Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pewarna alami adalah zat warna alami (pigmen) yang diperoleh dari tumbuhan,
hewan, atau dari sumber-sumber mineral. Zat warna ini telah digunakan sejak dahulu
dan umumnya dianggap lebih aman daripada zat warna sintetis, seperti annato sebagai
sumber warna kuning alamiah bagi berbagai jenis makanan begitu juga karoten dan
klorofil. Pada daftar FDA, pewarna alami dan pewarna identik alami tergolong dalam
uncertified color additives karena tidak memerlukan sertifikat kemurnian kimiawi.
Pewarna alami dapat digolongkan berdasarkan sumbernya: tanaman, hewan, dan
mikroba. Klorofil, antosianin, karotenoid, kurkumin adalah contoh pewarna yang
berasal dari tanaman. Astaksantin, kantaksantin dan karmin berasal dari hewan.
Sedangkan angkak dihasilkan melalui proses fermentasi mikroba. Selain itu, klorofil,
karotenoid, dan antokuinon juga dapat dihasilkan oleh mikroba seperti bakteri, kapang,
khamir dan alga.
Menurut Husodo (1999) terdapat kurang lebih 150 jenis pewarna alami di
Indonesia yang telah diidentifikasi dan digunakan secara luas dalam berbagai industri
seperti pada komoditas kerajinan (kayu, bambu, pandan) dan batik (katun, sutra, wol).
Jenis pewarna alami menghasilkan warna-warna dasar, misalnya: warna merah dari
Caesalpina sp., warna biru dari Indigofera tinctoria, warna jingga dari Bixa olleracea
dan wana kuning dari Mimosa pudica.
Salah satu bentuk pemanfaatan tumbuhan dalam kehidupan masyarakat adalah
pemanfaatan tumbuhan sebagai penghasil pewarna alami. Warna alami ini sudah lama
dikenal jauh sebelum ditemukannya pewarna sintetis yang banyak beredar saat ini.
Menurut Heyne (1987) pada tahun 1889 Indonesia telah mengekspor sumba dalam
bentuk biji ke Eropa, dan sejak tahu 1828 tanaman tersebut menjadi tanaman wajib
tanam di pulau Jawa, Sementara pewarna sintetis baru muncul sekitar tahu 1870 dengan
segala kepraktisannya, sehingga mengakibatkan tersingkirnya penggunaan pewarna
alami.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apakah zat warna alami dari tanaman?

2. Apa saja penggolongan pemanfaatan zat warna alami dari tanaman ?

C. Tujuan

1. Untuk lebih mengenal zat warna alami dari tanaman.

2. Untuk mengetahui penggolongan pemanfaatan zat warna alami dari tanaman.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Zat Warna Alami

Zat warna tanaman atau pigmen adalah suatu zat yang mengubah warna cahaya
yang dipantulkannya, sebagai hasil dari absorpsi (penyerapan) terhadap cahaya dengan
panjang gelombang tertentu. Warna hijau pada daun berasal dari kandungan klorofil
pada daun.
Warna-warna yang umum pada dunia tanaman adalah hijau atau nuansa warna
hijau. Klorofil (zat hijau daun) adalah bahan utama yang menghasilkan warna hijau.
Klorofil, bahan yang sangat penting, adalah sebuah pigmen yang terkandung dalam
kloroplas yang tersebar dalam sitoplasma sel-sel tanaman. Pigmen-pigmen ini menyerap
cahaya yang berasal dari cahaya matahari dengan mudah, tetapi hanya memantulkan
warna hijau. Selain memberi warna hijau pada daun, hal ini juga menyebabkan
terpenuhinya kelangsungan sebuah proses yang sangat menentukan, yang dikenal
dengan nama fotosintesis. Dalam fotosintesis, tanamaan memanfaatkan sinar matahari,
yang terdiri dari berbagai kombinasi warna. Salah satu sifat warna-warna dalam sinar
matahari yang terpenting adalah bahwa tingkat energi mereka berbeda sau sama lain.
Ragam warna ini dinamakan spectrum, yang diperoleh dari pembiasan warna dalam
sebuah prisma misalnya, mempunyai warna merah dan kuning diujung satu, dan biru
beserta ungu pada ujung lainnya.
Warna dengan tingkat energi paling tinggi adalah warna pada ujung biru
spektrum tersebut. Perbedaan tingkat energi warna sangat penting bagi tanaman, karena
mereka memrlukan sejumlah besar energi untuk melangsungkan fotosintesis. Untuk itu,
selama fotosintesis berlangsung, tanaman menyerap cahaya matahari dengan tingkat
energi tertinggi di sekitar ujung ultraviolet dari spektrum, yaitu violet dan biru, dan juga
warna sekitar ujung inframerah (panas) dari spektrum, yaitu merah, orange dan kuning.
Daun melakukan ssemua proses ini melalui pigmen klorofil yang terdapat pada
kloroplas. Kloroplas dijumpa terutama pada bagian daun yang disebut mesofil, yang
sering disebut pula daging daun.

