A. Pengertian Cerpen
Cerpen adalah bentuk karya fiksi berupa kisah tentang manusia dan seluk beluknya
lewat tulisan pendek.
B. Ciri-ciri Cerpen
C. Jenis-jenis Cerpen
Cerpen mini (flash), cerpen dengan jumlah kata antara 750-1.000 buah.
Cerpen yang ideal, cerpen dengan jumlah kata antara 3.000-4000 buah.
Cerpen panjang, cerpen yang jumlah katanya mencapai angka 10.000 buah.
Cerpen sangat pendek (short short story) panjang cerpen berkisar 500 an kata. contohnya
prosa mini karya ibnu wahyudi dgn judul " nama yang mendera "
Cerpen dengan panjang sedang ( midle short story ) cerpen yang sering dijumpai di majalah,
surat kabar, atau tabloid.
Cerpen panjang ( long short story ) panjang cerpen mencapai ribuan bahkan puluhan ribu.
contohnya novelet " kimono biru " karya umam kayam.
* novelet adalah karya sastra yang lebih pendek dari novel, tetapi lebih panjang dari cerpen.
Cerpen Anak
Adalah jenis cerpen bertemakan kehidupan dengan pendekatan psikologis anak anak,
utamanya usia sekolah dasar. Dari aspek isi, cerpen ini menggunakan kalimat yang cenderung
sederhana sehingga mudah untuk dipahami. Fokus cerita berkisar pada keseharian anak.
Cerpen Remaja
Adalah jenis cerpen yang bertemakan kehidupan remaja. Kalimat yang digunakan dalam
cerpen ini lebih kompleks dan panjang jika dibandingkan dengan cerpen anak. Kisah yang
diangkat juga demikian, lebih kompleks dan kaya sesuai dengan kehidupan remaja. Tak
jarang cerpen jenis ini juga mengangkat konflik dengan orangtua meski yang mendominasi
adalah mengenai percintaan dan persahabatan.
Cerpen Keluarga
Jenis cerpen yang satu ini bertemakan kehidupan dalam rumah tangga, masyarakat dan juga
tema kehidupan berbangsa serta bernegara.
Impian
Abstrak
Kala senja itu, cucuran keringat mengalir deras pada diri seorang remaja. Yang
selalu mengayuh sepeda demi mencapai tujuannya. Seorang remaja dengan semangat juang
tinggi. Yang selalu bermimpi menggapai cita yang murni. Ya, ialah Hanur namanya. Ia
terlahir dari keluarga yang miskin. Ia bukan seorang remaja yang memiliki otak cemerlang,
ia selalu menjauh dari pandangan guru. Dan ia sering sekali mendapatkan nilai jelek. Ya,
memang seseorang di dunia ini tidak ada yang sempurna, pada setiap insan pasti
mempunyai bakat masing-masing yang sudah di anugerahkan Tuhan kepadanya.
Orientasi
Terlihat dari sudut desa Gede itu, sebuah gubuk kecil rumah tempat tinggal Hanur
bersama keluarganya. Rumah yang jauh dari kata kemewahan, namun sederhana sekali.
Kecintaannya pada mesin tak pernah padam, mungkin itu warisan dari ayahnya yang kini
sudah tiada. Pada usianya 8 tahun, ia sudah mengayuh sepeda sepanjang 10 mil hanya untuk
melihat pesawat terbang. Ketika umurnya 12 tahun ia mampu menciptakan sebuah sepeda
pancal dengan model rem kaki. Namun dalam benaknya, ia tak pernah ingin menjadi
usahawan otomotif. Disaat umurnya mencapai 15 tahun, ia memutuskan untuk berhenti
sekolah. Dan selanjutnya ia merantau ke kota Jakarta untuk mencari pekerjaan sebagaimana
bakat yang ia milikinya.
Tak lama kemudian, ia mendapati pekerjaan itu. Ia bekerja sebagai karyawan di bengkel yang
bernama Repair Company milik bos nya Tauka Ucha. Karena kegigihan dan keterampilan
yang dimiliki Hanur, bosnya sangat senang dengan cara kerjanya. Ia teliti dan cekatan, setiap
suara yang mencurigakan, setiap oli yang bocor, tidak luput dari perhatiannya. Enam tahun
bekerja disitu, menambah wawasannya tentang permesinan.
Komplikasi
Di usia Hanur yang menginjak 21 tahun, Tauka Ucha membuka cabang bengkelnya
yang didirikan di pusat kota Bandung. Bengkel tersebut dipercayakan kepada Hanur. Prestasi
pekerjaan Hanur tetap membaik walaupun jauh dari pandangan bosnya.
