Anda di halaman 1dari 30

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu ciri dari makhluk hidup adalah melakukan metabolisme, seperti

fotosintesis dan respirasi. Ciri hidup yang hanya dimiliki khusus oleh tumbuhan hijau

adalah berfotosintesis, yaitu kemampuan dalam menggunakan zat karbon dari udara

untuk diubah menjadi bahan organik serta diasimilasi dalam tubuh tumbuhan.

Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang berarti

penyusunan. Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organic H2O dan

CO2 menjadi senyawa organik yang kompleks yang memerlukan cahaya. Fotosintesis

hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang mempunyai klorofil, yaitu pigmen yang

berfungsi sebagai penangkap energi cahaya matahari Fotosintesis merupakan suatu

proses biologi yang kompleks, proses ini menggunakan energi dan cahaya matahari

yang dapat dimanfaatkan oleh klorofil yang terdapat dalam kloroplas. Halnya

mitokondria, kloroplas mempunyai membran luar dan membran dalam. Membran

dalam mengelilingi suatu stroma yang mengandung enzim-enzim tang larut dalam

struktur membran yang disebut tilakoid. Proses fotosintesis dipengaruhi oleh

beberapa faktor antara lain air (H2O), konsentrasi CO2, suhu, umur daun, translokasi

karbohidrat, dan cahaya.

Tumbuhan tingkat tinggi pada umumnya tergolong pada organisme autotrof,

yaitu makhluk hidup yang dapat mensintesis sendiri senyawa organik yang

80
dibutuhkannya. Senyawa organik yang baku adalah rantai karbon yang dibentuk oleh

tumbuhan hijau dari proses fotosintesis. Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi,

untuk memperoleh makanan sebagai kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup,

tumbuhan tersebut harus melakukan suatu proses yang dinamakan proses sintesis

karbohidrat yang terjadi dibagian daun satu tumbuhan yang memiliki klorofil, dengan

menggunakan cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan sumber energi yang

diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan

tidak akan mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan klorofil yang

berada dalam daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena kloropil hanya

akan berfungsi bila ada cahaya matahari.

Selain fotosintesis juga terjadi proses metabolism lain yang disebut respirasi.

Respirasi merupakan proses katabolisme atau penguraian senyawa organik menjadi

senyawa anorganik. Dalam pengertian sehari-hari, bernapas sekedar diartikan sebagai

proses pertukaran gas di paru-paru. Tetapi secara biologis, pengertian respirasi

tidaklah demikian. Pernapasan lebih menunjuk kepada proses pembakaran atau

pembongkaran zat sumber energi di dalam sel-sel tubuh untuk memperoleh energi

atau tenaga.

B. Tujuan

Tujuan dari praktikun Fotosintesis dan Respirasi ini yaitu untuk mengetahui

berlangsungnya proses fotosintesis dan respirasi.

81
II. TINJAUAN PUSTAKA

Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang berarti

penyusunan. Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan

alga, dan beberapa jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan

memanfaatkan energi cahaya. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi

kehidupan di bumi. Fotosintesis juga sebagian besar menghasilkan oksigen yang

terdapat di atmosfer bumi. Fotosintesis juga merupakan salah satu cara asimilasi

karbon, karena dalam fotosintesis karbon bebas dari (CO2) diikat (difiksasi) menjadi

gula sebagai molekul penyimpan energi. Energi foton yang digunakan untuk

menggerakkan elektron melawanan gradient panas di dalam fotosistem I dari sebuah

agen dengan tenaga reduksi kuat, yang secara termodinamis mampu mereduksi CO2

di dalam fotosistem II dari air dengan pelepasan O2, jika sebuah molekul pigmen

menyerap sebuah foton masuk ke dalam sebuah keadaan tereksitasi, karena satu

elektronnya pada keadaan dasar pindah ke orbit (Malcome, 2010).

Orang yang pertama kali menemukan fotosintesis adalah Jan Ingenhousz.

Fotosintesis merupakan suatu proses yang penting bagi organisme di bumi, dengan

fotosintesis ini tumbuhan menyediakan bagi organisme lain baik secara langsung

maupun tidak langsung. Jan Ingenhosz melakukan percobaan dengan memasukkan

tumbuhan Hydrilla Verticillata ke dalam bejana yang berisi air. Bejana gelas itu

ditutup dengan corong terbalik dan diatasnya diberi tabung reaksi yang diisi air

hingga penuh, kemudian bejana itu diletakkan di terik matahari. Tak lama kemudian

82
muncul gelembung udara dari tumbuhan air itu yang menandakan adanya oksigen

(Kimball, 2008).

Proses fotosintesis merupakan proses pemanfaatan energy matahari oleh

tumbuhan hijau yang terjadi pada kloroplas. Fotosintesis terjadi melalui dua tahap

yaitu tahap reaksi terang (fotofosforilasi) dan tahap reaksi gelap (siklus calvin).

Reaksi terang terjadi di ganum (grana), reaksi gelap terjadi di dalam stroma.

Tumbuhan hijau memiliki kemampuan menggunakan CO2 dari udara yang akan

diubah menjadi bahan organic dengan bantuan cahaya matahari. Persamaan reaksi

fotosintesis adalah 6H2O + 6CO2 C6H12O6 + 6O2. Tidak semua radiasi cahaya

matahari dapat dimanfaatkan untuk kegiatan fotosintesis, hanya pada radiasi cahaya

tampak (380 – 700 nm). Cahaya tampak terbagi atas cahaya merah (610 – 700), hijau

kuning (510 – 600 nm), biru ( 410 – 500 nm), dan violet (Subardi, 2009).

