Anda di halaman 1dari 9

1

Khutbah Jum’at
Meraih Kesempurnaan Shalat
Dr. Derysmono Lc, M.A.
Pengasuh Ponpes Raudhotul Qur’an Azzam Sako dan Sekum PP HDMI

Khutbah Ke-I

‫ت‬ ِ ‫سيِئَا‬ َ ‫ش ُر ْو ِر أ َ ْنفُ ِسنَا َو ِم ْن‬ ِ ِ َ‫إِ َّن ْال َح ْمد‬


ُ ‫لِل نَحْ َمدُهُ َونَ ْست َ ِع ْينُهُ َونَ ْست َ ْغ ِف ُرهُ َونَعُ ْوذُ بِاهللِ ِم ْن‬
ُ ‫ِي لَهُ َوأ َ ْش َهدُ أ َ ْن ََل ِإلَهَ ِإ ََّل‬
‫هللا‬ َ ‫ض ِل ْل فَ ََلهَاد‬ ْ ُ‫ض َّل لَهُ َو َم ْن ي‬ ِ ‫أ َ ْع َما ِلنَا َم ْن يَ ْه ِد ِه هللاُ فَ ََل ُم‬
َ ‫علَى‬
‫س ِي ِدنَا ُم َح َّم ٍد‬ َ ‫ص ِل‬ َ ‫ الل ُه َّم‬،ُ‫س ْولُه‬
ُ ‫ع ْبدُهُ َو َر‬ َ ‫َوحْ دَهُ ََل ش َِري َْك لَهُ َوأ َ ْش َهدُ أ َ َّن ُم َح َّمدًا‬
‫ اِتَّقُ ْوهللاَ َح َّق تُقَا ِته‬، َ‫ فَ َيااَيُّ َها ْال ُم ْس ِل ُم ْون‬،ُ‫صحْ ِب ِه أَجْ َم ِعيْنَ ا َ َّما َب ْعد‬ َ ‫علَى آ ِل ِه َو‬ َ ‫َو‬
‫ َو َما َخلَ ْقتُ ْال ِج َّن‬:‫الى فِي ِكتَابِ ِه ْال َك ِري ِْم‬ َ َ‫َوَلَت َ ُم ْوت ُ َّن اَِلَّ َوأَنـْت ُ ْم ُم ْس ِل ُم ْونَ فَقَ ْد قَا َل هللاُ تَع‬
‫ُون‬
ِ ‫س ِإَل ِليَ ْعبُد‬ َ ‫َواإل ْن‬
Hadirin yang dirahmati Allah Ta’ala
Marilah kita bersyukur kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah mensyariat
Islam sebagai tuntunan bagi manusia agar selamat dunia akhirat, semoga Ta’ala
senantiasa memberikan taufiq hidayahnya sehingga kita istiqomah dalam
menerapkan nilai-nilai Al-Quran dalam kehidupan kita.
Shalawat dan salam selalu tercurah kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam
Sang Utusan Allah, yang telah mengeluarkan manusia dari kegelapan jahiliyah
menuju cahaya Islam. Shalawat dan salam pula kita sampaikan kepada keluarganya,
sahabatnya dan para pengikutnya.
Khatib berwasiat kepada diri khatib dan kepada hadirin marilah kita senantiasa
merasa dekat dengan Allah Ta’ala dengan disertai meningkatnya taqwa dan
istiqomah, semoga Allah Ta’ala senantiasa meneguhkan hati kita dalam meraih
ridho-Nya.
Hadirin yang dirahmati Allah Ta’ala
Izinkan khatib pada kesempatan ini dengan judul “Nilai-Nilai Shalat dalam
kehidupan”
Hadirin yang dirahmati Allah Ta’ala

2
Salah satu tujuan dilaksanakannya shalat adalah agar orang yang melaksanakan
shalat dapat membentengi dan melindungi dirinya dari siksa api neraka dan dari
perbuatan keji dan mungkar, sebagaimana firman Allah Ta’ala,
Allah Ta’ala berfirman,