3
Klorofil adalah senyawa pigmen yang berperan dalam menyeleksi panjang
gelombang cahaya yang energinya diambil dalam fotosintesis yang menyerap cahaya
biru dan kuning, sambil memantulkan cahaya hijau. Karena keberadaannya yang begitu
melimpah didalam tubuh tumbuhan, seperti pada daun dan batang yang masih muda,
maka tumbuhan menjadi tampak hijau. Pigmen klorofil sangat penting peranannya
dalam kehidupan tumbuhan. Klorofil berfungsi sebagai zat yang dapat menangkap
energi cahaya (dari matahari) untuk digunakan pada proses fotosintesis (proses
pembuatan zat makanan dari bahan anorganik : air dan gas karbondioksisda).
Sebenarnya daun juga memiliki pigmen lain yang sama dengan bunga, misalnya karoten
(berwarna jingga), xantofil (berwarna kuning), dan antosianin (berwarna merah, biru,
atau ungu, tergantung derajat keasaman). Daun tua kehilangan klorofil sehingga
warnanya berubah menjadi kuning aatau merah (dapat dilihat dengan jelas pada daun
yang gugur).
Pigmen-pigmen tanaman biasanya dijumpai dalam plastid serta vakuola. Tipe-
tipe plastid yaitu kloroplas, kromoplas, dan leukoplas. Kloroplas berwarna hijau sebagai
akibat adanya pigmen klorofil yang lebih banyak. Kromoplas berwarna kuning, jingga,
atau merah karena pigmen karotenoid. Leukoplas adalah plastid tanpa pigmen, biasanya
terjadi pada jaringan yang tidak terkena cahaya. Warna hijau ditimbulkan oleh yang
terdapat pada kloroplas. Dalam kloroplas juga dijumpai karotenoid yaitu pigmen kuning
sampai merah namun, tetapi ditutupi oleh klorofil. Karotenoid akan tampak jika hanya
terdapat sedikit atau tidak ada klorofil sama sekali. Untuk terjadinya fotosintesis energy
dalam bentuk elektron yang tereksitasi pada berbagai pigmen harus disalurkan ke
pigmen pengumpul energi yang disebut pusat reaksi. Ada terdapat dua macam pusat
reaksi pada membrane tilakoid, keduanya merupakan molekul klorofil a yang
berasosiasi dengan protein tertentu dan komponen-komponen membrane lainnya.
Pigmen pada membran tilakoid sebagian besar terdiri dari dua jenis klorofil
hijau, yaitu klorofil a (pigmen berwarna hijau) dan klorofil b yang mempunyai struktur
mirip klorofil a, yaitu pigmen yang berwarna kuning sampe jingga yang disebut
karotenoid. Ada dua macam karotenoid, yaitu karotenoid hidrokarbon murni dan
xantofil yang mengandung oksigen. Karotenoid tertentu juga ditemukan pada selimut
kloroplas yang memberinya warna kekuningan, sedangkan klorofil tidak dijumpai pada
selimut tersebut.

