Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN BIOLOGI DASAR

PRAKTIKUM II

PIGMEN PADA TUMBUHAN

NAMA : ALDI ADITYA

NIM : 2022310302

PRODI : PENDIDIKAN BIOLOGI

KELOMPOK : I

ASISTEN : AYYUL

LABORATORIUM BIOLOGI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMADIYAH BULUKUMBA

2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sel tumbuhan mengandung berbagai macam pigmen. Klorofil


merupakan salah satu dari pigmen tersebut. Klorofil atau pigmen
hijau ini berfungsi untuk menyerap cahaya dalam proses
fotosintesis. Ada 2 macam klorofil pada tumbuhan yaitu klorofil a
dan klorofil b.Sel tumbuhan hijau selain mengandung klorofil juga
mengandung karotenoid. Pada daun, adanya karotenoid ini ditutupi
oleh klorofil yang jauh lebih banyak. Karotenoid ini juga berperan
dalam proses fotosintesis. Pigmen ini membantu pengabsorbsian
energi cahaya yang selanjut-nya diteruskan ke klorofil.Klorofil
mempunyai sifat yang dikenal dengan fluoresensi. Fluoresensi ini
dapat terlihat bila suatu ekstrak pigmen tumbuhan/kloril disinari
dengan seberkas cahaya. Pada larutan ini akan terlihat adanya
cahaya berwarna merah tua. Pada percobaan ini akan kita lihat juga
sifat fluoresensi klorofil tersebut.Pigmen adalah warna yang
beredar di masyarakat merupakan zat warna yang dibuat secara
kimia (warna sintetis) dan warna yang dihasilkan oleh makhluk
hidup yang biasa. Stabilitas warna dari zat pewarna dipengaruhi
oleh cahaya, pH, oksidator, reduktor, dan surfaktan. Warna dapat
berfungsi sebagai indicator penentuan terhadap kesegaran dan
kematangan sayuran ataubuah-buahan (Winarno, 1997) .
B.Tujuan praktikum

Adapun tujuan praktikum ini antara lain :

1. Mengetahui sifat kelarutan pigmen tumbuhan.


2. Mengetahui komponen dari ekstrak pigmen tumbuhan.
3. Mengetahui sifat fluoresensi klorofil.
4. Mengetahui pengaruh jenis pelarut terhadap klorofil.

C.Manfaat praktikum

Adapun manfaat praktikum ini , adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui sifat kelarutan pigmen tumbuhan.


2. Mengetahui komponen dari ekstrak pigmen tumbuhan.
3. Mengetahui sifat fluoresensi klorofil.
4. Mengetahui pengaruh jenis pelarut terhadap klorofil

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Teori pendukung

Perkembangan dan pertumbuhan suatu tanaman dapat


dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Adapun
faktor-faktor internal yang mencangkup adalah mencangkup
struktur anatomi dan morfologi organ tumbuhan, gen, hormon,
serta kandungan klorofil didalam tanaman. Klorofil merupakan
kelompok pigmen fotosintesis yang ada dalam tumbuhan,
yang mana menyerap cahaya merah, biru dan ungu, serta
merefleksikan cahaya hijau sehingga tumbuhan tersebut
memperoleh ciri warnanya (Sumenda dkk 2011).
Pigmen merupakan suatu molekul yang dapat menyerap serta
memantulkan cahaya matahari. Susunan warna ditemukan dalam
jaringan tanaman seperti pada daun, bunga, dan buah, yang
mana bertanggung jawab atas keberadaan dari ribuan berbagai
jenis pigmen tumbuhan. Klorofil dan karotenoid dianggap
bertanggung jawab atas warna hijau tumbuhan (Singh, 2012).
Klorofil termasuk dalam kelompok molekul bioorganik yang
paling penting karena mereka adalah pigmen utama dalam
fotosintesis, mampu menyerap energi cahaya dan konversi ke
energi kimia yang diperlukan untuk biosintesis karbohidrat dan
senyawa lain dalam organisme fotosintesis seperti tanaman, alga
dan bakteri fotosintetik (Milenković et. al, 2012).

Klorofi-klorofil tersebut semuanya berbasis struktur sama,


namun berbeda dalam hal susunan rantai alifatiknya. Kloroif a
dengan rumus empiris C55H72O5N4Mg dan klorofil b dengan
rumus empiris C55H7O6N4Mg, berada pada jaringan tanaman
dengan perbandingan 3:1. Klorofil a dan b ini memegang
peranan yang sangat penting didalam proses fotosintesis (Pitojo,
2012).

Adapun fungsi penting klorofil dalam proses fotosintesis


yakni Pemanfaatan energi matahari, pemicu fiksasi CO 2 untuk
menghasilkan karbonhidrat dan penyediaan energi bagi
ekosistem ynag mana secara keseluruhan merupakan fungsi
utama yang dimiliki oleh klorofil didalam tanaman (Ai dkk.
2011).

Kelasifikasi Tanaman Bayam ( Amarantus sp.)


Adapun klasifikasi dari tanaman bayam ( Amarantus sp.) :

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Class : Magnoliopsida

Ordo : Caryophyllales

Famili : Amaranthaceae

Subfamili : Amaranthoideae

Genus : Amaranthus L

Species : A,viridis, A,hybridus, A, tricolor, ,blitum,

A,spinosus, A,dubius, A,hypochondriacus

Morfologi Tanaman Bayam ( Amarantus sp.)

