Anda di halaman 1dari 9

Nama : Irma Yunita

NPM : 2151040447
Prodi : Manajemen Bisnis Syariah
Kelas :J

UJIAN TENGAH SEMESTER

A. Kesimpulan dari makalah ayat-ayat tentang harta dalam perspektif Islam


Harta merupakan komponen pokok dalam kehidupan manusia, aspek dlaruriyat
yang tidak dapat ditinggalakan dan dikesampingkan. Dengan harta tersebut manusia
dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya, baik yang bersifat materi maupun
immaterial. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan tersebut terjadilah kemudian proses
hubungan kepentingan dan kebutuhan  antar sesama manusia yang secara fitrah manusia
tidak dapat hidup sendiri, melainkan saling membutuhkan satu sama lainnya.
Harta memiliki kedudukan yang sangat penting di dalam Alquran, salah satu ayat
Alquran yang berkaitan dengan kedudukan harta terdapat pada surah Al-Kahfi Ayat 46 :
1. Surah Al-Kahfi Ayat 46

‫ات َخي ٌر ِع ْند َربّكَ ثَ َوابًا َوخَ ْي ٌر أ َمال‬


ُ ‫الصَّا لِ َح‬
Artinya : “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan
yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk
menjadi harapan.” (Q.S Al-Kahfi [18]: 46)

Tafsir Q.S. Al-Kahfi ayat 46


 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Harta benda dan anak-anak adalah keindahan dan kekuatan di dunia yang
fana ini, sedang amal-amal shalih (terutama bacaan tasbih, tahmid, dan takbir,
serta tahlil) lebih besar pahalanya di sisi tuhanmu daripada kekayaan dan anak
keturunan. Amal-amal shalih ini adalah hal yang paling utama diharapkan oleh
manusia yang dapat menghasilkan pahala di sisi tuhannya, sehingga dia di akhirat
kelak akan memperoleh apa yang diimpikannya di dunia.
 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan
Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram)
Harta dan anak keturunan merupakan bagian dari perhiasan kehidupan
dunia. Di akhirat kelak, harta tersebut tidak memberikan manfaat sama sekali
kecuali bila ketika di dunia dibelanjakan pada perkara yang diridai Allah. Adapun
amalan dan ucapan yang diridai di sisi Allah maka itulah yang lebih baik dari
seluruh perhiasan dunia, dan merupakan perkara terbaik yang diharapkan oleh
manusia, karena perhiasan dunia itu fana, sedangkan pahala amalan dan ucapan
yang diridai di sisi Allah akan senantiasa kekal.

2. Surah An Nisa Ayat 5

۟ ُ‫وا ٱل ُّسفَهَٓا َء َأ ْم ٰ َولَ ُك ُم ٱلَّتِى َج َع َل ٱهَّلل ُ لَ ُك ْم قِ ٰيَ ًما َوٱرْ ُزقُوهُ ْم فِيهَا َوٱ ْكسُوهُ ْم َوقُول‬
‫وا لَهُ ْم‬ ۟ ُ‫َواَل تُْؤ ت‬
‫قَوْ اًل َّم ْعرُوفًا‬
Artinya : “Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna
akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai
pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan
ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik.”

Tafsir Surah An Nisa Ayat 5


 Larangan menyerahkan harta mereka bila mereka belum mampu mengurus. Dan
janganlah kalian serahkan kepada orang yang belum sempurna akalnya, yaitu
anak yatim atau orang dewasa yang belum mampu mengurus, harta mereka yang
ada dalam kekuasaan kalian yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan,
penyangga hidup, penopang urusan, dan penunjang berbagai keinginan dalam
kehidupan ini.
 Sebab, dalam kondisi seperti itu mereka akan menghabiskan harta tersebut secara
sia-sia. Karena itu, berilah mereka belanja secukupnya dan pakaian selayaknya
yang bisa menutupi aurat dan memperindah penampilan, dari hasil harta yang
kalian usahakan itu.
 Bersikaplah lemah lembut dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik
sehingga membuat perasaan mereka nyaman dan tenteram.

