Anda di halaman 1dari 128

PEMANFAATAN INSENTIF PAJAK DAN PEMILIHAN

PLATFORM DIGITAL TERHADAPKEBERLANGSUNGAN


USAHA UMKM PASCA PANDEMI COVID-19 DALAM
PERSPEKTIF ISLAM
(Studi Pada UMKM Pasar Tengah Kota Bandar Lampung)

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-


syarat Guna Mendapatkan Gelar Sarjana Akuntansi (S.Akun)

Oleh :

ELIA MAULIFAH

NPM. 1951030249

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

RADEN INTAN LAMPUNG

1444 H / 2023
PEMANFAATAN INSENTIF PAJAK DAN PEMILIHAN
PLATFORM DIGITAL TERHADAPKEBERLANGSUNGAN
USAHA UMKM PASCA PANDEMI COVID-19 DALAM
PERSPEKTIF ISLAM
(Studi Pada UMKM Pasar Tengah Kota Bandar Lampung)

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-


syarat Guna Mendapatkan Gelar Sarjana Akuntansi (S.Akun)

Oleh :

ELIA MAULIFAH

NPM. 1951030249

Program Studi : Akuntansi Syariah

Pembimbing I : Dr. Hanif, S.E., M.M

Pembimbing II : Agus Kurniawan,S.E., M.S.Ak

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

RADEN INTAN LAMPUNG

1444 H / 2023 M

ii
ABSTRAK

Pandemi telah menyebabkan penurunan pendapatan,


penurunan jumlah pelanggan, serta tantangan dalam mencari dan
mempertahankan pasar. Di tengah situasi ini, banyak UMKM yang
berjuang untuk bertahan dan mencari cara agar usaha mereka tetap
berjalan dan berkelanjutan. Permasalahan yang dilakukan peneliti
adalah Cara pemanfaatan insentif pajak dan platform digital pada
keberlangsungan usaha UMKM di Pasar Tengah Kota Bandar
Lampung dalam perspektif Islam Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui sejauh mana pemanfaatan insentif pajak dan
pemilihan platform digital dapat mempengaruhi keberlangsungan
usaha UMKM dan bagaimana pandangan Islam terhadap hal tersebut.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif
dengan pendekatan kualitatif melalui wawancara dan studi literatur.
Responden yang diambil adalah para pemilik UMKM yang terdampak
pandemi COVID-19 di wilayah Kota Bandar Lampung.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan insentif
pajak dan pemilihan platform digital dapat membantu meningkatkan
keberlangsungan usaha UMKM pasca pandemi COVID-19. Selain itu,
pandangan Islam juga mendukung pemanfaatan teknologi dan inovasi
dalam menjaga keberlangsungan usaha. Kesimpulan dari penelitian ini
adalah bahwa pemanfaatan insentif pajak dan pemilihan platform
digital sangat penting bagi keberlangsungan usaha UMKM pasca
pandemi COVID-19. Selain itu, pandangan Islam juga mendukung
pemanfaatan teknologi dan inovasi sebagai upaya menjaga
keberlangsungan usaha.

Kata Kunci: Insentif pajak, platform digital, usaha UMKM, pasca


pandemiCovid-19, perspektif Islam

iii
ABSTRACT

The pandemic has caused a decline in income, a reduction in


the number of customers, as well as challenges in finding and
maintaining markets. In the midst of this situation, many small and
medium-sized enterprises (UMKM) are struggling to survive and find
ways to keep their businesses running and sustainable. The problem
addressed by the researcher is the utilization of tax incentives and
digital platforms for the sustainability of SMEs in the Central Market
of Bandar Lampung City from an Islamic perspective.
The objective of this research is to determine the extent to which
the utilization of tax incentives and the selection of digital platforms
can influence the sustainability of SMEs and how Islam views this
matter. The research method used is a descriptive method with a
qualitative approach through interviews and literature studies.
Respondents selected are the owners of SMEs affected by the COVID-
19 pandemic in the Bandar Lampung City area.
The results show that the utilization of tax incentives and the
selection of digital platforms can help improve the sustainability of
SMEs post-COVID-19 pandemic. Additionally, Islamic views also
support the use of technology and innovation in maintaining business
sustainability.

Keywords: Tax incentives, digital platforms, MSME businesses,


post-Covid-19 pandemic, Islamic perspective

iv
v
vi
vii
MOTTO

َ‫سبَتا َوهُ ام َْل يُ اظلَ ُم اون‬ ٍۢ ‫َق َو ِلتُجا ٰزى كُ ُّل نَ اف‬
َ ‫س بِ َما َك‬ ِ ‫اْل ارضَ بِا الح‬
َ ‫ت َو ا‬
ِ ‫سمٰ ٰو‬
َّ ‫ّٰللاُ ال‬
‫ق ه‬ َ َ‫َو َخل‬

Artinya : ''Dan Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan


yang benar dan agar dibalasi tiap-tiap diri terhadap apa yang
dikerjakannya, dan mereka tidak akan dirugikan.'' (Q.S. Al-Jaatsiyah:
22)

viii
PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan rasa syukur Alhamdulillah yang tiada


terkira kepada Allah SWT yang telah memberikan kekuatan, kesabaran
dan kenikmatan yang tidak dapat dihitung kepada penulis dalam
proses penyusunan skripsi ini. Dari lubuk hati penulis yang paling
dalam mempersembahkan dan dedikasikan skripsi ini sebagai bentuk
ungkapan rasa syukur dan terimakasih kepada :
1. Kedua orang tuaku yang tercinta Bapak Mustofa dan Almh. Ibu
Saidah, yang menjadi penyemangat hidupku, tulus ikhlas
merawatku, menjaga dan menyanyangi anak-anaknya.
Terimakasih banyak atas doa, dukungan emosional, materi,
tenaga, cinta, kasih dan sayang yang tak terhingga, dan semangat
yang tak henti-hentinya selalu diberikan kepada saya yang
menjadi kekuatan untuk saya. Senyum dan kebahagian kalian
menjadi semngat dan tujuan hidup saya, dan berjanji untuk
menjadi anak yang baik dan membahagiakan kalian. Semoga
Bapak dan Ibu selalu berada dalam lindungan Allah SWT, selalu
sehat, dan mendapatkan keberkahan baik di dunia mapun di
akhirat.
2. Untuk kakakku Ilviyana Fhasda dan adikku Muhammad Fazri Al-
Mutolib yang saya sayangi, terimakasih kalian yang selalu
mendukungku, menjadi motivasi, menjadi tempat saya berkeluh
kesah dan pemacu semangat saya untuk segera menyelesaikan
studi ini. Semoga kita menjadi anak yang baik dan berbakti
kepada Bapak dan Ibu. Serta keluarga besar yang turut membantu
dalam mendoakan dan selalu memberikan semangat dan
motivasi, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
3. Kepada Diri sendiri yang mau dan mampu bertahan, berjuang,
berusaha sekuat yang saya bisa, tidak menyerah walau banyak
rasa dan godaan yang datang untuk berhent, terimakasih karena
telah bertahan untuk tetap kuat sampai detik ini.

ix
RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Elia Maulifah. Dilahirkan di


Harapan Jaya, Kecamatan Ketapang, kabupaten Lampung Selatan
pada tanggal 20 Agustus 2001. Penulis merupakan anak kedua dari tiga
bersaudara, dari pasangan Bapak Mustofa dan Almh. Ibu Saidah.
Berikut ini adalah jenjang pendidikan formal yang ditempuh penulis
yaitu :
1. Masa pendidikan penulis dimulai dari SD Negeri 2 Sumur,
Ketapang, Lampung Selatan selesai pada tahun 2013.
2. Penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Bakauheni,
Lampung Selatan selesai pada tahun 2016.
3. Pendidikan SMK Negeri 1 Bakauheni, Lampung Selatan selesai
pada tahun 2019.
4. Kemudian, tahun 2019 penulis terdaftar sebagai Mahasiswi
Jurusan Akuntansi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam,
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung melalui jalur
penerimaan UM-PTKIN sampai dengan sekarang.

x
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang. Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan karunia-Nya berupa ilmu pengetahuan,
kesehatan dan petunjuk, sehingga skripsi dengan judul “Pemanfaatan
Insentif Pajak dan Pemilihan Platform Digital Terhadap
Keberlangsungan Usaha UMKM Pasca Pandemi Covid-19 Dalam
Perspektif Islam (Studi Pada UMKM Pasar Tengah Kota Bandar
Lampung)” dapat diselesaikan dengan baik sebagai syarat
menyelesaikan Program Studi S1 Akuntansi Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam di Universitas Islam Negeri Raden Intan
Lampung, shalawat serta salam disampaikan kepada Nabi Muhammad
SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya.
Dalam penyusunan skripsi ini banyak hambatan serta
rintangan yang penulis hadapi namun pada akhirnya dapat melaluinya,
berkat adanya bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara
moral mapun spiritual. Untuk ini pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Tulus Suryanto, S.E., M.M., Akt. CA. Selaku
Dekan Fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas
Islam Negeri Raden Intan Lampung beserta jajarannya yang telah
memberikan izin penelitian kepada penulis sehingga penelitian
ini dapat berjalan lancar dan sesuai dengan semestinya.
2. Bapak Ahmad Zuliansyah, S.Si., M.M. Selaku Ketua Program
Studi Akuntansi Syariah yang telah memberikan petunjuk dan
arahannya selama masa studi di Program Studi Akuntansi Syariah
fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri
Raden Inatan Lampung.
3. Bapak Dr. Hanif, S E., M.M dan Bapak Agus Kurniawan, S.E.,
M.S.Ak. Selaku Dosen Pembimbing I dan Dosen Pembimbing II
yang telah sabar memberikan bimbingan, arahan, perhatian,
motivasi, ilmu baru serta waktu yang sangat berarti dalam proses
penyusunan skripsi ini.
xi
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang
telah memberikan ilmu pengetahuan serta mendidik dengan
sangat baik selama saya menempuh pendidikan di bangku
perkuliahan di Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.
5. Seluruh Staf Tata Usaha Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam,
yang telah membantu penulis dalam mengurusi segala kebutuhan
administrasi dan lain sebagainya.
6. Para pelaku UMKM yang ada di Pasar Tengah Kota Bandar
Lampung yang telah berkenan meluangkan waktu dan
memberikan hal-hal yang dibutuhkan di dalam penelitian ini
sehingga membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Sahabat keluh kesah, senang sedihku yang selalu mendukung dan
memberikan arahan dalam menyelesaikan skripsi ini Erlinda
Nofitasari, Nurul Amrina, Lisa Oktavia, Rizki Destianti. Dan
Ayu Prasetya. Terimakasih karena sudah menjadi teman untukku
berbagi cerita serta senantiasa membantu dan memberikan
dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Sahabat-sahabatku, Puji, Indah Sartika Siregar, Siti Nurnazilah,
dan Revinda Gunanti yang selalu ada setiap penulis
membutuhkan. Terimakasih telah banyak membantu dan mau
direpotkan, semoga kebaikan kalian dibalas oleh Allah SWT.
9. Teman-teman seperjuangan Program Studi Akuntansi Syariah
Angkatan 2019, terkhusus Akuntansi Syariah kelas B yang tidak
bisa disebutkan satu persatu yang telah berjuang bersama-sama
dalam proses perkuliahan, serta memberikan dukungan dan
semangat. Semoga kalian bisa cepat menyelesaikan skripsi
dengan baik.
10. Last but not least ucapan terimakasih ini untuk Orang Spesial
Aljuzi Khozaini, terimakasih untuk selalu ada di waktu
mengerjakan skripsi ini, selalu sabar mendengar keluh kesah
yang terjadi, selalu menjadi penyemangat, selalu jadi alarm untuk
menuntaskan skripsi ini sampai dengan selesai, memberikan
masukan dan juga arahan untuk skripsiku. Terimakasih banyak
atas semangat untuk terus maju dan jangan menyerah dalam
segala hal untuk meraih apa yang menjadi impian saya.

xii
Penulis menyadari bahwa skripsi inimasih jauh dari
kesempurnaan, hal ini tidak lain disebabkan karena keterbatasan
kemampuan, waktu dan dana yang dimiliki. Untuk itu kiranya para
pembaca dapat memberikan masukan dan saran guna memperbaiki
dan melengkapi kekurangan. Penulis juga berharap semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan para pembaca serta dapat
menjadi sumbangsih yang bermanfaat dalam pengembangan ilmu
pengetahuan.
Dengan mengucapkan banyak terimakasih, semoga jasa-jasa
Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh pihak yang telah membantu serta
mendoakan penulis hingga skripsi ini terselesaikan, mendapatkan
balasan pahala dan keberkahan yang berlipat ganda dari Allah SWT.
Aamiin.

Bandar Lampung, Agustus 2023

Elia Maulifah
NPM. 1951030249

xiii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................i


ABSTRAK ....................................................................................iii
ABSTRACT ..................................................................................iv
SURAT PERNYATAAN .............................................................v
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...............................................vi
PENGESAHAN ............................................................................vii
MOTTO ........................................................................................viii
PERSEMBAHAN .........................................................................ix
RIWAYAT HIDUP ......................................................................x
KATA PENGANTAR ..................................................................xi
DAFTAR ISI.................................................................................xiv
DAFTAR TABEL.........................................................................xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................xviii

BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................1


A. Penegasan Judul .....................................................................1
B. Latar Belakang Masalah .........................................................4
C. Fokus dan Sub-Fokus Masalah ...............................................12
D. Rumusan Masalah ..................................................................13
E. Tujuan Penelitian ...................................................................13
F. Manfaat Penelitian .................................................................13
G. Kajian Penelitian Terdahulu yang Relevan ...........................14
H. Metode Penelitian ..................................................................18
1. Jenis dan Sifat Penelitian …......................................... ...18
2. Sumber Data .......................... .........................................19
3. Populasi dan Sampel .......................................................20
4. Metode Pengumpulan Data …......................................... 22
5. Teknik Analisis Data .......................... ............................24
6. Teknik Pengolahan Data .......................... .......................25
I. Sistematika Pembahasan ........................................................26
1. Bagian Awal .......................... .........................................26

xiv
2. Bagian Substansi (Inti) .......................... .........................26
3. Bagian Akhir …......................................... ......................27

BAB II LANDASAN TEORI.......................................................29


A. Teori Regulasi…............................................... ......................29
B. Pajak .......................................................................................30
1. Teori Pajak …......................................... .........................30
2. Objek Pajak Subjek Pajak ...............................................32
3. Jenis-Jenis Pajak .......................... ...................................33
4. System Pemungutan Pajak .......................... ....................35
C. E-Commerce ...........................................................................36
1. Pengertian E-Commerce …......................................... ....36
2. Klasifikasi E-Commerce.......................... ........................37
3. Komponen E-Commerce.......................... .......................39
4. Manfaat Penggunaan E-Commerce..................................41
5. Kelebihan dan Kekurangn E-Commerce ….....................43
6. E-Commerce Dalam Pandangan Islam.......................... ..45
D. Keberlangsungan Usaha …................................................. ....50
1. Pengertian Keberlangsungan Usaha…........................... .50
2. Indikator Keberlangsungan Usaha.......................... .........51
3. Manfaat Keberlangsungan Usaha.......................... ..........55
E. UMKM ...................................................................................56
1. Pengertian UMKM…......................................... .............56
2. Peran UMKM.......................... ........................................56
3. Indikator UMKM.......................... ..................................58
4. Karakteristik Usaha Kecil Menengah.......................... ....61
5. Kriteria Usaha Kecil dan Menengah….................... ........62
6. Karakteristik Usaha Mikro Menurut Perspektif Islam..... 63

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN ............................65


A. Gambaran Umum Objek ........................................................65
B. Produk Unggulan Kota Bandar Lampung ..............................66
C. Perkembangan Jumlah UMKM di Pasar Tengah Bandar
Lampung.................................................................................68

xv
BAB 1V ANALISIS PENELITIAN ............................................71
A. Analisis Data Penelitian .........................................................71
B. Pemanfaatan Insentif Pajak yang Diberikan oleh Pemerintah
Kepada Para UMKM di Pasar Tengah Kota Bandar Lampung
................................................................................................73
C. Upaya UMKM Dalam Mempertahankan Usahanya ...............80
D. Penerapan Digitalisasi Dengan Pemilihan Platform
E-Commerce oleh Para UMKM di Pasar Tengah Kota
Bandar Lampung ....................................................................82
E. Cara Pemanfaatan Insentif Pajak dan Pemilihan Platform
Digital Pada Keberlangsungan Usaha UMKM di Pasar
Tengah Kota Bandar Lampung Dalam Perspektif Islam .........88

BAB V PENDAHULUAN ............................................................91


A. Simpulan ................................................................................91
B. Rekomendasi ..........................................................................92

DAFTAR RUJUKAN
LAMPIRAN

xvi
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. 1 UMKM yang terdampak Pandemi Covid-19 di Provinsi


Lampung ........................................................................................6
1. 2 Data UMKM Kota Bandar Lampung Bulan Desember 2021 ..20
3. 1 Perkembangan UMKM Pasar Tengah Kota Bandar Lampung 68
4. 1 Daftar Toko di Pasar Tengah Kota Bandar Lampung ..............72
4. 2 Pasca Pandemi Covid-19 .........................................................73
4. 3 Alasan Tidak Menggunakan Insentif Pajak .............................75
4. 4 Bantuan Lain Dari Pemerintah ................................................77
4. 5 Rencana Menggunakan Insentif Pajak .....................................78
4. 6 Upaya UMKM Mempertahankan Usahanya............................80
4. 7 Platform Digital Yang Digunakan ...........................................83
4. 8 Alasan Menggunakan Layanan Distribusi ...............................84
4. 9 Biaya Promosi .........................................................................85

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Pedoman Wawancara .................................................................101


2. Hasil Wawancara........................................................................103
2. Dokumentasi ..............................................................................110

xviii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul
Dalam deskripsi awal sebuah penelitian, judul adalah alat
penting sebelum seseorang dalam melakukan penelitian untuk
mendapatkan penjelasan yang jelas dan memudahkan untuk
memahami tulisan ini, perlu diperjelas maknanya dan penjelasan
arti istilah-istilah yang relevan dalam judul skripsi ini. Judul
skripsi ini adalah “Pemanfaatan Insentif Pajak Dan Pemilihan
Platform Digital Terhadap Keberlangsungan Usaha UMKM
Pasca Era Pandemi Covid-19 Dalam Perspektif Islam (Studi
Pada UMKM Pasar Tengah Kota Bandar Lampung)”.
Sebelum penulis memaparkan pembahasan utama dari skripsi ini,
penulis jelaskan terlebih dahulu beberapa istilah yang terdapat
pada judul skripsi ini.Hal ini dilakukan untuk menghindari
kesalahpahaman di antara para pembaca dan proses penekanan
terhadap topik masalah yang akan dibahas.
1. Pemanfaatan adalah aktifitas menggunakan proses dan
sumber-sumber belajar. Menurut Davis kemanfaatan adalah
sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan
teknologi akan meningkatkan kinerjanya. Kemanfaatan
(perceived usefulness) merupakan penentu yang kuat
terhadap penerimaan pengguna suatu sistem informasi,
adopsi, dan perilaku para pengguna.1
2. Insentif adalah pengupahan yang memberikan imbalan yang
berbeda karena memang prestasi yang berbeda. Dua orang
dengan jabatan yang sama dapat menerima insentif yang
berbeda karena bergantung pada prestasi. Insentif adalah
suatu bentuk dorongan financial kepada karyawan atas
prestasi karyawan tersebut. insentif merupakan sejumlah

1 Rahmatika Firmansyah, Nuramalia Hasanah, & Ati Sumiati. (2021).


Pemanfaatan Insentif Pajak dan Pemilihan Platform Digital terhadap
Keberlangsungan Usaha UMKM di Era Pandemi Covid-19. Jurnal Akuntansi,
Perpajakan Dan Auditing, 2(3). https://doi.org/10.21009/japa.0203.03.

1
2

uang yang di tambahkan pada upah dasar yang di berikan


perusahaan kepada karyawan.2
3. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan
ketetapan di dalam undang-undang (yang dapat dipaksakan)
dengan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang
langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan
untukmembayarpengeluaran umum.3
4. Insetif Pajak adalah bantuan yang diberikan pemerintah
kepada wajib pajak. Istilah insentif dapat diartikan sebagai
penghasilan tambahan. Dalam dunia perpajakan, insentif
pajak adalah pemberian bantuan dari negara kepada pihak
wajib pajak.4
5. Platform Digital atau e-commerce atau electronic
commerce adalah proses jul beli yang menggunakan konsep
baru atau suatuproses jual beli yang dilakukan pada World
Wide Web pada internet. Definisi lain adalah proses transaksi
jual beli atau pertukaran informasi melalui jaringan internet.5
Mengenai e-commerce atau biasa dikenal dengan online
shopping adalah sebuah pelaksanaan usaha berupa transaksi
penjualan, pembelian, pesanan, pembayaran, maupun
kegiatan promosi suatu barang atau jasa yanag dilakukan
dengan memanfaatkan penggunaan computer, handphone,
maupun sarana komunikasi digital atau telekomunikasi data
yang dapat diakses internetlainnya.6
6. Keberlangsungan Usaha adalah suatu kondisi dimana
sebuah usaha melakukan berbagai cara dengan tujuan
mempertahankan, melindungi, dan mengembangkan sumber

2 Yuli Agustina, Rahman, A., & Filianti, F. “Insentif Pajak: Solusi Tepat

bagi UMKM di Masa Pandemi Covid-19,” Wikrama Parahita : Jurnal Pengabdian


Masyarakat 5, No.2 (2021). https://doi.org/10.30656/jpmwp.v5i2.2618
3 Lilih Marlinah, “Memnfaatkan Insentif Pajak UMKM Dalam Upaya

Mendorong Pemuliahan Ekonomi Nasional,” Memnfaatkan Insentif Pajak UMKM


Dalam Upaya Mendorong Pemuliahan Ekonomi Nasional 4, No.98 (2021).
4 Justine T, Sirait, MBA-T, Memahami Aspek-Aspek Pengelolaan Sumber

Daya Manusia dalam Organisasi (Jakarta: PT. Grasindo, 2006), 200.


5 Turban, E., King, D., Lee, J. K., Liang, T. P., & Turban, D. C., Electronic

Commerce: A Managerial and Social Networks Perspective (8th Editio). Springe.


(2015).
6 Kuswiratno, Memulai Usaha Itu Gampang! (Jakarta: Visi Media, 2016).
3

daya yang dimiliki serta memenuhi kebutuhan yang


diperlukan dalam suatu usaha.Berdasarkan kondisi atau
keadaan ekonomi yang sedang berlangsung dalam dunia
usaha (business). 7
7. UMKM atau Usaha Mikro Kecil dan Menengah adalah
usaha perdagangan yang dikelola oleh badan atau
perorangan yang merujuk pada usaha ekonomi produktif
sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2008. UMKM merupakan usaha yang
produktif untuk dikembangkan bagi mendukung
perkembangan ekonomi secara makro dan mikro di
Indonesia dan mempengaruhi sektor lain bisa berkembang.8
8. Pandemi Covid-19 merupakan peristiwa penyebaran
penyakit corona virus disease tahun 2019 di seluruh dunia.
Penyakit ini disebabkan oleh corona virus jenis baru yang
diberi nama SARS-CoV-2. Wabah covid-19 pertama kali
terdeteksi di kota Wuhan, provinsi Hubei Tiongkok dan
ditetapkan sebagai pandemic olehorganisasi kesehatan dunia
(WHO).9
9. Perspektif Islam adalah cara pandang dalam norma hukum
yang bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hadist yang muncul
akibat kesadaran seseorang terhadap sesuatu, yang akan
menambah wawasan atau pengetahuan seseorang agar dapat
melihat segala sesuatu yang terjadi dengan pandangan yang
luas
Berdasarkan penjelasan istilah-istilah diatas dapat
disimpulkan bahwa judul penelitian ini adalah pemanfaatan
insentif pajak dan pemilihan platform digital terhadap
keberlangsungan usaha umkm pasca pandemic covid-19 dalam
perspektif islam.

7 Niken Handayani, “Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Keterkaitan

Hubungan Modal Sosial Dengan Keberlangsungan Usaha Pengusaha Batik


Dikampung Kauman, Kelurahan Kauman, Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta”,
Skripsi, (Surakarta: universitas Sebelas Maret, 2007), 43.
8 Yuli Rahmini Suci, “Perkembangan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan

Menengah) di Indonesia,” Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos 6, No.1 (2017): 7.