‫َّللاُ َي ْعلَ ُم َما‬ ِ َّ ‫َاء َو ْال ُم ْن َك ِر َولَ ِذ ْك ُر‬


َّ ‫َّللا أ َ ْك َب ُر َو‬ ِ ‫ع ِن ْالفَحْ ش‬
َ ‫صَلة َ ت َ ْن َهى‬ َّ ‫َوأ َ ِق ِم ال‬
َّ ‫صَلة َ ِإ َّن ال‬
ْ َ‫ت‬
َ‫صنَعُون‬
Artinya, “Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-
perbuatan) keji dan munkar. Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih
besar (keutamaannya daripada ibadah-ibadah yang lain). Allah mengetahui apa
yang kamu kerjakan,” (Surat Al-Ankabut ayat 45).
Namun pada praktiknya tidak sedikit orang yang shalat tapi lalai akan shalatnya dan
lalai juga terhadap menerapkan nilai kebaikan pada shalat tersebut misalnya saja
orang yang shalat tapi tetap saja bermaksiat, ada orang yang melaksanakan shalat
tapi tetap saja berselisih paham dan tidak mau bersatu sesama muslim, seolah
pelaksanaan shalat tak berbekas pada dirinya, padahal sudah Allah jelaskan dalam
Ayat Al-Ankabut ayat : 45 tersebut.
Ada apakah gerangan sehingga orang yang melaksanakan shalat tetap saja tidak
mampu menerapkan hijrah dari perbuatan maksiat? Apakah sebabnya mereka tak
mampu meninggalkan perzinahan, kemaksiatan dan kemungkaran padahal sudah?
Hadirin yang dirahmati Allah Ta’ala
Kita bersyukur kepada Allah Ta’ala karena menutupi dosa dan kesalahan kita,
kalaulah bukan rahmat Allah dan kasih sayang-Nya niscaya kita dalam keadaan
terhina lagi malu di hadapan makhluk-Nya.
Apakah upaya kita agar pelaksanaan shalat tidak sekedar shalat? Tapi juga menjadi
suatu spirit perubahan ke arah yang lebih baik, semakin rajinnya kita shalat, semakin
takutnya kita untuk melakukan maksiat kepada Allah.
Hadirin yang berbahagia
Dalam Al-Quran saat Allah memerintahkan shalat kata yang digunakan adalah
“Aqimi sholah” bukan “shollu”? para ulama mengatakan bahwa maksud dari kata-
kata iqomatu sholah adalah perintah untuk mendirikan shalat yang artinya
mendirikan shalat seluruhnya adalah, engkau mendirikan shalat dengan seluruh jiwa
ragamu yang terdiri dari jiwa, hati dan akal seraya menyempurnakan bentuk dan
adab dalam shalat, maka makna inilah yang dimaksud dari mendirikan shalat.
Hadirin yang berbahagia
3
Pesan penting bahwa dalam shalat, kita tidak hanya sekedar shalat, tapi shalat yang
dilaksanakan dengan memenuhi syarat dan rukunnya, disertai dengan khusyu’ dan
tenang. Harus diketahui bahwa dalam shalat ada nilai-nilai kebaikan seperti ketaatan,
persatuan, pertautan hati dengan Allah dan lain-lain.
Lalu bagaimana menghubungkan antara nilai-nilai shalat dan kehidupan kita agar
kita meraih kesempurnaan shalat?
Hadirin yang berbahagia
Pertama : Menjaga Kesucian Diri Lahir batin sebelum, ketika dan setelah
shalat.
Dalam QS Al-Ankabut : 45 menekankan pentingnya kesucian hati, pikiran dan jiwa
dengan meninggalkan kemaksiatan dan kemungkaran. Bahkan ada riwayat yang
mengatakan salah tanda bahwa seseorang mendapatkan pahala dari shalatnya, bahwa
orang tersebut istiqomah kesucian jiwa lahir dan batin.
Allah berfirman,

ِ َّ ‫َاء َو ْال ُم ْن َك ِر َولَ ِذ ْك ُر‬


‫َّللا أ َ ْكبَ ُر‬ ِ ‫ع ِن ْالفَحْ ش‬
َ ‫صَلة َ ت َ ْن َهى‬ َّ ‫َوأَقِ ِم ال‬
َّ ‫صَلة َ إِ َّن ال‬
Dan dirikanlah salat, sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan)
keji dan munkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (salat) adalah lebih besar
(keutamaannya daripada ibadah-ibadah yang lain). (Al-'Ankabut: 45)
Hal ini dikuatkan dengan penafsiran Ibnu Katsir tentang ayat ini dengan menyebut
sebuah hadits dari Nabi shallallahu alaihi wasallam1.
Sebuah hadis melalui riwayat Imran dan Ibnu Abbas secara marfu' telah disebutkan:

ِ َّ َ‫ لَ ْم ت َ ِز ْدهُ ِمن‬،‫َاء َو ْال ُم ْن َك ِر‬


"2‫َّللا ِإ ََّل بُ ْعدًا‬ ِ ‫ع ِن ْالفَحْ ش‬ َ ُ‫" َم ْن لَ ْم ت َ ْن َهه‬
َ ُ‫ص ََلتُه‬
Barang siapa yang salatnya masih belum dapat mencegah dirinya dari mengerjakan
perbuatan keji dan munkar, maka tiada lain ia makin bertambah jauh dari Allah.
Dalam riwayat lain dikatakan

َ ُ‫ " َم ْن لَ ْم ت َ ْن َهه‬:‫قَا َل‬


َ ُ‫ص ََلتُه‬
"3‫ فَل صَلة له‬،‫ع ِن الفحشاء والمنكر‬

1
Tafsir Ibnu Katsir
2
Al-Haythami (w. 807), Majma 'Al-Zawaid 2/261 • dalam riwayat tersebut ada Laith bin Abi Salim,
tsiqah, tapi ’mudallas. HR At-Thobari dalam tafsirnya 20/41, Dalam "Musnad Al-Shihab" (509)
3
Al-Albani (w. 1420), Al-Silsilah Al-Daifah 985 • Hadits ini Munkar
4
Barang siapa yang tidak dapat dicegah oleh salatnya dari mengerjakan perbuatan
keji dan munkar, maka tiada (pahala) salat baginya.
Dari ayat dan hadits menunjukkan bahwasanya jangan sampai seorang muslim hanya
shalat sekedarnya, tanpa memperhatikan kesucian hati dan ketenangan jiwa
Bahkan kita diperintahkan untuk taat kepada apa yang diperintahkan dalam al-quran

‫ص ََلة َ ِل َم ْن لَ ْم يُ ِط ِع‬ َ :‫سلَّ َم أَنَّهُ قَا َل‬


َ ‫"َل‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِ ‫ع ِن النَّ ِبي‬ َ ،ٍ‫ع ِن اب ِْن َم ْسعُود‬
َ
4 َ ْ ْ ْ
". ‫َاء َوال ُمنك ِر‬ ِ ‫ع ِن الفَحْ ش‬ َ ‫ص ََل ِة أ َ ْن ت َ ْن َهى‬
َّ ‫عةُ ال‬ َ ‫ َو‬،َ ‫ص ََلة‬
َ ‫طا‬ َّ ‫ال‬
Dari Ibnu Mas'ud, dari Nabi Saw. yang telah bersabda: Tiada salat bagi orang yang
tidak menaati salatnya. Pengertian menaati salat ialah hendaknya salatnya itu dapat
mencegahnya dari melakukan perbuatan keji dan munkar.
Hadirin yang dirahmati oleh Allah
Kedua : Berusaha menjadi pribadi yang senantiasa mengingat Allah
Saat Nabi Musa alaihissalam menemui Allah di bukit Turun sina, Allah katakan
kepada Nabi Musa Alaihissalam.
Allah Ta’ala berfirman,

ْ ‫ص ٰلوة َ ِل ِذ ْك ِر‬
‫ي‬ ْٓ َّ ‫َل ا ِٰل َه ا‬
َّ ‫َِل اَن َ۠ا فَا ْعبُ ْد ِن ْي َواَقِ ِم ال‬ ْٓ َ ُ‫َّللا‬ ْْٓ ‫اِنَّ ِن‬
‫ي اَنَا ه‬
Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan
laksanakanlah salat untuk mengingat Aku. QS. Taha : 14
Syaikh as-Sa'di menjelaskan Tujuan tertinggi dari shalat itu adalah tauhid uluhiyyah
dan mengingat Allah Ta'ala. Inilah ibadah Hati kepada Allah, dengan hati
(mengingat Allah lah) seseorang akan bahagia, jika hati seseorang lalai dari
mengingat Allah, maka ia akan lalai dari semua kebaikan.5
Syeikh Wahbah Az-zuhaili mengatakan Kenapa shalat sangat istimewa dalam ayat
ini, karena shalat merupakan sebaik-baik ketaatan dan ibadah kepada Allah Ta'ala 6.
Hadirin yang dirahmati Allah
Ketiga : Menjadikan Shalat sebagai media komunikasi antara kita dan Allah.
Abu Hurairah berkata, “Bacalah Al Fatihah untuk diri kalian sendiri karena aku
mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda, “Allah Ta’ala

