Anda di halaman 1dari 8

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Protein berasal dari bahasa Yunani protos, yang berarti “yang paling utama”
Protein merupakan senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu
sama lain dengan ikatan peptida. Protein merupakan salah satu unsur terpenting
penyusun makhluk hidup (Soemardjo, 1997).Seperti halnya unsur lainnya seperti
karbohidrat, protein juga memiliki sifat dan fungsi. Beberapa fungsi utama
protein dalam organisme kehidupan antara lain sebagai bahan penyusun selaput
sel dan dinding sel, jaringan pengikat, pembentuk membran sel, mengangkut
molekul-molekul lain (hemoglobin) dan sebagai zat antibodi. Asam amino adalah
unit dasar dari struktur protein. Semua asam amino mempunyai sekurang-
kurangnya satu gugusan amino (-NH2) pada posisi alfa dari rantai karbon dan satu
gugusan karboksil (-COOH). Penggolongan asam amino Berdasarkan struktur
gugus R digolongkan atas: a) Gugus R berupa hidrogen atau rantai karbon Tediri
dari: Glisin, alanin, valin, leusin, isoleusin, dan fenilalanin, b) Gugus R
mengandung gugus hidroksil (-OH) Terdiri dari: serin, treonin, dan tirosin, c)
Gugus R mengandung gugus karboksil (-COOH) Terdiri dari: asam aspartat dan
asam glutamat, d) Gugus R mengandung nitrogen (N) Terdiri dari : asparagin,
glutamin, lisin, arginin, histidin, dan triptofan, e) Gugus R mengandung belerang
(S) : sistein dan metionin, f) Gugus R membentuk ikatan siklik dengan gugus
amino. Asam amino mempunyai beberapa sifat, antara lain: a) Larut dalam air
dan pelarut polar lain, b). Tidak larut dalam pelarut nonpolar, seperti benzena dan
dietil eter, c). Mempunyai titik lebur lebih besar dibanding senyawa karboksilat
dan amina, d). Mempunyai momen dipol besar, e). Bersifat elektrolit, f). Bersifat
amfoter (Martoharsono, 1993).
Klasifikasi Protein Berdasarkan Komponen Penyusunnya yaitu : a). Protein
Sederhana Protein sederhana ini hanya terbentuk dari asam amino dimana
hidrolisisnya juga hanya diperoleh dari asam amino tersebut. Adapun contoh dari
protein sederhana ini adalah albumin, globulin, histon, dan juga prolamin, b).
Protein Majemuk, Protein majemuk ini terbentuk dari dua pembentuk, yaitu
2

protein sederhana dan zat lain yang diluar protein. Zat tersebut dapat berupa
radikal protestik. Adapun contoh dari protein ini adalah phosprotein yang juga
radikal asam phospat, nucleoprotein yang juga radikal asam nukleat, dan
mukroprotein yang juga radikal prostetik karbohidrat. Klasifikasi Protein
Berdasarkan Sumbernya yaitu : a). Protein Hewani Protein ini merupakan protein
yang bisa didapatkan hasil dari hewan, seperti susu, daging, telur, dan juga ikan,
b). Protein Nabati, Protein nabati merupakan protein yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan, seperti jagung, kacang-kacangan dan juga sayuran hijau.
Penggolongan Protein Berdasarkan Komposisi kimia yaitu : a). Protein
sederhana. Protein yang tersusun atas satuan asam amino saja. Contoh : valin,
glisin, alanin, b). Protein terkonjugasi. Protein yang tersusun atas sejumlah asam
amino dan yang bukan asam amino. Contoh : hemoprotein, glikoprotein, metal
protein, lipoprotein, fosfoprotein (Willian, 2015).
Macam macam uji protein yaitu : a) Uji Millon Pereaksi Millon adalah
larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat, b). Uji Hopkins Cole,
Larutan protein yang mengandung triptofan dapat direaksikan dengan pereaksi
Hopkins-Cole yang mengandung asam glioksilat. pada batas antara kedua lapisan
tersebut, c). Uji Benedict, Uji benedict adalah uji kimia untuk mengetahui
kandungan gula (karbohidrat) pereduksi, d) Uji Ninhidrin, Ninhidrin beraksi
dengan asam amino bebas dan protein menghasilkan warna biru, e). Uji Biuret,
Buiret adalah senyawa dengan dua ikatan peptida yang terbentuk pada pemanasan
dua mulekul urea. Ion Cu2+ dari preaksi Biuret dalam suasana basa akan berekasi
dengan polipeptida atau ikatan-ikatn peptida yang menyusun protein membentuk
senyawa kompleks berwarna ungu atau violet (Katili, (2009). Reaksi ini positif
terhadap dua buah ikatan peptida atau lebih, tetapi negatif untuk asam amino
bebas atau dipeptida. Semua asam amino, atau peptida yang mengandung asam-α
amino bebas akan bereaksi dengan ninhidrin membentuk senyawa kompleks
berwarna biru-ungu. Namun, prolin dan hidroksiprolin menghasilkan senyawa
berwarna kuning (Darwis, 2008)
3

1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum tentang protein adalah untuk mengamati
perubahan yang terjadi pada uji biuret.
4

II. BAHAN DAN METODE

1.1. Waktu dan Tempat


Praktikum Biokimia dengan materi Protein yang dilaksanakan pada hari
Selasa tanggal 6 November 2018, pukul 07.30-09.10 WIB di Laboratorium
Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian, Universitas Palangka Raya.