4
Selain klorofil, didalam kloroplas juga terdapa pigmen karotenoid, antosianin,
dan fikobilin. Karotenoid ini banyak ditemukan pada bunga, buah dan sayuran.
Antosianin dan fikobilin merupakan pigmen berwarna merah, ungu, dan biru.
Antosianin banyak ditemukan pada bunga. Fikobilin banyak ditemukan pada kelompok
ganggang merah dan Cyanobacteria. Adanya kloroplas pada tumbuhan menyebabkan
tumbuhan dapat berasimilasi karena di dalam kloroplas terdapat klorofil yang dapat
menangkap sinar matahari untuk memasak makanan.
Karotenoid pada tumbuhan adalah sebagai pelengkap pigmen klorofil untuk
membantu proses fotosintesis. Ada beberapa macam karotenoid, misalnya karoten
(waarna jingga), lutein (warna kuning), dan likopen (warna merah). Fungsi utama
sejumlah pigmen karotenoid tertentu ialah melindungi tumbuhan terhadap solarisasi
dengan menyerap kelebihan energi cahaya dan kemudian dilepas sebagai bahang.
Antosianin adalah pigmen larut air yang secara alami pada beerbagai jenis
tumbuhan. Pigmen ini memberikan warna pada bunga, buah, dan daun tumbuhan hijau,
dan telah banyak digunakan sebagai pewarna alami pada berbagai produk pangan dan
berbagai aplikasi lainnya. Warna diberikan pada oleh antosianin berkat susunan ikatan
rangkap terkonjugsinya yang panjang, sehingga mampu menyerap cahaya pada rentang
cahaya tampak. System ikatan rangkap terkonjugasi ini juga yang mampu menjadikan
antosianin sebagai antioksidan dengan mekanisme penangkapan radikal. Antosianin
merupakan sub-tipe senyawa organik dari keluarga flavonoid, dan merupakan anggota
kelompok senyawa yang lebih besar yaitu polifenol. Beberapa senyawa antosianin
yang paling banyak ditemukan adalah pelargonidin, peonidin, sianidin, malvidin,
petunidin, dan delfinidin.

B. Penggolongan Pemanfaatan Zat Warna Alami

Penggolongan zat warna secara umum dibagi menjadi dua, yaitu untuk
pemanfaatan pewarna makanan dan pewarna selain makanan. Zat warna makanan
secara umum dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu: zat warna alami, zat warna yang
identik dengan zatwarna alami, dan zat warna sintetis. Selain sebagai zat warna
makanan, zat warna tanaman juga dimanfaatkan untuk pewarna Tekstil.
Jenis zat warna alami yang sering digunakan untuk pewarna makanan antara lain ialah :

5
1. Karotenoid
Karotenoid merupakan zat warna (pigmen) berwarnakuning, merah dan oranye
yang secara alami terdapatdalam tumbuhan dan hewan, seperti dalam wortel,
tomat,jeruk, algae, lobster, dan lain-lain. Lebih dari 100 macamkarotenoid terdapat di
alam, tetapi hanya beberapa macamyang telah dapat diisolasi atau disintesa untuk bahan
pewarna makanan. Diantaranya ialah beta-karotein, betaapo-8’-karotenal, canthaxantin,
bixin dan xantofil.
Karotenoid merupakan senyawa yang tidak larut dalam air dan sedikit larut
dalam minyak atau lemak. Karotenoid terdapat dalam buah pepaya, kulit pisang, tomat,
cabai merah, mangga, wortel, ubi jalar, dan pada beberapa bunga yang berwarna kuning
dan merah. Diperkirakan lebih dari 100 juta ton karotenoid diproduksi setiap tahun di
alam. Senyawa ini baik untuk mewarnai margarin, keju, sop, pudding, es krim dan mie
dengan level pemakaian 1 sampai 10 ppm. Zat warna ini juga baik untuk mewarnai sari
buah dan minuman ringan (10 sampai 50 gr untuk 1000 liter) dan mempunyai
keuntungan tahan reduksi oleh asam askorbat dalam sari buah dan dapat memberikan
proteksi terhadap kaleng dari korosi. Dibandingkan dengan zat warna sintetis,
karotenoid mempunyai kelebihan yaitu memiliki aktivitas vitamin A. Tetapi faktor
harga kadangkadang masih menjadi pertimbangan pengusaha karena harganya relatif
lebih mahal daripada zat warna sintetis.
Karotenoid merupakan senyawa yang mempunyai rumus kimia mirip dengan
karoten. Karoten merupakan campuran dari beberapa senyawa yaitu α-, β- dan γ-
karoten. Karoten merupakan hidrokarbon dan turunannya terdiri dari beberapa unit
isoprena (suatu diena) dan mengandung oksigen yang disebut xantofil.
Beberapa jenis karotenoid yang banyak terdapat di alam dan bahan makanan
adalah β -karoten (berbagai buah-buahan yang kuning dan merah), likopen (tomat),
kapxantin (cabai merah), dan biksin (annatis).
Karoten dan likopen merupakan molekul yang simetrik, artinya separuh bagian
kiri merupakan bayangan cermin dari bagian kanannya. β -karoten dan likopen
merupakan molekul yang serupa, perbedaannya terletak pada cincin pada karbon ujung.
Pada karoten cincinnya tertutup, sedang pada likopen terbuka.

