(Tesis)
Oleh
LIANI RAHMASARI
2121031022
Oleh
LIANI RAHMASARI
2121031022
Tesis
Pada
Oleh:
Liani Rahmasari
By:
Liani Rahmasari
The existence of Covid-19 has caused many companies to experience losses and
experience financial distress. This condition makes some company managers take
steps to practice fraud financial report so that the company continues to reflect
good performance. This study aims to obtain empirical evidence about the effect
of financial distress and fraud hexagon on indications of fraudulent financial
statement. This study uses a population companies listed on the IDX for the 2017-
2021 period. The total sample used was selected by purposive sampling method as
many as 20 companies with an observation period of 5 years. This study also used
binary logistic regression with SPSS 22 as data analysis. The results of this study
indicate that of all the independent variables, there are only 3 variables that have a
significant effect on fraudulent financial statements including the variable
ineffective monitoring (X3), change in director (X5), and whistleblowing system
(X7). While other variables have no significant effect on fraudulent financial
statements. This research is expected to be additional literature that can be used by
companies to prevent fraudulent practices.
Hari ini lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok lebih baik dari hari ini.
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu
sendiri yang merubah nasibnya”
Alhamdulillahirobbil’alamin
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Shalawat serta salam teriring
semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Pintu-pintu syurgaku,
Serta
Almamater tercinta
Universitas Lampung
SANWACANA
Puji syukur kepada Allah SWT, karena atas segala berkat, rahmat, dan karunia-
Nya pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Analisis
Laporan Keuangan”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister
Proses penyusunan tesis ini sangat dipengaruhi oleh banyak hal dan juga
dukungan, dorongan, dan bimbingan serta bantuan materil, moral dari berbagai
pihak. Dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis ingin
1. Ibu Prof. Dr. Ir. Lusmeilia Afriani, D.E.A., I.P.M., selaku Rektor
Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Ir. Ahmad Saudi Samosir, S.T., M, T., selaku Direktur Program
3. Bapak Prof. Dr. Nairobi, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
4. Ibu Prof. Dr. Rindu Rika Gamayuni, S.E., M. Si, Ak., Ketua Prodi Magister
menjadi lebih baik pada penulis sehingga dapat menyelesaikan tesis ini.
6. Bapak Dr. Tri Joko Prasetyo, S.E., M.Si., Akt., selaku pembimbing kedua
7. Bapak Prof. Dr. Einde Evana, S.E., M.Si., Akt., C.A., C.P.A., selaku dosen
penguji utama yang telah memberikan arahan, saran, dan kritik selama
8. Ibu Dr. Mega Metalia, S.E., M.Si., M.S.Ak., Ak., C.A., selaku dosen
penguji kedua yang telah memberikan arahan, saran, dan kritik selama
pendidikan.
10. Seluruh staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah
11. Danu Hartawan Razak, selaku partner hebat yang mendoakan dan menjadi
12. Ayah dan ibu tersayang yang senantiasa medoakan dan memberikan
13. Kakak dan adik tersayang yang selalu mendukung dan selalu ada saat
dibutuhkan.
14. Para bestie seperjuangan peraih toga tahun 2023 di Magister Ilmu Akuntansi
angkatan 2021, Mba Rindy (Mahasiswi pintar yang paling rajin dikelas yang
selalu nolongin dan mau direpotkan disetiap waktunya), Athiya dan Mba
dimasa perkuliahan), Mba Navira, Mba Indri, Mba Melly, Sella, Desy.
Kalian emang luar biasa yang telah memberikan support yang luar biasa,
semangat, dan keceriaan. Tanpa kalian apalah aku ini di kampus. Terima
kasih sudah mau masuk dalam cerita perjalananku sampai hari ini. Sukses
15. Para ciwi-ciwiku Reka, Indah Erina, yang selalu memberi semangat dalam
menyelesaikan studi ini dan suka ngajak nongkrong dikala sibuk ngurusin
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga Allah SWT membalas kebaikan
seluruh pihak yang membantu dalam penyelesaian studi ini. Mohon maaf atas
segala sesuatu yang kurang berkenan. Semoga tesis ini dapat memberikan
Liani Rahmasari
NPM. 2121031022
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 8
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 9
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................. 9
1.4.1 Manfaat Operasional.............................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
Data yang terdapat pada Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan bahwa
terjadi peningkatan yang cukup signifikan dalam antusiasme perusahaan publik di
Indonesia. Per November 2022, terdapat 44 perusahaan yang melakukan penawaran
saham perdana (Initial Public Offerings/IPO), dan saat ini terdapat 810 perusahaan
2
Menurut hasil survei yang dilakukan oleh Survey Fraud Indonesia, rata-rata
kerugian akibat tindakan kecurangan di Indonesia mencapai lebih dari Rp.10 miliar.
