Anda di halaman 1dari 7

AIR SEBAGAI KOMPONEN TUMBUHAN

ARIF KURNIAWAN
171043007
KELOMPOK 3A
@gmail.com

ABSTRAK

Praktikum air sebagai komponen tumbuhan dilakukan pada hari Selasa, 18 September
2018, di Laboratorium Pendidikan IV, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, Padang. Praktikum ini bertujuan untuk melihat
peristiwa plasmolisis dan deplasmolisis pada jaringan epidermis, menghitung tekanan
osmosis cairan sel dan mengetahui cara mengukur potensial air dengan metode
Chardakov. Pada percobaan plasmolisis dan deplasmolisis jaringan epidermis
didapatkan hasil Waktu yang dibutuhkan membran sel pada proses plasmolisis
membutuhkan waktu 15,49 menit dan proses deplasmolisis membutuhkan waktu 24
menit . pada percobaan Penentuan tekanan osmosis cairan sel didapatkan hasil
Presentase plasmolitik tertinggi pada larutan 0,5M sebanyak 56,7% dan yang terendah
0,1M yaitu 23,2%pada percobaan Mengukur Potensi air jaringan dengan metoda
chardakov didapatkan hasil yaitu pada larutan sukrosa dengan kosentrasi 0,12M dan
0,16M potongan Solanum tuberosum melayang dan pada larutan sukrosa 0,20M dan
0,24M potongan Solanum tuberosum mengapung

Kata Kunci : Air, Deplasmolisis, Komponen, Metode Chardakov, Plasmolisis, Tekanan


