebagai rumah


Gorga atau rumah Bolon. Rumah bolon pada awalnya adalah
istana yang pada saat itu ditempati para raja, dari mulai raja
pertama hingga pada raja terakhir Sumatera Utara. Raja
pertama yang membangun rumah bolon adalah Tuan Rahalim.

Suku Batak sendiri memiliki beberapa keunikan mulai dari


bahasa, alat musik tradisional, hingga rumah adatnya.
Rumah Bolon Rumah bolon mempunyai desain yang terdiri dari
dua bangunan utama. Yakni pada bangunan yang
pertama disebut dengan rumah (bangunan tempat
tinggal) dan yang kedua dinamakan sopo (lumbung
padi).
Rumah balon mempunyai bentuk persegi empat
dengan model bangunan seperti panggung. Rumah
ini dibentuk dengan tinggi hingga 1,75 meter dari
permukaan tangga.

Rumah bolon merupakan bangunan yang cukup


tinggi, sehingga diperlukan tangga. Hal tersebut
bertujuan agar para penghuni rumah dan juga tamu
dapat masuk kedalam rumah dengan mudah. Tangga
tersebut biasanya akan diletakkan pada bagian
tengah rumah.
Pondasi Rumah adat Bolon Rumah adat Batak ini menggunakan
pondasi dengan tipe cincin, yakni tipe
yang menjadikan batu sebagai tumpuan
kolom batu yang ada di atasnya. Batu
tersebut digunakan pada bagian
dasarnya, batu yang digunakan adalah
batu ojahan.
Dimana nantinya, di atas batu ojahan
dengan struktur yang fleksibel akan
diletakkan tiang dengan diameter
. mencapai 42 cm hingga 50 cm.

Desain tersebut dapat membantu rumah


agar bisa tahan terhadap gempa, bukan
hanya itu terdapat juga 18 tiang rumah
yang mempunyai filosofi kebersamaan dan
juga kekuatan.
Atap Rumah Adat Bolon
Rumah adat Batak mempunyai atap yang
terbuat dari bahan material ijuk dan
daun rumbia, bahan alami tersebut
sangat mudah ditemukan pada wilayah
Sumatera.
Bagian atap rumah adat Batak
mempunyai desain seperti pelana kuda
atau punggung kerbau. Desain tersebut
dibuat dengan tujuan membantu dalam
menghalau terpaan angin kencang.
Atap rumah adat Batak juga mempunyai
Masyarakat suku Batak percaya bahwa atap tersebut bentuk yang lancip pada bagian depan
dapat mendoakan pemilik rumah supaya selalu dan juga pada bagian belakangnya.
mendapatkan kesuksesan. Mereka juga menganggap Bagian depan atap sengaja dibuat
bahwa atap rumah merupakan suatu bagian yang suci, dengan bentuk yang lebih panjang
sehingga kerap dijadikan tempat penyimpanan barang-
daripada bagian belakangnya.
barang berharga
Ukiran Rumah Adat Bolon Pada rumah adat Batak juga dihiasi oleh beragam
ukuran yang mempunyai makna. Ukiran tersebut
disebut sebagai GORGA. Ukiran ini dapat ditemukan
pada bagian luar dan juga bagian dalam rumah. Berikut
ini merupakan beberapa gorga yang ada pada rumah
adat bolon.
1. Gorga berbentuk cicak. Hewan cicak merupakan hewan
yang menggambarkan bahwa suku Batak dapat hidup
dan juga beradaptasi dimanapun mereka berada.
Meskipun suku Batak jauh dari tanah asalnya, mereka
tetap menjalin persaudaraan dengan sesama sukunya.
2. Gorga berbentuk kerbau. Ukiran berbentuk hewan
kerbau ini merupakan bentuk tanda terima kasih
terhadap hewan tersebut. Dimana kerbau dipercaya
telah membantu kehidupan dari manusia.
3. Gorga berbentuk ular. Hewan ular merupakan hewan
yang masih berhubungan dengan kepercayaan suku
Batak. Dimana jika rumah dimasuki oleh ular, maka
dapat dipercaya dapat mendatangkan keberkahan.
struktur bangunan rumah bolon
RUMAH ADAT SIMALUNGUN
Rumah adat ini diberi nama Rumah Bolon.
Meskipun memiliki nama yang sama dengan rumah
adat BATAK TOBA namun, Rumah adat ini memiliki
perbedaan dengan yang unik.

