Anda di halaman 1dari 7

Air sebagai Komponen Tumbuhan

Winda Gusmawarni
1810422035
8C
gusmawarniw@gmail.com

ABSTRAK
Praktikum Air sebagai Komponen Tumbuhan dilaksanakan pada Senin, 2 September 2019 di
Laboratorium Teaching 4, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Andalas. Tujuan praktikum yang pertama yaitu mengetahui peristiwa plasmolisis
dan deplasmolisis pada jaringan epidermis, yang kedua menghitung tekanan osmosis cairan
sel, dan yang ketiga mengetahui potensial air dengan metode Chardakov. Hasil yang
didapatkan dari percobaan pertama yaitu pada Rhoe discolor perlakuan pertama diteteskan
sukrosa sehingga mengalami plasmolisis dan perlakuan kedua diteteskan air destilata
mengalami deplasmolisis. Percobaan kedua didapatkan hasil bahwa jumlah sel berwarna
ungu pada epidermis awal Rhoe discolor berbeda dengan jumlah sel berwarna ungu
epidermis akhir setelah dimasukkan ke dalam larutan sukrosa. Percobaan ketiga didapatkan
hasil bahwa larutan sukrosa dengan konsentrasi 0,1 M ketika diteteskan metilen biru, larutan
metilen biru jatuh ke dasar, dan pada larutan sukrosa dengan konsentrasi 0,3 M ketika
diteteskan metilen biru larutan metilen biru melayang, pada larutan sukrosa dengan
konsentrasi 0,5 M dan 0,7 M ketika diteteskan metilen biru, larutan metilen biru mengapung.
Kata kunci: Chardakov, Deplasmolisis, Difusi, Osmosis, Plasmolisis, Potensial, Rhoe discolor