3. Surah At- Taghabun Ayah 14-15


Kandungan Surah At-Taghabun Ayat 14-15 ini, Allah menerangkan bahwa cinta
terhadap harta dan anak adalah cobaan. Jika tidak berhati-hati, akan mendatangkan
bencana. Tidak sedikit orang, karena cintanya yang berlebihan kepada harta dan
anaknya, berani berbuat yang bukan-bukan dan melanggar ketentuan agama.

 Surah At-Taghabun Ayat 14

ۡ َ‫ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءا َمنُ ٓو ْا ِإ َّن ِم ۡن َأ ۡز ٰ َو ِج ُكمۡ َوَأ ۡو ٰلَ ِد ُكمۡ َع ُد ًّوا لَّ ُكمۡ ف‬
ْ ُ‫ٱح َذرُوهُمۡ َوِإن ت َۡعف‬
‫وا‬
‫َّحي ٌم‬ِ ‫ُوا فَِإ َّن ٱهَّلل َ َغفُو ٌر ر‬ ْ ‫ُوا َوت َۡغفِر‬ ْ ‫َصفَح‬ ۡ ‫َوت‬
Artinya : “Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu
dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah
kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta
mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.”

Tafsir Tafsir Quraish Shihab Surah At-Taghabun Ayat 14


Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istri dan
anak-anak kalian ada yang menjadi musuh bagi kalian, yaitu dengan
memalingkan kalian dari taat kepada Allah untuk memenuhi keinginan
mereka.
Maka berhati-hatilah kalian terhadap mereka. Jika kalian memaafkan
kesalahan mereka, tidak memarahi dan menutupi kesalahan mereka itu,
niscaya Allah akan mengampuni kalian. Allah sungguh Mahaluas ampunan
dan Mahaluas rahmat.
 Surat At-Taghabun Ayat 15

ِ ‫ِإنَّ َمٓا َأمۡ ٰ َولُ ُكمۡ َوَأ ۡو ٰلَ ُد ُكمۡ فِ ۡتنَةٌ َوٱهَّلل ُ ِعن َد ٓۥهُ َأ ۡج ٌر ع‬
‫َظي ٌم‬

Artinya : “Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan


(bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar”.

Tafsir Quraish Shihab Surat At-Taghabun Ayat 15


Sesungguhnya harta dan anak kalian itu adalah cobaan. Allah memiliki
balasan amat besar yang diperuntukkan bagi mereka yang lebih
mengutamakan taat kepada Allah.

4. Surah At- Takatsur Ayat 1-4

)١( ‫اَ ْل ٰهى ُك ُم التَّ َكاثُ ۙ ُر‬


)٢( ‫َح ٰتّى ُزرْ تُ ُم ْال َمقَابِ ۗ َر‬
)٣( َ‫َكاَّل َسوْ فَ تَ ْعلَ ُموْ ۙن‬
)٤( َ‫ثُ َّم َكاَّل َسوْ فَ تَ ْعلَ ُموْ ن‬
Artinya :
1. Bermegah-megahan telah melalaikan kamu,
2. sampai kamu masuk ke dalam kubur.
3. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),
4. dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui.

Surat At Takatsur memberikan ancaman kepada setiap orang yang hanya hidup
untuk kelezatan dan kesenangan duniawi semata. Orang yang senantiasa berlomba-
lomba dalam kesenangan duniawi, ia bisa terlalaikan dari ibadah dan baru tersadar
ketika kematian telah tiba. Pada hari kiamat nanti, orang-orang yang berlomba-lomba
dalam kesenangan duniawi akan mengetahui akibatnya. Orang yang terlalaikan dari
akhirat karena bermegahan di dunia, kelak akan menyaksikan neraka secara langsung
karena menjadi penghuninya. Setiap yang kita nikmati adalah nikmat dari Allah SWT
yang kelak akan ditanya dan dimintai pertanggungjawaban.