1.2. Alat dan Bahan


Alat yang dipakai adalah tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet volume,
pipet tetes dan Beaker glass, bunsen, Sedangkan Bahan yang digunakan adalah
Albumin 20%, Gelatin %.

1.3. Cara Kerja


Cara kerja yang dilakaukan pada praktikum biokimia dengan materi Protein
yaitu :
1. Menyiapkan 3 tabung reaksi.
2. Mengisi tabung dengan albumin, gelatin sebanyak 1 mL.
3. Tambahkan NaOH 1mL dan CuSO4 N sebanyak 2 tetes pada kedua tabung
4. Memanasi masing masing tabung rekasi dengan menggunakan bunsen.
5. Mengamati perubahan yang terjadi pada larutan.
5

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil Pengamatan


Tabel 1. Hasil Pengamatan Protein Pada Uji Biuret
Pereaksi
No. Sampel Hasil Gambar
NaOH CuSO4
1. Gelatin 2 mL 2 tetes Berubah
( 1 mL ) warna
menjadi
violet

2. Albumin 2 mL 2 tetes Berubah


(1 mL) warna
menjadi
violet
pekat

3.2. Pembahasan
Uji biuret dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya ikatan peptida,
banyak atau sedikitnya ikatan peptida dalam protein. Pada Gelatin 1 mL dicampur
dengan NaOH 2 mL sebanyak dan CuSO4 2 tetes menghasilkan perubahan warna
menjadi violet. Kemudian albumin 1 mL di campurkan dengan NaOH 2 mL dan
ditambahkan CuSO4 2 tetes menghasilkan perubahan warna menjadi violet pekat
Dari percobaan yang telah dilakukan, kedua sampel tersebut mengalami
perubahan warna. Perubahan warna terjadi karena, ketika ditambahkan natrium
hidroksida (NaOH), larutan akan berubah menjadi suasana basa, dalam suasana
6

basa ion Cu2+ yang berasal dari pereaksi biuret tembaga sulfat (CuSO4) akan
bereaksi dengan gugus –CO dan – NH dari rantai peptida yang menyusun protein
membentuk kompleks berwarna ungu. Perubahan warna tersebut, menunjukkan
bahwa di dalam sampel tersebut terdapat ikatan peptida yang menggabungkan
asam amino yang satu dengan yang lainnya. Semakin tua warna nya maka
semakin panjang ikatan peptidanya
Albumin merupakan protein yang mudah larut dalam air, serta dapat
diendapkan dengan penambahan amonium sulfat berkonsentrasi tinggi 70-100%
ata pengaturan pH sampai pH isoelektriknya.albumin dapat terkoagulasi oleh
panas dengan suhu yang berbeda tergantung jenis albuminya. Gelatin adalah suatu
protein yang unik, jernih, dan menyediakan banyak asam amino penting. Gelatin
mempunyai kemampuan untuk memproduksi gel jernih yang bersifat
thermoreversibel dan dalam bentuk gel, dapat meleleh pada suhu tubuh, sehingga
gelatin dapat dimanfaatkan untuk berbabgai keperluan, baik pangan atau non
pangan. Natrium Hidroksida (NaOH) adalah senyawa kimia dengan kandungan
alkali tinggi. Natrium Hidroksida NaOH) dapat menyebabkan iritasi kulit yang
kuat. Dalam bentuk merni, Natrium Hidroksida (NaOH) berbenntuk serpih atau
pelet yang putih cerah, dalam bentuk tersebut, secara kimia dapat menyerap CO2
dari udara di ruangan terbuka. Natrium Hidroksida (NaOH) dapat larut dalam air,
methanol, ethanol, larutan amonia dan eter. Tembaga Sulfat (CuSO4), memiliki
sifat fisik, yaitu berupa cairan berwarna putih atau kuning. Sifat kimianya yaitu,
larut dalam air, cairan dehidrasi bereaksi dengan logam Zn dan bbersifat
higroskopis.
7

IV. PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Pada praktikum yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa
penambahan Natrium Hidroksida (NaOH) akan mengubah suasana menjadi basa,
sehingga dalam suasana basa Cu2+ dari pereaksi biuret tembaga sulfat (CuSO4)
akan bereaksi dengan gugus –CO dan – NH dari rantai peptida yang menyusun
protein membentuk suatu senyawa komplek yang berwarna ungu violet. Dari
percobaan yang dilakukan, albumin menghasilkan warna menjadi violet pekat,
dan gelatin menghasilkan warna perubahan warna menjadi violet.

4.2. Saran
Saran saya untuk praktikum selanjutnya adalah agar praktikan lebih
menjaga ketertiban agar praktikum berjalan dengan lancar dan agar lebih
menguasai materi supaya dapat menjawab pertanyaan yang diberikan.
8

DAFTAR PUSTAKA

Darwis, D. 2008. Protein. Journal Of Chemical Engenering. Vol.6(3):26-28.


Katili, A. S. (2009). Struktur dan Fungsi Protein Kolagen. Jurnal Pelangi Ilmu,
Vol 2 No 5.

Martoharsono, S. 1993. Biokimia. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Soemardjo, Damin. 1997. Kimia Kedokteran UNDIP. Semarang, Universitas


Diponegoro, Semarang.

Willian, Odoom. 2015.Clasification Of Protein, Asian Journal Of Agriculture. Vol


3(2) : 495-496.

Anda mungkin juga menyukai