9 ord Health Organization, 2020.
http://www.who.int/emergencies/diseases/novelcoronavirus-2019.
4

B. Latar Belakang
Perekonomian adalah salah satu faktor kemajuan suatu
Negara. Setiap Negara bersaing ketat untuk meningkatkan
produktivitas perekonomiannya. Perekonomian Indonesia saat ini
menempati urutan ke 17 di dunia.10 Di Indonesia sendiri, Usaha
mikro kecil dan menengah (UMKM) memiliki peran yang sangat
besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah sektor
ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat
hidup orang banyak sehingga menjadi tulang punggung
perekonomian Nasional. UMKM juga merupakan kelompok
pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian di Indonesia dan
telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian Nasional
dalam masa krisisekonomi serta menjadi desiminator
pertumbuhan ekonomi pasca krisis. 11 Menurut Data kementrian
Koperasi dan Usaha Mikro kecil dan Menengah 2019, Jumlah
UMKM di Indonesia sebanyak 64,2 juta atau 99,99% dari jumlah
pelaku usaha di Indonesia. Berdasarkan Data tersebut jumlah
UMKM di Indonesia memiliki jumlah yang terbilang sangat
besar. Hal tersebut menjadikan peluang bisnis di Indonesia
semakin bagus. Pada tahun 2020 diperkirakan ada lebih dari 65
juta pelaku UMKM di Indonesia. Oleh karna itu Peningkatan
kontribusi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terhadap
pendapatan nasional harus terus diupayakan. Sebagai sektor yang
berperan dalam membuka lapangan kerja bagi (96,87%) angkatan
kerja di Indonesia, UMKM memiliki posisi penting dalam
keberlangsungan perekonomian Indonesia. Berdasarkan data dari
Kementerian Koperasi dan UMKM, kontribusi UMKM pada
PDB mencapai 60,34% pada 2017. Kontribusi ini pada dasarnya
masih dapat ditingkatkan, mengingat peran UMKM dalam porsi
ekspor di Indonesia hanya mencapai 15,7%. Pengalaman pada
1998 dan 2012 membuktikan bahwa UMKM dapat bertahan dari

10 Sari, Rahmi M, “Strategi Peningkatan daya Saing Usaha Kecil dan

Menengah (UKM) Berbasis Kaizen”, Jurnal OPtimalisasi Strategi Industri 13, No.2
(2014).
11 Bachtiar Rifai, “Efiektivitas pemberdayaan Usaha Mikro Kecil

Menengah(UMKM),” Jurnal Sosio Humaniora 3, No. 4 (2012).


5

krisis ekonomi, ditunjukkan dengan pertumbuhan positif yang


dicapai UMKM pada saat-saat krisis.12
Namun pada tahun 2019 Sebuah bencana yang menghebohkan
kita akhir-akhir ini adalah penyebaran virus baru. Menurut
Keputusan Presiden (Keppres) RI Nomor 12 Tahun 2020
penyebaran virus ini dikategorikan sebagai bencana Nonalam.13
Virus ini muncul pertama kali di China. Menurut Dame (2020)
Virus Severe Acute Respiratory Syindrome Corona virus 2
(SARS-CoV- 2) yang lebih dikenal dengan nama Virus Corona
adalah jenis baru dari Corona virus. Infeksi Virus corona disebut
COVID-19 (Corona Virus Disease 2019). World Health
Organization (WHO) menjelaskan bahwa Corona virus adalah
Virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan dan
manusia. Pada manusia beberapa Corona virus menyebabkan
infeksi pernafasan mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih
parah seperti sindrom pernafasan Timur Tengah (MERS) dan
sindrom pernafasan Akut Parah (SARS).
Sebagai salah satu Kota dengan kasus penyebaran Virus
Tertinggi di Provinsi Lampung Pemerintah Kota Bandar
Lampung menerapkan beberapa Langkah Untuk Mengurangi
Kasus penyebaran Virus COVID-19 seperti menganjurkan
masyarakatnya untuk tetap berada Dirumah, menerapkan Social
Distancing (pembatasan social), Pemberlakuan Pembatasan
Sosial Bersekala Besar (PSBB) dan melakukan aktivitas-aktivitas
yang mengundang banyak orang dilakukan secara Online/daring,
namun dibalik kebijakan pemerintah untuk mengurangi
penyebaran Virus.14
Keberlangsungan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM). Banyaknya pelaku UMKM mengaku sudah
mengalami dampak negatif Covid 19 dalam proses bisnisnya.

12 Gregorius Rio Alfrian, Endang Pitaloka. “Strategi Usaha Mikro Kecil

Dan Menengah (UMKM) Bertahan Pada kondisi Pandemi Covid-19 Di Indonesia,”


Jurnal Studi Manajemen 06, No.02 (2020): 3.
13 Keputusan Presiden (KEPPRES) “Penetapan Bencana Nonalam

Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID19).”


https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/135718/keppres-no-12- tahun2020
14 World Health organization 2020. Corona Virus.
https://www.who.int/health-topics/coronavirus#tab=tab_1
6

Didapati pula diantaranya mengalami dampak penurunan


penjualan dan mengalami ketidak pastian dalam memperoleh
akses dana darurat sehingga kebanyakan Pelaku Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (UMKM) mengalami penurunan
pendapatannya yang sangat drastic. 15
Hal tersebut terbukti bahwa banyaknya Umkm yang
terdampak pandemic Covid-19 mendaftarkan dirinya ke Dinas
Koperasi dan Umkm Provinsi Lampung untuk mendapatkan
bantuan dari pemerintah (bansos) berupa bantuan tambahan
modal usaha. Berikut data Umkm di provinsi lampung yang
terkena dampak pandemic Covid-19:

Tabel 1.1
UMKM yang terdampak pandemic Covid-19 di Provinsi
Lampung

No Kabupaten/Kota Jumlah UMKM

1 Bandar lampung 9.026

2 Tulang Bawang 231

3 Tulang Bawang Barat 1.825

4 Lampung Utara 18.326

5 Pesawaran 5.715

6 Lampung Selatan 1.854

7 Way kanan 1.257


8 Mesuji 5.540
9 Pesisir Barat 6.465
10 Lampung Tengah 4.316

15 Alex Sarmigi, “Analisis Pengaruh Covid-19 Terhadap perkembangan

Umkm Dikabupaten Krinci,” Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas IAIN 1,
No.1 (2020): 3.
7

11 Metro 3.758
12 Lampung Barat 3.823
13 Lampung Timur 17.365
14 Pringsewu 3.742
15 Tanggamus 11.189
Sumber: Dinas Koperasi dan Ukm Provinsi Lampung

Menurut data Dinas Koperasi dan Ukm Provinsi Lampung


diatas tercatat sebanyak 94.432 pelaku Umkm di provinsi
Lampung telah mendaftarkan dirinya untuk memperoleh bantuan
dari pemerintah berupa modal usaha, Banpres Produktif Usaha
Mikro atau BPUM. Pemerintah memberikan bantuan senilai 2,4
juta untuk menjaga keberlangsungan Umkm di masa pandemic
Covid-19. Dengan adanya pandemi COVID-19 ini, maka
pemerintah memberikan bantuan kepada pelaku UMKM
khususnya di bidang usaha mikro, dimana bantuan ini diberikan
untuk menjadi modal usaha bagi pelaku usaha mikro dan juga
sebagai bentuk apresiasi serta membangkitkan kembali semangat
para pelaku usaha mikro agar mereka tidak putus asa dalam
mencari nafkah.
Dalam rangka mendorong tumbuhnya pusat hilirisasi dari
produk-produk UMKM yang berbasis komoditas unggulan
Lampung, maka Pemerintah Provinsi Lampung menginisiasi
membangun UMKM Center yang akan menjadi pusat promosi,
edukasi dan pemasaran bagi produkproduk UMKM unggulan dari
15 Kab/Kota se-Provinsi Lampung di kota Bandar Lampung.
Tujuan berdirinya UMKM ini untuk mempermudah customer
mencari pusat oleh-oleh khas Lampung, pusat informasi dan
promosi produk- produk unggulan UMKM yang ada di Provinsi
Lampung, membangkitkan usaha produk UMKM sekaligus
pemasaran produknya, meningkatkan perekonomian daerah
melalui peran UMKM sebagai salah satu pelaku ekonomi
masyarakat, untuk meningkatkan pendapatan usaha UMKM,
tersentralisasinya pemasaran produk UMKM se Provinsi
8

Lampung, adanya persainganproduk secara kompetitif dan


peningkatan daya saing bagi pelaku UMKM.
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan salah
satu andalan utama bagi ketahanan ekonomi sebuah
negara.Terbuktidimasa krisis dengan bertumbangannya banyak
usaha konglomerasiyang dililit hutang luar negeri, usaha kecil
menengah terutama yang berorientasi eksport justru meraup
keuntungan yang luar biasa. 16 Kurangnya kemampuan manajerial
dan minimnya keterampilan pengoprasian dalam mengorganisir
dan terbatasnya pamasaran merupakan hal yang mendasar selalu
dihadapi oleh UMKM dalam merintis sebuah usaha bisnis untuk
dapat berkembang.17 Tingginya pengaruh digital marketing kini
merupakan strategi pemasaran yang lebih prospektif karena para
calon pelanggan potensial mulai membeli produk melalui
internet18 Dengan menggunakan digital marketingproses transaksi
lebih mudah dan murah karena media komunikasi hanya
mengeluarkan biaya pulsa untuk mendukungkomunikasi.Media
promosi yang paling baik karena bisa menampilkan dan berbagi
gambar lewat media ke komunitas dan masyarakat. Update
informasi dapat dilakukan setiap waktu. Dan yang paling penting
peningkatan volume penjualan rata-rata 100%.19
Media sosial merupakan sarana digital marketing yang paling
mudah untuk dimanfaatkan. Media sosial dapat dikatakan sebagai
gerbang pembuka sebuah usaha untuk meluncur di dunia maya
untuk menjangkau lebih luas target market yang sulit dijangkau
dalam dunia nyata. Efek kecepatan dalam penyebaran informasi

16 Idris Yanto Niode, “Sektor UMKM di Indonesia:Profil, Masalah, dan

Strategi Pemberdayaan,” Jurnal kajian Ekonomi dan Bisnis 2, No.1 (2009): 1-10. issn
1979-1607. http://repository.ung.ac.id/get/kms/9446/jurnal-sektor-umkm-diindonesia-
profit-masalahdan-strategi-pemberdayaan.pdf.
17 Yuli Rahma Suci, “Perkembangan UMKM (Usaha Mikro Kecil Dan

Menengah) Di Indonesia,” Jurnal Ilmiah cano Ekonomi 6, No.1 (2017): 57.


https://journal.upp.ac.id/index.php/cano/article/view/627
18 Akh. Fawaid, “Pengaruh Digital Marketing System, Terhadap Daya Saing

Penjualan Susu Kambing Etawa,” Iqtishadia Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah
4, No. 1 (2017): 117. https://10.19105/iqtishadia.v4i1.1134
19 Theresia Pradiani, “Pengaruh Sistem Pamasaran Digital Marketing

Terhadap Peningkatan Pendapatan Volume Penjualan Hasil Industri Rumahan,”


JIBEKA 11, No.2 (2017): 52.
9

merupakan keunggunalan yang dapat diperoleh dengan


memanfaatkan media sosial. Tidak hanya itu, hal-hal yang
disampaikan melalui media sosial juga memiliki kekuatan yang
shareabl dengan mudah. Bahkan feedback dari khalayak juga
dapat dengan segera dilihat serta dianalisis untuk kemajuan
market yang bersangkutan. Selain biaya yang murah dan tidak
perlu keahlian khusus dalam melakukan inisiasi awal, media
sosial dianggap mampu untuk secara langsung meraih (engage)
calon konsumen.20
Penggunaan teknologi digital telah memengaruhi semua aspek
kegiatan manusia, termasuk pemasaran. Pemasaran berbasis
digital digunakan untuk memperoleh konsumen, membangun
preferensi mereka, promosi merek, memelihara konsumen, serta
meningkatkan penjualan yang pada akhirnya meningkatkan
profit. Digital marketing memungkinkan pembeli memperoleh
seluruh informasi mengenai produk dan bertransaksi melalui
internet, dan memungkinkan penjual untuk memantau dan
menyediakan kebutuhan serta keinginan calon pembeli tanpa
batasan waktu dan geografis. Digital marketing juga merupakan
cara komunikasi dua arah yang dapat menimbulkan awareness
dan engagement sering digunakan untuk digital marketing.21 Para
pelaku UMKM hendaknya bisa memanfaatkan media digital
sebagai salah satuupaya pemasaran produknya sehingga
konsumen lebih mengenal produk yang dihasilkan oleh UMKM
tersebut.22
Namun dengan semakin majunya teknologi pada era
globalisasi ini tidak menutup kemungkinan untuk pelaku usaha
tidak bermain curang. Dengan persaingan yang begitu tinggi para

20 Ascharisa Mettasatya Afrilia, “Digital Marketing Sebagai Strategi

Komunikasi Pemasaran “Waroeng Ora Umum” Dalam Mingkatkan Jumlah


Konsumen,” JURKOM 1, No.1 (2018): 156. https://doi.org/10.24329/jurkom.v1i1.21
21 Dedi Purwana ES, Rahmi & Shandy Aditiya “Pemanfaatan Digital

Marketing Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Di Kelurahan Malaka Sari,
Duren Sawit,” Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Madani 1, No.1 (2017): 14-15.
https://doi.org/10.21009/JPMM.001.1.01.
22 R.J. Naimah, M. W. Wardana, R. Haryanto, and A. Pebrianto, “Penerapan

Digital marketing Sebagai Strategi Pemasaran UMKM,” J. IMPACT ImplementAction


2, No. 2, (2020): 39. https://doi.org/10.31961/impact.v2i2.844
10

pelaku bisnis menggunakan segala cara untuk mendapat


keuntungan bahkan para pelaku bisnis sering mengabaikan etika
dalammemasarkan produknya. Akibatnya, sesama pelaku bisnis
sering berbenturan kepentingannya. Menghadapi kecenderungan
tersebut, Al-Qur’an relatif banyak memberikan garis-garis dalam
kerangka penambahan bisnis yang menyangkut semua pelaku
ekonomi tanpa membedakan kelas. 23 Seorang pengusaha dalam
pandangan etika bisnis Islam bukan sekedar mencari keuntungan
melainkan keberkahan yaitu kemantapan dari usaha itu dengan
memperoleh keuntungan yang wajar, ini berarti yang harus diraih
oleh seorang dalam melakukan bisnis tidak sebatas keuntungan
materil (duniawi) tetapi yang lebih penting adalah keuntungan
immateril (spritual). 24 Keberhasilan bisnis dipengaruhi oleh
pelaku bisnis dalam beretika. Karena dalam pemasaran produk
tentu diperlukan pelaku-pelaku bisnis yang jujur, adil, sehingga
keberadaan bisnis bisa saling menguntungkan, bukan
keberuntungan sepihak melainkan keduanya dalam hal ini yaitu
antara penjual dan pembeli yang saling membutuhkan.25
Dalam Islam berbisnis melalui online diperbolehkan selagi
tidak terdapat unsur-unsur riba, kezaliman, monopoli dan
penipuan.Jual beli adalah bentuk dasar dari kegiatan ekonomi
manusia dan merupakan aktivitas yang sangat dianjurkan dalam
ajaran Islam. Bahkan, Rasulullah S.A.W sendiri pun telah
menyatakan bahwa 9 dari 10 pintu rezeki adalah melalui pintu
berdagang. Rasulullah S.A.W mengisyaratkan bahwa jual beli itu
halal selagi suka sama suka (Antaradhin). Karena jual beli online
memiliki dampak positifkarena dianggap praktis, cepat dan
mudah. Pada hakikatnya, Islam adalah agama yang mengajarkan
nilai-nilai etik, moral dan spiritual yang berfungsi sebagai
pedoman hidup di segala bidang bagi para pemeluknya, tak

23 T. Pradiani, “Pengaruh Sistem Pemasaran Digital Marketing Terhadap

Peningkatan Volume Penjualan Hasil Industri Rumahan,” Jurnal Ilmu Bisnis dan
Ekonomi. Asia 11, No. 2, (2018): 46–53, https://doi.org/10.32812/jibeka.v11i2.45
24 Muhammad Djakfar, Etika Bisnis Islam Tataran Teori Dan Praktis

(Malang: UIN Malang Press Anggota IKAPI, 2008), 95.


25 Hasan Aedi, Teori Dan Aplikasi Etika Bisnis Islam, Cet. Ke, I. (Bandung:

Alfabeta, 2011), 7.
11

terkecuali bidang ekonomi. Banyak sekali ajaran Islam yang


mendorong agar umatnya mau bekerja keras untukmengubah
nasibnya sendiri, berlaku jujur dalam berbisnis, mencariusaha
dari tangannya sendiri, berlomba-lomba dalam kebaikan.26 Allah
SWT telah berfirman dalam Al-Quran tentang berdagang agar
tidak hanya mendapat untung dan tidak merugikan satu sama
lain. Seperti yang tertera dalam Surah An Nisa [4] ayat 29
Sebagai berikut:
۟ ۟
ً‫ين ءٰ ٰامنُوا َٰل َٰتْ ُكلُأوا أ ْٰم ٰٓولٰ ُكم بٰ ْي نٰ ُكم بِٱل ْٓبٰ ِط ِل إََِّلأ أٰن تٰ ُكو ٰن ِ ٓتٰٰرة‬ ِ
ٰ ‫ٰٓأَيٰيُّ ٰها ٱلَّذ‬
ِ‫ٱَّلل ٰكا ٰن بِ ُكم ر‬ ِ ۟ ِ ٍ ‫ٰعن تٰر‬
‫يما‬ ‫ح‬
ً ٰ ْ َّٰ ‫ن‬َّ ‫إ‬ ۚ ‫م‬
ْ ٰ ‫اض من ُك ْم ۚ ٰوَٰل تٰ ْقتُ لُأو‬
‫ك‬ُ ‫س‬ ‫ف‬
ُ ‫ٰن‬ ‫أ‬ ‫ا‬ ٰ
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah
kamumemakan harta sesamamu dengan cara yang batil (tidak
benar), kecuali berupa perniagaan atas dasar suka sama suka di
antara kamu. Janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya
Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. ”(QS. An-Nisa [4]:
29)
Dalam ayat diatas dijelaskan bahwa muslim diperbolehkan
mencari nafkah dengan cara jual beli, akan tetapi harus dilakukan
sesuai dengan hukum Islam, yaitu harus dengan saling rela, tidak
boleh menipu, dan tidak boleh ada salah satu pihak yang
dirugikan. Adapun yang dimaksud dengan cara-cara yang batil
adalah cara-cara usaha ekonomi yang diharamkan agama, missal
praktik ribawi, perjudian, penipuan, dan lain-lain. Al-quran hanya
memperbolehkan orang-orang beriman untuk melakukan usaha
ekonomi dengan cara-cara yang halal saja.Terutama melalui
bentuk usaha ekonomi yang dilakukan atas dasar saling rela
antara pihak yang melakukan transaksi, seperti jual beli yang
dihalalkan oleh Allah SWT. Islam tidak pernah melarang
umatnya untuk menjadi kaya. Dalam sebuah hadist Rasulullah
SAW bersabda, “Setiap muslim harus berusaha sekuat tenaga
agar keluar dari kemiskinan dan semakin jauh dari kekufuran”
(HR. AtThabrani). Dari ayat Al-Qur’an dan hadist diatas dapat
26 Muhammad Yunus, Islam Dan Kewirausahaan Inovativ (Malang: UIN

Malang Press, 2008), 9-10.


12

disimpulkan bahwa orang Islam harus kaya, dan memanfaatkan


harta kekayaantersebut dijalan yang mulia. Kekayaan bukan
milik hak sendiri, melainkan ada hak orang lain didalamnya. Bila
dikaitkan dengan Maqasyid Syariah, jelas bahwa dengan
pandangan islam, motivasi manusia dalam melakukan aktivitas
ekonomi adalah untuk memenuhi kebutuhannya dalam arti
memperoleh kemaslahatan dunia dan akhirat. Kebutuhan yang
belum terpenuhi merupakan kunci utama dalam suatu proses
motivasi. Karena seseorang akan terdorong untuk berprilaku
apabila terdapat kekurangan dalam hidupnya.
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pemanfaatan
Insentif Pajak Dan Pemilihan Platform Digital Pada
Keberlangsungan Usaha UMKM Pasca Pandemi Covid-19
Dalam Perspektif Islam (Studi Pada UMKM Pasar Tengah
Kota Bandar Lampung)”.

C. Fokus dan Sub-Fokus Masalah


Untuk memperjelas ruang lingkup yang akan penulis bahas
dalam skripsi ini dan agar penelitian ini dapat dikerjaan secara
fokus, maka perlu adanya focus penelitian serta batasan-batasan
masalah dalam penelitian ini yakni sebagai berikut:
1. Penelitian ini dimaksud untuk mengamati serta menganalisis
pemanfaatan insentif pajak dan pemilihan platform digital
terhadap keberlangsungan usaha para pelaku Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (UMKM) Pasca Pandemic Covid-19
ini Dalam Perspektif Islam, sebagaimana yang kita ketahui
dampak dari pandemic Covid-19 ini sangat dirasakan oleh
para pelaku UMKM yang mengakibatkan dalam pemilihan
platformdigital ini digunakan pedagang pasar sehingga dapat
meningkatkan keberlangsungan usaha.
2. Responden pada penelitian ini adalah para pelaku Usaha
MikroKecil dan Menengah yang terkena dampak dari
Pandemic Covid-19 yang ada di Pasar Tengah Kota Bandar
Lampung.
13

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti
membuat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pemanfaatan insentif pajak dan pemilihan
platformdigital ini dapat digunakan untuk keberlangsungan
usaha UMKM pasca pandemic covid-19 di Pasar Tengah
Kota Bandar Lampung?
2. Bagaimanakah cara pemanfaatan insentif pajak dan platform
digital pada keberlangsungan usaha UMKM di Pasar Tengah
Kota Bandar Lampung dalam perspektif Islam?

E. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian berdasarkan permasalahan di
atas ialah:
1. Untuk mengetahui apakah insentif pajak dan e-commerce
dapat digunakan sebagai keberlangsungan usaha UMKM
pasca pandemic covid-19 di Pasar Tengah Kota Bandar
Lampung.
2. Untuk mengetahui pemanfaatan insentif pajak dan pemilihan
platform digital terhadap keberlangsungan usaha UMKM di
Pasar Tengah Kota Bandar Lampung dalam perspektif
Islam.

F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini akan memberikan manfaat baik secara langsung
maupun tidak langsung, adapun manfaat-manfaat tersebutadalah :
1. Sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana
Akuntansi pada program studi Akuntansi Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam.
2. Menambah kajian ilmu pengetahuan dan trefrensi bagi
penelitian selanjutnya terutama yang berhubungan dengan
materi ekonomi dan kebencanaan khususnya dengan
bencana non alam berupa virus yang dapat mempengaruhi
kondisi para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) disuatu wilayah terutama yang menyangkut
tentang insentif pajak, e- commerce dan keberlangsungan
14

usaha yang dapat digunakan sebagai referensi dan bahan


pertimbangan untuk penelitian sejenis.
3. Sebagai bahan evaluasi, saran dan pertimbangan pemerintah
Kota Bandar Lampung serta instansi terkait dalam
menangani penyebaran covid-19 di para pelaku UMKM
maupun masyarakat sekitar secara komprehensif dan juga
dalam merumuskan masalah kebijakan yang terkait dengan
virus covid-19 dikemudian hari karena hasil penelitian ini
dapat diketahui sejauh mana dampak yang dapat ditimbulkan
oleh pandemic covid-19 terhadap para pelaku Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (UMKM) di daerah penelitian.

