Anda di halaman 1dari 10

Nama Kelompok : XII – IPA 2

Ade Faradila Yunita (01)


Brigita Alfenda Catherine Suwasno (07)
Paulina Sarah Puspita (14)
Virgin Annastasia Boewono (19)

~ SMA BRUDERAN PURWOKERTO ~


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap makhluk hidup memiliki beberapa ciri atau sifat dasar. Salah satu yang utama
adalah makhluk hidup memerlukan makanan dan mengeluarkan zat sisa. Apabila kita
cermati, sifat dasar tersebut mengarahkan kita kepada suatu mekanisme yang terjadi
di dalam tubuh makhluk hidup yang disebut dengan metabolisme. Metabolisme yang
terjadi pada setiap jenis makhluk hidup tentunya tidak sama. Bergantung komponen
penyusun makhluk hidup tersebut dari tingkat seluler hingga organisme. Dalam
proses metabolisme terjadi berbagai reaksi kimia baik untuk menyusun maupun
menguraikan senyawa tertentu. Proses penyusunan tersebut disebut anabolisme,
sedang proses penguraiannya disebut katabolisme. Salah satu contoh proses
metabolisme (anabolisme) yang sering kita dengar adalah proses fotosintesis. Proses
tersebut terjadi pada tumbuhan berklorofil, tepatnya pada jaringan tiang / palisade dan
bunga karang pada mesofil daun. Pada sel palisade / bunga karang, proses ini terjadi
di dalam sebuah organel yaitu kloroplas. Seperti yang telah diketahui, proses ini
hanya dapat terjadi pada saat ada cahaya. Cahaya itu dapat beruba cahaya matahari
maupun cahaya lampu, yang penting dalam cahaya tersebut terdapat sinar putih yang
merupakan spektrum cahaya dari cahaya mejikuhibiniu (merah-jingga-kuning-hijau-
biru-nila-ungu). Selain cahaya matahari, proses fotosintesis juga memerlukan karbon
dioksida dan air.
cahaya
Pada proses fotosintesis ini akan dihasilkan dua senyawa yaitu glukosa dan oksigen.
Klorofil
CO2 + H2O C6H12O6 + O2 + H2O
B. Tujuan
Membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan oksigen
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang berarti
penyusunan. Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organik H2O dan CO2
menjadi senyawa organik yang kompleks yang memerlukan cahaya.
Fotosintesis hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang mempunyai klorofil, yaitu
pigmen yang berfungsi sebagai penangkap energi cahaya matahari.
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga, dan
beberapa jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan
energi cahaya. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam
fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi.
Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer
bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos berarti cahaya)
disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena
dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul
penyimpan energi. Cara lain yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah
melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang.
Fotosintesis dikenal sebagai suatu proses sintesis makanan yang dimiliki oleh
tumbuhan hijau dan beberapa mikroorganisme fotosintetik. Organisme yang mampu
mensintesis makanannya sendiri disebut sebagai organisme autrotof. Autotrof dalam rantai
makanan menduduki sebagai produsen. Pada prinsinya komponen yang dibutuhkan dalam
reaksi fotosintesis adalah CO2 yang berasal dari udara dan H2O yang diserap dari dalam
tanah. Selain itu sesuai dengan namanya, foto “cahaya” reaksi ini membutuhkan cahaya
matari sebagai energi dalam pembuatan atau sintesis produk (senyawa gula dan oksigen).

Menurut Stone (2004), reaksi fotosintesis dapat diartikan bahwa enam molekul
karobondioksida dan enam molekul air bereaksi dengan bantuan energi cahaya matahari
untuk dirubah menjadi satu molekul glukosa dan enam molekul oksigen. Glukosa adalah
molekul yang dibentuk sebagai hasil dari proses fotosintesis yang di dalamnya tersimpan
hasil konversi energi cahaya matahari dalam bentuk ikatan-ikatan kimia penyusun molekul
tersebut. Glukosa merupakan senyawa karbon yang nantinya digunakan bersama elemen-
elemen lain di dalam sel untuk membentuk senyawa kimia lain yang sangat penting bagi
organisme tersebut, seperti DNA, protein, gula dan lemak. Selain itu, organisme dapat
memanfaatkan energi kimia yang tersimpan dalam ikatan kimia di antara atom-atom
penyusun glukosa sebagai sumber energi dalam proses-proses di dalam tubuh.

