Anda di halaman 1dari 16

Makalah SPK

SEJARAH UANG
Dosen Pembimbing:
Sufitriayati, S.E., M.Si

Disusun Oleh:

Rival Färlevi 190603127


Ihdina Putra 190603101

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY

DARUSSALAM BANDA ACEH

2020
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji


syukur kepada Allah SWT, Yang mana kami dapat menyelesaikan makalah pada mata kuliah system
perbankan konvensional tentang “sejarah uang”

Makalah ini digunakan mahasiswa semester 3 program study PERBANKAN SYARIAH fakultas
ekonomi dan bisnis islam universitas UIN AR-RANIRY banda aceh, yang dimaksudkan untuk
mempermudah mahasiswa dalam pehamaman materi mata kuliah tersebut. Mudah mudahan makalah
yang sederhana ini dapat memberikan manfaat yang besar pada para mahasiswa/i.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak Sufitrayati, S.E., M.Si selaku dosen mata
kuliah system perbankan konvensional, terima kasih kepada kelompok 1 ,serta pihak-pihak yang telah
banyak membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam
makalah ini, dengan kerendahan hati, kami memohon maaf . Dan terima kasih atas sumbang sarannya.

Banda Aceh, Desember 2020

KELOMPOK 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang........................................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................................2

2.1 Sejarah & Konsep Uang........................................................................................................2

2.2 Konsep Time value of money..................................................................................................8

2.3 Klasifikasi uang.......................................................................................................................9

2.4 Fungsi uang..............................................................................................................................10

2.5 Sistem Keuangan.....................................................................................................................11

BAB III PENUTUP............................................................................................................................12

3.1 Kesimpulan...............................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Uang adalah instrumen perekonomian yang sangat penting. Hampir semua kegiatan ekonomi sangat
bergantung pada instrumen ini yang antara lain, berfungsi sebagai alat tukar ataupun alat bayar. Oleh
karena itu, kehadiran uang dalam kehidupan sehari-hari sangat vital, terutama untuk memperoleh barang,
jasa, serta kebutuhan hidup lainnya.

Uang adalah inovasi modern yang menggantikan posisi barter, atau tukar menukar satu barang
dengan barang lainnya. Disamping itu terhapusnya sistem pertukaran barter dalam sejarah ekonomi
bangsa tidak terjadi dalam waktu yang sama. Sekalipun pertukaran barter mengalami penurunan tajam
setelah uang mengambil alih fungsi sebagai alat tukar perdagangan internasional, namun pertukaran
barter kini banyak dilihat sebagai alternatif yang bagus dalam perdagangan antar negara.

Kesalahan besar ekonomi konvensional ialah menjadikan uang sebagai komoditas, sehingga
keberadaan uang saat ini lebih banyak diperdagangkan daripada digunakan sebagai alat tukar dalam
perdagangan. Lembaga perbankan konvensional juga menjadikan uang sebagai komoditas dalam proses
pemberian kredit. Instrumen yang digunakan adalah bunga (interest)

Uang yang memakai instrumen bunga telah menjadi lahan spekulasi empuk bagi banyak orang di
muka bumi ini. Kesalahan konsepsi itu berakibat fatal terhadap krisis hebat dalam perekonomian
sepanjang sejarah, khususnya sejak awal abad 20 sampai sekarang. Ekonomi berbagai negara di belahan
bumi ini tidak pernah lepas dari terpaan krisis dan ancaman krisis berikutnya pasti akan terjadi lagi.
Dalam setiap sistem perekonomian, fungsi utama uang selalu sebagai alat tukar (medium of exchange).
Fungsi utama ini lalu memiliki darivasi fungsi-fungsi lain seperti uang sebagai standard of value
(pengukur nilai), store of value (penyimpanan nilai), unit of account dan standard of deferred payment
(pengukur pembayaran tangguh). Selain itu dalam Islam, uang adalah uang yang hanya berfungsi sebagai
alat tukar. Jadi uang adalah sesuatu yang terus mengalir dalam perekonomian, atau lebih dikenal sebagai
flow concept.

1.2 Rumusan Masalah


Sejarah dan konsep uang ?

Konsep time value of money ?

Klasifikasi uang ?

Fungsi uang ?

Sistem keuangan ?

1
1 BAB II

2 PEMBAHASAN

Uang secara umum adalah sesuatu yang dapat diterima secara umum sebagai alat pembayaran dalam
suatu wilayah tertentu atau sebaga alat pembayaran uatang, ata sebgai alat untuk melkukan pembelian
barang atau jasa. Dengan kata lain, uanga merupakan suatu alat yang dapat digunakan dalam suatu
wilayah tertentu.

Uang juga didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dapat diterima secara umum sebagai alat tukar
(Samuelson dan Nordhaus, 2001). Definisi ini merupakan definisi hakikat kegunaan uang sebenarnya,
namun sesuai dengan perkembangan perekonomian maka uang semakin dipandang sebagai komoditas
yang memiliki harga melalui tingkat suku bunga, maka hakikat uang semakin bergeser menjauhi apa yang
sebenarnya. Uang merupakan inovasi besar dalam peradaban perekonomian dunia. Posisi uang sangat
strategis dalam satu sistem ekonomi, dan sulit digantikan variabel lainnya. Bisa dikatakan uang
merupakan bagian yang terintegrasi dalam sat system ekonomi (Choudhury, 1997).

