Anda di halaman 1dari 12

KONSEP BERBICARA DAN PERANANNYA

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Berbicara

Dosen Pengampu : Welly Nores Kartadireja., S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh Kelompok 1:

Nazeline Anesya Gardes 222121056

Zakia Nur Huda 222121057

Winda Trie Yuliana 222121064

Inra Gunawan 222121091

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
2022
LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Makalah : Konsep Berbicara dan Peranannya

2. Ketua Pembuat Makalah

Nama lengkap : Inra Gunawan

NIM : 222121091

3. Anggota Kelompok Makalah : Nazeline Anesya Gardes 222121056

Zakia Nur Huda 222121057

Winda Trie Yuliana 222121064

4. Dosen Pembimbing

Nama Lengkap dan Gelar : Welly Nores Kartadireja, S.Pd., M.Pd.

NIDN : 042201803

Tasikmalaya, 23 Agustus 2022

Dosen Pembimbing Ketua Makalah

(Welly Nores Kartadireja, S.Pd., M.Pd.) (Inra Gunawan)


NIDN. 0422018103 NIM. 222121091

KATA PENGANTAR

2
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “Konsep Berbicara dan Peranannya” ini tepat pada
waktunya guna memenuhi tugas mata kuliah Berbicara.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih banyak
kepada Bunda Welly Nores Kartadireja., S.Pd., M.Pd. selaku dosen mata
kuliah Berbicara yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
kami tekuni.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari


kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran
serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Tasikmalaya, 25 Agustus 2022

Penyusun

3
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Berbicara
B. Tujuan Berbicara
C. Fungsi Berbicara
D. Peranan Berbicara Dalam Kehidupan Sehari-hari

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berbicara ialah bentuk komunikasi dengan menggunakan media


bahasa. Hal-hal yang diungkapkan melalui berbicara antara lain, gagasan,
pikiran, dan perasaan. Dalam konsep berbicara, kita dituntut untuk
memahami kemampuan mengucapkan, mengekspresikan, menyatakan,
serta menyampaikan hal-hal yang kita inginkan atau pikirkan.

Dalam kehidupan, berbicara memegang peranan yang sangat


penting. Terutama untuk keberlangsungan proses interaksi atau proses
hubungan social didalam masyarakat.

Untuk itu, agar dapat berbicara dengan baik dan dapat


menyampaikan informasi dengan efektif, diperlukan pengetahuan tentang
dasar-dasar dan konsep berbicara. Oleh karena itu, kami mengangkat judul
makalah Konsep Berbicara dan Peranannya sehubung dengan alasan itu.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian berbicara?
2. Apa tujuan berbicara?
3. Apa fungsi berbicara?
4. Apa peranan bicara dalam kehidupan sehari-hari?
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian berbicara


2. Untuk mengetahui tujuan berbicara
3. Untuk mengetahui fungsi berbicara
4. Untuk mengetahui peranan bicara dalam kehidupan

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Berbicara
Berbicara adalah salah satu keterampilan berbahasa dalam
kehidupan sehari-hari. Seseorang lebih sering memilih berbicara untuk
berkomunikasi, karena komunikasi lebih efektif jika dilakukan dengan
berbicara. Berbicara memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-
hari.
Beberapa ahli bahasa telah mendefinisikan pengertian berbicara.
Hariyadi dan Zamzami (1996/1997) mengatakan berbicara pada
hakikatnya merupakan suatu proses berkomunikasi, sebab di dalamnya
terjadi pesan dari suatu sumber ke tempat lain.
Lebih lanjut Tarigan (2008:14) menjelaskan bahwa berbicara
merupakan kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-
kata untuk mengekspresikan, menyatakan dan menyampaikan pikiran,
gagaan dan ide.

Dari beberapa pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan


bahwa berbicara adalah keterampilan berbahasa dalam kehidupan sehari-
hari, sebagai aktivitas berkomunikasi yang didalamnya terdapat suatu
pesan, gagasan dan ide. Berbicara secara umum dapat diartikan sebagai
suatu penyampaian maksud (ide, pikiran, dan isi hati) seseorang kepada
orang lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga maksud tersebut
dapat dipahami oleh orang lain.

