PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Menjelaskan tentang fotosintesis pada tanaman air yang berkaitan dengan
lokasi, penyerapan sinar, photophosphorilasi non siklik dan siklik, fotosintesis
bakterial, reaksi gelap, jalur C4.
1
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah
Fenomena fotosintesis telah digali sejak lama oleh para ilmuwan, khususnya
bidang fisiologi tumbuhan. Joseph Priestley (1774), seorang ahli kimia Inggris
menemukan bahwa tumbuhan mengeluarkan suatu gas yang membuat api lilin dapat
menyala walaupun dalam tabung gelas yang tertutup. Dalam sungkup tabung gelas
tanpa tanaman, api lilin yang dinyalakan cepat padam. Namun setelah ke dalamnya
disusupkan tanaman, pada beberapa hari kemudian ternyata lilin dapat dinyalakan
lagi. Lilin tetap menyala selama “gas” dari tanaman itu masih ada. Pada waktu itu,
Dia belum tahu bahwa gas itu adalah oksigen.
Jan Ingenhousz (1779), ahli fisiologi dari German melakukan eksperimen
dengan menggunakan tumbuhan air (Hydrila verticilata). Dari percobaannya
ditunjukkan tiga hal penting, meliputi :
(1) gas yang dikeluarkan oleh tumbuhan itu ternyata adalah O2,
(2) cahaya matahari dibutuhkan untuk proses tersebut,
(3) bagian yang berhijau daun saja yang mengeluarkan O2.
Seorang ahli botani dari Swiss, Jean Senebier menemukan bahwa CO2 juga
dibutuhkan untuk fotosintesis. Peneliti lain, ahli kimia dan ahli fisiologi Swiss yaitu
Nicholas de Saussure (1804) menunjukkan bahwa tanaman tumbuh dari air dan CO2
yang diserapnya. Sachs (1860) menunjukkan bahwa fotosintesis menghasilkan zat
gula atau karbohidrat yang disebut amilum. Berdasar temuan-temuan itu maka
pemahaman tentang fotosintesis menjadi semakin lengkap. Fotosintesis kemudian
dirumuskan dalam persamaan reaksi kimia sebagai berikut :
→
n H 2 O+ nCO 2 +energi matahari klorofil ( CH 2 O ) n+n O 2
3
Van Niel adalah orang pertama yang menyatakan bahwa O2 itu berasal dari
pemecahan air. Hal itu didasarkan dari hasil temuannya tentang fotosintesis bakteri
Sulfur. Dengan energi matahari, bakteri Sulfur ternyata juga mampu menyusun zat
gula dari CO2 dan gas belerang (H2S), bukan dengan air (H2O) seperti pada
tumbuhan. Bakteri ini melepaskan S, yang tentu berasal dari pemecahan H2S.
Persamaan reaksinya dinyatakan sebagai berikut :
n CO 2+ H 2 S → ( CH 2 O ) + 2 S+ H 2 O
Senada dengan hal itu, maka Van Niel menduga bahwa O 2 yang dilepaskan
pada fotosintesis tumbuhan adalah berasal dari pemecahan air (H2O). Tahun 1941,
Ruben dan Kamen melakukan percobaan fotosintesis dengan menggunakan air
bertanda. Pada air tersebut, komponen O-nya diberi tanda yang mudah dikenali
dengan alat tertentu. Dengan cara ini, Dia berhasil membuktikan bahwa “gas” yang
dilepaskan itu adalah O2 yang bertanda. Oksigen itu tentu berasal dari pemecahan air
bertanda. Pemecahan air dengan energi cahaya yang diserap oleh sel-sel daun yang
berfotosintesis ini disebut fotolisis. Dengan demikian, persamaan fotosintesis yang
lengkap adalah sbb :
→
2 n H 2 O+n CO 2+ energi matahari klorofil ( CH 2 O ) n+ n O 2+ n H 2 O
Berdasar uraian di atas dapat kita tarik beberapa pengertian : (1) Fotosintesis
menggunakan energi matahari untuk menyusun zat gula sederhana. (2) Zat gula
disusun dari bahan dasar yaitu berupa H 2O dan CO2. (3) Fotosintesis menghasilkan
bahan sisa berupa O2 dan H2O. (4) Fotosintesis hanya dapat dilakukan oleh tumbuhan
dan beberapa jenis bakteri. Fotosintesis menyusun zat gula dari air dan karbon
dioksida (CO2), sehingga sering disebut pula asimilasi karbon.
4
2.3 Fungsi
a. Fungsi utama fotosintesis untuk memproduksi zat makanan berupa glukosa.