Dari hasil survei tersebut, terlihat bahwa pemerintahan merupakan pihak yang
paling banyak mengalami kecurangan, yakni sebesar 20,8%, meskipun persentase
ini masih lebih rendah dibandingkan dengan persentase kecurangan yang dialami
oleh perusahaan swasta sebesar 24,5% namun kerugian yang dialami oleh
perusahaan swasta sendiri berkisar antara Rp.500 juta hingga Rp.1 miliar. Hasil
survei ini memberikan peringatan kepada perusahaan swasta karena survei
menunjukkan bahwa perusahaan swasta mengalami kerugian terbesar. (SFI, 2019).
Seperti salah satu contoh yang sudah diberitakan mengenai kecurangan yang
dilakukan oleh PT. Garuda Indonesia Tbk pada tahun 2018 yang mendapat
penanganan dari BEI, OJK, dan Kementrian Keuangan, dimana PT. Garuda
Indonesia Tbk telah membukukan net income dari hasil kerjasama dengan PT.
Mahata Aero Teknologi Tbk. Perolehan net income dengan jumlah besar dari hasil
kerjasama tersebut sebenarnya masih bersifat piutang, namun sudah diakui menjadi
pendapatan. Hal ini membuat laba bersih PT. Garuda Indonesia Tbk meningkat
tajam yang mana seharusnya perusahaan mengalami kerugian (CNBC Indonesia).
Penyusunan laporan keuangan PT. Garuda Indonesia Tbk tidak sesuai dengan
PSAK dan telah melanggar peraturan OJK No.29/PJOK.04/2019 mengenai
Laporan Tahunan Perusahaan Publik, dan perusahaan dikenakan sanksi berupa
denda senilai Rp.100 Juta, serta Kantor Akuntan Publik yang melakukan audit atas
perusahaan tersebut juga dikenakan sanksi dari Kementerian Keuangan berupa
pembekuan izin selama 1 tahun (Kementerian Keuangan, 2019).
Selanjutnya kasus kecurangan yang terjadi pada tahun buku 2016 yang
dialami oleh PT. Hanson International Tbk terdapat poin-poin penting yang
bertentangan dengan UUPM dan menjadi perhatian OJK, yaitu adanya pengakuan
pendapatan dengan metode akrual penuh dengan nilai kotor Rp. 732 Miliar. Adanya
pengakuan pendapatan tersebut menyebabkan terjadinya overstated mencapai
Rp.613 Miliar. Hal tersebut membuat perusahaan, direktur dan Kantor Akuntan
Publik yang mengaudit dikenakan sanksi oleh OJK (CNBC Indonesia, 2021).
Adapun dugaan kasus terbaru yang dilakukan oleh PT. Envy Technologies
4
Indonesia Tbk dan anak usahanya. Berdasarkan laporan keuangan tahun buku 2019
tercatat pendapatan senilai Rp. 188,85 Miliar yang melesat naik 135% dari tahun
buku sebelumnya tahun 2018 senilai Rp.80,35 Miliar. Dugaan kecurangan tersebut
membuat perusahaan dihentikan sementara oleh Bursa Efek Indonesia (CNBC
Indonesia, 2021).
sejalan dengan penelitian Murtanto & Sandra (2019), Septriani & Handayani
(2018), (Meidijati & Nuryatno, 2022), (Hartadi, 2022), dan Maryani et al. (2022)
yang menyebutkan bahwa ketidakefektifan pengawasan berpengaruh terhadap
kecurangan laporan keuangan.
a) Bagi Perusahaan
b) Bagi Investor
Hasil dari penelitian ini diharapkan agar investor lebih berhati-hati dalam
menanamkan modalnya pada perusahaan.