B. Kesimpulan dari makalah ayat-ayat tentang riba dalam ekonomi dan Islam
Kata riba berasal dari bahasa Arab, secara etimologis berarti tambahan
(azziyadah), berkembang (an-numuw), membesar (al-'uluw) dan meningkat (al-irtifa).
Sehubungan dengan arti riba dari segi bahasa tersebut, ada ungkapan orang Arab kuno
menyatakan sebagai berikut: arba fulan 'ala fulan idza azada 'alaihi (seorang melakukan
riba terhadap orang lain jika di dalamnya terdapat unsur tambahan) atau disebut liyarbu
ma a'thaythum min syai'in lita'khuzu aktsara minhu (mengambil dari sesuatu yang kamu
berikan dengan cara berlebih dari apa yang diberikan).
Diharamkannya riba bukan tanpa sebab, Allah mengharamkan riba dengan alasan-
alasan dan sebab sebagai berikut:
1. Riba dapat menghilangkan sikap saling tolong menolong.
2. Riba dapat merampas kekayaan orang lain dengan cara yang batil.
3. Riba membentuk orang menjadi pemalas
4. Riba menyebabkan putusnya perbuatan baik terhadap sesama manusia dengan cara
utangpiutang atau menghilangkan faedah utang-piutang sehingga riba lebih
cenderung memeras orang miskin daripada menolong orang miskin.

Sebab-sebab dilarangnya riba menurut sudut pandang ekonomi adalah sebagai berikut:
1. Riba tak lain adalah mengambil harta orang lain tanpa ada nilai imbangan apapun.
2. Riba dilarang karena menghalangi pemodal untuk terlibat dalam usaha mencari
rezeki.
3. Dengan riba, biasanya pemodal semakin kaya dan bagi peminjam semakin miskin,
sekiranya dibenarkan maka yang ada orang kaya menindas orang miskin.

Adapun dampak riba pada ekonomi antara lain:


1. Yaitu siklus-siklus ekonomi yang berulang kali terjadi atau disebut juga krisis
ekonomi, menurut pendapat para ahli ekonomi penyebab utama krisis ekonomi adalah
bunga yang dibayar sebagai peminjam modal atau disebut juga riba.
2. Riba dapat menimbulkan over produksi, riba dapat membuat daya beli masyarakat
lemah membuat persedian jasa dan barang semakin tertimbun, berakibat pada
macetnya perusahaan karena produksinya tidak laku, pada akhirnya banyak pekerja
yang terkena phk agar perusahaan tidak mendapat kerugian terlalu besar, akibatnya
banyak orang kehilangan pekerjaan mereka dan mereka menjadi pengangguran.
3. Dampak inflatoir yang diakibatkan oleh riba sebagai biaya utang. Hal tersebut
disebabkan karena salah satu elemen dari penentuan harga adalah suku riba (bunga).
Semakin tinggi suku bunga, semakin tinggi juga harga yang akan ditetapkan pada
suatu barang.

Ayat-Ayat Al Qur’an Tentang Riba

1. Surah Al-Baqarah Ayat 275

َ ِ‫سِّ ٰذل‬
‫ك بِاَنَّهُ ْم‬ ۗ ‫اَلَّ ِذ ْينَ يَْأ ُكلُوْ نَ الرِّ ٰبوا اَل يَقُوْ ُموْ نَ اِاَّل َكما يَقُوْ ُم الَّ ِذيْ يَتَخَ بَّطُهُ ال َّشي ْٰط ُن ِمنَ ْالم‬
َ َ
َ‫وا فَ َم ْن َج ۤا َء ٗه َموْ ِعظَةٌ ِّم ْن َّرب ِّٖه فَا ْنت‬ ٰ ‫وا َواَ َح َّل هّٰللا ُ ْالبَ ْي َع َو َح َّر َم‬
ۗ ‫الرِّب‬ ۘ ‫قَالُ ْٓوا اِنَّ َما ْالبَ ْي ُع ِم ْث ُل الرِّ ٰب‬
ٰۤ ُ
َ‫ار ۚ هُ ْم ِف ْيهَا ٰخلِ ُدوْ ن‬
ِ َّ‫ك اَصْ ٰحبُ الن‬ َ ‫ول ِٕى‬ ‫فَ َواَ ْمر ٗ ُٓه اِلَى هّٰللا ِ ۗ َو َم ْن عَا َد فَا‬
ۗ َ‫ٰهى فَلَهٗ َما َسل‬
Artinya : “Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka
berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. Barangsiapa mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti,
maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya (terserah)
kepada Allah. Barangsiapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di
dalamnya.”

