Anda di halaman 1dari 23

MACAM-MACAM METODE KETERAMPILAN MENYIMAK

DAN BERBICARA DI SD/MI


( Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia)
Dosen pengampu : Fitri Anggraini, S.S., M.Pd.

DISUSUN OLEH :

Kelompok : 5
Dinda Angelik Putri 2111100040
Fayza Arum Cahyani 2111100208
Kelas G/ Semester IV

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN AJARAN 2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Macam-macam Metode Keterampilan Menyimak dan Berbicara di SD/MI”.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Bahasa Indonesia. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Fitri
Anggraini, S.S., M.Pd. selaku Dosen Bahasa Indonesia yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang ditekuni. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini.
Harapan penulis, semoga makalah ini memberikan manfaat dan dapat
menambah pengetahuan serta wawasan bagi teman-teman dan para pembaca.
Kritik dan saran selalu penulis harapkan untuk meningkatkan kualitas selanjutnya.

Bandar Lampung, 28 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................2
A. Pengertian Menyimak dan Berbicara..........................................................2
B. Tujuan Pembelajaran Menyimak dan Berbicara.........................................3
C. Metode Pembelajaran Menyimak................................................................5
D. Metode Pembelajaran Berbicara..................................................................8
BAB III PENUTUP..........................................................................................13
Kesimpulan........................................................................................................13
Daftar Pustaka

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa memiliki peran penting di dalam kehidupan manusia karena
bahasa merupakan alat komunikasi manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Bahasa digunakan oleh manusia pada sebagian besar aktivitasnya, tanpa bahasa
manusian tidak dapat mengungkapkan perasaannya, menyampaikan keinginan,
memberikansaran dan pendapat, bahkan sampai tingkat pemikiran seseorang
yang berkaitan dengan bahasa. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota
masyarakat berupa symbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap.
Dalam proses interaksi dan komunikasi diperlukan keterampilan
berbahasa aktif, kreatif, produktif dan resetif, apresiatif yang mana salah satu
unsurnya adalah keterampilan menyimak yang bertujuan untuk menangkap dan
memahami pesan, ide serta gagasan yang terdapat pada materi atau bahasa
simakan.
Sedangkan berbicara merupakan proses penyampaian pesan secara
langsung yang berfungsi menyampaikan informasi kepada orang lain sehingga
orang yang mendengar dapat memahami informasi yang disampaikan. Dengan
demikian pembelajaran menyimak dan dan berbicara sangat penting dalam
proses belajar mengajar.

B. Upaya memperbaiki
dan meningkatkan

1
mutu pendidikan
seakan
C. tidak akan pernah usang.
Banyak agenda
reformasi yang telah,
sedang, dan
D. akan dilaksanakan.
Beragam program
inovatif ikut serta
memeriahakan
E. reformasi pendidikan.
F. Salah satu keberhasilan
suatu pembelajaran
ditentukan oleh

2
G. pendekatan yang
digunakan oleh guru
dalam kegiatan
pembelajaran
H. tersebut. Banyak
pendekatan
pembelajaran yang
dapat digunakan dan
guru
I. harus cermat dalam
memilih pendekatan
mana yang cocok
digunakan
J. untuk lingkungannya.

3
K. Pendekatan
pembelajaran Bahasa
Indonesia di sekolah
dasar (SD)
L. dapat diartikan sebagai
titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap
proses
M. pembelajaran bahasa
Indonesia sejak dini,
yang merujuk pada
pandangan
N. tentang terjadinya
suatu proses yang

4
sifatnya masih sangat
umum, di
O. dalamnya mewadahi,
menginsiprasi,
menguatkan, dan
melatari metode
P. pembelajaran dengan
cakupan teoretis
tertentu. Pendekatan
dalam
Q. pembelajaran bahasa
Indonesia di Sekolah
Dasar (SD) dipandang
sesuai

5
R. dengan seperangkat
asumsi yang saling
berkaitan, yakni
pendekatan
S. tujuan, pendekatan
komunikatif, dan
pendekatan tematik
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan tujuan dari pembelajaran menyimak dan berbicara?
2. Apa saja metode pembelajaran menyimak dan berbicara di SD/MI?