2.1 Sejarah & Konsep Uang


Pada peradaban awal, manusia memenuhi kebutuhannya secara mandiri. Mereka memperoleh
makanan dari berburu atau memakan berbagai buah-buahan. Karena jenis kebutuhannya masih sederhana
dan belum membutuhkan bantuan orang lain. Mereka hidup mandiri, dank kala itu disebut prabarter, yaitu
manusia belum mengenal adanya transaksi perdagangan atau kegiatan jual beli. Ketika jumlah manusia
semakin bertambah dan peradaban manusia semakin maju, kegiatan dan interaksi manusia pun semakin
tajam. Kebutuhan manusia pun juga bertambah. Pada saat ini mulai muncul ketidak mampuan untuk
memenuhi kebutuhannya sendiri. Muncullah kegiatan bercocok tanam dan berkembang lagi sejak saat itu
manusia mulai menggunakan berbagai cara dan alat untuk melangsungkan pertukaran barang dalam
rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Terjadilah tukar menukar kebuthan dengan cara barter, kemudian
periode ini disebut zaman barter. ada beberapa masa perkembangan dalam sejarah uang. Masa
perkembangan uang terdiri dari masa barter, masa uang barang, masa uang logam, dan masa uang kertas.

A.     Masa sebelum barter

yang masih sangat Pada zaman purba,


atau pada masyarakat sederhana, orang belum
bisa menggunakan uang. Perdagangan dilakukan
dilakukan dengan cara langsung menukarkan
barang dengan barang. Cara ini bisa berlangsung
selama tukar menukar masih terbatas pada
.
beberapa jenis barang saja.

B.     Masa Barter
Pada masa primitif kegiatan ekonomi manusia masih sangat sederhana. Manusia memproduksi
barang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Jika mereka membutuhkan sesuatu yang tidak
mereka miliki, mereka akan melakukan pertukaran dengan kelompok masyarakat di daerah lain. Mereka

2
menukar barang miliknya dengan barang yang dibutuhkan. Cara pertukaran ini disebut barter. Syarat
terjadinya barter adalah sebagai berikut.

1. Orang yang diajak bertukar barang memiliki barang yang dibutuhkan oleh orang yang mengajak
bertukar barang.
2. Orang yang diajak bertukar barang membutuhkan barang yang dimiliki oleh orang yang
mengajak bertukar barang.
3. Barang yang akan dipertukarkan sama nilainya.

Sebagai sistem pertukaran yang sangat tradisional, sistem barter menghadapi banyak kendala
yang kemudian mendorong lahirnya sistem yang lebih efisien. Beberapa kendala yang sering dialami
sistem barter dalam melakukan pertukaran antara lain:

1. sulit menemukan orang yang mau menukarkan barangnya sesuai dengan kebutuhan yang
diinginkan,
2. sulit untuk menentukan nilai barang yang akan ditukarkan terhadap barang yang diinginkan,
3. sulit menemukan orang yang mau menukarkan barangnya dengan jasa yang dimiliki,
4. dari segi waktu menjadi relatif lama sehingga tidak efisien.  

C.     Masa Uang Barang

Untuk mengatasi kesulitan dalam sistem


barter, masyarakat menukarkan barang yang dimiliki
dengan barang yang paling disukai atau dianggap
berharga oleh sebagian besar orang. Lama-
kelamaan, barang tersebut dijadikan sebagai alat
tukar atau disebut uang barang (commodity money).
Syarat-syarat suatu benda agar diterima sebagai
uang barang yaitu diterima oleh masyarakat, langka,
memiliki nilai, khasiat, keistimewaan, atau fungsi
tertentu yang dianggap berharga. Contoh uang
barang yaitu tembakau, garam, dan batangan emas.

Sekalipun sistem uang barang sudah relatif lebih efektif dibandingkan dengan sistem barter,
ternyata sistem ini pun masih mengandung berbagai kendala yaitu tidak dapat dibagi menjadi bagian-
bagian kecil. Selain itu, uang barang juga punya kelemahan, seperti sukar disimpan, sukar dibawa ke
mana-mana, tidak tahan lama, dan nilainya tidak tetap. Oleh karena itu, manusia pun mulai memikirkan
sistem baru yang lebih modern

3
Sebagai alat perantara pertukan barang/uang barang adalah :
1.       Barang tersebut dapat diterima dan dibutuhkan semua orang
2.       Barang tersebut dapat ditukarkan kepada siapa saja
3.       Mempunyai nilai tinggi
4.       Tahan lama

Kesulitan uang barang :


1.       Sukar disimpan
2.       Sukar dibawa keana-mana
3.       Sukar dibagi menjadi bagian yang lebih kecil
4.       Kebanyakan uang barang tidak tahan lama
5.       Nilai uang barang tidak tetap
Jenis barang yang pernah digunakan sebagai alat uang barang antara lain : kulit hewan, hewan, batu-
batuan berharga, kulit pohon, logam.