B. Tujuan Berbicara
Tujuan utama berbicara adalah untuk menyampaikan pikiran secara
efektif, kemudian mampu mengevaluasi efek komunikasinya terhadap
pendengarnya. Akan tetapi, tujuan berbicara sebetulnya tidak hanya
sebatas memberikan informasi kepada orang lain. Melainkan sebagai
sarana penyampaian sesuatu kepada orang lain sesuai dengan tujuan yang

2
3

diharapkan pembicara. Berbicara sebagai salah satu bentuk komunikasi


dapat digunakan dalam berbagai tujuan.
Tujuan berbicara dikelompokkan ke dalam empat tujuan, yaitu
tujuan sosial, ekspresif, ritual, dan instrumental.
1. Tujuan social
Manusia sebagai makhluk sosial menjadikan kegiatan berbicara
sebagai sarana untuk membangun konsep diri, eksistensi diri,
kelangsungan hidup, memperoleh kebahagiaan, dan menghindari tekanan
serta ketegangan.
Dengan bahasa, manusia dapat menunjukkan siapa dirinya. Orang
yang tidak berkomunikasi, cenderung tidak memahami siapa dirinya
sesungguhnya dan bagaimana peran sebagai makhluk sosial. Mungkin
Anda dapat mengamati bagaimana, seorang anak yang kehidupan sehari-
harinya berada dalam pingitan orang tua. Pada umumnya, ketika harus
terjun ke masyarakat dia mengalami proses adaptasi yang cukup lama. (G.
Herbert Mead, 2001: 10).
2. Tujuan Ekspresif
Bahasa dapat digunakan untuk mengekspresikan perasaan
pembicara kepada orang lain. Ekspresi dalam bentuk bahasa juga dapat
berwujud sebagai rasa empati kepada objek yang ada di luar diri
pembicara.
Dalam tujuan ekspresif, berbicara digunakan manusia sebagai alat
untuk menyampaikan perasaannya. Akan tetapi, berbicara ekspresif belum
tentu mempengaruhi orang lain, karena yang terpenting dalam berbicara
ekspresif adalah tersalurkannya perasaan dirinya melalui bahasa. Apakah
orang lain terpengaruh dengan ekspresinya seorang pembicara, bukan
tujuan yang hendak dicapai oleh seorang pembicara.
3. Tujuan Ritual
Kegiatan ritual sering menggunakan bahasa sebagai media untuk
menyampaikan pesan ritual kepada penganutnya. Dalam perayaan hari
4

besar keagamaan tertentu, banyak simbol keagamaan yang bersifat sakral


dituangkan memalui bahasa.
4. Tujuan Instrumental
Dalam tujuan instrumen ini, kegiatan berbicara digunakan sebagai
alat untuk memperoleh sesuatu. Sesuatu di sini dapat berupa pekerjaan,
jabatan, atau hal-hal lainnya. Memang kegiatan berbicara merupakan salah
satu bentuk komunikasi, tetapi dalam tujuan instrumental kegiatan
berbicara tidak tampak kaitan khusus antara pesan yang ada di dalamnya
dengan tujuan yang diharapkan dari komunikasi tersebut.
C. Fungsi Berbicara

Bahasa digunakan sebagai alat untuk membicarakan berbagai hal.


Fungsi berbicara dapat dikelompokkan menjadi tujuh, yaitu : fungsi
instrumental, fungsi pengaturan, fungsi representasional, fungsi
interaksional, fungsi personal, fungsi heuristik, dan fungsi imajinatif.

1. Fungsi instrumental, bertindak untuk menggerakkan serta


memanipulasi lingkungan, menyebabkan peristiwa-peristiwa tertentu
terjadi. Dengan fungsi ini, bahasa difungsikan untuk menimbulkan
suatu kondisi khusus, misalnya berbicara dengan maksud
memerintahkan atau menyerukan. Sebagai contoh fungsi ini adalah
ketika seorang guru berbicara untuk memberikan nasihat-nasihat dan
perintah-perintah kepada siswanya.
2. Fungsi pengaturan merupakan pengawasan terhadap peristiwa-
peristiwa. Melalui fungsi ini, berbicara difungsikan untuk persetujuan,
celaan, dan pengawasan kelakuan. Sebagai contoh adalah ungkapan
keputusan seorang kepala sekolah yang mengeluarkan siswa dari
sekolah karena perbuatannya yang melanggar peraturan sekolah.
3. Fungsi representasional merupakan penggunaan bahasa untuk
membuat pernyataan-pernyataan, menyampaikan fakta dan
pengetahuan, menjelaskan, melaporkan, serta menggambarkan.
5

