Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tumbuhan merupakan makhluk hidup autotrof atau mampu memproduksi
makanannya sendiri dengan bantuan cahaya matahari melalui proses fotosintesis.
Untuk dapat memproduksi makanannya, tumbuhan memiliki klorofil atau zat hijau
daun sebagai juru kunci terjadinya fotosintesis.
Setiap jenis daun tanaman memiliki kadar atau jumlah kandungan klorofil
yang berbeda. Misalnya saja pada beberapa jenis tanaman Klorofil memliki peran
penting agar tumbuhan darat mampu membuat makanannya sendiri dengan
menyerap energi dari sinar matahari menjadi energi kimia sehingga menjadi
organisme autotrof (organisme yang mampu membuat makanan sendiridengan
bantuan energi cahaya matahari). Klorofil juga berperan memberi warna hijau pada
daun tumbuhan hijau, alga hijau, dan beberapa jenis bakteri fotosintetik.
Dalam mata kuliah fisiologi tumbuhan erat kaitannya dengan proses-proses
metabolisme dalam tubuh tumbuhan, dan dibutuhkan adanya kegiatan praktikum
untuk menunjang mahasiswa agar lebih memahami lebih dalam mengenai
proses-proses tersebut melalui pembuktian secara nyata khususnya mengenai
potensial osmotik dan potensial air tanaman. Metabolisme diartikan pertukaran zat
antar suatu sel organisme dengan lingkungannya. Salah satu aktivitas protoplasma
yang penting adalah pembentukan sel baru dengan cara pembelahan.
Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan praktikum ini untuk mengatahui
kandungan klorofil pada daun tanaman serta mengetahui klorofil daun muda, daun
dewasa, dan daun tua.
1.2 Tujuan da Kegunaan
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Menentukan kandungan klorofil tanaman tampa detruksi.
2. Menemukan fakta tentang perbedaan kandungan klorofil daun setiap jenis
tanaman.
3. Menemukan fakta perbedaan kandungan klorofil daun muda, daun dewasa,dan
daun tua.
4. Menghitung total klorofil daun tanaman dengan menggunakan alat elektronik.
Kegunaan dari praktikum ini ialah untuk menambah wawasan, menjadikan
sumber informasi tambahan bagi para pembaca terkhusus seputar materi tentang
klorofil selain itu demi menunjang pengetahuan dan keterampilan dalam
memahami materi tersebut
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klorofil
Istilah klorofil berasal dari bahasa Yunani yaitu chloros artinya hijau dan
phyllos artinya daun. Istilah ini diperkenalkan pada tahun 1818, dan pigmen
tersebut diekstrak dari tanaman dengan menggunakan pelarut organik. Klorofil
adalah pigmen pemberi warna hijau pada tumbuhan, alga dan bakteri fotosintetik.
Pigmen ini berperan dalam proses fotosintesis tumbuhan dengan menyerap dan
mengubah energi cahaya menjadi energi kimia (Banyo, 2014).
Klorofil mempunyai rantai fitil (C20H39O) yang akan berubah menjadi fitol
(C20H39OH) jika terkena air dengan katalisator klorofilase. Fitol adalah alkohol
primer jenuh yang mempunyai daya afinitas yang kuat terhadap O2 dalam proses
reduksi klorofil. Klorofil dapat mengalami dekomposisi baik selama masih di
dalam sel tumbuhan (bekerjanya enzim chlorophyllase) ataupun ketika telah
dilarutkan (setelah penambahan asam HC1). Hal ini terjadi karena lepasnya ikatan
senyawaan atom Mg pada pusatnya kimia (Muthalib dalam Banyo, 2014).
Sifat fisik klorofil adalah menerima dan atau memantulkan cahaya dengan
gelombang yang berlainan. Klorofil banyak menyerap sinar dengan panjang
gelombang antara 400-700 nm, terutama sinar merah dan biru. Sifat kimia
klorofil, antara lain (1) tidak larut dalam air, melainkan larut dalam pelarut
organik yang lebih polar, seperti etanol dan kloroform; (2) inti Mg akan tergeser
oleh 2 atom H bila dalam suasana asam, sehingga membentuk suatu
persenyawaan yang disebut feofitin yang berwarna coklat (Rendy, 2014).