G. Kajian Penelitian Terdahulu Yang Relevan


Kajian terhadap penelitian-penelitian terdahulu yang
dimaksudkan yaitu untuk mengetahui persamaan atau perbedaan
dari penelitian terdahulu yang dapat mendukung dan sebagai
sumber rujukan dalam penyusunan penelitian ini. Penelitian ini
didukung oleh beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan
judul penelitian ini, yaitu Pemanfaatan Insentif Pajak Dan
Pemilihan Platform Digital Terhadap Keberlangsungan Usaha
UMKM Pasca Pandemi Covid-19 Dalam Perspektif Islam
(Studi Pada UMKM Pasar Tengah Kota Bandar Lampung).
Berdasarkan hasil eksplorasi terhadap penelitian-
penelitianterdahulu, peneliti menemukan beberapa penelitian
terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Meskipun terdapat
keterkaitan pembahasan, penelitian ini masih sangat berbeda
dengan penelitian terdahulu. Adapun beberapa penelitian
terdahulu tersebut adalah sebagai berikut :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Rahmatika Firmansyah dkk
(2022) yang berjudul “pemanfaatan insentif pajak dan
pemilihan platform digital terhadap keberlangsungan usaha
umkm di era pandemi covid-19” menyimpulkan bahwa
sebagian besar pelaku usaha UMKM mengaku tidak
memahami aturan tentang insentif pajak dan merasa tidak
tertarik dalam memanfaatkan insentif ini. Para UMKM juga
merasakan kurangnya sosialisasi terkait dengan kebijakan
15

baru ini. Namun, para UMKM sudah menerapkan


digitalisasi selama Pandemi Covid-19, tetapi beberapa
diantaranya masih belum merasakan penerapan yang optimal
dari digitalisasi.27
2. Penelitian yang dilakukan oleh Anisa Yuniar Larasati dan
Purwanto (2022) yang berjudul “Dampak Ekonomi Dari
Covid-19 Dan Pemanfataan Insentif Pajak
TerhadapKeberlangsungan Usaha UMKM Kota Cimahi”
menyimpulkan bahwa secara parsial Dampak Covid-19
berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap
keberlangsungan usaha UMKM di kota Cimahi, secara
parsial pemanfaatan insentif pajak memiliki pengaruh positif
signifikan terhadap keberlangsungan usaha UMKM di kota
Cimahi dan secara simultan Dampak Covid-19 dan
Pemanfaatan Pajak memiliki pengaruh positif signifikan
terhadap keberlangsungan usaha UMKM di kota Cimahi. 28
Penelitian yang dilakukan oleh Desi Trihastuti dan
Nurul Aisyah Rachmawati (2021) yang berjudul “Efektivitas
Insentif Pajak Dan Pemanfaatan Teknologi Informasi
TerhadapKelangsungan UMKM Di Tengah Covid-19”
menyimpulkan bahwasemakin efektif insentif pajak yang
diberikan oleh pemerintah dapat meningkatkan
kelangsungan UMKM di masapandemi dan meningkatkan
kesadaran bagi para pelaku UMKM untuk membayar
kewajiban perpajakannya. Pemanfaatan teknologi informasi
dapat mempertahankan dan meningkatkan kelangsungan
UMKM di tengah pandemiCOVID-19. Bagi para pelaku
UMKM bahwa teknologi menjadi faktor utama untuk setiap
kegiatan di berbagai sektor usaha dengan menggunakan situs
penjualan, akun media sosial dan memanfaatkan layanan

27 Firmansyah, R., Hasanah, N., & Sumiati, “Pemanfaatan Insentif Pajak

dan Pemilihan Platform Digital terhadap Keberlangsungan Usaha UMKM di Era


Pandemi Covid-19,” Jurnal Akuntansi, Perpajakan dan Auditing 2, No.3 (2021): 517-
536.
28 Larasati, Anisa Yuniar & Purwanto, “Dampak Ekonomi Dari Covid- 19

Dan Pemanfaatan Insentif Pajak Terhadap Keberlangsungan Usaha UMKM Kota


Cimahi,” JPAK: Jurnal Pendidikan Akuntansi dan Keuangan 10, No.1(2022): 35-43.
16

marketplace pelaku UMKM dapat melakukan berbagai


promosi penjualan, berkomunikasi dengan konsumen dan
melakukan transaksi penjualan ataupun mendistribusikan
produknya sehingga kegiatan usaha di masa pandemi dapat
terus berjalan. 29
3. Penelitian yang dilakukan oleh Rayna Kartika dan Iswardi
(2022) yang berjudul “Efektivitas Dan Pemanfaatan Insentif
Pajak Pada UMKM Pada Masa Pandemi Covid-19”
menyimpulkan bahwa UMKM telah memahami keberadaan
insentif pajak di saat pandemi ini sehingga UMKM
dapatmemanfaatkan insentif pajak tersebut untuk
mengurangi biaya yang harus dikeluarkan. Namun demikian,
UMKM masih perlu mendapatkan informasi lebih lanjut tata
cara pengajuan insentif pajak tersebut. Dan prosedur
pengurusannya. Sejauh ini sosialisasi yang dilakukan oleh
pihak yang berwenang masih belum menjangkau stiap
lapisan UMKM. Sehingga masih banyak UMKM yang
belum mendapatkan informasi terkait dengan insentif pajak
baik secara online ataupun offline.UMKM menyatakan
bahwa mereka belummendapatkan sosialisasi terkait dengan
insentif pajak ini. Pemerintah dan Dirjen Pajak perlu
memberikan sosialisasi kedepannya terkait dengan aturan
atau pamanfaatan tidak hanya di media masa atau media
social saja. Karena masih banyak keluhan UMKM yang
tidak mengerti tentang tata cara dan prosedur insentif pajak
ini melalui media massa dan media social. 30
4. Penelitian yang dilakukan oleh Ainun Arizah, Khadijah
Darwin, dan Nurul Fuada (2022) yang berjudul “Pemberian
Insentif Pajak Bagi Pelaku UMKM Di Masa Pandemi
Covid- 19” menyimpulkan bahwa Pandemi Covid 19 yang
dirasakan UMKM sektor kuliner tersebut membuat mereka

29 Desi Trihastuti & Nur Aisyah Rachmawati, “Efektivitas Insentif Pajak


Dan Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Keberlangsungan UMKM di Tengah
Covid-19. Equity 24, No.2 (2021): 223-242.
30 Rayna Kartika & Iswardi, “Efektifitas dan Pemanfaatan Insentif Pajak

Pada UMKM Pada Masa Pandemi Covid-19” JBT: Jurnal Bisnis Terapan 06, No.01
(2022): 01-10.
17

juga harus merasakan kesulitan ekonomi. Adanya kebijakan


insentif pajak diharapkan memberikan mereka angin segar
yang baik untuk usahanya. Informan mengakui selama
Pandemi Covid 19, omzet usaha mereka menurun drastis dan
di sisi lain mereka sebagai wajib pajak memiliki keharusan
membayar pajaknya.Akses informasi yang tidak
seterbukaakses informasi lainnya terkait insentif pajak
membuat pelaku UMKM tidak mengakses informasi
tersebut disaat awal kebijakan tersebut berlaku.Pemanfaatan
insentif pajak dari pemerintah dirasakan masih cukup
memberatkan pelaku UMKM karena syarat melaporkan
laporan realisasi usaha tiap bulannya.31
5. Penelitian yang dilakukan oleh Mamik Indaryani, Nita
Andriyani Budiman, dan Sri Mulyani (2020) yang berjudul
“Dampak Covid-19 dan Pemanfaatan Insentif Pajak
Terhadap Keberlangsungan Usaha pada UMKM Tenun
Troso Jepara” menyimpulkan bahwa dampak Covid-19
berpengaruh negatif terhadap keberlangsungan usaha
UMKM Tenun Troso Jepara, sedangkan variabel
pemanfaatan insentif pajak berpengaruh positif terhadap
keberlangsungan usaha UMKM Tenun Troso Jepara.
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah masihrendahnya
nilai R2 yaitu sebesar 13,2% dan kurangnya sampel
penelitian karena pada saat penelitian Kabupaten Jepara
sedang berada di zona merah Covid-19 dan para pelaku
UMKM Tenun Troso Jepara banyak yang belum mengerti
teknologi. Agar mendapatkan hasil yang lebih baik lagi,
maka saran dalam penelitian ini adalah penambahan variabel
independen lainnya,seperti kondisi keuangan.32

31 Ainun, dkk., “Pemberian Insentif Pajak Bagi Pelaku UMKM Di

MasaPandemi Covid-19,” Jurnal Akuntansi dan Pajak 23, No.1 (2022): 1-9.
32 Mamik, dkk. 2020. Dampak Covid-19 dan Pemanfaatan Insentif Pajak

Terhadap Keberlangsungan Usaha Pada UMKM Tenun Troso Jepara.


JurnalManajemen dan Keuangan, 9(3), 276-285.
18

H. Metode Penelitian
Mengingat pentingnya metode dalam penelitian, makadalam
usaha menyusun skripsi ini digunakan cara berfikir dalam rangka
membahas pokok-pokok permasalahan yang dirumuskanagar
penelitian ini dapat terlaksana secara objektif ilmiah dan
mencapai hasil yang optimal. Untuk itu dapat diperhatikan
beberapahal berikut :
1. Jenis dan Sifat Penelitian
a. Jenis Penelitian
Untuk jenis penelitian ini, peneliti menggunakan
jenispenelitian yaitu penelitian lapangan (field research).
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari secara intensif
tentang latar belakang keadaan sekarang, dan interaksi
lingkungan sesuatu unit social, individu, kelompok,
lembagam atau masyarakat. 33 Penelitian lapangan
dilakukan dengan menggali data yang bersumber dari
lokasi atau lapangan yang berkenan dengan para pelaku
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) atau
pedagang yang berada di Kota Bandar Lampung.
Selain penelitian lapangan, penelitian ini juga
menggunakan penelitian kepustakaan (library research)
sebagai pendukung dalam melakukan penelitian. Library
research dilakukan dengan cara membaca, menelaah,
serta mencatat bahan dari berbagai literatur, seperti buku,
jurnal, undang-undang, Al-Qur’an, al-hadist serta
literatur lainnya yang mempunyai relevansi dengan
permasalahan yang akan di kaji dalam penelitian ini.
b. Sifat Penelitian
Dalam pembahasan penelitian ini penulis
menggunakan pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang
masih bersifat sementara dan akan dikembangkan atau
berganti setelah peneliti berada di lapangan. 34 Yang
dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah prosedur
33 Cholid Narbuko dan Abu Achmad, Metodelogi Penelitian, Cet. 12
(Jakarta: Bumi Aksara, 2012), 47.
34 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Cet. ke IV (Jakarta:

Rhineka Cipta, 2004), 35.


19

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-


kata tertulis dan uraian dari orang-orang dan perilaku
yangdapat diamati. Dengan kata lain deskriptif yaitu
penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan
masalah yang ada sekarang berdasarkan data, juga
menyajikan data, menganalisis dan menginterprestasi.
Dengan demikian, penlitian ini akan mendeskripsikan
secara detail mengenai bagaimana pemanfaatan insentif
pajak dan pemilihan platform digital terhadap
keberlangsungan usaha UMKM pasca pandemic covid-
19.

2. Sumber Data
Untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperoleh
dalam penelitian ini akan menggunakan data sebagai berikut:
a. Data Primer
Data primer adalah data dalam bentuk variable atau
kata-kata yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik pelaku
yang dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya, dalam
hal ini adalah subjek penelitian (informan) yang
berkenaandengan variable yang diteliti. 35 Hal ini, data
primer yang diperoleh oleh peneliti bersumber dari
pelaku Usaha Mikro Kecil dn Menengah atau pedagang
yang di wawancarai secara langsung di Pertokoan Pasar
Tengah Bandar Lampung. Data ini merupakan data
utama yang penulis gunakan untuk mencari informasi
mengenai pemanfaatan insentif pajak dan pemilihan
platform digital terhadap keberlangsungan usaha UMKM
di era pandemic covid-19.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang terlebih dahulu
dikumpulkan dan dilaporkan oleh orang atau instansi
diluar dari penelitian sendiri walaupun yang dikumpulkan
itu sesungguhnya data asli. Sumber data sekunder dalam

35 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

(Jakarta: Rhineka Cipta, 2013), 22.


20

penelitian ini meliputi sumber-sumber yang dapat


memberikan data pendukung seperti buku, dokumen,
maupun arsip serta seluruh data yang berhubungan
dengan penelitian ini.36
Data sekunder yang diperoleh peneliti dari Al-Qur’an,
Hadist, buku, jurnal, dan artikel yang berkaitan dengan
permasalahan yang berkaitan dengan penelitian yang
sedang dilakukan.

3. Populasi dan Sampel Penelitian


a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas,
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti yang dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. 37 Populasi bukan
sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang
dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang
dimiliki oleh subjek/objek itu. Adapun populasi dalam
penelitian ini adalah pelaku UMKM di Pasar Tengah
Kota Bandar Lampung , akan diperinci pada table
dibawah ini :

Tabel 1.2
Data UMKM Kota Bandar Lampung Bulan Desember
Perkecamatan Tahun 2021
NO. Kecamatan Usaha Usaha Usaha Jumalh
Mikro (0 Kecil Menengah UMKM
s/d (>Rp50.000 (>Rp500.000.0 (Unit)
Rp50.000.0 .000 s/d 00 s/d
00) Rp500.000. Rp10.000.000.
000) 000)
Tanjung
1 Karang 3.132 893 342 4.369
Pusat

36 Moh Pabundu Tika, Metode Riset Bisnis (Jakarta: Bumi Aksara, 2006).
37 Ibid
21

Tanjung
2 Karang 1.762 714 246 2.722
Timur
Tanjung
3 Karang 1.659 795 241 2.695
Barat
JUMLAH 6.553 2.402 829 9.776

Sumber : Dinas Koperasi dan UKM Kota Bandar Lampung

b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Tujuan penentuan
sampel ialah untuk memperoleh keterangan mengenai
objek penelitian dengan cara mengamati hanya sebagian
dari populasi, suatu redaksi terdapat jumlah objek
peneliti. Tujuan lain dari penentuan sampel ialah untuk
menemukakan dengan tepat sifat-sifat umum dari
populasi dan untuk menarik generalisasi dari hasil
penyelidikan. 38 Jadi yang dimaksud dengan sampel
adalah wakil yang telaah dipilih untuk mewakili populasi.
Sampel ini merupakan cerminan dari populasi yang sifat-
sifatnya akan di ukur dan mewakili populasi yang ada.
Dengan adanya sampel ini maka proses penelitian akan
lebih mudah dan sederhana. Adapun penentuan jumlah
sampel yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini
adalah dengan metode purposive sampling. Purposive
sampling adalah Teknik pemilihan sampel dengan
mempertimbangkan syarat tertentu. 39 Alasan penulis
memilih purposive sampling yaitu agar dapat sampel
bersifat representative dari penelitian ini harus memiliki
kriteria dan pertimbangan tertentu. Adapun pertimbangan

38 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Cet. VII


(Jakarta: Bumi Aksara, 2004), 55.
39 Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen, ed. Setiayawami (Bandung:

ALFABETA, 2018).
22

atau kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel


adalah sebagai berikut :
1) UMKM yang telah terdaftar pada Dinas Koperasi dan
UMKM Kota Bandar Lampung.
2) UMKM yang ada di wilayah Pasar Tengah Kota
Bandar Lampung.
3) UMKM yang memiliki kelengkapan data yang
dibutuhkan untuk penelitian seperti alamat, jenis
usaha, dan lain-lain.
4) UMKM yang telah mendapatkan insentif pajak PPh
Final selama pandemic Covid-19.
5) UMKM yang memiliki penghasilan >Rp50.000.000
s/d Rp500.000.000
Berdasarkan data diatas dan kriteria yang telah
ditetapkan, populasi sebesar 2.402 UMKM di 3
Kecamatan Kota Bandar Lampung. Peneliti menetapkan
untuk sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebanyak 25 UMKM yang berada di Pasar Tengah.

4. Metode Pengumpulan Data


Teknik yang akan digunakan dalam pengumpulan data
baik Primer maupun Sekunder dilakukan dengan suatu
penelitian secara seksama, yaitu dengan cara:
a. Observasi
Observasi merupakan pengamatan yang dilakukan
secara sengaja dan sistematis mengenai fenomena-
fenomena social dengan gejala psikis untuk kemudian
dilakukan pencatatan. Observasi sebagai alat
pengumpulan data yang dapat dilakukan dengan secara
spontan dan dapatpula dengan daftar isian yang telah
disiapkan sebelumnya. Selanjutnya data yang telah
dikumpulkan diolah dan di analisis secara deskriptif
kualitatif yakni dengan menyajikan data secara terperinci
kemudian melakukan interpretasi teoritis sehingga
23

mendapatkan gambaran suatu penjelasan dan kesimpulan


yang memadai.40
Dengan menggunakan metode ini, peneliti berusaha
untuk mengamati permasalah-permasalahan yang
berkaitan dengan kondisi para Pelaku Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) di Era Pandemi Covid-19 yang
terjadi saat ini, peneliti mengamati bagaimana
Kemampuan para pelaku UMKM yang berada di Pasar
Tengah Kota Bandar Lampung untuk mencapai tujuan
bisnis dan meningkatkan nilai jangka panjang serta bisa
konsisten dan stabil meningkatkan performa bisnisnya di
era pandemic Covid-19 ini, dan strategi apa yang
dilakukan para Pelaku Umkm untuk meningkatkan
pendapatannya di masaPandemi Covid-19.
b. Wawancara
Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan
data yang digunakan penulis guna mendapatkan data
berupa keterangan lisan, semacam percakapan yang
bertujuan memperoleh informasi. 41 Menurut Yunus
(2010) agar wawancara efektif, maka terdapat beberapa
tatapan yang harus dilalui seperti pengenalan diri,
menjelaskan maksud kedatangan, menjelaskan materi
wawancara serta mengajukan pertanyaan. Teknik
wawancara yang diarahkan pada suatu masalah yang
menjadi pusat penelitian akan menghasilkan infortmasi
secara langsung dan mendalam sebagai data primer.
Wawancara mendalamsebagai data primer. Wawancara
mendalam ini dilakukan dengan informan yang dianggap
memiliki kriteria yang cukup dari yang sudah ditentukan.
Disini peneliti mengadakan wawancara kepada para
pedagang, konsumen, dan instansi terkait dengan pasar
traditional tersebut mengenai kondisi para Pelaku Usaha
Mikro Kecil dan Menengah di masa Pandemi Covid-19
40 Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen, ed. Setiayawami (Bandung:
ALFABETA, 2018), 70.
41 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal (Jakarta: Bumi

Aksara, 2003), 64.


24

dan juga Kemampuan para pelaku Umkm yang berada di


PasarTengah Kota Bandar Lampung untuk mencapai
tujuan bisnis dan meningkatkan nilai jangka panjang serta
bisa konsisten dan stabil meningkatkan perfoma bisnisya
dimasa pandemic Covid-19 ini, strategi apa yang
dilakukan para Pelaku Umkm untuk meningkatkan
pendapatannya di era Pandemi Covid-19.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan sebuah metode pencarian
data mengenai catatan, dokumen, transkip, buku-buku,
surat kabar, majalah-majalah, notulen rapat atau agenda-
agenda. Data-data tersebut bersifat tidak terbatas pada
ruang dan waktu. Dengan adanya dokumentasi
diharapkan dapat memperkaya teori, pendapat serta
pemikiran terkait dengan strategi yang dilakukan para
pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengan (UMKM)
dalam meningkatkan keberlangsungan usahadi era
Pandemi Covid-19 saat ini.

5. Teknik Analisis Data


Pada dasarnya proses menganalisis data dapat dimulai
dari proses menelaah data secara keseluruhan yang
sebelumnya sudah disediakan dari berbagai macam sumber,
baik itu pengamatan, wawancara ataupun catatan lapangan
data yang lainnya.42
Analisa data dalam penelitian ini menggunakan metode
deskriptif dimana mendiskripsikan atau menggambarkan
tentang masalah yang ada, kemudian menganalisanya dan
dilakukan sebelum memasuki lapangan. Analisis data ini
menjadi salah satu pegangan dalam penelitian. Metode ini
digunakan peneliti untuk mendeskripsikan menggambarkan
dan menjelaskan secara jelas tentang kondisi para Pelaku
Usaha Mikro Kecil dan Menengah di masaPandemi Covid-

42 Azhariah Rahman, Analisis dan interprestasi data kualitatif serta

pemeriksaan keabsahan data, (On-Line) tersedia di: http://www.academia.edu. (29


September 2022)
25

19 yang terjadi saat ini, dan bagaimana kemampuan para


pelaku Umkm yang berada di Pasar Tengah Kota Bandar
Lampung untuk mencapai tujuan bisnis dan meningkatkan
nilai jangka panjang serta bisa konsisten dan stabil
meningkatkan perfoma bisnisya dimasa pandemic Covid- 19
ini, lalu strategi apa yang dilakukan para Pelaku
Umkmuntuk meningkatkan pendapatannya di masa Pandemi
Covid-19. data hasil analisis menggunakan angka-angka,
dan dideskripsikan berdasarkan data hasil wawancara dan
observasi dirangkung, dipilih hal-hal yang pokok serta
memfokuskan pada hal-hal yang penting. Kemudian data
disajikan dan langkah berikutnya data dianalisis dan dapat
ditarik kesimpulannya.

6. Teknik Pengolahan Data


Data yang sebelumnya sudah dikumpulkan kemudian
diolah, yang dimkasud dengan pengolahan data yaitu dengan
menimbang, menyaring, mengatur serta mengklasifikasikan.
Menimbang serta menyaring data merupakan kegiatan yang
dilakukan dengan benar-benar memilih secara hati-hati
sebuah data yang trelavan, tepat serta berkaitan sesuai
dengan masalah yang tengah diteliti. Mengatur serta
mengklasifikasikan biasa disebut juga dengan
menggilongkan, menyusun menurut sebuah aturan tertentu.
Pada umumnya pengolahan data dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
a. Pemeriksaan data (editing), merupakan kegiatan
mengoreksi kembali data-data yang terkumpul apakah
sudah cukup lengkap, benart dan sesuai atau relavan
dengan masalah.
b. Penandaan data (coding), yaitu memberikan catatan atau
tanda yang menyatakan jenis sumber data, pemegang hak
cipta, atau urutan rumusan masalah.
c. Rekomendasi data (reconstructing), merupakan kegiatan
menyusun dat secara teratur dan berulang, sehingga
mudahdimengerti.
26

d. Sistematisasi data (systematizing), yaitu mendapatkan


data menurut kerangka sistematika bahasan berdasarkan
pada urutan masalah.43

I. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan dalam karya ilmiah yang berjudul
“Pemanfaatan Insentif Pajak Dan Pemilihan Platform Digital
Terhadap Keberlangsungan Usaha UMKM Pasca Pandemi
Covid-19 Dalam Perspektif Islam (Studi Pada UMKM Pasar
Tengah Kota Bandar Lampung)” ini berisi tentang keseluruhan
penelitian yang terdiri dari bagian awal, untuk dapat
mempermudah pembahasan dan penulisan skripsi ini terlebih
dahulu penulis uraikan sistematika penelitian sebagai berikut :
1. Bagian Awal
Bagian awal pada penulisan tugas akhir ini terdiri dari
sampul depan, halaman sampul bagian dalam, abstrak,
pernyataan orisinilitas, persetujuan, pengesahan, motto,
persembahan, Riwayat hidup, kata pengantar, daftar isi,
daftar table, daftar gambar, dan daftar lampiran.
2. Bagian Substansi (Inti)
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang penegasan judul, latar belakang
masalah, focus dan sub-fokus penelitian, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian
penelitian terdahulu yang relevan, dan metode penelitian
serta sistematika pembahasan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisikan teori yang berhubungan dengan variable
penelitian dan diambil dari beberapa kutipan (buku,
jurnal, karya ilmiah, lainnya, beserta Al-Qur’an dan
Hadist), berupa teori-teori regulasi, pajak, platform
digital, keberlangsungan usaha, UMKM baik secara
konvensional maupun dalam perspektif islam.
BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

43 Abdul Kadir Muhammad, Hukum dan Penelitian (Bandung: Cipta Aditya

Bakti, 2004), 126.


27

Bab ini berisikan deskripsi objek penelitian, diantaranya


adalah gambaran umum objek penelitian, penyajian fakta
dan data penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisikan gambaran mengenai analisis data
penelitian dan temuan penelitian. Meliputi apakah
insentif pajak dan penggunaan platform digital terhadap
keberlangsungan usaha UMKM pasca pandemic covid-
19.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini berisikan beberapa kesimpulan dari hasil
penelitian ini mengenai pemanfaatan insentif pajak dan
platform digital terhadap keberlangsungan usaha UMKM
pasca pandemic covid-19 beserta saran-saran atau
rekomendasi yang telah dilakukan oleh peneliti.
3. Bagian Akhir
Bagian ini merupakan Langkah terakhir dari penulisan
tugas akhir yang berisikan daftar rujukan yang telah
digunakan peneliti untuk melakukan penelitian beserta
lampiran.
28
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Teori Regulasi
Berdasarkan teori regulasi yang pernah dipaparkan oleh
seorang ahli bernama Stigler (1971) yang mengatakan jika
kegiatan mengenai kebijakan atau peraturan yang menjelaskan
persaudaraanyang berada diantara beberapa kelompok yang
memiliki kepentingan atau eksekutif/ industri sebagai salah satu
sisi permintaan atau demand dan legislatif yang berperan sebagai
supply.44 Terdapat 2 macam Teori Regulasi yakni interest group
theory dan public interesttheory. Public interest theory
menerangkan bahwa regulasi harus memiliki dampakyang baik
terhadap kesejahteraan di bidang sosial dan interest group theory
menjelaskanmaka regulasi itu adalah hasil dari lobi dari beberapa
individu atau beberapa kelompok yang memepertahankan serta
meyampaikan mengenai kepentingan mereka terhadap
pemerintah. Dalam teori regulasi, Pemerintah sebagai legislative,
membuat peraturan untuk melindungi industri atau kelompok
berkepentingan dengan meningkatkan kinerja industri tersebut.
Alasan penulis menggunakan teori regulasi, karena teori
inimemiliki keterkaitan erat dengan variabel insentif pajak dan
variabel kinerja UMKM. Teori Regulasi ini sejalan dengan fungsi
regulasi pajak, yang digunakan untuk mengatur pertumbuhan
ekonomi melalui kebijakan pajak. Selama pandemic COVID-19,
pemerintah menetapkan kebijakan insentif pajak PPh Final yang
diperuntukan kepada UMKM yang terdampak pandemic COVID
19, dengan demikian pelaku usaha tidak perlu melakukan setoran
pajak. Pemberian insentif pajak PPh Final oleh pemerintah yang
berperan sebagai sarana untuk mengatur pemulihkan kondisi
perekonomian Indonesia di masa pandemic COVID-19 melalui
UMKM sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia

44 Aryani, dkk, “Pengaruh SAK Aktual terhadap Keandalan


PelaporanKeuangan dengan variable pemediasi” (2016).

29
30

Sebagaimana Firman Allah SWT menegaskan dalam Al-.


Qur'an surat Al-Luqman ayat 14 yaitu:
َ ِ‫ع َلى َو ْهن َوف‬
‫صاله فِي‬ َ ‫سانَ بِ َوا ِلدَ ْي ِه َح َم َلتْه أ ُّمه َو ْهنًا‬ ِ ْ ‫ص ْينَا‬
َ ‫اْل ْن‬ َّ ‫َو َو‬
‫صير‬ ِ ‫ي ا ْل َم‬
َّ ‫عا َمي ِْن أَ ِن ا ْشك ْر ِلي َو ِل َوا ِلدَيْكَ ِإ َل‬َ
Artinya: “Dan kami perintahkan kepada manusia (agar
berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah,
dan menyapihnya dalam usia dua tahun, bersyukurlah kepadaKu
dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu”.
(Q.S Al-Luqman[31] : 14).
Melalui pemberian insentif pajak PPh Final, UMKM dapat
mengurangi beban pengeluaran usaha. Sehingga, mampu
memberikan ruang kepada pelaku usaha untuk mengembangkan
modal usaha. Oleh karena itu, dengan adanya kebijakan insentif
pajak ini diharapkan dapat membantu pelaku usaha dalam
meningkatkan kinerja UMKM di masa pandemic COVID-19.