Sebagai contoh adalah seorang penyiar yang menyampaikan berita


bencana banjir, seorang guru yang menjelaskan materi bahasa.
4. Fungsi interaksional merupakan penggunaan bahasa untuk menjamin
pemeliharaan sosial. Fungsi ini untuk menjaga agar saluran-saluran
komunikasi tetap terbuka. Sebagai contoh seorang da’i yang sedang
berdakwah menggunakan lelucon dalam dakwahnya agar
pendengarnya tetap mengikuti ceramahnya sampai selesai.
5. Fungsi personal merupakan penggunaan bahasa untuk menyatakan
perasaan, emosi, kepribadian, dan reaksi- reaksi yang terkandung
dalam benaknya. Sebagai contoh seorang guru yang marah-marah dan
mengomel karena siswanya banyak yang tidak mengerjakan PR.
6. Fungsi heuristik merupakan penggunaan bahasa untuk mendapatkan
pengetahuan dan mempelajari lingkugan. Fungsi ini sering
disampaikan dalam pertanyaan- pertanyaan. Sebagai contoh seorang
siswa dan siswi yang bertanya kepada guru tentang yang belum
dipahami ketika guru menjelaskan.
7. Fungsi imajinatif merupakan penggunaan bahasa untuk menciptakan
sistem- sistem atau gagasan-gagasan imajiner. Sebagai contoh seorang
kakek atau nenek yang mendongeng atau bercerita tentang terjadinya
kota banyuwangi.

D. Peranan Berbicara Dalam Kehidupan Sehari-hari

Dilihat dari situasinya, berbicara dapat digolongkan ke dalam dua


jenis, yaitu berbicara formal dan nonformal. Berbicara formal adalah
kegiatan berbicara yang terikat secara ketat oleh aturan-aturan, baik aturan
yang berkaitan dengan kebahasaan maupun nonkebahasaan. Sementara
berbicara nonformal adalah kegiatan berbicara yang tidak begitu terikat
dengan aturan. Dalam hal ini, yang diutamakan adalah komunikatif, yaitu
pendengar dapat memahami pesan dengan jelas seperti yang dimaksud
pembicara.
Dalam kehidupan sehari-hari, sebagian besar kegiatan berbicara
yang digunakan adalah berbicara nonformal. Situasi berbicara nonformal
6

tidak seketat berbicara formal. Jika berbicara formal dibatasi ruang dan
waktu, situasi dalam berbicara nonformal tidak terbatas ruang dan waktu.
Di mana pun kegiatan berbicara dapat dilangsungkan tanpa harus ada
persiapan sebelumnya. Misalnya, seseorang bertemu dengan temannya di
sebuah warung kopi. Pertemuan tersebut boleh jadi tidak direncanakan
sebelumnya.
Walaupun tidak direncanakan sebelumnya, pertemuan tersebut
telah memunculkan kegiatan berbicara. Begitu pun waktunya, juga tidak
direncanakan sebelumnya. Selain itu, jangka waktu yang digunakan untuk
mengadakan pembicaraan tersebut juga tidak ditentukan. Mungkin bisa
sebentar, lama, bahkan dapat saja melebihi waktu yang digunakan untuk
melakukan kegiatan berbicara formal.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berbicara ialah bentuk komunikasi dengan menggunakan media
bahasa. Hal-hal yang diungkapkan melalui berbicara antara lain, gagasan,
pikiran, dan perasaan. Dalam konsep berbicara, kita dituntut untuk
memahami kemampuan mengucapkan, mengekspresikan, menyatakan,
serta menyampaikan hal-hal yang kita inginkan atau pikirkan. Berbicara
memiliki tujuan, fungsi, serta peranannya dalam kehidupan sehari-hari.
E. Saran
Menurut pendapat kami sebagai penulis, setelah mengkaji konsep
berbicara serta peranan-peranannya dalam kehidupan sehari-hari,
diperlukan adanya edukasi terutama kepada golongan remaja untuk lebih
memahami konsep berbicara itu sendiri. Bukan hanya sekadar berbicara
biasa, tetapi diharapkan dapat berbicara dengan baik dan efektif, seperti
memberikan kesempatan pada lawan bicara saat mereka menyampaikan
pesan, menatap lawan bicara dengan sopan dan bergantian serta berbicara
dengan jelas dan mudah dimengerti.

7
DAFTAR PUSTAKA

Asep Supriyana, S. S. (n.d.). Hakikat berbicara. 40.


Basuki, D. I. (n.d.). Hakikat berbicara. 36.
Elfia, D. (n.d.). Artikel MAteri Hakikat Berbicara. Academia, 7.

Anda mungkin juga menyukai