Anda di halaman 1dari 18

Contoh Cerpen – Saat duduk di bangku sekolah, kita semua pasti pernah mendapatkan tugas membuat

cerpen. Lantas apa sebenarnya definisi cerpen? Cerpen merupakan salah satu karya sastra yang
berbentuk prosa. Seperti halnya karya sastra yang lain, tetapi cerpen lebih pendek dan singkat.

Berikut ini adalah beberapa ulasan mengenai cerpen dari para ahli:

Menurut Sumardjo dan Saini, cerpen merupakan sebuah cerita yang tidak benar – benar terjadi pada
dunia nyata dan ceritanya singkat dan pendek.

Berdasarkan KBBI, cerpen adalah sebuah tulisan mengenai kisah yang pendek yang isinya tidak melebihi
dari 10 ribu kata, yang berisi mengenai seorang tokoh.

Menurut Nugroho Notosusanto dalam Tarigan, cerita pendek atau yang biasa disingkat dengan cerita
panjang yang tak lebih dari 5 ribu atau melebihi 17 halaman dengan menggunakan spasi rangkap dan
memusat pada satu orang.

Menurut Hendy, cerpen merupakan suatu tulisan yang tidak terlalu panjag yang berisi kisah tunggal.

Menurut Aoh. K.H, cerpen atau cerita pendek adalah sebuah bentuk kisah prosa yang pendek.

Menurut J.S Badudu, cerpen adalah sebuah karangan cerita yang hanya berfokus pada satu kejadian saja.

Menurut H. B. Jarsin, cerirta pendek atau cerpen ini adalah suatu bentuk dari sebuah karangan yang
cukup lengkap yang terdiri dari 3 bagian yaitu perkenalan – pertikaian – penyelesaian.

menulis cerpen

Ciri – ciri Cerpen

Berikut ini adalah beberapa ciri dari cerpen:

Jalan cerita yang dimiliki cerpen cenderung lebih singkat dibandingkan novel.

Jumlah kata yang dimiliki sebuah cerpen tidak melebihi 10 ribu kata dalam satu kali cerita.

Ide pokok atau inspirasi dari cerita dalam cerpen ini terkadang berasal dari pengalaman dan kehidupan
sehari – hari.

Cerpen hanya menceritakan seorang tokoh saja, tidak semua tokoh diceritakan.

Di dalam cerpen selalu seorang tokoh diceritakan sedang mengalami masalah hingga melakukan
penyelesaiannya.
Kata yang digunakan dalam cerpen tersebut cenderung lebih sederhana dan mudah dimengerti oleh
pembaca.

Cerpen menyampaikan sebuah kesan yang teramat dalam sehingga pembaca pun dapat ikut
merasakannya.

Hanya tertulis satu buah kejadian saja yang dipaparkan.

Alur ceritanya hanya tunggal dan tidak berubah – ubah.

Penggambaran para tokoh dalam cerita tersebut sederhana tidak terlalu detail.

Struktur Cerpen

Berikut ini adalah beberapa struktur dari cerpen:

1. Abstrak di bagian awal – Bagian ini merupakan rangkuman singkat mengenai penggambaran awal dari
cerita yang akan berlangsung dalam cerpen tersebut.

2. Orientasi – berisi tentang rentang waktu kejadian, suasana yang terjadi dan tempat yang digunakan.

3. Komplikasi – adalah kaitan hubungan tentang sebab dan akibat dari suatu kejadian yang terjadi.

4. Evolusi – merupakan pengarahan permasalahan yang akan menjadi semakin memanas.

5. Resolusi – penggambaran permasalahan yang sedang terjadi.

6. Koda – suatu hikmah atau nilai yang bisa di petik oleh para pembaca.

Unsur intrinsik dari cerpen.

Memiliki tema, ini adalah inti/hal pokok yang akan diceritakan dalam sebuah cerita.

2. Alur atau plot yang jelas alur atau ployt ini adalah jalan dari sebuah cerita. Alur ini ada beberapa
jenisnya, yakni alur maju, alur mundur dan alur campuran.
3. Setting, maksudnya bagian penjelasan mengenai waktu, tempat dan juga suasana yang terjadi.

4. Tokoh, merupakan sosok yang diceritakan dalam sebuah karangan.tokoh ada beberapa jenis, yakni
tokoh baik, tokoh jahat dan tokoh netral.