6
β -karoten banyak terkandung dalam wortel dan lada, kadang-kadang bebas dan
kadang-kadang bercampur dengan α - dan γ -karoten. Tidak semua karoten benar-benar
simetrik, misalnya α - dan γ -karoten mempunyai cincin terminal yang tidak sama.
Karotenoid yang mempunyai gugus hidroksil disebut xantofil. Salah satu pigmen
yang termasuk kelompok xantofil adalah kriptoxantin yang mempunyai rumus mirip
sekali dengan β -karoten. Perbedaannya hanya bahwa kriptoxantin mempunyai gugus
hidroksil. Pigmen tersebut merupakan pigmen utama pada jagung yang berwarna
kuning, lada, pepaya, dan jeruk keprok.
2. Antosianin
Zat warna (pigmen) ini larut dalam air dan warnanya ranye, merah dan biru.
Secara alami terdapat dalam anggur, stawberry, rasberry, apel, bunga ros, dan tumbuhan
lainnya. Biasanya buah-buahan dan sayuran warnanya tidak hanya ditimbulkan oleh
satu macam pigmen antosianin saja, tetapi kadang-kadang sampai 15 macam pigmen
seperti pelargonidin, sianidin, peonidin dan lain-lain yang tergolong glikosida-glikosida
antosianidin.
Antosianin banyak menarik perhatian untuk dipakai sebagai pengganti zat warna
sintesis amaranth yang dilarang di Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya. Pada
suasana asam, antosianin sama dengan warna amaranth, tetapi jika pH bahan di atas 4
warna dapat cepat berubah. Antosianin tidak tahan terhadap asam askorbat, metal-metal
dan cahaya. Tetapi untuk sirop, nektar dan essence buah-buahan, penambahan garam
alumunium sampai 200 ppm dapat membantu menstabilkan warnanya.
Antosianin tergolong pigmen yang disebut flavonoid yang pada umumnya larut
dalam air. Flavonoid mengandung dua cincin benzena yang dihubungkan oleh tiga atom
karbon. Ketiga atom karbon tersebut dirapatkan oleh sebuah atom oksigen sehingga
terbentuk cincin di antara dua cincin benzena.
Warna pigmen antosianin merah, biru, violet dan biasanya dijumpai pada bunga,
buah-buahan, dan sayursayuran. Dalam tanaman terdapat dalam bentuk glikosida yaitu
membentuk ester dengan monosakarida (glukosa, galaktosa, ramnosa dan kadang-
kadang pentosa). Sewaktu pemanasan dalam asam mineral pekat, antosianin pecah
menjadi antosianidin dan gula.
Pada pH rendah (asam) pigmen berwarna merah dan pada pH tinggi berubah
menjadi violet dan kemudian menjadi biru. Warna merah bunga mawar dan biru pada

