Pendahuluan
صينَ لَهُ الدِينَ ُحنَفَا َء َ َو َما أ ُ ِم ُروا ِإ اَّل ِليَ ْعبُدُوا ا
ِ َّللا ُم ْخ ِل
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya beribadah kepada Allâh dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus.
1
س ْعيُ ُه ْم فِّي ْال َحيا ِّة الدُّ ْنيا َو ُه ْم َ َسرينَ أَعْمالا الَّذين
َ ض َّل َ قُ ْل ه َْل نُنَبِّئ ُ ُك ْم ِّب ْاْل َ ْخ
ُ َسبُونَ أَنَّ ُه ْم يُ ْح ِّسنُون
ص ْنعا ا َ يَ ْح
“Katakanlah, “Apakah akan Kami memberitahukan kepadamu tentang orang-
orang yang paling merugi perbuatan mereka?”. Yaitu orang-orang yang telah sia-
sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka
bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya”.
Penetapan tentang ikhlas juga ada dalam dalam sunnah Nabi saww.
Dalam salah satu riwayat yang begitu terkenal dan sering kita dengar yang
berkaitan dengan amalan yang ditentukan oleh niyat seseorang. Nabi
saww bersabda :
Maka bisa dipahami dari hadis diatas ini bahwasanya setiap amalan
baik manusia harus kembali kepada niyatnya. Jika niyatnya bukan karena
Allah, hanya untuk mencapai pujian, pangkatan dan jabatan di dunia
maka dia akan mendapatkan semua itu, karena Allah tidak pernah berlaku
zalim kepada hamba-hambaNya namun dia tidak akan mendapatkan apa-
apa untuk kehidupan akhiratnya.
2
Maka cobalah bentuk seluruh harapan dan niyat kita hanya untuk
meraih keridhaan Allah dan bukan untuk yang lainnya. Niyatkanlah
penuntutan ilmu anda hanya untuk mencari ridha Allah dan bukan untuk
mencari kesenangan duniawi. Materi akan anda dapatkan tanpa perlu ada
niyat apaun juga. Cukup anda bekerja sebaik mungkin dengan dasar
karena Allah maka dengan sedirinya materi dan kenikmatan dunia akan
datang menghampiri anda. Yakinlah tidak ada orang kecewa ketika
bekerja untuk Allah. Dia begitu kontan dan tepat waktu dalam membalas
dan menggaji kebaikan manusia.
3
Sesungguhnya kesuksesan di sana itu dengan mengikhlaskan amalan dan
memperbaikinya.”
Oleh karena itu sebelum kita beramal maka perbaiki dan fokuslah
pada hati kita sebab Allah pada hakekatnya hanya melihat pada niyat
seseorang jika niyatnya baik maka amalnya diterima namun jika niyatnya
buruk, walaupun perbuatannya baik maka tetap akan tertolak dari sisi
Allah.
Hal ini telah diisyaratkan Allah dalam surah al-Ma’un ayat 4-7 :
َ) َو َي ْمنَعُونَ ْال َماعُون6( َ) الاذِينَ ُه ْم ي َُرا ُءون5( َسا ُهون
َ ص ََلتِ ِه ْم َ فَ َو ْي ٌل ِل ْل ُم
َ ) الاذِينَ ُه ْم4( َصلِين
َ ع ْن
“Dan kamu tidak diberi pembalasan melainkan terhadap kejahatan yang telah
kamu kerjakan. Tetapi hamba-hamba Allâh Azza wa Jalla yang dibersihkan (dari
dosa), mereka itu memperoleh rezki yang tertentu, yaitu buah buahan. Dan mereka
4
adalah orang-orang yang dimuliakan. Di dalam surga-surga yang penuh ni’mat.
Di atas tahta-tahta kebesaran berhadap-hadapan. Diedarkan kepada mereka gelas
yang berisi khamar dari sungai yang mengalir.” [ash-Shaffât :39-45]
Itulah pahala bagi orang yang berbuat ikhlas, yaitu orang-orang yang
memurnikan perbuatannya semata karena mengharap ridha Allah.