5. Penokohan, penokohan ini adalah suatu bentuk penggambaran tokoh beserta dengan sifat – sifat yang
dimiliki. Dalam penokohan ini ada dua cara untuk menentukan penokohan. Yakni melalui metode analitik
dan metode dramatik. Metode analitik adalah suatu metode penokohan yang dijelaskan secara langsung.
Misalkan dia adalah anak yang pemberani, rajin dan pandai. Metode dramatik adalah suatu metode
penokohan yang dijelaskan secara tidak langsung. Pemaparannya bisa melalui penggambaran kebiasaan
atau cara berpakaian.

6. Sudut pandang, merupakan perspektif yang digunakan oleh si pembuat cerita pendek.

Sudut pandang ini ada 4 macam, diantaranya:

Sudut pandang orang pertama ( menggunakan istilah “Aku”). Contohnya, hari minggu aku pergi ke pasar,
membeli beberapa bahan masakan untuk ibu di rumah dalam rangka menyambut tamu spesialku yakni
sahabat karibku.

Sudut pandang orang pertama pelaku sampingan ( maksudnya, tokoh yang bernama aku bukanlah
pemeran utama, melainkan sebagai seorang yang ada tapi tidak begitu di fokuskan). Contohnya Lusa aku
dan teman – teman berangkat study tour ke beberapa kota yang ada di indonesia. Kami semua sangat
senang bisa meluangkan waktu bersama. Namun aku dan satu temanku mengalami keletihan sehingga
kami jatuh sakit. Temanku yang bernama Ratih ia mengalami anemia sehingga ia mengalami pusing dan
mual lebih parah dari aku.

Sudut pandang orang ketiga serbatahu ( pembuat cerita menceritakan tokoh bernama dia dengan sangat
detail sekali). Contohnya, dia adalah salah seorang anak orang kaya yang ada di indonesia, orang tuanya
terkenal di seantero jagat raya ini. Banyak sekali yang ingin menjadi teman dekatnya di sekolah. Namun
ia terlalu sombong dan suka memilih – milih teman.

Sudut pandang orang ketiga pengamat ( maksudnya, pembuat cerita hanya memaparkan apa yang
dilakukan, apa yang dialami, apa yang dipikirkan oleh tokoh dia dan terbatas hanya berfokus pada satu
orang saja. Contohnya, aku tak tahu apa yang sebenarnya terjadi padanya, ia beberapa akhir ini
memanglah terlihat murung dan selalu bersedih. Memang kemarin terdengar kabar bahwa kucing
kesayangannya meninggal. Kucing yang ia miliki sejak usia masih di bangku sekolah dasar.

7. Amanat, amanat ini adalah pesan atau nilai atau hikmah yang bisa diambil dan di petik oleh para
pembaca usai membaca karangan cerita tersebut.

Unsur Ekstrinsik dari Cerpen

Setelah ada unsur instrinsik, tentu saja ada unsur ekstrinsik, diantaranya adalah:

Latar belakang masyarakat. Kondisi latar belaka pada masyarakat ini akan mempengaruhi isi dan jalannya
cerita.

Latar belakang dari pengarang. Biasanya kebayakan pengarag akan membawakan cerita berdasarkan
pengalaman pribadinya.

Biografi, adanya biodata secara lengkap yang secara jelas terpaparkan secara menyeluruh.

Kondisi psikologis, biasanya suka duka, sedih dan senang dalam sebuah cerita dipengaruhi oleh mood
dari penulis.

Aliran sastra, aliran sastra ini akan mempengaruhi gaya bahasa yang dituangkan dalam cerita tersebut.

Contoh Cerpen Persahabatan

Tinggal Kenangan

Pagi itu sangatlah cerah, mentari pagi muncul memancarkan sinar cerah dengan semangat 67 eh
semangat 45 maksudnya. Sama denganku, hari ini adalah hari ulang tahun orang yang sangat aku kagumi
bahkan kucintai. Semua sudah aku persiapkan termasuk kue ultah serta kadonya.

Aku masuk ke kelas dengan hati gembira dan bibir tersenyum-senyum sendiri. Kakiku melangkah tepat di
depan pintu masuk kelas dan disambut ceria oleh sahabat sahabatku Syarif dan Renata.

Yaps! hampir lupa, aku Sherly kepanjangan dari Sherlyna rantika putri. Cewek manis berkumis tipis yang
kini sedang dilanda asmara cinta.

“Ciee yang senyum senyum sendiri, kenapa? sakit?” ucap Renata sambil menekan tangannya ke jidatku.
“Apaan sih Ren, emang aku gila” ucapku (memanyunkan bibir 5 meter).

“Ya mungkin, ya gak Rif?” ucap Renata melirik Syarif.

“Betul, kenapa kamu Sher?” ucap Syarif.

“Hari ini tuh hari special banget buat aku, aku mau bikin suprise buat pangeran cecakku” ucapku panjang
lebar sambil bayangin apa yang akan terjadi nantinya.