Fotosintesis merupakan suatu proses biologi yang kompleks, proses ini

menggunakan energi dan cahaya matahari yang dapat dimanfaatkan oleh klorofil

yang terdapat dalam kloroplas. Seperti halnya mitokondria, kloroplas mempunyai

membran luar dan membran dalam. Membran dalam mengelilingi suatu stroma yang

mengandung enzim-enzim tang larut dalam struktur membran yang disebut tilakoid.

Proses fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain air (H2O),

konsentrasi CO2, suhu, umur daun, translokasi karbohidrat dan cahaya  yang

diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan

tidak akan mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan klorofil yang

83
berada didalam daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena klorofil hanya

akan berfungsi bila ada cahaya matahari (Dwidjoseputro, 2009).

Peristiwa fotosintesis ini berlangsung bila ada klorofil dan cahaya yang cukup.

Klorofil terdapat sebagai butiran hijau yang berada dalam kloroplas dan umumnya

kloroplas ini berbentuk oval, dengan bahan dasar disebut stroma sedangkan butiran-

butiran yang terdapat didalamnya disebut grana. Pada klorofil terdapat rangkaian

disebut dengan fitil yang dapat terlepas menjadi fitol (C 20H39OH). Jika air dan

pengaruh enzim klorofilisasi. Selain itu, laju fotosintesis dipengaruhi oleh hal-hal

seperti suhu, CO2, dan cahaya. Pengaruh suhu sangat jelas yaitu semakin tinggi suhu

maka fotosintesis akan berlangsung semakin cepat. CO 2 dalam kloroplas stroma

dipindahkan oleh RBP karboksilasi reaksi dan gradien CO 2 masuk melalui dinding

kloroplas, sitosol, membran sel, dan dinding sel ke luar lingkungan sel melalui stroma

ke udara luar (Salisbury, 2005).

Respirasi merupakan reaksi oksidasi yang terjadi dalam mitokondria.

Berdasarkan kebutuhannya akan oksigen sebagai akseptor (penerima hydogren)

respirasi dibedakan menjadi respirasi aerob dan respirasi anaerob. Respirasi aerob

adalah respirasi yang menggunakan oksigen bebas untuk memecah senyawa. Oksigen

bebas itu digunakan sebagai penerima hydrogen oksigen yang diperlukan dalam

respirasi anaerob diperoleh dari pada umumnya. Respirasi aerob menggunakan

glukosa sebagai bahan baku. Dalam respirasi aerob menggunakan glukosa sebesar 30

ATP. Selain menghasilkan energi, respirasi aerob juga menggunakan gas karbon

dioksida dan uap air (Supeni, 2011).

84
Respirasi dalam biologi adalah proses mobilisasi energi yang dilakukan jasad

hidup melalui pemecahan senyawa berenergi tinggi untuk digunakan dalam

menjalankan fungsi hidup. Dalam pengertian kegiatan kehidupan sehari-hari,

respirasi dapat disamakan dengan pernapasan. Namun demikian, istilah respirasi

mencakup proses-proses yang juga tidak tercakup pada istilah pernapasan. Respirasi

terjadi pada semua tingkatan organisme hidup, mulai dari individu hingga satuan

terkecilsel. Apabila pernapasan biasanya diasosiasikan dengan

penggunaan oksigen sebagai senyawa pemecah, respirasi tidak selalu melibatkan

oksigen. Respirasi banyak memberikan manfaat bagi tumbuhan. Manfaat tersebut

terlihat dalam proses respirasi dimana terjadi proses pemecahan senyawa organik,

dari proses pemecahan tersebut maka dihasilkanlah senyawa-senyawa antara yang

penting sebagai ”Building Block”. Building Block merupakan senyawa-senyawa

yang penting sebagai pembentuk tubuh. Senyawa-senyawa tersebut meliputi asam

amino untuk protein; nukleotida untuk asam nukleat; dan prazat karbon untuk pigmen

profirin (seperti klorofil dan sitokrom), lemak, sterol, karotenoid, pigmen flavonoid,

dan senyawa aromatik tertentu lainnya, seperti lignin (Ryan, 2011).

Substrat untuk respirasi adalah zat yang tertimbun dalam jumlah yang relatif

banyak dalam sel tumbuhan. Karbohidrat merupakan substrat utama respirasi dalam

sel-sel tumbuhan tinggi. Substrat untuk respirasi yang paling penting di antara

karbohidrat adalah sukrosa dan pati. Sukrosa (suatu disakarida yang terdiri atas

glukosa dan fruktosa) dan pati (polimer dari glukosa) adalah bentuk karbohidrat yang

disimpan dalam sel tumbuhan. Sukrosa dan juga fruktosa dan glukosa merupakan

85
gula dapat larut utama dalam sel tumbuhan. Selain itu, sukrosa merupakan bentuk

bahan organik utama yang diangkut dalam tubuh tumbuhan. Glukosa biasanya

dianggap sebagai titik awal untuk metabolisme respirasi karbohidrat. dalam beberapa

jaringan tumbuhan, selain karbohidrat, senyawa lain kadang - kadang dapat berperan

sebagai substrat respirasi (Iriawati, 2013).

86
III. METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada acara lima adalah gelas ukur, tabung reaksi, stop

watch, corong, gunting, meteran, balon lampu (40 watt dan 100 watt), dan pipet ukur.

Bahan yang digunakan adalah daun hidrilla (Hydrilla verticillata Royle), kecambah

kacang hijau, NaHCO3 0,5%, lilin, dan korek api.