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu usulan dalam
membuat atau mendesign prosedur audit untuk mendeteksi fraudulent financial
statement.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pressure (Tekanan)
Tekanan merupakan suatu dorongan bagi seseorang untuk melakukan
tindakan kecurangan. Tekanan dapat muncul dari diri pelaku itu sendiri seperti
adanya tekanan berupa ekonomi dari keluarga, tekanan untuk bergaya hidup
mewah. Selain itu tekanan didapatkan dari lingkungan seperti adanya tekanan dari
top management untuk memanipulasi laporan keuangan sehingga kecurangan itu
sendiri tidak dapat dihindarkan (Simaremare et al., 2019).
2. Opportunity (Kesempatan)
Menurut Ratmono et al., (2014) kesempatan akan timbul saat sistem
pengendalian internal perusahaan melemah. Perusahaan dengan pengendalian
internal yang lemah akan memiliki banyak celah yang menjadikan kesempatan
bagi manajemen untuk memanipulasi transaksi. Kesempatan tercipta karena
adanya kelemahan pengendalian internal, ketidakefektifan pengawasan
manajemen, atau penyalahgunaan posisi atau otoritas. Kegagalan untuk
menetapkan prosedur yang memadai untuk mendeteksi aktivitas kecurangan juga
meningkatkan peluang terjadinya kecurangan.
Peluang pada financial statement fraud dapat terjadi pada tiga kategori
kondisi. Kondisi tersebut adalah nature of industry, ineffective monitoring, dan
organiational structure. Namun kategori yang digunakan dalam penelitian ini
berkaitan dengan unsur opportunity yaitu ineffective monitoring.
3. Rationalization (Rasionalisasi)
Rasionalisasi merupakan kondisi dimana setiap perusahaan curang yang
mereka lakukan dianggap sebagai tindakan yang wajar atau malah benar adanya
karena tindakan curang yang seperti itu sudah jamak dilakukan oleh pihak
manajemen diberbagai perusahaan diseluruh dunia (Mardiana, 2014).
pada suatu entitas rentan terhadap tindakan penyimpangan apabila jika rendahnya
pengawasan pada perusahaan, maka potensi terjadinya kecurangan akan semakin
tinggi (Utami et al., 2019).
Pressure Capability
Opportunity Arrogance
Rasionalisasi Collusion
T3 = Rasio Profitabilitas
Nilai pasar ekuitas atau market value of equity digunakan oleh investor
untuk memprediksi apakah harga saham akan naik atau turun dan apakah
perusahaan tersebut dapat menghasilkan tingkat pengembalian yang sesuai atau
tidak. Market value of equity dapat diterapkan bagi perusahaan go public. Nilai
18
pasar ekuitas setara dengan ekuitas sebuah perusahaan. Nilai pasar ekuitas diukur
dengan outstanding shares dikali dengan closing price. Semakin tinggi nilai pasar
ekuitas dibandingkan modal bersih atau aset sebuah perusahaan, maka semakin
mahal harga perusahaan tersebut (Ganguli, 2008). Dengan demikian, jika harga
saham atau jumlah saham yang beredar berubah, maka nilai pasar ekuitas sebuat
emiten juga akan berubah. Harga saham tentunya dapat berubah setiap saat,
apalagi jika sahamnya likuid (Feltham & Ohlson, 1995). Rendahnya nilai pasar
ekuitas menunjukkan bahwa perusahaan sedang mengalami kesulitan keuangan
hal ini ditunjukkan dengan harga saham yang rendah yang mana tingkat
pengembalian yang diharapkan juga sedikit dan tidak sesuai dengan yang
diharapkan serta perusahaan juga mendapatkan citra yang kurang baik oleh
investor.
Sales to Total Asset Rasio adalah bagian dari rasio perputaran modal
(Dalnial et al., 2014), yang digunakan dalam mengukur tingkat kemampuan
penjualan dibandingkan dengan aset yang dimiliki perusahaan. Rasio ini juga
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dan pihak manajemen dalam
menghadapi perasingan usaha (Pribadi et al., 2018). Perusahaan dengan nilai
penjualan yang rendah bahkan menurun dari periode sebelumnya akan
menunjukkan perusahaan sedang dalam kondisi kesulitan keuangan dikarenakan
tidak dapat mencapai target yang sudah ditetapkan sehingga dengan penjualan
yang rendah makan kemungkinan laba yang diperoleh juga akan sedikit, dengan
demikian tindakan kecurangan cenderung akan dilakukan pada saat perusahaan
menghasilkan penjualan yang rendah dari pada nilai total aset yang dimiliki.