Klorofil merupakan faktor utama yang mempengaruhi fotosintesis.
Fotosintesis merupakan proses perubahan senyawa anorganik menjadi senyawa
organik (karbohidrat) dan O2 dengan bantuan cahaya matahari. Klorofil
merupakan pigmen utama yang terdapat dalam kloroplas. Kloroplas adalah
organel sel tanaman yang mempunyai membran luar, membran dalam, ruang antar
membran dan stroma. Permukaan membran internal yang disebut tilakoid akan
membentuk kantong pipih dan pada posisi tertentu akan bertumpukan dengan rapi
membentuk struktur yang disebut granum (Rendy, 2014).
Seluruh granum yang terdapat pada kloroplas disebut grana. Tilakoid yang
memanjang dan menghubungkan granum satu dengan yang lain di dalam stroma
disebut lamela. Stroma merupakan rongga atau ruang dalam kloroplas dan berisi
air beserta garam-garam yang terlarut dalam air (Rendy, 2014).
Tiga fungsi utama klorofil dalam proses fotosintesis adalah memanfaatkan
energi matahari, memicu fiksasi CO2 untuk menghasilkan karbohidrat dan
menyediakan energi bagi ekosistem secara keseluruhan. Karbohidrat yang
dihasilkan dalam fotosintesis diubah menjadi protein, lemak, asam nukleat dan
molekul organik lainnya. Klorofil menyerap cahaya yang berupa radiasi
elektromagnetik pada spektrum kasat mata (visible) (Anwar, 2014).
2.2 Peran Klorofil
Fotosintesis adalah suatu proses penyusunan senyawa kimia dengan
menggunakan energi cahaya. Proses fotosintesis akan terjadi jika ada cahaya dan
pigmen perantara yaitu klorofil. Klorofil bertindak untuk menarik elektron dari
cahaya matahari agar terjadi fotosintesis. Struktur kimianya sama dengan heme,
suatu senyawa cincin pada haemaglobin, dimana poros Fe pada heme digantikan
oleh Mg. Klorofil itu bertindak sebagai pengabsorbansi energi dari sinar matahari
sehingga ia berubah menjadi molekul yang berenergi tinggi, yang dapat
melepaskan elektron dari molekul air dan proton dari oksigen (Setiara, 2009).
Dengan adanya klorofil, tumbuhan dapat menyusun makanannya sendiri
dengan bantuan cahaya matahari. Klorofil merupakan substansi unik dalam
tumbuhan yang memberikan karakteristik warna hijau, dan sering disebut sebagai
darah pada tanaman (Rendy, 2014).
Klorofil memliki peran penting agar tumbuhan darat mampu membuat
makanannya sendiri dengan menyerap energi dari sinar matahari menjadi energi
kimia sehingga menjadi organisme autotrof (organisme yang mampu membuat
makanan sendiri dengan bantuan energi cahaya matahari). Klorofil juga berperan
memberi warna hijau pada daun tumbuhan hijau dan beberapa jenis bakteri
fotosintetik sehingga disebut juga sebagai zat hujau daun (Setiara, 2009).
Klorofil akan mengubah cahaya matahari menjadi energi dengan cara
menyerapnya dan meneruskannya serta mengolah (mesofil) bersama dengan
bahan lainnya yaitu karbondioksida dan air. Proses tersebut akan menghasilakan
reaksi kimia berupa gula dan oksigen. Oksigen yang dihasilkan akan digunakan
oleh hewan dan manusia dalam respirasi mereka sendiri (Anwar, 2014).
2.3 Mekanisme Pembentukan Klorofil
Pembentukan klorofil seperti halnya pembentukan pigmen lain pada hewan
dan manusia dibawa oleh suatu gen tertentu di dalam kromosom, jika gen ini tidak
ada maka tanaman tampak putih belaka. Klorofil dapat di bentuk dengan tiada
memerlukan cahaya. Terlalu banyak sinar berpengaruh buruk terhadap klorofil.