B. Prosedur Kerja

A. Fotosintesis

1. Potongan hidrilla berukuran dimasukkan ke dalam tabung berisi air dengan posisi

bekas potongan di atas.

2. Tabung berisi air diletakkan diantara tabung berisi air serta hidrilla dan lampu 40

watt dengan jarak 5 cm, 10 cm, dan 15 cm. Diamati apa yang terjadi. Intensitas

cahaya pada permukaan tabung diukur, dilanjutkan percobaan dengan lampu 100

watt.

3. Dengan diubahnya jarak antara lampu dengan tabung yang terisi hidrilla akan

tampak perubahan banyaknya gelembung udara yang terbentuk per satuan waktu.

4. Air di dalam tabung yang berisi hidrilla diganti dengan air yang mengandung 0,5%

NaHCO3.

87
5. Perubahan jumlah gelembung yang terbentuk per satuan waktu diamati, angka

jumlah gelembung dimasukkan ke dalam tabel dan dihitung rata-ratanya.

B. Respirasi

1. Kecambah kacang hijau dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditutup

menggunakan plastik dengan rapat

2. Setelah kurang lebih 30 menit, lilin yang menyala dimasukkan ke dalam tabung

reaksi dengan cepat. Kecepatan sampai lilin padam dihitung. Apa yang terjadi pada

nyala lilin itu diamati.

3. Sebagai kontrol, hal yang sama dikerjakan akan tetapi tabung reaksinya tidak diisi

kecambah. Kecepatan sampai lilin padam duhitung. Apa yang terjadi pada nyala lilin

tersebut diamati.

88
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 4.1 Fotosintesis

No. Perlakuan Intensitas Cahaya Jumlah Gelembung


1. Air 40 watt

Jarak 5 cm 120

Jarak 10 cm 3

Jarak 15 cm 1
2. Air 100 watt

Jarak 5 cm 158

Jarak 10 cm 43

Jarak 15 cm 32
3. Air + NaHCO3 40 watt

Jarak 5 cm 34

Jarak 10 cm 2

Jarak 15 cm 32
4. Air + NaHCO3 100 watt

Jarak 5 cm 35

Jarak 10 cm 20

Jarak 15 cm 5

Kesimpulan :

89
Fotosintesis dipengaruhi oleh intensitas cahaya, jarak cahaya, dan katalisator yang

digunakan. Jumlah gelembung paling banyak yang dihasilkan pada perlakuan air

dengan jarak 5 cm dan intensitas cahaya sebesar 100 watt.

Tabel 4.2 Respirasi

No. Perlakuan Waktu (detik)


1. Kecambah 7,73
2. Kontrol 3,0

Kesimpulan :

Proses respirasi yang terjadi pada kecambah dan kontrol dapat dijelaskan dengan

lama waktu lilin menyala. Ketika lilin dimasukkan pada kontrol, api lebih cepat

padam dibandingkan dengan api yang dimasukkan pada perlakuan kecambah. Pada

perlakuan menggunakan kecambah lama api menyala 7,33 detik, sedangkan pada

kontrol lama api menyala 3,0 detik. Dapat disimpulkan bahwa gas CO2, H2O, dan

energi pada perlakuan menggunakan kecambah lebih banyak.

B. Pembahasan

Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang berarti

penyusunan. Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organik H2O dan

CO2 menjadi senyawa organik yang kompleks yang memerlukan cahaya. Fotosintesis

hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang mempunyai klorofil, yaitu pigmen yang

berfungsi sebagai penangkap energi cahaya matahari (Kimball, 2008).

Menurut Dwidjoseputro (2009) Fotosintesis merupakan suatu proses biologi

yang kompleks, proses ini menggunakan energi dan cahaya matahari yang dapat

90
dimanfaatkan oleh klorofil yang terdapat dalam kloroplas. Seperti halnya

mitokondria, kloroplas mempunyai membran luar dan membran dalam. Membran

dalam mengelilingi suatu stroma yang mengandung enzim-enzim tang larut dalam

struktur membran yang disebut tilakoid. Proses fotosintesis dipengaruhi oleh

beberapa faktor antara lain air (H2O), konsentrasi CO2, suhu, umur daun, translokasi

karbohidrat dan cahaya  yang diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa

adanya cahaya matahari tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses fotosintesis,

hal ini disebabkan klorofil yang berada didalam daun tidak dapat menggunakan

cahaya matahari karena klorofil hanya akan berfungsi bila ada cahaya matahari.

Menurut Saimbolon (2009) Fotosintesis berlangsung dalam 2 tahap, yaitu :

1.       Reaksi Terang

Reaksi terang fotosintesis merupakan reaksi pengikatan energi cahaya oleh klorofil yang

berlangsung digrana yang dilaksanakan oleh fotosistem. Fotosistem merupakan unit yang

mampu menangkap energi cahay matahari dalam rantai transfor elektron pada fotosintesis.

Tersusun atas kompleks antene pusat reaksi dan akseptor elektrona (Saimbolon, 1989).