Osmisis

PENDAHULUAN masyarakat untuk memakainya


(Asmadi,dkk, 2011).
Air merupakan salah satu
Plasmolisis adalah peristiwa
sumberdaya alam yang memiliki fungsi
terlepasnya membran sel pada sel
sangat penting bagi kehidupan dan
tumbuhan akibat sel berada pada
perikehidupan manusia. Kebutuhan
lingkungan yang bersifat
yang utama bagi terselenggaranya
hipertonis. Plasmolisis juga merupakan
kesehatan yang baik yakni tersedianya
peritiwa lepasnya plasmalemma atau
air yang memadai dari segi kuantitas
membrane plasma dari dinding sel
dan kualitasnya yaitu memenuhi syarat
karena dehidrasi (sel kehilangan air).
kebersihan dan keamanan. Air tersebut
Kondisi sel yang hipotonis terhadap
juga harus tersedia secara kontinyu,
lingkungan mengakibatkan terjadinya
menarik dan dapat diterima oleh
peristiwa osmosis dari sel ke
masyarakat agar mendorong
lingkungan. Akibatnya kadar air di
dalam sel menurun drastis dan
membran sel terlepas dari dinding sel berkurang sampai di suatu titik di
(Bambang, 2006). mana protoplasma sel terkelupas dari
Plasmolisis biasanya terjadi dinding sel, menyebabkan adanya jarak
pada kondisi yang ekstrim, dan jarang antara dinding sel dan membran.
terjadi di alam. Plasmolisis adalah suatu Akhirnya runtuhnya seluruh dinding sel
proses yang secara riil bisa dapat terjadi. Tidak ada mekanisme di
menunjukkan bahwa sel sebagai unit dalam sel tumbuhan untuk mencegah
terkecil kehidupan ternyata terjadi kehilangan air secara berlebihan, juga
sirkulasi keluar masuk suatu zat, artinya mendapatkan air secara berlebihan,
suatu zat atau materi bisa keluar dari tetapi plasmolisis dapat dibalikkan jika
sel, dan bisa masuk melalui sel diletakkan di larutan hipotonik.
membrannya. Dalam sirkulasi ini bisa Bagian yang dapat diamati adalah pada
menjelaskan bahwa sel tidak diam, selaput tipis yang biasanya ada
ternyata dalam lingkungan berubah diantara umbi bawang merah atau pada
menjadi dinamis, jika memerlukan sel selaput episdermis daun Rhoe
materi dari luar maka ia harus discolor. (Bambang, 2006).
mengambil materi itu dengan segala
cara, yaitu mengatur tekanan agar METODA PRAKTIKUM
terjadi perbedaan tekanan sehingga
Waktu dan tempat
materi dari luar itu bisa masuk.Kondisi
sel tidak selalu berada pada keadaan Praktikum fisiologi tumbuhan dengan
yang normal yang dengan mudah ia objek air sebagai komponen tumbuhan,
mengaturnya ia bisa mencapai dilaksanakan pada hari Selasa, 18
homeostatis (seimbang) (Rostika, September 2018, di Laboratorium
2007). Pendidikan IV, Jurusan Biologi,
Terkadang sel juga bisa berada Fakultas Matematika dan Ilmu
di lingkungan yang ekstrem Pengetahuan Alam, Universitas
menyebabkan semua isi sel Andalas, Padang.
dapaksakan keluar karena diluar
tekanan lebih besar, jika terjadi Alat dan bahan
demikian maka terjadilah lisis Adapun alat yang digunakan pada
(plasmolisis) yang membawa sel itu praktikum ini yaitu mikroskop, kaca
mati. Tapi ketika tanaman objek, cover glass, pisau silet, pipet
tersebut plasmolisis belum parah dan tetes, tabung reaksi, pinset,
lingkungan sel segera berubah menjadi mikropipet,sikat botol, dan pengebor
hipotonik terhadap cairan sel sehingga gabus. Bahan yang digunakan pada
terjadi endoosmosis, yang akhirnya sel praktikum ini yaitu daun Rhoe
mengalami deplasmolisis. Dan discolor,Daucus carota, Metilen biru
jika Tumbuhan dengan sel dalam dan Sukrosa 1M, Sukrosa (1M ; 0,1M ;
kondisi seperti ini layu. Kehilangan air 0,3M ; 0,5M ; 0,7M ; 0,12M; 0,16M ;
lebih banyak akan menyebabkan 0,20M ; 0,24M).
terjadinya plasmolisis: tekanan terus
Cara kerja larutan selama 30 menit diperiksa
sayatan epidermis dibawah mikroskop
A. Plasmolisisdan Deplasmolisis pada
dengan reagen larutan sukrosa dimana
Jaringan Epidermis.
sayatan tadi disimpan. Dicari
Permukaanepidermis bawah konsentrasi sukrosa dimana 50% dari
Rhoediscolordisayat selapis tipis jumlah sel epidermis tadi telah
dengan menggunakan silet yang tajam. terplasmolisis. Keadaan ini desebut
Potongan tersebut diletakkan pada dengan insipien Plasmolisis. Sel dalam
gelas preparat dan ditetesi 2-3 tetes air. keadaan insipien Plasmolisis memiliki
Kemudian ditutup dengan potensial osmotik larutan yang
menggunakan cover glass dan diamati digunakan. Kemudian ditentuakan
dibawahmikroskop dengan potensial osmotik sel pada insipien
menggunakan perbesaran yang rendah. Plasmolisis.
Diamati warna sel yang terdapat pada
C. Mengukur potensial air dengan
permukaan Rhoe discolor, kemudian
metoda Chardakov.
diteteskan sukrosa 1M secukupnya di
antara cover glass dan kaca objeknya Diisi tabung reaksi dengan larutan
pada sisi kanan, di sisi kiri diletakan sukrosa yang telah disediakan masing-
tissue, gunanya untuk larutan sukrosa masing sebanyak 10ml. dibuat
mengalir dengan sempurna ke dalam potongan umbi Daucus carotadengan
preparat. diamati, kemudian ditetesi air menggunakan pengebor gabus.
disisi kanan over glass seperti Kemudian dimasukkan kedalam
meneteskan sukrosa tadi, kemudian masing-masing tabung reaksi 10
diamati potongan jaringan tadi. Tabung reaksi
tersebut ditutup dan dibiarkan selama
B. Penentuan Tekanan osmosis
80 menit. Setiap 20 menit tabung
cairan sel.
tersebut digoyang perlahan-lahan untuk
Disiapkan 8 tabung reaksi dan mempercepat terjadinya keseimbangan.
kemudian diisi larutan glukosa kedalam Setelah 80 menit dikeluarkan potongan
tabung reaksi kira-kira 1/3 bagian, satu umbi tersebut dengan menggunakan
tabung reaksi untuk satu konsentrasi. pinset, setiap tabung gunakan pinset
disayat lapisan epidermis yang yang berbeda. Kemudian larutan sisa
berwarna dari tanaman dengan ditetesi dengan larutan asal yang
menggunakan pisau silet, diusahakan konsentrasinya sama dan telah
menyayatnya selapis saja. Kemudian diwarnai dengan metilen blue.
diamati dibawah mikroskop apakah Kemudian pipet ditetesi pengetes diatas
sayatan kita cukup baik untuk sisa larutan tadi secara perlahan-lahan
digunakan. Jika cukup representatif , dan diamati gerakan larutan pengetes
dimasukkan ke dalam tabung reaksi tadi. Dilihat larutan tersebut apakah
sayatan tersebut dan cacat waktu mulai jauh kedasar larutan, melayang, atau
perendaman. Diabiarkan sayatan dalam tenggelam.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 1.plasmolisis dan deplasmolisis jaringan epidermis pada daun Rheo discolor
Percobaan Deskripsi pengamatan Waktu Waktu
plasmolisis deplasmolisis
Sukrosa 1M Membran sel mengalami 15,49 menit 24 menit
deplasmolisis membutuhkkan
waktu yang lebih lama
Dari table 1 didapatkan hasil waktu Larutan yang lebih pekat mempunyai
yang diperlukan membrane sel potensial air yang lebih rendah (lebih
mengalami plasmolisis yaitu 15,49 negatif), jadi air akan berdifusi ke
menit dan waktu yang dibutuhkan daerahnya dari larutan lain sampai
deplasmolisis yaitu 24 menit. tekanannya naik ke suatu titik, yaitu
sampai potensial airnya sama dengan
Hal ini dikarenakan Plasmolisis ini potensial-air larutan yang kurang pekat.
terjadi karena potensial air di luar sel Hal ini mungkin terjadi bila keduanya
lebih rendah dibandingkan dengan mempunyai wadah. Jika difusi
didalam sel dikarenakan konsentrasi berlangsung menuju larutan yang tidak
sukrosa yang tinggi diluar sel maka berwadah, maka pergerakan ini akan
terjadilah difusi yaitu percampuran terus berlangsung sampai larutan yang
antara dua senyawa yang berbeda lebih pekat diencerkan, yaitu sampai
konsentrasinya, terjadi dari tempat yang potensial airnya sama dengan
konsentrasinya tinggi ke tempat yang potensial-air larutan di sisi lain
konsentrasinya rendah. Sedangkan membran. Pada saat itu, kedua larutan
pada deplasmolisis hal yang terjadi mempunyai potensial air bernilai negatif
adalah sebaliknya.Hal ini sesuai yang sama. Kesetimbangan pun
dengan pendapat Salisbury et al (1995) tercapai.
Tabel 2. Penentuan tekanan osmosis cairan sel
No. Larutan sukrosa Presentase plasmolitik