B. Pajak
1. Teori Pajak
Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009
yangmerupakan perubahan keempat dari Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 1983 pengertian pajaknya adalah kontribusi
wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa bersifat berdasarkan
undangundang, dengan tidak mendapat manfaatnya secara
langsung dan digunakan sebagai keperluan negara bagi
sebesarbesarnya kemakmuran rakyat. Wajib pajak adalah
orang pribadi atau badan yang memiliki tugas sebagai
pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak yang
mempunyai hak dan kewajibannya dalammelakukan kegiatan
perpajakan menurut undang-undang yang telah berlaku.45
Menurut Prof Dr.P.J.A. Andriani yang telah
menjelaskannya dalam pajak adalah iuran kepada negara yang

45 Masdiano, Perpajakan Edisi Revisi 2011 (Yogyakarta: Penerbit Andi),


23.
31

mendapat paksakan yang wajib dibayarkan sesuai dengan


peraturan-peraturan berlaku, dengan tidak mendapat haknya
kembali secara langsung dapat ditunjuk, dan pajak berguna
untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum negara
yang nantinya berhubungan dengan tugas Negara yang
diselenggarakan pemerintah. Pajak adalah kontribusi wajib
pajak kepada negaranya yang dapat dikatakan utang oleh
pribadi atau badan yang bersifat memaksa dan harus
dibayarkan berdasarkan Undang-undang yang berlaku tanpa
harapan imbalan dapat dirasakan secara langsung dan pajak
digunakan untuk keperluannegara untuk kemakmuran
rakyatnya.46
Intinya pajak adalah kontribusi masyarakat dan juga
merupakan penghilang harta yang batil bagi menurut para
muslim. Penerimaan pajak dari masyarakat nantinya akan
menjadi anggaran negara untuk dijadikan pengembangan dan
pembangunan infrastruktur negara sebagai kemajuan dan
berkembangnya negara. Pajak sendiri juga berhubungan
langsung pada pemerintah negara atau dalam istilah arab biasa
disebut dengan ulul amri atau penguasa yang berhak mengatur
pajak negara.
Pajak sendiri memiliki peranan dan fungsi penting dalam
kehidupan sebuah negara sebagai pembangunan dan
perkembangan infrastruktur sebuah negara, menurut artikel
yang dimuat oleh Direktorat Jenderal Pajak dari beberapa
sumber pengetahuan sendiri pajak sangat penting dalam
kehidupan bernegara. Berikut beberapa fungsi dari pajak
menurut artikel DJP antara lain yaitu:
a. Fungsi Budgetair (Anggaran)
Negara memerlukan pajak sebagai kebutuhan
anggarannya untuk menutupi segala pengeluaran-
pengeluaran neagara. Beberapa contohnya yaitu untuk
membiayai pembangunan infrastruktur negara.
Hendaknya penerimaan pajak dari tahun ke tahun harus

46 Ibid.
32

mengalami kenaikan hal ini dikarenakan pembiayaan


untuk pembangnan negara cenderung semakin naik.
b. Fungsi Regulerend (Mengatur)
Dengan adanya pajak dalam suatu negara maka ini
dapat mempermudah pemerintah dalam mengatur
pertumbuhan ekonomi di negaranya dengan mengatur
kebijakan pajak dalam negaranya.
c. Fungsi Stabilitas
Pajak juga berfungsi untuk menstabilkan peredaran
uang dalam suatu negara, sehingga tidak dapat
menyebabkan inflasi.
d. Fungsi Redistribusi
Pendapatan Dengan adanya pemungutan pajak yang
nantinya akan dikumpulkan sebagai biaya pembangunan
negara yang nantinya akan membuka peluang kerja bagi
para masyarakatnya dana otomatis akan terjadi
peningkatan pendapatan pada masyarakatnya.47

2. Objek Pajak Subjek Pajak


Menurut UU Nomor 36 tahun 2008 tentang Pajak
penghasilan yang termasuk dalam perubahan keempat dari
UU Nomor 7 tahun 1983,yang disebut objek pajak adalah
setiap adanya tambahan ekonomis yang diterima atau
didapatkan oleh wajib pajak maka itu bisa disebut dengan
objek pajak. SedangkanSubjek pajak adalah orang pribadi,
badan, warisan, dan Bentuk Usaha Tetap (BUT) yang
digolongkan menjdai subjek pajak dalam negeri dan subjek
pajak luar negeri. Berikut yang termasukdalam subjek pajak :
a. Subjek Pajak Dalam Negeri
1) Orang pribadi tinggal di Indonesia lebih dari 183
hari selama kurun waktu 12 bulan.
2) Usaha badan yang didirikan di Indonesia, kecuali
instansi pemerintahan yang sumber pembiayaannya
dari anggaran negara atau anggaran daerah.
3) Warisan belum terbagi

47 M. Zain, Manajemen Perpajakan (Jakarta: Salemba Empat, 2005)


33

b. Subjek Pajak Luar Negeri yaitu orang pribadi tidak


tinggal di Indonesia selama kurun waktu 183 hari atau
lebih dan tidak mendapat penghasilan atau laba dari
Indonesia.
c. Bentuk Usaha Tetap yang dilakukan oleh orang pribadi
yang tidak tinggal di Indonesia, namun usahanya berdiri
dan berkedudukan di Indonesia. seperti, kantor cabang,
pabrik, gudang. Berikut yang termasuk dalam objek pajak
penghasilan :
1) Imbalan dari pekerjaan dan jasa yang dilakukan oleh
wajib pajak yang berupa upah, gaji, honorarium,
uang pensiun, komisi, bonus, tunjangan.
2) Hadiah atau undian yang diperolehnya dari
penghargaan
3) Laba usaha
4) Keuntungan dari penjualan barang yang
termasukdalam harta wajib pajak
5) Deviden dan royalti
6) Penghasilan dari sewa
7) Selisih mata uang asing, Surplus Bank Indonesia
8) Keuntungan dari pembebasan utang
9) Premi asuransi
10) Tambahan penghasilan yang belum terkena pajak
11) Dan yang termasuk dalam penghasilan yang
dikenakan pajak final seperti bunga deposito, hadiah

3. Jenis-Jenis Pajak
Dari beberapa aspeknya pajak memiliki banyak jenisnya,
pajak dapat dilihat dari sifat pajak, pemungut pajak, objek
pajak dan bahkan dapat dilihat dari subjek pajaknya. Jenis-
jenis pajak yakni48 :
a. Pajak berdasarkan Golongan
1) Pajak Langsung (Direct Tax) adalah pajak yang
secaralangsung telah ditetapkan oleh Direktorat
Jenderal Pajak yang pengenaanya tidak dapat

48 Resmi Siti, Perpajakan Teori dan Kasus (Yogyakarta: Salemba Empat).


34

dialihkan dan pajak ini harus dibayarkan sesuai


dengan surat ketetapan pajaknya.
2) Pajak Tidak Langsung (Indirect Tax) kebalikan dari
pajak langsung, dalam pajak tidak langsung ini pajak
yang dikenakan bisa dilimpahkan atau dapat
dibebankan pada orang lain.
b. Pajak menurut dari sifatnya
1) Pajak Subjektif adalah pajak yang dasar
pengenaannya berdasarkan keadaan dari wajib
pajaknya.
2) Pajak Objektif adalah pajak yang dikenakan pada
objeknya, seperti benda, peristiwa dan keadaan
tanpa peduli keadaan dari wajib pajaknya.
Dalam buku perpajakan, pajak terbagi menjadi 2
yakni :
a) Pajak Pusat adalah pajak yang pengelolaanya
dilakukan oleh pemerintah pusat seperti
Direktorat Jenderal Pajak sampaidepartemen
keuangan. Yang termasuk dalam pajak pusat
meliputi Pajak Penghasilan (PPh), Pajak
Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas
Barang Mewah (PPnBM), Pajak Bumi
Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas
Tanah dan Bangunan (BPHTB), dan Bea
Materai.
b) Pajak daerah tentu berbeda dengan pajak pusat,
dimana pajak daerah pengelolaannya dilakukan
oleh penmerintah daerah baik Provinsi atau
Kota. Maka dari itu pajak yang termasuk
kedalam pajak daerah meliputi Pajak
Kendaraan Bermotor (PKB), Pajak Hotel dan
Restoran, Pajak hiburan dan tontonan, Pajak
Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Bea Balik
Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB).
35

4. Sistem Pemungutan Pajak


Sistem pemungutan pajak di Indonesia telah diatur dalam
UndangUndang No.10 tahun 1994, dan sistem pemungutan
pajak memiliki 3 sistem pemungutan pajak, yaitu 49:
a. Official Assessment System (OAS)
Official assessment system yang lebih dikenal dengan
sebutan sistem penetapan pajak yang dilakukan oleh
administrasi pajak. Sistem ini telah dikenal dan
digunakan di Indonesia semenjak zaman penjajahan.
Pada sistem pemungutan ini petugas pajak memilki
kewnangan sepenuhnya terkait perhitungan dan
pemungutan pajakbagi para wajib pajak yang tidak dapt
melakukan perhitungan pajaknya. Sistem ini biasanya
digunakan pada pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB) dan lebih merujuk pada pajak daerah. Hanya saja
semenjak tahun 1984 official assessment system tidak
diberlakukan lagi diIndonesia.
b. Self Assessment System
Self assessment system berbeda dengan sistem
sebelumnya, dalam sistem ini wajib pajak diberikan
kepercayaan penuh dalam mendaftar hingga melaporkan
pajak mereka sendiri. Dalam sistem ini peran pemerintah
hanya sebagai pegawas dalam perpajakannya. Sistem ini
biasa digunakan pada Pajak Pertambahan Niai (PPN) dan
Pajak Penghasilan (PPh). Dengan adanya self assessment
system wajib pajak menjadi lebih mudah dan lebih
leluasa dalam melaksanakan kegiatan perpajakannya. 50
c. Witholding System
Withholding system adalah sistem yang melibatkan
pihak ketiga yang menentukan besaran pajak dan dalam
pemungutannya. Jadi hal ini memudahkan wajib pajak
dan juga pemerintah dalam melakukan kegiatan
pajaknya. Sistem pemungutan ini dimuat dalam Undang-
49 Undang-Undang Nomor 10 tahun 1994 Tentang Sistem Pemungutan
Pajak.
50 Pertiwi, R. N., Riska, D. F. A., & Kurniawan, B. C. “Analisis Efektivitas

Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan,” Jurnal Perpajakan 3, No.1 (2014).


36

undang Pajak Peghasilan pasal 24, dikutip dari web


Direktorat Jenderal Pajak penggunaan withholding system
dinilai lebih efektif dan efisien karena penerimaan pajak
pada kas negara lebih cepat. Selain itu menggunakan
withholding system dapat menstimulus kepatuhan wajib
pajak, karena wajib pajak tidak perlu repot dalam
menghitung dan melaporkan pajaknya karena adanya
bantuan dari pihak ketiga. Menurut Resmi (2017) pihak
ketigalah yang membedakan dari withholding system
dengan official assessment system yang bergantung
sepenuhnya pada pemerintah dan berbeda dengan self
assessment system yang bergantung pada wajib pajak.
Withholding system saat ini banyak digunakan dalam
beberapa pajak, seperti pada pemotongan PPh 21,
pemotongan PPh 23, pemotongan PPh 26, pemotongan
PPh 4 ayat (2), pemungutan PPh 22 sampai pemungutan
Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

C. E-Commerce
1. Pengertian E-Commerce (Electronic Commerce)
E-commerce atau perdagangan elektronik
merupakanproses jual beli atau pertukaran produk, jasa dan
informasi melalui jaringan informasi termasuk internet.
Kalakota dan Whinston mendefinisikan e-commerce dari
beberapa perspektif berikut :
a. Perspektif komunikasi, e-commerce merupakan
pengiriman informasi, produk/layanan, atau pembayaran
melalui ini telepon, jaringan computer atau
saranaelektronik lainnya.
b. Perspektif proses bisnis, e-commerce merupakan aplikasi
teknologi menuju otomatisasi transaksi dan aliran kerja
perusahaan.
c. Perspektif layanan, e-commerce merupakan satu alat
yang memenuhi keinginan perusahaan, konsumen, dan
manajemen dalam memangkas service cost ketika
meningkatkan mutu barang dan kecepatan pelayanan.
37

d. Perspektif online, e-commerce berkaitan dengan


kapasitasjual beli produk dan informasi di internet dan
jasa online lainnya.51
Pengertian e-commerce menurut David Baum, “e-
commerce is a dynamic set of technologies, aplications, and
business procces that link enterprises, consumers, and
communities through electronic transaction and the electronic
exchange of goods, services, and information”. Bahwa e-
commerce merupakan suatu set dinamis teknologi, aplikasi
dan proses bisnis yang menghubungkan perusahaan,
konsumen dan komunitas melalui transaksi elektronik dan
perdagangan barang, pelayanan dan informasi yang dilakukan
secara elektronik.
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa e-commerce
berkaitan dengan transaksi jual beli yang dilakukan secara
digital dengan menggunakan jaringan internet. Secara umum
e- commerce juga bisa diartikan sebagai proses jual beli secara
online dengan memanfaatkan jaringan internet. 52
E-commerce sendiri merupakan bagian dari e-bisnis,
dimana cakupan e-bisnis lebih luas, tidak hanya sekedar
perniagaan tetapi mencakup pengkolaborasian mitra
bisnis,pelayanan nasabah, lowongan pekerjaan, dan lain-lain.53

2. Klasifikasi E-Commerce
Pengklasifikasian atau pengelompokkan e-commerce dapat
dilihat berdasarkan transaksi yang dilakukan. Menurut Laudon
klasifikasi ecommerce terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu :
a. Business to consume (B2C)
Proses jual beli barang atau jasa secara online dari
perusahaan kepada konsumen. Transaksi yang dilakukan

51 M. Suyanto, Strategi Periklanan pada E-Commerce Perusahaan Top

Dunia (Yogyakarta: ANDI, 2003), 10-11.


52 Jonathan Sarwono dan K Prihartono, A.H (ed), Perdagangan Online:

CaraBisnis di Internet (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2012), 1.


53 Nurbaiti, “Sistem Informasi Keuangan/Perbankan”,
http://repository.uinsu.ac.id/5283/1/DIKTAT-NURBAITI-FEBI%20UINSU.pdf.
Diakses pada tanggal 28 Januari 2023.
38

oleh konsumen untuk kemudian dilakukan proses


pengiriman barang pesanan tersebut sesuai dengan alamat
yang diberikan konsumen.54
b. Business-to-business (B2B)
Proses jual beli barang atau produk secara online
antara sesama pelaku Bisnis. Suatu perusahaan akan
menjual barang atau produknya ke Perusahaan lain. Hal
ini dilakukan secara rutin dan dalam kapasitas atau
Volume produk yang besar. Contoh dalam hal ini
perusahaan pertama bertindak sebagai pemasok barang
perabotan rumah tangga kemudianPerusahaan pertama
akan menjadi pemasok barang perabotan rumah Tangga
kepada perusahaan lain atau perusahaan kedua yang
bertindak sebagai reseller.
c. Consumer-to-consumer (C2C)
Proses jual beli barang atau jasa secara online dari
konsumen kepada Konsumen tanpa adanya pihak
ketiga.Biasanya konsumen akan menggunakan
marketplace seperti OLX atau kaskus untuk menjual
barangnya kemudia dapat dibeli oleh konsumen lain.
Sedangkan menurut M. Suyanto, pengelompokkan e-
commerce terbagi menjadi 6 kelompok, yaitu
a. Business to Business ( B2B)
Business to Business (B to B), merupakan proses jual
belisecara online yang dilakukan antar sesama pembisnis.
Biasanya jumlah barang dan jenis yang ditransaksikan
cukup besar (atau grosir). Pada dasarnya sistem e-
Commerce B to B bersifat tertutup dan pemilihan anggota
dilakukan dengan verifikasi yang ketat.
b. Business to Consumer (B2C)
Business to Costumer (B to C), merupakan sebuah
transaksi dimana perusahaan atau pebisnis menawarkan
untuk menjual atau membeli produk dan jasanya kepada

54 Anwar, Syaiful. Yudi Dwi Romadhoni, dan Tri Murni, “Penerapan B2C

Sistem Informasi E-Commerce Pada Toko Pakaian Goyaku” Jurnal Ilmu Sosial &
Teknologi (KNiST) 1, (2017).
39

customer. Kegiatan e-commerce dilakukan antara


secaralangsung.
c. Consumer to Consumer (C2C)
d. Consumer to Consumer (C2C) merupakan transaksi
dimana konsumen menjual produk secara langsung
kepada konsumen lainnya.
e. Consumer to Business (C2B )
Consumer to Businness (C2B) merupakan transaksi
jual beli dimana individu menjual barang atau jasa ke
perusahaan (Non-Businness Electronic Commerce).
f. Non Business e – commerce
Non-Businness Electronic Commerce merupakan
kegiatan yang bukan bisnis seperti kegiatan lembaga
pendidikan, organisasi, nirlaba, keagamaan dan lain-lain.
g. Intrabusiness ( Organizational ) e- commerce
Kegiatan ini meliputi semua aktivitas internal
organisasimelalui internet untuk melakukan pertukaran
barang, jasa, dan informasi menjual produk perusahaan
kepada karyawan dan lain-lain.

3. Komponen E-Commerce
Adapun komponen/bentuk platform digital atau E-
Commerce diantaranya sebagai berikut:
a. Sosial Media
Media sosial adalah istilah umum untuk perangkat
lunak dan layanan berbasis web yang memungkinkan
pengguna untuk dapat saling berkumpul secara online
dan saling berpartisipasi dalam bentuk interaksi social.
Interaksi itu dapat mencangkup teks, audio, gambar,
video dan media social lainnya, secara individu atau
dalam kombinasi apapun. Adapun beberapa contoh social
media diantaranya:
1) Instagram
Merupakan sebuah aplikasi berbagai foto dan
video yang memungkinkan pengguna mengambil
foto, mengambil video, menerapkan filter digital,
40

dan membagikan ke berbagai layanan jenjang social,


termasuk milik instagram sendiri. Aplikasi ini sudah
banyak digunakan oleh pengguna dalam berbagai
aspek, dalah satunya yaitu sebagai saranan promosi.
2) Facebook
Merupakan layanan jenjang social yang memiliki
lebih dari satu miliar pengguna aktif yang dapat
digunakan untuk berinteraksi antara satu dengan
yang lain yang baik yang memiliki ketertarikan yang
samamaupun tidak.
b. Marketplace
1) Shopee
Adalah serambi perdagangan elektronik yang
berkantor pusat di Singapura dibawah SEA Group.
2) Tokopedia
Merupakan perusahaan perdagangan elektronik
atau sering disebut toko daring. Sejak didirikan pada
tahun 2009, Tokopedia telah bertransformasi
menjadisebuah unicorn yang berpengaruh tidak
hanya di Indonesia tetapi juga di Asia Tenggara.
3) Lazada
Adalah sebuah perusahaan yang bergerak
dibidang layanan jual beli online dan ritel e-
commerce, hasil pengembangan dari perusahaan
incubator teknologi internet asal Jerman yaitu
Rocket Internet.55
c. Social Network
Social Nertowk atau layanan jaringan social adalah
layanan online, platform, situs yang berfokus pada
pembangunan hubungan social dan mencerminkan
jaringan social atau hubungan social antara orang-orang,
yang memiliki kepentingan dan/atau kegiatan yang sama.
Contohnya adalah Gojek dan Grab.

55 Jonathan Sarwono dan K. Prihartono, Perdagangan Online: Cara

BisnisDi Internet (Jakarta: PT Elex Komputindo, 2012), 71.


41

1) Gojek
Merupakan sebuah perusahaan teknologi
asalIndonesia yang melayani angkutan melalui jasa
ojek.
2) Grab
Merupakan salah satu platform layanan on
demand yang bermarkas di Singapura. Berawal dari
layanan transportasi, perusahaan tersebut kini
telahmempunyai layanan lain seperti pengantaran
makanan dan pembayaran yang bias diakses lewat
aplikasi mobile.

4. Manfaat Penggunaan E-Commerce


Manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaan e-
commerce bagi dunia usaha menurut Suyanto adalah:
a. Memperluas pangsa pasar.
b. Menurunkan biaya pembuatan, pemrosesan,
pendistribusian, penyimpanan dan pencarian informasi
yang menggunakan kertas.
c. Memungkinkan pengurangan inventory dan overhead
dengan menyederhanakan supply chain dan management
tipe “pull”.
d. Mengurangi waktu antara outlaymodal dan penerimaan
produk dan jasa.
e. Mendukung upaya-upaya business process
reengineering.
f. Memperkecil biaya telekomunikasi
g. Akses informasi lebih cepat.
Selain mempunyai manfaat bagi perusahaan, menurut
Suyanto e-commerce juga mempunyai manfaat bagi
konsumen,yaitu:56
a. Memungkinkan pelanggan untuk berbelanja atau
melakukan transaksi lain selama 24 jam sehari sepanjang

56 Rahmidani, R. (2015). Penggunaan e-commerce dalam bisnis sebagai

sumber keunggulan bersaing perusahaan. Pengguna. E-Commerce dalam bisnis


sebagai sumber keunggulan bersaing Perusah, 345-352.
42

tahun dari hampir setiap lokasi dengan menggunakan


fasilitas Wi-Fi.
b. Memudahkan konsumen untuk tidak berdesak-desakan
atau mengantre karena bisa membeli barang hanya duduk
diam dari rumah atau memungkinkan orang untuk
bekerjadi dalam rumah dan tidak harus keluar rumah
untuk berbelanja. Ini berakibat menurunkan arus
kepadatan lalu lintas di jalan serta mengurangi polusi
udara.
c. Memberikan lebih banyak pilihan kepada pelanggan
pengiriman lebih mudan dan cepat.
d. Pelanggan bisa menerima informasi yang relevan secara
detail setiap saat.
e. Memberi tempat bagi para pelanggan unutk saling
bertukar pikiran serta berbagi pengalaman selama
membeli secara online.
f. Memudahkan persaingan dan akan menghasilkan diskon
secara substansial.
Manfaat yang dirasakan perusahaan khususnya untuk
kepentingan pelanggan memperlihatkan bahwa e-commerce
dapat memberikan manfaat:
a. Mendapatkan pelanggan baru. Digunakannya e-
commerce memungkinkan perusahaan tersebut
mendapatkan pelanggan baru baik itu yang berasal dari
pasar domestik maupun pasar luar negeri.
b. Menarik konsumen untuk tetap bertahan. Studi yang
dilakukan oleh Daniel & Storey, di industri perbankan
menemukan bahwa dengan adanya layanan e-banking
membuat nasabah tidak berpindah ke bank lain. Selain itu
bank juga akan mendapatkan pelanggan baru yang
berasaldari bank-bank yang bertahan dengan teknologi
lama.
c. Meningkatkan mutu layanan. Dengan adanya e-
commerce memungkinkan perusahaan dapat
meningkatkan layanan dengan melakukan interaksi yang
lebih personal sehingga dapat memberikan informasinya
43

sesuai dengan apa yang diinginkan oleh konsumen. Studi


yang menyebutkan bahwa penggunaan e-commerce dapat
bermanfaat untuk meningkatkan mutu layanan.
Melayani konsumen tanpa batas waktu. Studi yang
dilakukan oleh Daniel & Storey, menemukan bahwa
adanya pelanggan dapat melakukan transaksi dan
memanfaatkan layanan suatu perusahaan tanpa harus
terikat dengan waktu tutup ataupun buka dari suatu
perusahaan tersebut.57

5. Kelebihan dan Kekurangan E-Commerce


Beberapa kelebihan yang dapat diperoleh dengan penjualan
menggunakan sistem e-commerce adalah sebagai berikut:
a. Bersifat Mobile
Penjual maupun pembeli dapat bertransaksi secara
mobile, dapat dilakukan di mana dan kapan saja.
Transaksi online tidak dibatasi waktu dan tempat.
b. Proses Transaksi Jual Beli Tidak Harus Bertatap Muka
Transaksi jual beli antara penjual dan pembeli tidak
harus tatap muka. Mereka dapat bertransaksi di mana pun
dan kapan pun, tanpa harus bertemu di suatu tempat
yangsama.
c. Menghemat Waktu, Tenaga, dan Biaya
Pembeli tidak harus datang ke toko yang menjual
barang untuk memilih barang yang akan dibeli. Begitu
juga bagi penjual, tidak perlu seharian duduk di toko
untuk menunggu pembeli yang datang. Dengan media e-
Commerce penjual cukup memantau toko online nya
untukmelihat apakah ada pembeli yang datang. Selain itu
bagi toko yang sudah besar tidak harus merekrut
karyawan untuk mengelola toko online. Sebab, toko
online dapat dikelola sendiri. Dengan demikian, maka

57 Rose Rahmidani, “Penggunaan E-Commerce Dalam Bisnis Sebagai

Sumber Keunggulan Bersaing Perusahaan”, Book of Procedingspublished, (c) ISBN:


978-602- 17129-5-5 SNMEA Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang 2015
44

toko yang menggunakan media e-commerce dapat


menghemat waktu,tenaga, dan biaya.
d. Jangkauan Konsumen Sangat Luas
Penggunaan e-commerce memiliki jangkaun
konsumen yang sangat luas, bahkan hingga melintasi
memperluas pangsa pasar dengan bantuan teknologi.
Jangkauan konsumen yang sangat luas tersebut,
memungkinkan kita memperoleh omzet bisnis yang
besar. Berbeda dengan toko yang tidak menggunakan e-
Commerce atau toko offline yang jangkauannya hanya di
sekitar toko tersebut berada.
e. Penggunaan E-Commerce pada toko buka sepanjang
waktu Salah satu keunggulan dari psenggunaan e-
commerce adalah buka sepanjang waktu (unlimited time).
Hal tersebut memungkinkan pembeli untuk berkunjung
dan berbelanjadi toko online kapan saja, tanpa dibatasi
oleh waktu. Berbeda dengan toko offline umumnya buka
setengah hari saja. Itu pun harus ada orang yang selalu
menjaga dan melayani di toko.
Sedangkan kekurangan dari penggunaan e-commerce,
yaitu:
a. Barang yang Dibeli Tidak Bisa Langsung Dipakai
Pembeli tidak bisa secara langsung menggunakan
barang yang dibeli karena pembeli harus menunggu
hinggabarang tersebut sampai dirumahnya.
b. Pengiriman Barang Bisa Terlambat
Pengiriman barang ke pembeli tidak selamanya
lancar. Kadang terdapat berbagai kendala pengiriman
yang menyebabkan barang terlambat sampai ke pembeli.
Pembeli harus bisa bersabar untuk menunggu barang
yangsudah di pesan.
c. Barang yang Dibeli Tidak Sesuai dengan yang Dipesan
Pembeli bisa saja mendapatkan barang yang tidak
sesuai dengan yang dipesan. Misalnya, ada barang yang
cacat fisik, warna kurang menarik tidak sesuai
45

dengangambar yang dipesan, spesifikasi barang tidak


sesuai pesanan, dan sebagainya.
d. Barang yang Dibeli Mengalami Kerusakan sampai di
Tujuan
Barang yang sampai di pembeli bisa saja mengalami
kerusakan secara fisik, hal tersebut bisa terjadi karena
kurir yang mengantarkan barang tersebut kurang hati-hati
dalamqmembawa barang hingga ke tujuan.
e. Penipuan
Tidak sedikit pembeli yang mengalami penipuan
setelah bertransaksi jual beli secara online. Penipuan
dapat terjadi seperti pembeli sudah melakukan
pembayaran, tetapi barang yang dibeli tidak dikirim.
Biasanya penipuan terjadi karena pembeli kurang cermat
dan kurang hati-hatidalam memilih Penjual.58

6. E-Commerce Dalam Pandangan Islam


Dalam pandangan Islam, hukum transaksi e-commerce
diperbolehkan berdasarkan prinsip maslahah, yaitu mengambil
manfaatnya dan menolak kemudharatan dalam memenuhi
tujuan syara’. Dilihat dari segi mekanisme, transaksi juga
diperbolehkan asalkan memenuhi rukun dan syarat sahnya
jual beli, karena dilihat dari bentuknya e-commerce
menggunakan model transaksi jual beli juga, hanya saja
dikategorikan sebagai transaksi yang lebih modern karena
menggunakan bantuantekonologi dalam transaksinya.
Pada dasarnya segala bentuk muamalat adalah mubah,
kecuali yang ditentukan oleh Al-Qur’an dan sunnah
rasul.Bahwa hukum Islam memberi kesempatan luas
perkembangan bentuk dan macam muamalat baru sesuai
dengan perkembangan kebutuhan hidup masyarakat. Hal ini
sesuaidengan prinsip dasar fiqh muamalah yaitu:

58 Wiwit Supriyanti, CMS OpenChart untuk E-Commerce (Yogyakarta:

Deepublish, 2017), 2-3.