2.        Reaksi gelap

Reaksi gelap fotosintesis merupakan reaksi pengikatan CO2 oleh molekul RBP (Ribolosa

Bifosfat) untuk mensintesis gula yang berlangsung distroma, reaksi gelap meliputi 3 hal

penting, yaitu:

a. Karboksilasi merupakan pengikatan CO2 oleh RPB untuk membentuk molekul PGA.

b. Reduksi             :  PGA (3C) direduksi oleh NADPH menjadi PGAL (3C).

c. Regenerasi      :  pembentukan kembali RBP

91
Menurut Darmawan dan Baharsjah (1983) Reaksi terang adalah proses untuk

menghasilkan ATP dan reduksi NADPH2 yang berlangsung di dalam membran

tilakoid di grana.  Reaksi ini memerlukan molekul air. Proses diawali dengan

penangkapan foton oleh pigmen sebagai antena. Pigmen klorofil menyerap lebih

banyak cahaya terlihat pada warna biru (400-450 nanometer) dan merah (650-700

nanometer) dibandingkan hijau (500-600 nanometer). Cahaya hijau ini akan

dipantulkan dan ditangkap oleh mata kita sehingga menimbulkan sensasi bahwa daun

berwarna hijau. Fotosintesis akan menghasilkan lebih banyak energi pada gelombang

cahaya dengan panjang tertentu. Hal ini karena panjang gelombang yang pendek

menyimpan lebih banyak energi.

Menurut Lakitan (2011) Reaksi gelap terjadi di stroma dalam kloroplas, dan

mengubah CO2 menjadi gula. Reaksi ini tidak secara langsung perlu cahaya untuk

terjadi, tapi itu tidak membutuhkan produk dari reaksi terang (ATP dan lain kimia

yang disebut NADPH). Reaksi gelapmelibatkan siklus yang disebut siklus Calvin

dimana CO2 dan energi dari ATP digunakan untuk membentuk gula. Perhatikan baik-

baik bahwa produk pertama fotosintesis adalah senyawa tiga karbon yang disebut

gliseraldehida 3-fosfat. Dua di antaranya bergabung untuk membentuk molekul

glukosa. Ada dua macam siklus, yaitu siklus Calin Benson dan siklus Hatch Slack.

Pada siklus Calin Benson, tumbuhan menghasilkan senyawa dengan jumlah atom

karbon tiga, yaitu senyawa 3-fosfogliserat. Siklus ini dibantu oleh enzim rubisco.

Pada siklus Hatch Slack, tumbuhan menghasilkan senyawa dengan jumlah atom

92
karbon empat. Produk akhir siklus gelap diperoleh glukosa yang dipakai tumbuhan

untuk aktivitasnya atau disimpan sebagai cadangan energi.

Menurut Kumar (2008) Percobaan yang ditambah larutan NaHCO 3

ternyata dapat mempercepat laju fotosintesis. Fungsi larutan NaHCO 3 disini sebagai

katalis dalam reaksi fotosintesis. NaHCO3 dapat membantu laju reaksi fotosintesis

tanaman. Penambahan NaHCO3 memperbanyak gelembungnya karena

ketika NaHCO3 berikatan dengan H2O menghasilkan CO2 yang dibutuhkan dalam

reaksi fotosintesis sebagai bahan utama , yang reaksinya :

6CO2 + 6H2O + sinar matahari dan klorofil ----> 6C6H12O6 + 6O2

Menurut Riza (2017) Natrium bikarbonat merupakan senyawa kimia dengan

rumus NaHCO3. Senyawa ini termasuk kelompok garam dan telah digunakan sejak

lama. Senyawa ini disebut juga baking soda (soda kue), natrium bikarbonat, natrium

hydrogen karbonat dan lain-lain. Senyawa ini merupakan kristal yang sering terdapat

dalam bentuk serbuk. Apabila natrium bikarbonat di gunakan pada proses fotosintesis

maka dapat mempercepat proses fotosintesis tersebut.

Menurut Setiowati dan Furqonita, (2012) Respirasi merupakan proses

penguraian senyawa organik kompleks menjadi senyawa sederhana yang

menghasilkan energi berbentuk ATP (Adenosin Trifosfat) dan karbondioksida serta

air melalui proses oksidasi dalam molekul organik. Respirasi sebagai proses oksidasi

bahan organik di dalam sel yang berlangsung secara aerobik dan anaerobik. Respirasi

aerob memerlukan oksigen yang akan menghasilkan karbondioksida dan energi,

93
sedangkan respirasi anaerob tanpa menggunakan oksigen sehingga menghasilkan

senyawa seperti alkohol, asetaldehida, atau asam asetat, dan juga energi.

Menurut Nelistya (2009) respirasi adalah suatu proses dimana terjadi pertukaran

reaksi kimia yang terjadi antara organisme dengan lingkungannya. Makhluk hidup

melakukan respirasi, terutama tumbuhan yang digunakan untuk mengambil oksigen

yang berasal dari udara kemudian membuangnya dalam bentuk karbondioksida.

Proses respirasi yaitu penguraian gula serta pelepasan energi dari sel tumbuhan.

Respirasi dilakukan pada stomata lentisel dan ruang antar sel. Respirasi dapat

dibedakan menjadi 2 macam yaitu, respirasi aerob yang memerlukan bantuan oksigen

untuk menguraikan gula dan anaerob yang tidak memerlukan bantuan oksigen.

Menurut Champbell (2008) Respirasi adalah suatu proses pengambilan O2 untuk

memecah senyawa- senyawa organik menjadi CO2, H2 O dan energi. Namun demikian

respirasi pada hakikatnya adalah reaksi redoks, dimana substrat dioksidasi

menjadi CO2 sedangkan O2 yang diserap sebagai oksidator mengalami reduksi

menjadi H2O, Yang disebut substrat respirasi adalah setiap senyawa organik yang

dioksidasikan dalam respirasi, atau senyawa-senyawa yang terdapat dalam sel

tumbuhan yang secara relatif banyak jumlahnya dan biasanya direspirasikan menjadi

CO2 dan air. Sedangkan metabolit respirasi adalah intermediat-intermediat

yang terbentuk dalam reaksi-reaksi respirasi.