B. Klorofil Tumbuhan
Seperti organisme lainnya, tanaman tersusun atas sel-sel sebagai unit dasar penyusun
kehidupan tanaman. Sel-sel tanaman mengandung struktur yang disebut kloroplas
(Chloroplast) yang merupakan tempat terjadinya fotosintesis. Kloroplas adalah organel
khusus yang dimiliki oleh tanaman, berbentuk oval dan mengandung klorofil (chlorophyll)
yang dikenal dengan zat hijau daun. Seluruh bagian tumbuhan yang merupakan struktur
berwarna hijau, termasuk batang dan buah memiliki kloroplas dalam setiap sel penyusunnya.
Namun secara umum aktifitas fotosintesis terjadi di dalam daun. Michael W. Davidson dalam
websetnya menyatakan bahwa kepadatan kloroplas di permukaan daun suatu tanaman rata-
rata sekitar satu setengah juta per milimeter persegi.
Fotosintesis terjadi di dalam kloroplas. Kloroplas merupakan organel plastid yang
mengandung pigmen hijau daun (klorofil). Sel yang mengandung kloroplas terdapat pada
mesofil daun tanaman, yaitu sel-sel jaringan tiang (palisade) dan sel-sel jaringan bunga
karang (spons).

Di dalam kloroplas terdapat klorofil pada protein integral membrane tilakoid. Klorofil
dapat dibedakan menjadi klorofil a dan klorofil b. klorofil a merupakan hijau rumput (green
grass pigment) yang mampu menyerap cahaya merah dan biru-keunguan. Klorofil a ini
sangat berperan dalam reaksi gelap fotosintesis. Klorofil b merupakan pigmen hijau-kebiruan
yang mampu menyerap cahaya biru dan merah kejinggaan. Klorofil b banyak terdapat pada
tumbuhan, ganggang hijau dan beberapa bakteri autotrof.

Klorofil terdapat sebagai butir-butir hijau di dalam kloroplas. Pada umumnya


kloroplas itu berbentuk oval, bahan dasarnya disebut stroma, sedang butir-butir yang
terkandung di dalamnya disebut grana. Pada tanaman tinggi ada dua macam klorofil, yaitu:
1. klorofil-a : C55H72O5N4Mg, berwarna hijau tua
2. klorofil-b : C55H70O6N4Mg, berwarna hijau muda

Rumus bangunnya berupa suatu cincin yang terdiri atas 4 pirol dengan Mg sebagai
inti. Rumus bangun ini hamper serupa dengan rumus bangun haemin (zat darah), di mana
intinya bukan Mg melainkan Fe. Pada klorofil; terdapat suatu rangkaian yang disebut fitil
yang dapat terlepas menjadi fitol C2H39OH, jika kena air (hidrolisis) dan pengaruh enzim
klorofilase. Fitol itu lipofil (suka asam lemak), sedangkan biasanya disebut rangka porfin,
sifatnya hidrofil (suka akan air). (Dwidjoseputro, 1994:18)

Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pembentukan klorofil:


1. Faktor pembawaan.
Pembentukan klorofil dibawakan oleh gen tertentu di dalam kromosom.

2. Cahaya
Terlalu banyak sinar berpengaruh buruk kepada klorofil. Larutan yang dihadapkan kepada
sinar kuat tampak berkurang hijaunya. Hal ini juag dapat kita lihat pada daun-daun yang terus
terkena kena sinar langsung warna mereka menjadi hijau kekuning-kuningan.

3. Oksigen

4. Karbohidrat
Dengan tiada pemberian gula, daun-daun tersebut tak mampu menghasilkan klorofil,
meskipun faktor-faktor lain cukup.

5. Nitrogen Magnesium
Besi yang menjadi bahan pembentuk klorofil merupakan suatu condition sinc qua non
(kehausan). Kekurangan akan salah satu dari zat-zat tersebut mengakibatkan klorosis kepada
tumbuhan.