4
Ibn Katheer (w. 774), Tafsir Al-Qur'an 6/290, Hadits ini Mauquf
5
Tafsir As-Sa’di
6
Tafsir Wahbah Zuhaili
5
berfirman: Aku membagi shalat (maksudnya: Al Fatihah) menjadi dua bagian, yaitu
antara diri-Ku dan hamba-Ku dua bagian dan bagi hamba-Ku apa yang ia minta. Jika
hamba mengucapkan ’alhamdulillahi robbil ‘alamin (segala puji hanya milik Allah)’,
Allah Ta’ala berfirman: Hamba-Ku telah memuji-Ku. Ketika hamba tersebut
mengucapkan ‘ar rahmanir rahiim (Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)’,
Allah Ta’ala berfirman: Hamba-Ku telah menyanjung-Ku. Ketika hamba tersebut
mengucapkan ‘maaliki yaumiddiin (Yang Menguasai hari pembalasan)’, Allah
berfirman: Hamba-Ku telah mengagungkan-Ku. Beliau berkata sesekali: Hamba-Ku
telah memberi kuasa penuh pada-Ku. Jika ia mengucapkan ‘iyyaka na’budu wa
iyyaka nasta’in (hanya kepada-Mu kami menyebah dan hanya kepada-Mu kami
memohon pertolongan)’, Allah berfirman: Ini antara-Ku dan hamba-Ku, bagi
hamba-Ku apa yang ia minta. Jika ia mengucapkan ‘ihdiinash shiroothol mustaqiim,
shirootolladzina an’amta ‘alaihim, ghoiril magdhuubi ‘alaihim wa laaddhoollin’
(tunjukkanlah pada kami jalan yang lurus, yaitu jalan orang yang telah Engkau beri
nikmat, bukan jalan orang yang dimurkai dan bukan jalan orang yang sesat), Allah
berfirman: Ini untuk hamba-Ku, bagi hamba-Ku apa yang ia minta.” (HR. Muslim
no. 395)
Komunikasi yang intensif melalui shalat akan membuat kita memiliki hubungan
yang erat, maiyyatullah, merasa terus dibersamai Allah.
Hadirin yang berbahagia
Keempat : Mengandalkan Shalat Dalam Setiap Urusan Kita Dengan Khusyu'
Dan Berserah Diri Kepada Allah Ta'ala.
Allah Ta'ala berfirman,

َ‫علَى ْالخا ِشعِين‬


َ ‫يرة ٌ ِإ ََّل‬
َ ‫صَلةِ َوإِنَّها لَ َك ِب‬ َّ ‫َوا ْست َ ِعينُوا بِال‬
َّ ‫صب ِْر َوال‬
Jadikanlah sabar dan salat sebagai penolong kalian. Dan sesungguhnya yang
demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk. (Al-Baqarah:
45)
Saat kita senang kita bersyukur dan saat musibah datang maka kita bersabar dan
lakukan lah shalat agar Allah memberi jalan keluar dan solusinya.
Di dalam sebuah hadis disebutkan bahwa:
7
‫صلَّى‬
َ ‫سلَّ َم إِذَا َحزَ بَه أ َ ْم ٌر‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ ِ َّ ‫سو ُل‬
َ ‫َّللا‬ ُ ‫َكانَ َر‬

7
Al-Suyuti (w. 911), Masjid Al-Saghir, 6623, hadits ini Sahih.
6
‫‪Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam apabila mendapat suatu cobaan, maka beliau‬‬
‫‪mengerjakan salat.‬‬
‫‪Jangan ragu untuk minta kepada Allah Ta'ala. Karena Dialah Allah sebaik-baik‬‬
‫‪memberi rezeki. Yang mengambulkan doa hamba-hamba-Nya‬‬