Respirasi dapat dibedakan menjadi dua macam berdasarkan kebutuhan

oksigennya, yaitu respirasi aerob dan respirasi anaerob. Ada beberapa tahapan dalam

proses respirasi aerob yaitu glikolisis, siklus krebs, dan transport aktif. Glikolisis

94
adalah kegiatan menguraikan gula. Gula berkarbon enam diuraikan menjadi 2 gula

berkarbon 3 menghasilkan NADH dan ATP. Glikolisis berlangsung di dalam

sitoplasma. Glukosa dalam proses glikolisis dapat diubah menjadi 2 molekul asam

piruvat, yaitu 2 NADH sebagai suber berenergi tinggi dan 2 ATP yang akan

ditransfer ke seluruh tubuh (Azmin et al, 2015). Menurut Rahmatan et al, (2012)

Respirasi terdiri dari beberapa tahapan yaitu, tahapan glikolisis, siklus krebs, dan

rantai karbon. Tahapan glikolisis merupakan suatu reaksi pemecahan molekul

glukosa (C6) menjadi asam piruvat (C3) yang secara langsung dilakukan dalam

sitoplasma secara anaerob, menghasilkan suatu energi yang berupa 2 molekul ATP.

Proses awal yaitu masuknya glukosa dalam sel melalui protein yang terdapat pada sel

secara spesifik, kemudian setelah glukosa masuk ke dalam sel sitoplasma, akan

mengalami suatu proses yang disebut dengan glikolisis. Pada glikolisis gula akan

dirubah dalam bentuk heksosa yaitu glukosa.

Menurut Waluyo (2013) Berdasarkan kebutuhan terhadap oksigen, respirasi

dibagi menjadi dua macam, yaitu respirasi aerob dan respirasi anaerob. Dalam

pernapasan aerob, mikrobe menggunakan glukosa atau zat organik yang lain sebagai

substrat untuk dioksidasikan menjadi karbondioksida dan air, sedangkan mikrobenya

sendiri memperoleh energi. Menurut penelitian, energi yang terlepas sebagai hasil

pembakaran 1 gram mol glukosa adalah 675 kkal, sumber lain mengatakan 686 atau

689 kkal. Respirasi aerob terdiri atas 3 tahap, yaitu glikolisis, siklus krebs, dan sistem

transfer elektron. Glikolisis adalah proses pemecahan 1 molekul glukosa (6 C)

menjadi 2 molekul asam piruvat (3 C), 2 ATP , dan 2 NADH (akseptor ion H) yang

95
terjadi di sitoplasma. Sebelum memasuki siklus Krebs, 2 molekul asam piruvat (3 C)

akan mengalami dekarboksilase asam piruvat/pengurangan atom C dari asam piruvat

menjadi 2 molekul asetil koenzim-A (2 C), 2 molekul CO2 dan 2 NADH. Selanjutnya

2 molekul asetil ko-A (2 C) akan memasuki siklus Krebs dan dipecah menjadi 4

molekul CO2 (1 atom C), 6 NADH, 2 ATP dan 2 FADH2. Siklus krebs ini terjadi di

mitokondria. Pada sistem transfer elektron respirasi terjadi di membran dalam

mitokondria transfer elektron / ion H yang terikat pada NADH dan FADH2 (akseptor

elektron) melalui sistem membran mitokondria ,dibantu enzim yang disertai

pembentukan H2O (hasil reaksi ion H dengan O2) dan pembebasan energi

ATP.Untuk setiap molekul NADH mentransfer elektronnya pada O2 , dibebaskan 3

ATP (jadi 10 NADH membebaskan 30 ATP), sedangkan untuk setiap molekul

FADH2 mentransfer elektronnya pada O2 membebaskan 2 ATP (jadi 2 FADH2

membebaskan 4 ATP).

Menurut Wilkins (2009) Pada tumbuhan, alat respirasi letaknya tersebar.

Artinya tumbuhan dapatmelakukan pertukaran gas melalui stomata, lentisel, dan

rambut akar. Stomata atau mulut daun terdiri atas celah atau lubang yang dikelilingi

oleh dua sel penjaga dan terletak di daun. Stomata berfungsi sebagai tempat

pertukaran gas pada tumbuhan, sedangkan sel

penjaga berfungsi untuk mengatur, membuka dan menutupnya stomata. Membuka

dan menutupnya daun dipengaruhi oleh kandungan air dan ion kalium sel penjaga.

Lentisel merupakan lubang-lubang yang terbentuk pada lubang akibat

adanya pertumbuhan  anjang gabus, parenkim gabus,dan terlepas dari bagian-bagian

96
kulit. Lentisel memungkinkan sel-sel tetap hidup

didalam batang melalui pertukaran gas dengan udara luar. Akar merupakan salah satu

bagian pokok tubuhtumbuhan berkormus dan merupakan organvegetif tumbuhan.

Selain berfungsi menghisapair dan garam-garam mineral, rambut

akar berfungsi sebagai alat pernapasan. Sel-selrambut akar akan mengambil oksigen

pada pori- pori tanah

Menurut Campbell (2008), proses respirasi diawali dengan proses pertukaran

gas oksigen dan karbon dioksida melalui alat pernapasan. Alat pernapasan tumbuhan

letaknya tersebar. Tumbuhan dapat melakukan pertukaran gas melalui stomata, lenti

sel, dan rambut akar. Pada tumbuhan tertentu, pernapasan melalui alat khusus,

misalnya akar napas pada tumbuhan bakau maupun beringin. Berikut ini akan

dijelaskan alat-alat pernapasan tumbuhan.