Ia selalu menerima reparasi yang ditolak oleh bengkel lain. Kerjanya pun cepat memperbaiki
mobil pelanggan sehingga berjalan kembali. Karena itu, jam kerjanya larut malam, dan
terkadang sampai subuh. Otak jeniusnya tetap kreatif. Pada zaman itu, jari-jari mobil terbuat
dari kayu, hingga tidak baik meredam goncangan. Ia punya gagasan untuk menggantikan ruji-
ruji itu dengan logam. Hasilnya luar biasa. Ruji-ruji logamnya laku keras, dan diekspor ke
seluruh dunia. Di usia 30 tahun, Hanur menandatangani patennya yang pertama.
Bisa dibilang bahwa pada usia 30 tahun ia sudah mencapai kesuksesan yang diingininya sejak
kecil itu. Ia merasa pada saat itu ia sudah mampu untuk membuka bengkel sendiri, akhirnya
ia melepaskan diri dari bosnya. Ia mulai berfikir, kira-kira produk apa yang kiranya akan laris
di pasaran? Inovasinya tertuju pada Ring Pinston. Ia dan para karyawannya pun memulai hal
itu, setelah beberapa hari ia mengajukannya kepada perusahaan otomotif ternama yang
membuka cabangnya di Indonesia yaitu Honda. Sayangnya, karyanya itu ditolak oleh Honda,
karena dianggap tidak memenuhi standar. Ring buatannya tidak lentur, dan tidak laku dijual.
Ia ingat reaksi teman-temannya terhadap kegagalan itu. Mereka menyesalkan dirinya keluar
dari bengkel Tauka Ucha.
Evaluasi
Karena kegagalan itu, Hanur jatuh sakit cukup serius. Dua bulan kemudian,
kesehatannya pulih kembali. Ia kembali memimpin bengkelnya. Tapi, soal Ring Pinston itu,
belum juga ada solusinya. Demi mencari jawaban, ia kuliah lagi untuk menambah
pengetahuannya tentang mesin. Siang hari, setelah pulang kuliah - pagi hari, ia langsung ke
bengkel, mempraktekan pengetahuan yang baru diperoleh. Setelah dua tahun menjadi
mahasiswa, ia akhirnya dikeluarkan karena jarang mengikuti kuliah. "Saya merasa sekarat,
karena ketika lapar tidak diberi makan, melainkan dijejali penjelasan bertele-tele tentang
hukum makanan dan pengaruhnya.” Kepada Rektornya, ia jelaskan maksudnya kuliah bukan
mencari ijasah. Melainkan pengetahuan. Penjelasan ini justru dianggap penghinaan.
Resolusi
Berkat kerja kerasnya, desain Ring Pinston-nya diterima. Pihak Honda memberikan
kontrak, sehingga Hanur berniat mendirikan pabrik. Sayangnya, pabriknya terbakar dua kali.
Namun, Hanur tidak patah semangat. Ia bergegas kembali untuk mendirikan pabriknya.
Tanpa diduga, gempa bumi meletus menghancurkan pabriknya, sehingga diputuskan menjual
pabrik Ring Pinstonnya ke Honda. Setelah itu, Hanur mencoba beberapa usaha lain. Namun
semuanya gagal. Untuk membeli makanan bagi keluarganya saja ia sangat kesulitan. Dalam
keadaan terdesak, ia memasang motor kecil pada sepeda. Siapa sangka, sepeda motor – cikal
bakal lahirnya mobil Hanur - itu diminati oleh para tetangga. Mereka berbondong-bondong
memesan, sehingga Hanur kehabisan stok. Disinilah, Hanur kembali mendirikan pabrik
motor. Sejak itu, kesuksesan tak pernah lepas dari tangannya.
Koda
Kala senja itu, cucuran keringat mengalir deras pada diri seorang remaja. Yang
selalu mengayuh sepeda demi mencapai tujuannya. Seorang remaja dengan semangat juang
tinggi. Yang selalu bermimpi menggapai cita yang murni. Ya, ialah Hanur namanya. Ia
terlahir dari keluarga yang miskin. Ia bukan seorang remaja yang memiliki otak cemerlang,
ia selalu menjauh dari pandangan guru. Dan ia sering sekali mendapatkan nilai jelek. Ya,
memang seseorang di dunia ini tidak ada yang sempurna, pada setiap insan pasti
mempunyai bakat masing-masing yang sudah di anugerahkan Tuhan kepadanya.
