Anda di halaman 1dari 14

Rumah

Adat
Bolon
PERANCANGAN
ARSITEKTUR 3
[TRADISIONAL MODERN]
Gambaran umum dan analisis penjabaran terhadap filosofi, makna,
ruang, dan tatanan dalam bangunan Rumah Adat Bolon

Muthia Ramadina Salim


NIM 03061181722016 Dosen Pengampu :
Chairul Murod MT
Hendi Warlika Sedo Putra ST, M.Sc
Daftar Isi

Isi
Deskripsi Umum _____________________________________________________________ 1
Filosofi _____________________________________________________________________ 3
Struktur Ruang ______________________________________________________________ 8
Struktur Bangunan ___________________________________________________________ 9
Perspektif _________________________________________________________________ 12
Kesimpulan_________________________________________________________________
Hal. 01 Ruma Bolon

“Arsitektur
tradisonal di Deskripsi Umum
setiap daerah
Latar Belakang
adalah bukti
Keindahan yang dimiliki arsitektur nusantara menarik perhatian bangsa atau negara
keramahan dan
lain untuk melihat dan mempelajari lebih dalam tentang Arsitektur Nusantara sejak masa
kearifan
penjajahan. Arsitektur tradisonal di setiap daerah adalah bukti keramahan dan kearifan
masyarakat
masyarakat tradisional akan respon terhadap kondisi lingkungannya, ketersediaan akan bahan
tradisional akan
material yang ada, menyesuaikan dengan iklim setempat, dan jenis vegetasi yang memiliki arti
respon terhadap
atau filosofi bagi masing masing daerah. Konsep hunian Indonesia pun berbeda dengan
kondisi
bagian barat. . Bagi masyarakat tradisional, rumah tidak lagi sekedar tempat untuk tinggal,
lingkungannya,
beristirahat maupun untuk berteduh. Ada makna atau konsep dunia secara kecil
ketersediaan
(mikrokosmos) dengan dunia tempat dimana bumi ini di pijak (makrokosmos) yang bisa
akan bahan
dirasakan dalam Rumah Tradisional. Dilihat lebih mendalam lagi, ada faktor-faktor yang
material yang
dimiliki oleh Arsitektur Nusantara yang memiliki kearifan lokal yaitu, arsitektur nusantara
ada, berada di atas bumi, tanpa merusak dan selaras dengan lingkungan nya. Akan tetapi, dengan
menyesuaikan perkembangan arsitektur di Indonesia zaman modern ini lebih mengadopsi budaya barat yang
dengan iklim cenderung tidak memiliki kondisi alam, dan lingkungan yang sama. Unsur-unsur lokalitas yang
setempat, dan ada dianggap kuno dan tidak lagi menarik.
jenis vegetasi
yang memiliki arti Hal ini yang melatarbelakangi pengadopsian gaya arsitektur tradisional ke arah yang

atau filosofi bagi lebih modern tanpa menghilangkan ciri khas nya dalam tugas yang akan diberikan nanti.

masing masing
daerah”
Ruma Bolon
Suku Batak terdiri dari enam kelompok Puak yang sebagian besar menempati
daerah Sumatera Utara, terdiri dari Batak Karo, Simalungun, Pak-Pak, Toba, Angkola dan
Mandailing. Suku Batak Toba adalah masyarakat Batak Toba yang bertempat tinggal sebagai
penduduk asli disekitar Danau Toba di Tapanuli Utara. Pola perkampungan pada umumnya
berkelompok. Kelompok bangunan pada suatu kampung umumnya dua baris, yaitu barisan
Utara dan Selatan. Barisan Utara terdiri dari lumbung tempat menyimpan padi dan barisan atas
terdiri dari rumah adat, dipisahkan oleh ruangan terbuka untuk semua kegiatan sehari-hari.
Hal. 02 Ruma Bolon

Rumah Adat Batak Toba yaitu Rumah Bolon (Rumah Gorga atau Jabu Si Baganding
Tua). Biasanya Rumah terdiri atas Rumah dan juga sopo (lumbung padi) yang berada di depan
rumah. Rumah dan sopo dipisahkan oleh pelataran luas yang berfungsi sebagai ruang bersama
warga huta.Rumah adat dengan banyak hiasan (gorga), disebut Rumah Gorga Sarimunggu atau
Jabu Batara Guru. Sedangkan rumah adat yang tidak berukir, disebut Jabu Ereng atau Jabu
Batara Siang. Rumah berukuran besar, disebut Rumah Bolon. dan rumah yang berukuran kecil,
disebut Jabu Parbale-balean.
Hal. 03 Ruma Bolon

Filosofi
Orang-orang Batak jaman dahulu merupakan arsitektur handal. Dalam membangun
rumah, mereka memperhatikan tidak hanya segi estetika tetapi juga makna, nilai-nilai kehidupan
serta kekuatan bangunan. Salah satu hal yang membuat Ruma Bolon istimewa adalah rumah
ini dibangun dengan tanpa menggunakan paku sama sekali dan penuh dengan ukiran-ukiran
yang memiliki makna.

