Bahasa Indonesia
Cerpen
Dengan mempelajari materi ini,
kamu akan dapat memahami
tentang
1. Pengertian Cerpen
2. Ciri-ciri Cerpen
3. Unsur Intrinsik Cerpen
4. Unsur Ekstrinsik Cerpen
1
Unsur Intrinsik Cerpen
Untuk lebih memudahkanmu
2 Memahami materi ini, Yuk
Unsur Ekstrinsik Cerpen tonton dulu video journey-nya
di ruangbelajar!
No
1. UNSUR INTRINSIK CERPEN
Pengertian Cerpen
1. Penokohan, watak atau karakter yang dimiliki oleh tokoh dalam cerpen.
2. Tema, persoalan yang diangkat atau gagasan utama dalam cerpen.
3. Sudut pandang, cara penulis memposisikan dirinya dalam cerita.
4. Alur, rangkaian cerita yang disusun secara kronologis.
5. Latar, keadaan, suasana, waktu, atau tempat terjadinya cerita.
6. Amanat, pesan yang ingin disampaikan oleh penulis pada pembaca.
7. Gaya bahasa, bahasa yang menyimpang/tidak sesuai dari arti sebenarnya.
Gaya bahasa digunakan untuk memperindah kata/frase yang hendak
disampaikan.
2. Unsur Ekstrinsik Cerpen
Unsur Ekstrinsik Cerpen
Unsur ekstrinsik cerpen adalah unsur-unsur yang membangun cerpen dari luar cerpen.
Terdapat beberapa unsur ekstrinsik cerpen yang dapat disingkat menjadi MAS Budaya, yaitu
1. Moral, nilai-nilai dalam cerita yang berkaitan dengan akhlak atau etika yang berlaku di
dalam masyarakat. Di dalam suatu cerpen, nilai moral bisa menjadi suatu nilai yang baik
maupun nilai yang buruk.
2. Agama, hal-hal yang terkandung di dalam cerpen yang berkaitan dengan ajaran agama
atau kepercayaan.
3. Sosial, nilai yang berkaitan dengan interaksi tokoh-tokoh yang ada di dalam cerpen
dengan tokoh lain, lingkungan, dan masyarakat sekitar tokoh.
4. Budaya, nilai yang berkenaan dengan nilai-nilai kebiasaan, tradisi, adat istiadat yang
berlaku.
Contoh Analisis Unsur Intrinsik Cerpen
Yuk, kita simak kutipan cerpen berikut ini. Unsur intrinsik apa yang dapat kamu
temukan dari kutipan cerpen berikut ini?
Kutipan 1
Di sebelah barat kampung ada gunung yang tidak begitu besar. Disebut gunung
barangkali tidak tepat karena areanya terlalu kecil. Lebih tepatnya disebut bukit.
Tapi, penduduk kampung, sejak dulu sampai sekarang, menyebutnya dengan
Gunung Beser.
Kutipan 2
Bila panen tiba, setiap petani yang punya sawah luas akan mengadakan syukuran.
Para tetangga diundang. Ikan ditangkap atau ayam disembelih. Saya selalu senang.
Selain sering dibawa Kakek ke tempat syukuran, saya senang dengan hari-hari di
sawah. Anak-anak seluruh kampung mengalihkan tempat bermain ke sawah. Ada
yang membuat baling-baling, bermain musik dengan teromet-terompet kecil dari
batang padi, atau berburu burung beker. Saya pernah mengikuti seluruh permainan
itu. Saya bermain dengan anak dari kelompok mana saja. Setiap orang di kampung
saling mengenal, termasuk anak-anak.
Contoh Analisis Unsur Intrinsik Cerpen
Unsur intrinsik apa yang dapat kamu temukan dari kutipan cerpen tersebut adalah
1. Latar tempat, latar tempat adalah tempat terjadinya cerita. Latar tempat pada
kutipan 1 adalah Gunung Beser.
2. Tokoh, tokoh adalah seseorang yang terlibat dalam cerita. Tokoh pada kutipan
tersebut adalah Saya, Petani, dan Kakek.
3. Sudut pandang, sudut pandang pada kutipan cerpen tersebut menggunakan
sudut pandang orang
Contoh Analisis Unsur Ekstrinsik Cerpen
Bacalah kutipan cerita berikut kemudian tentukan unsur ekstrinsik yang terdapat di
dalamnya.
Unsur ekstrinsik yang terdapat pada kutipan cerpen tersebut adalah nolai moral.
Nilai moral adalah nilai yang diambil dari akhlak atau etika yang berlaku di
masyarakat. Biasanya, nilai moral menilai seseorang dari baik/buruknya perbuatan.
Nilai moral berupa perbuatan terpuji atau perbuatan baik. Nilai moral ini bisa
tercermin dari perilaku dan watak tokoh dalam teks. Watak monyet dari cerpen di
atas adalah pengkhianat. Karena dia telah mengingkari janjinya kepada kura-kura.