C. Tujuan Masalah
1. pengertian dan tujuan dari pembelajaran menyimak dan berbicara
2. saja metode pembelajaran menyimak dan berbicara di SD/MI

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Menyimak dan Berbicara


1. Pengertian Menyimak
Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan
mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai
dan mereaksi atas makna yang terkandung didalamnya.cMenyimak adalah

6
suatu proses menangkap, memahami, dan mengingat dengan sebaik-baiknya
apa yang didengarnya atau sesuatu yang dikatakan oleh orang lain
kepadanya.
Menyimak memiliki makna mendengarkan atau memperhatikan
dengan seksama apa yang dikatakan orang lain atau mendengarkan
suatu percakapan dari media. Kemampuan menyimak harus dimiliki
setiap siswa. Siswa dengan kemampuan menyimak yang baik dapat
dengan mudah menguasai keterampilan bahasa yang lainnya.1
Hakikat menyimak adalah mendengarkan dan memahami isi bahan
simakan karena itu dapat disimpulkan bahwa tujuan utama menyimak
adalah menangkap, memahami atau menghayati pesan, ide, gagasan yang
tersirat dalam bahan simakan.2

2. Pengertian Berbicara
Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi
atau mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan,
menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Pendengar menerima
informasi melalui rangkaian nada, tekanana, dan penempatan.
Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi
atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan atau menyampaikan
pikiran, gagasan, dan perasaan. Sebagai batasan dari batasan ini dapat kita
katakan bahwa berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat
didengar (audible) dan yang kelihatan (visible) yang memanfaatkan
sejumlah otot dan jaringan otot tubuh manusia demi maksud dan tujuan
gagasan-gagasan atau ide-ide yang dikombinasikan.3
Dengan demikian, ada dua hal penting dalam proses terjadinya
bicara, yaitu proses sensoris dan motoris. Aspek sensoris meliputi:
1
Muchlisoh, dkk, Pendidikan Bahasa Indonesia, (Jakarta:Depdikbud, 1996) hlm 43
2
Ridwan Effendi, dkk. Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia.(Bandung : UPI PRESS, 2006) hlm 52
3
Tarigan, Pengembangan Keterampilan Berbicara, (Jakarta:Depdikbud, 2008) hlm 63

7
pendengaran, penglihatan, dan rasa raba yang berfungsi untuk memahami
apa yang didengar, dilihat dan dirasa. Aspek motorik, yaitu: mengatur
laring, alat-alat untuk artikulasi, dan laring yang bertanggung jawab untuk
pengeluaran suara. Jadi, untuk proses bicara diperlukan koordinasi sistem
saraf motoris dan sensoris.

B. Tujuan Pembelajaran Menyimak dan berbicara


1. Tujuan Pembelajaran Menyimak
Menyimak pada haikatnya ialah mendengarkan dan memahami isi
bahan simakan. Karena itu dapatlah disimpulkan bahwa tujuan utama
menyimak adalah menangkap, memahami, atau menghayati pesan, ide,
gagsan yang tersirat dalam bahan simakan.
Tujuan yang bersifat umum itu dapat dirinci lagi sesuai dengan
aspek tertentu yang ditekankan. Perbedaan dalam tujuan menyebabkan
perbedaan dalam aktivitas pendengar yang bersangkutan. Salah satu
klasifikasi tujuan menyimak menurut pendapat Djago Tarigan (1990) yakni
menyimak bertujuan untuk :
1. Mendapatkan fakta
2. Menganalisis fakta
3. Mengevaluasi fakta
4. Mendapatkan inspirasi
5. Menghibur diri
6. Meningkatkan kemampuan berbicara
Adapun menurut H. G. Tarigan tujuan menyimak ialah:
1. Menyimak untuk belajar
2. Menyimak untuk menikmati keindahan audial
3. Menyimak untuk mengevaluasi
4. Menyimak untuk mengapresiasi materi simakan
5. Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-ide
6. Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi

8
7. Menyimak untuk memecahkan masalah
8. Menyimak untuk meyakinkan
Pada saat mendengar, penyimak berusaha menangkap pesan
pembicara yang sudah diterjemahkan dalm bentuk bunyi bahasa. Untuk
menangkap bunyi bahasa diperlukan telinga yang peka dan perhatian
terpusat. Kemampuan memusatkan perhatian sangat penting dalam
menyimak, baik pada saat sebelum sedang maupun setelah proses
menyimak berlangsung.