1 0,1M 23,2%

2 0,3M 41,1%

3 0,5M 57,6%

4 0,7M 48,1%

Berdasarkan tabel diatas plasmolisis tertinggi ialah larutan


didapatkan persetase plasmolisis yang sukrosa dengan konsentrasi 0,5 M
terendah ialah larutan sukrosa dengan yaitu 57,6 %.
konsentrasi 0,1 M yaitu 23,2%,
sedangkan larutan dengan persentase
Hal ini terjadi karena perbedaan dan tak ada tekanan atau tegangan di
kosentrasi sukrosa yang dipakai dalam jaringan, maka potensial osmotik
berbeda beda menunjukkan presentase cairan tersebut akan sama dengan
plasmolitik dipengaruhi oleh kosentarasi potensial osmotik larutan sekitar.
larutan yang. Hal ini sesuai dengan Masalah yang dihadapi dari pengukuran
pendapat Salisbury et al, (1995) bahwa semacam ini ialah memperoleh tekanan
masalah yang timbul dari pemerasan nol dalam jaringan tanpa mengubah lagi
sel hidup adalah diperolehnya air yang sifat osmotik lainnya bila tidak
hampir murni akibat terjadinya diperlukan (yang mungkin bisa terlalu
penyaringan osmotik. Jika cairan di banyak). Metode ini untuk mengukur
setiap jaringan tumbuhan berada dalam potensial osmotik dengan mengamati
kesetimbangan osmotik dengan larutan plasmolisis insipien.
di sekelilingnya pada tekanan atmosfer
Tabel 3. Mengukur potensial air dengan metode chardakov
No. Larutan sukrosa Arah pergerakan larutan penguji