D.    Masa Uang Logam

Dari sekian banyak benda yang digunakan


sebagai uang barang, logam-logam mulia seperti
emas, perak, tembaga, dan aluminium merupakan
benda yang paling memenuhi syarat sebagai uang
barang. Kemudian selama beberapa abad, manusia
menggunakan logam mulia sebagai uang. Uang
yang terbuat dari logam mulia, seperti emas dan
perak disebut full bodied money, artinya nilai uang
yang tertera di permukaan sama dengan nilai yang
terkandung di dalamnya.
Pada awalnya potongan-potongan logam yang akan dijadikan uang ditimbang dan ditentukan
kadarnya. Karena hal ini merepotkan, para penguasa memerintahkan perajin logam untuk menempa
logam menjadi ukuran yang lebih kecil kemudian diberi gambar dan cap resmi kerajaan untuk menjamin
nilainya. Penggunaan emas dan perak sebagai bahan uang dalam bentuk koin diciptakan oleh Croesus di
Yunani sekitar 560–546 SM. Pada saat ini kamu dapat menjumpai mata uang beberapa negara seperti
India, nama mata uangnya rupee yang artinya perak, dan Belanda, nama mata uangnya gulden yang
artinya emas.

4
E.     Masa Uang Kertas

Salah satu kelemahan uang logam adalah risiko keamanan dan ketidak praktisan ketika dibawa atau
disimpan dalam jumlah besar. Untuk mengatasinya, uang logam tersebut dititipkan pada perajin emas
atau perak dan sebagai bukti kepemilikan, perajin emas mengeluarkan surat yang dapat digunakan oleh
pemiliknya sebagai alat pembayaran dan pertukaran. Dari sini, mulailah tahap penggunaan uang kertas
yang merupakan bukti kepemilikan emas dan perak.

Pada perkembangan selanjutnya, bukan perajin besi yang mengeluarkan uang kertas, melainkan
pemerintah kerajaan atau negara. Uang kertas yang diterbitkan pun tidak lagi dijamin dengan sejumlah
logam mulia, tetapi masyarakat mau menerimanya karena pemerintah menetapkan uang tersebut sebagai
alat tukar resmi di wilayahnya. Masyarakat percaya bahwa uang tersebut dapat digunakan sesuai
fungsinya. Inilah sebabnya uang kertas juga disebut uang kepercayaan.

UANG DI BERBAGAI BANGSA


1. Uang pada Bangsa Lydia Bangsa Lydia adalah orang-orang yang pertama kali mengenal uang.
Uang pertama kali muncul di tangan para pedagang ketika mereka merasakan kesulitan dalam
jual beli sistem barter, lalu mereka membuat uang, pada tahun 570-546 SM, Negara
berkepentingan mencetak uang. Pertama kalinya masa ini terkenal denganmata uang emas dan
perak yang halus dan akurat.
2. Uang pada Bangsa Yunani Bangsa Yunani yang membuat “uang komoditas” sebagai utensil
money dan koin-koin dari perunggu. Kemudian mereka membuat ems dan perak yang pada
awalnya beredar di antara mereka dalam bentuk batangan, sampai masa dimulainya percetakan
uang pada tahun 406 SM. Mereka mengukir di uang mereka bentuk berhala, gambar-gambar
pemimpin, dan mengukir nama negeri dimana uang dicetak. Mata uang utama mereka adalah
Drachma yang terbuat dari perak.
3. Uang pada bangsa Romawi Bangsa Romawi pada masa sebelum abad ke-3 SM menggunakan
mata uang yang terbuat dari perunggu yangb disebut Aes (Aes Signatum Aes Rude). Mereka juga
menggunakan mata uang koin yang terbuat dari tembaga. Orang yang pertama kali mencetak
uang adalah Servius Tullius, yang dicetak pada tahun 269 SM. Kemudian pada tahun 268 SM,
mereka mencetak Denarious dari emas yang kemudian menjadi mata uang utama Imperium
Romawi. Di atas uang itu itu mereka cetak ukiran bnetukbentuk Dewa dan pahlawan-pahlawan
mereka, hingga masa Julius Caesar yang kemudian mencetak gambarnya di atas uang tersebut.
4. Uang pada masa Persia Bangsa Persia mengadopsi percetakan uang dari bangsa Lydia setelah
penyerangan mereka pada tahun 546 SM. Uang dicetak dari emas adan perak dengan
perbandingan 1: 13,5. Suatu hal yang membuat naiknya emas dan perak. Mata uangnya adalah

