Anda di halaman 1dari 5

KEBUDAYAAN SUKU BATAK

Hallo semuanya kali ini saya akan menjelaskan kebudayaan suku batak, mau tau apa saja? Mari
kita simak sebagai berikut.
Tradisi, adat istiadat dan kebudayaan yang dimiliki Indonesia memang sangat beraneka
ragam jenisnya. Bahkan satu suku di Indonesia masih memiliki sub-sub suku yang beranak
pinak. Salah satunya suku Batak. Suku Batak yang kita kenal ternyata bukan hanya satu jenis
saja, ada beberapa sub suku batak seperti batak toba, batak simalungun dan batak karo. Nah,
perbedaan dari setiap sub suku batak ini bisa berupa kebiasaan, adat sampai bahasanya juga
memiliki perbedaan loh. Suku Batak memang memiliki banyak tradisi bersejarah yang mulai ada
sejak jaman leluhur dan masih dilestarikan sampai sekarang. Bukan hanya dalam momen tertentu
namun kebudayaan ini masih terus dilestarikan dalam kehidupan sehari-hari.

1. Kesenian

- Seni Bangunan

Rumah adat Batak disebut ruma/jabu (bahasa Toba) merupakan kombinasi seni
pahat ular serta kerajinan.Rumah akronim Ririt di Uhum Adat yang artinya sumber
hukum adat dan sumber pendidikan masyarakat Batak. Rumah berbentuk panggung yang
terdiri atas tiang rumah yang berupa kayu bulat, tiang yang paling besar disebut tiang
persuhi. Tiang-tiang tersebut berdiri di tiap sudut di atas batu sebagai pondasi yang
disebut batu persuhi. Bagian badan terbuat dari papan tebal, sebagai dinding muka
belang, kanan dan kiri, dinding muka belakang penuh ukiran cicak. Atap sebelah barat
dan timur menjulang ke atas dan dipasang tanduk kerbau sebagai lambang pengharapan.

Nama rumah adat suku ini adalah Rumah Bolon atau dikenal juga Rumah Gorga.
Rumah Bolon biasanya dibangun cukup besar dan ditinggal lima hingga enam keluarga.
Di rumah ini kamu bisa menemukan banyak ukiran khas Batak yang disebut gorga.
Ukiran-ukiran ini diyakini sebagai penolak bala atau penyakit. Suku batak terbagi lagi
jadi enam sub suku, yaitu Batak Toba, Simalungun, Karo, Mandailing, Pakpak, dan
Angola. Oleh karena itu, rumah bolon ini juga punya desain masing-masing. Tergantung
dengan adat dan kepercayaan suku masing-masing.

Perbedaannya terletak pada ukuran dan bentuk rumah adat tersebut. Namun,
semua rumah memiliki persamaan pada bagian atapnya. Bagian depan atap rumah bolon
lebih tinggi dibanding bagian belakangnya. Berdasarkan kepercayaan masyarakat Batak,
bentuk atap ini turut mendoakan keturunan pemilik rumah jadi lebih sukses.

- Seni Tari

Tari yang terkenal dari Batak, yaitu tor-tor. Tari tor-tor terdiri dari beberapa jenis.
Beberapa jenis tari tor-tor sebagai berikut:
 Pangurdot, anggota badan yang bergerak hanya kaki, tumit, hingga bahu.
 Pangeal, anggota badan yang bergerak hanya pinggang, tulang punggung, dan bahu.
 Pandenggal, anggota badan yang bergerak hanya lengan, telapak tangan hingga jari
tengah.
 Siangkupna, anggota badan yang bergerak hanya leher.
 Hapunana, anggota badan yang bergerak hanya wajah
- Seni Musik
 Seni musik suku bangsa Batak adalah ogung sabangunan. Peralatan yang digunakan
adalah empat gendang dan lima taganing (sejenis gamelan Batak). Nama-nama
gendang ogung, yaitu oloan, ihutan, doal, dan jeret.

Macam-macam tari tor-tor yang diiringi ogung sabangunan sebagai berikut:


a. Tor-tor/gondang mula-mula, dilakukan dengan menyembah berputar ke arah mata
angin.
b. Tor-tor/gondang mangido pasu-pasu, dilakukan dengan tangan menari artinya
petuah, nasihat, dan amanat orang tua.
c. Tor-tor/gondang liat-liat, dilakukan dengan menari berkeliling artinya keluarga
mendapat kebahagiaan.
d. Tor-tor/gondang hasahatan, dilakukan dengan menari di tempat artinya
petuah/rahmat Tuhan YME.
- Seni Kerajinan
Kerajinan suku bangsa Batak yang terkenal adalah kain ulos. Peranan ulos bagi
masyarakat Batak sejak lahir hingga meninggal sangat tinggi. Macam-macam ulos dan
fungsinya dalam suatu acara, meliputi:
 ulos lobu-lobu adalah ulos yang diberikan ayah kepada putra dan menantu saat
pernikahan
 ulos hela adalah ulos yang diberikan orang tua pengantin perempuan;
 ulos tondi adalah ulos yang diberikan orang tua kepada putrinya saat hamil tua.
 ulos tujung adalah ulos yang diberikan kepada janda atau duda.
 ulos saput adalah ulos penutup jenazah yang diberikan paman almarhum jika yang
meninggal laki-laki.
2. Bahasa
Dalam kehidupan dan pergaulan sehari-hari, orang Batak menggunakan beberapa logat:
 Logat Karo yang dipakai oleh orang Karo
 Logat Pakpak yang dipakai oleh Pakpak
 Logat Simalungun yang dipakai oleh Simalungun
 Logat Toba yang dipakai oleh orang Toba, Angkola dan Mandailing.