PENDAHULUAN
Air merupakan komponen utama tanaman dan merupakan bahan
tumbuhan, yang menyusun 60 - 90% penyusun utama dari protoplasma sel.
dari berat daun. Jumlah air yang Fungsi air adalah menjaga turgiditas
terkandung pada setiap tanaman yang penting bagi perbesaran sel dan
berbeda-beda, hal ini tergantung pada pertumbuhan. Turgor penting dalam
habitat dan jenis tanaman tersebut. membuka dan menutup stomata.
Dalam kehidupan tanaman, air Kekurangan air dalam jumlah yang
berperan sebagai pelarut unsur-unsur besar menyebabkan kurangnya turgor
hara yang terkandung dalam tanah, pada tumbuhan (Nio, 2011). Pada
sehingga dapat diambil oleh tanaman umumnya membrane sel organisme
dengan mudah melalui akar dan hidup bersifat semi-permeabel
diangkut ke bagian tanaman yang (selective permeable) yang berarti
membutuhkan (termasuk daun yang hanya molekul-molekul tertentu saja
berfotosintesis) melalui xilem, sebagai yang dapat melewati. Cairan sel
pelarut hasil fotosintesis untuk biasanya bersifat hipertonis (potensial
didistribusikan ke seluruh bagian air tinggi), dan cairan diluar sel bersifat
tanaman melalui floem dan fotosintesis hipotonis (potensial air rendah)
tersebut akan digunakan oleh tanaman sehingga air akan mengalir masuk ke
untuk proses pertumbuhan dalam sel sampai antara kedua cairan
(Hendriyani dan Setiari, 2009). Air isotonis. Plasmolisis merupakan suatu
menjadi kebutuhan pokok fenomena pada sel berdinding di mana
sitoplasma mengkerut dan membran Cara kerja
plasma tertarik menjauhi dinding sel
A. Plasmolisis dan deplasmolisis pada
ketika sel melepaskan air ke
jaringan epidermis.
lingkungan hipertonik (Campbell,
2003). Dalam keadaan tertentu, sel Permukaan epidermis bawah Rhoe
masih mampu kembali ke keadaan discolor disayat selapis tipis dengan
semula bila jaringan dikembalikan ke menggunakan pisau silet yang tajam.
air murni. Peristiwa ini dikenal dengan Potongan tersebut diletakkan pada
sebutan plasmolisis. Hal ini terjadi kaca objek dan ditetesi 2-3 tetes air,
karena ketika larutan yang tinggi ditutup dengan kaca penutup dan
konsentrasinya lalu ditambahkan air diamati di bawah mikroskop dengan
maka konsentrasi akan turun menjadi perbesaran rendah. Sel-sel yang
lebih encer dari sebelumnya (Suyitno, bewarna ungu di tepi irisan diamati
2010). antara lain adanya sel-sel yang tidak
Praktikum air sebagai berpigmen, adanya nukleus, dan
komponen tumbuhan memiliki tiga partikel subsel lainnya di dalam sel.
tujuan yaitu untuk melihat peristiwa Kemudian ditambah 2-3 tetes sukrosa
plasmolisis dan deplasmolisis, 1 M di antara kaca objek dan kaca
menghitung tekanan osmosis cairan penutup melalui salah satu sisinya. Air
sel, dan mengetahui cara mengukur yang berlebihan di tepi kaca dilap
potensial air dengan metode dengan menggunakan tissue.
Chardakov. Penambahan tetesan larutan sukrosa
terus dilakukan sehingga ikut terserap
METODE PRAKTIKUM
oleh kertas tissue ke dalam kaca.
Waktu dan tempat Kemudian diamati penurunan volume
protoplas dan diperhatikan benang-
Praktikum Air sebagai Komponen
benang sitoplasmatik tak berpigmen
Tumbuhan dilaksanakan hari Senin, 2
tetap melekat pada dinding sel dan
September 2019 di Laboratorium
dicatat waktunya. Lalu kertas tissue
Teaching 4, Jurusan Biologi, Fakultas
diletakkan untuk menyerap keluar
Matematika dan Ilmu Pengetahuan
larutan sukrosa dan ditambahkan lagi
Alam, Universitas Andalas, Padang.
beberapa tetes air di sisi kaca
Alat dan bahan berlawanan. Diamati. Lakukan hal
Alat yang digunakan pada praktikum yang sama untuk air destilata.
kali ini adalah mikroskop, kaca objek B. Penentuan tekanan osmosis cairan
dan kaca penutup, pisau silet, pipet sel.
tetes, tabung reaksi, pinset, dan alat
Disiapkan 4 buah tabung reaksi, diisi
pengebor gabus. Adapun bahan yang
larutan sukrosa ke dalam tabung kira-
diperlukan yaitu Rhoe discolor, ubi
kira 1/3 bagian, satu tabung reaksi
jalar, larutan sukrosa dengan
untuk satu konsentrasi. Kemudian
konsentrasi yang berbeda-beda, dan
disayat selapis tipis lapisan epidermis
metilen biru.
Rhoe discolor dengan menggunakan
pisau silet dan diamati pada
mikroskop. Dihitung jumlah sel yang
berwarna ungu utuh kemudian
dimasukkan kembali ke tabung reaksi pengebor gabus. Kemudian
dan dibiarkan selama 30 menit. dimasukkan ke dalam masing-masing
Setelah 30 menit, dihitung kembali sel tabung reaksi 10 potongan tadi.
bewarna ungu yang masih utuh. Dicari Tabung reaksi ditutup dan dibiarkan
konsentrasi sukrosa dimana 50% dari selama 60 menit. Setiap 20 menit
jumlah sel epidermis tadi telah tabung tersebut digoyang-goyangkan
terplasmolisis. Keadaan ini disebut untuk mempercepat terjadinya
dengan insipient plasmolisis. Lalu keseimbangan pada larutan. Setelah
ditentukan potensial osmotik sel pada 60 menit potongan umbi dikeluarkan,
insipient plasmolisis. kemudian larutan sisa ditetesi dengan
larutan asal yang konsentrasinya sama
C. Mengukur potensial air dengan
dan telah diwarnai dengan metilen
metode Chardakov.
biru, lalu diamati gerakan larutan
Diisi tabung reaksi dengan larutan pengetes tadi. Dilihat apakah larutan
sukrosa sesuai konsentrasi sebanyak tersebut tenggelam, dipantulkan lagi,
10 mL. Dibuat potongan umbi Ipomoea atau melayang.
batatas dengan menggunakan
Tabel Percobaan A. Melihat peristiwa plasmolisis dan deplasmolisis
No. Perlakuan Deskripsi Waktu Waktu
Plasmolisis deplasmolisis
1 Sukrosa Setiap sel pigmen warnanya pudar, 9,41 5,03
ukuran selnya mengecil.
2 Air destilata Setiap sel pigmen warnanya pekat, 9,41 5,03
ukiran selnya membesar.