5
dirham perak, betul-betul murni. Ketika sistem kenegaraan mengalami kemunduran, mata uang
mereka pun ikut serta mundur.
5. Uang dalam pemerintahan Islam
 Uang pada Masa Kenabian Bangsa Arab di Hijaz pada masa Jahiliyyah tidak memiliki mata uang
tersendiri. Mereka menggunakan mata uang yang mereka peroleh berupa dinar dan dirham emas
Hercules, Byzantium dan dirham perak dinasti sasanid dari Iraq, dan sebagian mata uang bangsa
Himyar, dan Yaman. Penduduk mekkah tidak memperjualbelikan barang kecuali dengan emas
yang tidak ditempa dan tidak menerimanya kecuali dengan ukuran timbangan. Mereka tidak
menerima dalam jumlah bilangan. Hal ini disebabkan beragamnya bentuk dirham dan ukurannya,
serta munculnya penipuan pada mata uang mereka misalnya nilai yang tertera melebihi dari nilai
sebenarnya. Nabi menyuruh penduduk Madinah untuk mengikuti ukuran timbangan penduduk
Mekkah ketika melakukan interaksi ekonomi, dengan menggunakan dirham dalam jumlah
bilangan bukan ukjaran timbangan.

 Uang pada Masa Khulafaurrasyidin Ketika abu bakar di bai’at menjadi khaliafah, beliau tidak
melakukan perubahan terhadap mata uang yang beredar, bahkan menetapkan apa yang sudah
berjaan dari masa Nabi saw. Begitu jiga ketika Umar Bin Khathab di bai’at sebagia khalifah.,
karena beliau sibuk melakukan penyebaran Islam ke berbagai Negara, beliau menetapakan
persoalan uang sebagaimana uang sudah berlaku
 Uang pada masa Dinasti Muawiyah Percetakan uang pada masa dinasti Muawiyah, masih
meneruskan model Sasanid dengan menambahkan beberapa kalimat tauhid, seperti pada masa
Khulafaturrasyidin. Pada masa Abdul Malik Bin Marwan, pada tahun 78 H, beliau membuat mata
uang Islam yang memiliki model tersendiri. Dengan adanyapercetakan mata uang Islam, mapu
merealisasikan stabilitas politik dan ekonomi, mengurangi pemalsuan dan manipulasi terhadap
mata uang.
 Uang pada masa Dinasti Abbasiyah dan sesudahnya Pada masa ini percetakan masih melanjutkan
cara dinasti Muawiyah. Pada masa ini ada dua fase, dalam percetakan uang yaitu : Fase pertama,
terjadi pengurangan terhadap ukuran dirham kemudian dinar. Fase kedua, ketika pemerintahan
melemah dan para pembantu dari orang-orang Turki campur tangan dalam urusan Negara.
Pembiayaan semakin besar, orang-orang mulai dibuai kemewahan sehingga uang tidak lagi
mencukupi kebutuhan. Pada masa pemerintahan Mamalik, percetakan uang tembaga (fulus),
menjadi mata uang utama, sedangkan percetakan dirham dihentikan karean beberapa sebab:
penjualan perak ke NegaraNegara Eropa, impor tembaga darai negara-negara Eropa semakin
bertambah, akibat dari peningkatan produksi pertambangan di sebagian besar wilayah Eropa.
Meningkatnya konsumsi perak untuk pembuatan pelana dan bejana.

Konsep uang

6
Konsep uang dalam ekonomi Islam berbeda dengan konsep uang dalam ekonomi konvensional.
Dalam ekonomi Islam, konsep uang sangat jelas dan tegas bahwa uang adalah uang bukan capital.
Sebaliknya, konsep uang yang dikemukakan dalam ekonomi konvensional tidak jelas. Sering kali istilah
uang dalam perspektif ekonomi konvensional diartikan secara bolak-balik (interchangeability), yaitu uang
sebagai capital. Perbedaan lain adalah uang dalam ekonomi Islam yaitu sesuatu yang bersifat flow
concept dan capital adalah sesuatu yang bersifat stock concept, sedangkan dalam ekonomi konvensional
terdapat beberapa pengertian. Frederic S. Mishkin mengemukakan konsep Irving Fisher yaitu
menyatakan:

MV= PT.

Keterangan:

M = Jumlah Uang V = Tingkat perputaran uang

P = Tingkat harga barang T = Jumlah barang yang diperdagangkan

Dari penjelasan di atas jelas bahwa kita tidak boleh terlalu cepat untuk mengatakan bahwa
perbedaan Islam dan konvensional adalah memandang uang sebagai flow concept. Pandangan seperti ini
keliru. Karena pada kenyataannya, dalam ekonomi konvensional sendiri terjadi pertentangan yang hebat
antara kelompok Friedman dan kaum monetaris di satu kubu, dengan kaum Keynesian dan Cambridge
School di kubu lain. Kelompok yang pertama mengatakan, misalnya Fisher, bahwa uang adalah flow
concept, sedangkan kelompokn yang kedua menyatakan bahwa uang adalah stock concept. Dalam Islam,
capital is private goods, sedangkan money is public goods. Uang yang ketika mengalir adalah public
goods (flow concept), lalu mengendap ke dalam kepemilikan seseorang (stoke concept), uang tersebut
menjadi milik pribadi (private good).