Glukosa menjadi bahan bakar dasar pembangun zat makanan lainnya, yaitu lemak
dan protein dalam tubuh tumbuhan. Zat-zat ini menjadi makanan bagi hewan
maupun manusia. Oleh karena itu, kemampuan tumbuhan mengubah energi
cahaya (sinar matahari) menjadi energi kimia (zat makanan) selalu menjadi mata
rantai makanan.
b. Fotosintesis membantu membersihkan udara, yaitu mengurangi kadar
CO2 (karbon dioksida) di udara karena CO2 adalah bahan baku dalam proses
fotosintesis. Sebagai hasil akhirnya, selain zat makanan adalah O2 (Oksigen) yang
sangat dibutuhkan untuk kehidupan.
5
Stroma
Merupakan struktur kosong di
dalam kloroplas. Stroma juga merupakan
tempat glukosa terbentuk dari
karbondioksida dan air.
Tilakoid
Merupakan struktur cakram yang
terbentuk dari pelipatan membran dalam
kloroplas. Membran tilakoid menangkap
energi cahaya dan mengubahnya menjadi
energi kimia.
Gambar 1. Struktur anatomi daun
Grana
Merupakan satu tumpuk tilakoid.
6
Cahaya di butuhkan pada proses fotosintesis sebagai sumber energi. Energi ini
kemudian digunakan untuk menguraikan (memecah) molekul air (H2O) menjadi
oksigen dan hydrogen. Banyaknya energi cahaya yang di serap oleh tumbuhan
tergantung pada:
a. Banyak sedikitnya intensitas sumber cahaya,
b. Panjang gelombang cahaya,
c. Lamanya penyinaran.
Cahaya utama yang digunakan pada proses fotosintesis adalah cahaya matahari.
Selain cahaya matahari, bisa digunakan cahaya lampu dan cahaya lainnya
Macam-macam klorofil
Pada tumbuhan didapatkan bermacam-macam pigmen yang berperan
menyerap energi cahaya. Pigmen fotosintetis terdapat dalam kloroplas yang terdiri
dari klorofil a, b, santofil, karotenoid, bakterioklorofil pada bakteri. Pigmen ini
menyerap warna atau gelombang cahaya yang berbeda-beda. Masing-masing
menyerap maksimum pada gelombang cahaya tertentu. Pigmen umumnya
mempunyai penyerapan maksimum pada gelombang cahaya pendek dan juga
panjang. Untuk memaksimalkan penyerapan energi cahaya, maka pada kloroplas
terdapat kelompok pemanen cahaya yang disebut dengan antena yang terdiri dari
bermacam-macam pigmen, pigmen yang paling banyak pada kloroplas adalah
klorofil. Klorofil merupakan pigmen yang berwarna hijau yang terdapat pada
10
Klorofil a
Klorofil a adalah suatu senyawa kompleks antara magnesium dengan porfirin
yang mengandung cincin siklopentanon (cincin V). Keempat atom nitrogennya
dihubungkan secara ikatan. Koordinasi dengan ion Mg2+ membentuk senyawa
kompleks planar yang mantap. Rantai sampingnya yang bersifat hidrofob adalah
suatu terpenoid alkohol dan fitol yang dihubungkan secara ikatan ester dengan gugus
propionat dari cincin IV. Klorofil a merupakan salah satu bentuk klorofil yang
terdapat pada semua tumbuhan autotrof.Rumus kimia klorofil a C55H72O5N4Mg
11
Klorofil a dan klorofil b paling kuat menyerap cahaya bagian merah dan ungu
spektrum,cahaya hijau yang paling sedikit diserap maka apabila cahaya putih
menyinari struktur-struktur yang mengandung klorofil seperti misalnya daun maka
sinar hijau akan dikirimkan dan dipantulkan sehingga strukturnya tampak berwarna
hijau. Karoten termasuk ke dalam kromoplas yaitu plastida yang berwarna dan
mengandung pigmen selain klorofil.
Klorofil C
Klorofil C terdapat pada ganggang coklat Phaeophyta serta diatome
Bacillariophyta.Rumus kimia kolorofil C
Kelompok C3 (-CH = CH2) (-CH = CH2) (-CH = CH2) (-CH)
Kelompok C7 (-CH3) (-CHO) (-CH3) (-CH3) (-CH3)
Kelompok C8 (-CH2CH3) (-CH2CH3) (-CH2CH3) (-CH)
Kelompok C17 (-CH2CH2COO-Phytyl) (-CH2CH2COO-Ph)
Klorofil d
Klorofil d terdapat pada ganggang merah Rhadophyta. Akibat adanya klorofil,
tumbuhan dapat menyusun makanannya sendiri dengan bantuan cahaya matahari..
13
Fotosintesis terjadi pada semua bagian berwarna hijau pada tumbuhan karena
mamiliki kloroplas, tetapi tempat utama berlangsungnya fotosintesis adalah daun.