7
bunga jagung terdiri dari pigmen yang sama yaitu sianin. Perbedaannya adalah bila ada
bunga mawar pigmennya berupa garam asam, sedangkan pada bunga jagung berupa
garam netral.
Konsentrasi pigmen juga sangat berperan dalam menentukan warna (hue). Pada
konsentrasi yang encer antosianin berwarna biru, sebaliknya pada konsentrasi pekat
berwarna merah, dan konsentrasi biasa berwarna ungu. Adanya tanin akan banyak
mengubah warna antosianin.
Dalam pengolahan sayur-sayuran adanya antosianin dan keasaman larutan
banyak menentukan warna produk tersebut. misalnya pada pemasakan bit atau kubis
merah. Bila air pemasaknya mempunyai pH 8 atau lebih (dengan penambahan soda)
maka warna menjadi kelabu violet, tetapi bila ditambahkan cuka warna akan menjadi
merah terang kembali. Tetapi jarang makanan mempunyai pH yang sangat tinggi.
Dengan ion logam, antosianin membentuk senyawa kompleks yang berwarna
abu-abu violet. Karena itu pengalengan bahan yang mengandung antosianin, kalengnya
perlu mendapat lapisan khusus (lacquer).
3. Kurkumin

Kurkumin merupakan zat warna alami yang diperoleh dari tanaman kunyit
(Zingeberaceae). Zat warna ini dapat dipakai dalam minuman tidak eralkohol, seperti
sari buah. Akan tetapi zat warna ini masih kalah oleh zat warna sintesis dalam hal
warnyanya.
4. Biksin

Zat ini diperoleh dari ektraksi kulit biji pohon Bixaorellana yang banyak
terdapat ada daerah tropis. Zat pewarna diekstrak terutama terdiri dari karotenoid-biksin
(nor-biksin).

Biksin larut dalam lemak sedangkan nor – biksin larut dalam air dan warna yang
dihasilkannya adalah kuning mentega sampai kuning warna buah persik. Zat pewarna
ini sangat stabil terhadap oksidasi tapi tidak tahan terhadap cahaya dan panas. Biksin
sering digunakan untuk mentega, margarin, minyak jagung, dan salad dressing.
Walaupun harganya lebih tinggi daripada certified color,namun masih lebih murah
daripada karoten.

8
5. Karamel

Karamel berbentuk amorf yang berwarna coklat gelap dan dapat diperoleh dari
pemanasan yang terkontrol terhadap molase, hidrolisa pati, dekstrosa, gula inverb,
laktosa, syrup malt, dan glukosa. Komposisi karamel sangat kompleks dan sukar
didefinisakan. Bila diencerkan caramel mebentuk koloid yang bermuatan listrik. Karena
sifat ini pemakaian karamel harus memperhatikan pH bahan. Di bawah pH 2.0 (titik
isolistrik karamel), karamel bermuatan positif dan akan mengendap. Untuk mencegah
terjadi pengendapan maka harus diusahakan pH nya berada di atas titik isolistrik. Ada
tiga macam kelas karamel yang membedakan penggunaannya dalam bahan makanan,
yaitu :

a. Karamel tahan asam, digunakan untuk mewarnai minuman yang mengandung CO2
dan bersifat asam. Karamel ini berbentuk cairan.

b. Karamel untuk roti, juga berbentuk cairan, merupakan kelas yang lebih rendah dan
digunakan untuk produk seperti biskuit, cake dan roti.

c. Karamel kering digunakan untuk campuran dalam bentuk kering atau untuk produk
cair dalam jumlah banyak.

Penggunaan karamel biasanya dicampur dengan zat pewarna buatan (Azo dye)
dengan perbandingan yang harus dijaga agar tidak terjadi kekeruhan. Karamel
membantu mempertajam dan menghasilkan warna yang lebih baik.