1 0,12M Melayang
2 0,16M Melayang
3 0,20M Mengapung
4 0,24M Mengapung

Berdasarkan table diatas didapatkan semakin kecil. Ini membuktikan bahwa


hasil pada larutan kosentrasi sukrosa konsentrasi zat terlarut dan tekanan
0,12M dan 0,16M potongan Solanum yang ada akan menurunkan potensial
tuberosum melayang dan pada air. Hal ini disebabkan karena adanya
kosentrasi sukrosa 0,20M dan 0,24M larutan lain di luar jaringan sample atau
potongan Solanum tuberosum larutan eksternal yaitu larutan sukrosa.
mengapung. Karena larutan eksternal memiliki
potensial air yang lebih kecil (lebih
Hal ini terjadi karena semakin negatif), air akan meninggalkan sel itu
tinggi potensial larutan dari potensial air dengan cara osmosis, sehingga sel itu
menyebabkan potongan Solanum akan mengalami plasmolisis, atau
tuberosum mengapung dan semakin mengkerut dan menjauh dari
rendah kosentraasi larutan dindingnya. Untuk daun jagung dan
dibandingkan dengan potensial air daun Rhoeo discolor yang mungkin
makan potongan Solanum tuberosum fotosintesis, air cenderung ditarik dari
akan melayang. Hal ini sesuai dengan sel – sel daun dengan menghasilkan
pendapat Wikins (1989) iketahui reduksi tekanan dalam turgor sel dan
semakin besar konsentrasi sukrosa, dalam potensial air sel. Dalam larutan
perubahan berat jaringan sample akan sukrosa pekat, sel mulanya memiliki
potensial air yang lebih besar sel ketika diberi perlakuan dan aktif
dibandingkan lingkungan sekitarnya. bertanya kepada asisten pendamping
Sel akan kehilangan air dan mengalami agar tidak terjadi kesalahan.
plasmolisis. Setelah plasmolisis selesai,
LAMPIRAN
potensial air sel di sekitarnya akan
menjadi sama. Plasmolisis mematikan
sebagian besar sel tumbuhan. Hal ini
menyebabkan berat akhir jaringan
sample berkurang setelah dilakukan
pencelupan. Pada potensial air
berlawanan ini air akan mengalir
melewati suatu membran pada arah
dari potensial air yang lebih rendah
(lebih negatif).

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari praktikum yang telah di laksanakan


dapat disimpulkan bahwa

1. Waktu yang dibutuhkan


membran sel pada proses
plasmolisis membutuhkan waktu
15,49 menit dan proses
deplasmolisis membutuhkan
waktu 24 menit .
2. Presentase plasmolitik tertinggi
pada larutan 0,5M sebanyak
56,7% dan yang terendah 0,1M
yaitu 23,2%
3. Pada larutan sukrosa dengan
kosentrasi 0,12M dan 0,16M
potongan Solanum tuberosum
melayang dan pada larutan
sukrosa 0,20M dan 0,24M
potongan Solanum tuberosum
mengapung
Saran

Sebaiknya dalam melakukan


praktikum harus lebih teliti dalam
penghitungan jumlah sel, melihat reaksi
Rostika. 2007. Kriopreservasi Tanaman
Purwoceng (Pimpinella
Pruatjan Molk.) dengan Teknik
Vitrifikasi. Berita Biologi 8(6).
Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Bioteknologi
dan Sumberdaya Genetik
Pertanian. Bogor
Salisbury, Frank B dan Cleon WRoss.
1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1. ITB.
DAFTAR PUSTAKA Bandung
Asmadi, Khayan, Kasjono H.S. 2011. Wikins, B. 1989. Fisiologi Tumbuhan
Teknologi Pengolahan Air Jilid 2. Bina Aksara : Jakarta.
Minum. Yogyakarta: Gosyen
Publishing
Bambang. 2006. Biologi, Erlangga
:Jakarta

Anda mungkin juga menyukai