Larutan klorofil yang di hadapkan pada sinar kuat tampak berkurang hijaunya.
Tanaman akan mengalami klorosis jika kekurangan unsur-unsur Mn, Cu, Zn
meskipun dalam jumlah yang sangat sedikit (Campbell, 2003).
Tanaman yang tumbuh di kondisi ternaung akan memiliki kandungan klorofil
yang lebih tinggi daripada tanaman yang tumbuh di kondisi tidak atau kurang
ternaung. Perubahan warna hijau pada tumbuhan tali putri muda menjadi coklat
kemerahan setelah tua, berkaitan dengan pemecahan kloroplas menjadi kromoplas
yang menyebabkan klorofil rusak, sehingga kandungan klorofil menurun selama
proses pematangan. Keberadaan karotenoid di dalam tumbuhan tingkat tinggi
memainkan peranan penting sebagai pelindung klorofil terhadap cahaya atau
bertindak sebagai fotoprotektor (Campbell, 2003).
2.4 Macam-Macam Pigmen Daun pada Tanaman

Pada tanaman tingkat tinggi ada 2 macam klorofil yaitu) yang berwarna hijau
tua dan berwarna hijau muda. Klorofil-a dan b paling kuat menyerap cahaya di
bagian merah (600-700 nm), sedangkan yang paling sedikit cahaya hijau (500-600
nm).klorofil a; menghasilkan warna hijau biru, klorofil b; menghasilkan warna
hijau kekuningan, klorofil c; menghasilkan warna hijau cokelat, klorofil d;
menghasilkan warna hijau merah, klorofil a dan klorofil b paling kuat menyerap
cahaya bagian merah dan ungu spektrum,cahaya hijau yang paling sedikit diserap
maka apabila cahaya putih menyinari struktur-struktur yang mengandung klorofil
seperti misalnya daun maka sinar hijau akan dikirimkan dan dipantulkan sehingga
strukturnya tampak berwarna hijau (Rendy, 2014).
Klorofil merupakan pigmen yang berwarna hijau yang terdapat di dalam
kloroplas. Kloroplas yaitu jaringan parenkim palisade dan parenkim spons daun.
Pigmen utama pada klorofil serta karatinoid dan xanthofil terdapat pada membran
tilakoid. Daun memilki pigmen dan kandungan yang beragam ada klorofil,
karatinoid dan xanthofil yang merupakan pigmen yang ada pada daun sehingga
apabila daun terkena sinar matahari maka pigmen tersebut akan di refleksikan
menjadi warna-warna yang berbeda (Sofyan, 2017).
Klorofil pada daun juga memiliki kandungan senyawa keratenoida dan juga
anthosianin. Karotenoid ini memiliki pigmen warna seperti jingga dan kuning
biasanya pigmen warna seperti ini dapat di jumpai pada tanaman,buah-buahan
atau pada bunga.karotenoid ini mampu meyerap warna biru kehijauan dan warna
biru kekuningan. Sedangkan senyawa anthosianin ini memiliki pigmen yang
berwarna merah serta biru biasanya pigmen ini terdapat pada daun puring merah
atau daun achalipa merah serta pada bunga (Sofyan, 2017).
Antosianin adalah pigmen yang larut dalam air yang menyebabkan warna
merah, ungu, dan biru serta banyak ditemukan pada buah dan bunga. Antosianin
ini merupakan zat warna yang bersifat polar dan akan larut dengan baik pada
pelarut pelarut polar. Faktor fakor yang mempengaruhi kestabilan antosianin non
enzimatik adalah pengaruh dari pH, suhu, dan juga cahaya. Antosianin termasuk
golongan senyawa flavonoid, merupakan kelompok terbesar pigmen alami pada
tumbuhan yang larut dalam air yang bertanggung jawab untuk memberikan warna
pada bunga, buah dan sayuran. Antosianin dapat juga bermanfaat bagi kesehatan
sebagai sumber antioksidan (Rendy, 2014).
