Anda di halaman 1dari 10

Cerpen adalah salah satu bentuk karya sastra prosa yang bersifat fiksi dan memiliki satu konflik

dalam ceritanya. Berbeda dengan novel maupun novelet, cerpen memiliki isi yang lebih sedikit.
Umumnya sebuah cerpen terdiri dari 500 hingga 10.000 kata di dalamnya. Karena keterbatasan
tersebut, cerpen akan lebih fokus pada satu alur atau plot, karakter utama dan beberapa karakter
tambahan jika diperlukan, serta penyelesaian masalah yang ringkas dan efektif.
Berikut beberapa pengertian cerpen menurut para ahli yang dapat membantumu untuk
memahami sebuah cerita pendek.
1. Sumardjo dan Saini
Cerpen adalah cerita fiktif atau tidak benar-benar terjadi akan tetapi bisa saja terjadi kapanpun
dan di manapun yang mana ceritanya relatif pendek.
2. HB Jassin
Cerpen adalah sebuah cerita singkat yang harus memiliki bagian terpenting yakni perkenalan,
pertikaian dan penyelesaian.
Ciri-Ciri Teks Cerpen
1. Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, cerpen biasanya terdiri dari 500 hingga 10.000
katan yang memerlukan waktu untuk membacanya sekitar 5-30 menit.
2. Cerpen juga memiliki cerita yang lebih ringkas dan fokus pada satu subjek atau tema. Lalu,
cerpen biasanya berlangsung dalam satu latar dan alur yang sama sehingga konflik yang
diciptakan juga akan lebih fokus.

3. Diksi pada cerpen biasanya juga menggunakan yang lebih sederhana atau mudah dipahami.
Struktur cerpen
1. Abstrak
Memberikan gambaran awal atau intisari cerita yang ingin disampaikan penulis. Struktur
cerpen yang satu ini bersifat opsional, yang tidak selalu ada dalam cerpen, ya. Abstrak inilah
yang nantinya dikembangkan menjadi sebuah cerita pendek.
2. Orientasi
Memperkenalkan tokoh dan latar dalam cerpen. Latar yang dimaksud dapat berupa waktu,
suasana atau kondisi, dan juga tempat. Di bagian ini, pengarang mengatur adegan dan
menginformasikan hubungan antar tokoh.
3. Komplikasi
Menyusun peristiwa yang dihubungkan dengan sebab akibat. Di tahap ini penulis memiliki
tugas untuk menjaga karakter dan tokoh untuk tetap menarik minat pembaca melalui
penggambaran konflik yang ada. Struktur cerpen komplikasi ini mencakup urutan kejadian
atau permasalahan yang memiliki hubungan sebab akibat. Di tahap ini juga, biasanya
penceritaan karakter dari tokoh semakin kuat digambarkan.
4. Evaluasi
Memaparkan perjalanan konflik menuju klimaks untuk selanjutnya ditemukan pelariannya.
Dalam struktur ini juga mulai disebutkan penyelesaian masalah yang terjadi.
5. Resolusi
Konflik sudah bertemu dengan peleraiannya dengan cara penulis mengungkapkan solusi dari
cerita yang telah dibangun. Di sini, pembaca akan diberikan penjabaran cerita mengenai solusi
yang diambil oleh tokoh.
6. Koda
Bagian akhir untuk penulis mengungkapkan nilai-nilai atau pesan yang ingin disampaikan pada
cerpennya. Pembaca akan diajak untuk mengambil hikmah dari cerpen tersebut.
Unsur Intrinsik:
1. Tema
Bersifat lebih umum untuk menandakan cerita yang ingin diangkat. Contoh, persahabatan,
kisah cinta SMA, perjuangan seorang Ibu, dan lain sebagainya.
2. Latar
Terbagi menjadi 3 jenis yaitu: latar suasana, latar tempat, dan latar waktu.
3. Alur atau plot
Jalan dari sebuah cerita. Alur dibedakan menjadi beberapa jenis seperti linier (Linear: alur yang
jalinan ceritanya berurutan, biasanya berdasarkan urutan waktu kejadian dan disusun secara
kronologis), kilas balik (tahapan cerita yang dibuat oleh pengarang dengan mendahulukan
akhir cerita sebagai pembuka cerita yang kemudian tahapan tersebut akan dikembalikan lagi
menuju awal cerita), dan campuran.
4. Tokoh
Karakter yang diciptakan penulis dengan sudah diberikan watak, penempatan, dan dunianya
sendiri.
5. Sudut pandang
Bentuk penyampaian atau cara pandang si penulis buat dalam cerpennya.
6. Amanat
Pesan moral yang tidak ditulis secara langsung oleh penulis cerita, melainkan tersirat
Unsur Ekstrinsik
1. Latar Belakang Pengarang
Setiap pengarang memiliki latar belakang yang berbeda, sehingga memberi dampak terhadap
karya yang dihasilkan. Misalnya cerpen Juru Masak karya Damhari Muhammad. Damhari
merupakan penulis asal Sumatera Barat. Itu sebabnya, cerpen Juru Masak berlatar di daerah
tersebut.
2. Latar Belakang Masyarakat
Latar belakang masyarakat adalah tempat penulis berada, sehingga memengaruhi penulis
dalam membuat karya. Biasanya berhubungan dengan nama tokoh dan adat istiadat yang
berlaku.
3. Nilai Kehidupan
Nilai kehidupan adalah nilai atau norma yang berlaku di masyarakat dan memengaruhi proses
penciptaan sebuah cerpen. Ada nilai agama, nilai sosial, nilai budaya, dan nilai moral.
Kebahasaan Cerpen
Cerpen banyak menggunakan verba, konjungsi, kalimat tidak langsung, kalimat langsung, dan
kata lampau. Cerpen memiliki ciri-ciri kebahasaan sebagai berikut:
1. Mengandung kalimat bermakna lampau, seperti ketika, beberapa tahun lalu, telah terjadi,
dan sebagainya.
2. Menyatakan urutan waktu dengan konjungsi kronologis, seperti sejak saat itu, mula-mula,
kemudian, sebelum, lalu, dan sebagainya.
3. Menggunakan kata kerja (verba) yang mengandung tindakan, seperti melompat, melirik,
membaca, serta kata kerja yang berhubungan dengan perasaan, seperti berharap, mencintai,
atau menginginkan.
4. Menggunakan kalimat tak langsung seperti menanyakan, mengungkapkan, mengatakan
bahwa, serta kalimat langsung berupa percakapan antar tokoh dengan tanda kutip.
Teks cerpen

