Anda di halaman 1dari 4

Topik: kadar klorofil pada tumbuhan

Tujuan : mengetahui kadar klorofil pada tumbuhan

Dasar teori

Pengertian Klorofil

Klorofil adalah pigmen hijau fotosintetis yang terdapat dalam tanaman, Algae
danCynobacteria. nama "chlorophyll" berasal dari bahasa Yunani kuno : choloros= green(hijau), and
phyllon= leaf (daun). Fungsi krolofil pada tanaman adalah menyerap energi darisinar matahari untuk
digunakan dalam proses fotosintetis yaitu suatu proses biokimiadimana tanaman mensintesis
karbohidrat (gula menjadi pati), dari gas karbon dioksida danair dengan bantuan sinar matahari
(Subandi, 2008).Klorofil adalah pigmen karena menyerap cahaya, yakni radiasi elekromagnetik pada
spectrum kasat mata(visib). Senyawa putih mengandung semua warna spectrum kasat mata dari
merah sampai violet. Tetapi seluruh panjang gelombang unsurnya tidak di serap dengan baik secara
merata oleh klorofil. Klorofil ada 2 macam yaitu klorofil a dan klorofil b yang terdiri dari molekul
polfirin, hemoglobin, moglobin dan enzim sitokrom ( kimbal, 1990 ).Klorofil a yang dapat berperan
serta langsung dalam reaksi terang, yang mengubah energi matahari menjadi energi kimia. Klorofil b
hanya dalam satu gugus fungsional yang di ikat pada porfirin (Campbell, 2000).Pembentukan klorofil
seperti halnya pembentukan pigmen-pigmen lain pada hewan dan manusia dibawakan oleh suatu
gen tertentu di dalam kromosom, jika gen ini tidak ada maka tanaman tampak putih belaka. Klorofil
dapat di bentuk dengan tiada memerlukan cahaya. Terlalu banyak sinar berpengaruh buruk terhadap
klorofil. Larutan klorofil yang di hadapkan pada sinar kuat tampak berkurang hijaunya. Tanaman akan
mengalami klorosis jika kekurangan unsur-unsur Mn, Cu, Zn meskipun dalam jumlah yang sangat
sedikit (dwidjo saputra, 1978).Penentuan kadar klorofil dalam jaringan tanaman di lakukan dengan
cara mengekstrak pigmen klorofil dengan aseton atau methanol kemudian hasil ekstrak di amati
absorbansi pada λ 663 nm dan λ 645 nm (anonymous, 2009).Klorofil merupakan zat hijau daun yang
terdapat pada semua tumbuhan hijau yang berfotosintesis. Berdasarkan penelitian, klorofil ternyata
tidak hanya berperan sebagai pigmen fotosintesis. Proses fotosintesis membutuhkan klorofil, maka
klorofil umumnyadisintesis pada daun untuk menangkap cahaya matahari yang jumlahnya berbeda
pada tiapspesies tergantung dari faktor lingkungan dan genetiknya (Hatta, 2002 )Klorofil pada
tumbuhan ada dua macam, yaitu klorofil a dan klorofil b. perbedaankecil antara struktur kedua
klorofil pada sel keduanya terikat pada protein. Sedangkan perbedaan utama antar klorofil dan heme
ialah karena adanya atom magnesium (sebagai pengganti besi) di tengah cincin profirin, serta
samping hidrokarbon yang panjang, yaiturantai fitol. (Santoso, 2004).

Pengertian Spektrofotometri

Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada pengukuran


serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombamg spesifik
dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detektor fototube.
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai
fungsi panjang gelombang. Sedangkan pengukuran menggunakan spektrofotometer ini, metoda yang
digunakan sering disebut dengan spektrofotometri (Saputra, 2012).Spektrofotometri dapat dianggap
sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi.
Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai panjang gelombangdan dialirkan oleh suatu
perkam untuk menghasilkan spektrum tertentu yang khas untuk komponen yang berbeda (Saputra,
2012).

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukaan Klorofil


Terjadinya Klorofil Menurut Dwidjoseputro (1994), faktor-faktor yang mempengaruhi
pembentukan klorofil:

1. Faktor pembawaan: Pembentukan klorofil seperti halnya pembembentukan pigmen-pigmen lain


seperti hewan dan manusia yang di bawakan oleh suatu gen tertentu di dalam kromosom. Jika gen
ini tidak ada maka tanaman akan tampak putih belaka (albino), seperti tanaman jagung yang albino
tidak dapat hidup lama.

2. Cahaya ( Salisbury, 2000 )Pada beberapa kecambah tanaman Angiosperma, klorofil dapat
terbentuk tanpa memerlukan cahaya. Tanaman lain yang ditumbuhkan di dalam gelap tidak berhasil
membentuk klorofil, mereka pucat (klorosis) kekuning-kuningan, disebabkan karena adanya
protoklorofil yang mirip dengan klorofil-a, yang mengandung kurang 2 atom H. terlalu banyak sinar
berpengaruh buruk kepada kepada klorofil. Larutan klorofil yang dihadapkan kepada sinar kuat
tampak berkurang hijaunya. Hal ini juga dapat kita lihat pada daun-daun yang terus-menerus kena
sinar langsung, warna mereka menjadi hijau kekuning-kuningan

.3. Oksigen: Kecambah yang ditumbuhkan di dalam gelap, kemudian ditempatkan di cahaya tak
mampu membentuk klorofil, jika tidak diberi oksigen.

4. Karbohidrat: Terutama dalam bentuk gula ternyata membantu pembentukan korofil dalam daun-
daun yang mengalami tumbuh etiolasi. Dengan tanpa pemberian gula, daun-daun tersebut tidak
mampu menghasilkan klorofil

5. Nitrogen, Magnesium Besi yang menjadi pembentuk bahan klorofil sudah tentu merupakan suatu
condition sine qua non (keharusan). Kekurangan akan salah satu dari zat-zat tersebut mengakibatkan
klorosis pada tumbuhan.

6. Unsur Mn, Cu, Zn: Meskipun jumlahnya hanya sedikit dalam pembentukan klorofil, jika tiada
unsur-unsur tersebut maka tanaman mengalami klorosis juga.

7. Air: Kekurangan air mengakibatkan desintegrasi dari klorofil seperti terjadi pada rumput dan
pohon-pohonan di musim kering

8. Temperatur: Temperature 30 – 480 C merupakan suatu kondisi yang baik untuk pembentukan
klorofil pada kebanyakan tanaman, akan tetapi yang paling baik ialah antara 260 – 300 C. Kecuali
klorofil-a dan klorofil-b, kita kenal juga klorofil-c yang terdapat pada diatom dan ganggang-pirang.
Klorofil-d terdapat pada ganggang-merah. Sedang bakteri-ungu mempunyai bakterioklorofil dan
bakteri-hijau mempunyai bakterioviridin. Jenis-jenis klorofil yang tersebut di atas itu hampir serupa
susunan kimianya, semuanya mengandung Magnesium ( Sasmitamihardja, 1996)

Faktor-faktor yang mempengaruhi sintesis klorofil meliputi: cahaya, gula atau karbohidrat,
air, temperatur, faktor genetik danunsur-unsur nitrogen, magnesium, besi, mangan, Cu, Zn, sulfur,
dan oksigen. Faktor utama pembentuk klorofil adalah nitrogen (N). Unsur N merupakan unsur
haramakro. Unsur ini diperlukan oleh tanaman dalam jumlah banyak. Unsur N diperlukan
olehtanaman, salah satunya sebagai penyusun klorofil. Tanaman yang kekurangan unsur N
akanmenunjukkan gejala antara lain klorosis pada daun. Tanaman tidak dapat menggunakan N2
secara langsung. Gas N2 tersebut harus difiksasi oleh bakteri menjadi amonia (NH3)(Hendriyani dan
Setiari, 2009).D.

Klorofil memliki beberapa fungsi yaitu:

1. Menyerap energi matahari untuk memecah molekul air dalam proses reaksi terang menjadi
oksigen dan hidrogen
2. Sebagai mediator pemindahan elektron dalam proses transmisi elektron pada reaksi kimia di
daun.

3. Menuntun energi agar terdapat ATP yang mengumpul di kloroplas.

4. Menjaga agar kloroplas tidak mengalami degenerasi (Andreparera, 2011)

5. Tempat terjadinya fotosintesis , pada tumbuhan dikotil, terjadinya fotosintesis di jaringan


parenkim palisade. sedangkan pada tumbuhan monokotil, fotosintesis terjadi pada jaringan spons.

6. Sebagai organ pernapasan. Di daun terdapat stomata yang befungsi sebagai organ respirasi

7. Tempat terjadinya transpirasi dan gutasi

8. Alat perkembangbiakkan vegetatif, Misalnya pada tanaman cocor bebek (tunas daun)
(Anonimous D, 2011)
Daftar rujukan

Anonim. 2011. Pengukuran Kadar Klorofil. http://wikipedia/ Pengukuran Kadar Klorofil/sains.com


Diakses pada tanggal 29 Mei 2011.

Campbell, Neil A. Biologi. 2003. Jakarta: Erlangga.

Dwijoseputro. D. 1978. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Gramedia pustaka utama.


Dwijoseputro. D. 1994. Pengantar Fisiologi Tanaman. Jakarta : Gramedia.

Hatta, M. 2002. Hubungan Antara Klorofil-a dan Ikan Pelagis. Bogor : IPB.

Hendriyani, Ika Susanti dan Setiari, Nintya. 2009. Kandungan Klorofil dan Pertumbuhan Kacang
Panjang (Vigna sinensis) pada Tingkat Penyediaan Air yang Berbeda. J. Sains & Mat. Vol 17 No. 3, Juli
2009: 145-150.

Kimball, J.W., 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Erlangga: Jakarta.

Sasmitamihardja, Dardjat dan Arbayah Siregar. 1996. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: Jurusan Biologi
FMIPA ITB.

Anda mungkin juga menyukai