2. Surah Al-Baqarah Ayat 276

‫هّٰللا‬ َّ ‫ق هّٰللا ُ الرِّ ٰبوا َويُرْ بِى ال‬


ٍ َّ‫ت ۗ َو ُ اَل يُ ِحبُّ ُك َّل َكف‬
‫ار اَثِي ٍْم‬ ِ ‫صد َٰق‬ ُ ‫يَ ْم َح‬
Artinya : “Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Allah tidak menyukai
setiap orang yang tetap dalam kekafiran dan bergelimang dosa.”

C. Kesimpulan dari makalah ayat-ayat tentang jual beli


Di dalam hukum Islam, jual beli termasuk ke dalam lapangan hukum
perjanjian/perikatan, atau ‘aqd dalam bahasa Arab. Jual beli adalah kegiatan tukar
menukar antara barang dengan uang, antara benda dengan benda lain dengan jalan saling
merelakan atau memindahkan hak milik dengan ada penggantinya dengan cara yang
diperbolehkan. Secara linguistik, jual beli berarti pertukaran sesuatu dengan sesuatu.

Agar suatu perjanjian atau akad jual beli yang dilaksanakan oleh para pihak
mempunyai kekuatan hukum yang mengikat, maka transaksi tersebut harus memenuhi
rukun dan syarat jual beli. Adapun yang menjadi rukun jual beli terdiri dari :
1. Adanya pihak penjual dan pihak pembeli
2. Adanya harga untuk nilai tukar dan benda atau objek transaksi
3. Adanya lafadh atau ijab qabul

Setiap perbuatan yang dilakukan oleh manusia, baik dalam urusan ibadah maupun
muamalah mempunyai landasan hukumnya, seperti yang telah dijelaskan di atas.
Demikian halnya dengan perjanjian jual beli merupakan akad dari sejumlah akad yang
diatur oleh agama. Jika dilihat dari kitab-kitab fikih akan ditemukan hukum yang terdapat
dalam perjanjian jual-beli, yaitu mubâh, wajib, sunat, makruh dan haram.

a. Mubah
Mubah adalah hukum asal dari perjanjian jual beli, hal ini sesuai dengan firman Allah
SWT:

ۗ ‫َواَ َح َّل هّٰللا ُ ْالبَ ْي َع َو َح َّر َم الرِّ ٰب‬


‫وا‬
Artinya : “Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.”
(Q.S. Al-Baqarah : 275).

b. Wajib
Hukum jual beli menjadi wajib apabila dalam keadaan terpaksa karena melarat atau
ketiadaan makanan sehingga jika barang tersebut tidak dijual dapat mengakibatkan
masyarakat luas menderita kelaparan.
c. Sunnah
Jual beli jika dilaksanakan keluarga dekat atau sahabat-sahabatnya, maka hukumnya
sunnah. Karena dalam Islam dianjurkan untuk berbuat baik kepada sesama
saudaranya, temannya, dan kaum kerabat yang lainnya.
d. Makruh
Makruh melaksanakan sesuatu perjanjian yang akan digunakan untuk melanggar
ketentuan syara‟ seperti menjual anggur kepada sesesorang yang diduga akan dibuat
menjadi minuman keras (khamr).
e. Haram
Hukum dalam bermuamalah itu dapat berubah menjadi haram apabila benda yang
menjadi objeknya transaksi itu adalah sesuatu yang memang telah diharamakan oleh
syara‟, seperti khamr, bangkai, daging babi dan sebagainya.

Ditinjau dari hukum dan sifat jual beli, jumhur ulama membagi jual beli menjadi
dua macam, yaitu jual beli yang dikategorikan sah dan jual beli yang dikategorikan tidak
sah. Jual beli yang sah adalah jual beli yang memenuhi ketentuan syara’, baik rukun
maupun syaratnya, sedangkan jual beli yang tidak sah adalah jual beli yang tidak
memenuhi salah satu syarat dan rukun sehingga jual beli menjadi rusak atau batal.

Anda mungkin juga menyukai