Tema
Tema merupakan suatu hal yang menjadi pokok utama dalam cerita, tema pada suatu
cerpen dengan cerpen lainnya mungkin saja sama, namun meskipun banyak tema
pada cerita pendek yang sama tetapi tetap ada yang berbeda pada setiap cerita seperti
sudut pandang seorang dalam cerita tersebut atau yang lainnya, itu bertujuan untuk
menciptakan cerpen yang selalu menarik.
Amanat
Amanat merupakan pesan atau hal yang berharga dalam sebuah cerita pendek yang
dapat kita ambil isinya. Biasanya amanat dalam sebuah cerpen selalu berkaitan
dengan Temanya.
Alur
Seperti namanya, alur perupakan jalan cerita yang dapat membangun sebuah cerita
pendek menjadi lebih menarik. Alur terdiri dari 3 macam yaitu Alur Maju, Alur
Mundur dan Alur Campuran. Bentuk pergerakan alur bisa berupa narasi atau
penceritaan langsung oleh pengarang, penggambaran tokoh, latar dialog, serta aksi
dan tingkah laku tokoh.
Penokohan
Penokohan adalah sebuah cara si pengarang menggambarkan karakter dari setiap
masing-masing tokoh dalam cerita pendek. Penokohan dalam cerpen dibagi menjadi:
a. Penokohan dari segi fungsi penampilan, diantaranya:
1. Tokoh Protagonis adalah tokoh yang wataknya disukai pembacanya. Biasanya, watak
tokoh semacam ini adalah watak yang baik dan positif, seperti dermawan, jujur,
rendah hati, pembela, cerdik, pandai, mandiri, dan setia kawan. Dalam kehidupan
sehari-hari, jarang ada orang yang mempunyai watak yang seluruhnya baik. Selain
kebaikan, orang mempunyai kelemahan.
2. Tokoh Antagonis adalah tokoh yang wataknya dibenci pembacanya. Tokoh ini
biasanya digambarkan sebagai tokoh yang berwatak buruk dan negative, seperti
pendendam, culas, pembohong, menghalalkan segala cara, sombong, iri, suka pamer,
dan ambisius.
3. Tokoh Tritagonis adalah tokoh yang selalu menjadi penengah dan sering dimunculkan
sebagai orang ketiga
1. Tokoh utama
2. Tokoh pembantu
Latar
Latar merupakan suatu atau keadaan yang ada dalam sebuah cerita, biasanya terdiri
dari Latar Tempat, Latar Waktu dan Latar Suasana.
Sudut Pandang
Sudut Pandang merupakan posisi atau kedudukan pengarang dalam membawakan
sebuah cerita. Biasanya sudut pandang terdiri dari Sudut pandang orang pertama
pelaku utama, sudut pandang orang ke-3 pelaku sampingan dan sebagainya.
Gaya Bahasa
yaitu pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh
efek-efek tertentu yang membuat sebuah karya sastra semakin hidup, keseluruhan ciri
bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan
perasaan, baik secara lisan maupun tertulis. Gaya Bahasa bisa juga dikatakan bahasa
yang memiliki makna konotasi atau kiasan
Pilhan Ganda
1. Perhatikan kutipan cerpen berikut!
setibanya pak Usman di restoran kecil sepulang dari sekolah, larasati segera memulai pembicaraan.
“sebelum membicarakan soal diah, saya perlu menjelaskan menggapa saya tidak mau membicarakan
hal ini di sekolah karena saya ingin saya bicarakan adalah masalah yang harus diselesaikan dengan
kacamata kemanusiaan, bukan kedinasan”
“maksud ibu apa?
‘ saya khwatir , keinginan bapak untuk menghabisi Diah itu karena kebencian bapak terhadap
saya. Selama ini orang kan tahu saya sangat perhatin terhadap diah. Dia anak yang lemah pak, sudah
mengalami berbagai cobaan hidup, sering murung karena menerima beban yang terlalu banyak dalam
hidupnya.
Sifat tokoh larasati berdasarklan kutipan di atas adalah?
A. sabar dan penyayang
B. angkuh dan disiplin
C. tegas dan pemberani
D. penuh perhatian dan tegas
E. penakut
2. Karakter tokoh pak Usman dalam kutipan cerpen di atas memiliki sifat…..
A. pendendam
B. keras kepala dan mudah marah
C. tidak bisa membedakan urusan dinas dan pribadi
D. ingin menang sendiri
E. baik hati
4. Kedudukan tokoh Pak usman dan Larasati dalam kutipan cerpen di atas adalah……
A. tokoh antagonis, tokoh penengah
B. tokoh protagonist, tokoh penengah
C.tokoh antagonis, tokoh protagonis
D. tokoh protagonis, tokoh protagonist
E. tokoh protagonist, tokoh penengah