Bentuk Ruma Bolon juga dibuat menyerupai bentuk kerbau dan terbagi atas 3 bagian.
Punggung kerbau adalah atapnya yang melengkung, badan kerbau adalah bagian tengah rumah
dan kaki kerbau merupakan tiang-tiang penyangga rumah. Percaya atau tidak, Rumah Bolon
selalu dibangun menghadap ke arah gunung. Orang dulu percaya kalau berkat akan selalu
tercurah dari tempat yang lebih tinggi.

Bagian Atas (ATAP)

Atap Rumah Bolon kalau dilihat sekilas maka


bentuknya terlihat seperti perahu. Beberapa orang
mempercayai kalau hal tersebut karena orang Batak itu
asalnya dari Cina Selatan dan mereka dahulu lama
melaut. Apalagi pada bagian depan atap terdapat
kepala kerbau yang merupakan lambang kesejahteraan
bagi penghuni rumah. Kepala kerbau yang hanya
tersisa tulang belulang ini sengaja digantung begitu saja
di atap depan rumah sebagai salah satu ornamen yang
mempercantik tampilan.

Terdapat 2 runcing di bagian atap Rumah Bolon,


runcing depan dan runcing belakang. Runcing depan melambangkan anak dan runcing belakang
melambangkan orang tua.Runcing depan memang selalu lebih tinggi 1 jengkal dibandingkan
runcing belakang. Hal itu dibuat bukan tanpa alasan, tetapi juga dengan harapan. Orang Batak
Hal. 04 Ruma Bolon

berharap agar kelak ketika dewasa nanti anaknya bisa lebih sukses dan lebih tinggi derajatnya
dibandingkan orang tuanya.

Atap rumah Bolon dulu terbuat dari ijuk (kini


sudah diganti dengan menggunakan seng) dan bagian
atap ini juga dikenal dengan istilah Benua Atas atau
tempat para dewa.

Atas: Rumah Bolon yang masih menggunakan Ijuk


sebagai atap
Bawah: Rumah Bolon kekinian dengan atap berbahan
seng.

Bagian Tengah

Bagian tengah rumah (Benua


Tengah) merupakan pusat
aktivitas. Di bagian tengah rumah
berbahan dasar kayu inilah orang
Batak akan tidur, berkumpul,
makan dan melakukan beberapa
aktivitas lainnya. Untuk masuk ke
dalam rumah, harus melalui
tangga dari bagian bawah yang
jumlah anak tangganya selalu
Hal. 05 Ruma Bolon

ganjil (3,5,7) dan masuk melalui pintu yang kecil dan agak pendek.

Pintu kecil bukan menunjukkan kalau orang Batak itu tubuhnya kecil-kecil atau pendek.
Tujuan dibuat pendek agar setiap orang yang mau masuk harus menundukkan kepala sebagai
wujud penghormatan kepada mereka yang berada di dalam.

Mungkin akan ada pertanyaan, “Lalu bagaimana memasukkan barang yang besar ke
dalam Rumah Bolon atau bagaimana caranya mengeluarkan peti dari dalam rumah saat ada
pesta kematian di dalam rumah?”

Semua barang yang ada di dalam Rumah Bolon kebanyakan barang tradisional yang
dirakit dan di pasang di bagian dalam. Saat ingin mengeluarkan peti mati dari dalam rumah pada
upacara kematian, maka dinding bagian tengah depan akan dijebol. Itulah penjelasan yang di
dapat dari keturunan Siallagan ke 17.

Isi dalam rumah yang tidak ber sekat

Rumah Bolon tidak memiliki sekat-sekat antara ruang satu dengan ruang yang lain, jadi semua
aktivitas bisa terlihat.
Hal. 06 Ruma Bolon

Bagian Bawah (Kolong)

Ciri khas rumah adat Batak, baik itu rumah adat Karo atau Toba yaitu bertipe rumah panggung
atau rumah yang memiliki kolong. Bagian kolong ini biasa digunakan untuk menyimpan ternak
seperti hewan babi, kerbau atau juga kambing.