Tabel 2.3. Daftar Perusahaan yang Mendapat Notasi Khusus Oleh BEI
No. Nama Perusahaan Kode atau Notasi Khusus
dalam penelitian ini maka dikemukakan suatu kerangka pemikiran. Penelitian ini
teori yang sudah dijelaskan dan diuraikan sebelumnya, maka berikut ini
berikut:
27
Pressure
Financial Stability (X2) H2
Opportunity
Ineffective Monitoring
(X3) H3
Fraudulent
Rationalization
H4 Financial
Change in Auditor (X4)
Statement
Capability H5
Change in Director (X5)
Arrogance H6
CEO Duality (X6)
H7
Collusion
Whistleblowing System
(X7)
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
periode pengamatan selama 5 tahun maka data penelitian yang akan digunakan
sebanyak 100.
saja lebih dari dua kelompok. Regresi logistic binary digunakan untuk
menemukan persamaan regresi dimana variabel dependennya bertipe kategorial
dua pilihan seperti: ya atau tidak, atau lebih dari dua pilihan seperti tidak setuju,
setuju, dan sangat setuju. Pada teknik analisis regresi logistik tidak memerlukan
lagi uji normalitas dan uji asumsi klasik pada variabel bebasnya (Ghozali, 2011).
Regresilogistik juga mengabaikan heteroscedacity, artinya variabel dependen
tidak memerlukan homoscedacity untuk masing-masing variabel independennya.
Adapun model digambarkan sebagai berikut:
Keterangan :
α = Konstanta
X1 = Financial Distress
X2 = Financial Stability
X3 = Ineffective monitoring
X4 = Change in auditor
X5 = Change in director
X6 = CEO Duality
X7 = Whistleblowing System
= Kesalahan residual
menguji hipotesis nol bahwa data empiris sesuai dengan model (tidak ada
perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit). Adapun
hasilnya jika (Ghozali, 2013):
a. Hal ini berarti terdapat perbedaan signifikan antara model dengan nilai
observasinya sehingga Goodness fit model tidak baik karena model tidak
dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai statistik Hosmer and
Lemeshow’s Goodness of Fit Test sama dengan atau kurang dari 0.05
maka hipotesis ditolak.
b. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test lebih
besar dari 0.05 maka hipotesis nol diterima dan berarti model mampu
memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan bahwa model dapat
diterima karena sesuai dengan data observasinya.
Dari hipotesis ini supaya model fit dengan data, maka H0 harus diterima atau
Ha harus ditolak. Statistik yang digunakan berdasarkan pada fungsi Likelihood.
Likelihood (L) dari model merupakan probabilitas bahwa model yang
dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis nol dan
hipotesis alternatif, L di transformasikan menjadi -2LogL. Dengan alpha 5%, cara
menilai model fit ini adalah sebagai berikut:
1. Jika nilai -2LogL < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima, yang berarti
bahwa model fit dengan data.
2. Jika nilai -2LogL > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak, yang berarti
bahwa model tidak fit dengan data.
38
Adanya pengurangan nilai antara -2LogL awal (initial -2LL function) dengan nilai
-2LogL pada langkah berikutnya (-2LogL akhir) menunjukkan bahwa model yang
dihipotesiskan fit dengan data (Widarjono, 2010:139).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh financial distress dan
keenam elemen dari fraud hexagon terhadap kecurangan laporan keuangan.
Analisis yang telah dilakukan terhadap 20 perusahaan yang memiliki riwayat
melakukan kecurangan serta sudah diberikan sanksi oleh OJK, dan perusahaan
yang mendapat notasi khusus dari BEI selama periode 2017-2021.
Berdasarkan hasil analisis pembahasan penelitian yang sudah dikemukakan
pada bab sebelumnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa dari keseluruhan
variabel independen yang menjadi faktor-faktor penyebab terjadinya kecurangan
laporan keuangan, hanya terdapat 3 variabel yang berpengaruh signifikan terhadap
kecurangan laporan keuangan. Variabel tersebut diantaranya variabel ineffective
monitoring (X3), variabel change in director (X5), dan variabel whistleblowing
System (X7). Sedangkan variabel lainnya tidak berpengaruh signifikan terhadap
kecurangan laporan keuangan. Dari variabel yang berpengaruh tersebut
menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki tingkat pengawasan rendah yang
dilihat dari masih adanya perusahaan yang belum memiliki peran dewan
komisaris independen, terdapat pergantian direksi yang mana pergantian ini
digunakan untuk menghilangkan jejak kecurangan yang dilakukan direksi
sebelumnya, dan penerapan whistleblowing yang rendah akan meningkatkan
kemungkinan terjadinya tindakan kecurangan laporan keuangan.