Pigmen warna hijau yang terdapat pada kloroplas disebut dengan klorofil dan dari zat
inilah warna daun berasal. Klorofil menyerap energi cahaya yang menggerakkan
sintesis molekul makanan dalam kloroplas untuk menghasilkan energi (Campbell,
2002).
Kadar dari klorofil yang terkandung dalam suatu organ tumbuhan dapat
diukur dengan metoda spektrofotometer. Sel penutup pada lembaran daun yang
mengandung klorofil, didalam stroma pada sel tersebut akan berlangsung fotosintesis
yang akan menghasilkan karbohidrat (gula). Gula tersebut menyebabkan potensial
osmotik cairan sel yang menurun, potensial air juga akan menurun, dengan peristiwa
itu timbul tekanan turgor yang dapat menyebabkan terbentuknya stroma (Kimball,
1988).
Selain klorofil tumbuhan juga membutuhkan cahaya untuk perkembangannya.
Terdapat empat macam penerima cahaya yang dikenal dalam mempengaruhi
fotomorfogenesis pada tumbuhan. Pertama, fitokrom yaitu diketahui paling kuat
menyerap cahaya merah dan juga mampu menyerap cahaya biru. Kedua adalah
kriptoksom, yaitu kelompok sejumlah pigmen yang serupa menyerap cahaya biru dan
gelombang ultraviolet. Ketiga, penerima cahaya UV yaitu satu atau beberapa
senyawa yang tidak dikenal yang menyerap radiasi ultraviolet antara kurang lebih
14
280-320 nm. Keempat ialah protoklorofilida, yaitu pigmen yang menyerap cahaya
merah dan biru, bias tereduksi menjadi klorofil a (Sasmitamiharja, 1990).
Letak Klorofil
Klorofil sangat penting bagi tumbuhan untuk melaksanakan fotosintesis dan
menghasilkan energi. Klorofil merupakan pigmen kloroplast yang terdapat dalam
plastid. Plastid merupakan struktur khusus, diselimuti oleh system membran rangkap
ditemui hanya pada tumbuhan dan beberapa protista. Plastid mengandung ONA dan
ribosom yang terbenam (bersama membrane) dalam cair yang disebut stroma
(Salisbury dan Ross, 1995).
Sel penutup memiliki klorofil dalam selnya sehingga dengan bantuan cahaya
matahari dapat melakukan fotosintesis. Terlalu banyak sinar berpengaruh beruk
terhadap klorofil. Larutan klorofil yang dihadapkan pada sinar kuat akam berkurang
hijaunya dan daun yang kena sinar matahari langsung pada umumnya berwarna hijau
kekuningan.
Semua plastid tumbuh dari proplastida yaitu benda kecil yang ditemukan pada
tumbuhan baik didalam gelap maupun ditempat terang. Plastid membelah sama
seperti mitokondria (dan prokariotik). Plastid tidak berwarna biasa disebut leukoplas.
Leukoplas yang paling dikenal ialah amiloplas yang mengandung dua atau lebih butir
pati. Leukoplas lain berisi cadangan protein (proteinoplas) (Salisbury dan Ross,
1995).
Ada dua macam plastid berwarna, yaitu kloroplas yang mengandung klorofil
dan berbagai pigmen yang menyertainya dan kromoplast yang mengandung pigmen
lain (contohnya pigmen merah pada tomat) (Salisbury dan Ross, 1995).
Klorofil terdapat didalam kloroplas yang merupakan pigmen yang aktif
didalam fotosintesis. Klorofi adalah molekul tetra-spiral yang dihubungkan aleh atom
Mg, yang berbentuk oval yang terkandung dalamnya. Penyerapan yang esensial oleh
kloroplas didalam menbran tilakoid. Tiap-tiap foton dapat mengelurakan electron
kedalam klorofil, klorofil hijau akan menyerapa warna yang panjang gelombangnya
15
dijumpai bahan tanaman berbentuk amof, sel dan kaya enzim yang disebut stroma.
Stroma ini mengandung berbagai enzim yang merubah CO 2 menjadi karbohidrat
khususnya pati. Didalam stroma ada tilakoid yang mengandung pigmen ,disinilah
energi dari cahaya matahari digunakan untuk mengoksidasi H2O dan menbentuk ATP
dan NADPH yang kaya energi yang diperlukan oleh stroma untuk mengubah CO 2
menjadi karbohidrat (Salisbury and Ross, 1995).
Pada daun muda terjadi fotosintesis yang aktif sehingga menbutuhkan klorofil
yang banyak. Klorofil tersebut akan menyerap cahaya yang berenergi tinggi sehingga
fotosintesis terjadi lebih aktif. Daun muda juga mendapatkan transfer klorofil melalui
eksitasi dari daun tua (Dwijoseputro,1980).
Penyerapan relatif untuk setiap panjang gelombang oleh pigmen dapat diukur
dengan spektrofotometer. Grafik penyerapan cahaya untuk kisaran panjang
gelombang tertentu disebut dengan spektrum serapan (Dermawan, 1983).