Warna hijau pada kloroplas disebabkan oleh adanya empat tipe utama pigmen
didalamnya yaitu klorofil a, dan klorofil b, berwarna hijau karena bnayak
menyerapa warna lembayung dan merah dan memancarkan sinar hijau, selain
klorofil da xantofil dan karoten. Benda-benda berwarna menyerap cahaya dengan
berbagai panjang gelombang sampai pada tingkat tertentu, dan warna yang timbul
pada warna tersebut adalah cahaya yang diserap paling sedikit (Sofyan, 2017).
2.6 Faktor Yang Menunjang Pembentukan Klorofil
Fotosintesis merupakan suatu proses metabolisme dalam tanaman untuk
membentuk karbohidrat yang menggunakan CO2 dari udara bebas dan air dari
dalam tanah dengan bantuan cahaya dan klorofil. Fotosintesis dipengaruhi oleh
dua faktor yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik meliputi
perbedaan antara spesies, pengaruh umur daun, dan pengaruh laju translokasi
fotosintat. Faktor lingkungan meliputi ketersediaan air, ketersediaan CO2,
pengaruh cahaya, serta pengaruh suhu (Lakitan, 2018).
Pembentukan klorofil dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor genetik
tanaman, intensitas cahaya, oksigen, karbohidrat, unsur hara, air, dan temperatur.
Luas daun dinyatakan sebagai luas daun total per tanaman atau per satuan luas
tanah. Serapan hara oleh tanaman dapat mempengaruhi fotosintesis dan tampak
pengaruhnya pada luas daun (Sumijo, 2007).
Menurut Hasidah (2011) pembentukan klorofil dipengaruhi oleh beberapa
faktor sebagai berikut:
a. Pembawa faktor, dimana pembentukan klorofil sama halnya dengan
pembentukan pigmen-pigmen lain seperti hewan dan manusia yang dibawa
oleh suatu gen tertentu di dalam kromosom. Begitu pula dengan tanaman,
jika tidak ada klorofil maka tanaman tersebut akan tampak putih (albino)
b. Sinar matahari, dimana klorofil dapat terbentuk dengan adanya sinar matahari
yang mengenai langsung ke tanaman.
c. Oksigen, pada tanaman yang dihasilkan dalam keadaan gelap meskipun
diberikan sinar matahari tidak dapat membentuk klorofil, jika tidak diberikan
oksigen.
d. Karbohidrat ternyata dapat membantu pembentukan klorofil dalam
daun-daun yang mengalami pertumbuhan. Tanpa adanya karbohidrat, maka
daun-daun tersebut tidak mampu menghasilkan klorofil.
e. Nitrogen, magnesium, dan besi merupakan suatu keharusan dalam
pembentukan klorofil, karena jika kekurangan salah satu dari zat-zat tersebut akan
mengakibatkan klorosis pada tumbuhan.
f. Unsur Mn, Cu, dan Zn meskipun jumlah yang dibutuhkan hanya sedikit
dalam pembentukan klorofil, namun jika tidak ada unsur-unsur tersebut maka
tanaman akan mengalami klorosis juga.
g. Air, kekurangan air pada tumbuhan mengakibatkan desintegrasi dari klorofil
seperti halnya terjadi pada rumput dan pohon-pohon di musim kering.
2.7 Hubungan Klorofil dalam Fotosintesis
Fotosintesis, yang terjadi di daun membutuhkan dua bahan utama yaitu CO2
dan H2O. Reaksi utama fotosintesis terjadi di kloroplas dengan agen utamanya
yakni klorofil. Pembentukan klorofil pada daun paling banyak dipengaruhi oleh
cahaya matahari. Namun umur daun juga mempengaruhi kadar klorofil yang
terdapat pada suatu daun. Padahal pada awal perkembangan daun, aktivitas
meristem daun menyebabkan terjadinya perpanjangan daun. Perpanjangan daun
berikutnya terjadi sebagai akibat aktivitas meristem interkalar Sugiyarto, 2008).
Klorofil bertindak untuk menarik elektron dari cahaya matahari agar terjadi
fotosintesis. Struktur kimianya sama dengan heme, suatu senyawa cincin pada
haemaglobin, dimana poros Fe pada heme digantikan oleh Mg. Klorofil itu
bertindak sebagai pengabsorbansi energi dari sinar matahari sehingga ia berubah
menjadi molekul yang berenergi tinggi, yang dapat melepaskan elektron dari
molekul air dan proton dari oksigen (Sugiyarto, 2008).
Tiga fungsi utama klorofil dalam proses fotosintesis adalah memanfaatkan
energi matahari, memicu fiksasi CO2 untuk menghasilkan karbohidrat dan
menyediakan energi bagi ekosistem secara keseluruhan. Karbohidrat yang
dihasilkan dalam fotosintesis diubah menjadi protein, lemak, asam nukleat dan
molekul organik lainnya. Klorofil menyerap cahaya yang berupa radiasi
elektromagnetik pada spektrum kasat mata (visible). Cahaya matahari
mengandung semua warna spektrum kasat mata dari merah sampai violet, tetapi
tidak semua panjang gelombang diserap dengan baik oleh klorofil. Klorofil dapat
menampung cahaya yang diserap oleh pigmen lainnya melalui fotosintesis,
sehingga klorofil disebut sebagai pigmen pusat reaksi fotosintesis (Bahri, 2010).
BAB III
METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu


Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Agroklimatologi dan
Statistika, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar pada hari
Sabtu, 12 Oktober 2019 pukul 10.00 WITA sampai selesai.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah tisu, Conten Chlorofil
Meter-200 plus (CCM-200 plus), dan laptop.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah daun muda, daun
dewasa, serta daun tua dari tanaman singkong, kedelai, kakao, cabai, dan tebu.
3.3 Prosedur Praktikum
Prosedur kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Menggunakan 3 daun setiap tanaman masing-masing masing-masing daun
muda (daun ketiga dari pucuk), daun dewasa (daun pada pertengahan tajuk
tanaman) dan daun tua (daun paling bawah).
2. Membersihkan daun yang akan diamati dengan air kemudian lap sampai
kering.
3. Menyiapkan alat CCM-200 plus.
4. Menghidupkan alat dengan menekan tombol merah (tombol kanan bawah).
5. Menekan Ran (tombol hijau kiri atas).
6. Menekan Setup (tombol hijau kanan atas).
7. Menekan Exit (tombol hijau tengah atas).
8. Menekan Measure (tombol hijau kiri atas).
9. Menekan Back (tombol hijau tengah atas).
10. Menekan System (tombol hijau kanan atas), akan muncul pada layar Setup
Back Diag, alat siap dioperasikan.
11. Memasukkan alat kalibrasi sampai menutup rung pengukuran, kemudian
tekan kepala silinder sampai berbunyi "Bip" dan segera lepaskan.
12. Mengulangi sampai 10 kali.
13. Melepaskan alat kalibrasi dari tombol uji.
14. Memasukkan atau jepit daun pada tombol uji, tekan kepala silinder sampai
berbunyi "Bip" dan segera lepaskan.
15. Mencatat data "I" = (indeks klorofil daun) yang tertera pada layar, dan
ulangi sampai 15 kali untuk setiap sampel daun yang diamati.
16. Menghitung rata-rata "I" dan standar deviasi dari data yang diperoleh.
17. Untuk menentukan nilai Indeks Khlorofil Daun (CCI) digunakan rumus:
rata − rata I + Standar Deviasi
CCI =
1000
18. Melakukan pengukuran pada tanaman lainnya seperti prosedur di atas.
19. Memasukkan data CCI yang anda peroleh pada tabel.
20. Menghitung total klorofil daun pada setiap jenis tanaman yang anda ukur
dengan menggunakan rumus:
y = a+b (CCI)c
Parameter
c b c
Chl a -421,35 375,02 0,18663
Chl b 38,23 4,03 0,88
Chltot -283,20 269,96 0,277

Anda mungkin juga menyukai