Pangeran cecak? Ya, pangeran cecak adalah cowok yang aku kagumi selama ini. Aku julukin pengeran
cecak karena dia super duper takut sama cecak, namanya Tara.

Bel waktu istirahat pun tiba, siswa siswi berbondong bondong ingin memanjakan lidah dan juga perutnya
yang dari tadi demo minta makan.

“Hay guys, doain aku ya. Semoga rencana ini sukses berjalan mulus semulus jalan tol, amin” ucapku.

“Oke, tuh ada Tara kebetulan banget deketin gih” ucap Syarif.

“Sukses ya say” ucap mereka berdua serentak serta kepala dimiringkan ala-ala Rita sugiarto penyanyi
dangdut.

Aku berjalan dengan pedenya sampai gak lihat ada batu di depanku, untungnya gak jatuh, kalau jatuh
malu dong sama pangeran cecakku.

Setelah melewati lorong lorong kelas, aku melihat Tara lagi berduaan sama Lyla cewek yang paling aku
benci karena gayanya yang kecentilan, sok cantik, sombong pokoknya aku ilfeel banget deh sama dia.
Tanpa sadar kue dan kadonya jatuh ke lantai, aku berlari secepat mungkin sambil menangis.

Aku melihat ekspresi Renata dan Syarif kebingungan dengan tingkahku yang mula ceria berubah drastis
menjadi duka membara.

“Sherly, kamu kenapa?” ucap Renata sambil memelukku.

“Tara sama Lyla berduaan mereka mesra banget” ucapku terbata bata.

“Udahlah cari yang lain, masih banyak kok” ucap Syarif.


Sepulang Sekolah kurebahkan tubuhku di kasur empuk milikku. Kutatap langit biru kamarku. Pikiran itu
selalu terngiang ngiang di memory otakku. Kubangkitkan tubuh ini menuju meja belajar.

Pena menari nari amat lambat di atas kertas polos putih. Kutulis kata puitis yang berisi sesuai isi hatiku.

Tinggal kenangan.

Kuukir namamu dalam hatiku

Agar hati ini tak dalam kekosongan.

Meskipun kau telah menodai hati ini,

Akan kuhapus dengan sejuta air mata.

Aku rela mentari membakar kulitku

Aku rela kebahagiaanku kuberikan padamu

Asal kau bahagia.

Namun itu dulu

Sekarang sudah terbalut

Oleh balutan kenangan.

For Tara (pangeran cecakku)

Pagi ini mendung, mentari engan tul memancarkan sinarnya, sama dengan hatiku.

Mungkin mentari mengerti apa yang sedang aku rasakan.

Aku berjalan sempoyongan dengan mata sembab gara gara menangis semalaman menuju kelasku
disambut oleh sahabat sahabatku.
“Sherly kamu jangan begitu dong, kita kan juga turut sedih jadinya. Strong bro move on bangkit dari
keterpurukan ini” ucap Renata menenangkanku.

“Dan kamu jangan kaget ya, kalau Tara sama Lyla sudah jadiab kemarin. Aku tahu berita ini dari Gita
teman sekelas kita” ucap Syarif.

“Iya makasih ya sahabat sahabatku. Kalian itu orang yang selalu suport aku, aku sayang kalian. Aku akan
move on dari Tara dan selalu bersama kalian” ucapku menangis terharu.

Kita bertiga saling berpelukan.

Sahabat bukanlah selayaknya pacaran yang dapat putus atau nyambung. Namun, Sahabat adalah
persatuan yang abadi.

– Karya Septy Aisyah –

Contoh Cerpen Lucu

Diet Berakhir Jeruji

Adalah Joe, yang hanya bisa mengejar tukang bakso dengan pandangannya yang pilu, Joe merupakan
mahasiswa yang bisa dikatakan maniak weight loss, yang mengatur diet sehat dan diet ketat -macam
betul. Hari-hari ia isi dengan konsumsi makanan penuh gizi rendah kalori, plus dengan hati yang tidak
menikmati. Joe tidak menyadari bahwa ia tidak terlahir kurus, kedua orangtuanya gemuk, hampir seluruh
sanaknya gemuk, kecuali satu orang, yaitu Alex, si buncit yang humoris.

Namun Joe percaya dengan motivasi dari seminar bisnis multilevel yang pernah digelutinya 5 bulan lalu,
“tidak ada yang tak mungkin”, “jika kalian ingin mencapai apa yang kalian inginkan”, dan “sukses usia
muda”, tentu saja sukses bagi Joe adalah sukses menurunkan berat badan, apa yang membuat Joe tidak
pernah berhasil adalah nafsu makan yang sama besar dengan badan, memang ia memakan sayur,
dengan porsi yang sangat banyak.