Ciri khas dari rumah adat ini ada pada bangunannya yang berbentuk limas dengan tipe rumah
panggung, dengan berbagai ornamen gambar dan bentuk goresan warna.

Bagian kolongnya dibuat setinggi dua meter dengan tujuan tempat penyimpanan bahan pangan
dan hewan ternak
Istilah "bolon", sendiri berarti "besar", jadi "Rumah Bolon" diartikan sebagai "Rumah Besar". Bentuk
dan tradisi Rumah Besar, umum menjadi ciri khas ras suku simalungun pada umumnya.
Rumah Bolon, seperti artinya Rumah Besar, memang berukuran sangat besar apabila dibandingkan
dengan rumah-rumah modern masa sekarang. Bentuk yang besar, merupakan sebuah Istana bagi
sang pemimpin masyarakat Simalungun di masa lalu, sekaligus menjadi simbol status sosial
masyarakat Simalungun.
Pada area kaki rumah adat Simalungun
terdapat kayu-kayu penyangga yang
diukir dan diberi banyak warna.
Sementara pada bagian pintunya
sengaja dibuat pendek, agar tamunya
menghormati pemilik rumah karena
akan membungkuk ketika masuk
Rumah Bolon Adat Simalungun memiliki bentuk rumah. Rumah adat Simalungun
persegi empat, mempunyai model awalnya dibangun oleh Raja
seperti Rumah Panggung, tinggi dari tanah sekitar Simalungun pada tahun 1939.
1,75 meter.Bentuk Rumah Adat
Bolon Simalungun dengan rumah adat yang lainnya
pada hakekatnya serupa, namun
terdapat beberapa perbedaan.
Adapun bagian-bagian bangunan Rumah Adat Bolon Simalungun adalah Sebagai
berikut:
PALAS
Palas adalah pondasi daripada rumah yang akan dibangun.Bahan
pondasi pada jaman dahulu terbuat dari batu gunung, kayu
keras, pakis besar(batang tanggiang). Bentuk dari

 Halang Galang rumah yang terbuat dari kayu bulat kuat dan keras dibentuk sisinya.Jumlah sisi galang kayu tidak
sama disesuaikan dengan besar kayu pada umumnya. Sisinya dibentuk dengan bilangan genap. Pembuatan sisi
kayu balok dengan menggunakan alat yang dianamakan Baliung. Galang pertama atau galang paling bawah
bangunan dipasng diatas palas atau pondasi batu atau kayu, kemudian galang kedua ditempatkan diatas galang
pertama. Pada saat menempatkan galang ini diperhatikan pangkal dari kayu harus menghadap ketimur dan
ujungnya menghadap kebarat
Hulissir atau tiang Rumah adat Bolon Simalungun terbuat dari batang
kayu yang kuat dan
keras. Tiang ini dibentuk bersisi supaya lebih rapi dan pada pangkal atau
ujung dibuat pasi
atau biasa disebut pen untuk mengikat galang dan pondasi pada tiang.

Tayub atau atap Rumah Adat Bolon Simalungun terbuat dari rumbia
disusun dengan
teknik tradisional agar terlihat rapi. Sebelum pemasangan rumbia
dilakukan ijuk
dipilah-pilah terlebih dahulu melalui aturan teknik yaitu belahan ijuk
sebelah kanan
harus dipasang sebelah kanan, jika belahan ijuk sebelah kiri harus dipasang
sebelah
kiri.
Andar atau tangga Rumah Adat Bolon Simalungun terbuat dari kayu yang
jamandahulu dikatakan andar rassang untuk raja.Tangga ini berada tepat di pintu
rumahkarena orang yang masuk ke dalam Rumah Adat Bolon Simalungun harus
melalui tangga
Rumah Bolon ini terdapat dua pintu yang letaknya bagian depan dan bagian belakang. Akan tetapi tangga
naiknya berada di bagian depan dengan melalui tangga kayu yang dibuat ganda, masing-masing dengan 9
anak tangga. Di tangga tersebut terdapat pegangan yag terbuat dari rotan disebut Hotangbulo. Sedangkan
pintu masuk yang lain ada di belakang (menghadap ke barat) tidak terdapat tangga-tangga. Di tiang kiri
kanan pintu masuk depan bagian bawah terdapat hiasan Bohi-bohi yaitu patung berbetuk kepala manusia
yang digambar menakutkan.