Makna Ukiran
Pada umumnya, di bagian depan rumah adat orang Batak Toba kita bisa melihat
bermacam ukiran dengan motif dan nama yang berbeda-beda. Ukiran-ukiran itu disebut dengan
Gorga. Gorga terdiri dari tiga warna yaitu putih, merah dan hitam. putih melambangkan surga
dan kesucian, merah melambangkan dunia (tempat manusia hidup) dan hitam melambangkan
kematian atau dunia orang mati.

Ada banyak sekali gorga pada Rumah Bolon, namun terdapat ukiran yang sangat terkenal di
Ruma Bolon. Namanya adalah Gorga Boras Pati dan Adop Adop.

Gorga Boras Pati dan Adop Adop dilambangkan dengan 2 cecak dan 4 buah payudara. Apa
sih arti cecak? Kenapa harus cecak?
Hal. 07 Ruma Bolon

Inilah contoh Gorga, ukiran yang terdapat pada Rumah Bolon

Seperti kita tahu, cecak bisa merayap di langit-langit, dinding dan juga lantai. Cecak juga bisa
ditemukan di rumah mewah, rumah gubuk, hotel dan tempat-tempat misterius lainnya. Hal itu
mau menunjukkan kalau orang Batak harus bisa hidup seperti cecak. Orang Batak harus bisa
hidup dimanapun dan dalam kondisi seperti apapun. Orang Batak memang terkenal sebagai
perantau sejati.

4 payudara melambangkan kesuburan, bukan artinya perempuan dulu memiliki 4 payudara. Pria
Batak jaman dulu umumnya akan memilih wanita dengan payudara besar sebagai istrinya
karena menurutnya wanita dengan kriteria tersebut bisa memberikan keturunan sebanyak-
banyaknya. Bagi orang Batak, harta bukan dinilai dari seberapa banyak mobil yang ia punya,
bukan dinilai dari seberapa luas tanah yang mereka miliki, tapi dilihat dari berapa banyak anak
yang mereka punya (banyak anak banyak rezeki).

Pada Gorga Boras Pati dan Adop Adop, Cecak akan selalu mengarah kepada payudara. Apa
itu artinya? Kemana pun orang Batak pergi merantau, ia harus selalu ingat kepada kampung
halamannya terutama pada ibunya. Jangan pernah ia lupa pulang karena kesuksesan yang
didapat bukan murni 100% dari usaha kita tetapi ada doa dan restu ibu yang membungkusnya.
Hal. 08 Ruma Bolon

Struktur Ruang

Ruangan Ruma Batak itu biasanya di bagi atas 4 wilayah yaitu:

1. Jabu Bona ialah daerah sudut kanan di sebelah belakang dari pintu masuk rumah, daerah ini
biasa di temapti oleh keluarga tuan rumah.

2. Jabu Soding ialah daerah sudut kiri di belakang pintu rumah. Bahagian ini di tempati oleh
anak anak yang belum akil balik (gadis)

3. Jabu Suhat, ialah daerah sudut kiri dibahagian depan dekat pintu masuk. Daerah ini di tempati
oleh anak tertua yang sudah berkeluarga, karena zaman dahulu belum ada rumah yang di
ongkos (kontrak) makanya anak tertua yang belum memiliki rumah menempati jabu SUHAT.

4. Jabu Tampar Piring, ialah daerah sudut kanan di bahagian depan dekat dengan pintu masuk.
Daerah ini biasa disiapkan untuk para tamu, juga daerah ini sering di sebut jabu tampar piring
atau jabu soding jolo-jolo.
Hal. 09 Ruma Bolon

Struktur Bangunan
Sistem Penyaluran Gaya

Walaupun tarup
memiliki luas permukaan yang
lebih besar melebihi ukuran
ruma dan bara, namun tarup
memiliki berat yang paling
ringan. Beban dari tarup
dialirkan ke ruma kemudian
berat keduanya di alirkan ke
bara didukung dengan bentuk
ruma yang seperti trapesium
terbalik. Sehingga beban mati
dapat diterima dengan baik oleh
bara sebagai alas yang
menerima beban reaksi
langsung dari tanah, dan
mendukung terjadinya
Penyaluran beban mati keseimbangan pada struktur
ruma bolon simanindo.

Selanjutnya beban angin dan beban gempa. Lokasi dari ruma bolon ini berada sangat
dekat dengan danau toba, sehingga tekanan angin dari danau kearah darat diterima cukup
kuat oleh bangunan ini. Begitu juga dengan gaya gempa. Pulau sumatera yang rawan
terhadap gempa bumi, menjadi suatu hall yang harus dipikirkan, agar bangunan dapat tetap
bertahan.