Suatu hari ia membaca sebuah artikel “Tertawa dapat membakar lemak” dan dengan sangat serius
menanggapi, Joe sama dengan kedua orangtuanya, pemurung dengan muka berlemak -sulit dibuat
tertawa. Namun hari dimana ia membaca artikel itu adalah hari dimana ia seolah terlahir kembali. Joe
menjadi pribadi yang gampang sekali tertawa, bahkan saat seseorang berbicara serius (pada saat itu Joe
menerima caci maki), sikap Joe yang berubah tentu mengundang berbagai penafsiran dari masyarakat,
dan didominasi oleh pandangan bahwa ia telah gila.

Sedikit namun sakit, Joe perlahan-lahan diabaikan, teman-temannya sering memandang paham ke
arahnya ketika ia mencoba berbicara hal yang lucu, hanya merespon berupa tersenyum penuh simpati,
keluarga Joe pun perlahan mulai mengabaikannya, dan ketika Joe menimbang badannya, mendapati
beratnya hanya berkurang sedikit, beberapa ons, ia meningkatkan intensitas ‘latihannya’.

Hingga pada suatu pagi, pihak keluarga sudah tidak kuat lagi dan melaporkan Joe ke rumah sakit Jiwa di
pusat kota, dan sorenya datanglah sebuah avanza hitam ke rumah Joe, membawa lima orang dokter jiwa
(orangtua Joe sudah mengatakan sebelumnya kalau Joe bertubuh besar dan suka melawan) dan
menyeret paksa Joe ke dalam mobil, bahkan Joe tetap tertawa karena salah satu motivasinya dalam
latihan tertawa ini adalah “memandang positif dari segala sesuatu”, singkat cerita, Joe harus menginap
sampai waktu yang belum ditentukan di balik jeruji besi yang dicat putih, berjalan dalam takdir, takdir
untuk bersama penghuni-penghuni lain yang juga melakukan ‘latihan’ yang sama.

Dan tibalah mereka di RSJ pusat kota, avanza itu diparkir tepat di depan pintu masuk, Joe digiring
layaknya tahanan, begitu sampai di dalam, semua orang terkejut, dengan wajah ‘inikah dajjal yang
terkutuk itu’ Joe melirik marah ke sekeliling, seperti banteng menghadap matador, kedua tangannya
yang diborgol bergetar, dokter-dokter yang menggiringnya mulai cemas, anak itu tepat seperti apa yang
dikatakan orangtuanya -pelawan.

Para dokter yang menggiring Joe mulai mempercepat langkahnya menuju kamar sel nomor 3 di ujung
kiri, dekat tangga, yang di bawah nomornya bertuliskan ‘tidak perlu menunggu mukjizat untuk sembuh’,
borgol semakin bergetar, menimbulkan bunyi krincing-krincing yang menarik perhatian hingga ke pintu
depan, seolah akan ada yang kerasukan.

Sang satpam dengan rambut mangkuk, yang mejaga pintu depan bergegas menuju ke arah para dokter
yang bersama Joe, berlari dengan epik, pasalnya selama hampir 1 tahun ia bekerja ia hampir tak pernah
digunakan untuk mengamankan -ada satpam lain yang lebih berwibawa untuk itu,

“Lepaskan aku! Aku bukan orang gila!” Teriak Joe seolah baru bangun dari hipnotis, bagaimana bisa ia
belum tahu sampai harus berada di depan pintu sel,
“Tenang-tenang, tenang-tenang” satu dokter mengurut-ngurut lengan Joe dengan hampir profesional,

Satpam sudah sampai, Joe merasa seperti dibinatangkan, akhirnya meteran amarah sudah sampai pada
batasnya, Joe entah bagaimana caranya, dan di depan hakim para dokter akan bersaksi,

“Saya melihat anak itu melepaskan borgol dengan kekuatannya, dan seketika itu kami semua panik”

Kedamaian yang biasanya ada di sore hari RSJ tersebut, hilang dalam sekejap diganti riuh yang
menegangkan, alarm berbunyi, satu orang di ruang resepsionis tergesa-gesa menekan nomor pada
telepon yang ada di meja, para pasien di ruang bawah mendekatkan diri mereka ke jeruji, bohong
dengan wajah takut namun mereka sangat menikmati.