Menurut Noggle dan Fritz (1979), klorofil akan memperlihatkan flouresensi
berwarna merah yang berarti warna larutan tersebut tidak hijau pada cahaya yang
diluruskan dan akan merah tua pada cahaya yang dipantulkan.
Pada proses fotosintesis banyak diperlukan senyawa kimia yang penting
dalam mengubah cahaya menjadi energi kimia pada tumbuhan tingkat tinggi, adalah
pigmen yang terdapat didalam kloroplas, melalui pigmen inilah cahaya memulai
proses fotosintesis. Pigmen tersebut dalam kloroplas yaitu pada membran internal
yang disebut tilakoid. Pigmen tersebut adalah klorofil a, klorofil b, dan keratinoid
(Sasmitamihardjo, 1990).
Sebagian besar spesies mengabsorbsi lebih dari 90% panjang gelombang biru.
Panjang gelombang lembanyung dan merahyang diabsorbsi juga dilakukan oleh
kloroplas. Dalam tilakoid setiap foton dapat mengeksitasi satu electron dalam
korotenoid atau klorofil (Darmawan, 1983).
Warna hijau pada kloroplas disebabkan oleh adanya empat tipe utama pigmen
didalamnya yaitu klorofil a, dan klorofil b, berwarna hijau karena bnayak menyerapa
warna lembayung dan merah dan memancarkan sinar hijau, selain klorofil da xantofil
dan karoten. Benda-benda berwarna menyerap cahaya dengan berbagai panjang
gelombang sampai pada tingkat tertentu, dan warna yang timbul pada warna tersebut
adalah cahaya yang diserap paling sedikit. Pada proses fotosintesis warna yang paling
sedikit diserap adalah warnadengan cahaya hijau, warna inilah tersebar dipantulkan
oleh tumbuhan sehingga tampak warna hijau (Sastamitamihardjo,1990).
Klorofil dibentuk dari kodensasi suksinil CoA beserta dengan asama amino
glisin menjadi suatu senyawa. Setelah melalui beberapa tahap reaksi, selanjutnya
dengan adanya fitol dan enzim klorofilase dirubah menjadi klorofil. Pada klorofil a
terdapat gugusan metal, sedangkan pada klorofil b terdapat gugusan aldehid
(Darmawan, 1983).
18
Kloroplas berasal dari proplastid keci (plastid yang belum dewasa, kecil dan
hampir tidak berwarna, dengan sedikit ataupun membrane dalam). Pada umumnya
proplastid berasal hanya dari sel telur yang tidak terbuahi, sperma tidak berperan
disini. Proplastid membelah pada saat embrio berkembang, dan berkembang menjadi
kloroplas ketika daun dan batang terbentuk. Kloropals muda juga aktif membelah,
khususnya bila organ mengandung kloroplas terpanjang pada cahaya. Jadi, tiap sel
dewasa sering terkandung beberapa ratus kloroplas yang terdapat pigmen klorofil
membantu proses fotosintesis organisme (Salisbury and Ross, 1995).
Klorofil tidak larut dalam air, melainkan larut dalam etanol, methanol, eter,
aseton, bensol dan klorofrom. Untuk memisahkan klorofil a dan klorofil bbeserta
pigmen- pigmen lain karotin, xantofil, organ menggunakan suatu teknik
spektrofotometri. Kalau kita perhatikan suatu larutan zat yang berwarna. Makin pekat
larutan tadi makin banyak menyerap cahaya sehingga kelihatan makin gelap. Adanya
hubungan antara penyerapan cahaya dengan kosentrasi larutan merupakan prinsip
dasar dari penggunaan spektrofotometer yang menggunakan cahaya monokromatik
(Seitz,1987).
amino ketoda di dapat, kemudian melalui dekarboksilasi dan diubah menjadi asam
amino lovalenat dikatalis oleh enzim amino lovalenat sintetase dengan adanya
pridoksal posfat dan cahaya (Nurdin, 1997).
Dibungkus oleh dua lapis membrane yaitu membrane luar dan membran
dalam, yang dipisahkan oleh ruang intermembran. Membrane luar datar, sedangkan
membrane dalam melebar dan melipat ke arah dalam membentuk tumpukan seperti
kantong-kantong yang disebut tilakoid. Tumpukan tilakoid yang sejajar disebut
granum, satu granum terdiri dari 2-100 tilakoid. Didalam setiap tilakoid terdapat
ruang yang disebut lumen yang berisi garam pelarut (Nurdin, 1997).