Bacalah kutipan cerpen berikut.
“Hai Merak, bulumu begitu bagus, bagaimana bisa kau memiliki bulu sebagus
itu?” tanya kancil penasaran. “Semua itu karena pemberian Yang Mahakuasa, aku
hanya mensyukurinya.”
“Ah, bohong kamu pasti tahu cara mendapatkan bulu-bulu indah itu,” kancil tidak
percaya kuasa Tuhan. Ia ingin memiliki bulu merak. Kancil tidak sabar dia
menginginkan bulu merak lalu Merak pun menempelkan bulunya di tubuh kancil
dengan getah karet. (Naskah Soal UN SMP/MTs 2013)
Anjar termenung dekat tungku. Lidah api menjilati kakinya. Gairah hidupnya yang gagah tegap, kini
luruh lunglai seperti kelaras daun pisang basah, susah payah tegak.
“Sudahlah, An. Masih banyak jalan ke Roma. Coba nanti saya tanya Om Yansen. Beliau dosen di
sana,” kata Ricko.
Sore itu masuk sebuah sms ke ponsel Anjar. Isinya memberitakan, jika Robert, anaknya yang kuliah
di Surabaya sudah tidak kuliah lagi. Harapan tergantung kepada Robert musnah sudah. Harapannya
Robert meneruskan memimpin perusahaannya. Namun dia lebih tertarik kepada musik yang
menurutnya urakan dan berdekatan dengan obat-obatan terlarang.
“Kamu tenang saja, nanti biar Om Yansen yang akan tak suruh membujuk Robert,” lanjut Ricko.
Nilai moral dapat diambil dari tindakan tokoh yang baik. Dalam
teks, tokoh Anjar kecewa dengan perilaku buruk anaknya,
Robert. Akan tetapi, di tengah kekecewaannya tokoh Anjar
ditenangkan oleh tokoh lain, bernama Ricko. Perbuatan Ricko
ini merupakan nilai moral dari cerpen. Jadi, kita selayaknya
menolong seseorang yang sedang kesulitan. Oleh sebab itu,
jawaban yang tepat adalah pilihan C.
Perhatikan kutipan cerpen berikut!
Hari ini ayah tidak pergi bekerja, Dani pun sedang libur sekolah. Dani yang sedang
mengerjakan tugas liburannya melihat ayahnya sedang sibuk membetulkan sepeda
motornya. Lantas Dani mendekati ayah, “Butuh bantuan, Yah?”, tanyanya polos. Saat itu
Dani masih duduk di bangku SMP. “Boleh-boleh”, jawab ayah. Mereka banyak berbincang
selama membetulkan sepeda motor ayah. Ayah banyak bercerita tentang sepeda motor
pada Dani dan Dani pun menikmatinya. “Kalau sudah besar nanti kamu mau jadi apa?’,
tanya ayah padanya. “Dani ingin jadi pembalap yah, seperti Valentino Rossi”, Dani secara
spontan. “Oh ya?, wah hebat. Tapi pembalap harus tahu bagian yang terpenting dari
motor, kamu tahu?”, tanya ayah pada Dani. Dani pun berpikir, apa ya, yang paling
penting?
1. Bukti watak tokoh ingin tahu kutipan cerpen tersebut adalah ...
Tanpa peduli suara Pak Lik dan orang–orang yang kemudian datang
setelah mendengar teriakan yang keras, Handoko mulai memanjat
pohon di depan rumahnya. Amarahnya menguatkan tenaganya
memanjat pohon-pohon. Satu per satu ranting dan dahan berjatuhan.
Langit menghitam. Burung-burung yang biasanya bertengger dan
bernyanyi riang, seolah tersentak dan meronta. Mereka beterbangan ke
sana ke mari, memutar di langit sambil menciap. Anak burung yang
belum bisa terbang, jatuh bersama ranting dahan yang bertumbangan.
Handoko yang marah merajah rimbun daun hijau tempat bersarang
para burung. Ia tak peduli meskipun teriakan Pak Lik memanggil-
manggil namanya.
2. Bukti watak tokoh Handoko keras kepala pada kutipan cerpen
tersebut adalah ....
Si Ular Merah segera teringat sebuah perjanjian yang pernah dijelaskan oleh ibunya. Antara ular dan
ikan memang tidak boleh saling memangsa. Kalau ada yang melanggar, maka ia akan celaka.
“Aku ti…tidak lupa !” jawab si Merah takut.
“Lalu kenapa kau memakan anakku?” si Merah tidak dapat menjawab. Seluruh tubuhnya benar-benar
gemetar. Ia takut kalau nanti akan mendapat celaka karena telah melanggar perjanjian.