6. Titanium Oksida

Titanium oksida berwarna putih dan dapat menyebabkan warna menjadi opaque.
Dalam bentuk kasar atau mutu rendah titanium oksida digunakan sebagai warnadasar
cat rumah. Ada dua macam kristal titanium oksida yaitu rutil dan anastase, tetapi
anastase yang boleh dipakai untuk mewarnai makanan. Zat pewarna ini mewarnai bahan
dengan cara dispersi dan dipergunakan dalam larutan yang kental atau produk semi
solid.

Titanium oksida digunakan bersama-sama dengan sehingga menghasilkan


warna berupa cat, danpenggunaan lake dapat dikurangi. Secara tersendiri titanium

9
oksida digunakan dalam sirup yang dipakai untuk melapisi tablet obat. Penggunaan
titanium oksida diijinkan sejak tahun 1966 dengan batas 1 % berat bahan.

C. Pewarna Sintetik
Karena kekurangan yang dimiliki oleh zat pewarna alami, beberapa produsen
memilih untuk menggunakan pewarna sintesis. Zat pewarna sintesis merupakan zat
warna yang berasal dari zat kimia, yang sebagian besar tidak dapat digunakan sebagai
pewarna makanan karena dapat menyebabkan gangguan kesehatan terutama fungsi hati
di dalam tubuh kita.
Proses pembuatan zat warna sintesis biasanya melalui penambahan asam sulfat
atau asam nitrat yang sering kali terkontaminasi oleh arsen atau logam berat lain yang
bersifat racun. Pada pembuatan zat pewarna organic sebelum mencapai produk
akhir,harus melalui suatu senyawa antara dulu yang kadang-kadang berbahaya dan
sering kali tertinggal dalam hasil akhir, atau berbentuk senyawa-senyawa baru yang
berbahaya. Untuk zat pewarna yang dianggap aman, ditetapkan bahwa kandungan arsen
tidak boleh lebih dari 0,00014 persen dan timbal tidak boleh lebih dari 0,001 persen,
sedangkan logam berat lainnnya tidak boleh ada.
Minimnya pengetahuan produsen mengenai zat pewarna untuk bahan pangan,
menimbulkan penyalahguanaan dalam penggunaan zat pewarna sintetik yang
seharusnya untuk bahan non pangan digunakan pada bahan pangan. Hal ini diperparah
lagi dengan banyaknya keuntungan yang diperoleh oleh produsen yang menggunakan
zat pewarna sintetik (harga pewarna sintetik lebih murah dibandingkan dengan pewarna
alami ). Ini sungguh membahayakan kesehatan konsumen, terutama anak-anak yang
sangat menyukai bahan pangan yang berwarna-warni.
Contoh-contoh zat pewarna sintesis yang digunakan antara lain indigoten, allura red,
fast green, tartrazine.
Kelarutan pewarna sintetik ada dua macam yaitu:

1. Dyes
Merupakan zat warna yang larut air dan diperjual belikan dalam bentuk granula, cairan,
campuran warna dan pasta. Biasanya digunakan untuk mewarnai minuman berkarbonat,
minuman ringan, roti, kue-kue produk susu, pembungkus sosis, dan lain-lain.

10
2. Lakes
Merupakan pigmen yang dibuat melalui proses pengendapan dari penyerapan dye pada
bahan dasar, biasa digunakan pada pelapisan tablet, campuran adonan kue, cake dan
donat.

D. Perbedaan Antara Pewarna Alami Dan Pewarna Buatan


Bahan pewarna alami maupun buatan digunakan untuk memberi warna yang
lebih menarik pada makanan. Biasanya orang menggunakan bahan pewarna alami
karena lebih aman dikonsumsi daripada bahan pewarna buatan. Bahan alami tidak
memiliki efek samping atau akibat negatif dalam jangka panjang. Adapun pewarna
buatan dipilih karena memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan zat pewarna
alami. Tabel berikut ini menunjukkan perbedaan kedua jenis pewarna tersebut.