1.  Stomata

Stomata atau mulut daun terdiri atas celah atau lubang yang dikelilingi oleh dua sel

penjaga dan terletak di daun. Stomata berfungsi sebagai tempat pertukaran gas pada

tumbuhan, sedangkan sel penjaga berfungsi untuk mengatur, membuka dan

menutupnya stomata.

Stomata tumbuhan pada umumnya membuka pada saat matahari terbit dan menutup

saat hari gelap. Membuka dan menutupnya stomata dipengaruhi oleh kandungan air

dan ion kalium di dalam sel penjaga. Ketika sel penjaga memiliki banyak ion kalium,

air dari sel tetangga akan masuk ke dalam sel penjaga secara osmosis. Akibatnya,

dinding sel penjaga yang berhadapan dengan celah stomata akan tertarik ke belakang,

97
sehingga stomata menjadi terbuka. Sebaliknya, ketika ion kalium keluar dari sel

penjaga, air dari sel penjaga akan berpindah secara osmosis ke sel tetangga.

Akibatnya, sel tetangga mengembang dan mendorong sel penjaga anjang celah

sehingga stomata menutup

2.  Lentisel

Pada tumbuhan dikotil, selain anjang intervasikuler yang membentuk anja dan

floem sekunder ada juga anjang gabus yang menghasilkan parenkima gabus dan

lapisan gabus. Lapisan gabus akan menggantikan epidermis. Lapisan gabus terdiri

atas sel-sel mati dan membantu melindungi batang. Kambium gabus, parenkima

gabus, dan lapisan gabus akan mengelupas dan lepas sebagai bagian kulit. Akibatnya,

timbul lubang-lubang di batang yang disebut lentisel. Lentisel memungkinkan sel-sel

tetap hidup di dalam batang melalui pertukaran gas dengan udara luar.

3.  Rambut Akar

Selain untuk menghisap air dan garam-garam mineral, rambut akar berfungsi sebagai

alat pernapasan. Sel-sel rambut akar akan mengambil oksigen pada pori-pori tanah.

4.  Alat Pernapasan Khusus

Kemampuan tumbuhan beradaptasi terhadap lingkungan menghasilkan alat

pernapasan khusus. Tumbuhan bakau yang hidup di lingkungan air laut mempunyai

akar yang tumbuh ke atas permukaan tanah untuk memperoleh oksigen dan

mengeluarkan karbon dioksida. Akar tersebut disebut akar napas. Pohon beringin dan

anggrek mempunyai akar gantung untuk bernapas. Akar tersebut tumbuh dari batang

dan menggantung kea rah tanah. Pada saat masih menggantung, akar ini menyerap

98
uap air dan gas dari udara. Akan tetapi setelah masuk ke tanah, akar tersebut

berfungsi menyerap air dan garam mineral. Tumbuhan yang  hidup di air seperti

enceng gondok dan anjang , batangnya mempunyai rongga-rongga udara yang 

besar berfungsi untuk menyalurkan oksigen.

Menurut Dwidjoseputro (2009) Fotosintesis dipengaruhi oleh faktor internal

maupun faktor eksternal. Faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis adalah

sebagai berikut:

1. Konsentrasi karbon dioksida (CO2) di udara. Semakin tinggi konsentrasi CO2 di

udara, maka laju fotosintesis semakin meningkat.

2. Klorofil, semakin banyak jumlah klorofil dalam daun maka proses fotosintesis

berlangsung semakin cepat. Pembentukan klorofil memerlukan cahaya matahari.

Kecambah yang ditumbuhkan di tempat gelap tidak dapat membuat klorofil dengan

sempurna. Kecambah ini dikatakan mengalami etiolasi, yaitu tumbuh sangat cepat

dan batang dan daunnya tampak bewarna pucat karena tidak mengandung klorofil.

Umur daun juga mempengaruhi laju fotosintesis. Semakin tua daun, kemampuan

berfotosintesis semakin berkurang karena adanya perombakan klorofil dan

berkurangnya fungsi kloroplas.

3. Cahaya, intensitas cahaya yang cukup diperlukan agar fotosintesis berlangsung

dengan efisien.

4. Air, ketersediaan air mempengaruhi laju fotosintesis karena air merupakan bahan

baku dalam proses ini.

99
5. Suhu, umumnya semakin tinggi suhunya, laju fotosintesis akan meningkat,

demikian juga sebaliknya. Namun bila suhu terlalu tinggi, fotosintesis akan berhenti

karena enzimenzim yang berperan dalam fotosintesis rusak. Oleh karena itu

tumbuhan menghendaki suhu optimum (tidak terlalu rendah atau terlalu tinggi) agar

fotosintesis berjalan secara efisien.

Menurut Syamsuri (2010) Proses fotosintesis dipengaruhi beberapa factor yaitu

factor yang dapat memengaruhi secara langsung seperti kondisi lingkungan maupun

factor yang tidak memengaruhi secara langsung seperti terganggunya beberapa fungsi

organyang penting bagi proses fotosintesis. Proses fotosintesis sebenarnya peka

terhadap beberapa kondisi lingkungan meliputi kehadiran cahaya matahari,

suhulingkungan, konsentrasi karbondioksida (CO2). Faktor lingkungan tersebut

dikenal juga sebagai faktor pembatas dan berpengaruh secara langsung bagi laju

fotosintesis. Faktor pembatas tersebut dapat mencegah laju fotosintesis mencapai

kondisi optimum meskipun kondisi lain untuk fotosintesis telah ditingkatkan, inilah

sebabnya faktorfaktor pembatas tersebut sangat memengaruhi laju fotosintesis yaitu

dengan mengendalikan laju optimum fotosintesis. Selain itu, faktor-faktor seperti

translokasi karbohidrat, umur daun, serta ketersediaan nutrisimemengaruhi fungsi

organ yang penting pada fotosintesis sehingga secara tidak langsung ikut

memengaruhi laju fotosintesis. Berikut adalah beberapa faktor utama yang

menentukan laju fotosintesis :

1. Intensitas cahaya Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya.

100
2. Konsentrasi karbon dioksida Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin

banyak jumlah bahan yang dapt digunakan tumbuhan untuk melangsungkan

fotosintesis.