HASIL DAN PEMBAHASAN mendekati jumlah sel saat keadaan


normal.
Berdasarkan praktikum yang telah
Menurut Rostika (2007),
dilakukan, didapatkan hasil yaitu pada
sebagaimana diketahui bahwa
perlakuan pertama di mana sayatan
plasmolisis dapat terjadi pada
epidermis Rhoe discolor yang
lingkungan dengan molaritas yang
ditambahkan air menunjukkan sel
tinggi, dan durasi yang lebih lama akan
berada dalam keadaan normal,
memperparah tingkat plasmolisis sel.
dimana dinding sel tidak mengalami
Kembalinya kondisi sel yang telah
pengkerutan dan sel memiliki banyak
terplasmolisis ke keadaan semula
pigmen. Kemudian sel mengalami
disebut dengan deplasmolisis.
plasmolisis ketika ditambahkan
Deplasmolisis merupakan kebalikan
dengan sukrosa, yaitu dinding sel
dari plasmolisis, yaitu menyatunya
mengalami pengkerutan dan banyak
kembali membran plasma yang telah
sel yang kehilangan pigmen.
lepas dari dinding sel. Deplasmolisis
Selanjutnya sel akan mengalami
terjadi jika sel tumbuhan diletakkan di
deplasmolisis ketika ditambahkan
larutan hipotonik, sel tumbuhan akan
dengan air destilata kembali, dimana
menyerap air dan juga tekanan turgor
dinding sel mulai mengembang dan
meningkat. Banyaknya air yang masuk
jumlah sel yang berpigmen hampir
ke dalam sel akan menyebabkan akan melekat kembali pada dinding sel
terjadinya deplasmolisis. Membran (Campbell, 2002).
plasma akan mengembang sehingga
Tabel Percobaan B. Penentuan tekanan osmosis cairan sel
No. Larutan Sukrosa Persentase (%)
1 0,12 M 6,6
2 0,16 M 15,6

3 0,20 M 17,39
4 0,24 M 13,79

Berdasarkan tabel B, maka dapat insipien. Plasmolisis ini terjadi apabila


diketahui bahwa tekanan osmotik yang sel berada dalam keadaan tanpa
diberikan oleh masing-masing tekanan. Nilai potensial osmosis sel
konsentrasi akan berbeda-beda. Hal dapat diketahui dengan menghitung
itu dapat dilihat pada presentase nilai potensial osmosis larutan sukrosa
plasmolisis yang terjadi pada daun yang isotonik terhadap cairan sel.
Rhoe discolor yang juga berbeda. Berdasarkan hasil praktikum, data
Penentuan ini dilakukan dengan cara yang menunjukkan terjadinya
menghitung jumlah sel yang berwarna plasmolisis insipien itu tidak ada,
ungu di awal dan sel yang berwarna karena dari data yang didapatkan
ungu di akhir setelah dilakukan persentase plasmolisis masih
perendaman dalam konsentrasi menjauhi 50%. Menurut Salisbury dan
larutan yang berbeda. Semakin tinggi Ross (1992), potensial air murni pada
konsentrasi maka akan semakin tinggi tekanan atmosfer dan suhu yang sama
jumlah sel yang terplasmolisis. dengan larutan yang mengalami
Larutan yang di dalamnya plasmolisis insipien sama dengan nol,
terdapat sekumpulan sel dimana 50% maka potensial air suatu larutan air
berplasmolisis dan 50% tidak pada tekanan atmosfer bernilai negatif.
berplasmolisis disebut plasmolisis
Tabel Percobaan C. Mengukur potensial air dengan metode Chardakov
No. Larutan Sukrosa Arah Pergerakan
1 0,1 M Jatuh ke dasar
2 0,3 M Melayang
3 0,5 M Mengapung
4 0,7 M Mengapung

Berdasarkan tabel percobaan C, sukrosa 0,1 ternyata larutan metilen


perlakuan pada larutan ubi jalar biru jatuh ke dasar larutan sukrosa. Hal
(Ipomoea batatas) didapatkan hasil ini menunjukkan bahwa larutan
bahwa pada konsentrasi larutan sukrosa tersebut telah menjadi encer
karena ada air dari larutan yang keluar menandakan tidak terjadinya
dari daun. Dengan kata lain, potensial perubahan konsentrasi. Pada larutan
air larutan sukrosa tersebut lebih besar sukrosa 0,7 M larutan metilen biru
dibandingkan dengan potensial air mengapung. Hal ini menunjukkan
daun Rhoe discolor. Selanjutnya, bahwa larutan sukrosa tersebut telah
pada larutan sukrosa 0,3 M dan 0,5 M menjadi menadi karena ada air dari
larutan metilen biru melayang. Hal ini larutan yang masuk ke daun.