Satpam rambut mangkuk segera mencekik Joe dari belakang, Joe pun segera meresponnya, dengan
reflek serta kekuatan, yang dibangun dari setidaknya beberapa bulan diet ketat (dan sehat), membuat
badan besarnya tidak hanya besar bodoh, namun besar sehat yang di dalam setiap ototnya terdapat
kekuatan dari gizi makanan mahal. Joe langsung menjungkirkan si satpam ke depan, tubuh satpam yang
tadi menggantung di belakang Joe terhempas keras ke lantai.

Si Satpam, muka ‘bule’nya memerah, matanya melihat ke atas sekali, hingga hanya putih yang terlihat di
matanya yang bulat, terkapar kejang-kejang, dan dadanya kembang-kempis, persis seperti ingin
mengeluarkan bunyi mirip kentut dari punggungnya yang menempel di lantai. Para dokter ragu dalam
keterburu-buruan yang seolah akan mengambil tindakan mantap -namun tidak melakukan apapun.

Satu, dua dokter tumbang dengan satu dorongan, hanya dua pria yang takut berdiri dan memilih untuk
pura-pura mati, namun mata lebar Joe masih terfokus pada satu dokter, yang berlari ke arah pintu
depan, Joe bergegas mengejarnya, dengan lambat.

Polisi: Apakah ia berhasil mengejar anda?

Dokter: Tidak, saya berlari ke arah jalan besar, dan terus berlari sambil sesekali menoleh ke arah rumah
sakit, disana Joe, masih berdiri di luar dekat pintu, kepalanya menoleh ke segala arah dengan dingin.

Polisi: Baik, baik pak, terima kasih, sekarang bapak boleh keluar lewat pintu yang di sana.
Dokter: T-t-terima kasih pak, kalau boleh tau, apa bapak pernah mendengar nama Joe? Mana tahu, mana
tahu ini kan, dia pernah melakukan tindakan kriminal.

Polisi: (mengangguk mantap) kami semua saudara Joe, ayo bapak yang di pintu itu sudah menunggu pak
dokter dengan tongkat baseballnya, silahkan.

-Karya Guido Gusthi Abadi-

Contoh Cerpen Cinta Romantis

Surat Cinta dan Sebatang Coklat

Aku mengintip dari balik pohon beringin, agak jauh dari gadis itu. Ia masih duduk bersimpuh di sana.
Wajahnya terlihat serius. Tangan indahnya terlihat sedang menggoreskan tinta ke selembar kertas yang
ia bawa dari rumah. Kulihat sebutir air mata jatuh dari pelupuk matanya dan diikuti tetes-tetes air mata
berikutnya. Ya, dia pasti menulis surat lagi!

Beberapa menit berlalu, dia pun menyelesaikan suratnya dan memasukkannya ke dalam sebuah amplop
merah muda. Aku tetap pada posisiku. Gadis cantik itu pun berdiri, meletakkan amplop itu di tempat
biasa, tersenyum, kemudian beranjak pergi. Ketika dia sudah tak terlihat lagi, dengan langkah hati-hati
aku mendekati tempat dimana dia meletakkan suratnya tadi. Kuambil surat itu, kubuka perlahan, dan
mulai membacanya…

Kepada: Arvito Abi

Ketika aku menulis surat ini, suasana di sekeliling aku sangat sepi, Vit. Aku tak pernah berpikir
sebelumnya, bahwa kesepian ini kamu rasakan setiap hari. Aku merasa menjadi perempuan tak berguna
karena tak bisa selalu menemani kesendirianmu. Maafkan aku hanya bisa datang setiap Sabtu pagi untuk
sekedar melepas kerinduanku padamu. Aku benar-benar rindu, Vit…

Hari ini, aku ingin menceritakan banyak hal ke kamu…

Vito, kamu pasti ingat dulu kamu pernah berkata bahwa kamu ingin memiliki sebuah rumah yang
letaknya jauh dari keramaian. Ketika itu kamu berkata, kamu ingin hidup di sana bersama orang yang
kamu sayang dan kamu berkata orang itu adalah aku. Percaya atau tidak, sekarang rumah itu sudah ada,
Vit. Aku bangun rumah itu dengan hasil keringat aku sendiri. Walaupun sepenuhnya aku sadar, kamu
sudah damai hidup sendiri di sini, tapi setidaknya aku berhasil mewujudkan salah satu keinginan kamu.
Semoga kamu terkesan, Vit…

