Anda di halaman 1dari 5

PEMILIHAN KETUA KELAS

Sinar mentari mulai menyusup masuk ke kamarku. Pagi ini udara begitu segar dan
nyaman, ditubuhku. Hari ini adalah hari Senin, hari pertama aku masuk sekolah setelah libur
kenaikan kelas. Walaupun masih sedikit mengantuk, aku tetap mencoba bangun dari kasur
dan bergegas untuk mandi mengguyur tubuhku dengan air. Dengan sedikit bersiul-siul bagai
suara burung kutilang bernyanyi riang.

“Mirza… Mirza…”, Luhfi memanggilku dari luar rumah. Aku pun ke luar dan
berangkat sekolah bersama Luthfi. Setelah sampai di sekolah, kami mencari ruang kelas
baru. Mulai hari ini, kami adalah siswa kelas 5-A MIN 1 Serdang Bedagai. Ruangan kelas
kami berdampingan dengan kelas 6 A. kami begitu senang mendapatkan ruangan kelas baru.
Apalagi hari ini adalah hari pertama kami masuk setelah libur satu minggu lamanya.
Layaknya hari pertama masuk sekolah, belum ada agenda yang padat di hari ini.
Hari pertama masuk sekolah adalah waktu pembentukan struktur organisasi kelas yang baru.
Kebetulan juga kami kali ini mendapatkan wali kelas yang baru. Ketika mualimah wali kelas
masuk ke ruangan kelas 5 A, kami pun mulai melakukan pemilihan ketua kelas.
Sebelum pemilihan ketua kelas dimulai, wali kelas menyampaikan arahan bahwa
agar Ketika sudah terpilih nanti maka calon yang tidak terpilih jangan kecil hati dan semua
siswa harus menerima hasil Keputusan dengan lapang dada.
Pemilihan ketua kelas dimulai dan dipimpin oleh wali kelas sebagai moderator.
Setelah itu, beberapa siswa mencalonkan diri untuk menjadi ketua kelas, ada Luthfi, Arda,
dan Diki. Ketiga calon ketua kelas duduk di depan kelas. Sedangkan siswa yang lain
dibangku masing-masing.
Pemungutan suara pun dimulai dengan cara setiap siswa menulis nama calon yang
dipilihnya di kertas kecil dan mengumpulkannya di kotak suara. Setelah itu, perhitungan
jumlah suara pun berlangsung. Seharusnya, pemilihan ketua kelas berjalan lancar dan
langsung menemukan hasil.
Namun, ada jumlah suara yang sama antara Luhfi dan Arda. Teman satu kelas pun
menyebutkan preferensi masing-masing sehingga suasana menjadi gaduh. Wali kelas
mencari jalan tengah.
Wali kelas memberikan arahan untuk melakukan pemungutan suara ulang untuk
memilih antara Luhfi dan Arda. Teman-teman satu kelas pun setuju. Akhirnya, setelah
pemungutan suara selesai, maka Luhfi yang menjadi ketua kelas terpilih.
Semua siswa siswi menerima hasil Keputusan musyawarah tanpa ada kegaduhan.
Calon ketua kelas yang tidak terpilihpun menerima dengan lapang dada tanpa ada
kekecewaan. Ketiga calon ketua kelas saling bersalaman. Dan ketua kelas yang terpilih
mengucapkan terima kasih kepada teman-temannya.
Wali kelas pun menyampaikan bahwa dirinya bangga terhadap kami sebab mampu
menyelesaikan masalah dengan cara musyawarah. Selain itu, wali kelas juga menganggap
kami sebagai murid yang baik sebab menghargai hasil musyawarah mufakat.

UNSUR INTRINSIK
Unsur intrinsik adalah unsur pembangun dari dalam cerpen. Unsur intrinsik
adalah unsur penting yang tidak boleh dilewatkan dalam karya sastra.
Komponen-komponennya terdiri dari tema, tokoh atau penokohan, alur cerita,
latar, gaya bahasa, sudut pandang, dan amanat.

1. Tema dari cerita diatas adalah……………………………………………………………………….


2. Tokoh dari cerita diatas adalah :……………………………………………………………………..
3. Alur cerita diatas adalah : …………………………………………………………………………….
4. Latar dari cerita diatas adalah :
………………………………………………………………………
5. Gaya Bahasa dari cerita diatas adalah :
……………………………………………………………..
6. Sudut Pandang dari cerita diatas adalah :…………………………………………………………
7. Amanat dari cerita diatas adalah :………………………………………………………………….
UNSUR INTRINSIK

Unsur intrinsik adalah unsur pembangun dari dalam cerpen. Unsur


intrinsik adalah unsur penting yang tidak boleh dilewatkan dalam
karya sastra. Komponen-komponennya terdiri dari tema, tokoh atau
penokohan, alur cerita, latar, gaya bahasa, sudut pandang, dan
amanat. Berikut penjelasan Komponen-komponen unsur intrinsik:

1. Tema
Tema adalah unsur intrinsik cerpen yang menjadi dasar cerita. Unsur
intrinsik cerpen tema sering disamakan dengan ide atau tujuan utama
cerita. Tema merupakan suatu unsur intrinsik cerpen yang menjadi
sebuah ruh atau nyawa yang ada di dalam karya prosa seperti novel.
Tema bisa disebut ide utama dalam membuat cerita, karena tema
adalah penentu latar belakang dari cerita tersebut. Tema dalam unsur
intrinsik cerpen berisikan gambaran luas tentang kisah yang akan
diangkat sebagai cerita dalam cerpen sehingga sangat penting
memikirkan tema sebelum menulis cerpen.
Biasanya, tema dari unsur intrinsik cerpen ini kelihatan jelas dalam
cerita, tetapi bukan lewat ungkapan langsung. Untuk menentukan
tema dari sebuah cerpen, kamu perlu membaca dari awal sampai akhir
dulu.