5.2. Keterbatasan
Keterbatasan dalam penelitian ini yang berdampak pada hasil penelitian dan
dapat menjadi arah perbaikan untuk penelitian berikutnya, diantaranya yaitu :
1. Pada penelitian ini hanya menggunakan 20 sampel perusahaan, yang mana 7
perusahaan yang memiliki riwayat melakukan kecurangan yang sudah
diberikan sanksi regulator oleh OJK, dan 13 sisanya perusahaan yang
62
mendapat notasi khusus dari BEI. Namun keterbatasan dari jumlah sampel
tersebut dimitigasi dengan periode pengambilan data selama 5 tahun yaitu
tahun 2017 hingga 2021.
2. Perlu pengujian lebih lanjut pada penelitian berikutnya terkait variabel
independen financial distress yang mana variabel ini masih jarang dilakukan
pengujiannya terhadap kecurangan laporan keuangan.
3. Pada penelitian ini dari ketujuh variabel independen hanya 3 variabel yang
diukur dengan menggunakan rasio, dan 4 variabel sisanya menggunakan
variabel dummy. Sehingga diharapkan penelitian selanjutnya dapat
menemukan proksi variabel dengan menggunakan skala rasio.
5.3. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, selanjutnya dapat diusulkan saran yang
diharapkan akan bermanfaat bagi peneliti berikutnya, yaitu :
1. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk memperluas sampel penelitian baik
dari jumlah sampel yang digunakan maupun sektor atau industri.
2. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk dapat melakukan pengujian lebih
lanjut terkait keterbaharuan variabel pada penelitian ini yaitu variabel
financial distress.
3. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk mempertimbangkan variabel-
variabel baru lainnya yang mungkin mempengaruhi kecurangan laporan
keuangan untuk meningkatkan pengetahuan terkait faktor-faktor penyebab
terjadinya kecurangan laporan keuangan di Indonesia.
63
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, A. (2017). Earnings Fraud and Financial Stability. Asia Pasific Fraud
Journal, 2(1), 117–134. https://doi.org/10.21532/apfj.001.17.02.01.010
Ajekwe, C. C. M., & Ibiamke, A. (2017). Accounting frauds: A review of
literature. IOSR Journal of Humanities and Social Science, 22(04), 38–47.
https://doi.org/10.9790/0837- 2204083847
Beneish, Messod D., Charles M.C. Lee, D. Craig Nichols, 2013. Fraud Detection
Expected Returns. Social Science Research Network.
Christian, N., Resnika, R., Yukie, H., Sitorus, R., Angelina, V., Sherly, S., &
Febrika, F. (2022). Pendeteksian Fraudulent Financial Reporting Dengan
Earnings Manipulation Financial Shenanigans: Studi Kasus Pt Envy
64
Technologies Indonesia Tbk. Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan Bisnis, 7(1), 14–
50. https://doi.org/10.38043/jiab.v7i1.3543
Cressey, D. 1953. Other people's money: a Study in the Social Psychology of
Emblezzlement. Glencoe, IL: Free Press.
Dalnial, H., Kamaluddin, A., Mohd, Z., & Syafiza, K. (2014). Accountability in
financial reporting : detecting fraudulent firms. Procedia - Social and
Behavioral Sciences, 145, 61–69.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.06.011
Damajanti, A., Wulandari, H., & Rosyati, R. (2021). Pengaruh Rasio Keuangan
Terhadap Financial Distress Pada Perusahaan Sektor Perdagangan Eceran Di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2018. Solusi, 19(1), 29–44.
https://doi.org/10.26623/slsi.v19i1.2998
Deviesa, D., & Lemmuela Putri, L. (2017). Pengaruh CEO Duality Terhadap
Financial Performance dengan Earnings Management Sebagai Variabel
Intervening. Business Accounting Review, 5(1), 169–180.
Erdoğan, M., & Erdoğan, E. O. (2020). Financial statement manipulation: A
Beneish Model application. Contemporary Issues in Audit Management and
Forensic Accounting, 102, 173–188. https://doi.org/10.1108/s1569-
375920200000102014
Felicia, Y. (2022). Faktor Resiko Fraud Terhadap Kecurangan Pelaporan
Keuangan Berdasarkan Theory Fraud Pentagon. Accounthink : Journal of
Accounting and Finance, 7(01), 29–38.
https://doi.org/10.35706/acc.v7i01.6189
Feltham, G. A., & Ohlson, J. A. (1995). Valuation and clean surplus accounting
for operating and financial activities. Contemporary Accounting Research,
11.