Oh iya, Vit, dua hari yang lalu aku menerima seikat bunga dari kakak kamu, Kak Restu. Awalnya aku kira
itu hanya sebagai ucapan selamat dari Kak Restu atas kelulusan aku. Tapi ternyata, Kak Restu
mengungkapkan perasaannya ke aku, Vit. Jangan marah dulu, beneran setelah itu, aku langsung
mengembalikan bunganya. Aku berkata bahwa aku tidak bisa. Aku hanya menganggapnya sebagai
seorang kakak. Sebenarnya, ada alasan yang lebih dari itu dan dia pasti tau, Vit. Aku jadi teringat kamu,
Vito. Ketika kamu mengungkapkan perasaanmu ke aku, kamu kasih aku sebatang cokelat karena kamu
sangat tau aku tidak suka bunga. Pokoknya kamu itu orang yang paling bisa mengerti aku dan selamanya
kamu takkan pernah tergantikan…

Vit, sebenarnya surat ini tidak sama seperti surat-suratku sebelumnya. Surat ini bukan hanya sekedar
surat cinta, tetapi juga surat perpisahan. Vito, entah aku harus bahagia atau berduka ketika
mengatakannya. Aku akan pergi, Vit. Aku mendapat beasiswa untuk melanjutkan S2 di Jepang. Aku akan
mewujudkan satu lagi keinginan kamu. Keinginan kamu untuk menulis nama kita berdua di puncak
Gunung Fuji. Di Jepang nanti, aku akan menghuni rumah impian kamu itu, Vit. Rumah impian kita
berdua. Aku tidak sendirian di sana. Aku percaya bayangan kamu selalu ada di samping aku…

Vito, ini berarti aku harus meninggalkan kamu di sini sendirian. Selama beberapa tahun ke depan aku
tidak bisa melakukan ritual Sabtu pagi mengunjungimu. Jujur, aku sedih, Vit. Tapi aku yakin jalan yang
aku ambil ini akan bahagiakan kamu dan kedua orangtuaku. Doakan saja aku dari sini…

Vit, kamu lihat, matahari di sini mulai tenggelam. Ini adalah waktu favorit kita, Vit. Senja. Mungkin
saatnya aku pulang. Seperti biasanya, bersamaan dengan surat ini kusertakan sebatang cokelat
kesukaanmu. Kuletakkan di bawah nisan yang berukir indah namamu…

Aku pamit, Sayang. Selamat tinggal. Doakan aku supaya tetap bahagia. I Love You More, Vito…

Terdalam,

Regita Feronica J. (Gita)


Tanpa sadar, aku berurai air mata usai membacanya. Aku baru menyadari sepenuhnya bahwa gadis itu
masih belum bisa lepas dari Vito, adik lelakiku yang kini telah hidup damai di akhirat sana. Tiba-tiba aku
menyesal pernah mengungkapkan perasaanku padanya karena sekarang aku yakin cinta mereka berdua
abadi meskipun salah satu diantaranya sudah pergi dan tinggal sebuah nama.

Aku melirik cokelat yang tergeletak tepat di bawah nisan adikku. Kemudian kuusap air mataku,
tersenyum, dan bertekad memendam seluruh perasaanku pada gadis itu.

Gita, aku akan berjalan mundur…

-Karya Tiara Eviani Putri-

Contoh Cerpen Kehidupan

Bintang

Dia, duduk di samping jendela, dibawah sinar lampu yang temaram. Mencoba memandang langit yang
gelap, hanya ada rembulan yang memantulkan sebagian dari cahaya matahari. Tak ada bintang yang
terlihat, semua bersembunyi dibalik awan, barangkali malu untuk kulihat, katanya dalam hati seraya
tersenyum. Angin malam berhembus sepoi-sepoi, solah menghembuskan udara pada wajahnya yang
lembut. Awan bergerak perlahan, memberikan seni tersendiri di kegelapan malam. Ahh, ternyata ada
satu bintang di balik awan, senyumnya tersungging di balik bibirnya yang mungil. Ya Rabb, ternyata
setitik cahaya pun bisa memberikan keindahan yang luar biasa diantara luasnya langit yang gelap di
malam hari. Ah, seandainya ketika membuka jendela, memandang langit dan tak menemukan bintang
kemudian dia tak mencoba menatap awan tapi menutup jendela kembali, dia tak akan menemukan
bintang yang tersembunyi di balik awan.

