Anda di halaman 1dari 5

1.

Pakaian Daerah

Pakaian adat Bengkulu yang dipakai kaum pria terdiri atas jas, celana panjang alas kaki dan
sudah dilengkapi dengan penutup kepala. Sedangkan pakaian adat Bengkulu yang digunakan
oleh kaum wanita memiliki persamaan dengan pakaian adat Melayu. Busana adat wanita ini
dinamakan baju kurung lengan panjang

2. Makanan Khas Daerah


Kembang goyang merupakan salah satu nama
cemilan dan berbahan dasar tepung beras.
Cemilan ini menjadi primadona ketika ada
upacara adat. Berbentuk seperti bunga dan
dibuat dengan cara digoreng. Makanan ini
memiliki rasa tawar dan ada yang manis, namun
ada juga yang mempunya rasa gurih.

Pendap merupakan lauk yang berasal dari ikan.


Cara memasak pendap cukup mudah, pertama siapkan
bumbu terdiri dari bawang putih, cabe giling, kencur,
dan kelapa parut muda. kemudian bumbu tersebut
dimasukkan ke dalam daun talas bersama dengan

1
daging ikan. Setelah itu, pendap direbus kira kira 8 jam sampai ikan matang dan bumbunya
meresap. Pendap dapat disajikan dengan dengan nasi putih hangat.

3. Alat Musik
Dol/doli dimainkan dengan cara dipukul. Dol adalah
alat music tradisional yang digunakan saat perayaan
Tabot, untuk mengenang wafatnya cucu Nabi
Muhammad SAW. Orang yang menggunakan adalah
orang keturunan dari Tabot sendiri. Seorang warga
Bengkulu yang mempunyai keturunan India.

Gendang Panjang dibuat dengan kayu dan kulit binatang.


Gendang Panjang mempunyai bentuk silindris dengan
kepala ganda. Gendang Panjang sering di tampilkan di
acara pernikahan dan penyambutan tamu penting.

4. Senjata Daerah
Rudus dianggap penting bagi kehidupan masyarakat Bengkulu selain menjadi perlambang
harga diri dan senjata pamungkas untuk melawan penjajah, juga karena ia memiliki nilai
sakral terutama dalam prosesi penobatan
datuk raja di masa silam.
Jika kita lihat logo resmi Provinsi
Bengkulu, ada 2 buah pedang yang saling
bersilangan pada bagian tengah logo
tersebut. Kedua bilah pedang itulah yang
bernama rudus.

2
5. Kesenian Daerah
Kota Bengkulu mempunya beberapa tarian,
salah satunya adalah tari Andun. Tari Andun
berjenis pergaulan yan biasamya ditampilkan
pria dan wanita. sejarahnya, tarian Bengkulu
dulu menjadi tarian tradisi masyarakat
Bengkulu dan sering dipertunjukan pada
acara adat. Tari ini dilakukan sebagai bentuk
syukur dari masyarakat. Dalam acara tersebut, biasanya akan diikuti seluruh masyarakat
khususnya pemuda. Bahkan dikatakan juga jika tari andun Bengkulu ini juga menjadi tempat
mencari pasangan hidup atau jodoh pemuda Bengkulu.

6. Suku Bangsa
Di Bengkulu ada beberapa suku, sala satunya adalah suku Rejang. Suku Rejang berada di
wilayah bagian timur Provinsi Bengkulu. Wilayah tersebut mencakup sebagian pegunungan
Bukit Barisan. menurut tambo (sejarah lisan) mereka berasal dari Bandar Cina yang datang
ke Sumatera Barat, dan menjadi orang Minangkabau. Sebagian lagi pergi ke lembah Ranah
Sikelawi di pegunungan Bukit
Barisan dan menetap di sana
menjadi Orang Rejang. Sebagian
lagi berdiam di wilayah Provinsi
Sumatera Selatan, yaitu di daerah
perbatasan dengan Provinsi
Bengkulu, tepatnya di Kabupaten
Lahat.

7. Rumah Adat
Rumah adat Bengkulu bernama rumah “Bumbungan Tinggi”, tetapi oleh masyarakat
Bengkulu lebih sering disebut rumah “Bubungan Lima”. bangunan rumah adat Bengkulu

merupakan rumah panggung yang ditopang oleh beberapa tiang.

3
Nama “Bubungan Lima” diambil dari  bentuk atap rumah tersebut. Selain Bubungan Lima,
rumah adat Bengkulu ini sering juga dikenal dengan nama rumah “Bubungan Haji”,
“Bubungan Limas” dan juga “Bubungan Jembatan”. Rumah unik nan cantik ini memang
menarik untuk dipelajari.

8. Bahasa Daerah

Terdapat empat bahasa daerah yang digunakan masyarkat Bengkulu yakni, Bahasa Melayu,
Bahasa Rejang, Bahasa Pekal dan Bahasa Lembak. Bahasa yang akan kita bahas adalah
bahasa Rejang. Bahasa Rejang, adalah bahasa yang dituturkan oleh suku Rejang di daerah
Lebong, Kepahiang, Curup dan sampai di tepi sungai ulu musi di perbatasan dengan
Sumatera Selatan. Suku Rejang menempati kabupaten Rejang Lebong, kabupaten Kepahiang,
dan kabupaten Lebong. Dialek bahasa yang digunakan penutur bahasa Rejang, jauh berbeda
dengan bahasa Melayu dan bahasa daerah di Sumatera lainnya.

Anda mungkin juga menyukai