3. Suhu

4. Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada

suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan

meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim.

5. Kadar air

6. Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat

penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis.

7. Kadar fotosintat (hasil fotosintesis) Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat

berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila kadar fotosintat bertambah atau bahkan

sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang.

8. Tahap pertumbuhan

Respirasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu substrat yang tergantung pada

ketersediaan substrat utama dalam bentuk karbohidrat, serta dapat mempengaruhi

kerja suatu enzim dan oksigen yang berfungsi sebagai tempat penerimaan pada daur

krebs. Respirasi memiliki strategi pertumbuhan yang mengakolasikan suatu fraksi

karbon yang tinggi menuju ke akar, dapat meningkatkan suatu tingkat dimana dapat

mengekstrak uap air dari matriks tanaman. Strategi pertumbuhan tersebut akan dapat

menghasilkan suatu biaya pada respirasi pertumbuhan dan perawatan nyata sebagai

langkah untuk biomassa akar tambahan pada tanaman (Pavlick et al., 2013).

101
Menurut Salisbury dan Ross (2009) mengatakan bahwa respirasi dipengaruhi

oleh beberapa factor diantaranya factor ketersediaan substrat, factor oksigen, suhu

dan tipe umur tumbuhan.

1. Ketersediaan substrat

Karbohidrat merupakan substrat respirasi utama yang terdapat dalam sel tumbuhan

tinggi. Tumbuhan dengan kandungan substrat yang rendah akan melakukan respirasi

dengan laju yang rendah pula. Demikian sebliknya bila substrat yang tersedia cukup

banyak maka laju respirasi akan meningkat.

2. Ketersediaan oksigen

Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya pengaruh

tersebut berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ pada

tumbuhan yang sama.

3. Suhu

Semakin tinggi suhu, semakin tinggi laju respirasi. Laju reaksi respirasi akan

meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10oC, namun hal ini tergantung pada

masing-masing spesies.

4. Tipe dan umur tumbuhan

Masing-masing spesies tumbuhan memiliki perbedaan metabolisme, dengan

demikian kebutuhan tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda pada masing-masing

spesies. Tumbuhan muda menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi dibanding

tumbuhan yang tua. Demikian pula pada organ tumbuhan yang sedang dalam masa

pertumbuhan.

102
Hydrilla digunakan dalam percobaan fotosintesis karena hydrilla dapat tumbuh

dalam berbagai kondisi, termasuk cahaya rendah, atau masih mengalir air, dangkal

atau mendalam. Hydrilla merupakan tumbuhan air yang berhubungan langsung

dengan air dan memudahkan untuk mengamati gas oksigen yang dihasilkan dengan

mengamati gelembung yang keluar dari tumbuhan tersebut. Pada proses respirasi

digunakan kecambah kacang hijau karena tumbuhan ini merupakan suatu organisme

yang walaupun ia masih belum berkembang dengan sempurna tetapi sudah bisa

melakukan pernapasan, hal ini terbukti dari hasil percobaan yang telah diamati

dimana kecambah kacang hijau sebagai bahan percobaan mampu melakukan

respirasi. Kecambah melakukan pernapasan untuk mendapatkan energi yang

dilakukan dengan melibatkan gas oksigen (O2) sebagai bahan yang

diserap/diperlukan dan menghasilkan gas karbondioksida (CO2), air (H2O) dan

sejumlah energi. Pada dasarnya, proses respirasi bertujuan untuk mendapatkan energi

yang digunakan dalam metabolisme dan proses pertumbuhan serta perkembangan

untuk menjadi sebuah tanaman dewasa. Semakin besar suatu tanaman, maka makin

besar pula kebutuhannya akan energi sehingga dalam respirasinya memerlukan

oksigen yang banyak pula.

Pada percobaan fotosintesis perlakuan 1 dengan menggunakan intensitas cahaya

sebesar 40 watt dan 100 watt dihasilkan jumlah gelembung pada perlakuan dengan

intensitas cahaya 100 watt lebih banyak menghasilkan gelembung. Hal ini sesuai

dengan pernyataan Champbell (2008) yaitu intensitas cahaya sangat mempengaruhi

proses fotosintesis. Pada intensitas cahaya sedang reaksi terang membatasi atau

103
melanjutkan seluruh proses. Akan tetapi, dengan meningkatnya intensitas cahaya

pada akhirnya akan mencapai suatu titik yang pada saat itu reaksi gelap berlangsung

pada kapasitas maksimum penyinaran lebih lanjut efektif lagi dan proses

tersebut mencapai laju yang mantap.