Kloroplas merupakan organel yang berbentuk lensa dan berukuran kira-kira
dua micrometer dikali lima micrometer. Kloroplas ini dilingkupi oleh dua membrane
yang dipisahkan oleh ruang inter membran yang sempit. Membran dalam melingkupi
cairan yang disebut stroma. Stroma mengelilingi ruangan ketiga, yang dibatasi oleh
membrannya sendiri (membrane tilakoid). Diseluruh kloroplas, kantung tilakoid
ditumpuk membentuk grana yang dihubungkan satu sama lain oleh tubula tipis
diantara masing-masing tilakoid (Campbell, 2002).
Tiap kloroplas mengandung 40-60 granum dan ada juga yang tidak pakai
grana seperti pada kloroplas seludang ikatan pembuluh. Membrane tilakoid sama
dengan membrane lain disusun oleh lipid dan protein, disamping adanya pigmen-
pigmen fotosintetik dan senyawa-senyawa pembawa electron lainnya. Kloroplas sama
dengan mitokondria, juga punya DNA, ribosom dan RNA sendiri yang berguna untuk
membentuk polipeptida dan protein tertentu bersama dengan DNA inti (Nurdin,
1997).
2.6.3 Suhu
Suhu berpengaruh pada proses fotosintesis karena suhu mempengaruhi enzim yang
bekerja pada proses fotosintesis tersebut. Enzim dapat bekerja dengan baik pada suhu
tertentu. Jika suhu terlalu rendah ataupun terlalu tinggi akan merusk kerja enzim.
20
2.6.4 Karbondioksida
Karbon dioksida berpengaruh sangat besar terhadap proses fotosintesis karena
merupakan bahan baku untuk pembuatan glukosa. Disamping itu, keberadaan karbon
dioksida diudarapun jumlahnya juga terbatas. Kandungan karbon dioksida di udara
segar bervariasi antara 0,03% (300ppm) sampai dengan 0,06% (600 ppm) bergantung
pada lokasi.
2.6.5 Air
Air merupakan bahan baku pada proses fotosintesis, keberadaan air juga sangat
berpengaruh terhadap keberadaan karbondioksida, karena jika tumbuhan kekurangan
air maka stomata akan menutup, dan dengan menutupnya stomata maka Karbon
dioksida tidak bisa masuk ke dalam tumbuhan tersebut.
warna cahaya berbeda dan melepaskan energinya kepada molekul klorofil pusat
untuk melakukan fotosintesis. Bagian tengah struktur kimia dari molekul klorofil
adalah sebuah cincin porfirin, yang terdiri dari beberapa gabungan cincin karbon dan
nitrogen dengan ion magnesium di tengah.
Beberapa ratus klorofil a, klorofil b, dan karotenoid membentuk suatu
kumpulan sebagai “pengumpul cahaya” yang disebut kompleks antena.
Sebelum sampai ke pusat reaksi, energi dari partikel-partikel cahaya (foton) akan
dipindahkan dari satu molekul pigmen ke molekul pigmen yang lain. Pusat reaksi
merupakan molekul klorofil pada fotosistem, yang berfungsi sebagai tempat
terjadinya reaksi kimiawi (reaksi cahaya) fotosintesis pertama kalinya.
Di dalam membran tilakoid terdapat 2 macam fotosistem berdasarkan urutan
penemuannya, yaitu fotosistem I dan fotosistem II. Setiap fotosistem tersebut
mempunyai klorofil pusat reaksi yang berbeda, tergantung dari kemampuan
menyerap panjang gelombang cahaya. Klorofil pusat reaksi pada fotosistem I disebut
P700, karena mampu menyerap panjang gelombang cahaya 700 nm
(spektrumnya sangat merah), sedangkan pada fotosistem II disebut P680 (spektrum
merah).
Singkatnya, dalam reaksi terang, ada aliran kontinu elektron dari air ke
fotosistem 2, yang menciptakan ATP kaya energi dan menyediakan energi habis
elektron untuk fotosistem 1, yang kemudian menggantikan elektron bersemangat
yang masuk rantai transpor elektron yang berbeda untuk membuat NADH. Reaksi
terang memanfaatkan energi cahaya dan transfer ke energi kimia dari molekul.
2) Reduksi
Setiap molekul 3-PGA menerima gugus fosfat dari ATP sehingga terbentuk
1,3 bisfosfogliserat. Elektron dari NADPH mereduksi 1,3 bisfosfogliserat dan
terbentuk 6 molekul gliseraldehid 3-fosfat (G3P), yang dikatalisis oleh G3P
dehidrogenase. Satu molekul G3P akan keluar sebagai molekul gula atau glukosa dan
senyawa organik lain yang diperlukan tumbuhan, sedangkan 5 molekul G3P yang lain
akan masuk ke tahapan regenerasi.