Tabel Perbedaan pewarna alami dan buatan

Pewarna alami Pewarna buatan


Lebih aman dikonsumsi. Kadang-kadang memiliki efek negatif tertentu.
Warna yang dihasilkan kurang Dapat mengembalikan warna asli, kestabilan warna
stabil, mudah berubah oleh lebih tinggi, tahan lama, dan dapat melindungi vitamin
pengaruh tingkat keasaman atau zat-zat makanan lain yang peka terhadap cahaya
tertentu. selama penyimpanan.
Untuk mendapatkan warna yang Praktis dan ekonomis
bagus diperlukan bahan pewarna
dalam jumlah banyak.
Keanekaragaman warnanya Warna yang dihasilkan lebih beraneka ragam.
terbatas
Tingkat keseragaman warna Keseragaman warna lebih baik.
kurang baik
Kadang-kadang memberi rasa Biasanya tidak menghasilkan rasa dan aroma yang
dan aroma yang agak mengganggu.
mengganggu.

11
E. Efek Negative Dari Mengonsumsi Pewarna Ssintesis

Hiperaktivitas adalah suatu kondisi ketika anak mengalami kesulitan untuk


memusatkan perhatian dan mengontrol perilaku mereka.
Pada bulan November 2007, sebuah hasil penelitian yang diterbitkan di jurnal medis
terkemuka Lancet mengungkapkan bahwa beberapa zat pewarna makanan
meningkatkan tingkat hiperaktivitas anak-anak usia 3-9 tahun. Anak-anak yang
mengkonsumsi makanan yang mengandung pewarna buatan selama bertahun-tahun
lebih berisiko menunjukkan tanda-tanda hiperaktif. Selain risiko hiperaktif, sekelompok
sangat kecil dari populasi anak (sekitar 0,1%) juga mengalami efek samping lain
seperti: ruam, mual, asma, pusing dan pingsan.
Berikut adalah beberapa jenis pewarna buatan yang populer dan efek samping yang
ditimbulkan:
1. Tartrazine (E102 atau Yellow 5)
Tartrazine adalah pewarna kuning yang banyak digunakan dalam makanan dan
obat-obatan. Selain berpotensi meningkatkan hiperaktivitas anak, pada sekitar 1- 10 dari
sepuluh ribu orang , tartrazine menimbulkan efek samping langsung seperti urtikaria
(ruam kulit), rinitis (hidung meler), asma, purpura (kulit lebam) dan anafilaksis sistemik
(shock). Intoleransi ini tampaknya lebih umum pada penderita asma atau orang yang
sensitif terhadap aspirin.
2. Sunset Yellow (E110, Orange Yellow S atau Yellow 6)
Sunset Yellow adalah pewarna yang dapat ditemukan dalam makanan seperti jus
jeruk, es krim, ikan kalengan, keju, jeli, minuman soda dan banyak obat-obatan. Untuk
sekelompok kecil individu, konsumsi pewarna aditif ini dapat menimbulkan urtikaria,
rinitis, alergi, hiperaktivitas, sakit perut, mual, dan muntah.
Dalam beberapa penelitian ilmiah, zat ini telah dihubungkan dengan peningkatan
kejadian tumor pada hewan dan kerusakan kromosom, namun kadar konsumsi zat ini
dalam studi tersebut jauh lebih tinggi dari yang dikonsumsi manusia. Kajian Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) tidak menemukan bukti insiden tumor meningkat baik dalam
jangka pendek dan jangka panjang karena konsumsi Sunset Yellow.
3. Ponceau 4R (E124 atau SX Purple)
Ponceau 4R adalah pewarna merah hati yang digunakan dalam berbagai produk,
termasuk selai, kue, agar-agar dan minuman ringan. Selain berpotensi memicu