2. Tokoh atau Penokohan


Dalam cerpen tentunya ada karakter yang menjadi tokoh dalam cerita.
Tokoh-tokoh tersebut memiliki peran yang sangat penting untuk
memperkuat alur cerpen dan membuat cerita menjadi lebih
menarik.Proses dalam menciptakan karakter atau citra sebuah tokoh
dalam cerpen disebut penokohan, yang biasa dikenal sebagai tokoh
yang antagonis, protagonis, tritagonis, dan tokoh figuran.Melalui
penggambaran dan perilaku tokoh tersebut, maka cerita dapat menjadi
lebih dramatis dan menarik untuk dibaca.

3.Alur Cerita
Pengertian alur cerita yaitu pola pengembangan suatu cerita yang
terbentuk oleh hubungannya sebab, sifatnya kronologis. Contoh alur
dalam cerpen antara lain alur maju, mundur, dan campuran.

4.Latar
Unsur intrinsik yang membentuk cerpen selanjutnya adalah latar atau
yang biasa disebut dengan setting. Latar tersebut terbagi menjadi tiga
yakni waktu, tempat, dan suasana.

5. Sudut pandang
Sudut pandang adalah posisi pengarangnya dalam menyampaikan
cerita.
Sudut pandang pengarang terdiri tiga, yakni sudut pandang orang
pertama, kedua, dan ketiga. Paling sering, pengarang menggunakan
sudut pandang orang pertama sebagai tokoh utama dan sudut pandang
orang ketiga sebagai sosok serba tau segala hal yang terjadi pada
keseluruhan cerita.
6. Gaya Bahasa
Dialog, naskah atau percakapan dalam cerita memiliki style atau gaya
bahasa yang berbeda-beda, tergantung dari tema atau kategori cerpen
yang ditulis.Gaya bahasa memiliki beberapa jenis, antara lain:
Personifikasi = Pengumpamaan benda mati sebagai manusia (Wajahmu
bersinar bagai rembulan).
Metafora = Perbandingan kata yang bukan sebagai arti sebenarnya
(Tulang punggung, murah tangan, murah senyum, dll).
Hiperbola = Suatu ucapan atau gambaran yang melebih-lebihkan suatu
kondisi (Gedung pencakar langit, menangis darah, dll).
Litotes = Gaya bahasa yang bertujuan untuk merendah (“Maaf
hidangannya hanya segini, silakan dinikmati ala kadarnya”, “Bantuan
ini tidak seberapa, tolong diterima”, dsb).
Simile = Menggambarkan suatu kondisi dengan membandingkan satu
hal dengan hal lainnya dalam satu kalimat (Kasih sayang ibu ibarat
sedalam lautan, Wajahnya merona layaknya bunga mawar yang elok,
dsb).
Fungsi dari gaya bahasa sendiri yaitu untuk membuatnya cerita dalam
cerpen terasa lebih nyata (real) dan menarik pembaca, serta
mempertegas gagasan dalam cerita pendek.Gaya bahasa juga kadang
dikenal dengan sebutan majas atau kiasan.

7. Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada
pembacanya. Umumnya, amanat dalam cerpen bersifat tersirat.
Misalnya,tema cerita tentang perjuangan pahlawan akan berisi amanat
tentang menumbuhkan sifat pantang menyerah, dan semangat
mempertahankan kemerdekaan.

UNSUR EKSTRINSIK CERPEN


Setelah membahas mengenai Unsur Intrinsik, kini mari kita bahas
mengenai Unsur Ekstrinsik yang terdapat dalam cerita pendek.Jika
unsur intrinsik adalah unsur yang terkandung dan mampu membangun
cerita dari dalam, maka unsur ekstrinsik yaitu unsur dari luar yang
juga mampu mendukung dan mempengaruhi sebuah cerita pendek,
melalui nilai-nilai yang ingin disampaikan oleh penulis.
Banyak sekali hal-hal dari luar yang mampu menjadi unsur ekstrinsik
dalam cerpen, seperti berikut ini:

1. Latar Belakang Masyarakat


Dalam sebuah cerpen, latar belakang masyarakat bisa menjadi
penentunya nilai ekstrinsiknya. Ada pun beberapa hal yang bisa masuk
dalam latar belakang masyarakat antara lain:
Ideologi negara
Kondisi politik
Kondisi sosial
Kondisi ekonomi
2. Latar belakang pengarang
Latar belakang pengarang adalah faktor-faktor dari diri pengarang
yang memengaruhi atau mewarnai isi cerpen.Latar belakang
pengarang bisa berisi riwayat hidup pengarang, keilmuan, kondisi
psikologis, pengaruh atau aliran sastra yang dianut, dan sebagainya.

3. Nilai-nilai
Nilai adalah nilai yang merupakan unsur ekstrinsik. Nilai tersebut
meliputi nilai moral, nilai agama, nilai sosial, dan nilai budaya.

Anda mungkin juga menyukai