Perbedaan konsep uang dalam Islam dan Konvensional

Konsep Islam Konsep konvensional

1. Uang tidak identik dengan modal. 1) Uang seringkali diidentikkan dengan modal.
2. Uang adalah public goods. 2) Uang (modal) adalah private goods.
3. Modal adalah private goods. 3) Uang (modal) adalah flow concept bagi fisher.
4. Uang adalah flow concept. 4) Uang(modal) adalah stock concept bagi
5. Modal adalah stock concept. cambridge School.

Konsep public goods belum dikenal dalam teori ekonomi sampai tahun 1980 an. Baru setelah
muncul ekonomi lingkungan, maka kita berbicara dengan externalities, public goods, dan sebagainya.
Dalam Islam, konsep ini sudah lama dikenal, yaitu ketika Rasulullah mengatakan bahwa” manusia
mempunyai hak bersama dalam tiga hal: air, rumpit dan api” (Riwayat Ahmad, Abu Dawud dan Ibn
Majah). Dengan demikian, bersetifikat dalam hal public goods bukan merupakan hal yang baru dalam
ekonomi Islam, bahkan konsep ini sudah terimplementasi, baik dalam bentuk musyarakah, muzara’ah,
musaqah, dan lain-lain, seperti tertuang dalam berbagai hadist nabi.

2.2 Konsep Time Value Of Money


 Time Value of Money dalam Ekonomi Konvensional

7
Konsep time value of money atau juga disebut ekonom sebagai positive time preference menyebutkan
bahwa nilai komoditi pada saat ini lebih tinggi nilainya bila dibandingkan di masa mendatang. Time
Value of Money sangat terkait erat dengan konsep ‘diskonto’ yang ada dalam teori modal dan investasi.
Secara praktis, digunakan sebagai alat evaluasi proyek maupun keputusan investasi. Misalnya, Net
Present Value (NPV), Cost Benefit Analisys, Internal Required Rate of Return, Deviden Modal dalam
assetvaluation. Diskonto dalam positif time preference biasanya didasarkan pada, atau paling tidak
berhubungan intim, tingkat bunga (interestrate). Sedangkan dalam ekonomi Islam, bunga dipandang
sebagai riba, yang secara tegas dilarang oleh Islam.

Konsep time value of money dalam kaitannya dengan analisis modal dan investasi, maka disajikan
secara bersama dengan cost of capital, pembahasan mengenai kedua persoalan ini (modal dan investasi),
tidak dapat dipisahkan dengan konsep diskonto. Menurut Iggi, konsep diskonto sangat penting dalam
analisis teori modal dan investasi. Secara praktis digunakan dalam evaluasi proyek atau pun keputusan
invesatasi, misalnya model net present value (NPV), cost benefit analysis, internal required rate of return
(IRR), deviden model dalam asset valuation, dan seterusnya. Diskonto inilah yang dimaksud denganTime
Value of Money. Konsep Time Value of Money atau yang disebut ekonom sebagai positive time
preference menyebutkan bahwa nilai komoditi pada saat ini lebih tinggi di banding nilainya di masa
depan. Diskonto dalam positif time preference ini biasanya didasarkan pada atau paling tidak
berhubungan erat dengan bunga (interest rate). Sehingga bunga berfungsi sebagai alat ukur dalam
penentuan nilai waktu modal dan investasi. Sejak terjadinya konvergensi pendapat dalam fikih bahwa
bunga diharamkan dalam Islam karena dianggap salah satu bentuk riba, muncullah pertanyaan-pertanyaan
tentang penggunaan diskonto dalam evaluasi investasi, dan juga pemakainya sebagai cost of capital.
Misalnya apakah penggunaannya secara mendasar bertentangan dengan prinsip dasar pelarangan riba
tersebut.

 Time Value of Money dalam Pandangan Hukum Islam

Persoalan riba sebetulnya sangat berkaitan dengan masalah uang. Sebagai perbandingan dengan teori
ekonomi konvensional (kapitalisme), Islam membicarakan uang sebagai sarana penukar dan penyimpan
nilai, tetapi uang bukanlah barang dagangan. Uang menjadi berguna hanya jika ditukar dengan benda
yang nyata atau jika digunakan untuk membeli jasa. Dalam Islam, keuntungan bukan saja keuntungan di
dunia, namun yang dicari adalah keuntungan di dunia dan akhirat. Oleh karenanya, pemanfaatan waktu
itu bukan saja harus efektif dan efisien namun ia juga harus didasari keimanan. Keimanan inilah yang
akan mendatangkan keuntungan di akhirat. Sebaliknya, keimanan yang tidak mampu mendatangkan
keuntungan di dunia, berarti keimanan yang tidak diamalkan. Dalam konsep Islam tidak dikenal money
demand for speculation. Hal ini karena spekulasi tidak diperbolehkan. Uang pada hakikatnya adalah milik
Allah Swt. yang diamanahkan kepada manusia. Oleh karenanya, menimbun uang (dibiarkan tidak
produktif) tidak dikehendaki karena berarti mengurangi jumlah uang beredar. Dalam pandangan Islam,
uang adalah flow concept, karenanya uang harus selalu berputar dalam perekonomian, akan semakin
tinggi tingkat pendapatan masyarakat maka akan semakin baik perekonomian. Implikasi konsep time
value of money adalah adanya bunga. Sedangkan bunga erat kaitannya dengan riba, dan riba adalah
haram serta zulm. Agama melarangnya. Sehingga dianggap tidak sesuai dengan keadilan di mana “al-
qhumu biqhurni” (mendapatkan hasil tanpa mengeluarkan risiko), dan “al-khraj bila dhaman”
(memperoleh hasil tanpa mengeluarkan biaya).