46

“Hukum asal menetapkan syarat dalam mua’malah adalah


halal dan diperbolehkan kecuali ada dalil yang
melarangnya”.59
Salah satu syarat sahnya jual beli adalah objek harus jelas
dan diketahui oleh pihak pembeli. Dapat dilihat bahwasanya
e-commerce dalam fiqh muamalah sesuai dalam konsep jual
beli salam atau salaf dimana jual beli dilakukan dengan sistem
pesanan, pembayaran di muka, sementara barang diserahkan
di waktu kemudian. Dalam hal ini pembeli hanya memberikan
rincian spesifikasi barang yang dipesan.
Pada pasal 22 Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah(KHES)
ayat 34 mendefinisikan “Salam adalah jasa pembiayaan yang
berkaitan dengan jual beli yang pembayarannya dilakukan
bersamaan dengan pemesanan barang”. Sebagai Buk Ani
memesan sejumlah pakaian di tokoRizky. Buk Ani
menjelaskan spesifikasi pakaian yang dipesannya dan
membayar harga pakaian tersebut. Setelah pakaian ada, toko
Rizky akan mengirim pakaian kepada Buk Ani. Namun saat
ini jual beli melalui ecommerce sudan bisa menggunakan
sistem bayar ditempat atau biasanya disebut Cash On Delivery
(COD).60
Jual beli salam dilaksanakan berdasarkan pada ayat Al-
Qur’an, Al-Sunnah, dan Ijma’. Ayat yang menjadi landasan
atau dasar hukum pelaksanaan jual beli salam adalah surat Al-
Baqarah ayat 282:
ِ ۟ ِ
ُ‫س ًّمى فٰٱ ْكتُ بُوه‬ ‫م‬
ُّ
ٰ ٰ ٍ
‫ل‬ ‫ٰج‬
‫أ‬ ‫ل‬
‫أ‬
ٓ ٰ ِ
‫إ‬ ٍ
‫ن‬ ‫ي‬
ْ ‫د‬
ٰ ‫ب‬ ‫م‬‫نت‬
ُ ‫اي‬
ٰ ‫د‬
ٰ ‫ت‬
ٰ ‫ا‬ ‫ذ‬
ٰ ِ
‫إ‬ ‫ا‬ ٰ ‫ٰٓأَيٰيُّ ٰها ٱلَّذ‬
‫ين ءٰ ٰامنُأو‬
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila
kamu bermu’amalah tidak secara tunai untuk waktu yang
ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya”.
Dalam menafsirkan ayat di atas, Muhammad Ali As Says
mengatakan: Menurut kebanyakan ahli tafsir, jual beli itu ada
empat macam, yaitu (1) jual beli barang dengan barang, (2)
59 A. Djazuli, Kaidah-kaidah Fikih (Jakarta: Prenada Media Group, 2007),
4.
60 Emi Julaikah, “E-Commerce Dalam Perspektif Islam”
http://www.kompasiana.com. Diakses pada 30 Januari 2023.
47

jual beli utang dengan utang. Kedua macam jual beli ini tidak
termasuk dalam ayat di atas. (3) jual beli barang dengan utang,
(4) jual beli utang dengan barang, dan ini yang disebut dengan
salam. Kedua jenis jual beli yang terakhir ini termasuk ke
dalamayat di atas.
Sementara landasan dari Al-Sunnah antara lain adalah
riwayat Ibnu ‘Abbas: “Dari Ibnu ‘Abbas ra. Beliau berkata:
ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba di kota
Madinah,sedangkan penduduk Madinah telah biasa memesan
buah kurma dalam tempo waktu dua tahun dan tiga tahun,
maka beliau bersabda, ‘Barangsiapa yang memesan sesuatu
maka hendaknya ia memesan dalam jumlah takaran yang
telah diketahui (oleh kedua belah pihak) dan dalam
timbangan yangtelah diketahui (oleh kedua belah pihak),
serta hingga tempo yang telah diketahui), pula”.61
Untuk landasan dari Ijma’ ulama, Ibnu Mundzir
mengatakan: “Ulama telah bersepakat bahwa salam
diperbolehkan”.62
Selain landasan di atas, dalam salam di Indonesia
mempunyai legalitas yang jelas, yaitu dalam KHES
(Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah) pasal 100-103.
Diantaranya sebagai berikut:
a. Pasal 100, (1) Akad bai’ salam terikat dengan adanya
ijabdan kabul seperti dalam penjualan biasa. (2) Akad
bai’ salam sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan sesuai kebiasaan dan kepaptutan. b.
b. Pasal 101, (1) Jual beli salam dapat dilakukan dengan
syarat kuantitas dan kualitas barang sudah jelas. (2)
Kuantitas barang dapat diukur dengan takaran atau
timbangan dan atau meteran. (3) Spesifikasi barang yang
dipesan harus diketahui secara sempurna oleh para pihak.

61 Alwendi, A, “Penerapan E-Commerce Dalam Meningkatkan Daya Saing


Usaha,” Jurnal Manajemen Bisnis 17, No.3 (2020): 317-325.
62 Yulistia, Y. “Analisis Pengaruh Efektivitas Dan Manfaat E-Commerce

Terhadap Sikap Dan Perilaku Pengguna Dengan Menggunakan Metode TAM (Studi
Kasus: UKM Kota Palembang),” JATISI (Jurnal Teknik Informatika dan Sistem
Informasi) 4, No.1 (2017): 93-100.
48

c. Pasal 102, Bai’ salam harus memenuhi syarat bahwa


barang yang dijual, waktu, dan tempat penyerahan
dinyatakan dengan jelas.
d. Pasal 103, Pembayaran barang dalam Bai’ salam dapat
dilakukan dengan waktu dan tempat yang telah
disepakati.
Istilah Pemasaran (Marketing), sudah sangat dikenal
dikalangan pembisnis. Marketing memiliki peran penting
dalam peta bisnis suatu perusahaan dan berkontribusi terhadap
strategi produk. Perusahaan baik berskala nasional ataupun
internasional membutuhkan seorang marketer yang handal
untuk memasarkan produk atau jasa. Keberhasilan suatu
produk diterima oleh target pasar tidak hanya ditentukan oleh
murahnya cost atau kualitas yang ditawarkan, namun sangat
ditentukan juga oleh strategi pemasaran yang dilakukan.
Dalam konsep Pemasaran Konvensional sekarang ini yang
diperhatikan adalah bagaimana agar produk baru dikenal oleh
sasaran pasar dan diterima demikian juga produk yang sudah
ada, dengan mementingkan sisi keuntungan produk saja,
sehingga para marketer atau yang bergelut dalam bidang
marketing dan promosi dituntut untuk berfikir mencari cara
dalam menarik minat dan perhatian sasaran pasar dengan
meramu kreatifitas, baik dengan menggunakan gambar
ataupun pengolahan kata, lalu memberikan pengaruh terhadap
semua ide-idenya agar sasaran pasar tertarik lalumengambil
keputusanuntuk membeli.Pemasaran adalah suatu proses
sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan
apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang
bernilai dengan pihak lain.63
Pemasaran dalam Islam adalah bentuk muamalah yang
dibenarkan dalam Islam, sepanjang dalam segala proses
transaksinya terpelihara dari hal-hal terlarang oleh ketentuan

63 Jun Habib, Pengaruh Social Media Marketing Terhadap Loyalti

ItentionsPada PT Bank BNI Syariah Kantor Cabang Medan (Skripsi Universitas


Muhammadiyah Sumatera Utara Medan, 2019), 7.
49

syariah. Syariah marketing adalah sebuah disiplin bisnis


strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran dan
perubahan value dari suatu inisiator kepada stakeholders-
nya,yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad
dan prinsip-prinsip muamalah (bisnis) dalam Islam. 64
Hal ini berarti bahwa dalam syariah marketing,
seluruhproses, baik proses penciptaan, proses penawaran,
maupun proses perubahan nilai (value), tidak boleh ada hal-
hal yang bertentangan dengan akad dan prinsip-prinsip
muamalah yang Islami. Sepanjang hal tersebut dapat dijamin,
dan penyimpangan prinsip-prinsip 8 muamalah Islami tidak
terjadidalam suatu transaksi apapun dalam pemasaran dapat
dibolehkan. Islam memandang bahwa pemasaran sebagai jual
beli yang harus dipajang dan ditunjukkan
keistimewaankeistimewaannya dan kelemahan-kelemahan
dari barang tersebut agar pihak lain tertarik membelinya.
Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an yang berbunyi sebagai
berikut :

‫ٰن َٰلُُم ٱ ْْلٰنَّةٰ ۚ يُ ٰٓقتِلُو ٰن ِِف‬ ِ ِ ٰ ‫ٱَّلل ٱ ْش‬


َّ ‫س ُه ْم ٰوأ ْٰم ٰٓوَٰلُم ِِب‬ ٰ ِ‫َت ٓى م ٰن ٱل ُْم ْؤمن‬
ٰ ‫ني أٰن ُف‬ ٰ َّٰ ‫ِِ َّن‬
ِ ‫يل وٱلْ ُقرء‬ َِّ ‫يل‬
ِْ ‫ٱَّلل فٰيٰ ْقتُ لُو ٰن ٰويُ ْقتٰ لُو ٰن ۖ ٰو ْع ًدا ٰعلْٰي ِه ٰح ًّقا ِِف ٱلت َّْوٰرٓى ِة ٰو‬ ِ ِ‫ٰسب‬
ۚ ‫ان‬ ٰ ْ ٰ ِ ‫ٱْل ِجن‬
۟ َِّ ‫ومن أٰو ٰ ِٓف بِع ْه ِد ِهۦ ِمن‬
‫ك ُه ٰو‬ٰ ِ‫ٱستٰ ْب ِش ُروا بِبٰ ْيعِ ُك ُم ٱلَّ ِذى َٰبيٰ ْعتُم بِ ِهۦ ۚ ٰو ٓذٰل‬ ْ ٰ‫ٱَّلل ۚ ف‬ ٰ ٰ ْ ْ ٰٰ
‫يم‬ ِ
ُ ‫ٱلْ ٰف ْوُز ٱل ْٰعظ‬
Artinya: “Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang
mukmin diri dan harta mereka dengan surga yang Allah
peruntukkan bagi mereka. Mereka berperang di jalan Allah
sehingga mereka membunuh atau terbunuh. (Demikian ini
adalah) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil,
dan Al-Quran. Siapakah yang lebih menepati janjinya
daripada Allah? Maka, bergembiralah dengan jual beli yang
telah kamu lakukan itu. Demikian itulah kemenangan yang
agung.” (QS. At-Taubah [9] :111).

64 Hermawan Kertajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing

(Bandung: Mizan Media Utama, 2006), 26.


50

Dalam ayat ini Allah SWT menegaskan akan janjinya bagi


orang mukmin yang telah rela mengorbankan jiwa dan harta
mereka di jalan-Nya dengan cara menukarnya dengan surga
sebagai balasan yang sepadan atas apa yang telah mereka
korbankan tersebut. Ketahuilah bahwa tidak ada bahwa tidak
ada seorangpun yang memiliki ketulusan dan ketepatan dalam
janjinya melebihi Allah SWT. Pada ayat ini menjelaskan
kepada Nabi Muhammad bahwa rasul-rasul sebelumnya juga
makan dan minum seperti dia. Semua rasul yang diutusnya
adalah manusia yang tidak bebas dari sifat-sifat
manusiawinya, tetapi membutuhkan makanan dan minuman,
tetap berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Begitupun dengan manusia sebagai khalifah dimuka bumi ini,
mereka membutuhkan makan dan minum serta kebutuhan
yang lainnya. Maka dari itu untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya jalan perniagaan merupakan satu hal yang
diperbolehkan oleh Allah SWT dalam memperoleh/mencari
rizki.

D. Keberlangsungan Usaha
1. Pengertian Keberlangsungan Usaha
Menurut Puspitaningtyas, Keberlangsungan atau
sustainability berasal dari kata sustain yang berarati berlanjut
dan ability artinya kemampuan. Dalam istilah lain
keberlanjutan adalah daya tahan suatu system dan proses.
Keberlangsungan usaha adalah kemampuan suatu system
usaha untuk mempertahankan tingkat produksinya yang
dibentuk oleh alam dalam jangka waktu ynag panjang.
Konsep keberlangsungan usaha mengasumsikn bahwa suatu
usaha akan tetap berada dalam bisnisnya pad masa yang akan
datang. Pelaku usaha selalu berusaha untuk mmpu mencapai
tujuan bisnisnya dan meningkatkan nilai bisnisnya. 65 Menurut
Handayani, Keberlangsungan usaha merupakan suatu keadaan

65 Puspitaningtyas, Manfaat Literasi Keuangan Bagi Business Sustainability

(Yogyakarta: Prosiding Seminar Nasional Kewirausahaan dan Inovasi Bisnis VII


Universitas Tarumanegara, 2017), 254.
51

atau kondisi usaha, dimana didalamnya terdapat cara-cara


untuk mempertahankan, mengembangkan, dan melindungi
sumber daya serta memenuhi kebutuhan yang ada didalam
suatu usaha, cara-cara yang dipergunakan ini bersumber dari
pengalaman sendiri, orang lain, serta berdasarkan pada
kondisi atau keadaan ekonomi yang sedang terjadi di dalam
dunia usaha (business) sehingga keberlanjutan usaha (business
sustainability) merupakan bentuk konsistensi dari usaha,
dimana keberlangsungan ini merupakan proses
berlangsungnya usaha baik mencakup pertumbuhan,
perkembangan, strategi untuk menjaga kelangsungan usaha
dan pengembangan usaha dimana semua ini bermuara pada
keberlangsungan dan eksistensi (ketahanan) usaha. 66

2. Indikator Keberlangsungan Usaha


Permasalahan dan solusi dari pelaku Umkm terhadap
keberlanjutan usahanya adalah sebagai wujud dari langkah-
langkah yang akan dilanjutkan untuk mempertahankan,
meningkatkan dan mengembangkan bisnis mereka melalui
penguatan manajemen bisnis. Manajemen adalah seni dan
ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan
dan pengawasan sumber daya untuk mencapai tujuan yang
sudah ditetapkan. Dalam mengupayakan keberlangsungan
usaha pada Umkm manajemen pengelolaan sangatlah
dibutuhkan untuk keberlangsungan proses pelaku usaha serta
eksistensi Umkm tersebut. Yang mempengaruhi
keberlangsungan usaha yaitu:
a. Permodalan
Setiap kegiatan usaha baik profit atau non profit
senantiasa membutuhkan dana untuk modal yang
digunakan untuk membelanjai dan menjalankan
usahanya. Pada dasarnya, dana atau atau modal yang
dimiliki suatu pelaku Umkm digunakan untuk membiayai
66 Handayani, N. Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Keterkaitan Hubungan
Modal Sosial dengan Keberlangsungan Usaha Pengusaha Batik di Kampung
Kauman, Kelurahan Kauman, Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta (Laporan
Penelitian Individual, Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 2007), 47.
52

operasional kegiatan misalnya untuk membeli bahan


dasar, bahan pembantu, membayar gaji para karyawan
dan lain sebagainya. Dengan harapan melalui penjualan,
perusahaan akan dapat memperoleh kembali dana yang
telah dikeluarkan. Menurut Kasmir, modal adalah suatu
barang yang digunakan sebagai suatu dasaran atau bahan
sebuah pekerjaan yang digunakan untuk sebuah
keperluan usaha, mulai dari biaya yang dikeluarkan
digunakan untuk membiayai pendirian perusahaan
(prainvestasi), pengurusan izin-izin, biaya investasi untuk
pembelian aktiva tetap sampai dengan modal kerja.
Menurut Muhammad Sharif Chaudhy, modal adalah
kekayaan yang dipakai untuk menghasilkan kekayaan
lagi. Modal merupakan semua barang yang digunakan
untuk produksi tidak untuk konsumsi, melainkan untuk
produksi lebih lanjut. Mesin, peralatan, alat-alat
pengangkutan, persediaan barang mentah, uang tunai
yang di tanamkan dalam usaha dan sebagainya. Semua
adalah contoh modal. Jadi, modal adalah kekayaan yang
didapatkan oleh manusia melalui tenaganya sendiri dan
kemudian menggunakannya untuk menghasilkan
kekayaan lebih lanjut. Menurut John Soeprihanto, modal
dapat dibagi menjadi dua yaitu:
1) Modal menurut waktu pengeluarannya
a) Modal investasi adalah modal yang digunakan
dalam jangka panjang, namun dapat dipakai
secara berulang kali. Biasanya dilakukan pada
awal pendirian usaha tersebut. Seperti modal
berupa tanah, bangunan, mesin, ataupun
peralatan.
b) Modal kerja adalah modal yang akan digunakan
untuk melakukan pendanaan terhadap biaya
operasional dari usaha yang dijalankan. Modal
kerja ini akan digunakan dalam jangka waktu
yang lebih pendek.
53

2) Modal menurut sumber dana


a) Modal sendiri, yaitu modal yang didapatkan
dari pendanaan yang diperoleh dari diri sendiri.
b) Modal dari luar, yaitu modal yang diperoleh
dari pihak luar dan bukan dari diri sendiri atau
si pemilik usaha. Biasanya modal ini
didapatkan dari bank, kerabat dekat, atau rekan
bisnis.
b. Pemasaran
Pemasaran menurut Willian J. Stanton adalah suatu
sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan
mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan
keinginan dan jasa baik kepada para konsumen saat ini
maupun konsumen potensial. Pemasaran secara umum
memilki arti sebagai salah satu upaya untuk mengenalkan
barang ataupun jasa melalui promosi agar para konsumen
tertarik dan melakukan pembelian demi tercipta
penawaran yang kemudian dapat memenuhi kebutuhan
masing-masing. Didalam pemasaran ada beberapa tahap
yang harus diperhatikan diantaranya:
1) Memilih tujuan menetapkan harga Pertama-tama
industri tersebut memutuskan dimana ingin
memposisikan tawaran pasarnya. Semakin jelas
tujuan suatu industri maka akan semakin mudah
untuk menetapkan harga.
2) Menentukan permintaan Setiap harga akan
menghasilkan tingkat permintaan yang berbeda dan
hal ini mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap
tujuan pemasaran suatu industri.
3) Memperkirakan biaya Permintaan menentukan batas
harga tertinggi yang dapat dikenakan suatu industri
untuk produknya. Biaya menentukan batas
terendahnya. Industri tersebut ingin menetapkan
harga yang menutupi biaya produksi, distribusi, dan
penjualan produk, termasuk laba yang lumayan
54

untuk upaya dan resikonya. Untuk memperlancar


keberlanjutan usaha pelaku Umkm harus melakukan
kegiatan pemasaran agar produksi yang dihasilkan
dapat dikenal dan agar mendapatkan permintaan dari
konsumen. Dalam memasarkan produknya, pemilik
usaha menggunakan pola hubungan dengan agen
mitra dengan prinsip saling menguntungkan, saling
membutuhkan, dan saling memperkuat. Melalui pola
pemasaran seperti ini pelaku Umkm menjadi
memiliki banyak relasi yang luas dengan mitra untuk
memasarkan produknya lebih luas lagi.
c. Teknologi
Menurut Racmawan Budiarto, teknologi adalah dapat
diartikan sebagai barang, alat, proses, metode, prosedur
yang dapat digunakan untuk mempermudah pekerjaan
manusia dalam memenuhi kebutuhan dan keinginannya.
Atau bisa didefinisikan sebagai keseluruhan sarana untuk
menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi
kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.
Penggunaan teknologi oleh manusia diawali dengan
mengubah sumber daya alam menjadi alat-alat sederhana.
Pelaku Umkm telah memanfaatkan teknologi untuk
mengembangkan usahanya agar tetap berlanjut dalam
waktu yang lama. Namun biasanya pelaku Umkm
khususnya Umkm yang ada di pasar masih sedikit
menggunakan teknologi dalam memproduksi barang-
barangnya dan kebanyakan hanya menggunakan tenaga
manusia dalam kegiatan produksinya.
d. Tenaga Kerja
Tenaga kerja sinonim dengan manusia dan merupakan
faktor keberlanjutan produksi yang amat penting. Bahkan
kekayaan alam suatu negara tidak akan berguna jika tidak
dimanfaatkan oleh manusia. Alam memang sangat
dermawan bagi suatu negara dalam menyediakan sumber
55

daya alam yang tak terbatas, tetapi tanpa usaha manusia


semua tidak akan terpakai.67

3. Manfaat Keberlangsungan Usaha


Pelaku usaha tidak hanya cukup untuk memiliki
pengetahuan yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan,
tetapi juga dapat memaahami dan menerapkan pengetahuan
pengelolaan yang telah dimiliki. Pengetahuan pengelolaan
keuangan yang baik di harapkan mampu untuk mengambil
keputusan secara tepat sehingga Keberlangsungan Usaha
dapat terus berkelanjutan. Hasil tersebut tidak lepas dari
manfaat Keberlangsungan Usaha , yaitu:
1) Meningkatkan keuntungan
Keberlangsungan Usaha tidak lepas dari kelestarian
lingkungan. Semakin terjaga lingkungan usaha maka
dapat disimpulkan usaha tersebut dapat mendapat
keuntungan dari lingkungan sekitar.
2) Produktivitas meningkat
Keberlangsungan Usaha hampir sama dengan
menyederhanakan proses produksi dan mengurangi
aktivitas yang berlebihan, sehinggabiaya produksi yang
dikeluarkan juga berkurang.
3) Sumber daya manusia yang berkualitas
Sumber daya manusia yang dikelola dengan baik
dengan melalui keterampilan dan kemampuan yang
dimiliki karyawan akan memotivasi untuk terus belajar
dan mampu bersaing secara kompetitif demi mewujudkan
kinerja usaha yang baik. Mengefisiensi
energyKeberlanjutan suatu usaha tidak lepas dari
memanfaatkannya teknologi yang berkembang saat ini.
Teknologi mendukung usaha seperti pemasaran bisa
dilakukan secara online, mesin produksi yang di design
semakin efisien, pembukuan keuangan bisa dilakukan
dengan sistem di computer.

67 Manullang, M. Dasar-Dasar Manajemen (Yogyakarta: Gajah Mada

Press, 2012), 12-27.