3) Pembentukan kembali (regenerasi) RuBP
Pada tahapan terakhir siklus Calvin ini, RuBP sebagai pengikat CO2 dibentuk
kembali oleh 5 molekul G3P. RuBP siap untuk mengikat CO2 kembali dan siklus
Calvin dapat berlanjut kembali. Dengan demikian, molekul gula tidak akan terbentuk
hanya dengan reaksi terang atau siklus Calvin saja. Oleh karena itu, kedua proses
tersebut merupakan gabungan proses untuk terjadinya fotosintesis. Pada materi
sebelumnya, kalian telah mempelajari bahwa fotosintesis menghasilkan molekul gula.
Gula yang dibuat dalam kloroplas tersebut akan digunakan untuk proses respirasi
tumbuhan atau menyusun senyawa organik lainnya dalam sel tumbuhan.
Gula tersebut akan diedarkan ke seluruh bagian tumbuhan, dalam bentuk gula
sederhana seperti glukosa. Molekul-molekul gula berlebih yang terbentuk selama
fotosintesis dan tidak diedarkan, akan menumpuk atau disimpan di dalam plastida
sebagai sumber cadangan energi dalam bentuk amilum atau pati (polisakarida).
29
2.8.1 Tumbuhan C3
Tanaman C3 lebih adaptif pada kondisi kandungan CO2 atmosfer tinggi.
Sebagian besar tanaman pertanian, seperti gandum, kentang, kedelai, kacang-
kacangan, dan kapas merupakan tanaman dari kelompok C3.
Pada tanaman C3, enzim yang menyatukan CO2 dengan RuBP (RuBP
merupakan substrat untuk pembentukan karbohidrat dalam proses fotosintesis) dalam
proses awal assimilasi, juga dapat mengikat O2 pada saat yang bersamaan untuk
proses fotorespirasi (fotorespirasi adalah respirasi,proses pembongkaran karbohidrat
untuk menghasilkan energi dan hasil samping, yang terjadi pada siang hari). Jika
konsentrasi CO2 di atmosfir ditingkatkan, hasil dari kompetisi antara CO2 dan O2 akan
lebih menguntungkan CO2, sehingga fotorespirasi terhambat dan assimilasi akan
bertambah besar.
Tumbuhan C3 tumbuh dengan karbon fiksasi C3 biasanya tumbuh dengan
baik di area dimana intensitas sinar matahari cenderung sedang, temperature sedang
dan dengan konsentrasi CO2 sekitar 200 ppm atau lebih tinggi, dan juga dengan air
tanah yang berlimpah. Tumbuhan C3 harus berada dalam area dengan konsentrasi gas
karbondioksida yang tinggi sebab Rubisco sering menyertakan molekul oksigen ke
dalam Rubp sebagai pengganti molekul karbondioksida. Konsentrasi gas
karbondioksida yang tinggi menurunkan kesempatan Rubisco untuk menyertakan
molekul oksigen. Karena bila ada molekul oksigen maka Rubp akan terpecah menjadi
molekul 3-karbon yang tinggal dalam siklus Calvin, dan 2 molekul glikolat akan
dioksidasi dengan adanya oksigen, menjadi karbondioksida yang akan menghabiskan
energi.
Pada tumbuhan C3,CO2 hanya difiksasi RuBP oleh karboksilase RuBP.
Karboksilase RuBP hanya bekerja apabila CO2 jumlahnya berlimpah
2.8.2 Tumbuhan C4
Tumbuhan C4 dan CAM lebih adaptif di daerah panas dan kering. Pada
tanaman C4, CO2 diikat oleh PEP (enzym pengikat CO2 pada tanaman C4) yang tidak
dapat mengikat O2 sehingga tidak terjadi kompetisi antara CO2 dan O2. Lokasi
32
terjadinya assosiasi awal ini adalah di sel-sel mesofil (sekelompok sel-sel yang
mempunyai klorofil yang terletak di bawah sel-sel epidermis daun). CO2 yang sudah
terikat oleh PEP kemudian ditransfer ke sel-sel “bundle sheath” (sekelompok sel-sel
di sekitar xylem dan phloem) dimana kemudian pengikatan dengan RuBP terjadi.
Karena tingginya konsentasi CO2 pada sel-sel bundle sheath ini, maka O 2 tidak
mendapat kesempatan untuk bereaksi dengan RuBP, sehingga fotorespirasi sangat
kecil and G sangat rendah, PEP mempunyai daya ikat yang tinggi terhadap CO2,
sehingga reaksi fotosintesis terhadap CO2 di bawah 100 m mol m-2 s-1 sangat
tinggi. , laju assimilasi tanaman C4 hanya bertambah sedikit dengan meningkatnya
CO2. Sehingga, dengan meningkatnya CO2 di atmosfir, tanaman C3 akan lebih
beruntung dari tanaman C4 dalam hal pemanfaatan CO 2 yang berlebihan. Contoh
tanaman C4 adalah jagung, sorgum dan tebu
Tetapi pada sintesis C4,enzim karboksilase PEP memfiksasi CO 2 pada
akseptor karbon lain yaitu PEP. Karboksilase PEP memiliki daya ikat yang lebih
tinggi terhadap CO2 daripada karboksilase RuBP. Oleh karena itu,tingkat CO2 menjadi
sangat rendah pada tumbuhan C4,jauh lebih rendah daripada konsentrasi udara
normal dan CO2 masih dapat terfiksasi ke PEP oleh enzim karboksilase PEP. Sistem
perangkap C4 bekerja pada konsentrasi CO2 yang jauh lebih rendah.