KESIMPULAN DAN SARAN Pertumbuhan Kacang


Panjang (Vigna sinensis)
Kesimpulan
pada Tingkat Penyediaan Air
Berdasarkan praktikum yang telah yang Berbeda. J. Sains & Mat.
dilaksanakan dapat ditarik kesimpulan 17(3): 145-150.
yaitu: Nio, S. A., Cawthray. 2011. Pattern of
1. Plasmolisis terjadi lebih lama Solutes Accumulated during
daripada deplasmolisis, plasmolisis Leaf Osmotic Adjusment as
terjadi selama 9,41 menit dan Related to Duration of Water
deplasmolisis terjadi selama 5,03 for Wheat at the Reproductive
Stage. Plant Physiology and
menit.
Biochemistry. 49 (10): 1126-
2. Plasmolisis insipien tidak dapat 1137.
diamati karena data yang didapat Rostika. 2007. Kriopreservasi
masih jauh dari 50%. Tanaman Purwoceng
3. Potensial air berbeda-beda pada (Pimpinella Pruatjan Molk.)
tiap konsentrasi, sehingga terjadi dengan Teknik Vitrifikasi.
Berita Biologi 8(6). Bogor.
arah pergerakan berbeda. Pada
Balai Besar Penelitian dan
konsentrasi 0,1 M larutan penguji Pengembangan Bioteknologi
jatuh ke dasar, 0,3 dan 0,5 M dan Sumberdaya Genetik
melayang, serta pada konsentrasi Pertanian.
0,7 yaitu larutan mengapung di atas Salisbury, F. B dan Cleon W, Ross.
larutan sukrosa. 1992. Fisiologi Tumbuhan
Jilid I. Bandung: ITB.
SARAN Suyitno, dkk. 2010. Penuntun
Saran untuk praktikum selanjutnya Praktikum Biologi Dasar
yaitu sebaiknya dalam melakukan II. Yogyakarta: UNY
praktikum harus lebih teliti dalam
penghitungan jumlah sel, melihat
reaksi sel ketika diberi perlakuan dan
aktif bertanya kepada asisten
pendamping agar tidak terjadi
kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, dkk. 2003. Biologi Jilid I.
Jakarta: Erlangga.
Hendriyani, I. S dan N. Setiari. 2009.
Kandungan Klorofil dan
LAMPIRAN b) Sel yang tidak berwarna ungu
c) Sel yang berwarna ungu

A B C

Gambar 1. sel yang terplasmolisis dan


deplasmolisis dengan sukrosa, ket:
A B C
a) Dinding sel
Gambar 4 sel awal sebelum dimasukkan
b) Sel berwarna ungu
kedalam konsentrasi 0,16 M, ket:
c) Sel berwarna ungu yang
a) Dinding sel
memudar dan mengecil
b) Sel yang tidak berwarna ungu
c) Sel yang berwarna ungu

A B C

Gambar 2. sel yang terplasmolisis dan A B C


deplasmolisis dengan air destilata, ket:
a) Dinding sel Gambar 5. sel awal sebelum dimasukkan
b) Sel berwarna ungu kedalam konsentrasi 0,20 M, ket:
c) Sel berwarna ungu yang menjadi a) Dinding sel
pekat dan membesar b) Sel yang tidak berwarna ungu
c) Sel yang berwarna ungu

A B C
A B C
Gambar 3. sel awal sebelum dimasukkan
kedalam konsentrasi 0,12 M, ket: Gambar 6. sel awal setelah dimasukkan
a) Dinding sel kedalam konsentrasi 0,12 M, ket:
a) Dinding sel
b) Sel yang tidak berwarna ungu
c) Sel yang berwarna ungu mulai
menghilang

A B C D

Gambar 9. Pengujian dengan metilen blue,


ket:
a) Sukrosa 0,7 M
A B C
b) Sukrosa 0,3 M
Gambar 7. sel awal setelah dimasukkan c) Sukrosa 0,1 M
kedalam konsentrasi 0,16 M, ket: d) Sukrosa 0,5 M
a) Dinding sel
b) Sel yang tidak berwarna ungu
c) Sel yang berwarna ungu mulai
menghilang

A B C

Gambar 8. sel awal setelah dimasukkan


kedalam konsentrasi 0,20 M, ket:
a) Dinding sel
b) Sel yang tidak berwarna ungu
c) Sel yang berwarna ungu mulai
menghilang

Anda mungkin juga menyukai