Sedangkan menurut Tjitrosoepomo (2010) ada beberapa Faktor yang

mempengaruhi fotosintesis ada yang berasal dari luar dan dari dalam. Faktor yang

berasal dari dalam yang mempengaruhi fotosintesis adalah umur daun, struktur

dan susunan daun, distribusi dan sifat stomata serta jumlah klorofil dan akumulasi

karbohidrat. Sedangkan faktor luar yangmempengaruhi fotosintesis adalah suplai

air, cahaya, pengaruh kadar CO2, kadar air, pengaruh senyawa tertentu dan pengaruh

kadar O2. Pada percobaan tersebut yang mempengaruhi fotosintesis adalah factor

cahaya, karena laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya. Pada percobaan

respirasi menggunakan perlakuan kecambah dan perlakuan control waktu yang di

dapatkan pada perlakuan kecambah lebih cepat dari pada perlakuan kontrol. Hal ini

sesuai dengan pernyataan Lakitan (2004) yang menyatakan bahwa suhu sangat

mempengaruhi respirasi karena respirasi adalah reaksi enzim. Pada reaksi

metabolisme, ketika suhu naik 100C maka laju respirasi naik 2-3 lipat. Tapi pada

organisme berlaku sampai pada suhu optimum. Hal ini disebabkan makin naik suhu

maka energi kinetis larutan juga akan meningkat yang mempercepat reaksi.

Melampaui suhu optimum laju reaksi menurun sampai suhu maksimum. Hal ini

disebabkan tinggi suhu akan mempengaruhi kerja enzim.

104
105
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa

Fotosintesis adalah suatu proses metabolisme dalam tanaman untuk membentuk

karbohidrat dengan memakai karbondioksida (CO2) dari udara dan air (H2O) dari

dalam tanah dengan bantuan cahaya matahari dan klorofil. Semakin besar intensitas

cahaya dan semakin dekat jaraknya dengan tumbuhan, maka semakin banyak

gelembung fotosintesis yang bereaksi. 

Respirasi merupakan proses oksidasi bahan organik yang terjadi di dalam sel.

Dibuktikan dengan percobaan pada kecambah yang memiliki bahan organik di beri

nyala api di dalam tabung reaksi lebih lama padam daripada kontrol yang kosong.

B. Saran

Praktikan harus benar-benar memperhatikan jumlah gelembung yang keluar

pada saat proses fotosintesis karena ukuran gelembungnya yang berbeda-beda, ada

yang terlihat jelas dan ada yang sangat kecil sehingga data yang diperoleh menjadi

lebih akurat.

106
DAFTAR PUSTAKA

Azmin, N, et al. 2015. Pertumbuhan Carica (Carica pubescens) dengan Perlakuan

Dosis Pupuk Fosfor dan Kalium untuk Mendukung Keberhasilan Transplantasi

di Lereng Gunung Lawu. EL-Vivo. 3 (1):34- 40.

Champbell, James G. 2008. Micro Biology a Laboratory Manual. Addison Wesley,

New York.

Darmawan dan Baharsjah. 2009. Pengantar Fisiologi Tumbuhan, Gramedia. Jakarta.

Dwidjoseputro. 2009. Pengantar Fisiologi Tumbuhan Gramedia Pustaka Utama,

Jakararta.

Iriawati. 2013. Fisiologi Tumbuhan. ITB Press, Bandung.

Kimball, J. W. 2008. Biologi Umum. Erlangga, Jakarta.

Kumar, C. G. 2008. Arrowroot (Maranta arundinacea L.) Starch as a New Low Cost

Substrat for Alkaline Protease Production. World Journal of Microbiology and

Biotechnology. 19(7):757-762.

Lakitan, B. 2011. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. PT Raja

Grafindo Persada, Jakarta.

Malcome, 2010. Ringkasan Biologi. Ganeca Exact, Bandung.

Nelistya, N. 2009. Mengenal Bagian-Bagian Tumbuhan. Penebar Swadaya, Jakarta.

Pavlick, R. et al. 2013. The Jena Diversity-Dynamic Global Vegetation Model (JeDi-

DGVM): a diverse approach to representing terrestrial biogeography and

107
biogeochemistry based on plant functional trade-offs. Biogeosciences. 10(1):

4137-4177.

Rahmata, H. dan Liliasari. 2012. Pengetahuan Awal Calon Guru Biologi tentang

Konsep Katabolisme Karbohidrat (Respirasi Seluler). Jurnal Pendidikan IPA

Indonesia. 1(1): 91-97.

Riza, Noor Tsany. 2017. Studi Pemberian Kalsium Hidroksida (Ca(OH) 2) Dan

Natrium Bikarbonat (NaHCO3) Terhadap Dinamika Nilai N/P Rasio Dan

Kelimpahan Plankton. Universitas Padjajaran, Bandung.

Salisbury,  B. & Cleon W. Ross. 2009. Fisiologi Tumbuhan. ITB, Bandung.

Setiowati, T. dan Furqonita, D. 2012. Biologi Interaktif. Azka Press, Jakarta Timur.

Supeni, T. 2011. Biologi. Erlangga: Jakarta

Syamsuri, Istamar, et al. 2010. Biologi . Jakarta : Erlangga.

Tjitrosoepomo. 2010. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press,

Yogyakarta.

Waluyo. 2013. Mikrobiologi Umum. Universitas Muhamadiyah Malang, Malang.

Wilkins.M.B, 2009 Fisiologi Tumbuhan. Bumi Angkasa, Jakarta.

108
LAMPIRAN

Gambar 4.2 Proses


Gambar 4.3 Kecambah dan
percobaan fotosintesis
kontrol yang telah diikat
Gambar 4.1 Daun hidrilla
dalam tabung reaksi
didalam aquades

Gambar 4.5 Alat bantu Gambar 4.6 Sumber


menghitung gelembung cahaya percobaan
Gambar 4.4 Aquades
fotosintesis

109

Anda mungkin juga menyukai