Anda di halaman 1dari 14

Kajian Bahasa dan Budaya

suku Bugis
Nurmia C1
latar belakang kebudayaan
Masyarakat Bugis merupakan salah satu suku yang masih
mempertahankan budaya dan adat istiadatnya di Indonesia.
Suku Bugis yang tergolong ke dalam suku-suku Melayu
Deutero, berasal dari kata To Ugi, yang berarti orang Bugis
Penamaan "ugi" merujuk pada raja pertama kerajaan Cina
yang terdapat di Pammana, Kabupaten Wajo saat ini, yaitu
La Sattumpugi. Mereka menjuluki dirinya sebagai ToUgi atau
orang-orang atau pengikut dari La Sattumpugi. Dalam
perkembangannya, komunitas ini berkembang dan
membentuk beberapa kerajaan lain, Masyarakat Bugis ini
kemudian mengembangkan kebudayaan, bahasa, aksara
Lontara dan pemerintahan mereka sendiri.
sistem adat
Sigajang Leleng Lipa
Mappalette Bola (Tradisi Pindah
Rumah)
Songkabala, Upacara Istiadat Suku
Bugis
Mappabotting (penikahan)
Sistem pernikahan
Mammanu'-manu' Mappasikarawa / Mappasiluka
Mappetuada Marola / Mapparola
Mappasau Botting & Cemme Passih Mallukka Botting
Mappanre Temme Ziarah
Mappacci / Tudammpenni Massita Beseng
Mappenre Botting
Madduppa Botting
sistem berkabung ( kematian )
Tradisi lokal masyarakat Bugis yang terus dilestarikan hingga
sampai saat ini diantaranya ritual kematian. Ritual kematian
tersebut dinamai dengan Makkuluhuwallah. Rangkaian
acaranya secara khusus dilaksanakan selama tujuh malam,
terhitung setelah dikuburkannya jenazah. Di dalam rangkaian
itu, terdapat beberapa prosesi seperti khataman Al-Qur'an,
Takziah, Makkulluhuwallah, Mabaca-baca Matellu na Mapitu
Esso, dan Mattampung. Adapun pengistilahan "ritual
kematian". kearifan lokal yang masih dipraktekkan oleh
masyarakat suku Bugis yang melibatkan pembacaan Al-
Qur'an di dalamnya. Masyarakat setempat menyebutnya
sebagai tradisi.
Bentuk rumah
Bugis dan Makassar seringkali digabungkan karena kesamaan budaya keduanya, meski
sebenarnya berbeda.umah khas Bugis ini disebut juga rumah panggung kayu. Rumahnya memiliki
ciri khas atap berbentuk pelana, serta memiliki timpalaja dengan jumlah tertentu sesuai simbol
status sosial,
impalaja atau disebut gevel (gable) adalah bidang segitiga antara dinding dan pertemuan atap.
Rumah suku Bugis memiliki 3 bagian penting yaitu Rakkeang, Bola, dan Awasao. Bagian
Rakkaeng berfungsi untuk area menyimpan barang berharga seperti emas, perak, keris, ataupun
perhiasan. Rakkeang juga bisa dimanfaatkan sebagai area menyimpan persediaan makanan.
Bagian kedua yaitu Bola atau Kalle Balla. Bagian ini khusus dipakai untuk kebutuhan pemilik,
misalnya untuk ruang tamu, ruang tidur, ruang makan dan dapur. Ruangan terakhir adalah
Awasao atau Passiringan. Biasanya, pemilik rumah menyimpan hewan ternak, atau alat pertanian
dan alat bekerja lainnya. rumah panggung kayu ini dibagi menjadi 2 jenis berdasarkan status
sosial penghuninya. Rumah Saoraja atau Sallasa adalah rumah besar untuk keturunan raja atau
kaum bangsawan, sedangkan rumah yang ditempati masyarakat biasa disebut Bola.
Letak Geografis dan
pekerjaan Masyarakat
Sulawesi Selatan adalah sebuah provinsi di Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang terletak di bagian selatan Pulau
Sulawesi. Ibu kota provinsinya adalah Makassar, yang dahulu
disebut Ujung Pandang

Provinsi Sulawesi Selatan terletak di 0°12'-8° Lintang Selatan dan


116°48" - 122°36' Bujur Timur. Luas wilayahnya 45.764,53 km².
Provinsi ini berbatasan dengan Sulawesi Tengah dan Sulawesi
Barat di utara, Teluk Bone dan Sulawesi Tenggara di timur, Selat
Makassar di barat dan Laut Flores di selatan.
Sampai dengan Mei 2010, jumlah penduduk di Sulawesi Selatan
terdaftar sebanyak 8.032.551 jiwa (BPS 2013) dengan pembagian
3.921.543 orang laki-laki dan 4.111.008 orang perempuan. Pada
tahun 2013, penduduk di Sulawesi Selatan sudah mencapai
8.342.047 jiwa dengan tingkat kepadatan 181 jiwa /km2.

Mata Pencaharian masyarakat Bugis tersebar di dataran rendah


yang subur dan pesisir, maka kebanyakan dari masyarakat Bugis
hidup sebagai petani dan nelayan. Mata pencaharian lain yang
diminati orang Bugis adalah pedagang. Selain itu masyarakat Bugis
juga mengisi birokrasi pemerintahan dan menekuni bidang
pendidikan.
Kesenian suku bugis
Suku Bugis memiliki kesenian yang cukup kaya dan beragam. Terutama
kesenian yang menonjol adalah seni tari dan seni musik. Di seni tari, ada
tari Paduppa Bosara untuk menyambut tamu.muharqam Tarian ini
dilakukan sebagai bentuk penghargaan dan rasa terima kasih pada para
tamu atas kedatangan mereka. Ada juga tari Pakarena yang berarti
main. Pakarena awalnya hanya ditarikan di kerajaan dan merupakan
pencerminan sifat lemah lembut dan sopan santun seorang wanita. Tari
Ma'badong adalah tarian yang ditampilkan saat upacara kematian. Para
penari akan mengenakan pakaian berwarna hitam dan mengaitkan jari
kelingking mereka sambil membentuk lingkaran. Ada pula tari Pa'gellu
untuk menyambut seseong yang baru pulang dari berperang. Sementara
itu tari Kipas ditarikan dengan gerakan lemah lembut, walau diiringi
musik yang bertempo cepat.
Pakaian adat
Lipa’ Sabbe Jas Tutup

Baju Bodo Songko’ recca Sima-


sima
Makanan khas bugis
Coto Makassar Bandang

Barongko Sop Konro Buras


Bahasa aksara
Secara tradisional, aksara Lontara
digunakan untuk menulis
beberapa bahasa yang digunakan
di Sulawesi Selatan. Materi
beraksara Lontara paling banyak
ditemukan dalam bahasa Bugis,
diikuti oleh bahasa Makassar,
kemudian bahasa Mandar yang
materinya paling sedikit.
Parawisata
Pantai Losari
Bantimurung
Permandian Lejja
Benteng Rotterdam
Pantai tanjung bayan
Bola seratue’
terima kasih
sampai jumpa!

Anda mungkin juga menyukai