Tumbuhan C4 dinamakan demikian karena tumbuhan itu mendahului siklus
Calvin yang menghasilkan asam berkarbon -4 sebagai hasil pertama fiksasi CO 2 dan
yang memfiksasi CO2 menjadi APG di sebut spesies C3, sebagian spesies C4 adalah
monokotil (tebu, jagung, dll). Reaksi dimana CO2 dikonfersi menjadi asam malat atau
asam aspartat adalah melalui penggabugannya dengan fosfoeolpiruvat (PEP) untuk
membentuk oksaloasetat dan Pi.
Enzim PEP-karboksilase ditemukan pada setiap sel tumbuhan yang hidup dan
enzim ini yang berperan dalam memacu fiksasi CO 2 pada tumbuhan C4. enzim PEP-
karboksilase terkandung dalam jumlah yang banyak pada daun tumbuhan C 4, pada
daun tumbuhan C-3 dan pada akar, buah-buah dan sel – sel tanpa klorofil lainnya
ditemukan suqatu isozim dari PEP-karboksilase.
33
2.8.3 Tumbuhan CAM
Tumbuhan C4 dan CAMlebih adaptif di daerah panas dan
kering. Crassulacean acid metabolism ( CAM), tanaman ini mengambil CO2 pada
malam hari, dan mengunakannya untuk fotosistensis pada siang harinya. Meski tidak
menguarkan oksigen dimalam hari, namun dengan memakan CO 2 yang beredar,
34
tanaman ini sudah membantu kita semua menghirup udara bersih, lebih sehat,
menyejukkan dan menyegarkan bumi, tempat tinggal dan ruangan. Jadi, cocok buat
taruh di ruang tidur misalnya. Sayang, hanya sekitar 5% tanaman jenis ini. Tumbuhan
CAM yang dapat mudah ditemukan adalah nanas, kaktus, dan bunga lili.
Tanaman CAM , pada kelompok ini penambatan CO 2 seperti pada tanaman
C4, tetapi dilakukan pada malam hari dan dibentuk senyawa dengan gugus 4-C. Pada
hari berikutnya ( siang hari ) pada saat stomata dalam keadaan tertutup terjadi
dekarboksilase senyawa C4 tersebut dan penambatan kembali CO2 melalui kegiatan
Rudp karboksilase. Jadi tanaman CAM mempunyai beberapa persamaan dengan
kelompok C4 yaitu dengan adanya dua tingkat sistem penambatan CO2. Pada C4
terdapat pemisahan ruang sedangkan pada CAM pemisahannya bersifat sementara.
Termasuk golongan CAM adalah Crassulaceae, Cactaceae, Bromeliaceae, Liliaceae,
Agaveceae, Ananas comosus, dan Oncidium lanceanum.
Beberapa tanaman CAM dapat beralih ke jalur C3 bila keadaan lingkungan
lebih baik. Beberapa spesies tumbuhan mempunyai sifat yang berbeda dengan
kebanyakan tumbuhan lainnya, yakni Tumbuhan ini membuka stomatanya pada
malam hari dan menutupnya pada siang hari. Kelompok tumbuhan ini umumnya
adalah tumbuhan jenis sukulen yang tumbuh da daerah kering. Dengan menutup
stomata pada siang hari membantu tumbuhan ini menghemat air, dapat mengurangi
laju transpirasinya, sehingga lebih mampu beradaptasi pada daerah kering tersebut.
Selama malam hari, ketika stomata tumbuhan itu terbuka, tumbuhan ini
mengambil CO2 dan memasukkannya kedalam berbagai asam organic. Cara fiksasi
karbon ini disebut metabolisme asam krasulase, atau crassulacean acid metabolism
(CAM).