2. Tujuan Pembelajaran berbicara


Tujuan utama dari berbicara adalah agar dapat berkomunikasidengan
orang lain dan memudahkan manusia berinteraksi antara satu dengan yang
lain. Adapun tujuan umumdari berbicara yaitu memberitahu, menjamu, dan
meyakinkan. Tujuan pembelajaran keterampilan berbicara pada
pembelajaran bahasa Indonesia yaitu :
1. untuk merangsang kepekaan siswa menemukan ide
2. agar siswa mampu menghasilkan ide,
3. melatih siswa agar siswa terampil dalam berbicara , dan
4. agar siswa kreatif dalam berbicara
Pembelajaran berbicara pada siswa sekolah dasar terutama di kelas
rendah bertujuan untukmenumbuhkan rasa berani siswa, memberikan
latihan untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan,memberikan latihan
kepada siswa untuk menyuarakan pendapatnya, melatih siswa agar aktif
dalam proses pembelajaran. Sementara itu, pembelajaran berbicara pada
siswa sekolah dasar di kelas tinggi bertujuan untukmenanamkan keberanian
pada siswa, agar siswa mampu menceritakan ulang pengetahuan dan
wawasan yang dimilikinya, melatih siswa untuk menerima atau menolak
pendapat orang lain, membentuk siswa agar dapatmenghargai pendapat
orang lain.

9
Adapun manfaat jika siswa memiliki kemampuan berbicara yaitu:
siswa dapat bergaul dengan seksama,karena dapat berkomunikasi dengan
baik dan menarik, siswa mempunyai peluang untuk sukses karenamemiliki
ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas, siswa dapat mengemukakan ide
atau gagasan untukmemecahkan suatu permasalahan.

C. Metode Pembelajaran Menyimak


1. Metode Simak Ulang (Metode Integratif)
Biasanya digunakan untuk memperkenalkan bunyi bahasa dan cara
pengucapannya. Mengintegrasikan keterampilan menyimak dan berbicara.
Metode ini biasanya digunakan pada kelas rendah atau sekolah dasar.
Metode ini masuk pada pembelajaran bahasa dan sastra dan lebih condong
pada ekspresi atau keterampilan berbicara. Langkah- langkah
a. Guru sebagai model pembelajaran membacakan atau memutar rekaman
bunyi bahasa tersebut, seperti fonem, kata mutiara, puisi pendek dengan
perlahan-lahan serta intonasi yang jelas dan tepat.
b. Siswa meniru ucapan guru. Peniruan ini dapat dilakukan secara
individu, kelompok atau klasikal.
c. Simak kerjakan (metode integratif). 4

2. Metode Simak Terka


Guru menyusun deskripsi suatu benda atau mainan siswa yang
paling disukainya atau gambar foto tanpa menyebutkan nama bendanya.
Deskripsi diperdengarkan kepada siswa. Siswa menyimak teks deskripsi dan
harus menerkanya.

4
Safitri, dkk. “Pembelajaran Berbicara Berbasis Pendidikan Karakter” Jurnal Multidisiplin
Dehasen (Mude), 1.3 (2022), 369-372.

10
3. Metode Simak Tulis
Simak-Tulis mirip dengan Simak-Ulang. Siswa menyimak apa yang
dikatakan guru atau dari rekaman, kemudian siswa harus menuliskannya.
Bahan yang ada pada Simak-Ulang Ucap dapat digunakan dalam Simak-
Tulis (Dikte).

4. Metode Memperluas Kalimat


Guru menyebutkan sebuah kalimat. Siswa mengucapkan kembali
kalimat tersebut. Kembali guru mengucapkan kalimat tadi. Kemudian guru
mengucapkan kata atau kelompok kata lain. Siswa melengkapi kalimat tadi
dengan kelompok kata yang disebutkan terakhir oleh guru. Hasilnya kalimat
yang diperluas.

5. Bisik Berantai
Guru membisikkan kalimat kepada seseorang siswa. Siswa tersebut
membisikkan kalimat tersebut kepada siswa kedua, dan seterusnya sampai
anak terakhir. Guru memeriksa apakah kalimat pesan tersebut sampai
kepada siswa terakhir dengan benar.