Type caption here.


`
To replace the
picture with your Gambar 3.3 Penyaluran beban angin dan beban gempa
own, select it and
`
then press Delete.
You will see a
placeholder that
you can click to
select your image.
Hal. 10 Ruma Bolon

Gambar diatas menunjukkan, bagaimana gaya yang berasal dari angin dan getaran
pada tanah diterima oleh ruma bolon. Gaya angin dominan diterima oleh bagian struktur tarup
dikarenakan luas permukaan dari bangunan ini, hampir semua ternaungi oleh tarup. Begitu
juga dengan gaya gempa yang diterima oleh bagian struktur bara, Karena letaknya yang
berhubungan langsung dengan tanah, maka menerima langsung getaran yg ada

Elastisitas Sambungan
Ada 3 sistem sambungan yang ada di Ruma Bolon

1. Ikat 2. Takikan 3. Purus

Di bagian Tarup Bagian Bara Bagian Ruma

Dari ketiga sistem sambungan yang digunakan ini, memperlihatkan semua elemen
struktur yang ada saling mengunci dan mengikat satu sama lain. Hal itu mengapa ruma bolon
simanindo ini merupakan ruma bolon yang dipindahkan dari kampung yg ada di lereng bukit.
Perpindahannya bukan dengan memindahkan satu bangunan, namun melepas per elemen
bangunan dari sambungannya. Dengan sistem struktur dari ruma bolon sistem bongkar pasang
atau biasa disebut dengan knockdown, konstruksinya yang tidak kaku, memberikan keelastisan
sehingga ketika ada getaran ataupun beban angin, struktur bangunan dapat bergerak karna
sistemnya yang elastis.

Sistem Reduksi Gaya


Hal. 11 Ruma Bolon

Axonometri konstruksi atap ruma


Bolon

Ketika beban angin datang pada bagian kiri dan kanan, elemen alo angin menerima
beban tersebut dan mengalirkannya. Alo angin yang menerima beban di alirkan kepada
sitindangi dan boras pati ni jabu yang disambungkan dengan sambungan ikat. Sehingga
ketika angin datang, ketiga elemen tersebut tetap dapat bergerak Sumban, elemen
selanjutnya yang menjadi aliran gaya dari beban yang diterima alo angin. Gaya ini dialirkan
dengan cara menyambungkan keduanya dengan sambungan ikat. Sama halnya dengan
sitindangi, boras pati ni jabu sambungan ikat yang digunakan berfungsi memberikan
fleksibilitas dari kedua elemen tersebut , sehingga ketika datangnya beban, bangunan dapat
bergerak secara elastis menyeimbangkan beban angin yang datang.

Setelah sumban menerima beban dari sitindangi dan alo angin, beban tersebut
langsung di alirkan ke basiha ganjang. Pada bagian bara, ransang dan tustus sebagai
pengikat atau penyambung antar basiha memungkin membagi beban yang diterima basiha
ganjang kepada basiha pandak yang hanya memiliki ketinggian sampai ke lante. Ketika
beban yang dialirkan sampai di bawah, memungkinkan adanya pergerakan yang dihasilkan
antar elemen struktur bangunan yang disebabkan oleh sambungan yang digunakan pada
setiap pertemuan elemen struktur.

Pada gaya lateral lainnya, yaitu gaya gempa maupun getaran dalam tanah, batu
ojahan memiliki fungsi untuk menerima getaran tersebut. Keberadaan pondasi berada diatas
tanah, memungkinkan bangunan bergerak mengikuti gerakan tanah. Baik getaran secara
horizontal maupun vertical, memungkinkan terjadinya gerakan, akibat kinerja dari sambungan
purus yang memdiber rongga untuk bergerak. Sehingga ketika ada gaya yang datang.
Sehingga ketika terjadi pergerakan akibat beban, baik itu beban internal maupun beban
eksternal dari atas tanah ataupun dalam tanah, tidak akan memberikan kerusakan yang fatal
cendrung lebih fleksibel, mengikuti pergerakan beban yang datang.
Hal. 12 Ruma Bolon

Perspektif

Karakter yang akan dipertahankan nanti


Atap Kerbaunya
Gorga Boraspati dan Adop-adop
Struktur tahan gempa nya
Pintu yang pendek agar menghormati
Rumah panggung

Anda mungkin juga menyukai