***

Seperti setitik bintang di kegelapan malam, terkadang kita tak menyadari ada cahaya kecil dalam malam
yang gelap, yang kita berinama “bintang”. Betapa indahnya cahaya itu walaupun tak bisa menerangi
malam. Tapi, lain halnya ketika kita melihat ada setitik noda di atas kain putih yang membentang. Kita
justru terfokus pada noda yang kecil, dan seolah lupa betapa bersihnya kain itu terlepas dari setitik noda
yang ada, yang mungkin bisa hilang hanya dengan sedikit detergent pemutih. Itulah hidup, kadang-
kadang kita lupa untuk memandang sesuatu dari sisi lain yang dimiliki.
Saya, memiliki seorang murid yang saya pikir kecerdasannya kurang menonjol dibanding lainnya. Suatu
hari, ketika kami tengah membicarakan sistem tata surya, hanya sebagai pengetahuan bahwa bumi
merupakan salah satu planet dalam sistem tata surya yang menjadi tempat tinggal manusia, murid saya
itu, sebut saja namanya Rimba, tiba-tiba berdiri dan mengambil helm milik guru lain yang disimpan
diatas loker dalam ruang kelas serta memakainya. Tanpa saya sadari saya berkata
kepadanya :”Wah,,,teman-teman, lihat!! Rimba memakai helm, seperti astronot yang mau terbang ke
bulan ya…”. Semua teman-temannya memandang ke arahnya, dia tersenyum, spontan helmnya langsung
di lepas dan dikembalikan ke tempat semula, tanpa harus disuruh untuk mengembalikan. Kemudian saya
ajak mereka untuk menggambar roket di atas kertas putih yang tersedia. Dan hasilnya, Subhanallah,
murid yang saya pikir kecerdasannya kurang menonjol itu justru tahapan menggambarnya dua tingkat
lebih tinggi dibanding murid yang saya pikir paling pandai di kelas.

Seandainya saja saya memberikan reaksi yang lain seperti :”Rimba, silakan dikembalikan helmnya karena
sekarang saatnya kita belajar”, atau :”Maaf, silakan dikembalikan helmnya karena Rimba belum minta ijin
bu guru”, atau yang lainya, mungkin saya tidak akan pernah tahu bahwa kecerdasan dia sudah lebih dari
apa yang saya sangka karena pembahasan hari itu bukan tentang astronot atau roket. Atau barangkali
saya membutuhkan lebih dari satu kalimat perintah untuk membuatnya mengembalikan helm ke tempat
semula.

Reaksi berbeda yang kita berikan ketika kita memandang bintang di kegelapan malam atau setitik noda
di selembar kain putih ternyata akan memberikan hasil yang berbeda pula. Hidup ini indah, cobalah kita
memandang sesuatu dari sisi yang lain, maka yang tampak bukan hanya sekedar 2 dimensi. Bukankah
lebih seru ketika kita melihat film 3 dimensi???

-Karya Wijayanti-

Contoh Cerpen Motivasi

Matahari Pun Tak Bosan

Ku bangkit setelah lama ambil posisi jongkok menyaksikan kejadian yang menimpa embun. Mentari
mulai meninggi dan membasahi seluruh ragaku dengan cahaya kuningnya yang lembut. Kugerakan
seluruh ototku. Kuajak tubuhku beraktivitas. Yah… kuolah ragaku.
Putar kanan… putar kiri… hadap kanan… hadap kiri… badanku meliuk-liuk. Aliran darah segar segera
membanjiri pembuluh darahku. Aku terbuai keasyikan. Di tengah keasyikan itu, samar-samar kudengar
orang bercakap-cakap. Kuajak kakiku melangkah mencari asal suara. Di ruang tamu kudapati dua orang
tengah terlibat perbincangan yang serius. Aku intip dibalik pintu belakang. Bapak angkat dan temannya.
Aku tak mengerti apa yang sedang mereka bicarakan. Bahasa sunda adalah penghalangnya, karena aku
tidak mengerti bahasa itu.

Diam-diam kuberanikan duduk disamping bapak angkatku setelah mendapat perizinan. Akupun kini
terlibat dalam pembicaraan yang telah mereka mulai. Dengan menggunakan bahasa indonesia raya, aku
bertanya dan menjawab serta menanggapi apa yang ada dalam diskusi pagi itu.

Masalah pekerjaan dan tetek bengeknya, hal itulah ternyata yang jadi perdebatan. Bapak angkatku
seorang pedagang dan beliau menekuni pekerjaan itu. temannya seorang guru dan setengah-setengah
menjalani profesi yang dimilikinya.

“Saya heran kenapa kamu tak pernah capek bolak-balik dari rumah ke pasar tiap hari?” Pertanyaan
temannya buat bapak. Pertanyaan konyol kupikir. Bagaimana tidak coba , kalau aku boleh bertanya
padanya kenapa pula dia tak pernah capek bolak-balik dari rumahnya ke sekolah? Ya… kan?

“Kata siapa saya tidak capek!” Bapak menanggapinya singkat.

“Hmm… tidak, maksud saya apakah kamu tidak bosan?” pertanyaan lanjutan buat bapak. Gila, sepertinya
ini orang sedang didera kebosanan nich dengan kerjanya. Ah, tapi apa mungkin. Kalau tidak kenapa dia
bertanya dengan pertanyan konyol seperti itu? Hatiku berdialog sendiri.