Bahasa Batak bisa dibagi menjadi beberapa kelompok:


a. Bahasa Batak Utara
 Bahasa Alas
 Bahasa Karo
b. Bahasa Batak Selatan
 Bahasa Angkola-Mandailing
 Bahasa Pakpak-Dairi
 Bahasa Simalungun
 Bahasa Toba
3. Kepercayaan Suku Batak
Saat ini, mayoritas Suku Batak memeluk agama Kristen Protestan. Namun jauh sebelum
mereka mengenal agama ini, orang-orang Batak menganut sistem kepercayaan tradisional.
Mereka memiliki sosok yang dianggap sebagai dewa tertinggi, bernama Mulajadi na Bolon.
Dari kepercayaan tersebut, kemudian dikenal 3 konsep, yaitu:
a. Tendi
Tendi atau disebut dengan Tondi adalah roh atau jiwa seseorang bermakna
kekuatan. Tendi memberi kekuatan pada manusia dan telah dimiliki seseorang sejak di
dalam kandungan sang ibu. Jika Tendi meninggalkan tubuh seseorang, maka orang
tersebut akan meninggal. Saat itulah harus diadakan upacara untuk menjemput Tendi atau
upacara adat menjemput jiwa.
b. Sahala
Sahala adalah bentuk kekuatan yang dimiliki oleh seseorang, akan tetapi tidak
semua orang bisa memiliki Sahala. Sahal juga disebut dengan nama lain Sumanta.
Sumanta merupakan kesaktian yang biasanya dimiliki oleh raja.
c. Begu
Begu adalah jiwa atau Tendi orang yang telah meninggal. Masyarakat Batak
percaya bahwa Begu mempunyai tingkah laku dan kebiasaan seperti manusia, tetapi
hanya muncul di malam hari.

4. Pakaian Adat

Masyarakat Batak punya kain yang sudah sangat terkenal, bahkan secara internasional
yitu ulos. Kain ini melambangkan harapan, kasih sayang, dan kebaikan lainnya. Ulos
biasanya digunakan dalam berbagai acara adat. Selain ulos, Batak juga punya ciri khas baju
adat masing-masing suku. Biasanya pakaian adat masing-masing suku bisa kamu lihat saat
acara pernikahan. Tidak hanya bentuknya saja, tapi aksesori yang digunakan pun cukup unik.
Misalnya saja cara pemakaian baju adat Batak Toba. Baju ini dipakai dengan cara melilitkan
kainnya baik atasan maupun bawahan. Sementara Batak Mandailing memiliki keunikan pada
penutup kepala pengantin pria. Biasanya pria akan menggunakan kopiah besar sebagai
penutup kepalanya. Sedangkan baju adat Batak Karo memiliki ornamen yang mirip dengan
baju Aceh. Karena merupakan perpaduan budaya Sumatera Utara dan Aceh.

5. Upacara Ada

 Mangokkal Holi

Tradisi ini membutuhkan biaya besar karena selain memotong hewan ternak, acara
dilaksanakan hingga beberapa hari. Semua etnis Batak melaksanakan tradisi Mangokkal
Holi, meski nama dari tradisi ini berbeda-beda tiap etnis, yaitu etnis Toba dan Simalungun
menyebutnya Mangokkal Holi, pada etnis Karo disebut dengan Nampakken Tulan, serta etnis
Pakpak mengenalnya tradisi Mengkurak Tulan. Namun, inti dan tujuan dari tradisi ini sama,
untuk mempertahankan silsilah garis keturunan marga, dan juga menunjukkan eksistensi dan
taraf hidup keluarga yang melaksanakannya. Selain itu mereka percaya, dengan
menempatkan leluhur di tugu adalah bukti bahwa para penerus dari leluhur tidak pernah lupa
dengan nenek moyangnya.

6. Makanan Khas

Saat kamu berlibur ke Tanah Batak, kamu harus mencicipi kelezatan makanan khas di
sini. Olahan makanan Batak memiliki citarasa yang kuat. Karena mengandung rempah yang
cukup banyak. Salah satu yang wajib kamu coba adalah ikan arsik. Makanan ini adalah
olahan masakan dengan kuah yang dimasak terus menerus hingga kuah kering dan meresap
ke dalam ikan.

Ikan arsik kaya akan rempah karena menggunakan andaliman. Ikan yang biasa digunakan
untuk membuat ikan arsik adalah ikan mas, ikan mujair, dan ikan nila. Lebih nikmat ketika
ikannya langsung ditangkap dari Danau Toba..