12
hiperaktivitas pada anak, Ponceau 4R dianggap karsinogenik (penyebab kanker) di
beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, Norwegia, dan Finlandia. US Food and
Drug Administration (FDA) sejak tahun 2000 telah menyita permen dan makanan
buatan Cina yang mengandung Ponceau 4R. Pewarna aditif ini juga dapat meningkatkan
serapan aluminium sehingga melebihi batas toleransi.
4. Allura Red (E129)
Allura Red adalah pewarna sintetis merah jingga yang banyak digunakan pada
permen dan minuman. Allura Red sudah dilarang di banyak negara lain, termasuk
Belgia, Perancis, Jerman, Swedia, Austria dan Norwegia.
Sebuah studi menunjukkan bahwa reaksi hipersensitivitas terjadi pada 15% orang yang
mengkonsumsi Allura Red. Dalam studi itu, 52 peserta yang telah menderita gatal-gatal
atau ruam kulit selama empat minggu atau lebih diikutkan dalam program diet yang
sama sekali tidak mengandung Allura Red dan makanan lain yang diketahui dapat
menyebabkan ruam atau gatal-gatal. Setelah tiga minggu tidak ada gejala, para peserta
kembali diberi makanan yang mengandung Allura Red dan dimonitor. Dari pengujian
itu, 15% kembali menunjukkan gejala ruam atau gatal-gatal.
5. Quinoline Yellow (E104)
Pewarna makanan kuning ini digunakan dalam produk seperti es krim dan
minuman energi. Zat ini sudah dilarang di banyak negara termasuk Australia, Amerika,
Jepang dan Norwegia karena dianggap meningkatkan risiko hiperaktivitas dan serangan
asma.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Salah satu bentuk pemanfaatan tumbuhan dalam kehidupan masyarakat adalah
pemanfaatan tumbuhan sebagai penghasil pewarna alami. Penggolongan zat warna
secara umum dibagi menjadi dua, yaitu untuk pemanfaatan pewarna makanan dan
pewarna selain makanan. Zat warna makanan secara umum dapat dibagi menjadi tiga
golongan yaitu: zat warna alami, zat warna yang identik dengan zatwarna alami, dan zat
warna sintetis. Selain sebagai zat warna makanan, zat warna tanaman juga dimanfaatkan
untuk pewarna Tekstil.

B. Saran
Cara yang dapat dilakukan untuk menghindari penggunaan zat warna buatan
dalam produk makanan adalah sebagai berikut:
1. Setiap kali membeli produk makanan, baca jenis dan jumlah pewarna yang
digunakan dalam produk tersebut.
2. Perhatikan label pada setiap kemasan produk. Pastikan di label itu tercantum izin
dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) yang tertulis: “POM dan Nomor
izin pendaftaran”. Atau jika produk tersebut hasil industri rumah tangga maka harus
ada nomor pendaftarannya yang tertulis : “ P-IRT dan nomor izin pendaftaran”.
3. Untuk produk makanan yang tidak dikemas secara khusus, sebaiknya pilih
makanan atau minuman yang warnanya tidak terlalu mencolok, karena kemungkinan
warna tersebut berasal dari bahan pewarna bukan makanan (non food grade) seperti
pewarna tekstil.

14
DAFTAR PUSTAKA

Aryulina, D., dkk. 2007. BiologI. Edisi 3. Jakarta : Esis

Firdaus, L. N., dkk. 2006 . Fisiologi Tumbuhan. Pekanbaru : Pusat

Heyne, K. 1987. Dye. Terjemahan dalam Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid III.
KOperasi Karyawan Departemen Kehutanan, Manggala Wanabakti, Jakarta.

Husodo, T. 1999.Peluang Zat Pewarna Alami untuk Pengembangan Produk Industri


Kecil dan Menengah Kerajinan dan Batik.Yogyakarta: Departemen Perindustrian
dan Perdagangan

(PDF) Potensi Pewarna Alami Lokal untuk Industri Pangan. Diambil dari:
https://www.researchgate.net/publication/328413826_Potensi_Pewarna_Alami_L
okal_ untuk_Industri_Pangan.Diakses pada 20 Desember 2018.

Pengembangan Pendidikan Universitas Riau. Salisbury, Ross, C, 1995 . Fisiologi


Tumbuhan. Jilid 2. Bandun: ITB

http://www.academia.edu/11476140/Laporan_Pigmen_pada_Tumbuhan

https://fhienhasidwi.wordpress.com/tugas-kuliah/mpit/pewarna-alami-dan-pewarna-
sintetik/Diakses Pada 20 Dessember 2018

15

Anda mungkin juga menyukai