8
Islam tidak mengenal konsep time value of money. Islam mengenal konsep economic value of time,
artinya yang bernilai adalah waktu itu sendiri. Islam memperbolehkan penetapan harga tangguh-bayar
lebih tinggi daripada harga tunai. Zaid bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali bin Abi Thalib, cicit
Rasulullah Saw. adalah orang yang pertama kali menjelaskan diperbolehkannya penetapan harga tangguh
yang lebih tinggi itu sama sekali bukan disebabkan time value of money, namun karena semata-mata
ditahannya hak si penjual barang.Dalam ekonomi Islam economic value of time diterapkan dalam
lembaga keuangan syariah, sebagai contoh dalam menghitung nisbah bagi hasil di bank syariah. Dalam
proses penentuan nisbah ini, return on capital harus diperhitungkan. Return on capital ini tidak sama
dengan return on money. Return on capital tergantung kepada jenis bisnisnya dan berkaitan dengan sektor
ril, sedangkan return on money berkaitan dengan interest rate. Penentuan nisbah bagi hasil harus
dilakukan di awal, dan untuk itu digunakan projected return. Jika kemudian ternyata actual return dari
bisnis yang dibiayai tidak sama dengan angka dari proyeksinya, maka yang digunakan adalah angka
aktual, bukan angka proyeksi. Hal ini menunjukkan bahwa Islam tidak mengenal time value of money.
Time mempunyai economic value jika dan hanya jika waktu tersebut dimanfaatkan dengan menambah
faktor produksi yang lain, sehingga menjadi capital dan dapat memperoleh return.

2.3 Klasifikasi Uang


1. Uang Barang (Commodity Money)
Uang barang adalah alat tukar yang memiliki nilai komoditas atau bisa diperjualbelikan
apabila barang tersebut digunakan bukan sebagai uang. Namun tidak semua barang bisa menjadi
uang, diperlukan tiga kondidi utama, agar suatu barang bias dijadikan uang antara lain:
a. Kelangkaan (scarcity), yaitu persediaan barang itu harus terbatas.
b. Daya Tahan (durability), barang tersebut harus tahan lama.
c. Nilai tinggi, maksudnya barang yang dijadikan uang harus bernilai tinggi, sehingga tidak
memerlukan jumlah yang banyak dalam melakukan transaksi
Dalam sejarah, pemakaian uang barang yang pernah disyartakan barnag yang digunakan sebagai
barang kebutuhan sehari-hari seperti garam. Namun kemudian uang komoditas atau uang barnag
ini dinilai banyak kelemahan. Di antaranya, uang barang tidak memiliki pecahan, sulit untuk
disimpan da sulit untuk diangkut. Kemudian pilihan sebagai uang jatuh pada logam-logam mulia
seperti emas dan perak. Kenapa dipilih karena memiliki nilai yang lebih tinggi, langka, dan dapat
diterima secara umum sebagai alat tukar. Dan kelebihannya, emas dan perak dat dipecah menjadi
bagian-bagian yang kecil. Selain itu juga logam mulia ini juga tidak mudah rusak atau susut.

2. Uang kertas (Token Money)


Ketika uang logam masih digunakan sebagia uang resmi dunia, ada beberapa pihak yang
melihat peluang meraih keuntungan dari kepemilikan mereka atas emas dan perak. Pihak-pihak
ini adalah bank , sebagai orang yang meminjamkan uang dan pandai emas atau toko perhiasan.
Dengan adanya ini, pandai emas dan bank mengeluarkan surat (uang kertas) dengan nilai yang
besar dari emas dan perak yang dimilikinya. Karena kertas ini didukung oleh kepemilikan atas
emas dan perak, masyarakat umum menerima uang kertas ini sebagai alat tukar.
Ada beberapa keuntungan penggunaan uang uang kertas, di antaranya biaya pembuatan
rendah, pengirimannya mudah, penambahan dan pengurangan lebih mudah dan cepat, serta dapat
dipecah-pecahkan dalam jumlah berapapun. Namun kekurangan uang kertas juga cukup

9
signifikan, antara lain uang kertas ini tidak bisa dibawa dalam jumlah yang besar dank arena
dibuat dari kertas , sangat mudah rusak.