Buat non Muslim, kamu bisa mencoba saksang yang terbuat dari daging babi. Makanan
ini unik karena dimasak dengan darah daging itu sendiri. Tidak lupa ada campuran andaliman
yang membuat masakan terasa pedas.

7. Senjata Tradisional

Sub suku di Batak rata-rata memiliki senjata tradisional berupa pisau. Hanya saja dengan
motif, ukuran, dan bentuk yang berbeda-beda. Ujung pegangannya memiliki makna masing-
masing. Seperti misalnya piso surit dari Karo. Pisau ini berbentuk melengkung dengan
bagian ujung yang bercabang dua. Sementara piso gaja dompak milik Batak Toba memiliki
bentuk gajah di bagian gagangnya. Selain piso, orang Batak juga memiliki senjata yang
diberi nama tongkat tunggal panaluan dan hujur.

Tongkat tunggal panaluan yang digunakan Batak Toba ini dipercaya memiliki kekuatan
mistis. Karena konon dulu digunakan Siraja Batak mengalahkan musuh tanpa bersentuhan
langsung dengan musuhnya tersebut. Sementara hujur merupakan senjata tradisional yang
dimiliki oleh semua sub suku Batak. Hanya saja beberapa memiliki nama yang berbeda.
Senjata ini berupa tombak dengan ujung runcing.

Tarian Sigale-gale
Sigale-gale adalah boneka kayu menyerupai manusia, dan biasanya patung ini berada di
rumah adat Batak Desa Tomok. Boneka ini digerakkan oleh manusia yang berada di belakang
patung Sigale-gale. Menurut legenda masyarakat suku Batak, Sigale-gale adalah putra tunggal
kesayangan dari raja Rahat. Namun Sigale-gale meninggal karena sakit.
Raja merasa sangat kehilangn anaknya, kemudian demi mengobati kesedihan raja, maka
dibuatlah sebuah boneka kayu yang menyerupai Sigale-gale..Kemudian diadakan ritual
memanggil arwah Sigale-gale, sehingga boneka itu bisa menari-nari dengan iringi musik adat
Batak. Kini, tarian boneka kayu ini menjadi daya tarik wisata, dan boneka digerakkan oleh 2 atau
3 orang.
Lompat Batu
Lompat batu atau hombo batu berasal dari Desa Bawo Mataluo Nias, Kabupaten Nias
Selatan. Desa ini kaya dengan situs megalitik atau batu besar berukir, dan di dalamnya terdapat
Omo Hada yaitu perumahan tradisional khas Nias. Tradisi ini merupakan ritual khusus buat para
pemuda suku Nias.
Tradisi ini untuk menentukan apakah seorang pemuda sudah dewasa dan telah memenuhi
syarat untuk menikah atau belum. Mereka akan melompati batu yang tingginya lebih dari 2
meter, melalui sebuah batu kecil untuk pijakan ketika melompati batu. Ada ritual khusus
sebelum melompati batu, dengan memakai pakaian adat mereka akan bersemangat agar bisa
melompati batu
MANGULOSI 
Mangulosi artinya adalah memberikan ulos sebagai lambang kehangatan dan berkat bagi yang
menerimanya. Dalam hal      Mangulosi ada aturan yang harus ditaati yakni : hanya orang yang dituakan
yang dapat memberikan ulos. Misal : orang tua  mangulosi anaknya, tetapi seorang anak tidak bisa
mangulosi orangtuanya. Mangulosi sering kita temukan pada saat-saat pesta antara lain :

- Ketika anak lahir , bayi akan menerima “Ulos Parompa”


- Pada saat anak laki-laki melaksanakan pesta pernikahan, dia akan menerima “Ulos Hela” dari
mertuanya.
- Pada saatnya meninggal dunia, akan menerima “Ulos Saput”.

Suku Batak memiliki banyak tradisi yang diwariskan oleh leluhurnya. Tradisi budaya
Batak yang tetap dilestarikan hingga kini antara lain:

1. Merantau
Tidak hanya menjadi kebiasaan masyarakat Suku Minangkabau, tradisi merantau juga
dilakukan oleh Suku Batak. Merantau umumnya dilakukan oleh kaum pria yang hendak
menginjak usia dewasa. Para pria diharuskan meninggalkan tempat asalnya dan belajar
bekerja serta hidup mandiri di tempat yang baru. Bahkan di masa lalu, mereka tidak
diperbolehkan pulang sebelum sukses dan mengumpulkan banyak harta.
2. Kenduri Laut
Seusai dengan namanya, tradisi ini dilakukan di tepi laut. Biasanya dilakukan setiap
bulan Oktober setiap tahunnya. Makna kenduri laut adalah sebagai ungkapan syukur akan
hasil panen yang telah mereka dapatkan selama 1 tahun. Kenduri ini biasanya dilakukan oleh
masyarakat Batak di daerah Tapanuli Tengah pada malam hari hingga siang hari

Anda mungkin juga menyukai