Dinamakan demikian karena metabolisme ini pertama kali diteliti pada
tumbuhan dari famili crassulaceae. Termasuk golongan CAM adalah Crassulaceae,
Cactaceae, Bromeliaceae, Liliaceae, Agaveceae, Ananas comosus, dan Oncidium
lanceanum. Jalur CAM serupa dengan jalur C4 dalam hal karbon dioksida terlebih
dahulu dimasukkan kedalam senyawa organik intermediet sebelum karbon dioksida
35
ini memasuki siklus Calvin. Perbedaannya ialah bahwa pada tumbuhan C 4, kedua
langkah ini terjadi pada ruang yang terpisah. Langkah ini terpisahkan pada dua jenis
sel. Pada tumbuhan CAM, kedua langkah dipisahkan untuk sementara. Fiksasi karbon
terjadi pada malam hari, dan siklus calvin berlangsung selama siang hari.
yang sama. Dan seperti hewan, tumbuhan memang membutuhkan oksigen, tetapi
dalam jumlah kecil. Hal ini diperoleh dari oksigen yang dilepaskan pada saat
fotosintesis.
lipat untuk setiap kenaikan temperatur sebesar 10oC. Meskipun demikian, intensitas
sinar dan temperatur yang ekstrim cenderung memiliki pengaruh yang menghambat
laju fotosintesis. Secara sederhana diuraikan bahwa dalam fotosintesis terjadi proses
penyerapan energi cahaya dan karbondioksida serta pelepasan oksigen yang berupa
salah satu produk dari fotosintesis tersebut. Sebagai proses kebalikan dari fotosintesis
dikenal proses respirasi yang meliputi pengambilan oksigen serta pelepasan karbon
dioksida dan energi. Apabila cahaya tidak ada maka proses fotosintesis akan
terhambat, sementara aktivitas respirasi terus berlangsung. Dengan adanya cahaya
kedua proses tersebut akan berlangsung secara serentak. Fakta-fakta ini digunakan
dalam pengukuran produktivitas primer (Barus, 2004, hlm: 112).
Seperti halnya dengan benthos, plankton juga dibagi menjadi fitoplankton,
yaitu organisme plankton yang bersifat tumbuhan, dan zooplankton, yaitu plankton
yang bersifat hewan. Fitoplankton merupakan kelompok yang memegang peranan
yang sangat penting dalam ekosistem air, karena kelompok ini dengan adanya
kandungan klorofil mampu melakukan fotosintesis. Hasil dari fotosintesis ini
merupakan sumber nutrisi utama bagi kelompok organisme air lainnya yang berperan
sebagai konsumen, dimulai dengan zooplankton dan diikuti oleh kelompok organisme
lainnya (Barus, 2004, hlm: 25-26). Menurut Lilley et al., (2000, hlm: 174), posisi
fitoplankton di dasar piramida makanan adalah mempertahankan kesehatan
lingkungan air. Bila ada gangguan terhadap fitoplankton, maka seketika komunitas
yang lain akan terpengaruh. Komposisi fitoplankton bergantung pada kualitas air.
BAB III
KESIMPULAN
39
DAFTAR PUSTAKA
http://www.biologi-sel.com/2013/06/fotosintesis-pada-tanaman-akuatik.html
diakses pada 09/11/2014
Campbell, N. A. 2002. Biologi Jilid I. Erlangga. Jakarta.
Darmawan dan Baharsyah. 1983. Dasar-dasar Fisiologi Tanaman. PT Suryani Utama.
Semarang.
Devlin,R.M. 1975. Plant Phsiology. Third Edition. D. Van Nostrand, Company. New
York.
Dwijoseputro, D. 1980. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia. Jakarta
Hikmat. 2014. Proses terjadinya fotosintesis. Melalui :
http://hikmat.web.id/biologi-klas-xi/pengertian-fotosintesis/ diakses pada
09/11/2014
Kimball, J.W. 1988. Biologi Umum. Erlangga. Jakarta
Khopar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI. Press. Jakarta
Noggle. G.R. and Fritz, G.J. 1979. Introduction Plant Physiology. Prentice Hall Of
India.
Nurdin, H. 1997. Buku Ajar Fisiologi Tumbuhan. Departement Pendidikan dan
Kebudayaan Universitas Andalas Padang.
Sasmitamiharjdo, D. Siregar. 1990. Dasar- dasar Fisiologi Tumbuhan. ITB. Bandung
Salisbury and Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid II. ITB. Bandung
Sinaga, Sri Sayrani. 2008. Hubungan Nilai Produktifitas Primer dengan Konsentrasi
Klorofil a dan Faktor Fisik Kimia Air di Danau Toba Parapat, Kabupaten
Simalungun. Departemen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Sumatera Utara Medan.
Sridianti. 2014. Reaksi Terang, Siklus Calvin dan Fotosintesis. Melalui :
http://www.sridianti.com/reaksi-terang-siklus-calvin-fotosintesis.html diakses
pada 11/10/2014 pukul 13:05
Striyer, L. 1996. Biokimia. Edisi 4. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta
Wahiyuni, Sri. 2014. Fotosintesis ; proses reaksi terang dan reaksi gelap. Melalui :
http://sriwahiyuni.blogspot.com/2014/02/fotosintesis-proses-reaksi-
terang.html diakses pada 09/11/2014