Ganguli, S. K. (2008). Accounting earning, book value and cash flow in equity
valuation: an empirical study on CNX NIFTY companies. Retrieved May 21,
2009, from http://www.papers.ssrn.com/.
General Accounting Office (2012). Financial Statement Restatements: Trends,
Market Impact, Regulatory Responses, and Remaining Challenges. General
Accounting.
Hanifah, I. A., & Clyde, V. (2022). The Effect of Whistlebowing System toward
Fraud Prevention: Medition of Forensic and Investigative Audit. AFRE
(Accounting and Financial Review), 5(2), 97–105.
Haqqi, R. I., Alim, M. N., & Tarjo. (2015). Kemampuan Rasio Likuiditas Dan
Profitabilitas Untuk Mendeteksi Fraud Laporan Keuangan. Jaffa, 03(1), 31–
42.
Hartadi, B. (2022). Pengaruh Fraud Hexagon terhadap Fraudulent Financial
Statements pada Perusahaan Badan Usaha Milik Negara Indonesia yang
Terdaftar di Bei pada Tahun 2018-2021. 6, 14883–14896.
Hery, S.E. (2016) Auditing and Asurans. Jakarta: PT Grasindo.
Juhaeriah, J., Abbas, D. S., & Hakim, M. Z. (2021). Pengaruh Sales Growth, Arus
Kas, Ukuran Perusahaan,Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
Institusional Terhadap Financial Distress. 359–369.
https://doi.org/10.32528/psneb.v0i0.5188
Kaminski, K. A., Wetzel, T. S., Guan, L., & Kaminski, K. A. (2008). Can
financial ratios detect fraudulent financial reporting ? Managerial Auditing
Journal Emerald Insight, 19(1), 55–28.
https://doi.org/10.1108/02686900410509802
Larum, K., Zuhroh, D., & Subiyantoro, E. (2021). Fraudlent Financial Reporting:
Menguji Potensi Kecurangan Pelaporan Keuangan dengan Menggunakan
Teori Fraud Hexagon. AFRE (Accounting and Financial Review), 4(1), 82–
94. https://doi.org/10.26905/afr.v4i1.5818
66
Muslimin, D. W., & Bahri, S. (2023). Pengaruh GCG, Ukuran Perusahaan, dan
Sales Growth Terhadap Financial Distress. Owner Riset Dan Jurnal
Akuntansi, 7, 301. https://doi.org/https://doi.org/10.33395/owner.v7il.1249
Nurbaiti, Z., & Hanafi, R. (2017). Analisis Pengaruh Fraud Diamond dalam
Mendeteksi Tingkat Accounting Irreguralities, 6(2), 167–184.
Saiful, M., Uzaimi, H. A., & Ratih, A. E. (2017). Deteksi Financial Statement
Fraud Dengan Analisis Fraud Triangle Pada Perusahaan Aneka Industri
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012- 2015. Jurnal Ilmiah
Akuntansi Dan Finansial Indonesia, 1, 23–36
Saputri, G. O. W., & Achmad, T. (2017). Pengaruh Faktor Financial dan Non
Financial Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015).
68
Simaremare, E., Handayani, C., Basri, H., Tambunan, A., & Umar, H. (2019).
Pengaruh Fraud Diamond terhadap Pendeteksian Fraudulent Financial
Statement dengan Kebijakan Anti Fraud Sebagai Variable Moderasi Pada
Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-
2018, 1–9.
Yang, D., Jiao, H., & Buckland, R. (2017). The determinants of financial fraud in
Chinese firms: Does corporate governance as an institutional innovation
matter? Technological Forecasting and Social Change, 125(August 2015),
309–320. https://doi.org/10.1016/j.techfore.2017.06.035
Zakya, F. (2022). Pengaruh Profitabilitas, Aktivitas, Likuiditas, Working Capital
to Total Asset Ratio Terhadap Financial Distress Pada Emiten Industri
Properti dan Real Estate. Jurnal Impresi Indonesia, 1(11), 1168–1179.
https://doi.org/10.36418/jii.v1i11.663