6. Air
Air merupakan faktor keharusan pula, kekurangan air mengakibatkan desintegrasi dari
klorofil seperti terjadi pada rumput dan pohon-pohonan di musim kering.
7. Unsur-unsur Mn, Cu, Zn, meskipun hanya di dalam jumlah yang sedikit sekali, membantu
pembentukan klorofil. Dengan tiada unsur-unsur itu, tanaman akan mengalami klorosis juga.

8. Temperatur antara 3o-48oC merupakan suatu kondisi yang baik untuk pembentukan klorofil
pada kebanyakan tanaman, akan tetapi yang paling baik ialah antara 26ºC-30ºC.

Berikut adalah beberapa faktor utama yang menentukan laju fotosintesis:


1. Intensitas cahaya
Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya.

2. Konsentrasi karbon dioksida


Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapt digunakan
tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.

3. Suhu
Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu
optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu
hingga batas toleransi enzim.

4. Kadar air
Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat penyerapan
karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis.

5. Kadar fotosintat (hasil fotosintesis)


Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila kadar
fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang.

6. Tahap pertumbuhan
Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhan yang sedang
berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa. Hal ini mungkin dikarenakan tumbuhan
berkecambah memerlukan lebih banyak energi dan makanan untuk tumbuh.

Jan Ingenhousz merupakan orang yang pertama kali melakukan penelitian tentang
fotosintesis adalah Jan Ingenhousz (1730-1799). Ingenhousz memasukkan tumbuhan air
Hydrilla verticillata ke dalam bejana yang diisi air. Bejana gelas itu ditutup denagn corong
terbalik dan diatasnya di beri tabung reaksi yang diisi air hingga penuh. Bejana itu diletakkan
di terik matahari. Tak lama kemudian muncul gelembung udara dari tumbuhan air tersebut.
Gelembung udara tersebut menandakan adanya gas. Setelah diuji ternyata adalah oksigen.
Ingenhousz menyimpulkan fotosintesis menghasilkan oksigen.
Fotosintesis terjadi hanya di bagian hijau tanaman. Untuk efisiensi fotosintesis harus
daun tipis dan memiliki luas permukaan besar. Ini membantu dalam penyerapan cahaya dan
difusi gas, dan sarana untuk mencegah kehilangan air yang berlebihan melalui stomata dan
epidermis. Jumlah besar kloroplas dalam sel-sel mesofil palisade menyediakan jaringan
fotosintetik utama. Ruang antara spons berbentuk tidak teratur di dalam sel-sel mesofil daun
izin difusi gas gratis. Turgor sel penjaga berubah menjadi gas mengizinkan pertukaran
dengan atmosfer. Kutikula pada berlapis tunggal transparan epidermis atas dan bawah
melindungi daun dari pengeringan dan infeksi.
BAB III
ALAT, BAHAN, dan CARA KERJA

A. Alat
1. Beacker glass
2. Corong gelas
3. Tabung reaksi
4. Pipet tetes
B. Bahan
1. Akuades
2. Larutan NaHCO3 o,5 %
3. Tanaman Hydrilla verticillata
C. Cara Kerja
1. Disiapkan dua buah beacker glass berisi 500 mL akuades. Selanjutnya,
ditambahkan beberapa tetes NaHCO3 0,5 %.
2. Dipotong dua cabang tanaman Hydrilla verticillata sepanjang 10 cm.
3. Dimasukkan tanaman Hydrilla verticillita ke dalam corong gelas. Diposisikan
agar pangkal tanaman menghadap pipa corong.
4. Dimasukkan corong gelas ke dalam beacker glass dalam posisi terbalik.
5. Ditutup pipa corong gelas dengan tabung reaksi yang berisi air penuh.
6. Diletakkan salah satu perangkat percobaan di tempat terang yang langsung
terkena cahaya matahari. Sementara itu, diletakkan perangkat lain ditempat
teduh.
7. Diamati gelembung udara yang terbentuk. Dihitung banyaknya gelembung
udara yang dihasilkan setiap 3 menit selama 9 menit.
BAB IV

HASIL dan PEMBAHASAN

A. Hasil Percobaan
1. Menggunakan mika berwarna ungu
 Ditempat panas
Banyaknya 3 menit pertama 3 menit kedua 3 menit ketiga
Gelembung 256 304 355

 Ditempat teduh
Banyaknya 3 menit pertama 3 menit kedua 3 menit ketiga
Gelembung 158 252 290