“Sebagai gantinya kau harus menyerahkan salah satu anakmu pada kami. Hutang nyawa harus dibayar
nyawa!” kata Ayah Ikan.
“Baiklah, aku akan serahkan anakku.”
Keesokan harinya, ular datang kembali sambil membawa salah satu anaknya. Dengan sangat terpaksa ia
menyerahkan anaknya itu pada ikan mujair. Untunglah ikan mujair tidak membunuh anak ular itu. Ikan
mujair hanya mengurung anak ular itu dan suatu saat akan dikembalikan lagi kepada induknya. Mulai
saat itu, si Merah tidak berani lagi memakan ikan mujair. Ia juga selalu mengingatkan anak-anaknya
agar tidak memangsa ikan mujair.
3. Tindakan terpuji yang dilakukan tokoh Ikan Mujair adalah …
a. tamu
b. ramalan
c. kupu-kupu
d. kejadian atau tanda
Pagi yang cerah, Nisa terbangun lalu bersiap membantu ibunya. “Bu nanti waktu masuk SMA
aku sekolah di mana?” Nisa begitu semangat bercerita kalau dia ingin sekali masuk SMA. Ibunya
tak tega menghilangkan wajah gembira anak tunggalnya. Nisa adalah anak satu-satunya. Bapak
Nisa sudah meninggal waktu dia kelas empat. Ibunya ingin mengatakan bahwa Nisa tidak bisa
melanjutkan sekolah. Ibu Nisa bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Jadi, wajar saja ibunya
hanya bisa menyekolahkan Nisa sampai SMP.
Liburan tinggal dua minggu lagi namun tabungan ibu belum cukup. “Ibu, kapan kita beli
peralatan sekolahku?” tanya Nisa pada ibunya. Ibu lalu mengajak Nisa ke kamar. “Nisa, maaf ya,
ibu belum bisa menyekolahkan kamu ke SMA,” ucap Ibu Nisa sambil memeluk putrinya. Nisa
hanya bisa diam mendengar jawaban ibunya.
6. Latar tempat dan waktu yang terdapat pada kutipan cerpen tersebut adalah.…
“Besok kami akan ke Cibodas kau mau ikut, San?” Ajak Adiet.
‘Besok?” aku seakan berpikir. Kulirik ibu yang saat itu berada di antara kami. Ibu tersenyum,
tetapi hatiku bimbang.
10. Amanat yang terdapat dalam teks cerita tersebut adalah ...
“Kemungkinan rambut Anda rontok setelah dikemoterapi,” kata dokter dengan lembut. “Saya siap,
Dok. Demi kesehatan saya, Dok,” jawaban Fati.
“Oh iya, ketika obat kemoterapi disuntikkan, pada umumnya pasien merasa sakit,” lanjut dokter.
“Saya paham, Dok. Saya ingin sembuh.”
“Kalau begitu, selamat istirahat.”
Dokter meninggalkan ruang tempat Fati dirawat menuju ruang sebelah untuk memeriksa pasien-
pasien lain.
a. Gemar menabung.
b. Bermain playstation.
c. Membantu orang tua.
d. Bergaya hidup modern.
Bacalah kutipan cerpen berikut !
(1) Mereka larut dalam tawa dan obrolan yang tak jelas arahnya. (2) Aku
memandangnya dari balik meja yang penuh makanan dan minuman. (3) Duduk diam
dan menatapnya dalam-dalam. (4) Aku mencoba ingin ditatap mereka dengan
menumpahkan segelas minuman, tapi tidak ada yang mengalihkan perhatian kepadaku,
semua sibuk dengan kegembiraan ini. (5) Kuputuskan untuk keluar dan menikmati
keceriaan anak-anak yang berkejaran di halaman.
13. Bukti bahwa tokoh “Aku” menginginkan perhatian terdapat pada nomor …
a. 5
b. 4
c. 3
d. 2
Bacalah kutipan cerpen berikut !
Hari bergulir ke magrib. Si nenek yang renta itu masih saja di tempat semula,
nyaris tak beranjak, memunguti dedaunan yang selalu saja berguguran di
halaman masjid. Tubuh tuanya basah oleh keringat. Napasnya terengah-
engah. Ketiga pemuda desa itu tak bisa berbuat lain kecuali menyapanya.
“Orangtua Ari ingin Ari pindah ke Kota Malang untuk melanjutkan SMP di sana. Memang orang
tuanya tinggal di Malang, sedangkan di sini Arti tinggal bersama neneknya.”
Ibu terdiam sejenak, lalu berkata lagi. “Oh Lasmi, berpisah dengan teman sekolah itu biasa. Kan,
tidak selamanya kalian dalam satu sekolah, lama-kelamaan kau akan melupakan Ari juga.”
“Ah, tidak bisa, Bu. Ibu tahu selama ini Ari sudah seperti saudara sendiri,” kata Lasmi terbata-bata.