6. Menjawab Pertanyaan
Siswa-siswi yang merasa malu untuk membicarakan atau bercerita
dapat dibimbing dengan pertanyaan guru, sehingga siswa bersangkutan
menjawab pertanyaan guru. Pertanyaan yang diajukan dapat berupa
berbagai jenis pertanyaan sesuai dengan tema yang diajarkan. Misalnya,
untuk memperkenalkan diri siswa, guru dapat mengajukan sejumlah
pertanyaan kepada siswa mengenai nama orang tua, jumlah umur, jumlah
keluarga dan sebagainya.

7. Identifikasi Tema/Kalimat Topik/Kata Kunci

11
Metode identifikasi tema, kalimat topik, dan kata kunci ini pads
prinsipnya sama. Perbedaannya terletak pada materi yang harus
diidentifikasi (Sufriadi, 2017). Identifikasi tema untuk sebuah untuk semua
paragraf. Sedangkan kata kunci untuk sebuah kalimat. Apabila hal ini belum
dapat dilaksanakan, guru dapat melatih siswa dengan cara memberikan
pertanyaan yang memancing ke arah pengidentifikasian yang tepat. Hal ini
juga baik untuk mengembangkan diskusi kelas/kelompok, yang berarti pula
memupuk kerjasama antar siswa. Contoh:
a. Silahkan mencari cerita sederhana yang terdiri dari beberapa paragraf
b. Ambil salah satu paragraf untuk didiskusikan kalimat topiknya.
c. Ambil salah satu kalimat.
d. Tentukan bersama siswa kata kuncinya: Ayah pulang dari kantor.
e. Kata kuncinya kalimat tersebut adalah Ayah Pulang (T. Rahman, 2017).

8. Menyelesaikan Cerita
Guru bercerita siswa menyimak cerita tersebut dengan seksama.
Guru berhenti bercerita, ceritanya baru sebagian. Cerita dilanjutkan oleh
anak secara bergilir sampai cerita itu selesai sebagai suatu keutuha. Cerita
seperti ini seolah memaksa siswa untuk menyimak dengan teliti jalan
ceritanya sambil menghayati cerita tersebut.

9. Parafrase
Parafrase biasanya diwujudkan dalam bentuk pengalihan bentuk
puisi ke prosa atau memprosakan sebuh puisi. Guru mempersiapkan puisi
sederhana yang sekiranya sesuai dengan karakteristik kelas yang
dibelajarkan. Puisi tersebut dibacakan kepada siswa dan siswa menyimak
dengan seksama. Pembacaan puisi tersebut hendaknya dengan jeda yang
jelas dan intonasi yang tepat. Setelah selesai siswa disuruh bercerita isi puisi
dengan bahasanya sendiri dalam bentuk prosa.

12
10. Merangkum
Merangkum berarti menyingkat atau meringkas dari bahan yang
telah disimak. Dengan kata lain menyimpulkan bahan simakan secara
singkat dan kata-katanya sendiri. Siswa mencari intisari bahan yang
disimaknya. Bahan yang disimak sebaiknya wacana yang pendek dan
sederhana sesuai dengan tingkat kematangan anak.

D. Metode Pembelajaran Berbicara


Metode pembelajaran berbicara yang baik selalu memenuhi kriteria.
Kriteria itu berkaitan dengan tujuan, bahan, pembinaan keterampilan proses, dan
pengalaman belajar.5 Kriteria yang harus dipenuhi oleh metode pembelajaran
berbicara antara lain, adalah):
1. Relevan dengan tujuan pembelajaran.
2. Mengetahui dan memudahkan siswa memahami materi pengajaran.
3. Dapat mewujudkan pengalaman belajar yang telah dirancang.
4. Meransang siswa untuk belajar.
5. Mengembangkan siswa untuk belajar.
6. Mengembangkan kreativitas siswa.
7. Tidak menuntut peralatan yang rumit.
8. Mudah dilaksanakan.
9. Menciptakan suasana belajar-mengajar yang menyenangkan.

Berikut ini sejumlah metode pembelajaran berbicara, setiap metode akan


diuraikan, sehingga mudah dipahami, dan di hayati serta dapat dipraktekkan
dalam pembelajaran berbicara di sekolah.
1. Ulang Ucap
Metode ucapan adalah suara guru atau rekaman suara guru, model
pengucapan yang diperdengarkan kepada siswa harus dipersiapkan dengan

5
Nurul Hidayah, Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonnesia Untuk Sekolah Dasar,
(Yogyakarta: Pustaka Pranala, 2023) hlm 71

13
teliti. Suara guru harus jelas, intonasi cepat, dan kecepatan berbicara normal.
Model ucapan diperdengarkan di depan kelas, siswa mengajarkan dengan
teliti lalu mengucapkan kembali sesuai dengan model.

2. Lihat dan Ucapkan


Guru memperlihatkan kepada siswa benda tertentu kemudian siswa
menyebutkan nama benda tersebut, benda-benda yang diperlihatkan dipilih
dengan cermat disesuaikan dengan lingkungan siswa, bila bendanya tidak
ada atau tidak memungkinkan di bawah kelas, benda tersebut dapat diganti
oleh tiruannya atau gambarnya.

3. Memeriksa / Mendeskripsikan
Siswa disuruh memperlihatkan suatu benda atau gambar benda.
kesibukan lalu lintas, melihat pemadangan atau gambaran di teliti, kemudian
siswa diminta memeriksa apa yang dilihatnya secara lisan.

4. Pertanyaan Menggali
Salah satu cara membuat banyak berbicara adalah pertanyaan
menggali, disamping memancing siswa berbicara, pertanyaan menggali juga
digunakan untuk menilai kedalaman dan keluasan pemahaman siswa
terhadap sesuatu masalah.

5. Melanjutkan Cerita
Dua, tiga atau empat siswa bersama-sama menyusun cerita secara
spontan, kadang-kadang guru boleh juga terlibat dalam kegiatan tersebut,
misalnya guru menguasai cerita dan cerita itu dilanjutkan siswa pertama,
kedua, dan diakhiri dengan siswa berikutnya.

14
6. Menceritakan Kembali
Guru menyediakan bahan yang agak panjang. Bahan itu diberikan
kepada siswa untuk dibaca dan dipahami. Kemudian siswa disuruh
menceritakan kembali isi bacaan yang dibacanya.

7. Percakapan
Percakapan adalah pertukaran pikiran atau pendapat mengenai suatu
topik antara dua atau lebih. Dalam percakapan ada dua kegiatan, yakni
menyimak dan berbicara silih berganti, suasana dalam percakapan biasanya
akrab, spontan, dan wajar. Topik pembicaraan adalah hal yang diminati
bersama. Percakapan merupakan suasana pengembangan keterampilan
berbicara.

8. Parafrase
Parafrase berarti alih bentuk, misalnya memproseskan isi atau
sebaliknya mempuisikan prosa, bila seorang siswa dapat memprosakap
suatu puisi dengan baik berarti siswa tersebut dapat mengekspresikan Isi
puisi tersebut, secara lisan Puisi yang akap diparafrasekan dapat dipilih oleh
guru agar sesuai dengan kemampuan Siswanya.

9. Reka Cerita Gambar


Siswa dapat dipancing berbicara melalui stimulus gambar, gury
mempersiapkan gambar benda tertentu seperti binatang, tumbuh. tumbuhan,
mobil, kereta api, kapal, dan sebagainya, gambar itu dapat pula sketsa di
pasar, stasiun, di sawah, pertokoan, dan sebagainya. Siswa diinstruksikan
mengamati dan memperhatikan gambar tersebut. Hasil pengamatan itu
kemudian diungkapkan secara lisan.

10. Bercerita

15
Bercerita atau menceritakan suatu cerita tertentu di depan umum
menuntut keterampilan berbicara, gaya bercerita yang menarik, intonasi
yang tepat, pengurutan cerita yang cocok harus dikuasai benar-benar.
Pertama-tama siswa memilih cerita yang menarik bagi dirinya dan
bagi pendengarnya. Kemudian siswa menguasai isi dan jalan cerita atau
menghafalkan cerita itu, setelah itu baru siswa bercerita di depan orang yang
mendengarnya. Melalui kegiatan bercerita siswa mengembangkan
keterampilan berbicara.

11. Bermain Peran


Teknik bermain peran sangat baik dalam mendidik siswa dalam
menggunakan ragam-ragam bahasa, cara berbicara orang tua tentu berbeda
dengan cara anak-anak berbicara (Hariadi, 2021: 58). Cara penjual berbicara
berbeda pula dengan cara berbicara pembeli. Dalam bermain peran, siswa
bertindak, berlaku, dan berbahasa sesuai dengan peran orang yang
diperankannya. Misalnya sebagai guru, orang tua, polisi, hakim, dokter, dan
sebagainya. Setiap tokoh yang diperankan karakteristik tertentu pula.

12. Wawancara
Wawancara atau interview adalah percakapan dalam bentuk tanya-
jawab. Wawancara dapat digunakan sebagai metode pembelajaran
berbicara. Pada hakikatnya wawancara adalah bentuk kelanjutan dari
percakapan. Percakapan dan tanya jawab sudah biasa digunakan sebagai
metode pembelajaran berbicara.

13. Diskusi
Diskusi ialah proses pelibatan dua atau lebih individu yang
berinteraksi secara verbal tatap muka, mengenai tujuan yang sudah tentu
melalui cara tukar menukar informasi untuk memecahkan masalah (Erika,
2019). Pada hakikatnya diskusi adalah percakapan dalam bentuk lanjut,

16
cara, isi, dan bobot pembicaraan lebih tinggi atau lebih kompleks dari
percakapan biasa, berdiskusi berjenis-jenis, misalnya diskusi meja bundar,
diskusi kelompok, diskusi panel, simposium, kolom debat, dan lain-lain.

14. Dramatisasi
Dramatisasi dan bermain drama adalah mementaskan lakon atau
Cerita. Biasanya cerita yang dilakonkan sudah dalam bentuk drama. Guru
dan siswa harus mempersiapkan naskah atau skenario, perilaku,
perlengkapan, seperti pakaian, ruangan, dan peralatan lainnya yang
diperlukan. Melalui teknik dramatisasi siswa dilatih mengekspresikan dan
pikirannya dalam bentuk lisan.6

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan
bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai dan mereaksi atas
6
Fadhillah, Aspek Pembelajaran Bahasa Indonesia, (Jawa Barat: CV Jejak Publisher, 2022)
hlm 71

17
makna yang terkandung didalamnya. Tujuan utama menyimak adalah
menangkap, memahami, atau menghayati pesan, ide, gagsan yang tersirat dalam
bahan simakan.
Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau
mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan
pikiran, gagasan, dan perasaan. Tujuan utama dari berbicara adalah agar dapat
berkomunikasidengan orang lain dan memudahkan manusia berinteraksi antara
satu dengan yang lain. Adapun tujuan umumdari berbicara yaitu memberitahu,
menjamu, dan meyakinkan.
Metode pembelajaran menyimak antara lain yaitu Metode Simak Ulang
(Metode Integratif), Metode Simak Terka, Metode Simak Tulis, Meperluas
Kalimat, Bisik Berantai, Menjawab Pertanyaan, Identifikasi tema,
Menyelesaikan Cerita, Parafrase, dan Merangkum
Metode keterampilan berbicara yaitu metode Ulang Ucap, Lihat dan
Ucapkan, Memeriksa / Mendeskripsikan, Pertanyaan Menggali, Melanjutkan
Cerita, Menceritakan Kembali, Percakapan, Parafrase, Reka Cerita Gambar, dan
Bercerita

B. Saran
Demikian makalah ini penulis buat, jika terdapat kesalahan dalam
penulis maupun penyampaiannya penulis mengharapkan kritikan dan saran dari
pembaca. Atas kritikan dan saran dari pembaca penulis ucapkan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

Effendi, Ridwan, dkk. (2006). Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran Bahasa


dan Sastra Indonesia.Bandung : UPI PRESS.

18
Fadhillah. (2022). Aspek Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jawa Barat: CV Jejak
Publisher.

Hidayah, N. (2023). Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonnesia Untuk Sekolah


Dasar. Yogyakarta: Pustaka Pranala

Muchlisoh, dkk. (1996). Pendidikan Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.

Safitri, dkk. (2022). Pembelajaran Berbicara Berbasis Pendidikan Karakter. Jurnal


Multidisiplin Dehasen (Mude), 13), 369-372.

Tarigan, Djago. (2008). Pengembangan Keterampilan Berbicara. Jakarta: Depdikbud.

19
15

Anda mungkin juga menyukai