3. Uang Giral (Deposit Money)


Uang giral adalah uang yang dikeluarkan oleh bank-bank komersial melalui pengeluaran
cek dan alat pembayaran giro lainnya. Uang giral merupakan simpanan nasabah di bank yang
dapt diambil setiap saat dan dapat dipindahkan kepada orang lain untuk melakukan pembayaran.
Artinya cek dan giro yang dikeluarkan oleh bank mana pun bias digunakan sebagai alat
pembayaran barang, jasa dan utang. Kelebihan utang giral sebagai alat pembayaran adalah :

a. Kalau hilang dapat dilacak kembali sehingga tidak bias diuangkan oleh yag tidak berhak.
b. Dapat dipindahtangankandengan cepat dan ongkos yang rendah.
c. Tidak diperlukan uang kembali sebab cek dapat ditulis sesuai dengan nilai transaksi.

Namun dibalik kelebihan sistem ini sesungguhnya tersimpan bahaya besar. Kemudian
perbankan menciptakan uang giral ditambah dengan instrumen bunga bank membuka peluang
terjadinya uag beredar yang lebih besar daripada transaksi riilnya. Inilah yang kemudian menjadi
pertumbuhan ekonomi yang semu.

2.4 Fungsi Uang


Menurut teori konvensional, uang dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sisi hokum dan sisi fungsi. Secara
hokum, uang adalah sesuatu yang dirumuskan oleh undang-undang sebagai uang. Sementara secara
fungsi, uang adalah segala sesuatu yang menjalankan fungsinya sebagai uang. Fungsi uang secar umum
adalah sebagai berikut:

a) Alat tukar menukar (medium of exchange).


b) Satuan hitung (unit of account).
c) Penimbun kekayaan (store of value).
d) Standar pencicilan utang (standart of defferent payment).

Namun ada satu hal yang berbada dalam memandang uang antar sistem kapitalis dengan Islam.
Dalam sisten ekonomi kapitalis uang tidak hanya sebagai medium of change namun juga sebagai
komoditas. Menurut sistem kapitalis uang dapat diperjualbelikan dengan adanya kelebihan langsung
ataupun tangguh. Serta uang dapat disewakan.

Dalam Islam, uang hanya berfungsi sebagai medium of change. Uang bukan sebagai komoditas yang
dapat diperjualbelikan. Ketika uang diperlakukan sebagai komoditas oleh sistem kapitalis, berkembanglah
apa yang disebut pasar uang. Terbentuknya pasar uang ini menghasilakn dinamika yang khas dalam
perekonomian konvensional, terutama pada sektor moneternya. Pasar uang ini kemudoan berkembang
dengan munculnya pasar derivatif, yang menggunakan instrumen bunga sebagai harga dari produk-
produknya. Sera transaksi di pasar ini tidak berlandaskan motif transaksi riil sepenuhnya, bahkan sebgian
besar mengandung unsur spekulatif.

10
2.5 Sistem Keuangan
Sistem keuangan merupakan bagian penting dalam mendukung perkembangan sektor riil. Robinson
berpendapat bahwa sektor keuangan akan selalu mengikuti sektor industri atau riil . Terkait tahapan-
tahapan pembangunan, Patrick mengatakan bahwa hasil pembangunan sektor keuangan adalah
pertumbuhan ekonomi pada awal pembangunan ekonomi modern. Namun, begitu stabilitas sistem
keuangan tercapai maka sistem keuangan akan mengikuti keadaan sektor riil . Sistem keuangan terdiri
atas berbagai institusi di dalam suatu perekonomian yang membantu mempertemukan (intermediasi)
tabungan yang dimiliki seseorang dengan investasi orang lain (Mankiw 2006).

Sistem keuangan sangat penting peranannya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun,
banyak fakta yang menunjukan bahwa sektor keuangan juga dapat menjadi faktor penghambat dalam
pembangunan ekonomi . Banyak negara dengan sistem keuangan yang buruk kesulitan untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi khususnya negara miskin dan negara berkembang, bahkan negara maju sekalipun
mengalami resesi akibat sistem keuangan yang buruk

Stabilitas sistem keuangan menurut Nasution (2003) memiliki kaitan langsung dengan stabilitas
harga yang menjadi acuan bagi stabilitas moneter dan stabilitas sektor keuangan yang di dalamnya
terdapat lembaga keuangan dan pasar keuangan yang mendukung jalannya sistem keuangan secara
keseluruhan. Contoh kasusnya adalah jika tingkat inflasi tinggi akan mendorong kebijakan uang ketat
(tight money policy), dengan meningkatkan suku bunga yang dapat berdampak pada meningkatnya kredit
bermasalah yang kemudian menyebabkan kegagalan bank dan lembaga keuangan lainnya di dalam sektor
keuangan. Sebaliknya gangguan pada sektor keuangan dapat menganggu efektivitas transmisi kebijakan
moneter dan tingkat harga secara umum. Sedangkan Albulescu dan Goyeau (2010)..