‫اآلم ِنين‪َ ،‬وأ ْد َخلَنَا و ِإيَّاكم ِفي ُز ْم َر ِة ِع َبا ِد ِه ال ُمؤْ ِم ِنيْنَ ‪:‬‬ ‫َج َعلَنا هللاُ َوإيَّاكم ِمنَ الفَا ِئ ِزين ِ‬
‫الر ِحي ْم‪ :‬يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا‬ ‫مان َّ‬‫الرحْ ِ‬ ‫الر ِجي ْم‪ ،‬بِس ِْم هللاِ َّ‬
‫ْطان َّ‬
‫شي ِ‬ ‫عوذُ بِاهللِ ِمنَ ال َّ‬ ‫أ ُ‬
‫آن ال َع ِظي ِْم‪َ ،‬ونَفَ َعنِ ْي َو ِإيا ُك ْم‬ ‫سدِيدًا با َ َر َك هللاُ ِل ْي َولك ْم فِي القُ ْر ِ‬‫َّللا َوقُولُوا قَ ْو ًَل َ‬
‫اتَّقُوا َّ َ‬
‫ف َر ِح ْي ٌم‬‫ت و ِذ ْك ِر ال َح ِكي ِْم‪ .‬إنهُ تَعاَلَى َجوادٌ َك ِر ْي ٌم َم ِل ٌك َب ٌّر َرؤ ُْو ٌ‬ ‫ِباآليا ِ‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫لى ت َ ْوفِ ْي ِق ِه َوا ِْمتِنَانِ ِه‪َ .‬وأ َ ْش َهدُ أ َ ْن َلَ اِلَهَ ِإَلَّ هللاُ‬ ‫ع َ‬ ‫ش ْك ُر لَهُ َ‬‫سانِ ِه َوال ُّ‬ ‫لى ِإحْ َ‬‫ع َ‬ ‫ا َ ْل َح ْمدُ هللِ َ‬
‫س ْولُهُ الدَّا ِعى َ‬
‫إلى‬ ‫ع ْبدُهُ َو َر ُ‬ ‫أن َس ِيدَنَا ُم َح َّمدًا َ‬ ‫َوهللاُ َوحْ دَهُ َلَ ش َِري َْك لَهُ َوأ َ ْش َهدُ َّ‬
‫س ِل ْم ت َ ْس ِل ْي ًما ِكثي ًْرا‬‫ص َحا ِب ِه َو َ‬ ‫علَى ا َ ِل ِه َوا َ ْ‬ ‫س ِي ِدنَا ُم َح َّم ٍد ِو َ‬ ‫علَى َ‬ ‫ص ِل َ‬ ‫ِرض َْوانِ ِه‪ .‬الل ُه َّم َ‬
‫ع َّما نَ َهى‬ ‫اس اِتَّقُوهللاَ فِ ْي َما أ َ َم َر َوا ْنت َ ُه ْوا َ‬ ‫أ َ َّما بَ ْعدُ فَيا َ اَيُّ َها النَّ ُ‬
‫هللا أ َ َم َر ُك ْم ِبأ َ ْم ٍر بَدَأ َ فِ ْي ِه ِبنَ ْف ِس ِه َوثَـنَى ِب َمآلئِ َكتِ ِه ِبقُ ْد ِس ِه َو َقا َل تَعاَلَى ِإ َّن‬ ‫َوا ْعلَ ُم ْوا أ َ َّن َ‬
‫علَ ْي ِه َو َ‬
‫س ِل ُم ْوا ت َ ْس ِل ْي ًما‬ ‫صلُّ ْوا َ‬ ‫لى النَّ ِبى يآ اَيُّ َها الَّ ِذيْنَ آ َمنُ ْوا َ‬ ‫ع َ‬ ‫صلُّ ْونَ َ‬ ‫هللا َو َمآل ِئ َكتَهُ يُ َ‬ ‫َ‬
‫علَى‬ ‫سيِدِنا َ ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫علَى آ ِل َ‬ ‫س ِل ْم َو َ‬ ‫صلَّى هللاُ َ‬
‫علَ ْي ِه َو َ‬ ‫سيِ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َ‬ ‫علَى َ‬ ‫ص ِل َ‬ ‫الل ُه َّم َ‬
‫الرا ِش ِديْنَ أ َ ِبى بَ ْك ٍر‬ ‫اء َّ‬ ‫ع ِن اْل ُخلَفَ ِ‬ ‫ض الل ُه َّم َ‬ ‫ار َ‬ ‫س ِل َك َو َمآلئِ َك ِة اْل ُمقَ َّر ِبيْنَ َو ْ‬ ‫ا َ ْن ِبيآئِ َك َو ُر ُ‬