Surambih atau serambi Rumah Adat Bolon Simalungun ada


dua bagian yang
dipisahkan oleh tangga masuk kedalam Rumah Adat Bolon
Simalungun. Serambi ini
berfungsi sebagai tempat istirahat raja disaat lagi bersantai
Kepala Kerbau(Pinar UluniHorbou)
Kepala kerbau merupakan simbol yang dikenal sejak jaman dahulu.
Kepala kerbau
merupakan simbol keberanian dan kebenaran serta dianggap
mempunyai suatu
kekuatan tertentu. Pada jaman dahulu bahannya terbuat dari ijuk dan
tanduk asli
kerbau. Tanduk kerbau ini berada pada ujung atap depan Rumah Adat
Bolon
Simalungun.

Ukiran cicak(Pinar boraspati)


Menggambarkan cicak yang biasanya hidup dalam lingkungan
rumah. Ornamen ini
melambangkan kerukunan, keharmonisan, serta
melambangkan penangkal roh jahat
RUMAH ADAT KARO

3 SIWALUH JABU.
SIWALUH JABU.
Rumah adat Karo merupakan rumah adat yang
didirikan dalam bentuk yang simetris pada
bagian kedua porosnya. Hal tersebut
menyebabkan pintu masuk yang berada pada
kedua sisi rumah ini akan kelihatan hampir
sama.

Sehingga sangat sulit dibedakan mana yang


menjadi pintu utama. Pintu rumah adat ini
mempunyai ukuran yang cukup kecil dan juga
pendek, serta dibuat dengan daun pintu yang
ganda.
Siwaluh Jabu sendiri berasal dari bahasa Karo, yakni berasal dari kata “Waluh” yang mempunyai arti “angka” dan
“Jabu” yang mempunyai arti “rumah”.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Siwaluh Jabu adalah rumah yang didalamnya terdapat 8
ruangan dan ditempati oleh 8 keluarga.
Tanduk kerbau pada bagian atas. Pemasangan tersebut
harus dilakukan di malam hari dan kemudian akan diikat
dengan menggunakan tali ijuk.
Hal ini berkaitan erat dengan kepercayaan dari warga
setempat yang telah meyakini bahwa tanduk bisa menolak
bala. Sehingga jika ada orang yang berniat buruk akan di
tangkal oleh tanduk kerbau tersebut dan tidak bisa masuk
ke area rumah.
rumah adat Karo terkenal karena keunikan
teknik bangunan dan nilai sosial budayanya.
Rumah adat ini memiliki kontruksi yang tidak
memerlukan penyambungan.
Semua komponen bangunan seperti tiang,
balok, kolam, pemikul lantai, konsol, dan
lain-lain tetap utuh seperti aslinya tanpa
adanya penyurutan atau pengolahan.
Pertemuan antar komponen dilakukan dengan tembusan atau diikat menyilang
dengan ijuk untuk menjauhkan rayapan ular.
Bagian kaki rumah, bertopang pada satu landasan batu kali yang ditanam dengan
.
kedalaman setengah meter, dialasi dengan beberapa lembar sirih dan benda
sejenis besi
4 Rumah Adat Mandailing
Etnis Mandailing merupakan salah satu etnis yang
mendiami Sumatera Utara, tepatnya di Tapanuli
bagian Selatan. Etnis ini mempunyai rumah adat
yang disebut Bagas Godang (rumah besar), Bagas
Godang biasanya ada balai sidang yang disebut
dengan Sopo Godang.
"Bagas Godang (Rumah Raja) senantiasa dibangun berpasangan
dengan sebuah balai sidang adat yang terletak di hadapan atau
di samping Rumah Raja. Balai sidang adat tersebut dinamakan
Sopo Sio Rancang Magodang atau Sopo Godang,"
Bagas Godang tersebut merupakan tempat tinggal raja-raja
Mandailing. Jumlah tiang di bangunan tersebut biasanya
berjumlah ganjil, hal itu senada dengan jumlah anak tangga
Nah di Mandailing bagian rumah atau nama
rumah adat Mandailing di bedakan juga
berdasarkan fungsinya, setiap rumah
mempunyai fungsi khusus yang memang
di peruntukkan sebagai tempat baik untuk
acara tertentu maupun tempat
penyimpanan.
1. Rumah inti
Rumah inti adalah rumah yang digunakan oleh raja sebagai
tempat tinggal bersama keluarganya. Rumah ini merupakan
bagian yang paling privasi yang dimiliki oleh keluarga raja.
Tidak semua orang dapat masuk kedalam rumah inti ini,
Hanya orang-orang tertentu dengan status sosial dan
kepentingan yang dianggap pentinglah yang bisa masuk
kedalam rumah ini.
2. Alaman Bolak
Bagian rumah berikutnya adalah Alaman
Bolak. Alaman Bolak adalah halaman yang
memilik banyak fungsi sebagai tempat
dilakukannya prosesi adat.
3. Sopo Godang
Sopo Godang adalah tempat untuk memusyawarahkan peraturan
adat dan tempat bermusyawarah melakukan sidang adat. Selain itu
tempat ini juga dijadikan untuk pertunjukan kesenian, tempat
belajar adat dan kerajinan, tempat menjalin keakraban para tokoh
terhormat dan para kerabat, bahkan juga tempat pengelana untuk
bermalam. Sopo godang dirancang berkolong dan tidak berdinding
agar penduduk dapat mengikuti berbagai kegiatan di dalamnya.
4. Sopo Jago
Sopo jago adalah tempat naposo bulung
duduk-duduk sambil menjaga keamanan
desa. tempat ini dijadikan sebagai pusat
pengendalian keamanan desa.
5. Sopo Eme