56

E. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)


1. Pengertian UMKM
Menurut Warkum Sumitro, usaha mikro kecil dan
menengah adalah usaha yang dilakukan oleh suatu perusahaan
dengan tenaga kerja yang digunakan tidak melebihi dari 50
orang. 68 Usaha skala mikro merupakan sebagian besar dari
bentuk usaha mikro dan usaha kecil misalnya pedagang kaki
lima, kerajinan tangan, usaha souvenir, dan sejenisnya. 69
Sedangkan menurut Udang-undang Nomor 20 tahun 2008
tentang UMKM bahwa unit usaha mikro adalah usaha
produktif yang dimiliki orang per orang dan/atau badan usaha
perorangan yang memenuhi criteria usaha mikro sebagaimana
yang diatur dalam udang-undang (Udangundang Nomor 20
tahun 2008).70 Kriteria usaha mikro yang dimaksud, yaitu: 1)
Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp .50 juta, tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau 2) Memiliki
hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.300 juta. 71
Secara umum, tujuan yang ingin dicapai adalah
terwujudnya Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
yang tangguh dan mandiri yang memiliki daya saing tinggi
dan berperan utama dalam produksi dan distribusi kebutuhan
pokok, bahan baku, serta dalam permodalan untuk
menghadapi pasar persaingan bebas.

2. Peran UMKM
Diakui, bahwa Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM) memainkan peran penting di dalam pembangunan
dan pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di negara-negara
sedang berkembang (NSB), tetapi juga di negara-negara maju
(NM). Di negara maju, UMKM sangat penting, tidak hanya

68 Warkum Sumitro, Azas-Azas Perbankan Islam dan Lembaga-lembaga

Terkait (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), 168.


69 Buchari Alma, Kewirausahaan (Bandung: Alfabeta, 2010), 157.
70 Pasal 1 Undang-undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro,

Kecil, dan Menengah.


71 Pasal 6 undang-undang No. 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil,

dan Menengah.
57

kelompok usaha tersebut menyerap paling banyak tenaga


kerja dibandingkan usaha besar (UB), seperti halnya di negara
sedang berkembang, tetapi juga kontribusinya terhadap
pembentukan atau pertumbuhan produk domestik bruto (PDB)
paling besar dibandingkan kontribusi dari usaha besar. 72
UMKM memegang peranan penting baik di skala nasional
maupun internasional. Dalam skala internasional, OECD
memperkirakan bahwa UMKM mencakup 90% dari
perusahaan yang ada di dunia, dan mempekerjakan sekitar
63% angkatan kerja dunia (Munro, 2013). Sedangkan dalam
skala nasional, UMKM menyumbang hingga 60% dari total
lapangan kerja dan sampai 40% dari pendapatan nasional
(GDP) di negara berkembang (World Bank, 2015). Masih di
skala nasional, UMKM ternyata mampu menghasilkan
sebagian besar pekerjaan formal yang tersedia. Menurut
World Bank (2015), di negara berkembang, UMKM
menciptakan 4 dari 5 posisi baru yang tersedia bagi tenaga
kerja. Di Indonesia, peranan UMKM dinyatakan dalam pasal
3 dan pasal 5 UU 20/2008 UMKM.Dalam pasal 3, UMKM
berperan dalam membangun perekonomian nasional. Poin
pada pasal 3 tersebut dijelaskan secara lebih detail pada pasal
5, yaitu peranan UMKM dalam membangun perekonomian
nasional adalah melalui pembangunan daerah, penciptaan
lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan
ekonomi, dan pengentasan rakyat dari kemiskinan.Secara
umum dapat disimpulkan bahwa UMKM membawa sangat
banyak peranan positif bagi masyarakat. Mulai dari
penyediaan lapangan kerja sampai peningkatan pendapatan,
baik dalam skala nasional maupun internasional. Karenanya,
dukungan pemerintah dalam pengembangan UMKM
sangatlah krusial untuk mencapai pengembangan ekonomi
nasional.73

72 Tulus Tambunan, Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Di Indonesia: Isu-


Isu Penting, (Jakarta: LP3ES, 2012), 11.
73 Dalam Mensejahterakan et al., “Kecamatan Bengkalis Candra Alfian ,

Titin Sumarni”, Vol. 1 No. 2 (2020), p. 1–16,.


58

3. Indikator UMKM
Secara umum pelaku usaha atau orang yang melakukan
usaha (Bisnis) memiliki beberapa tujuan diantaranya agar
usahanya berkembang maju padaberbagai aspeknya sehingga
terciptanya sebuah kemandirian usaha secaraterus menerus
secara berkelanjutan.Perkembangan usaha adalah suatu
bentukusaha terhadap usaha itu sendiri agar dapat berkembang
menjadi lebih baik lagi agar mencapai pada satu titik atau
kesuksesan. Perkembangan usahabiasanya dilakukan oleh
usaha yang sudah mulai terproses dan ada kemungkinan untuk
lebih maju lagi. Perkembangan usaha merupakan suatu
keadaan terjadinya peningkatan omzet penjualan. 74
Tolak ukur atau indikator berkembangnya usaha atau
UMKM dapat dilihat dari indikator indikator yang ada,
perkembanganyang baik dan pesat sebuah usaha akan
berdampak positif pada keadaan usaha itu sendiri. Penelitijuga
berpendapat terkait perkembangan usaha yaitu (Kim dan Choi
1994, Leedan Miller 1996, Lou 1999, Milles at all 2000,
Hadjimanolis 2000) menganjurkan peningkatan omzet
penjualan, pertumbuhan tenaga kerja, danpertumbuhan
pelanggan sebagai pengukuran perkembangan usaha. 75
Penelitian ini, penulis menggunakan beberapa indkator dan di
sesuaikan dengan objek kajian dan variabel yang ada dalam
cakupan peran UMKM dalam pembangunan ekonomi dan
kesejahteraan masyarakat Adapun indikator yang di pakai
diantaranya:
a. Modal usaha
Modal usaha merupakan faktor penting yang bisa
berpengaruhdalam berkembangnya suatu usaha.Modal
usaha adalah uang yang dipakai sebagai pokok utama
(induk) untuk berdagang, melepas uang dansebagainya;

74 Purdi E Chandra, Trik Sukses Menuju Sukses (Yogyakarta: Grafika Indah,


2000).
75Wina Saparingga, Analisis Perbandingan Tingkat Perkembangan Usaha
Mikro Kecil Menengah Sebelum Dan Sesudah Mendapatkan Fasilitas Pembiayaan
Mikro (Studi Kasus Di BRI Syariah KCP Kopo Bandung) (Bandung: UNISBA, 2015),
38.
59

harta benda (uang, barang dan sebagainya) yang dapat


dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu yang
menambah kekayaan. Modal dalam pengertian ini dapat
di interpretasikan sebagai sejumlahuang yang di gunakan
dalam menjalankan kegiatan bisnis. 76 Modal bisa
didapatkan dari berbagai sumber permodalan, pada
umumnya jenis jenis sumber permodalan terdiri atas
berbagai sumber, diantaranya:
1) Modal sendiri adalah modal yang di peroleh dari
pemilik usaha sendiri.Modal sendiri biasanya
bersumber dari tabungan, sumbangan, hibahdan lain
sebangainya.
2) Modal asing (pinjaman) adalah modal yang biasanya
yang diperolehdari pihak luar perusahaan dan
biasanya di peroleh dari pinjaman.Sumber dananya
bisa diperoleh dari perbankan, lembaga keuangan
nonbank seperti koperasi, pegadaian, atau lembaga
pembiayaan lainya.
3) Modal patungan adalah modal gabungan dari modal
sendiri dan modal dari luar atau pihak lain.
b. Omzet penjualan
Kata omzet berarti berarti jumlah, sedangkan
penjualan merupakan kegiatan menjual barang yang
bertujuan mencari laba atau pendapatan. Penjualan adalah
usaha yang dilakukan manusia untuk menyampaikanb
arang dan jasa kebutuhan yang telah hasilkan kepada
mereka yang dibutuhkan dengan imbalan uang menurut
harga yang telah di tentukan sebelumnya. 77 Adapun
dalam proses penjualanya ada beberapa faktor yangdapat
mempengaruhinya, diantaranya:
1) Kondisi dan kemapuan penjual Maksudnya adalah
penjual harus memahami dan bisa meyakinkan
kepada pembeli agar dapat berhasil mencapai
76 Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, “Di Akses Pada Tanggal 4 Juli
2020, Pukul 10.11 WIB”, .
77 Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, “Di Akses Pada Tanggal 4 Juli

2023, Pukul 10.11 WIB”, .


60

sasaran78 penjualan yang di harapkan.Untuk maksud


tersebut penjual harus memahami beberapa masalah
penting yang sangat berkaitan, yakni: Jenis dan
karakteristik yang di tawarkan, Harga produk, Syarat
penjualan (pembayaran dll).
2) Kondisi Pasar-Pasar, sebagai kelompok pembeli atau
pihak menjadi sasaran dalampenjualan, dapat pula
mempengaruhi penjualanya. Adapun factor faktor
yang perlu di perhatikan adalah: Jenis pasar,
Segmentasi pasar.
3) Daya beli konsumen, Frekuensi pembelian,
Kebutuhan dan keinginandan lainya. Keadaan
Organisasi Pada perusahaan besar biasanya masalah
penjualan dan operasional perusahaan di tangani
sendiri sendiri sesuai dengan bidang dan keahlianya.
Lain halnya dengan perusahaan kecil dimana
masalah penjualan di tangani oleh orang yang
melakukan fungsi fungsi lainjuga. Hal ini di
sebebkan karena jumlah tenaga kerjanya juga lebih
sedikit, sistem organisasi yang sederhana.
c. Tenaga Kerja
Tenaga kerja atau dalam istilah man power adalah
sekelompok penduduk dalam usia kerja. Tenaga kerja
secara golongan terdiri dari angkatan kerja dan bukan
angkatan kerja. Tenaga kerja adalah semua orang yang
bersedia untuk sanggup bekerja. Pengertian tenaga kerja
ini meliputi mereka yang bekerja untuk diri sendiri
maupun untuk orang lainyang tidak menerima bayaran
berupa upah atau mereka yang sesungguhnya bersedia
dan mampu untuk bekerja, dalam arti mereka
menganggur karena tidak ada kesempatan kerja.
Penyerapan tenaga kerja menjelaskan hubungan kuantitas
tenaga kerja yang di kehendaki dengan tingkat upah.
Permintaan pengusaha atas jumlah tenaga kerja atas
jumlah tenaga kerja yang diminta karean orang tersebut

78 Sutamto, Teknik Menjual Barang (Jakarta: Balai Aksara, 1997), 10.


61

dapat meningkatkan jumlah barang atau jasa yang


diproduksi dan kemudian dijual kepada konsumen.
Adanya penambahan tenaga kerja bergantung pada
penambahan permintaan barang dan jasa yang di
produksi.79

4. Karakteristik Usaha Kecil Menengah


Usaha kecil di Indonesia mempunyai potensi yang besar
untuk dikembangkan karena pasar yang luas, bahan bakuyang
mudah didapat serta sumber daya manusia yang besar
merupakan variabel pendukung perkembangan dari usaha
kecil tersebut akan tetapi perlu dicermati beberapa hal seiring
perkembangan usaha kecil rumahan seperti:
perkembanganusaha harus diikuti dengan pengelolaan
manajemen yang baik,perencanaan yang baik akan
meminimalkan kegagalan, penguasaan ilmu pengetahuaan
akan menunjang keberlanjutan usaha tersebut, mengelola
sistem produksi yang efisien dan efektif, serta melakukan
terobosan dan inovasi yang menjadikan pembeda dari pesaing
merupakan langkah menuju keberhasilan dalam mengelola
usaha tersebut.
Dalam buku Pandji Anoraga diterangkan bahwa secara
umum, sektor usaha memiliki karakteristik sebagai berikut :
1) Sistem pembukuan yang relatif administrasi pembukuan
sederhana dan cenderung tidak mengikuti kaidah
admistrasi pembukuan standar. Kadangkala pembukuan
tidak di up to date sehingga sulit untuk menilai kerja
usahanya.
2) Margin usaha yang cenderung tipis mengingat persaingan
yang sangat tinggi.
3) Modal terbatas.
4) Pengalaman menejerial dalam mengelola perusahaan
masih sangat terbatas.

79 Reza Arifa, “Usaha Kecil dan Menengah (UKM), Informasi


TerdepanTentang Usaha Kecil Menengah” journal Pengembangan UMKM di
Indonesia (2014).
62

5) Skala ekonomi yang terlalu kecil sehingga sulit


mengharapkan untuk mampu menekan biaya mencapai
titik efisieni jangka panjang.
6) Kemampuan pemasaran dan negosiasi serta diversifikasi
pasar sangat terbatas.
7) Kemampuan untuk sumber dana dari pasar modal
terendah, mengingat keterbatasan salam sistem
administrasinya. Untuk mendapatkan dana dipasar modal,
sebuah perusahaan harus mengikuti sistem administrasi
standar dan harus transparan.
Karakteristik yang dimiliki oleh usaha mikro menyiratkan
adanya kelemahan-kelemahan yang sifatnya potensial
terhadap timbulnya masalah. Hal ini menyebabkan berbagai
masalah internal terutama yang berkaitan dengan pendanaan
yang tampaknya sulit untuk mendapatkan solusi yang jelas. 80

5. Kriteria Usaha Kecil dan Menengah


1) Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
menurut UU Nomor 20 Tahun 2008 digolongkan
berdasarkan jumlah asset dan omset yang dimiliki oleh
sebuah usaha.
2) Kriteria Usaha Kecil dan Menengah Berdasar
Perkembangan
a) Livelihood Activities, merupakan UKM yang
digunakan sebagai kesempatan kerja untuk mencari
nafkah, yang lebih umum dikenal sebagai sektor
informal.
b) Micro Enterprise, merupakan UKM yang memiliki
sifat pengrajin tetapi belum memiliki sifat
kewirausahaan.
c) Small Dynamic Enterprise, merupakan UKM yang
telah memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu
menerima pekerjaan subkontrak dan ekspor.

80 Ibid.
63

3) Fast Moving Enterprise, merupakam UKM yang telah


memiliki jiwa kewirausahaan dan akan melakukan
transformasi menjadi Usaha Besar (UB).

6. Karakteristik Usaha Mikro Menurut Perspektif Ekonomi


Islam
1) Usaha mikro pengaturannya bersifat ketuhanan/ilahiah
(nizhamun rabbaniyah), mengingat dasar-dasar
mengaturannya yang tidak diletakkan oleh manusia akan
tetapi didasarkan pada aturan- aturan yang ditetapkan
allah SWT sebagaimana di tetapkan dalam Al-Qur’an dan
As- Sunnah.
2) Usaha mikro berdimensi akidah atau keakidahan
(iqtishadun„aqdiyyun), mengingat ekonomi Islam itu
padadasarnya terbit atau lahir (sebagai ekspresi) dari
akidah Islamiah (al-„aqidah Al- Islamiyyah) yang
didalamnya akan dimintakan pertanggung jawaban
terhadap akidah yang di yakininya.
3) Berkarakter ta‟abbudi (thabi‟un ta „abbudiyun).
Mengingat usaha mikro Islam itu merupakan tata aturan
yang berdimensi ketuhanan (nizham rabbani).
4) Terkait dengan akhlak (murtabithun bil-akhlaq), Islam
tidak pernah memprediksi kemungkinan ada pemisahan
antara akhlak dan ekonomi juga tidak pernah memetakan
pembangunan ekonomi dalam pelindungan Islam yang
tanpa akhlak.
5) Elastis (al-murunah), al-murunah didasarkan pada
kenyataan bahwa al-Qur’an dan al-Hadist yang keduanya
diajdikan sumber asasi ekonomi.
6) Objektif (al-maudhu’iyyah), Islam mengajarkan umat nya
supaya berlaku dan bertindak objektif dalam melakukan
aktiftas ekonomi. Aktivitas ekonomi pada hakekatnya
adalah merupakan pelaksanaan amanat yang harus
dipenuhi oleh setiap pelaku ekonomi tanpa
membedabedakan jenis kelamin, warna kulit, etnik,
agama/kepercayaan dan lain-lain.
64

7) Realistis (al-waqi’yyah). Prakiraan (forcasting) ekonomi


khususnya prakiraan bisnis tidak selamanya sesuai antara
teori di satu sisi dengan praktek pada sisi yang lain.
8) Harta kekayaan pada hakekatnya adalah milik Allah
SWT dalam prinsip ini terkandung maksud bahwa
kepemilikan seseorang terhadap harta kekayaan (al-
amwal) tidaklah bersifat mutlak.
9) Memiliki kecakapan dalam mengelola harta kekayaan
(tarsyid istikhdam al-mal).81

81 Muhammad Reztri Irfani, Peran Usaha Mikro Produsen Kelanting

Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Menurut Perspektif Islam (IAIN Raden Intan


Lampung, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam, Ekonomi Islam, 2016), 21.
BAB III
DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

A. Gambaran Umum UMKM Pasar Tengah Kota Bandar


Lampung
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia
merupakan salah satu prioritas dalam pengembangan ekonomi
nasional, selain karena UMKM menjadi tulang punggung sistem
ekonomi kerakyatan yang tidak hanya ditujukan mengurangi
masalah kesenjangan antar golongan pendapatan dan antar pelaku
usaha, ataupun pengentasan kemiskinan dan penyerapan tenaga
kerja. UMKM akan memperluas basis ekonomi dan dapat
memberikan kontribusi yang signifikan dalam mempercepat
struktural, yaitu meningkatkan perekonomian daerah dan
ketahanan ekonomi nasional. Berdasarkan Undang-Undang No.
20 tahun 2008 ayat 1 tentang UMKM dinyatakan bahwa Usaha
Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau
badan usaha perorangan yang memiliki kriteria usaha mikro
sebagaimana diatur dalam UU tersebut. Usaha kecil adalah usaha
ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan anak cabang yang dimiliki, dikuasai atau
menjadi bagian, baik langsung maupuntidak langsung dari usaha
menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil
sebagaimana dimaksud dalam UU tersebut. 82 Usaha Menengah
adalah usaha dalam ekonomi produktif dan bukan merupakan
cabang atau anak usaha dari perusahaan pusatserta menjadi
bagian secara langsung maupun tidak langsung terhadap usaha
kecil atau usaha besar dengan total kekayaan bersihnya sesuai
yang sudah diatur dengan peraturan perundang- undangan. Usaha
Mikro Kecil Menengah atau UMKM adalah istilahumum dalam
khazanah ekonomi yang merujuk kepada usaha ekonomi
produktif yang dimiliki perorangan maupun badan usaha sesuai

82 Tulus T.H. Tambunan, UMKM di Indonesia (Bogor: Ghalia Indonesia,


2009), 17.

65
66

dengan kriteria yang ditetapkan oleh Undang-Undang No.


20tahun 2008.
Dilihat dari data bandarlampungkota.bps.go.id, Bandar
Lampung memiliki banyak Pasar Tradisional dan Pasar Modern
yang banyak menjajakan barang-barang dagangan secara grosir
maupun satuan. Salah satunya adalah Pasar Tengah Bandar
Lampung. Pasar Tengah merupakan pusat UMKM terbesar di
Bandar Lampung, sebenarnya merupakan sebuah sistem jual beli
dengan menawarkan harga lebih rendah (murah) kepada pembeli
yang akan membeli dengan eceran. Disini kita dapat melihat
adanya perbedaan harga yang lazim lebih murah dari harga
ecerannya. Semakin besar jumlah barang yang dibeli, maka harga
semakin turun (murah). Dengan ini peneliti tertarik meneliti di
Pasar Tengah Bandar Lampung dengan persoalan bahwa Pasar
Tengah Bandar Lampung sendiri adalah pusat UMKM terbesar di
Bandar Lampungdan memiliki banyak toko, oleh karena itu Pasar
Tengah Bandar Lampung dapat membantu menjawab
permasalahan didalam Skripsi ini.

B. Produk Unggulan Kota Bandar Lampung


Berdasarkan data yang diperoleh peneliti yaitu dokumen resmi
milik Diskoperindag Kota Bandar Lampung tentang Produk
usaha Mikro, Kecil & Menengah Pasar Tengah Bandar Lampung,
dijelaskan bahwa Pasar Tengah Bandar Lampung memiliki
beberapa produk unggulan yaitu ikan olahan, aneka keripik,
empingmelinjo, kain tapis & sulaman usus, batik lampung dan
kaos lampung.
1. Ikan Olahan
Sentra ikan olahan kota Bandar Lampung berlokasi di
Pulau Pasaran, Kelurahan Kota Karang, Kecamatan Teluk
Betung Barat, wilayah seluas 12 ha ini dihuni oleh sekitar
248 KK atau sekitar 1.169 jiwa, dimana hampir seluruh
penghuninya menggantungkan hidupnya dari hasil
pengolahan ikan teri keringbaik sebagai pekerja maupun
pengolah ikan.
67

2. Aneka Keripik
Keripik pisang merupakan oleh-oleh andalan kota Bandar
Lampung. Keunikan dari makanan khas Llampung ini
adalah keanekaragaman rasa kripik pisang, antara lain: asin,
manis gurih, keju dan coklat, serta rasarasa buah sperti
melon dan strawberry. Tanjung Karang Timur, Tanjung
Karang Pusat, kedaton, kemiling dan teluk betung utara
merupakan sentra kripik pisang kota Bandar Lampung.
3. Emping Melinjo
Produk emping melinjo merupakan produk andalan dari
sektor industri UMKM kota Bandar Lampung. Proses
produksi emping melinjo di kota Bandar Lampung dilakukan
oleh para ibu rumahtangga untuk menambah penghasilan
keluarga. Sentra emping melinjo di kota Bandar Lampung
tersebar pada Kecamatan Teluk Betung Barat, Rajabasa dan
Kemiling. Untuk meningkatkan nilai ekonomis produk ini
pemerintah kota Bandar Lampung telah melakukan
pembinaan para pengrajin emping dalam hal pengemasan,
sehingga pemasaran produk ini tidak hanya terbatas pada
pasar-pasar tradisional, melainkan dapat merambah ke pasar
modern.
4. Kain Tapis Dan Sulam Usus
Kain tapis adalah kain tradisional khas masyarakat
Lampung yang telah dibuat secara turun temurun dan
merupakan kain tradisional suku Lampung terbuat dari
tenunan benang kapas dengan motif atau hiasan bahan sugi,
benang perak atau benang emas dengan sistem sulam
(cucuk). Motif yang khas dan indah menjadikan daya tarik
dan nilai jual utamanya. Kerajinan tersebut awalnya
diperkenalkan masyarakat asli Lampung dan biasanya
digunakan untuk pakaian wanita, kemeja pria, hiasan
dinding hingga tempat tisu.
5. Batik Lampung
Batik merupakan kain tradisional warisan budaya yang
saat ini sedang galak dikembangkan diberbagai daerah,
termasuk Kota Bandar Lampung. Kota Bandar Lampung
68

yang kaya akan motif dan ornamen tradisional daerah,


menjadi inspirasi bagi para pengrajin untuk membuat kain
batik dengan bahan katun dan sutera. Saat ini kota Bandar
Lampung telah memiliki banyak pengrajin batik yang
membuat kerajinan batik ini dengan metodetulis, cap,
maupun cetak.
6. Kaos Lampung
Sama halnya dengan kerajinan batik, kaos Lampung juga
terinspirasi oleh kekayaan motif-motif dan ornamen khas
kota Bandar Lampung. Produk ini dibuat dengan
memanfaatkan teknik sablon pada kain. Antusias terhadap
kehadiran produksi ini cukup tinggi, hal ini didasari karena
tingginya kebanggaan terhadap produksi daerah. Produk ini
merupakan pilihan yang tepat untuk menjadikan buah tangan
bagi para pendatang di kota Bandar Lampung

C. Perkembangan Jumlah UMKM di Pasar Tengah Kota


Bandar Lampung
Perkembangan jumlah Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Usaha
Menengah di Kota Bandar Lampung dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan walaupun peningkatannya tidak
mencapai lebih dari 10%. Dari ketiga kategori UMKM menurut
Diskoperindag yaitu perdagangan, jasa, dan industri, masing-
masing level usaha memili keragaman yang berbeda. Pada usaha
mikro kategori bidang usaha yang paling banyak bergerak di
bidang perdagangan, sedangkan pada level Usaha Kecil dan
Menengah paling banyak berada pada jenis bidang usaha industri.

Tabel 3.1
Perkembangan UMKM Pasar Tengah Kota Bandar
Lampung

Jumlah Usaha
No. Bidang Usaha
2020 2021 2022
Usaha mikro
1. Perdagangan 10.408 11.136 11.725
69

2. Jasa 1.292 1.400 1.4900


3. Industri 6.280 6.284 6.343
Jumlah 17.974 18.820 19.558
Usaha kecil
1. Perdagangan 3.518 3.954 4.008
2. Jasa 1.880 2.283 2.307
3. Industri 8.726 8.733 8.776
Jumlah 14.124 14.970 15.091
Usaha
Menengah
1. Perdagangan 1.178 1.232 1.259
2. Jasa 290 354 361
3. Industri 3.671 3.674 3.691
Jumlah 5.139 5.260 5.311
Jumlah total 37.237 39.050 39.960
Sumber: Diskoperindag Kota Bandar Lampung
70
BAB IV
ANALISIS PENELITIAN

A. Analisis Data Penelitian


Insentif pajak PMK 86/2020 bagi UMKM yang diberikan
pemerintah berupa PPh Final Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM) akan ditanggung oleh pemerintah selama enam bulan,
dengan begitu wajib pajak UMKM tidak perlu membayar pajak
0,5% dari omset. Syarat wajib pajak UMKM yang dapat
menerimanya adalah wajib pajak UMKM harus melakukan
penyampaian laporan realisasi untuk memanfaatkan pajak
penghasilan final yang ditanggung oleh pemerintah paling lambat
tanggal 20 setelah akhir masa pajak dan berakhir sampai
Desember 2020. 83 Pemerintah memberikan bantuan senilai 2,4
juta untuk menjaga keberlangsungan Umkm di masa pandemic
Covid-19. Dengan adanya pandemi COVID-19 ini, maka
pemerintah memberikan bantuan kepada pelaku UMKM
khususnya di bidang usaha mikro, dimana bantuan ini diberikan
untuk menjadi modal usaha bagi pelaku usaha mikro dan juga
sebagai bentuk apresiasi serta membangkitkan kembali semangat
para pelaku usaha mikro agar mereka tidak putus asa dalam
mencari nafkah.
Penelitian ini dilakukan di pasar tengah kota Bandar Lampung
dan dilakukan dengan total 25 informan yang merupakan para
pelaku usaha UMKM. Para informan yang di wawancara
mayoritas melakukan usaha di bidang konveksi diantaranya
konveksi baju seragam, baju anak, maupun baju olahraga,
konveksi sepatu dan sandal, dan konveksi perlengkapan outdoor.
Para informan terbagi menjadi 3 bagian UMKM, yaitu Usaha
Mikro sebanyak 9 orang, Usaha Kecil sebanyak 11 orang, dan
Usaha Menengah sebanyak 5 orang. Informan didominasi oleh

83 Menteri Keuangan Republik Indonesia, “Peraturan Menteri Keuangan

Republik Indonesia Nomor 86/PMK/2020 Tentang Insentif Pajak Untuk Wajib Pajak
erdampak Pandemi Corona Virus Disease 2019” (2020) 1-131.