‫ان‬ ‫س ٍ‬ ‫ص َحابَ ِة َوالتَّا ِب ِعيْنَ َوتَا ِب ِعي التَّا ِب ِعيْنَ لَ ُه ْم بِ ِاحْ َ‬ ‫ع ْن َب ِقيَّ ِة ال َّ‬ ‫ع ِلى َو َ‬ ‫ع َمر َوعُثْ َمان َو َ‬ ‫َو ُ‬
‫اح ِميْنَ‬ ‫عنَّا َم َع ُه ْم ِب َرحْ َم ِت َك َيا ا َ ْر َح َم َّ‬
‫الر ِ‬ ‫ض َ‬ ‫ار َ‬ ‫اِلَىيَ ْو ِم ال ِدي ِْن َو ْ‬
‫ت‬ ‫ت اََلَحْ يآ ُء ِم ْن ُه ْم َواَْلَ ْم َوا ِ‬ ‫ت َواْل ُم ْس ِل ِميْنَ َواْل ُم ْس ِل َما ِ‬ ‫اَلل ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُمؤْ ِمنِيْنَ َواْل ُمؤْ ِمنَا ِ‬
‫ص ْر ِعبَادَ َك اْل ُم َو ِح ِديَّةَ‬ ‫الل ُه َّم أ َ ِع َّز اْ ِإل ْسَلَ َم َواْل ُم ْس ِل ِميْنَ َوأ َ ِذ َّل ال ِش ْر َك َواْل ُم ْش ِر ِكيْنَ َوا ْن ُ‬
‫ص َر ال ِديْنَ َوا ْخذُ ْل َم ْن َخذَ َل اْل ُم ْس ِل ِميْنَ َو دَ ِم ْر أ َ ْعدَا َءال ِدي ِْن َوا ْع ِل‬ ‫ص ْر َم ْن نَ َ‬ ‫َوا ْن ُ‬
‫س ْو َء‬ ‫الزَلَ ِز َل َواْ ِلم َحنَ َو ُ‬ ‫عنَّا اْل َبَلَ َء َواْ َلو َبا َء َو َّ‬ ‫َك ِل َما ِت َك ِإلَى َي ْو َم ال ِدي ِْن‪ .‬الل ُه َّم ا ْدفَ ْع َ‬
‫ان‬ ‫سائِ ِر اْلبُ ْلدَ ِ‬ ‫صةً َو َ‬ ‫ع ْن بَلَ ِدنَا اِ ْند ُونِ ْي ِسيَّا خآ َّ‬ ‫طنَ َ‬ ‫اْل ِفتْنَ ِة َواْ ِلم َحنَ َما َ‬
‫ظ َه َر ِم ْن َها َو َما بَ َ‬
‫َاوا ِْن لَ ْم ت َ ْغ ِف ْر لَنَا َوت َ ْر َح ْمنَا‬ ‫سن َ‬ ‫ظلَ ْمنَا ا َ ْنفُ َ‬‫اْل ُم ْس ِل ِميْنَ عآ َّمةً يَا َربَّ اْل َعالَ ِميْنَ ‪َ .‬ربَّنَا َ‬
‫اب‬ ‫عذَ َ‬ ‫سنَةً َو ِقنَا َ‬ ‫آلخ َر ِة َح َ‬ ‫سنَةً َو ِفى اْ ِ‬ ‫لَنَ ُك ْون ََّن ِمنَ اْلخَا ِس ِريْنَ ‪َ .‬ربَّنَا آ ِتنا َ ِفى الدُّ ْن َيا َح َ‬
‫ع ِن‬ ‫بى َويَ ْن َهى َ‬ ‫ْتآء ذِي اْلقُ ْر َ‬ ‫ان َوإِي ِ‬ ‫س ِ‬ ‫هللا يَأ ْ ُم ُر بِاْلعَ ْد ِل َواْ ِإلحْ َ‬‫ار‪ِ .‬عبَادَ هللاِ ! إِ َّن َ‬ ‫النَّ ِ‬
‫‪7‬‬
‫ظ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَذَ َّك ُر ْونَ َوا ْذ ُك ُروا َ‬
‫هللا اْل َع ِظي َْم َي ْذ ُك ْر ُك ْم‬ ‫شآء َواْل ُم ْن َك ِر َواْل َب ْغي َي ِع ُ‬
‫اْل َفحْ ِ‬
‫لى نِعَ ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ أ َ ْكبَر‬
‫ع َ‬‫َوا ْش ُك ُر ْوهُ َ‬

‫‪8‬‬
9

Anda mungkin juga menyukai