11
3 BAB III

4 PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Uang secara umum adalah sesuatu yang dapat diterima secara umum sebagai alat pembayaran dalam
suatu wilayah tertentu atau sebaga alat pembayaran uatang, ata sebgai alat untuk melakukan pembelian
barang atau jasa. Dan dalam sejarahnya uang terbagai dalam tiga kategori yaitu uang barang, uang kertas,
uang kredit atau giro. Sedangkan pada mulanya manusia tidak mengenal uang, tetapi melakukan
pertukaran antar barang dan jasa secara barter. Walaupun pada awalnya sistem barter ini sangat mudah
dan sederhana, namun perkembangan masyarakat membuat sistem ini menjadi sulit diterapkan dari
sinilah muncul uang sebagai solusinya untuk mempermudah transaksi. Selain itu juga uang juga sudah
dikenal

di berbagai bangsa antara lain Bangsa Lydia, Bangsa Yunani, bangsa Romawi, Bangsa Persia, masa
pemerintahan Islam. Selain sudah diterapkan oleh beberapa bangsa namun memiliki konsep yang
berbeda-beda, selain itu juga banyak cendekiawan muslim yang memberikan konsep tentang uang seperti
Menurut Al-Ghazali, Al-Maqrizy dan Ibnu Khaldun. Menurut Al-Ghazali uang hanya dibuat sebagai
standar harga barang dan alat tukar, maka uang tidak memiliki nilai intrinsic. Sedangkan menurut Al-
Maqrizy bahwa mata uang yang dapat diterima sebagai standar nilai, baik menurut hukum, logika,
maupun tradisi hanya terdiri dari emas dan perak. Mata uang yang menggunakan selain emas dan perak
dianggap tidak layak disebut sebagai mata uang. Serta menurut Ibnu Khaldun yang dinamakn uang itu
hanya emas dan perak.

Dalam Islam Uang adalah Uang bukan capital, uang tidak identik dengan modal, uang adalah public
goods. Modal adalah private goods, uang adalah flow concept, modal adalah stock concept. Uang bukan
suatu komoditi dan dalam konsep Islam tidak termasuk dalam fungsi utility. Dalam Islam tidak mengenal
adanya time value of money. Islam hanya mengenal Economic Value of Time dan uang adalah flow
concept.

Islam tidak mengenal konsep time value of money. Islam mengenal konsep economic value of time,
artinya yang bernilai adalah waktu itu sendiri. Islam memperbolehkan penetapan harga tangguh-bayar
lebih tinggi daripada harga tunai. Zaid bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali bin Abi Thalib, cicit
Rasulullah Saw. adalah orang yang pertama kali menjelaskan diperbolehkannya penetapan harga tangguh
yang lebih tinggi itu sama sekali bukan disebabkan time value of money, namun karena semata-mata
ditahannya hak penjual barang

sistem keuangan sendiri adalah suatu sistem yang terdiri atas lembaga keuangan, pasar keuangan,


infrastruktur keuangan, serta perusaahaan non keuangan dan rumah tangga, yang saling berinteraksi
dalam pendanaan dan/atau penyediaan pembiayaan pertumbuhan perekonomian.

12
5 DFTAR PUSTAKA

JURNAL

Sukrudin, A. (2014). Analisis Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia. Institut Pertanian Bogor.

Azwar Karim, Adimarwan, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2004.

Sudarsono, Heri, Konsep Ekonomi Islam Suatu Pengantar. Yogyakarta: Ekonisia, 2007.

Mansur Ahmad, ‘Konsep Uang dalam Prespektif Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensional’, Al-Qanun,
(Surabaya: IAIN Sunan Ampel), Vol 12, No. 1/Juni 2017, h. 155-156

Ahmad, Abu Umar Faruq, and M. Kabir Hassan. “The Time Value of Money Concept in Islamic
Finance.” American Journal of Islamic Social Sciences 23, no. 1 (2006): 66.

Nugroho, Didik Kusno Aji. Studi Komparatif Antara Konsep Kebijakan Moneter Konvensional dan
Kebijakan Moneter Menurut Islam, Metro: Perpustakaan IAIN Metro, 2008

Riayah,Yayah. Tinjauan Ekonomi Islam Terhadap Nilai Tukar Uang, Metro: Perpustakaa IAIN Metro,
2003

Soemitra, Andri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah . Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009.

Hubbard, R, Glenn. Money, The Financial System and the Economy. Fifth Edition. l System International
Edition. New York: Pearson Addison Wesley. 2005.

Mansur Ahmad, ‘Konsep Uang dalam Prespektif Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensional’, Al-Qanun,
(Surabaya: IAIN Sunan Ampel), Vol 12, No. 1/Juni 2017, h. 155-156

Mukri, S.G.; Aji, A.M.; Yunus, N.R. "Relation of Religion, Economy, and Constitution In The Structure
of State Life," STAATSRECHT: Indonesian Constitutional Law Journal, Volume 1, No. 1. (2017).

Mukri, S.G. “Langkah Strategis Optimalisasi Sistem Ekonomi Syariah,” Salam: Jurnal Sosial dan
Budaya Syar-i, Volume 1, No. 1 (2014).

Datta, T. K., and A. K. Pal. “Effects of Inflation and Time-Value of Money on an Inventory Model with
Linear Time-Dependent Demand Rate and Shortages.” European Journal of Operational Research 52, no.
3 (1991): 326-333.

13

Anda mungkin juga menyukai