Suasana ruangan membisu. Kulirik bapak angkatku. Bapak diam. Bukan diam biasa. Ada kebijaksanaan
dan wibawa tercipta diwajahnya dan aku baru tahu itu. Perkenalanku dengan bapak angkatku belumlah
lama, baru sepekan lebih dua hari. Sejauh ini aku lihat bapak orangnya humoris, kocak, suka bercanda
dan jarang serius. Tapi pagi ini beda sekali.
Bapak menghela napas, mengisi ruang kosong didadanya. Perlahan mengalir nasihatnya lewat lisannya.
Diwejangkan jawaban buat pertanyaan temannya.

“Kamu tahu matahari bukan?” Retoris bapak bertanya. Temannya mengangguk. Begitu juga aku.

“Matahari bersinar disiang hari. Muncul ditimur dan tenggelam dibarat. Dia bertugas menerangi bumi,
memberi kehidupan untuk makhluk yang ada di seantero persada.”

Kembali bapak diam. Kulihat teman bapak diam menyimak sabda bapak. Aku ikut menunggu apa yang
akan disampaikan bapak selanjutnya.

“Kalau matahari berhenti sejenak saja dari tugasnya, apa yang bakalan terjadi?”

“Kacau…” Jawab teman bapak. aku mengiyakan. Bapak, aku dan temannya tertawa. Suasana kembali tak
tegang.

“Bagaimana jadinya jika matahripun ikut bosan dan meninggalkan tugasnya?”

Pertanyaan retoris bapak muncul lagi.

“Begitulah, bagaimana pula saya akan bosan bolak-balik ke pasar. Jika saya bosan dan berhenti bekerja,
tentunya anak istri saya tak akan makan. Bukankah begitu Jang?”

Temannya tersenyum di balik anggukannya. Tampak semangat baru terpancar di air mukanya, seolah
wajah itu berkata “Ayo… semangat bekerja Jang, mendidik dan mengajar siswa-siswamu”

Aku terharu mendengar untaian petuah bapak barusan. Aku tidak menyangka sedikitpun kalau dari lisan
lelaki yang tidak sempat menyelesaikan sekolah dasar ini mampu memberikan motivasi dan pencerahan
pada temannya, meskipun profesinya hanyalah sebagai seorang pedagang. Salut dech… dua jempol
untuk bapak angkatku… Hidup pak Rohim, Bapak yang ikhlas penuh cinta menerimaku selama
melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di pinggiran Kota Banten ini.

-Karya Danil Gusrianto-

Contoh Cerpen Bahasa Inggris

Imaginary Sky Man

“William wait me” I shouted him because I left behind.

“can you move faster Mrs. snail?” said William

He was my best friend in my Senior High School. We used to spend time together. We loved to see
sunset at the roof. I thought he was a good boy. He ever said to me when I was going to tear “don’t show
your weakness Miara, keep smile even if you have to pretend fine.”

We used to be together, as I said before. We loved shooting stars, shore those dreams and talked
anything. He also knew about me well, include of my fans fiction that I had_Sky Man. I liked this
philosophy too. “skies are above us. The color is blue and cheerful. Skies are the place to take dream for
some kids. Skies protect us and the earth. And my Sky Man specially protect me” I told William. But he
answered, “but sky is high. You are unable to reach him”. I became gloomy with his statement. But he
laughed me and we laughed together.

Lately I realized his words. William was true. My imaginary sky man, unable to be reached.

By the running of the time I depend on him. I relied on him in every condition. At that time I thought that
he was my Sky Man. Helped and protected me always.

Lately I knew that he was not my Sky Man who I amazed so much. He was not.

We spent almost a thousand days together and this relation was going to shabby. There was a day of
them became my memorable. It was Friday after school when I walked to him and smiled but he seemed
didn’t care my presence. At that day I was going to home alone. Then I got a short message.

I have to live without you. Everybody ever feel the point of bore.

Sender :

William hakim +628573022****


Simply he told me that. At the following day I knew him held on the hand of a girl and never played or
talked with me again. In that day, I cried.

I didn’t know what exactly I felt. Something was missing without his laugh and presence. But I should be
grateful. I knew who the real William Hakim was.

“how many special people change?

how many live are living strange?

where were you while we were getting high”

everybody had troubles, everybody deserved to make a wish. When everything was gonna turn out
worst. When your condition was totally ruined. I guessed you were afraid to wish. And here I was. Lonely
at the roof and watching the sky when it turned dusk. Here I used to spend this momen

Urirrhr

Rr

T
T

Gf

Tt

Anda mungkin juga menyukai