Secara umumnya, tanaman bayam dapat di lakukan anatomi dan


morfologinya berdasarkan bentuknya berupa akar, batang, daun,
bunga dan biji.

a. Akar
Tanaman bayam memiliki akar perdu ( terma ), akar tanaman
bayam ini akan menembus tanah hingga kedalaman 20-40 cm
bahkan lebih. Akar tanaman bayam ini tergolong akar tunggang
dan memiliki serabutan di bagian atasnya.

b. Batang
Tanaman bayam memiliki batang tumbuh dengan tegak, tebal
dan banyak mengandung air. Batang pada tanaman ini memiliki
panjang hingga 0.5-1 meter dan memiliki cabang monodial.
Batang bayam berwarna kecoklatan, abu-abu dan juga memiliki
duri halus di bagian pangkal ujung batang tanaman bayam.

c. Daun
Tanaman ini memiliki daun tunggal, berwarna hijau muda dan
tua, berbentuk bulat memanjang serta oval. Panjang daun pada
bayam 1,5-6,0 cm bahkan lebih, dengan lebar 0,5 – 3,2 cm dan
memiliki pangkal ujung daun runcing serta obtusus. Batang
bayam di sertai dengan tangkai yang berbentuk bulat dan
memiliki permukaan opacus. Panjang tangkai ini mencapai 9.0
cm dan memiliki bagian tepi atau permukaan repandus.

d. Bunga
Bunga tanaman bayam ini memiliki kelamin tunggal, berwarna
hijau tua, dan juga memiliki mahkota terdiri dari daun bunga 4-5
buah, benang sari 1-5, dan bakal buah 2-3 buah serta lainnya
yang membantu dalam penyerbukan. Bunga tanaman bayam ini
berukuran kecil dan memiliki panjang mencapai 1,5-2,5 cm,
serta tumbuh di ketiak daun yang tersusun tegak. Namun,
penyerbukan bunga ini biasanya di bantu juga dengan binatang
sekitar dan angin.

e. Biji
Tanaman bayam memiliki biji berukuran kecil, dan halus,
memiliki bentuk bulat serta memiliki warna kecoklatan hingga
kehitaman. Namun, ada beberapa jenis bayam yang terdapat biji
berwarna putih dan merah, contohnya bayam maksi.

BAB V
PENUTUP

A .Kesimpulan :

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, didapatkan beberapa


kesimpulan yaitu.

1. Klorofil larut pada pelarut aseton dan alkohol, tetapi tidak pada
pelarut air. Warna pada larutan aseton dan alkohol menjadi
hijau. Tetapi pada larutan aseton memiliki warna hijau paling
pekat daripada larutan alkohol.
2. Sifat kelarutan pigmen pada aseton lebih tinggi daripada alkohol
dan air.
3. Ketika larutan klorofil yang berwarna hijau disinari cahaya,
maka warna merah muncul pada larutan klorofil.
4. Terdapat macam pigmen dalam tumbuhan. Di antaranya
klorofil, antosianin, karotenoid, fikobilin, xantofil, dll. Di mana
setiap pigmen memiliki warna tersendiri yang membedakan satu
dengan lainnya.
5. Sifat fluoresensi yang ditunjukkan klorofil yaitu berwarna merah
dalam larutan, artinya warna larutan itu hijau pada cahaya yang
diteruskan dan merah tua pada cahaya yang dipantulkan.
B.Saran:

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan praktikum


ini tidak lepas dari kesalahan dari penulis. Untuk itu penulis meminta
kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan laporan kami
kedepannya

DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, D. 1994. Pigmen Klorofil. Erlangga. Jakarta.

Kimball, J. E. 1977. Biology. Massachusetts : Addison Wesley


Publ. Co. Reading.

Sumenda, Lusia, Henny L. Rampe, Feky R. Mantiri. 2011.


Analisis Kandungan Klorofil Daun Mangga (Mangifera indica
L.) pada Tingkat Perkembangan Daun yang Berbeda.
BIOSLOGOS, 1 (1) : 20-24

Singh, shachi. 2012. Isolation and Identification of Pigmen


Molecules From Leaves of Prosopis Juliflora. Pharmasi, 3(4)
150-152

Milenković1, Sanja M., Jelena B. Zvezdanović, Tatjana D.


Anđelković, dan Dejan Z. Marković. 2012. The Identification
Of Chlorophyll And Its Derivatives In The Pigment Mixtures:
Hplc-Chromatography, Visible And Mass Spectroscopy Studies.
Advanced technologies, 1(1) 16-24

Pitojo, Setijo. 2012. Khasiat Cincau Perdu. Yogyakarta :


Kansius

Ai, Nio Song dan Yunia Banyo. 2011. Konsentrasi Klorofil


Daun Sebagai Indikator Kekurangan Air Pada Tanaman. Ilmiah
Sains, 11 (2) : 166-173

Hamida,2016 “ bayam” dalam https://www.google.com

JURNAL

Kusmiati, et al. 2014. PENGUJIAN EKSTRAK ASETON DAUN BAYAM


(Amaranthus sp) SEBAGAI SENYAWA ANTIRADIKAL DPPH,
ANTIBAKTERI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA AKTIF DENGAN KG SM ,
1,141 . Jakarta : Institut Sains dan Teknologi Nasional.

https://jurnal.uns.ac.id/prosbi/article/view/7686

Anda mungkin juga menyukai