71
72

laki-laki dengan persentase 60% dan sisanya adalah perempuan


dengan persentase 40%.84
Para informan telah menggunakan atau menerapkan
digitalisasi sebelumnya. Sebagian besar informan yaitu sebanyak
14 informan memulai penjualan melalui online adalah berkisar 1-
4 tahun (55%), jangka waktu 5-8 tahun sebanyak 9 informan
(38%), dan sisanya 9-12 tahun sebanyak 2 informan (7%).
Platform digital yang lebih banyak digunakan oleh para informan
adalah Shopee dengan persentase 60%, Tokopedia dengan
persentase 20%, Instagram dengan persentase 13,33%, dan
sisanya Lazada dengan persentase 6,67%85. Wawancara
dilakukan selama 1 bulan, dimulai sejak Januari-Februari 2023.

Tabel 4.1
Daftar Toko di Pasar Tengah Kota Bandar Lampung
No Nama Jalan Nama Toko
1 JL. Sibolga 1. Toko Alia
2. Toko Dhuha Busana
3. Toko Rania Busana
4. Toko Damai Baru
5. Toko Grosir Harapan
6. Toko Hijrah Shop
7. Toko Dessy
2 JL. Tanjung 1. Toko Abadi Kids
Pinang 2. Toko Dina Mekar
Jaya
3. Toko Sehati
4. Toko Sukses Bersama
5. Toko Edwin
6. Toko Utama
7. Toko Eppy’s
8. Toko Puri Busana
9. Toko Velero

84 Wawancara dengan para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah,

Januari sampai Februari 2023.


73

3 JL. Padang 1. Toko Cha-Cha


Busana
2. Toko Bunda Kids
3. Toko Salsa
4. Toko Ahsana Kids
4 JL. Palembang 1. Toko Deco Collection
2. Toko Dee Mode
Muslim
5 JL. Baru 1. Toko Mulia
2. Toko Angga Fashion

B. Pemanfaatan Insentif Pajak yang Diberikan oleh


PemerintahKepada Para UMKM di Pasar Tengah Kota
Bandar Lampung
1. Pasca Pandemi Covid-19
Berdasarkan hasil yang didapat melalui
wawancaradengan para informan. 85

Tabel 4.2
Pasca Pandemi Covid-19
No. Jenis Dampak Strategi Pengatasi
UMKM Pasca Dampak
Pandemi
COVID-19
1 Usaha 1. Pemasukan - Menjaga kualitas
Mikro menurun pelayanan kepada
pelanggan untuk
mempertahankan
kepercayaan took
2. Pesanan - Meningkatkan
menurun promosiuntuk
memperluas
jangkauan pasar

85 Wawancara dengan para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah,

Januari sampai Februari 2023.


74

3. Sepi - Mengutamakan
Pembeli kualitas produk yang
ditawarkan
4. Pengeluaran
bertambah
2 Usaha Kecil 1. Pemasukan - Meningkatkan
menurun promosiuntuk
menarik minat
pembeli dan
meningkatkan
penjualan
2. Pesanan - Mengurangi biaya
menurun operasional yang
tidak penting
3. Sepi - Mengoptimalkan
pembeli penggunaan platform
digital untuk
meningkatkan
penjualan online
3 Usaha 1. Tidak - Diversifikasi produk
Menengah stabilnya dan layanan untuk
pemasukan mencari sumber
pemasukan yang
lebih stabil
- Meningkatkan
efisiensi operasional
dan mengurangi
biaya yang tidak
produktif
- Berinovasi dan
mengadopsi
teknologi digital
untuk meningkatkan
efisiensi dan daya
saing usaha
Sumber: diolah oleh peneliti, 2023
75

Dilihat dari Tabel 4.2, terdapat beberapa dampak dari


pasca pandemi Covid-19 yang dirasakanoleh masing-masing
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Dampak yang paling
dirasakan oleh Usaha Mikro dan Usaha Kecil adalah
pemasukan mereka menjadi menurun pasca pandemi Covid-
19, selanjutnya dampak lainnya adalah pesanan menurun,
sepi pembeli, danpengeluaran bertambah. Sedangkan untuk
UsahaMenengah, dampak yang paling dirasakan adalah
tidak stabilnya pemasukan yang diperoleh selama pasca
pandemi Covid-19.
Namun, Mas RU dan Mba TR mengungkapkan bahwa
pemasukan usaha mereka berjalan stabil. Mas FH
mengutamakan kualitasnya dalam melayani pelanggan agar
mereka percaya dengan toko Mas FH, sedangkan Mba VR
mengutamakan kualitas produk dan rutinmelakukan promosi
setiap bulannya agar tetap memperluas jangkauan pasar.
Selain itu, Mba RS merasakan pemasukan yang meningkat
setelah membuka toko offline dibandingkan dengan toko
online- nya.86

2. Alasan Tidak Menggunakan Insentif Pajak


Berdasarkan hasil wawancara yang telah diolah oleh
peneliti,seluruh informan mengakutidak menggunakan
insentif pajak yang diberikan oleh pemerintah pasca
pandemi Covid-19. Beberapa hal yang menjadi alasan para
informan disajikan dalam Tabel 4.3.

Tabel 4.3.
Alasan Tidak Menggunakan Insentif Pajak
No. Alasan Persentase
Utama (%)
1 Kurangnya sosialisasi yang diberikan 9%
kepadapara UMKM

86 Wawancara dengan para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah,

Januari sampai Februari 2023.


76

2 Tidak mendapatkan informasi dan 6%


tidak memahami aturan pajak
3 Tidak tertarik setelah mendapatkan 5%
informasi
4 Memahami kebijakan baru mengenai 5%
InsentifPajak
Total Responden 25
Sumber: diolah oleh peneliti, 2023

Alasan yang paling dominan adalah karena kurangnya


sosialisasi yang diberikan kepada para UMKM di pasar
tengah kota Bandar Lampung (61%). Sisanya adalah karena
tidak mendapatkan informasi dan tidak memahami aturan-
aturan pajak. Namun, terdapat 25 informan yang mengaku
mendapatkan informasi (20%), namun 19 informan mengaku
tidak tertarik setelah mendapatkan informasi tersebut (19%).
Selanjutnya, terdapat 17 informan yang memahami
kebijakanbaru mengenai Insentif Pajak ini (17%). 87
Hal ini menunjukkan sosialisasi menjadi penting bagi
para UMKM di pasar tengah kota Bandar Lampung dan
dapatmenjadi fokus pemerintah untuk lebih peka terhadap
kebutuhan para UMKM.

3. Mendapatkan Bantuan Lain dan Usaha Tetap Berlangsung


Berdasarkan hasil data yang diolah, seluruh informan
mengaku tidak memanfaatkan insentif pajak yang diberikan
oleh pemerintah pasca pandemi Covid-19. Peneliti bertanya
apakah para informan mendapatkan bantuan lain yang
diberikan oleh pemerintah dan apakah usaha para informan
dapat tetap berlangsung meskipun tidak mendapatkan
bantuan insentif pajak maupun bantuan lainnya. Data ini
disajikan pada Tabel 4.4 dibawah ini.

87 Wawancara dengan para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah,

Januari sampai Februari 2023


77

Tabel 4.4
Bantuan Lain dari Pemerintah
N Jenis Mendapa Jenis Kelangsun Alasan
o. UM t kan Bantua n gan Usaha Kelangsun
KM Bantuan Lain gan Usaha
Lain
Dari
Pemerint
a
h (%)
1 Us 75% Bantuan Usaha tetap Keterampilan
aha Langsu berlangsung karyawan
Mi ng dengan baik yang baik
kro Tunai
(1,2 Mengandal
juta kan penjualan
rupiah online
dan 2,4
juta
rupiah)
2 Us 25% - Usaha tetap Keterampilan
aha berlangsung karyawan
Ke dengan baik yang baik
cil
Mengandal
kan penjualan
online
75% - Usaha tetap Keterampil an
berlangsung karyawan
dengan baik yang baik
Mengandal
kan penjualan
online
78

3 Usaha 0% - Usaha tetap Keterampil an


Menen berlangsung karyawan yang
g ah dengan baik baik
Mengandal
kan penjualan
Online
Sumber: diolah oleh peneliti, 2023

Dari Tabel 4.3, dapat disimpulkan bahwa Usaha Mikro


sebanyak 75% mendapatkan bantuan lain berupa Bantuan
Langsung Tunai sebesar 1,2 juta rupiah dan 2,4 juta rupiah.
Sedangkan Usaha Menengah 100% tidak mendapatkan
bantuan lain dari pemerintah, dan sisanya Usaha Kecil
sebesar75% tidak mendapatkan bantuan lain dan 25% saja
yang mendapatkan bantuan lain. Meskipun tidak seluruhnya
mendapatkan atau memanfaatkan bantuan lain dari
pemerintah, seluruh informan mengaku usaha mereka tetap
berlangsung dengan baik, khususnya 2 informan masing-
masing mengaku usaha mereka berlangsung dengan baik
karena adanya keterampilan karyawan dan mengandalkan
jualan online.

4. Rencana Menggunakan Insentif Pajak


Selanjutnya peneliti bertanya kepada para informan
apakah terdapat rencana kedepannya dalam memanfaatkan
insentif pajak yang diberikan oleh pemerintah pasca
pandemiCovid-19 ini. Dari hasil data yang diolah,
didapatkan data yang disajikan pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5
Rencana Menggunakan Insentif Pajak
No. Rencana Pemanfaatan Insentif Pajak Jumlah
Informan
1 Tertarik dengan sosialisasi lebih lanjut 9
tentang
79

kebijakan insentif pajak dan


berencanamemanfaatkannya

2 Tertarik, tetapi masih merasa ragu tetapi 6


tetap berencana memanfaatkannya
3 Berencana memanfaatkannya jika ada 5
sosialisasilebih lanjut untuk memahami
alur dan prosesnya
4 Tidak berencana memanfaatkannya karena 5
merasa ada yang lebih membutuhkan
bantuandari pemerintah
Total Responden 25
Sumber: diolah oleh peneliti, 2023

Dari Tabel 4.5 diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat


15 informan mengatakan bahwa mereka tertarik jika ada
sosialisasi lebih lanjut tentang bagaimana kebijakan insentif
pajak dilakukan. Namun Mba RNI sendiri merasa masih
ragu tetapi tetap berencana. Terdapat 5 informan yang
mengaku berencana namun jika dilakukan adanya sosialisasi
kepada para UMKM agar dapat memahami lebih lanjut alur
dan prosesnya, sedangkan terdapat 1 informan yang
mengaku berencana namun masih merasa ragu.
Sedangkan 5 informan lainnya mengungkapkan bahwa
mereka tidak berencana memanfaatkan insentif pajak
kedepannya. Khususnya Bapak BA, beliau merasa ada yang
lebih membutuhkan bantuan dari pemerintah dibandingkan
beliau.

C. Upaya UMKM dalam Mempertahankan Usahanya


Seluruh informan memiliki upaya mereka masing-masing
dalam mempertahankan usahanya di masa pandemi ini. Jika
diklasifikasikan menjadi Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha
Menengah, persentase strategi maupun inovasi yang dilakukan
dapat dilihat pada tabel 4.6 dibawah ini.
80

Tabel 4.6.
Upaya UMKM Mempertahankan Usahanya
No. Jenis Upaya dan Persentase Efek yang
UMKM Strategi (%) Dirasakan

1 Usaha 1. Penurunan harga 60% - Penjualan


Mikro untuk bersaing di berangsur
pasar naik

2. Strategi diskon - Jumlah


dan promo (flash pelanggan
sale, voucher, dll.) meningkat

saat event tertentu - Produk


lebih
dikenal
orang

3. Upaya promosi 40%

4.Mempertahankan 20%
kualitas produk,
desain, dan

mengembangkan
produk baru

2 Usaha 1. Banyak promosi 50% - Penjualan


Kecil berangsur
naik

2. Diskon dan 15% - Promosi


peningkatan meluas,
kualitas produk produk
lebih
dikenal
orang

3. Desain produk 25% - Jumlah


dan agen untuk pelanggan
81

distribusi produk meningkat

4. Pelayanan baik, 10% - Beberapa


fokus toko offline, informan
dan gratis ongkir merasakan
pendapatan
menurun

3 Usaha 1. Meningkatkan 100% - Penjualan


Menengah dan menjaga berangsur
kualitas produk naik

2. Penurunan harga -
dan memberikan 50% Terciptanya
diskon50% loyalitas
pelanggan
3. Pelayanan
pelanggan yang
baik

Sumber: diolah oleh peneliti, 2023

Pada Usaha Mikro sendiri, upaya yang mempunyai persentase


60% adalah para UMKM melakukan penurunan harga agar dapat
bersaing di pasar dan melakukan strategi diskon dan promo
seperti melalui diskon flash sale, voucher-voucher dan promo
saat berlangsungnya event tertentu. Selanjutnya 40% merupakan
upaya promosi dan 20% dari mempertahankan kualitas produk,
desain produk, dan mengembangkan produk baru. Efek yang
dirasakan pada para pelaku Usaha Mikro adalah penjualan yang
berangsur naik, jumlah pelanggan meningkat, dan produk banyak
dikenal orang.
Pada Usaha Kecil, upaya yang mempunyai persentase 50%
adalah dengan melakukan banyak promosi, lalu 15% dengan
melakukan diskon dan meningkatkan kualitas produk, serta 25%
untukdesain produk dan penggunaan agen untuk membantu
distribusi produk agar lebih luas, dan sisanya10% adalah
pelayanan yang baik, fokus pada toko offline, dan memberikan
82

fasilitas gratis ongkir. Efek yang dirasakan adalah penjualan


berangsur naik, promosi meluas sehingga produk banyak dikenal
orang, dan jumlah pelanggan meningkat. Namun 2 informan
masih merasakan pendapatan yang tetap menurun dan permintaan
yang belum meningkat meskipun sudah melakukan upaya- upaya
diatas.
Pada Usaha Menengah, strategi yang digunakan dengan
persentase 100% adalah denganmeningkatkan dan menjaga
kualitas produk, sisanya 50% adalah melakukan penurunan harga,
memberikan diskon kepada pelanggan, dan melayani pelanggan
dengan baik. Efek yang dirasakan oleh informan di skala Usia
Menengah ini adalah penjualan yang berangsur naik dan
terciptanya loyalitas pelanggan.

D. Penerapan Digitalisasi Dengan Pemilihan Platform E-


Commerce oleh Para UMKM di Pasar Tengah Kota Bandar
Lampung
1. Penggunaan E-Commerce
Dari hasil yang diperoleh setelah melakukan wawancara,
25 informan telah menggunakan penjualan berbasis online.
Platform digital yang menjadi pilihan sebagian besar
informan adalah Shopee yang digunakan oleh 12 informan
(50%), selanjutnya Tokopedia yang digunakan oleh 7
informan (29%), Instagram yang digunakan oleh 4 informan
(14%), dan sisanya adalah Lazada yang digunakan oleh 2
informan (7%).
Penggunaan e-commerce Shopee sangat diminati oleh
sebagian besar UMKM dikarenakan banyak masyarakat
yang sudah mengenal Shopee, fasilitas yang dapat
digunakan oleh para UMKM secara maksimal untuk
mendapatkan pelanggan, dan pengoperasian fasilitas sarana
yang mudah bagi para konsumen dan para UMKM.
83

Tabel 4.7.
Platform Digital yang Digunakan
No. Platform Jumlah Persentase Alasan
Digital Informa (%) Penggunaan
n

1 Shopee 12 50% - Banyak masyarakat


yang mengenal
Shopee

- Fasilitas yang
dapat digunakan
secara

- maksimal untuk
mendapatkan
pelanggan

- Pengoperasian
fasilitas sarana
mudah

2 Tokopedia 7 29%

3 Instagram 4 14%

4 Lazada 2 7%

Total 25 100%
Responden

Sumber: diolah oleh peneliti, 2023

2. Layanan Distribusi
Penggunaan layanan distribusi yang dilakukan oleh para
informan demi menunjang penggunaan e-commerce yang
optimal. Didapatkan hasil terdapat 20 informan yang
menggunakan layanan distribusi (79%) dan sisanya 5
informan tidak menggunakan layanandistribusi (21%).
84

Tabel 4.8.
Alasan Menggunakan Layanan Distribusi
No. Penggunaan Jumlah Persentase Alasan
Layanan Informan (%) Penggunaan
Distribusi Layanan
Distribusi

1 Ya 20 79% - Pengiriman
lebih mudah
sampai

- Mempercepat
pengiriman
barang

- Harga yang
standar

- Menghemat
waktu

- Memperluas
pasar melalui
distributor

- Layanan
distribusi selalu
dibutuhkan

2 Tidak 5 21% - Pelanggan lebih


sering datang ke
toko

Sumber: diolah oleh peneliti, 2023

Alasan ke-16 informan menggunakan layanan distribusi


adalah dikarenakan pengiriman lebih mudah sampai (19%),
mempercepat pengiriman barang (19%), harga yang standar
(15%), menghemat waktu (15%), memperluas pasar
dikarenakan layanan distribusi dilakukan melalui distributor
85

(5%) dan akan selalu dibutuhkan (6%). Sedangkan alasan 4


informan yang tidak menggunakan layanan distribusi adalah
pelanggan yang lebih sering datang ke toko, dan khususnya
bagi Mas HS, beliau melakukan sistem pesanan atau by
request. 88 Namun, 1 dari 4 informan yang tidak
menggunakan layanan distribusi ini mengaku penggunaan
jasa layanan distribusi tetap penting bagi para pelaku usaha
UMKM.

3. Biaya Promosi yang Dikeluarkan


Tidak hanya menggunakan layanan distribusi, para
UMKM juga harus mengeluarkan biaya promosi agar
penggunaan e-commerce dapat dilakukan secara optimal.

Tabel 4.9.
Biaya Promosi
No. Pandangan Jumlah Persentase Alasan
terkait Informan (%) Pengeluaran
Pengeluaran Biaya Promosi
Biaya
Promosi

1 Penting 15 60% - Pelanggan


dilakukan bertambah
setelah promosi

- Produk tampil
di halaman atas
e-commerce

- setelah
diberikan
fasilitas promosi

- Membuat
pengeluaran

88 Wawancara dengan Hasbi, tanggal 21 Januari 2023.


86

biaya promosi
menjadi optimal

2 Sudah 5 20% - Pelanggan


merasa bertambah
optimal setelah promosi

- Produk tampil
di halaman atas
e-commerce
setelah diberikan
fasilitas promosi

3 Belum 5 20% - Perubahan


merasa jumlah
optimal pelanggan tidak
signifikan
karena biaya
terlalu mahal

- Pengeluaran
yang dianggap
sia-sia karena
adanya pandemi
Covid-19

- Tidak adanya
peningkatan
pelanggan baru

- Pengeluaran
biaya promosi
hanya dilakukan
saat diawal
untuk
memperkenalkan
produk

Total 25 100%
87

Responden

Sumber: diolah oleh peneliti, 2023

Hasil penelitian yang diolah oleh peneliti adalah 15


informan merasa pengeluaran biaya promosi penting
dilakukan, namun hanya 5 informan saja yang merasa
pengeluaran biaya promosi mereka sudah optimal yaitu
dikarenakan pelanggan yang bertambah setelah melakukan
promosi, lalu produk yang telah diberikan fasilitas promosi
akan tampil di halaman atas e-commerce tersebut dan
membuat pengeluaran biaya promosi menjadi optimal.
Namun 5 informan tidak merasa optimal, hal ini dikarenakan
perubahan jumlah pelanggan yang tidak terlalu signifikan
dan pengeluaran biaya promosi dirasa masih membutuhkan
biaya atau budget yang lebih banyak.
Lalu selanjutnya, terdapat 40 informan yang tidak
mengeluarkan biaya promosi, hal ini dikarenakan
pengeluaran biaya promosi dirasa tidak optimal karena biaya
yang terlalu mahal, pengeluaran yang sia-sia karena adanya
pandemi Covid-19, dan tidak adanya peningkatan pelanggan
baru. Khususnya Mas FH, beliau mengemukakan bahwa
pengeluaran biaya promosi hanya dilakukan saat diawal
untuk memperkenalkan produknya saja dan tidak
melakukannya secara berkelanjutan. 89

E. Cara pemanfaatan insentif pajak dan platform digital pada


keberlangsungan usaha UMKM di Pasar Tengah Kota
Bandar Lampung dalam perspektif Islam
Dalam perspektif Islam, pemanfaatan insentif pajak dan
platform digital pada keberlangsungan usaha UMKM di Pasar
Tengah Kota Bandar Lampung perlu dipertimbangkan dengan
mengacu pada prinsip-prinsip agama yang mengatur aspek
ekonomi dan bisnis. Berikut adalah beberapa hal yang perlu

89 Wawancara dengan Fahmi, tanggal 21 Januari 2023.


88

dipertimbangkan dalam pembahasan cara pemanfaatan insentif


pajak dan platform digital dalam perspektif Islam:
Pemanfaatan Insentif Pajak Dalam Islam, pelaksanaan insentif
pajak yang legal dan sesuai dengan aturan hukum diperbolehkan
dan dapat dianggap sebagai bentuk kepatuhan terhadap otoritas
yang berlaku. Penggunaan insentif pajak yang sah dan tepat
waktu dapat membantu meringankan beban finansial UMKM dan
memungkinkan mereka untuk beroperasi dengan lebih baik.
Namun, penting untuk menghindari tindakan penyelewengan atau
manipulasi data dalam rangka memperoleh insentif pajak secara
tidak sah, karena hal ini bertentangan denganprinsip kejujuran
dan keadilan dalam Islam.
Pemilihan Platform Digital Dalam memilih platform digital
untuk memasarkan produk dan layanan, UMKM harus
memastikan bahwa platform tersebut tidak menyediakan konten
yang diharamkan atau bertentangan dengan nilai-nilai Islam.
UMKM harus berhati-hati untuk tidak terlibat dalam bisnis yang
merugikan masyarakat atau berdampak negatif pada lingkungan.
Penggunaan platform digital juga harus menghormati hak-hak
konsumen dan menjunjung tinggi etika bisnis yang sesuai dengan
prinsip-prinsip Islam. Transparansi, kejujuran, dan tanggung
jawab sosial harus menjadi prinsip utama dalam berbisnis di
platform digital.
Kepedulian Sosial dan Keberkahan Usaha Dalam perspektif
Islam, UMKM diharapkan memiliki kesadaran sosial dan
memperhatikan kebutuhan masyarakat sekitar. Dalam
pemanfaatan insentif pajak dan platform digital, UMKM juga
dapat berkontribusi dalam memberikan manfaat bagi masyarakat
secara luas, misalnya dengan memberikan lapangan kerja bagi
orang lokal atau mendukung produk-produk lokal.
Selain itu, keberkahan dalam usaha juga menjadi aspek
penting dalam perspektif Islam. UMKM harus mengingatkan diri
untuk selalu bersyukur atas kesuksesan dan kesempatan
yangdiberikan oleh Allah, serta berusaha menjalankan usaha
dengan integritas dan konsistensi dalam menjalankan ajaran
agama.
89

Dalam kesimpulannya, cara pemanfaatan insentif pajak dan


platform digital pada keberlangsungan usaha UMKM di
PasarTengah Kota Bandar Lampung dalam perspektif Islam
adalah dengan menjalankan bisnis dengan etika dan prinsip-
prinsip syariah yang menghormati hak-hak konsumen,
menghindari konten yang diharamkan, serta memiliki kesadaran
sosial dantanggung jawab sosial terhadap masyarakat sekitar.
Pemanfaatan insentif pajak yang sah dan tepat waktu dapat
membantu meringankan beban finansial UMKM, sementara
pemilihan platform digital yang bijaksana dapat membuka
peluang lebih luas untuk memperluas pasar dan meningkatkan
efisiensi pemasaran. Dengan menjalankan usaha sesuai dengan
nilai-nilai Islam, diharapkan UMKM dapat mencapai
keberlanjutan usaha yangberkah dan memberikan manfaat bagi
masyarakat secara luas.
90
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
1. Pemanfaatan insentif pajak dan pemilihan platform digital
ini ternyata tidak dapat menunjang keberlangsungan usaha
para UMKM yang berada di pasar tengah Kota Bandar
Lampung pasca Covid-19. Hal ini dibuktikan ke 20 informan
mengaku tidak memanfaatkan fasilitas insentif pajak yang
diberikan oleh pemerintah selama pasca Covid-19. Alasan
yang paling dominan adalah karena kurangnya sosialisasi
yang diberikan kepadapara UMKM di pasar tengah kota
Bandar Lampung (61%). Sisanya adalah karena tidak
mendapatkan informasi dan tidak memahami aturan-aturan
pajak. Namun, terdapat 18 informan yang mengaku
mendapatkan informasi (18%), namun 19 informan mengaku
tidak tertarik setelah mendapatkan informasi tersebut (19%).
Selanjutnya,terdapat 17 informan yang memahami kebijakan
baru mengenai Insentif Pajak ini (17%). Dari sisi pemerintah
sendiri insentif pajak memberikan keringanan bagi para
UMKM di masa pasca Covid- 19, hal ini berupa pembayaran
pajak yang ditanggungoleh pemerintah, maka dari itu para
UMKM tidak perlu membayar pajak UMKM. Namun,
fasilitas kebijakan yang diberikan oleh pemerintah melalui
insentif pajak ini yang dapat dirasakan oleh sebagianbesar
UMKM hanya PPh UMKM DitanggungPemerintah (DTP).
Bagi para UMKM fasilitas ini tidak begitu memberikan
manfaat karena hanya dapat dimanfaatkan setahun sekali
saja. Para UMKM membutuhkan bantuan setiap bulannya
atau dengan jangka waktu yang lebih dekat guna
mempertahankan usaha mereka. Pemanfaatan insentif pajak
akhirnya dirasa masih belum menunjang keberlangsungan
usaha bagi para UMKM karena mayoritas UMKM
merasakan masih kurangnya sosialisasi langsung yang
diberikan oleh pemerintah. Akhirnya, banyak UMKM yang

91
92

memanfaatkan beberapa bantuan- bantuan lain dari


pemerintah, salah satunya adalah Bantuan Langsung Tunai
yangmembantu penjualan para UMKM diakibatkan omset
mereka yang menurun.
2. Cara pemanfaatan insentif pajak dan platform digital pada
keberlangsungan usaha UMKM di Pasar Tengah Kota
Bandar Lampung dalam perspektif Islam yaitu pemanfaatan
insentif pajak yang legal dansesuai dengan aturan yang
berlaku dapat dianggap sebagai bentuk kepatuhan terhadap
hukum dan tanggung jawab sosial bagi pelaku usaha. Selain
itu, penggunaan platform digital menjadi alternatif yang
signifikan bagi UMKM dalam memperluas jangkauan pasar
dan meningkatkan efisiensi pemasaran. Dalam perspektif
Islam, penggunaan teknologi dan platform digital dapat
dianggap sah selama tidak melanggar etika dan prinsip-
prinsip Islam, seperti menghindari konten dan praktik yang
diharamkan. Oleh karena itu, pendekatan yang bijak dalam
mengoptimalkan insentif pajak dan platform digital sejalan
dengan prinsip-prinsip ekonomi Islamdapat memberikan
manfaat jangka panjang bagi keberlangsungan dan
keberkahan usaha UMKM di pasar tengah Kota Bandar
Lampung. Platform digital yang menjadi pilihan sebagian
besar informan adalahShopee yang digunakan oleh 10
informan (50%),selanjutnya Tokopedia yang digunakan oleh
6 informan (20%), Instagram yang digunakan oleh 3
informan (14%), dan sisanya adalah Lazada yang digunakan
oleh 1 informan (7%).