2. Menggunakan mika berwarna hijau


 Ditempat panas
Banyaknya 3 menit pertama 3 menit kedua 3 menit ketiga
Gelembung 289 349 358

 Ditempat teduh
Banyaknya 3 menit pertama 3 menit kedua 3 menit ketiga
Gelembung 292 253 228

B. Pembahasan
1. Hydrilla verticillata yang diletakkan dalam corong ditempat panas dan
ditutup menggunakan mika berwarna hijau menghasilkan gelembung lebih
banyak daripada yang ditutup menggunakan mika berwarna ungu. Maka,
Hydrilla verticillata yang ditutup menggunakan mika berwarna hijau lebih
banyak menghasilkan oksigen (O2) daripada yang ditutup menggunakan
mika berwana ungu. Hal itu terjadi karena mika berwarna hijau lebih
menyerap cahaya matahari saat diletakkan ditempat yang panas dalam
proses fotosintesis.
2. Hydrilla verticillata yang diletakkan dalam corong ditempat teduh dan
ditutup menggunakan mika berwarna hijau menghasilkan gelembung lebih
sedikit dan jumlah gelembung terus berkurang dibandingkan yang ditutup
menggunakan mika berwarna ungu menghasilkan gelembung lebih banyak
dan jumlah gelembung terus bertambah. Maka, Hydrilla verticillata yang
ditutup menggunakan mika berwarna ungu lebih banyak menghasilkan
oksigen (O2) daripada yang ditutup dengan mika berwarna hijau. Hal itu
terjadi karena mika berwana ungu lebih dapat menyerap cahaya matahari
saat diletakkan ditempat yang teduh dalam proses fotosintesis.
BAB V

KESIMPULAN

Dalam melakukan proses fotosintesis tumbuhan memerlukan cahaya matahari, air


(H2O), Karbondioksida (CO2) atau dalam percobaan ini menggunakan NaHCO3 0,5% akan
menghasilkan oksigen (O2) atau dalam percobaan ini menghasilkan gelembung.
Daftar Pustaka

http://notechaca.blogspot.co.id/2013/09/laporan-praktikum-ingenhousz.html

http://wahyusae.blogspot.co.id/2012/12/laporan-praktikum-percobaan-ingenhousz.html
Lampiran

1. Perlakuan manakah yang menghasilkan gelembung udara lebih banyak ?


Pada saat diletakkan di tempat yang panas, percobaan yang menggunakan mika
berwarna hijau yang menghasilkan gelembung udara lebih banyak, tetapi pada saat
diletakkan di tempat yang teduh mika berwarna ungu yang menghasilkan lebih
banyak menghasilkan gelembung udara.
2. Jelaskan penyebab terjadinya perbedaan banyaknya gelembung pada percobaan
tersebut !
a. Lama berlangsungnya fotosintesis
Semakin lama waktu yang dibutuhkan, maka semakin banyak gelembung gas oksigen
yang dihasilkan karena proses potosintesis akan banyak menghasilkan gas oksigen
seiring dengan lamanya waktu fotosintesis.
b. Cahaya matahari
Berdasarkan percobaan di atas, gelembung gas oksigen yang dihasilkan di tempat
yang kena sinar matahari akan menghasilkan gas oksigen yang lebih banyak
dibandingkan di tempat yang tidak kena sinar matahari.. Hal itu disebabkan karena
dalam proses fotosintesis diperlukan cahaya matahari sebagai sumber energi dalam
fotosintesis khususnya dalam fotolisis sehingga semakin mendapatkan cahaya maka
semakin banyak air yang dipecah dan semakin banyak pula gas oksigen yang
dihasilkan.
3. Gas apakah yang ada pada gelembung udara tersebut ?
Oksigen ( O2 )
4. Apakah fungsi penambahan NaHCO3 0,5% pada percobaan tersebut ?
Sebagai pengganti karbondioksida ( CO2 )
5. Buatlah kesimpulan dari percobaan tersebut !
Dalam melakukan proses fotosintesis tumbuhan memerlukan cahaya matahari, air
(H2O), Karbondioksida (CO2) atau dalam percobaan ini menggunakan NaHCO3
0,5% akan menghasilkan oksigen (O2) atau dalam percobaan ini menghasilkan
gelembung.

Anda mungkin juga menyukai