Mengajarkan tentang Bersikap Rendah Hati


Ada seorang anak bernama Fitri, dia merupakan murid kelas 6 SD yang sangat
pintar dan baik hati. Di sekolah sangat banyak teman yang menyukainya
karena sikapnya tersebut. Tidak jarang, semua ingin berteman dengan Fitri.
Ada lagi anak perempuan bernama Ita, ia berbanding terbalik dengan Fitri. Ia
pintar namun sangat sombong. Temannya hanya dua yaitu Lisa dan Lily, gadis
kembar di sekolahnya.
Suatu hari, Ibu guru mengumumkan bahwa akan ada perlombaan membaca
pidato dua minggu lagi. Bu Yati selaku wali kelas 6 membuka kesempatan
seluas-luasnya bagi siapa saja yang ingin ikut seleksi. Fitri dan Ita jelas ikut
berpartisipasi. Setiap hari mereka selalu latihan membaca pidato agar lolos
seleksi. Sampai hari penyeleksian tiba, keduanya memberikan tampilan yang
memukau lalu dinyatakan lolos.
Saat hari perlombaan tiba, Ita terus saja membanggakan dirinya, menyatakan
bahwa pasti ia akan juara. Sebab sebelumnya dia juga pernah menjadi juara
waktu kelas 5 SD di lomba pidato. Berbeda dengan Fitri, ia tidak henti-
hentinya berdoa dan berlatih, mencoba menghafal kembali teks pidato. Ita
pun dipanggil lebih dulu, sang juara kelas 5 SD kini mendadak lupa teks pidato
yang sudah dihafalnya.
Setelah itu, Fitri maju dan memberikan penampilan yang sangat bagus.
Semua juri kagum termasuk Bu Yati yang saat itu datang untuk menemani
mereka lomba. Pengumuman pun tiba, Fitri keluar menjadi juara 1 sedangkan
Ita harus menahan air matanya karena dia tidak menang sama sekali.
Tugas 1
Pertanyaan:
Sebutkan unsur intrinsik yang ada dalam cerpen tersebut!
Jawaban:
1. Tema : Pendidikan
2. Latar
-tempat : Sekolah
-waktu : Tidak digambarkan dengan jelas. Hanya menuliskan suatu hari, setiap hari, dll.
-suasana : suasana Ita sedih karena kalah dalam perlombaan sedangkan Fitri senang
karena memenangkan perlombaan
3. Alur : linier atau maju
4. Tokoh :
-Fitri: wataknya rendah hati, sebagai tokoh protagonis (tokoh yang mendukung cerita)
-Ita: wataknya sombong, sebagai tokoh antagonis (tokoh penentang cerita)
Lily dan Lisa: wataknya tidak disebutkan, sebagai tokoh tritagonis (tokoh pembantu, baik
untuk tokoh protagonis maupun untuk tokoh antagonis)
Bu Yati: wataknya tidak disebutkan, sebagai tokoh tritagonis (tokoh pembantu, baik untuk
tokoh protagonis maupun untuk tokoh antagonis)
5. Sudut Pandang: Cerita tersebut menggunakan sudut pandang orang ketiga ditandai dengan
penggunaan kata ganti Dia dengan Fitri atau Ita.
6. Amanat: Cerpen ini mengajarkan kita bahwa harus menjadi orang yang rendah hati dan
jangan sombong.
Tugas 2
Menceritakan kembali dengan bahasa sendiri.
Jawab:
Fitri anak kelas 6 SD yang pintar, baik dan disukai semua orang. Sedangkan Ita, orang yang
pintar, namun sombong dan hanya memiliki sedikit teman. Ketika mereka lolos ke final
perlombaan pidato, Ita sering membanggakan dirinya dan yakin akan menang karena pernah
juara lomba pidato saat kelas 5, sedangkan Fitri rajin berdoa dan beribadah serta rajin
menghafal teks. Pada saat tampil, Ita lupa teksnya sedangkan Fitri dapat tampil dengan baik
dan akhirnya dapat menjuarai perlombaan tersebut. Ita menangis karena kecewa tidak dapat
juara pidato.
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/bahasa-indonesia/teks-cerpen/
https://berita.99.co/contoh-cerpen-singkat/
https://www.brainacademy.id/blog/cerpen-cerita-pendek

Anda mungkin juga menyukai