Sopo Eme atau hopuk adalah tempat


menyimpan padi setelah dipanen,
lambang kemakmuran bagi
masyarakat sekitar.
5 Rumah Adat Minang Suku Minang atau Minangkabau
merupakan suku mayoritas yang ada di
Provinsi Sumatra Barat. Suku Minang
punya rumah adat khas yaitu Rumah
Gadang.
Terdapat beragam jenis rumah adat Suku
Minang. Bahkan, setiap jenis Rumah
Gadang ini memiliki perbedaan masing-
masing yang dapat terlihat dari ciri
bangunannya.
Dilihat secara umum, bangunan Rumah Gadang memang unik dan identik dengan atap melengkung serta runcing di
ujungnya.
Atap melengkung seperti tanduk kerbau pada Rumah Gadang yang disebut gonjong itu tak sekadar sebagai kelengkapan
atau elemen fisik bangunan. Menurut filosofi masyarakat Minangkabau, gonjong rumah Gadang mengisyaratkan nilai-nilai
keTuhanan.
Berikut fakta-fakta unik Rumah Gadang yang dirangkum berbagai sumber.
Memiliki atap seperti tanduk kerbau yang bermakna
kemenangan. Konon, masyarakat Minangkabau
terdahulu pernah menang lomba adu kerbau di Pulau
Jawa.
Bentuk atap Rumah Gadang melengkung dan bangunannya
seperti perahu agak tinggi. Ini berfungsi supaya terhindar
dari ancaman hewan-hewan liar yang biasa masuk ke rumah.
Bangunan Rumah Gadang dirancang anti-gempa serta tahan
guncangan. Sebab kawasan Minangkabau ini di dataran tinggi
yang rawan gempa.

Keunikan lainnya yaitu tidak memakai paku, melainkan hanya mengandalkan pasak
kayu. Karena paku hanya akan merusak dinding Rumah Gadang.
Jendela rumah adat suku Minang ini sengaja dibuat miring dan tidak lurus, supaya
memudahkan sinar matahari masuk ke rumah dan pertukaran udara pun maksimal.
6 Rumah Adat Jawa
Rumah adat khas Jawa disebut dengan rumah Joglo.
Rumah bagi orang Jawa tidak sekedar tempat tinggal saja,
melainkan juga satuan simbolik bagi pemiliknya. Dengan begitu,
kedudukan rumah menjadi cerminan kepribadian dan kehidupan
penghuninya. Menganalisis rumah tradisional Jawa sama dengan
membahas manusia Jawa dan kebudayaannya secara utuh.
Adapun struktur bangunan rumah Jawa merupakan susunan
ruang, yang mencerminkan satu bangunan khas seperti
pendhapa, pringgitan, dalem, dapur, gandhok, dan gadri. Relasi
antarsusunan ini merupakan struktur yang proses
perwujudannya sangat dipengaruhi mitologi dan kosmologi
Jawa. Ini berarti bahwa rumah tradisional Jawa bukan sekedar
tempat untuk berteduh (fungsi praktis), melainkan juga
dimaknai sebagai bentuk perwujudan dari cita-cita dan
pandangan hidupnya atau fungsi simbolis.
Keunikan Rumah Adat Joglo Keunikan Rumah Joglo Rumah Joglo memiliki keunikan dan khas yang tidak ditemukan di rumah adat lain:

Arsitektur serta atap bangunan Rumah Joglo jika dilihat


dari atapnya, memiliki keunikan. Sebab, terdapat 4 tiang
pada bagian tengah rumah yang berukuran lebih tinggi
yang berfungsi untuk menopang atap. Keempat tiang ini
disebut dengan soko guru. Filosofi dari keempat tiang
adalah gambaran kekuatan dari empat penjuru mata
angin.
Bahan yang digunakan untuk membuat atap rumah
joglo biasanya terbuat dari genting tanah. Akan tetapi,
sebelum memakai genting, atap rumah joglo dibuat dari
alang-alang, sehingga rumah adat Jawa ini terasa
dingin dan sejuk.
Tata letak dari pintu ini melambangkan sebuah kupu-kupu yang sedang
berkembang dan juga berjuang pada sebuah keluarga besar. Selain itu, filosofi ;

dari pintu rumah yang ada di tengah adalah kedekatan serta keterbukaan
antara penghuni rumah dengan tamu.
7 Rumah Adat China
rumah China juga dipengaruhi oleh filosofi yang terkandung dalam
kebudayaannya.

Adapun nilai filosofi China yang terkandung di dalamnya adalah feng shui.

Feng shui memengaruhi rancang bangunan adat China dengan mengikuti


arah mata angin, berdasarkan sifatnya seperti menghadap ke arah selatan
dan timur.

Arah utara (air) yang difungsikan sebagai letak ruangan untuk kamar
mandi.

Lalu, arah timur (kayu) sebagai lambang matahari terbit yang memiliki
fungsi ruang bekerja dan belajar.

Perlu dipahami, untuk arah selatan (api) sebagai dapur dan arah barat
(logam) difungsikan sebagai lambang matahari terbenam yang menjadi
kamar tidur dan ruang beristirahat.

Selain filosofi, desain bangunan di China pun memiliki hirarki tersendiri,


seperti bangunan di sebuah kompleks yang menghadap langsung ke depan
dan berada di tengah akan dianggap bangunan yang paling sakral.
Berikut ini adalah keunikan dan nilai budaya dari rumah tradisional China :

Rumah tradisional China yang sudah dikenal oleh seluruh penjuru


dunia adalah Siheyuan. Dalam bahasa mandarin, Siheyuan berarti
segi empat. Rumah tradisional Siheyuan berada di satu halaman
luas yang terdiri dari 4 rumah di 4 sisinya. Empat rumah ini
terdiri dari rumah utama yang biasanya menghadap ke selatan,
rumah di seberang rumah utama, rumah sayap timur dan rumah
sayap barat.

Rumah Siheyuan ini biasanya ditinggali oleh beberapa kepala keluarga.


Umumnya rumah utama akan ditinggali oleh kepala keluarga yaitu orang tua.
Kemudian anak pertama akan tinggal di rumah sayap timur, anak kedua tinggal
di rumah sayap barat dan rumah di seberang rumah utama menjadi tempat
tinggal pelayan.
8 Rumah Adat Nias
Masyarakat Nias sendiri mempunyai 2 rumah adat
yang terkenal, yaitu Rumah Adat Omo Hada dan Omo
Sebua. Kedua rumah adat ini sangat unik karena
dibuat di atas tiang kayu yang tinggi dan besar.
Rumah Adat Nias Omo Sebua adalah rumah adat yang
dibangun khusus untuk kepala desa atau kepala negeri.
Secara struktural, Rumah Adat Omo Sebua memiliki ukuran
yang lebih besar dan mempunyai struktur kayu yang jauh
lebih kokoh. Bangunannya juga mempunyai atap yang
tinggi dan tidak dibuat dari rumbia.
Rumah Adat Nias Omo Hada dibangun khusus untuk rakyat atau penduduk biasa. Bangunan ini mempunyai bentuk persegi,
terdapat tiang-tiang yang terbuat dari kayu dan lengkap dengan atap yang terbuat dari rumbia. Untuk membedakan status
sosialnya, biasanya pada bagian depan dari Rumah Omo Hada terdapat tugu batu. Semakin tinggi tugu batu tersebut maka
status sosial dari pemilik rumah tersebut artinya lebih tinggi.
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai