Anda di halaman 1dari 8

1

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Klorofil dan fotosintesis adalah sesuatu yang sangat berhubungan karena klorofil
sangat penting untuk fotosintesis, yang memungkinkan tanaman untuk menyerap
energi dari cahaya. Molekul klorofil secara khusus di atur di dalam dan sekitar
fotosistem yang tertanam dalam membran tilakoid kloroplas. Di bagian ini, klorofil
memiliki dua fungsi utama . Fungsi dari sebagian klorofil adalah untuk menyerap
cahaya dan mentransfer energi cahaya melalui transfer energi resonansi ke sepasang
klorofil khusus di pusat reaksi fotosistem. Kedua saat diterima fotosistem unit dan
fotosistem II dan fotosistem I, yang memiliki klorofil sendiri pusat reaksi yang
berbeda, bernama P680 dan P700. Pigmen ini dinamai panjang gelombang dalam
nanometer merah-puncak maksimum penyerapan mereka (Dwijoseputro, 1988).
Cahaya sangat berperan penting dalam fotosintesis terutama cahaya matahari.
Fotosintesis merupakan kunci proses metabilosme di dalam tumbuhan. Cahaya
matahari memiliki beberapa warna spectrum dengan panjang gelombang tertentu.
Panjang gelombang yang dapat di terima pada tumbuhan yang memiliki panjang
gelombang 360 nm – 720 nm. Pada proses fotosintesis terdapat dua reaksi, yaitu
reaksi terang dan reaksi gelap. Dimana reaksi terang adalah reaksi yang
membutuhkan cahaya matahari untuk melakukan fotosintesis, sedangkan reaksi gelap
cahaya matahari tidak berpengaruh pada proses fotosintesis (Campbell, 2002).

1.2. Tujuan Praktikum


Tujuan Praktikum Fisiologi Timbuhan dengan materi Kholorofil dan Fotosintesis
adalah untuk mengetahui kandungan klorofil dan faktor lingkungan yang
mempengaruhi pembentukannya.
2

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tijauan Umum Klorofil


Klorofil adalah pigmen pemberi warna hijau pada tumbuhan, alga dan bakteri
fotosintetik. Sebagian besar klorofil terdistribusi dalam daun sehingga disebut zat
hijau daun. Senyawa ini yang berperan dalam proses fotosintesis tumbuhan dengan
menyerap dan mengubah tenaga cahaya menjadi tenaga kimia. Klorofil terdapat di
dalam kloroflas yang merupakan pigmen yang aktif di dalam fotosintesis. Tidak
hanya ada pada daun, klorofil juga terdapat pada seluruh jaringan tanaman yang
berwarna hijau, misalnya pada batang, akar, buah, dan biji yang berwarna hijau dalam
jumlah yang terbatas.
Jenis klorofil ada 4 yaitu: 1) klorofil a adalah suatu senyawa yang kompleks
antara magnesium dan porfirin yang mengandung cincin soklopentanon (cincin V).
Klorofil a merupakan salah satu bentuk klorofil yang terdapat pada semua tumbuhan
autotrof, klorofil a menghasilkan warna hijau biru. Rumus kimia korofil a
C55H72O5N4Mg; 2) klorofil b adalah klorofil kedua yang terdapat pada tumbuhan
hijau. Klorofil b juga terikat pada protein di dalam sel. Klorofil b terdapat pada
ganggang hijau Chlorophyta dan tumbuhan darat, klorofil b menghasilkan warna
hijau kekuningan. Rumus kimia klorofil b C55H70O6N4Mg.
Fungsi klorofil yakni, menyerap energi matahari untuk memecah molekul air
dalam proses reaksi terang menjadi oksigen dan hydrogen. Sebagai media
pemindahan electron dalam proses transmisi electron pada reaksi kimia di daun.
Menuntun energi agar terdapat ATP yang mengumpul di kloroplas, dan menjaga agar
kloroplas tidak mengalami degenerasi (Lakitan, 2007).

2.2. Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Cahaya Oleh Klorofil


Faktor yang mempengaruhi pembentukan klorofil antara lain, intensitas cahaya
adalah besaran pokok fisika untuk mengukur daya yang dipancarkan oleh suatu
sumber cahay pada arah tertentu per satuan sudut. Satuan SI dari intensitas cahaya
adalah candela (Cd); kualitas cahaya juga mempengaruhi penyerapan cahaya oleh
3

klorofil karena kualitas cahaya adalah mutu cahaya yang dinyatakan dengan panjang
gelombang. Kualitas cahaya matahari ditentukan oleh proporsi relative panjang
gelombangnya, selain itu kualitas cahaya tidak selalu konstan namun bervariasi dari
musim ke musim, lokasi geografis serta perubahan komposisi udara di atmosfer
(Kamil, 1986).

2.3. Metode Pengukuran Kadar Klorofil


Pengukuran kandungan pigmen klorofil pada umumnya dapat dilakukan dengan
metode kalorimetri atau menggunakan UV-VIS. Prinsip dasar cara ini bahwa larutan
yang berwarna (seperti halnya klorofil) akan menyerap panjang gelombang sinar
tertentu. Setiap larutan akan menyerap pangjang gelombang tertentu secara maksimal.
Angka serapan terbesar untuk panjang gelombang tertentu menggambarkan panjang
gelombang yang paling sesuai untuk larutan tersebut. Angka ini akan tergantung dari
jenis zat terlarut dan pelarutnya. Semakin banyak zat terlarut akan menyerap panjang
gelombang tertentu lebih besar (Sutejo, 1989).
4

III. BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum Fisiologi Tumbuhan dengan materi Kholorofil dan Fotosintesis
dilaksanakan pada hari Senin, 3 April 2017 pukul 15.00-16.40 WIB, bertempat di
Laboratorium Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Palangka
Raya.

3.2. Bahan dan Alat


Bahan ang digunakan pada Praktikum Fisiologi Tumbuhan dengan materi
Kholorofil dan Fotosintesis adalah Aceton (95%) atau ethanol (96%), aquadest, kertas
saring, daun singkong yang muda, tua dan produktif, sedangkan alatnya adalah
Beaker glass 500 ml, beaker glass 250 ml, cuvet, spektrofotometer vortex, mikropipet
ukuran 1 ml dan mortar.

3.3. Cara Kerja


a. Penyiapan Larutan Klorofil
1. Menimbang 10 gram daun lalu di ekstrak
2. Mengekstrak daun pada beaker glass 100 mL
3. Hasil ekstrak (filtrat) yang sering > 5 ml maka dapat langsung di tuangkan dan
langsung digojok agar dapat berubah warna.
4. Apabila filtrat yang dihasilkan kurang < 5 ml, maka dapat diencerkan dengan 1
ml filtrat dan dimasukkan ke 9 ml aquadest yang telah disiapkan
5. Larutan siap untuk diukur dengan spektrofometer
b. Kalibrasi Transmitan
1. Menghidupkan spektrofotometer
2. Menuangkan pelarut ke cuvet sampai garis batas
3. Membersihkan dan mengeringkan permukaan luar tabung cuvet
4. Mengatur panjang gelombang pengukuran pada spektofotometer
5. Memasukkan cuvet pada spektofotometer
6. Mengatur nilai transmittan nya menunjuk pada angka 100%
5

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan


Tabel 1. Data Absorbansi Klorofil ke Absorbansi
N Sampel (649 nm) (665 nm)
O
1 Daun Muda 203,8 200,1
2 Daun Produktif 129,3 119,9
3 Daun Tua 137,6 127,6

Tabel 2. Kandungan Klorofil Daun Singkong


N Sampel Klorofil a Klorofil b Total Klorofil
O
1 Daun Muda 1567,482 3732,28 5.296,61
2 Daun Produktif 15.765,55 2.424,7 3.317,39
3 Daun Tua 995,544 2.580,32 3.530,36

4.2. Pembahasan
Kandungan klorofil pada daun singkong dengan sampel daun muda memiliki
kandungan klorofil a sebanyak 1567,482 dan klorofil b sebanyak 3732,28. Total
klorofilnya 5.296,61. Pada daun produktif klorofil a memiliki kandungan sebanyak
15.765,55 dan klorofil b sebanyak 2.424,7. Total klorofi lnya 3.317,39. Pada daun tua
klorofil a memiliki kandungan sebanyak 995,544 dan pada klorofil b sebanyak
2.580,32. Total klorofilnya 3.530,36.
Pada daun muda konsentrasinya klorofilnya lebih rendah karena masih baru
berfotosintesis sedangkan daun setengah tua atau bisa disebut daun produktif sangat
tinggi karena masih berkembang, pada daun tua menurun drastis karena konsentrasi
klorofilnya sudah rendah karena mengalami penuaan. Pada hasil percobaan kami
pada daun muda yang lebih tinggi klorofilnya dan pada daun tua klorofilnya juga
tinggi sedangkan daun produktif lebih rendah ini mungkin disebabkan faktor
lingkungan tempat tanaman itu hidup tidak mendukung dan kekurangan cahaya
sehingga memiliki klorofil sedikit.
6

V. PENUTUP
7

5.1. Kesimpulan
Faktor yang mempengaruhi pembentukan klorofil adalah:1) Pembawaan seperti
jagung tidak bisa hidup lama karena albino tidak ada klorofilnya; 2) cahaya
membantu prosesnya fotosintesis untuk pembentukan klorofil; 3) Oksigen sangat
penting untuk pertumbuhan jika tidak ada oksigen tumbuhan akan mati seperti halnya
manusia; 4) Kekurangan air dapat mengakibatkan desintegrasi dari klorofil seperti
terjadi pada rumput dan pohon-pohon di musim kering.

5.2. Saran
Mahasiswa diharapkan dapat lebih cermat dan teliti dalam melakukan Praktikum
karena untuk mengukur kadar klorofil dibutuhkan ketelitian yang tinggi.

DAFTAR PUSTAKA
8

Dwijoseputro, D. 1983. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia. Jakarta.


Campbell, N. A. 2002. Biologi Jilid I. Erlangga. Jakarta.
Lakitan, B. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Samsir, J. 2003. Pengukuran kadar klorofil. Jurnal Fisiologi No II (Vol.2:14-15).
Sutejo. 1989. Pengantar Fisiologi. Jurnal Klorofil No I (Vol.3:4-6).

Anda mungkin juga menyukai