B. Rekomendasi
Rekomendasi yang dapat peneliti berikan kepada peneliti
selanjutnya adalah diharapkan dapat mengambil sampel informan
yang lebih banyak lagi, khususnya bagi Usaha Menengah, lalu
diharapkan dapat melakukan penelitian yang berkelanjutan agar
dapat memahami perkembangan UMKM selanjutnya pasca
Covid-19 ini serta melanjutkan penelitian yang berfokus pada
93

keberlangsungan usaha para UMKM agar dapat menjadi


penjelasan yang lebih luas lagi.
94
DAFTAR RUJUKAN

Buku

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rhineka Cipta. 2013.

Bank Indonesia dan Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia.


Profil Bisnis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Jakarta: Bank Indonesia. 2015.

Barusman, dkk. Dampak dan Penanganan Covid-19 Dalam Perspektif


Multidisiplin. Lampung: UBL Press. 2020.

Kementerian Keuangan. Peraturan Menteri Keuangan Nomor


114/PMK.03/2022 Tentang Insentif Pajak Untuk Wajib Pajak
Terdampak Pandemi Corona Virus Disease 2019. Jakarta:
Sekretariat Negara. 2022.

Kuswiratno. Memulai Usaha Itu Gampang!. Jakarta: VisiMedia. 2016.

Manullang, M. Dasar-Dasar Manajemen. Yogyakarta: Gajah mada


Press. 2012.

Mardalis. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Cat VII.


Jakarta: Bumi Aksara. 2004.

Mardiasmo. PERPAJAKAN, ed. Maya, XIX. Yogyakarta: CV. ANDI


OFFSET. 2018.

Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan, Cet ke IV. Jakarta:


Rhineka Cipta. 2004.

Muhammad, Abdul Kadir. Hukum dan Penelitian. Bandung: Cipta


Aditya Bakti. 2004.

Republic Indonesia, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang


Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:


Alfabeta. 2015.

95
96

Tika, Moh Pabundu. Metode Riset Bisnis. Jakarta: Bumi Akasara.


2006.

Turban, E., King, D., Lee, J. K., Liang, T.P., & Turban, D.C.
Electronic Commerce: A Managerial and Social Networks
Perspective (8th Editio). Springer. 2015.

Wahjono, Sentot Imam. Manajemen Tata Kelola Organisai Bisnis.


Jakarta: PT Indeks. 2008.

Yusuf, Muri. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Gabungan


Edisi Pertama. Jakarta: Kencana. 2017.

Jurnal Ilmiah
Achmad, Z, A., Azhari, T, Z., Esfandiar, W, N., Nuryaningrum, N.,
Syifana, A, F, D., & Cahyaningrum, I. “Pemanfaatan Media
Sosial dalam Pemasaran Produk UMKM di Kelurahan
Sidokumpul, Kabupaten Gresik”. Jurnal Ilmu Komunikasi 10,
no. 1 (2020): 18-31.
Ainun, dkk. “Pemberian Insentif Pajak Bagi Pelaku UMKM Di Masa
Pandemi Covid-19”. Jurnal Akuntansi dan Pajak 23, no. 1
(2022): 1-9.
Amri, Andi. “Dampak Covid-19 Terhadap UMKM di Indonesia”.
Jurnal Brand 2, no. 1 (2020): 123-130.
Azizah, dkk. “Strategi UMKM Untuk Meningkatkan Perekonomian
Selama Pandemi Covid-19 Pada Masa New Normal”. Economics
Journal of Economic 5, no. 1 (2020): 46-62.
Bandiyono, Agus. “Peran Insentif Pajak Di Masa Pandemi Bagi
UMKM “Dayana Galery”. Jurnal KUAT: Keuangan Umum dan
Akuntansi Terapan 3, no. 2 (2021): 89-94.
Ginting, Natanael & Ferry, Irawan. “Tinjauan Kebijakan Insentif
Pajak Di Masa Pandemi Covid-19 Berdasarkan Fungsi Budgetair
Dan Regulerwnd Pajak”. Hermeneutika: Jurnal Ilmu Hukum 6,
no. 1 (2022): 1-17.
Kartika, Rayna & Iswardi. “Efektifitas dan Pemanfaatan Insentif Pajak
Pada UMKM Pada Masa Pandemi Covid-19”. JBT: Jurnal
97

Bisnis Terapan 6, no. 1 (2022): 1-10.


Mamik, dkk. “Dampak Covid-19 dan Pemanfaatan Insentif Pajak
Terhadap Keberlangsungan Usaha Pada UMKM Tenun Troso
Jepara”. Jurnal Manajemen dan Keuangan 9, no. 3 (2020): 276-
285.
Rahmatika, dkk. “Pemanfaatan Insentif Pajak Dan Pemilihan Platform
Digital Terhadap Keberlangsungan Usaha UMKM di Era
Pandemi Covid-19”. Jurnal Akuntansi, Perpajakan, dan
Auditing 2, no. 3 (2022): 517-536.
Rahyono & Alansori, Apip. “Pelatihan Kewirausahaan Bagi Pelaku
UMKM Dan Masyarakat di Kelurahan Sukarame Bandar
Lampung “. Community Development Journal 2, no. 1 (2021):
100-104.
Suci, Yuli Rahmini. “Perkembangan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan
Menengah) di Indonesia”. Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos 6 no. 1
(2017): 7.
Trihastuti, Desi & Rachmawati, Nur Aisyah. “Efektivitas Insentif
Pajak Dan Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap
Keberlangsungan UMKM di Tengah Covid-19”. Equity 24 no. 2
(2021): 223-242.
Vincentius, dkk. “Strategi Digital Marketing Pada Usaha Mikro dan
Menengah (UMKM) Di Masa Pandemi Covid-19 Melalui
Pendekatan Pemberdayaan Ekonomi Rakyat”. Jurnal Cafetaria
3, no.1 (2022): 24-35.
Widyastuti, Eka & Darma, Sri Gede. “Persepsi Wajib Pajak UMKM
Pada Pemanfaatan Insentif Pajak”. Monex-Journal of Accounting
Research 1, no. 2 (2022): 214-231.
Y, Agustina., A, Rahman & Filianti. “Insentif Pajak: Solusi Tepat
Bagi UMKM di Masa Pandemi COVID-19”. Wikrama Parahita:
Jurnal Pengabdian Masyarakat 5, no. 2 (2021): 149-155.
Yuniar, Anisa Larasati & Purwanto. “Dampak Ekonomi Dari Covid-
19 Dan Pemanfaatan Insentif Pajak Terhadap Keberlangsungan
Usaha UMKM Kota Cimahi”. JPAK: Jurnal Pendidikan
Akuntansi dan Keuangan 10, no. 1 (2022): 35-43.
98

Artikel/ Skripsi/ Tesis

Hanafi, Habib, dkk. “Pengaruh Persepsi Kemanfaatan dan Persepsi


Kemudahan Website UB Terhadap Sikap Pengguna Dengan
Pendekatan TAM”. Artikel diakses pada tanggal 01 Okober
2022 dari http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id.
Handayani, Niken. “Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Keterkaitan
Hubungan Modal Sosial Dengan Keberlangsungan Usaha
Pengusaha Batik di Kampung Kauman, Kelurahan Kauman,
Kecamatan Pasar Kliwon, Surabaya”. Laporan Penelitian
Individual, Surakarta: Universitas Sebelas Maret (2007): 47.
Muksin, Herlina. “Strategi UMKM Dalam Menghadapi Pasar Di Era
Pandemi Covid-19 (UMKM Dalam Bidang Kuliner Di
Seputaran Gomong Mataram)”. Skripsi. Universitas
Muhammadiyah Mataram (2021): 1-70.
Rizki, Utia Elja. “Penerapan E-Commerce Dalam Penguatan Daya
Saing Usaha Melalui StartUp (Studi Kasus Perusahaan GPS
Medan)”. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Medan. (2021): 1-113.
Safitri, Siti Ruvi Maywulan. “Efektivitas Insentif Pajak UMKM
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Di Masa Pandemi Covid-19
Pada Wilayah KPP Pratama Malang Utara”. Skripsi.
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
(2021): 1-78.
Saphira, Aisyah Dinda. “Pengaruh Insentif Pajak Terhadap Kinerja
Dan Pertumbuhan UMKM Di Kota Semarang Selama Masa
Pandemi Covid-19 (Studi Pada UMKM Kota Semarang)”.
Skripsi. Universitas Islam Sultan
Agung Semarang (2021): 1-119.mSara, Kartika Dwi. “Peran
Kewirausahaan Dan E-Commerce Terhadap Perkembangan
Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM Dalam Perspektif
Islam (Studi Kota Surabaya)”. Skripsi. Universitas Wijaya Puta
Surabaya (2020): 1-133.
Susanti, Susi. “Optimalisasi Strategi Green Product Terhadap
Perkembangan UMKM Di Bandar Lampung Ditinjau Dari
Etika Bisnis Islam (Studi Pada Dinas Koperasi dan UKM Kota
99

Bandar Lampung)”. Skripsi. Universitas Islam Negeri Raden


Intan Lampung (2017): 1-135.

Wawancara
Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Wawancara pribadi
dengan Elia Maulifah. 21 Januari 2023.

Internet
Aziz, F. “E-Commerce Dalam Pandangan Islam”. Diakses pada
tanggal 09 Januari 2023 dari
http://fahmilaziz.blogspot.com/2012/06/e-commerce-dalam-
pandangan-islam.html.
Rachmawati, Ridha. “Perkembangan UMKM Di Indonesia”. Diakses
Pada tanggal 26 Desember 2022 dari
http://ridharacmawati.blogspot.com.
Rahman, Azhariah. “Analisis dan Interprestasi Data Kualitatif Serta
Pemeriksaan Keabsahan Data, (On-Line) tersedia di
http://www.academia.edu. (29 September 2022).
World Health Organization .2020
http://www.who.int/emergencies/disease/novel-coronavirus-
2019.
LAMPIRAN-LAMPIRAN

100
101

Lampiran 1 : Pedoman Wawancara

Permodalan
1. Bagaimana menurut bapak/ibu pemanfaatan insentif pajak
pada umkm sebagai modal usaha yang dilakukan di e-
commerce itu sendiri?
2. Apa yang harus bapak/ibu dilakukan untuk mengoptimalkan
insentif pajak dalammenggerakkan modal bagi para umkm?
3. Apakah pemanfaatan insentif pajak yang diberikan oleh
pemerintah kepada para umkmdigunakan sebagai modal
usaha?
4. Apakah usaha masing-masing umkm tetap berlangsung
meskipun tidak mendapatkanbantuan insentif pajak?

Pemasaran
1. Apakah bapak/ibu ada rencana kedepannya dalam
memanfaatkan insentif pajak yang diberikan pemerintah pasca
pandemic covid-19?
2. Bagaimana bapak/ibu mempunyai strategi pemasaran yang
dilakukan umkm dengan menggunakan e-commerce dalam
memanfaatkan insentif pajak untuk dapat mengembangkan
usaha nya?
3. Apa pentingnya menerapkan strategi pemasaran menggunakan
e-commerce dalammemanfaatkan insentif pajak bagi umkm?
4. Bagaimana dampak pasca pandemic terhadap implementasi
strategi pemasaran umkm menggunakan e-commerce dan
pemanfaatan insentif pajak agar dapat mengembangkan usaha
para umkm?

Teknologi
1. Bagaimana peran teknologi dalam perkembangan usaha
umkm pasca pandemic dengan memanfaatkan insentif pajak
dari pemerintah?
2. Apakah insentif pajak memberikan pengaruh yang besar pada
umkm dalam mengembangkan usahanya dengan
102

memanfaatkan teknologi internet di era pasca pandemic


covid-19?
3. Apakah masing-masing umkm telah menggunakan penjualan
berbasis online/ platform digital?
4. Apakah penggunaan e-commerce yang paling diminati
masing-masing umkm?
5. Apakah penggunaan layanan distribusi yang dilakukan
masing-masing umkm ini demi menunjang penggunaan
teknologi e-commerce secara optimal ?

Tenaga Kerja
1. Apa tujuan pemerintah memberikan insentif fasilitas bebas
pajak bagi tenaga kerjaumkm yang menggunakan e-
commerce?
2. Bagaimana peranan umkm terhadap penyerapan tenaga kerja
dalam memanfaatkaninsentif pajak dengan menggunakan e-
commerce?
3. Apa pengaruh insentif pajak yang diberikan pemerintah
terhadap tenaga kerja umkmdengan menggunakan e-
commerce?
103

Lampiran 2 : Hasil Wawancara

Pandemi Covid-19 telah mengubah cara hidup dan berbisnis


masyarakat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Salah satu sektor
yang terdampak berat adalah pasar tradisional. Pasar tradisional
menjadi tempat berkumpulnya banyak orang dan menjadi tempat
potensial untuk penyebaran virus Covid-19. Seiring dengan adanya
pembatasan operasional dan penurunan jumlah pembeli, para pelaku
usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di pasar tradisional
menghadapi banyak tantangan dalam menjalankan usaha mereka.
Pasar tradisional merupakan salah satu sektor yang terdampak cukup
besar akibat pandemi Covid-19. Para pedagang dan konsumen pun
merasakan dampak yang cukup signifikan. Oleh karena itu, peneliti
melakukan wawancara kepada para pedagang, konsumen, dan instansi
terkait dengan pasar tradisional untuk mengetahui kondisi para Pelaku
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pasca pandemi Covid-
19.
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai kondisi
para pelaku UMKMdi pasar tradisional pasca pandemi Covid-19,
peneliti melakukan wawancara dengan berbagai pihak terkait seperti
para pedagang, konsumen, dan instansi terkait pada tanggal 22
Agustus 2022 di Pasar Tengah kota Bandar Lampung:
1. Wawancara dengan Para Pedagang
Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti
dengan pedagang dihasilkan bahwa para pedagang merupakan
pihak yang paling terdampak dalam situasi pasca pandemi
Covid-19 di pasar tradisional. Banyak dari mereka mengalami
penurunan omzet hingga 50% bahkan lebih. Hal ini
disebabkan oleh menurunnya jumlah pembeli yang datang ke
pasar, serta adanya pembatasan operasional pasar oleh pihak
berwenang. Selain itu, para pedagang juga mengalami
kesulitan dalam memperoleh bahan baku yang dibutuhkan
karena terbatasnya akses dan keterlambatan dalam pengiriman
barang dari daerah asal. Situasi ini membuat para pedagang
mengalami kesulitan dalam menjaga ketersediaan stok dan
menjaga kualitas produk yang dijual. Namun, beberapa
104

pedagang mengatakan bahwa mereka telah beradaptasi


dengan situasi ini dengan meningkatkan penjualan secara
online melalui media sosial dan aplikasi messaging. Meskipun
demikian, tidak semua pedagang memiliki akses teknologi
yang memadai untuk melakukan penjualan online, sehingga
masih banyak pedagang yang terus mengalami kesulitan
dalam menjalankan usaha mereka.
Pada pertanyaan wawancara "Apakah masing-masing
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah telah menggunakan
penjualan berbasis online/platform digital?", semua mudah.
Hal ini membuktikan bahwa pedagang- pedagang tersebut
masih berusaha untuk mengembangkan usahanya meskipun
pandemi telah berakhir.

2. Wawancara dengan Para Konsumen


Peneliti melakukan wawancara dengan para konsumen,
mereka juga mengalami dampak dari situasi pasca pandemi
Covid-19. Banyak konsumen yang mengurangi frekuensi
kunjungan ke pasar tradisional, dan menjadi lebih selektif
dalam memilih produk dan pedagang yang mereka beli.
Banyak dari konsumen menjadi lebih selektif dalam membeli
barang dan lebih mempertimbangkan ketersediaan dan
keamanan produk. Mereka juga mencari toko yang
menawarkan layanan pengiriman atau membelionline untuk
menghindari kerumunan di tempat perbelanjaan. Beberapa
konsumen juga mengatakan bahwa mereka tidak membeli
produk yang tidak memiliki standar pedagang UMKM yang
diwawancarai telah menggunakan penjualan online atau
platform digital untuk memperluas pasar mereka.
Hasil dari pertanyaan wawancara "Apakah penggunaan e-
commerce yang paling diminati masing-masing Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah?", beberapa dari pedagang menjawab
bahwa dari beberapa platform e-commerce yang ada,
pedagang UMKM cenderung lebih memilih atau suka dengan
platform yang memiliki biaya pengiriman rendah dan
dukungan pelanggan yang baik. Kebanyakan para pedagang
105

memilih E-commerce Shopee dan Tokopedia. Ada juga


beberapa memilih E-commerce Lazada danjuga platform
Instagram.
Para pedagang yang terdampak oleh pandemi telah
mendapat bantuan dari pemerintah berupa insentif pajak,
pedagang bisa menggunakan insentif tersebut untuk
membantu usahanya. Dari pernyataan tersebut peneliti juga
menemukan hasil wawancara dengan pedagang melalui
pertanyaan wawancara berikut "Apakah oleh masingmasing
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah menggunakan insentif
pajak?". Ketika ditanya mengenai penggunaan insentif pajak,
semua pedagang UMKM yang telah di wawancara
menyatakan bahwa mereka tidak memanfaatkan insentif
tersebut. Beberapa pedagang menganggap proses pendaftaran
yang rumit, sementara pedagang yang lain tidak menyadari
adanya insentif tersebut. Hal ini membuktikan bahwa
penyebaran terkait insentif pajak tidak dirasakan oleh seluruh
pedagang UMKM Pasar Tengah kota Bandar Lampung.
Peneliti mewawancarai beberapa pedagang dengan
menanyakan "Apakah masing- masing Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah mendapatkan bantuan lain yang diberikan oleh
pemerintah?". Sebagian dari pedagang tersebut menyatakan
bahwa selain insentif pajak, beberapa pedagang UMKM juga
menerima bantuan dari pemerintah dalam bentuk bantuan
modal atau pelatihan. Namun, tidak semua pedagang UMKM
mendapatkan bantuan tersebut. Hal ini membuktikan bahwa
bantuan dari pemerintah tidak tersebar rata kepada para
pelaku usaha UMKM Pasar Tengah kota Bandar Lampung.
Peneliti juga mewawancarai pedagang dengan
mengajukan pertanyaan "Bagaimana masing-masing Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah dalam mempertahankan
usahanya pasca pandemi ini?". Untuk mempertahankan usaha
pasca pandemi, beberapa pedagang UMKM memiliki rencana
untuk memanfaatkan insentif pajak di masa depan, terutama
jika proses pendaftaran menjadi lebih kebersihan dan
kesehatan yang baik. Namun, tidak semua konsumen
106

menghindari pasar tradisional pasca pandemi Covid-19.


Beberapa konsumen tetap mengunjungi pasar tradisional
karena harganya lebih terjangkau dibandingkan dengan
supermarket atau minimarket. Selain itu, pasar tradisional juga
menjadi tempat yang penting bagi masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Peneliti juga mengajukan pertanyaan kepada konsumen
mengenai "Apa yang dapat dilakukan oleh pelaku usaha untuk
meningkatkan kepercayaan konsumen paska pandemi?".
Beberapa konsumen menyarankan untuk pelaku usaha dapat
meningkatkan kepercayaan konsumen dengan menerapkan
protokol kesehatan yang ketat dan memberikan pelayanan
yang baik kepada konsumen. Selain itu, pelaku usaha juga
dapatmemperbanyak promosi dan pemasaran produk melalui
media online.

3. Wawancara dengan Instansi Terkait


Dilakukan wawancara oleh peneliti dengan instansi
terkait seperti Dinas Perdagangan dan Pasar juga menyatakan
bahwa pasca pandemi Covid-19 sangat berdampak pada pasar
tradisional. Oleh karena itu, mereka telah mengeluarkan
beberapa kebijakan untuk membantu para pedagang, seperti
memberikan keringanan biaya sewa kios dan memberikan
pelatihan online mengenai pemasaran produk secara digital,
memberikan insentif pajak. Namun, masih terdapat kendala
dalam pelaksanaan kebijakan tersebut karena keterbatasan
anggaran dan minimnya akses teknologi di kalangan
pedagang. Selain itu, banyak pedagang yang tidak mengetahui
mengenai program-program bantuan yang disediakan oleh
instansi terkait, sehingga masih banyak pedagang yang belum
mendapatkan bantuan tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat disimpulkan
bahwa pasca pandemi Covid-19 masih sangat berdampak pada
kondisi para Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah di
pasar tradisional. Para pedagang mengalami penurunan omzet
yang signifikan, kesulitan dalam memperoleh bahan baku, dan
107

kesulitan dalam menjalankan usaha mereka. Para konsumen


menjadi lebih selektif dalam memilih produk dan pedagang
yang mereka beli, dan mengurangi frekuensi kunjungan ke
pasar tradisional. Instansi terkait telah mengeluarkan beberapa
kebijakan untuk membantu para pedagang, namun masih
terdapat kendala dalam pelaksanaan kebijakan tersebut. Oleh
karena itu, masih diperlukan upaya-upaya yang lebih konkrit
dan kolaboratif untuk membantu para pelaku usaha di pasar
tradisional dalam menghadapi situasi pasca pandemi Covid-
19. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah
memberikan pelatihan atau akses teknologi yang memadai
bagi para pedagang yang ingin berjualan secara online.
Dengan begitu, para pedagang dapat memperluas jangkauan
pasar mereka dan meningkatkan omzet penjualan mereka.
Selain itu, upaya sosialisasi mengenai program- program
bantuan dari instansi terkait juga dapat dilakukan agar para
pedagang yang membutuhkan dapat memanfaatkan program
tersebut. Selain itu, para pedagang juga dapat berkolaborasi
dengan para pelaku usaha lainnya di pasar tradisional untuk
mencari solusi bersama dalam menghadapi situasi ini. Dengan
bekerja sama, para pedagang dapat memperkuat usaha mereka
dan meningkatkan daya saing mereka di pasar.
Dari hasil wawancara yang telah peneliti lakukan, terlihat
bahwa situasi pasca pandemi Covid-19 memberikan dampak
yang cukup signifikan bagi para Pelaku UMKM di pasar
tradisional. Namun, para pedagang dan konsumen juga telah
melakukan berbagai inovasi dan adaptasi untuk menghadapi
situasi ini. Kami berharap bahwa pemerintah daerah juga
dapat memberikan dukungan dan bantuan yang lebih baik
bagi para Pelaku UMKM.
108
109
110

Lampiran 3 : Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai