Anda di halaman 1dari 84

ANALISIS TREND FRAUDULENT FINANCIAL STAMENT

REPORTING PADA PERUSAHAAN BUMN YANG


TERDAFTAR DI BEI SELAMA SATU DASAWARSA

(Skripsi)

Oleh
RISA AULIA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2023
ABSTRACT

ANALYSIS TREND FRAUDULENT FINANCIAL STATEMENT


REPORTING ON STATE-OWNED ENTERPRISES IN INDONESIA FOR A
DECADE

By:

Risa Aulia

This research aimed at analyzing the tendency for fraudulent financial statement
reporting through the fraud diamond theory for 10 years within the period of 2011
to 2020. The fraudulent reporting variable in this research uses the F-Score model
because this model is able to conduct measurements on the tendency of reports with
lower error rates. The pressure variable is proxied with leverage, opportunity
variable is proxied with accounts receivables, rationalization variable is proxied
with total accrual, and the capability variable is proxied with changes of directors.
Based on the results of this study, the final result is that leverage has an effect on
fraudulent financial statements, while other variables with proxies for receivables,
total accruals, and changes in directors have no impact on fraudulent financial
statements.

Keywords: State-Owned Enterprises, Fraud Diamond, Fraudulent Financial


Statement.
ABSTRAK

ANALISIS TREND FRAUDULENT FINANCIAL STAMENT


REPORTING PADA PERUSAHAAN BUMN YANG
TERDAFTAR DI BEI SELAMA SATU DASAWARSA

Oleh:

Risa Aulia

Penelitian ini memiliki tujuan dalam temuan bukti kecenderungan fraudulent financial
statement reporting melalui teori fraud diamond selama satu dasawarsa dengan periode
tahun 2011 sampai dengan tahun 2020. Populasi dalam penelitian ini adalah Perusahaan
Badan Usaha Milik Negara yang terdaftar di BEI dengan sampel sebanyak 9 perusahaan.
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan menggunakan analisis regresi linear berganda.
Variabel kecurangan laporan keuangan dalam penelitian ini menggunakan F-Score model
karena model ini dapat melakukan pengukuran akan kecenderungan laporan keuangan
dengan tingkat kesalahan yang lebih rendah. Variabel tekanan diproksikan dengan
leverage, variabel peluang diproksikan dengan piutang, variabel rasionalisasi diproksikan
dengan total akrual, dan variabel kapabilitas diproksikan dengan perubahan direksi
Berdasarkan hasil penelitian ini, terdapat hasil akhir bahwa leverage berpengaruh terhadap
frauduelent financial statement, sedangkan variabel lainnya dengan proksi piutang, total
akrual, dan perubahan direksi tidak berpengaruh terhadap fraudulent financial statement.

Kata Kunci : Badan Usaha Milik Negara, Fraud Diamond, Fraudulent Financial Statement
ANALISIS TREND FRAUDULENT FINANCIAL STAMENT
REPORTING PADA PERUSAHAAN BUMN YANG TERDAFTAR DI
BEI SELAMA SATU DASAWARSA

Oleh
RISA AULIA

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA AKUNTANSI

Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2023
RIWAYAT HIDUP

Penulis skrpsi ini bernama Risa Aulia, lahir di

Bandarlampung pada tanggal 15 Januari 2001 sebagai anak

pertama dari dua bersaudara yang merupakan putri dari

Bapak Edi Sukamto dan Ibu Maryam. Penulis menempuh

pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 1 Tanjung Agung

pada tahun 2007 – 2013, selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan menengah

pertama di SMP Negeri 5 Bandar Lampung pada tahun 2013 – 2016. Kemudian

penulis menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 3 Bandar

Lampung Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam pada tahun 2016 – 2019. Pada tahun

2019, penulis terdaftar sebagai mahasiswa S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Lampung melalui jalur SBMPTN. Selama menempuh

pendidikan di Universitas Lampung, penulis aktif sebagai Presidium Kopma Unila

dengan menjadi Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Anggota tahun 2021

dan Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan tahun 2022. Selain itu penulis

merupakan penerima beasiswa Bank Indonesia tahun 2022 dan menjadi Surveyor

Konsumen Bank Indonesia tahun 2022 serta Surveyor SPH-PIHPS Bank Indonesia

tahun 2023.
PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirabbilalamin
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga dapat terselesaikannya penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam selalu
disanjung agungkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Dengan segala kerendahan hati, kupersembahkan skripsi ini untuk :

Kedua Orang Tuaku tercinta, Ayahanda Edi Sukamto dan Ibunda Maryam
Terima kasih atas segala cinta dan kasih sayang yang tidak terbatas.
Terimakasih atas segala doa yang telah membuka jalan untuk menggapai
impianku, terima kasih karena terus memberikan nasihat dan dukungan tiada henti
Semoga Allah SWT memberikan perlindungan baik di dunia dan akhirat,
Aamiin

Adikku tersayang, Ossy Wulandari


Terima kasih telah mendukung dan memberikan doa serta dukungan, semoga
Allah selalu mempermudah segala urusan dan dibalas dengan yang lebih baik

Seluruh keluarga, sahabat, dan teman-temanku


Terima kasih atas doa dan dukungan yang terus diberikan,

Almamaterku tercinta, Universitas Lampung


MOTTO

“Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kadar


kesanggupannya”
QS. Al Baqarah : 286

“Sesungguhnya Allah bebas melaksanakan kehendak-Nya, Dia telah menjadikan


untuk setiap sesuatu menurut takarannya.”
QS. Ath Thalaq : 3

“Siklus sebab-akibat itu sudah ditentukan. Tidak ada yang bisa merubahnya,
kecuali satu : yaitu kebaikan. Kebaikan bisa merubah takdir…”
Rembulan Tenggelam Diwajahmu – Tere Liye
SANWACANA

Bismillahirrohmaanirrahiim,

Alhamdulillahirabbilalamin, puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah

SWT atas limpahan berkat, rahmat, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul ”Analisis Trend Fraudulent Financial

Statement Reporting pada perusahaan BUMN yang Terdaftar di BEI Selama Satu

Dasawarsa”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana

Akuntansi pada jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Lampung.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan bimbingan, bantuan, dan

dukungan dari berbagai pihak yang memberikan kemudahan dalam proses

penyusunan skripsi ini. Dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati,

penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Nairobi, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Lampung.

2. Ibu Dr. Reni Oktavia, S.E., M.Si. Ak. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung, sekaligus selaku dosen pembimbing

utama yang telah memberikan bimbingan, saran dan kritik, dukungan doa serta

motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Dr. Usep Syaipudin, S.E., M.S. Ak. selaku dosen pembahas utama yang

memberikan bimbingan, kritik, saran, dan masukan yang membangun dalam

penulisan skripsi ini.


4. Ibu Ade Widiyanti, S.E., M.S.Ak. CA. selaku dosen pembahas pendamping

yang telah memberikan bimbingan, kritik, saran, dan masukan yang

membangun dalam penulisan skripsi ini.

5. Bapak Dr. Tri Joko Prasetyo, S.E., M.Si. selaku dosen pembimbing akademik

yang telah memberikan saran dan nasihat kepada penulis selama menjadi

mahasiswa.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah

memberikan ilmu, wawasan, dan pengetahuan berharga bagi penulis selama

proses perkuliahan berlangsung.

7. Para staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung,

yang telah banyak membantu baik selama proses perkuliahan maupun semasa

penyusunan skripsi ini.

8. Kedua orangtuaku tercinta, Bapak Edi Sukamto dan Mamak Maryam.

Terimakasih atas segala doa, kasih sayang, dukungan, perhatiam, dan atas

segala hal yang telah diberikan kepada penulis. Semoga kelak penulis dapat

memberikan kebahagiaan dan terus menjadi kebanggaan serta menjadi anak

yang berbakti.

9. Adikku Ossy Wulandari, terima kasih karena terus memberikan dukungan dan

doa yang telah diberikan. Semoga kelak penulis dapat membalas kebaikanmu.

10. Keluarga besarku, bude, pakde, dan sepupu-sepupuku, terima kasih atas doa,

dukungan, dan nasihat untuk masa perkuliahanku.

11. Teman seperjuanganku GBL, Kindi, Sadam, Aulia G, Alya, Tiyara, Aulia R,

Sinta, Putu, Syahla, Farhan, Dina, Nur, dan Heri. Terima kasih telah banyak

membantu dan saling mengasihi selama masa perkuliahan dan selama proses
skripsi ini, terima kasih atas doa, dukungan, dan banyak hal yang diberikan.

Semoga hal baik selalu mengiri kalian, dimanapun kalian berada nantinya.

12. Topan Sanjaya, terima kasih atas dukungan yang telah diberikan. Terima kasih

telah menjadi rekan yang baik dalam melewati proses panjang dan selalu

menemani penulis disetiap proses selama masa perkuliahan.

13. Sahabatku, Rere, Elis, Eka, Ardian, Oliv, Mayang, Dian, Salsa, dan Ayu.

Terima kasih karena telah mendengarkan keluh kesahku, serta terus

memberikan doa baik dan dukungan untuk penulis. Penulis berharap hal baik

senantiasa terus mengiringi untuk kalian.

14. Brodie Kopmaku, Sister Aul, Topan, Sadam, Intan, Iksal, dan Faizal

terimakasih telah menjadi tempat berkeluh kesah, menerima kurang dan

lebihnya penulis serta memberikan dukungan kepada penulis selama masa

menjadi pengurus serta menjadi sahabat yang baik selama masa kuliah.

15. Keluargaku selama masa perkuliahan, Kopma Unila, terimakasih telah

memberikan pengalaman berharga atas segala hal yang telah dilewati selama

masa perkuliahan. Terkhusus kak Hirda, kak Edo, kak Ryan, kak Deni, dan

kakak-kakakku selama di Kopma, terima kasih atas motivasi dan dukungan

yang telah diberikan.

16. Keluargaku Kabinet Abhinaya, Syifa, Lintang, Shafa, Azizah, Dinda, Nadinda,

Fajar, Gavra, Anggi, Risalim, Marisa, Syahril dan yang lainnya. Serta adik-

adikku di Kopma Unila, Sinur, Atun, Rifdah, Bagus, Rahmadi, Ramzy. Terima

kasih atas doa, dukungan, semangat, dan pengalaman berharga yang telah

diberikan, terimakasih telah menemani setiap proses dan membantu penulis

ketika penulis menjadi pengurus di Kopma Unila.


17. Seluruh teman-teman Akuntansi 2019, terkhusus teman-teman seperbimbingan

skripsi, Anhel, Tiyara, Dina, Kindi, dan Sadam. Terima kasih telah

membersamai dan saling memberikan dukungan selama masa kuliah, semoga

hal baik terus mengiringi kalian dimanapun kalian berada.

18. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas

bantuan yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan masa

perkuliahan dengan baik, Atas bantuan dan dukungannya, penulis

mengucapkan terima kasih, semoga hal baik senantiasa menanti dan

mendapatkan balasan dan keberkahan dari Allah SWT.

19. Terakhir, penulis menyadari bahwa skripsi ini memiliki kekurangan, sehingga

perlu adanya saran dan kritik yang membangun agar lebih baik. Penulis harap

skripsi ini dapat memberikan manfaat dan sumber informasi literature untuk

penulisan karya ilmiah berikutnya.

Bandarlampung, 01 April 2023

Penulis

Risa Aulia
i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .....................................................................................................................i


DAFTAR TABEL .......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................................... 8
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Landasan Teori ....................................................................................................... 10
2.1.1Teori Keagenan ........................................................................................ 10
2.1.2 Kecurangan Laporan Keuangan............................................................... 11
2.1.3 Teori Fraud .............................................................................................. 12
2.2 Penelitian Terdahulu .............................................................................................. 15
2.3 Pengembangan Hipotesis ....................................................................................... 18
2.3.1 Pengaruh Leverage (LEV) terhadap fraudulent financial statement ......... 18
2.3.2 Pengaruh Total Akrual (TATA) terhadap fraudulent financial statement 19
2.3.3 Pengaruh Receivable terhadap fraudulent financial statement ................. 20
2.3.4 Pengaruh Rasio Pergantian Direksi (DCHANGE) terhadap fraudulent
financial statement ................................................................................... 21
2.4 Kerangka Penelitian ............................................................................................... 22

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Jenis Penelitian ....................................................................................................... 23
3.2 Populasi dan Sampel .............................................................................................. 23
3.4 Identifikasi dan Pengukuran Variabel..................................................................... 25
3.5 Metode Analisis Data ............................................................................................. 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Deskriptif Objek Penelitian .................................................................................... 34
4.2 Hasil Penelitian ...................................................................................................... 36
4.3 Analisis Uji Asumsi Klasik .............................................................................. 39
4.4 Uji Hipotesis ..................................................................................................... 45
4.5 Pembahasan ............................................................................................................ 49
ii

4.5.1 Pengaruh Leverage Terhadap Fraudulent Financial Statement. ...................... 49


4.5.2 Pengaruh Total Akrual Terhadap Fraudulent Financial Statement. ................ 52
4.5.3 Pengaruh Receivable Terhadap Fraudulent Financial Statement .................... 54
4.5.4 Pengaruh Rasio Perubahan Direksi (DCHANGE) Terhadap Fraudulent
Financial Statement. ................................................................................................ 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 59
5.2 Keterbatasan Penelitian .......................................................................................... 60
5.3 Saran ...................................................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
iii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu .............................................................................. 15


Tabel 3.1 Daftar Sampel Penelitian ....................................................................... 24
Tabel 4.1 Daftar Penarikan Data Sampel ............................................................... 34
Tabel 4.2 Perusahaan BUMN yang Menjadi Sampel Penelitian ........................... 35
Tabel 4.3 Perusahaan BUMN yang Annual Report Tidak dapat diakses Peneliti . 35
Tabel 4.4 Perusahaan BUMN Listing Setelah Tahun 2011 ................................... 35
Tabel 4.5 Hasil Uji Statistik Deskriptif .................................................................. 36
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas .............................................................................. 40
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov ............................. 41
Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolinearitas..................................................................... 41
Tabel 4.9 Hasil Uji Heterokedastisitas ................................................................... 42
Tabel 4.10 Hasil Uji Autokorelasi Durbin Watson ................................................ 43
Tabel 4.11 Hasil Uji Autokorelasi Runs Test ........................................................ 43
Tabel 4.12 Hasil Uji Autokorelasi Non-Parametric Test....................................... 44
Tabel 4.13 Hasil Uji Autokorelasi dengan Nilai Residual ..................................... 44
Tabel 4.14 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) .................................................. 45
Tabel 4.15 Hasil Uji F Pada Analisis Regresi Berganda ....................................... 46
Tabel 4.16 Hasil Uji T pada Analisis Regresi Berganda ....................................... 47
iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Media Pengungkapan Terjadinya Fraud di Indonesia .................................. 2


Gambar 1.2 Nilai Kerugian yang Diakibatkan Fraud di Indonesia .................................. 3
Gambar 2.3 Kerangka Penelitian ................................................................................ 22
Gambar 4.1 Grafik Rata-Rata Leverage Selama Periode Penelitian (2011-2020) ........... 50
Gambar 4.2 Grafik Rata-Rata Total Akrual Selama Periode Penelitian (2011-2020) ...... 52
Gambar 4.3 Kasus Korupsi di Lingkungan BUMN Tahun 2016-2021 ................... 53
Gambar 4.7 Grafik Rata-Rata Rasio Piutang Selama Periode Penelitian (2011-2020) .... 55
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Laporan keuangan menempatkan kedudukan untuk mendominasi hal yang krusial

karena laporan keuangan dapat menjadi sarana dalam berbagai informasi entitas

yang berhubungan kinerja keuangan, posisi keuangan dan arus kas entitas.

Informasi dalam laporan keuangan yang telah dilaporkan akan bermanfaat bagi

pihak yang memiliki kepentingan baik pihak dari dalam maupun dari luar

perusahaan dan dapat dijadikan panduan dalam pengambilan keputusan

perusahaan (Harahap & Sofyan. S., 2013). Penyajian laporan keuangan harus

dikelola oleh pelaku bisnis yang handal dan relevan serta terbebas dari kecurangan

agar dapat menunjukkan hasil maksimal dengan bagian kualitatif yang disajikan,

yaitu kredibel, relevan, terpercaya dan dapat dibandingkan (comparable)

(Sihombing, 2014). Selanjutnya, informasi dalam laporan keuangan yang disajikan

tidak boleh memberikan keuntungan dari salah satu pihak tertentu karena akan

memberikan kerugian pihak lain dan akan berdampak dengan timbulnya risiko

trend kecurangan laporan keuangan (Puspita & Yudantara, 2020).


2

Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) pada Pernyataan Standar Auditing

(PSA) No. 70 (SA Seksi 216 paragraf 4) memberikan penjelasan bahwa salah

saji atau penghilangan dilakukan dalam melakukan kecurangan secara sengaja

pada laporan keuangan untuk mencurangi laporan keuangan bagi penggunanya

dapat dilakukan dengan beberapa tindakan, diantaranya meliputi korupsi

(corruption), penipuan investasi (investment fraud), asset yang disalahgunakan

(aset misappropiation) dan fraud pelaporan keuangan (fraudulent statements)

yang sejalan dengan hasil riset dunia yang dilaksanakan oleh Association of

Certifies Fraud Examiner (ACFE, 2018). Pada tahun 2016 melalui Riset ACFE

Chapter Indonesia, ditemukan bahwa tingkat kecurangan pelaporan keuangan

berkisar pada angka 4%, rata-rata jumlahnya melebihi Rp 10 miliar. Fraud pada

wilayah Asia Pasifik yang dilaporkan oleh ACFE di tahun 2020 memberikan

hasil bahwa fraud yang dilakukan oleh staff sebesar 40%, manajer sebesar 35%,

dan ekskutif pemilik sebesar 21%. Laporan tersebut memberikan gambaran

bahwa terdapat 6,4% peningkatan fraudulent financial statement dengan median

loss US$3 juta mulai dari tahun 2012 – 2020 (Andrean & Salim, 2021).

Gambar 1.1 Media Pengungkapan Terjadinya Fraud di Indonesia


3

Fraudulent financial statement merupakan tindak pelaporan laporan keuangan

yang dicurangi dengan melakukan salah saji yang disengaja berupa kekeliruan

(misstatement) dan sejalan dengan adanya tindak penyembunyian (omission)

dalam tindakan tersebut. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengakui bahwa

kasus risiko kecurangan terus terjadi. Hal ini dibenarkan dengan pernyataan yang

Agung Firman Sampurna selaku Ketua BPK RI, beliau menyatakan bahwa bukti

– bukti empiris memberikan petunjuk bahwa keuangan yang dikelola pada masa

krisis cenderung memperbesar risiko akan terjadinya kecurangan (Biro Humas dan

Kerja Sama Internasional BPK RI, 2021). Hal tersebut sejalan dengan pernyataan

Firli Bahuri selaku Ketua KPK, beliau menyatakan bahwa semakin tinggi negara

memiliki pendapatan, maka akan banyak tindak pencucian uang yang akan

beradaptasi. Korupsi dan kecurangan menjadi moving target yang terus mengikuti

perkembangan zaman dan teknologi (Triyoga, 2022).

Gambar 1.2. Nilai Kerugian yang Diakibatkan Fraud di Indonesia

Pemberantasan kecurangan semakin terang dan terus mengalami penurunan yang

drastis, hal tersebut sejalan dengan data yang dilansir oleh Transparansi

Internasional (IT) dari Corruption Perception Index (CPI). Hal tersebut


4

berbanding terbalik dengan kecenderungan yang dimulai dengan periode awal

reformasi, yang mana Corruption Perception Index (CPI) terus mengalami

peningkatan, khususnya ketika operasi pertama kali di tahun 2004 dilakukan oleh

Badan Anti Korupsi Independen KPK (Indonesia Corruption Watch, 2021).

Laporan keuangan yang digunakan di Indonesia tidak sepenuhnya menunjukkan

bahwa elemen laporan keuangan tersebut sejalan dengan tingkat komprehensif

sebuah laporan keuangan. Terdapat banyak hal yang tidak sejalan dalam laporan

keuangan dan menambah peluang untuk melaksanakan kecurangan terhadap

laporan keuangan bagi manajemen dan individu tertentu (Martias, Oktavia, &

Amelia, 2021). Penipuan dalam penerapan pelaporan keuangan menjadi masalah

kritis dan sensitif dalam profesi akuntansi, karena penipuan akuntan dapat

memiliki konsekuensi ekonomi yang serius.

Kasus terbesar fraud yang pernah terjadi dan yang paling dikenal merupakan kasus

kantor akuntan publik Arthur Andersen dan kasus Enron di tahun 2002 yang

menjadi kantor akuntan terbaik saaat itu. Manipulasi laporan keuangan yang

dilakukan oleh Enron mencapai US$600 juta dilakukan ketika perusahaan

menanggung kerugian dan menjadi skandal kecurangan laporan keuangan terbesar

dalam sejarah dunia akuntansi (Andrean & Salim, 2021). Selanjutnya, berdasarkan

data yang dilansir dari Survei Fraud Indonesia 2019, dipaparkan bahwa fraud

terjadi dengan tingkat kerugian paling tinggi dialami oleh Badan Usaha Milik

Negara (BUMN) senilai 31,8% (ACFE Indonesia Chapter, 2020).


5

Penipuan laporan keuangan atau window dressing di BUMN sering terjadi karena

keadaan dalam laporan keuangan menghasilkan keuntungan keuangan yang

signifikan, tetapi hal ini berbeda dan berbanding terbalik dengan situasi yang selalu

terjadi dalam laporan keuangan. Hal ini beriringan dengan adanya tindak

kecurangan yang diterjadi pada Garuda Indonesia tahun 2018, terdapat manipulasi

laporan keuangan lewat keuntungan dari PT Mahata Aero Teknologi yang keluar

dari ketentuan SAK mencapai angka Rp 2,98 triliun, hal ini juga melibatkan

pelaksanaan audit laporan keuangan dan kantorakuntan publik hingga berdampak

terhadap diperolehnya putusan dari Menteri Keuangan terkait dibekukannya satu

tahun perizinan. Kasus lainnya juga terjadi pada perusahaan BUMN lainnya,

misalnya saja kasus fraud tahun 2015 pada PT Kereta Api Indonesia yang

menyatakan bahwaperusahaan mengalami keuntungan sedangkan pada nyatanya

perusahaan mengalami kerugian.

Kecurangan laporan keuangan dapat terjadi karena lemahnya upaya dalam

melakukan deteksi serta pencegahan. Laporan keuangan yang dianalisis dan

dikaitkan dengan teori-teori fraud menjadi salah satu alternatif dalam melakukan

deteksi kecurangan laporan keuangan (Eprimia, 2019). Teori fraud triangle digagas

pertama kali di tahun 1953 oleh Cressey. Teori fraud triangle terus dikembangkan,

tahun 2004 oleh Wolfe dan Hermanson dikemukakan akan adanya fraud diamond

dan memberikan tambahan satu variabel dari fraud triangle yaitu variabel

kemampuan. Berdasarkan hasil penelitian (Istiyanto & Yuyetta, 2021), hanya

financial stability dan financial target yang berdampak negative dan signifikan

pada kecurangan laporan keuangan. Lalu untuk sifat industry, pengawasan, opini
6

audit, dan direksi yang mengalami pergantian tidak berdampak terhadap fraud.

Tetapi, berdasarkan hasil penelitian (Ningsih, 2021), variabel dari financial

stability, external pressure, financial target, dan rationalization berdampak secara

signifikan pada fraud laporan keuangan. Sehingga dalam observasi ini akan

mencoba kembali dalam melakukan analisis pengaruh fraud diamond yang

mengacu terhadap penelitian terdahulu pada fraudulent financial statement.

Penelitian kali ini mempunyai tujuan dalam mengetahui kecenderungan trend

fraudulent financial statement reporting terhadap Badan Usaha Milik Negara yang

menjadi bagian pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan teori fraud diamond.

Kebaharuan dalam observasi ini merupakan penelitian berkelanjutan dari

(Istiyanto & Yuyetta, 2021) dan (Ningsih, 2021) yang memberikan pernyataan

bahwa fraud diamond dapat digunakan dalam melakukan deteksi akan terjadinya

kecurangan laporan keuangan. Model fraud diamond peneliti gunakan karena

memiliki komponen dengan perhitungan yang lebih akurat jika dibandingkan

dengan model fraud pentagon dan fraud hexagon karena proksi dari setiap

variabel cenderung menggunakan variabel dummy.

Berdasarkan hal tersebut, penentuan variabel dalam observasi ini menjadi salah satu

indikator akan pentingnya penelitian ini dengan penyusunan empat variabel dengan

proksi sebagai pengukuran fraud diamond yaitu external pressure diproksikan

dengan leverage (LEV), nature of industry dengan proksi receivable,

rationalization dengan proksi total accruals (TATA), terakhir untuk capability

diproksikan dengan adanya pergantian direksi (DCHANGE). Pengembangan

selanjutnya yang dilaksanakan dalam penelitian ini menggunakan pengembangan


7

rentang waktu pengambilan sampel selama satu dasawarsa dimulai dari tahun 2011

– 2020, hal berbeda yang terdapat dalam observasi ini dari penelitian – penelitian

yang sebelumnya hanya menetapkan waktu selama 2 sampai dengan 5 tahun.

Fraudulent financial statement memiliki peran yang mendominasi dan krusial

karena laporan keuangan dapat menjadi sarana dalam berbagi informasi terkait

posisi keuangan, hasil dari kinerja keuangan, dan sebuah entitas arus kas dari

perusahaan yang memiliki dampak pada pengambilan keputusan yang akan

dilakukan, jika adanya kecurangan yang terjadi maka akan memiliki akibat dalam

pengambilan keputusan yang salah. Penelitian telah dilakukan oleh Sihombing

(2014), Eprimia (2019), Basmar dan Ruslan (2021), Anggraini et al. (2021),

Istiyanto dan Yutetta (2021) dan masih akan terus mengalami perkembangan.

Berdasarkan hal yang telah ditetapkan, peneliti akan melakukan perngembangan

penelitian Analisis Trend Fraudulent Financial Stament Reporting Terhadap

Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia Selama Satu Dasawarsa Periode 2011 – 2020.

1.2 Rumusan Masalah

Upaya optimal terus dilakukan oleh perusahaan dalam implementasi prinsip

akuntansi dengan laporan keuangan atau annual report yang sebanding dengan

kebijakan akuntansi tersebut secara benar dan wajar, namun kecurangan laporan

keuangan yang terus menerus terjadi tidak dapat diandalkan ketika ada unsur-unsur

yang menipu pengguna laporan keuangan dan berdampak terhadap permasalahan

yang krusial dalam dunia akuntansi.


8

Berdasarkan data tersebut, penelitian ini menetapkan rumusan masalah yaitu :

1. Apakah fraudulent financial statement dipengaruhi oleh external pressure

dengan proksi leverage (LEV)?

2. Apakah fraudulent financial statement dipengaruhi oleh rationalization

dengan proksi total akrual (TATA)?

3. Apakah fraudulent financial statement dipengaruhi oleh nature of industri

dengan proksi receivable (REC)?

4. Apakah fraudulent financial statement dipengaruhi oleh capability dengan

proksi pergantian direksi (DCHANGE)?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian secara terbuka menetapkan tujuan dalam melakukan deteksi

kecenderungan fraudulent financial statement menggunakan teori fraud diamond,

namun penelitian ini menetapkan tujuan secara khusus sebagai berikut :

1. Untuk membuktikan bahwa fraudulent financial statement dipengaruhi oleh

external pressure dengan proksi leverage (LEV)

2. Untuk membuktikan bahwa fraudulent financial statement dipengaruhi oleh

opportunity melalui rationalization dengan proksi total akrual (TATA)

3. Untuk membuktikan bahwa fraudulent financial statement dipengaruhi oleh

nature of industri dengan proksi receivable (REC)

4. Untuk membuktikan bahwa fraudulent financial statement dipengaruhi oleh

capability dengan proksi pergantian direksi (DCHANGE)


9

1.4 Manfaat Penelitian

Secara umum observasi ini dapat menjadi tumpuan dalam menyampaikan manfaat

terhadap pandangan yang diberikan kepada berbagai pihak pengguna ikhtisar

keuangan, namun secara khusus penelitian ini menetapkan kebermanfaatan seperti:

a) Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis penelitian ini dapat menjadi tumpuanmahasiswa sebagai sumber

pandangan akan ilmu secara umum dan bagi akuntan secara khusus, serta

sebagai kontribusi peneliti dalam pengembangan ilmu akuntansi terkhusus

dalam melakukan deteksi kecurangan laporan keuangan.

b) Manfaat Empiris

Manfaat empiris penelitian ini diharapkan dapat melengkapi pengembangan

penelitian terdahulu terkait pengaruh analisis trend fraudulent financial

reporting.

c) Manfaat Praktis

Manfaat substansial dalam penelitian ini memberi harapan dengan meletakkan

gambaran kepada agen terkhusus manajemen terkait tanggung jawabnya dalam

menaungi principal dan wawasan yang berasal dari fraudulent financial

reporting untuk perusahaannya serta memberikan informasi bagi calon penanam

modal atau investor dalam mempertimbangkan keputusan untuk penempatan

modal bagi perusahaannya.


10

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1.1 2.1 Landasan Teori


2.1.1Teori Keagenan
Teori keagenan merupakan teori yang dipaparkan oleh Jensen dan Meckling

(1976), agency theory memberikan gambaran secara teoritis akan hubungan

antara pemilik modal dan manajemen karena keduanya memiliki perbedaan

kepentingan sehingga memiliki potensi dalam timbulnya konflik. Masalah

antara pemilik modal (principal) dan manajemen (agent) rawan akan dampak

terjadinya tindak kecurangan dalam penyajian laporan keuangan (Anggraini,

Indra, & Alvia, 2021). Kecenderungan akan kecurangan tersebut terjadi karena

kinerja perusahaan yang terus mengalami peningkatan diinginkan oleh

manajemen selaku agent, sedangkan kinerja perusahaan yang terus berkembang

dengan baik dalam jangka panjang diinginkan oleh investor selaku pemilik

modal (principal). Kolaborasi yang terjadi antar hubungan bagi pemilik modal

dan manajemen yang berdampak akan kecenderungan kecurangan ini dapat terus

terjadi karena tekanan akan terus dialami oleh manajemen agar kinerja

perusahaan dapat terus berkembang pesat dan investor selaku pemilik modal

mendapatkan return on investment (ROI) yang tinggi (Ningsih, 2021).


11

Kecenderungan akan kolaborasi atas kegiatan investasi yang dilakukan oleh

principal kepada agent berdampak akan kepentingan yang terbentur atau disebut

dengan conflict of interest dari keduanya (Yanti & Munari, 2021). Konflik yang

timbul dari kepentingan pemilik modal dan manajemen berdampak akan

hadirnya masalah sikap yang saling tidak percaya antar keduanya karena hal –

hal yang dilakukan agent tidak sesuai dengan kepentingan yang dibutuhkan oleh

principal sehingga akan hadir masalah baru yaitu kecurangan (fraud). Terdapat

tiga jenis golongan sifat dasar manusia yang memiliki keterkaitan dan

berdampak akan kecurangan, karena pada hakikatnya manusia akan memberikan

prioritas akan kepentingan diri sendiri (self interest), memiliki kecenderungan

untuk menjauhi ancaman atau risiko (risk averse), dan memiliki keterbatasan

akan masa depan pada bagian daya pikir (bounded rationality) (Aprilia, 2017).

2.1.2 Kecurangan Laporan Keuangan

Laporan kecurangan yang disusun dengan kecurangan atau fraudulent financial

statement reporting didefinisikan oleh Association of Certifies Fraud Examiner

(ACFE) memaparkan bahwa fraud laporan keuangan yaitu kondisi laporan

keuangan yang didalamnya terdapat kesalahan yang dilakukan oleh manajemen

(agent) dengan sengaja dalam penyampaiannya karena salahnya perhitungan

jumlah dengan tujuan melakukan tipu daya kepada para pemilik modal

(principal). Perubahan catatan akuntansi yang didukung dengan data dalam

melakukan manipulasi dan disajikan dengan salah dan diketahui dengan unsur

kesengajaan, melakukan pelenyapakn informasi dan transaksi, serta pemalsuan

berkas yang mendukung menjadi kegiatan yang termasuk dalam pernyataan akan
12

pengertian laporan keuangan (Bawekes, Simanjuntak, & Daat, 2018).

Asset yang disajikan atau pendapatan yang jumlahnya lebih besar daripada data

sebenarnya yang dilakukan dalam tindak kecurangan laporan keuangan atau

manipulasi data, hal tersebut dilakukan dalam menarik pemilik modal agar

pemilik modal melakukan pemberian dana atau modal kepada pihak perusahaan

agar memberikan keuntungan bagi perusahaan. Namun hal tersebut berdampak

pada lemahnya tingkat validitas dan keandalan dari laporan keuangan tersebut

sehingga akan berdampak dalam proses penentuan keputusan yang diambil bagi

para pihak manajemen selaku pihak internal maupun pihak pemilik modal selaku

pihak eksternal perusahaan yang menggunakan laporan keuangan (Mardeliani,

Sudrajat, Alvia, & Oktavia, 2022).

2.1.3 Teori Fraud


Teori fraud adalah teori deteksi dan digunakan dalam tindak kecurangan yang

terus mengalami peningkatan pertumbuhan dari waktu ke waktu. Gagasan

pertama model fraud dipaparkan oleh Donald R. Cressey (1953), yaitu fraud

triangle theory. Secara umum teori ini memberikan penjelasan mengapa

sebagian besar orang melakukan tindak kecurangan, selanjutnya dalam teori ini

dijelaskan bahwa fraud triangle mempunyai karakteristik sebanyak tiga.

Karakteristik ini timbul karena adanya keadaan yang hadir secara bersamaaan

dengan adanya fraud, yaitu tekanan (pressure), kesempatan (opportunity), dan

rasionalisasi (rationalization). Faktor akan kecurangan di dalam fraud triangle

dipaparkan terdiri dari :


13

Gambar 2.1. Fraud Triangle

1. Tekanan (pressure)

Keadaan dirasakan oleh seseorang atau pihak manajemen serta perusahaan ketika

berada pada kondisi untuk melakukan tindak kecurangan disebut dengan tekanan

(pressure). Tekanan mempunyai tiga kelompok kategori, yaitu keuangan yang

berada dibawah tekanan (financial pressures), kebiasaan buruk yang berada dibawah

tekanan (vices pressures),serta pekerjaaan yang berhubungan atau berada dibawah

tekanan (work- related pressures). Selanjutnya, manajemen yang tidak memberikan

perhatian kepada karyawan sehingga berdampak dengan adanya ketidakpuasan

kinerja yang didapatkan oleh karyawan serta ketidakadilan lainnya yang dirasakan

oleh karyawan berdampak pada karyawan melakukan tindak kecurangan agar

merasakan pendapatan atau imbalan yang setimpal akan atas kerja yang mereka

lakukan untuk perusahaan.

2. Kesempatan (opportunity)

Keadaan yang dirasakan oleh seseorang atau pihak manajemen serta

perusahaan ketika berada pada keadaan yang jauh dari adanya pengawasan

disebut dengan kesempatan (opportunity). Kesempatan yang ada membuka

celah bagi seseorang atau pihak manajemen melaksanakan kecurangan, hal


14

ini dapat disebabkan kendali internal atau control dari entitas yang lemah

serta wewenang yang disalahgunakan.

3. Rasionalisasi (rationalization)

Pembenaran akan seluruh tindakan fraud yang dilakukan oleh pelaku tindak

kecurangan disebut dengan rasionalisasi (rationalization). Hal ini dilakukan

oleh pelaku kecurangan laporan dalam memberikan rasionalisasi atas

perilakunya agar kepercayaan orang lain atas dirinya dapat terjaga.

1.1.1.1 Fraud Diamond


Fraud Diamond yaitu keberlanjutan teori dari fraud triangle, gagasan ini

dipaparkan oleh Wolfe & Hermanson (2004) dan memberikan penjelasan bahwa

kapabilitas seseorang dalam bentuk sifat dan kemampuan pribadi seseorang

dapat memberikan dampak akan tindak kecurangan laporan keuangan. Faktor

yang berdampak akan kecurangan laporan keuangan dalam teori fraud diamond

membentuk empat bagian, yaitu tekanan (pressure), kesempatan (opportunity),

rasionalisasi (rationalization), dan kapabilitas (capability). Faktor akan

kecurangan pada fraud triangle dipaparkan sebagai berikut :

Gambar 2.2 Fraud Diamond


15

Kapabilitas sebagai faktor tambahan dari adanya pengembangan fraud triangle

merupakan kemampuan yang dimiliki individu dalam melakukan tindak

kecurangan. Terdapat beberapa sifat yang memberikan gambaran akan pelaku

dalam memiliki kemampuan, diantaranya adalah posisi, kecerdasan, dan

kemampuan secara rinci dan tersistematis akan pekerjaaannya. Namun, ketika

konsep akan penipuan yang sulit untuk dilakukan deteksi dan mempunyai

kemampuan dalam pengawasan situasi serta memiliki kemampuan dalam

memberikan pengaruh orang lain untuk mendapatkan relasi berupa dukungan

atau kerjasama sehingga fraud laporan keuangan tersebut tidak akan terjadi.

1.2 Penelitian Terdahulu

Para peneliti sebelumnya telah melaksanakan observasi akan tindak manipulasi

laporan keuangan yang dipengaruhi oleh fraud diamond. Penjelasan rinci akan

penelitian sebelumnya yang menjadi acuan akan penelitian ini dipaparkan di

tabel 2.1 :

Table 2. 1.
Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti, Objek Variabel Hasil Penelitian


No Tahun, dan Judul Penelitian Penelitian
.
Nabila Nuha, Perusahaan Financial Financial
1 Sri Ambarwati, Manufaktu Statement Stability
. Shanti r Sektor_ Fraud (Y), memiliki
Lysandra Industri variable . pengaruhpada
(2021), Barang_ pressure financial
Konsumsi diproksikan statement fraud.
Analisis Fraud yang_ dengan sedangkan
Diamond. Terdaftar financial external
Dalam DiBEI stability dan pressure, nature
Mendeteksi Tahun external of industry.
Financial 2017-2019 pressure, change in
opportunity .
16

Statement diproksikan_ auditor,dan


Fraud dengan nature direksi yang
of industry, berganti tidak .
rationalization berpengaruh
diproksikan _ terhadap
dengan financial
change in statement fraud.
auditor, dan_
capability
diproksikan_ .
dengan
pergantian
direksi. _
2. Tanggor Perusahaan Financial Financial
Sihombing, di Asia- Statement stability, nature
Celine Pasifik Fraud ofindustry, dan .
Cahyadi yang (Y) rationalization
(2021), terdaftar di diproksikan_ berpengaruh
S&P tahun dengan F- terhadap
The Effect Of 2017-2019 Score, financial
Fraud Diamond variable statement fraud,
On Fraudulent financial sedangkan .
Financial stability capability tidak
Statement in diproksikan berpengaruh .
Asia dengan terhadap
Pacific ACHANGE. financial
Companie variable statement fraud.
s nature of
industry
diproksikan
dengan
inventory.
variable
rationalizatio
n diproksikan
total akrual,
dan variable
capability
diproksikan
dengan
change of
directors
3. Ni Putu Gina . Perusahaan X1 : Rasio Secara simultan
Puspita Dewi dan Badan leverage ; X2 tekanan,
I Gede Agus . Usaha : Jumlah peluang,
Pertama Milik komite audit rasionalisasi,
Yudantara, Negara independen. ; kompetensi dan
(2020) (BUMN) X3 : arogansi
yang. pergantian berdampak
Pendeteksian terdaftar di akuntan signifikan dalam
Kecurangan . Bursa Efek public. ; pendeteksian
Pelaporan Indonesia . X4 : kecurangan
Keuangan (BEI) pergantian pelaporan
17

Dengan . Tahun direksi. ; X5 : keuangan. Hasil


Menggunakan 2014-2018. frekuensi pengujian secara
Pentagon jumlah foto parsial
Fraud Pada CEO menyimpulkan
BUMN . bahwa frekuensi
Yang Terdaftar jumlah foto
Di Bursa Efek CEO dengan
Indonesia. proksi variabel
arogansi
berdampak
positif
signifikan, .
variabel tekanan
(Rasio leverage)
berdampak
negatif
signifikan,
sedangkan
peluang
(persentase
jumlahkomite
audit
independen), .
rasionalisasi
(pergantian
akuntan publik)
serta
kompetensi
(pergantian
direksi) tidak .
berdampak
dalam
pendeteksian
kecurangan
pelaporan
keuangan.
4. Eneng Naelul Perusahaan Financial Hasil penelitian
Yulia BUMN Statement menunjukka
Ningsih, yang Fraud n bahwa X1,
(2021). Terdaftar (Y) dengan X2, X3, X4,
Di BEI proksi F- dan X5
Effect of . periode Score,stabilitas memiliki
Pentagon 2015-2019 keuangan (X1), dampak
Fraud Theory tidak efektifnya simultan
in the. pemantauan terhadap Y.
(X2),pergantian
occurrence of Tetapi jika
auditor(X3),
Fraudulent pergantian parsial
Financial . direksi (X4), variabel X1,
Reporting jumlah CEO di X3, X5
using F-Score dalam annual berdampak .
report (X5) signifikan
terhadap Y.
Sedangkan
18

X2, X4 tidak
berdampak
pada Y.
5. Dewi Perusahaa Financial External
Retnowati, nProperti, Statement pressuredan
Dedik Nur Real Fraud pergantian
Triyanto (2020) Estate, (Y) dengan . direksi
Konstruksi manajemen berdampak
The Effect Of Bangunan laba, variabel terhadap
Fraud yang pressure financial
DiamondOn terdaftar di diproksikan . statement fraud,
Financial BEI dengan sedangkan
Statement Periode external financial
Fraud 2015- pressure, stability,
2019. financial financial target,
stability, dan nature of
financial industry,
target. ineffective .
Opportunity monitoring, dan
dengan proksi change in
nature of auditor tidak
industry & berdampak
ineffective terhadap
monitoring, financial
rationalizatio statement fraud.
n diproksikan
dengan
change in
auditor,
capability
diproksikan
dengan
pergantian
direksi
Sumber : Data Diolah, 2022

1.3 Pengembangan Hipotesis

1.3.1 Pengaruh Leverage (LEV) terhadap fraudulent financial statement

Pinjaman yang bermula dari stakeholders atau pihak luar didapatkan oleh entitas

dengan adanya kepercayaan akan kemampuan dalam melakukan pengembalian

pinjaman yang diperoleh. Nilai leverage yang tinggi oleh perusahaan

memberikan gambaran bahwa entitas tersebut mempunyai risiko kredit yang

tinggi dan utang besar yang dimiliki. Tingginya risiko kredit yang dimiliki
19

berdampak terhadap rasa khawatir perusahaan akan ketidakmampuan

perusahaan dalam memberikan pengembalian pinjaman (Dewi & Yudantara,

2020). Selanjutnya, proses pengembalian utang terus dilakukan dengan berbagai

daya upaya oleh perusahaan, diantaranya dengan melaksanakan tindak fraud

yang terdapat pada laporan keuangan (Basmar, 2021).

Searah dengan observasi Agustina dan Pratomo (2019) yang melakukan analisis

bahwa kerugian besar yang dialami pada umumnya ditutupi dengan tindak

kecurangan laporan keuangan. Hal ini beriringan dengan keterkaitan leverange

yang merupakan proksi dari external pressure semakin tinggi akan berdampak

dan memiliki kemungkinan akan tingkat kecenderungan kecurangan laporan

keuangan yang tinggi. Penelitian yang dilaksanakan Rusmana dan Tanjung 2019

menetapkan hal yang sejalan dengan penelitian sebelumnya bahwa secara parsial

rasio leverage berpengaruh signifikan positif dalam tindakan fraudulent

financial statement.

H1 : Fraudulent Financial Statement mendapatkan pengaruh secara

signifikan oleh Leverage (LEV)

1.3.2 Pengaruh Total Akrual (TATA) terhadap fraudulent financial


statement

Pikiran seseorang yang memberikan kebenaran atas tindak kejahatan yang

dilakukan olehnya disebut dengan rasionalisasi. Rasionalisasi menjadi faktor

yang tidak dapat diukur dengan mudah terkhusus dalam melakukan deteksi

kecurangan di laporan keuangan. Penetapan earning management merupakan

pengaruh dari penetapan prinsip akrual terkait penyusunan laporan keuangan

(Septriani & Handayani, 2018). Gerakan dari prinsip akrual memberikan


20

perubahan angka laba yang diperoleh sehingga memiliki kecendungan dalam

tindak kecurangan.

Sejalan dengan penelitian Puspitadewi & Sormin (2018), manipulasi pendapatan

dapat dilakukan oleh manajemen ketika melakukan pencatatan transaksi

meskipun belum adanya pengeluaran maupun penerimaan kas. Observasi yang

dilaksanakan oleh Sari dan Lestari (2020) menunjukkan bahwa total akrual

mempunyai dampak akan tindak fraudulent financial statement.

H2 : Fraudulent Financial Statement mendapatkan pengaruh secara

signifikan oleh Total Akrual (TATA)

1.3.3 Pengaruh Receivable terhadap fraudulent financial statement

Besaran saldo di laporan keuangan dapat ditentukan oleh entitas sendiri melalui

penentuan saldo estimasi, penilaian yang subjektif diperlukan akun piutang

dalam memberikan perkiraan piutang yang tidak tertagih karena hal tersebut

dapat digunakan dalam melakukan tindak kecurangan laporan keuangan

(Rahmawati, Nazar, & Triyanto, 2017). Tindak kecurangan laporan keuangan

yang terjadi memiliki keterkaitan pada akun piutang, hal ini dilakukan dengan

memberikan kelebihan dalam penyajian saldo penyisian piutang tidak tertagih

yang disisihkan agar dapat mengurangi laba.

Sejalan dengan penelitian Yesiariani dan Rahayu (2016), terciptanya cadangan

laba yang diadakan dalam rangka peningkatan laba di masa berikutnya dapat

dimanfaatkan oleh pihak manajemen selaku agent agar dapat terus mencapai

target meskipun dalam keadaan yang tidak stabil. Penelitian tersebut juga

menunjukkan bahwa receivable yang merupakan proksi dari nature of industry


21

berdampak positif dalam tindakan fraud laporan keuangan.

H3 : Fraudulent Financial Statement mendapatkan pengaruh secara

signifikan oleh Receivable

1.3.4 Pengaruh Rasio Pergantian Direksi (DCHANGE) terhadap


fraudulent financial statement

Penyerahan dan penerimaan otoritas yang ditetapkan oleh dewan direksi

terdahulu kepada dewan direksi pada periode baru disebut dengan pergantian

dewan direksi. Dewan direksi yang berada dalam kondisi saat pergantian dapat

menimbulkan stress period dan dapat memberikan dampak akan kesempatan

yang tinggi dalam melakukan kecurangan (Wardhani, 2018). Gejala awal akan

terjadinya kecurangan laporan keuangan ditunjukkan dengan kinerja hasil

perusahaan dari perubahan direksi yang mengutamakan masa dalam beradaptasi

sehingga perusahaan memiliki kinerja yang tidak maksimal dan memiliki potensi

terhadap fraudulent financial statement (Sihombing, 2014).

Sejalan dengan penelitin Handayanti (2018), masa waktu yang lebih lama

dibutuhkan oleh manajemen selayaknya melakukan penyesuaian diri terhadap

kinerja direksi terbaru. Penelitian yang dilakukan oleh Noorjamil (2019) juga

memberikan pernyataan bahwa direksi yang mengalami pergantian sebagai

proksi variabel kompetensi mempunyai dampak positif signifikan akan tindak

fraudulent financial statement reporting.

H4 : Fraudulent Financial Statement mendapatkan pengaruh secara

signifikan oleh Rasio Pergantian Direksi (DCHANGE)


22

1.2 2.4 Kerangka Penelitian


Teori fraud diamond dengan proksi yang dipaparkan dalam kerangka penelitian

dibawah ini digunakan oleh peneliti :


2.

H1
Pressure
Leverage(X1)

H2
Rationalization
Financial
Total Akrual (X2)
Statement
H3
Fraudulent (Y)
Opportunity
Receivable (X3)
H4
Capabillity
Change in
Director (X4)

Gambar 2.3. Kerangka Penelitian


23

BAB III
METODE PENELITIAN

2.1 Jenis Penelitian

Penelitian kausal asosiatif merupakan bentuk observasi yang ditetapkan dalam

observasi ini dengan sasaran untuk menetapkan dampak yang berkaitan dari

variabel independen dan variabel dependen. Angka – angka digunakan guna

variabel penelitian dalam memberikan jawaban akan masalah yang diteliti,

sehingga metode kuantitatif menjadi pendekatan dalam melakukan analisis

penelitian.

2.2 Populasi dan Sampel

2.2.1 Populasi

Penelitian ini menetapkan populasi di Bursa Efek Indonesia pada entitas Badan

Usaha Milik Negara (BUMN) Non-Keuangan periode 2011 sampai tahun 2020.

Populasi dalam observasi ini memiliki jumlah sebanyak 24 perusahaan.

2.2.2 Sampel

Penelitian ini menetapkan metode purposive sampling dalam melaksanakan

penetapan sampel untuk memenuhi tolak ukur tertentu dengan penentuan seperti:

1. Perusahaan di BEI pada sub sektor Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Non-Keuangan pada periode 2011 – 2020

2. Perusahaan di BEI yang tidak delisting pada sub sektor Badan Usaha Milik

Negara (BUMN) Non-Keuangan pada periode 2011 – 2020.


24

3. Ikhtisar keuangan perusahaan sub sektor Badan Usaha Milik Negara

(BUMN) Non-Keuangan yang dipaparkan dengan rupiah (Rp)

4. Data – data memiliki kaitan terhadap variabel observasi, secara utuh serta

ketersediaan publikasi data laporan keuangan di BEI pada periode 2011 –

2020.

Table 3.1
Daftar Sampel Penelitian

Jumlah
Kriteria Pemilihan Sampel
Perusahaan
Populasi
1 Perusahaan BUMN di BEI 24
2 Perusahaan BUMN Sub Keuangan (5)
Perusahaan BUMN yang terdapat di BEI setelah 2011
3 (5)
Perusahaan BUMN yang tidak ditemukannya laporan
keuangan dan annual report lengkap selama 10 tahun
4 (3)
sesuai data yang diperlukan dan tidak dapat diakses
pada periode 2011 – 2020
Jumlah Sampel 11
Tahun Pengamatan 10
Total Sampel Observasi 110

2.3 Jenis dan Sumber Data

2.3.1 Jenis Data

Data sekunder ditetapkan dalam observasi ini, karena data yang ditetapkan

dalam observasi ini bersumber dari laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia

dan dapat ditelusuri di www.idx.co.id atau di situs entitas yang resmi. Peneliti

menetapkan data dalam observasi berdasarkan laporan keuangan entitas go

public yang termasuk kedalam entitas Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Non-

Keuangan serta dukungan jurnal serta sumber dokumen lainnya yang digunakan.
25

2.3.2 Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menetapkan data yang terkumpul dari berbagai referensi dengan

metode dokumentasi. Penelitian ini melakukan kajian data dan mengumpulkan

data dari entitas di Bursa Efek Indonesia pada sub sektor Badan Usaha Milik

Negara (BUMN) Non-Keuangan pada periode 2011 – 2020.

2.4 Identifikasi dan Pengukuran Variabel

Penelitian ini memiliki tujuan dalam melakukan analisis pengaruh antara

variabdel independen yaitu fraud diamond terhadap fraudulent financial

statement reporting sebagai variabel dependen. Berdasarkan rumusan masalah

yang dipaparkan, terdapat dua jenis variabel penelitian yang dipaparkan, yaitu:

2.4.1 Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen merupakan variabel terikat. Penelitian ini menetapkan

fraudulent financial reporting sebagai variabel dependen. Peneliti melakukan

deteksi kecurangan ikhtisar keuangan dengan model Fraud-Score. Total pada

variabel kualitas akrual dan kinerja keuangan merupakan bagian dari Model

Fraud-Score, model ini dipilih karena dapat melakukan pengukuran akan

kecenderungan laporan keuangan dengan tingkat kesalahan atau error yang lebih

rendah (Annisya & Lindrianasari, 2016).

F – Score = Kualitas Akrual + Kinerja Keuangan

Kualitas akrual dapat diperhitungkan dengan RSST akrual, formula RSST

Akrual yaitu :

∆𝑾𝑪 + ∆𝑵𝑪𝑶 + ∆𝑭𝑰𝑵


𝑹𝑺𝑺𝑻 𝑨𝒄𝒄𝒓𝒖𝒂𝒍 =
𝑹𝒂𝒕𝒂 − 𝒓𝒂𝒕𝒂 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒆𝒕
26

Kinerja Keuangan dapat diperhitungkan dengan formula sebagai berikut :

Kinerja Keuangan = Perubahan Piutang + Perubahan Persediaan +

Perubahan Penjualan Tunai + Perubahan Pendapatan

Hasil perhitungan pada formula yang telah dipaparkan pada penjelasan diatas

adalah ketika perusahaan mempunyai nilai F-Score lebih dari 0,01 atau 1% maka

perusahaan tersebut mempunyai indikasi dalam menjalani fraud laporan

keuangan dan apabila nilai F-Score kurang dari 0,01 atau 1% maka perusahaan

tersebut tidak memiliki indikasi dalam tindak kecurangan laporan keuangan.

2.4.2 Variabel Independen (X)

Variabel yang memberikan dampak terhadap variabel lain merupakan variabel

bebas atau variabel independen.Variabel independen yang terdapat pada

observasi ini meliputi :

2. Tekanan Eksternal

External Pressure – Leverage

Keadaan dimana manajemen merasakan tekanan yang berlebih dalam rangka

memenuhi standar kinerja dari pihak ketiga disebut dengan tekanan

eksternal. Tekanan eksternal yang dihadapi oleh manajemen dapat

diminimalisir dengan adanya biaya tambahan atau utang dari pihak pemilik

modal agar dapat terus besaing (Dewi & Yudantara, 2020. Sehingga dalam

penelitian ini tekanan eksternal juga dapat diproksikan melalui rasio

Leverange (LEV). LEV dihitung melalui rumus :

𝑲𝒆𝒘𝒂𝒋𝒊𝒃𝒂𝒏
𝑳𝒆𝒗𝒆𝒓𝒂𝒈𝒆 =
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒆𝒕
27

3. Peluang

Sifat Industri – Receivable

Keadaan piutang usaha menjadi kecenderungan bentuk dari kondisi dan

keadaan suatu industri sesuai dengan keberlangsungan dari manajer

perusahaan yang stabil dan ideal dalam dunia industry (Rahmawati, Nazar,

& Triyanto, 2017). Sehingga sifat industry pada observasi ini diproksikan

melalui rasio piutang atau receivable. Rasio Piutang dihitung melalui rumus:

𝑷𝒊𝒖𝒕𝒂𝒏𝒈 (𝒕) 𝑷𝒊𝒖𝒕𝒂𝒏𝒈 (𝒕 − 𝟏)


𝑹𝒂𝒔𝒊𝒐 𝑷𝒊𝒖𝒕𝒂𝒏𝒈 = −
𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏 (𝒕) 𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏 (𝒕 − 𝟏)

4. Rasionalisasi

Total Akrual

Keadaan penilaian subjektif oleh manajemen bagi sebuah perusahaan disebut

dengan rasionalisasi. Pengambilan keputusan yang ditetapkan oleh

manajemen secara subjektif memiliki bayangan dari adanya total akrual

perusahaan karena berpengaruh dengan adanya rasionalisasi dalam laporan

keuangan. Nilai TATA memberikan indikasi atau kecenderungan dari

adanya kemampuan atas terjadinya peningkatan transaksi akrual terhadap

pendapatan yang diakui (Septriani & Handayani, 2018). Sehingga

rasionalisasi dalam penelitian ini diproksikan dengan total akrual (TATA).

Total Akrual dapat dihitung melalui :

𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑼𝒔𝒂𝒉𝒂 − 𝑨𝒓𝒖𝒔 𝑲𝒂𝒔 𝑶𝒑𝒆𝒓𝒂𝒔𝒊


𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒌𝒓𝒖𝒂𝒍 =
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒆𝒕
28

5. Kapabilitas

Pergantian Direksi (DCHANGE)

Keadaan stress period yang dialami perusahaan merupakan dampak dari

adanya pergantian direksi dan membuka peluang dalam pelaksanaan

tindakan kecurangan (Sihombing, 2014). Sehingga penelitian ini menjadikan

kapabilitas dengan proksi pergantian direksi dan diukur melalui variabel

dummy. Ketika direksi melakukan perubahan dalam rentang waktu

pengkajian, akan diberikan nilai 1 dan jika direksi tidak mengalami transisi

maka diberikan nilai 0.

2.5 Metode Analisis Data

Analisis data melalui analisis regresi linier Berganda ditetapkan pada penelitian

ini, diawali dengan Uji Asumsi Klasik dan dilanjutkan dengan Uji F (Simultan)

dan Uji T (Parsial). Pengamatan dilaksanakan dengan bantuan alat berupa

Microsoft Excel 2010 dan SPSS versi 25.

Model Regresi :

𝒀 =∝ + 𝜷𝟎 + 𝜷𝟏𝑳𝑬𝑽 + 𝜷𝟐 𝑹𝑬𝑪 + 𝜷𝟑𝑻𝑨𝑻𝑨 + 𝜷4DCHANGE + Ɛ

𝜷𝟎 : Koefisien Regresi Konstanta


𝜷𝟏, 𝜷𝟐 𝜷𝟑 𝜷𝟒 : Koefisien Regresi Dari Setiap Proksi Variabel
𝒀 : Model F-Score
𝑳𝑬𝑽 : Rasio Utang
𝑹𝑬𝑪 : Rasio Piutang
𝑻𝑨𝑻𝑨 : Total Akrual
𝑫𝑪𝑯𝑨𝑵𝑮𝑬 : Perubahan Direksi
Ɛ : Error Term
29

2.5.1 Statistik Deskriptif

Gambaran analisis terkait karakteristik dari setiap variabel disebut dengan

statistik deskriptif sebagai alat analisis, gambaran diberikan terkait analisis nilai

rata-rata (mean), nilai tengah (median) dan memberikan bagian menjadi dua

bagian dari yang tertinggi sampai dengan terendah, nilai tertinggi pada variabel

sampel (maximum), nilai terendah pada variabel sampel (minimum), hingga

standar deviasi. Data yang digunakan dalam melakukan penilaian standar deviasi

merupakan nilai rata- rata dari sampel. Semua bagian dibutuhkan dalam

melakukan penilaian dari sampel secara menyeluruh kemudian dihimpun dan

telah berhasil menjadi syarat sampel observasi.

2.5.2 Uji Asumsi Klasik

Kelengkapan uji yang penting dalam memenuhi n analisis linier berganda yang

ditetapkan dengan dasar Ordinary Least Square (OLS) disebut dengan uji

asumsi klasik. Uji ini harus dilaksanakan dalam mengurangi adanya estimasi

hasil penelitian yang bias karena data yang di teliti tidak semuanya dapat

dilakukan regresi.

2.5.2.1 Uji Normalitas

Uji model yang ditetapkan agar mengetahui model regresi dan variabel lainnya

terdapat trend distribusi normal disebut uji normalitas. Alat uji dalam observasi

ini terdapat penggunaan analisis plot probabilitas normal serta uji statistik

melalui Kolmogrov Smirnov Z (1-Sample K-S), dengan tumpuan keputusan

yang diambil sebagai berikut:


30

a. Ketika data terdistribusi pada daerah ketentuan jalur diagonal dan cenderung

menyertai arah jalur diagonal atau histogram grafik memiliki jejak distribusi

normal, sehingga model regresi berhasil melengkapi dugaan normalitas.

b. Ketika data mengalami penyebaran yang menjauhi garis diagonal dan

penyertaan arah jalur diagonal tidak mengalami kecenderungan atau

histogram dari grafik tidak memberikan gambaran distribusi normal,

sehingga model regresi tersebut tidak berhasil melengkapi dugaan

normalitas.

2.5.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji model yang mempunyai tujuan guna dampak atau korelasi antar variabel satu

dengan variabel lainnya yang diketahui dan disebut dengan uji multikolinieritas.

Deteksi multikolonieritas yang tidak atau terjadinya hal yang disebutkan dapat

melihat gambaran dari angka tolerance dan yang berlawanan yaitu Variance

Inflation Factor (VIF), sehingga tingginya nilai VIF memiliki persamaan

nilai Tolerance Rendah disebabkan VIF/tolerance. Nilai cut off pada umumnya

ditetapkan dalam memberikan gambaran akan hadirnya multikolinieritas dengan

nilai tolerance ≥ atau sama nilainya dengan VIF ≥ 10 (Martias, Oktavia, &

Amelia, 2021).

2.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Model yang menetapkan tujuan dalam hal ketidaksamaan yang diketahui terkait

varians model regresi di residual nilai terjadi antar penelitian satu ke penelitian

lainnya disebut dengan uji heterodkedastisitas. Heteroskedastisitas yang tidak


31

terjadi menunjukan bahwa model regresi dan menujukkan hasil tersistematis.

Hal ini diketahui melalui uji grafik scatterplot diantara nilai dugaan variabel

dependen (ZPRED) dan nilai residualnya (SRESID), keputusan yang diambil

menetapkan dasar sebagai berikut :

a. Ketika terdapat titik – titik yang menunjukkan bentuk gambaran pola

seperti bentuk yang luas kemudian menyempit, bergelombang, dan teratur

maka hal tersebut memberikan indikasi akan terjadinya heterodkedastisitas.

b. Ketika terdapat alur jelas dan titik – titik tersebar di sumbu Y, di atas dan di

bawah angka 0, sehingga heterodkedastisitas tidak terlaksana.

2.5.2.4 Uji Autokorelasi

Uji model yang menetapkan tujuan dalam pengujian terkait model regreasi linear

mempunyai pengaruh atau korelasi mulai dari anggota sampel atau data

pengamatan yang didasari oleh urutan waktu sehingga antara satu dan data

observasi lainnya dipengaruhi oleh data sebelumnya disebut dengan uji

autokorelasi. Model Durbin Watson digunakan dalam uji autokorelasi melalui

kriteria pengujian sebagai berikut :

a. Ketika angka DW < -2 memiliki arti dengan adanya autokorelasi positif.

b. Ketika angka DW -2 sampai dengan +2 memiliki artian tidak adanya

korelasi.

c. Ketika angka DW >-2 memiliki artian tidak adanya autokorelasi dalam

penelitian atau dengan artian terdapat autokolerasi negative.


32

2.5.3 Uji Hipotesis

Pengujian yang ditetapkan guna memperoleh hasil bagi suatu hipotesis

penelitian merupakan uji hipotesis.

2.5.3.1 Koefisien Determinasi

Uji yang dilakukan guna melakukan pengukuran terkait sejauh apa dampak atau

pengaruh dari variabel independen pada variabel dependen uji koefisien

determinasi. Ketika nilai Adjusted R Square memiliki nilai semakin tinggi dan

mendekati nilai 1, hal tersebut mempunyai arti bahwa variabel independen

memiliki dampak besar pada variabel dependen. Namun, ketika nilai Adjusted

R Square mendekati angka 0 dan memiliki nilai yang semakin kecil, maka

variabel independen memiliki dampak yang kecil terhadap variabel dependen.

2.5.3.2 Uji Pengaruh Simultan (F-Test)

Uji pengaruh simultan merupakan model uji regresif yang digunakan dalam

model dan pengujian untuk menentukan apakah semua variabel bebas memiliki

efek peredam simultan terhadap variabel tersebut. Ambang batas signifikansi

dalam F-Test adalah sekitar 5%, dan hasil model uji dapat diartikan kuat jika

memenuhi kriteria di bawah ini:

a. H0 mengalami penolakan atau Ha diterima ketika nilai signifikasi f<0.05

dan memiliki arti koefisien regresi signifikan. Hal tersebut memiliki

dampak akan adanya pengaruh terhadap nilai signifikan semua variabel

independen pada variabel dependen.

b. H0 mengalami penolakan atau Ha diterima ketika nilai signifikasi f>0.05

dan memiliki arti koefisien regresi tidak signifikan. Hal tersebut memiliki
33

dampak akan tidak adanya pengaruh terhadap nilai signifikan semua

variabel independen pada variabel dependen.

2.5.3.3 Uji Parsial (T-Test)

Uji parsial adalah suatu metode dalam mengevaluasi signifikansi setiap variabel

dalam sekumpulan variabel terkait terhadap variabel target. Dalam percobaan

T, variabel independen memiliki bias atau kerugian dibandingkan dengan

variabel dependen ketika tingkat signifikansi sama dengan dari 0,05.

a. H0 ditolak ketika nilai signifikansi t < 0,05 yang mana mempunyai arti akan

adanya dampak yang signifikan dari satu variabel independen ke variabel

dependen.

b. H0 diterima ketika nilai signifikansi t > 0,05 yang mana memiliki arti tidak

adanya dampak signifikan dari satu variabel independen ke variabel

dependen.
34

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Deskriptif Objek Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti menetapkan data sekunder dengan sampel

pilihan yaitu entitas BUMN yang menjadi bagian dari Bursa Efek Indonesia (BEI)

periode 2011-2020. Peneliti melakukan observasi dan telah didapatkan sampel

sebanyak 9 dari 24 perusahaan lolos uji kriteria pemilihan sampel. Rincian data

sampel penelitian terdapat pada Tabel 4.1.

Table 4.1
Daftar Penarikan Data Sampel

Jumlah
Kriteria yang Telah Ditentukan
Perusahaan
1 Perusahaan mempunyai konsistensi dan tergolong dalam sub-
sektor BUMN mulai dari tahun 2011-2020 24
2 Perusahaan BUMN Sub Keuangan (5)
Perusahaan BUMN yang baru listing atau terdaftar di BEI
3 (5)
setelah tahun 2011 sehingga tidak memiliki annual report
secara menyeluruh sesuai dengan variabel yang telah
ditetapkan
Perusahaan BUMN yang tidak ditemukannya laporan keuangan
dan annual report lengkap selama 10 tahun sesuai data yang
4 (5)
diperlukan dan tidak dapat diakses
pada periode 2011 – 2020 oleh peneliti
5 Perusahaan BUMN yang ditetapkan sebagai sampel 9

Tahun Pengamatan 10
Total Sampel Observasi 90

Populasi dalam observasi yang dilakukan peneliti sebanyak 24 perusahaan BUMN

yang menjadi bagian dari Bursa Efek Indonesia periode 2011-2020. Berdasarkan
35

tolak ukur sampel yang dipilih, jumlah perusahaan yang tidak terdaftar dalam

sampel penelitian berjumlah 16 perusahaan sehingga jumlah sampel yang

ditetapkan dalam observasi berjumlah 9 entitas dengan masa waktu penelitian

selama satu dasawarsa sehingga terdapat 90 data. Data laporan keuangan diperoleh

melalui website entitas dan website Bursa Efek Indonesia yang diakses pada

www.idx.com.

Table 4.2
Perusahaan BUMN yang Menjadi Sampel Penelitian

No Kode Nama Perusahaan Tahun Listing


1 ANTM PT Aneka Tambang Tbk 05/07/1968
2 TINS PT Timah Tbk 19/10/1995
3 TLKM PT Telekomunikasi Indonesia Tbk 14/11/1995
4 INAF PT Indofarma Tbk 17/04/2001
5 PTBA PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 23/12/2002
6 ADHI PT Adhi Karya Tbk 18/03/2004
7 WIKA PT Wijaya Karya Tbk 29/10/2007
8 JSMR PT Jasa Marga Tbk 12/12/2007
9 PTPP PT Pembangunan Perumahan Tbk 09/02/2010

Table 4.3
Perusahaan BUMN dengan Annual Report Tidak Dapat Diakses Oleh Peneliti

No Kode Nama Perusahaan Tahun Listing


1 SMGR PT Semen Indonesia Tbk 08/06/1991
2 KAEF PT Kimia Farma Tbk 04/07/2001
3 PGAS PT Perusahaan Gas Negara Tbk 15/12/2003
4 KRAS PT Krakatau Steel Tbk 10/11/2010
5 GIAA PT Garuda Indonesia Tbk 11/02/2011

Table 4.4
Perusahaan BUMN Listing Setelah Tahun 2011

No Kode Nama Perusahaan Tahun Listing


1 WSKT PT Waskita Karya 19/12/2012
2 SMBR PT Semen Baturaja Tbk 28/06/2013
3 WTON PT Wijaya Karya Beton Tbk 08/05/2014
4 WSBP PT Waskita Beton Precast Tbk 07/10/2014
5 PPRO PT Pembangunan Perumahan Properti 19/05/2015
36

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif memiliki kesinambungan terhadap metode yang

dikelompokkan, hal yang diringkas, serta penyajian data yang lebih normatif

(Ningsih & Syarief, 2021). Analisis deskriptif memiliki tujuan dalam menunjukkan

deskripsi dari data variabel dependen yaitu fraudulent financial statement

reporting, dan variabel independen berbentuk elemen dari fraud diamond yaitu

tekanan, peluang, rasionalisasi, dan kemampuan. Tabel statistic deskriptif

dipaparkan dengan nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata, dan standar

deviasi dengan hasil uji statistic deskriptif dalam observasi ini pada Tabel 4.5.

Table 4.5
Hasil Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


LEV (X1) 90 ,2026 1,3937 ,600582 ,2339545
TATA (X2) 90 -,9900 ,9299 ,046383 ,2596932
REC (X3) 90 -1,4883 ,4801 -,018173 ,1764883
DCHANGE (X4) 90 0 1 ,30 ,461
FSCORE (Y) 90 -4,2205 7,9429 1,848387 2,7973159
Valid N (listwise) 90
Sumber : SPSS 25 (data diolah 2023)

4.2.1.1 Tekanan Eksternal

Stabilitas keuangan diukur menggunakan rasio Leverage dengan nilai minimum

0,2026 yang ditemukan dari PT Aneka Tambang Tbk di tahun 2011, yang berarti

rasio leverage terendah selama periode pengamatan sebesar 20,26%. Hal tersebut

menunjukkan bahwa 20,26% asset menjadi jaminan atas utang atau semakin besar

perusahaan menggunakan utang senilai 20,26% untuk mendapatkan asset.

Selanjutnya, nilai maksimum 1,3937 diperoleh PT Pembangunan Perumahan tahun


37

2018, yang berarti total rasio leverage tertinggi selama periode pengamatan sebesar

139,37%. Hal tersebut menunjukkan bahwa 139,37% asset menjadi jaminan atas

utang atau perusahaan menggunakan utang senilai 139,37% untuk mendapatkan

asset. Kemudian, untuk nilai rata-rata senilai 0,600582 atau selama periode

pengamatan perubahan rasio leverage sebesar 60,05%. Hal tersebut menunjukkan

bahwa 60,05% asset menjadi jaminan atas utang atau perusahaan menggunakan

utang senilai 60,05% untuk mendapatkan asset secara rata-rata selama periode

pengamatan. Terakhir, untuk standar deviasi sejumlah 0,2339545 yang memiliki

arti bahwa penyimpangan sebesar ± 23,39% terjadi dari rata-rata nilai rasio

perubahan leverage secara keseluruhan.

4.2.1.2 Rasionalisasi

Rasionalisasi dalam observasi ini diukur dengan penetapan rasio total akrual dan

nilai minimum -0,9900 yang didapatkan dari PT Indofarma Tbk pada tahun 2017,

yang berarti rasio perubahan total akrual terendah selama periode pengamatan

sebesar -99%. Hal tersebut menunjukkan bahwa -99% total asset menjadi jaminan

atas selisih laba usaha dan arus kas operasi atau perusahaan menggunakan selisih

dari laba usaha dan arus kas operasi untuk mendapatkan nilai asset pada PT

Indofarma di tahun 2017. Selanjutnya, nilai maksimum 0,9299 yang diperoleh dari

perusahaan yang sama yaitu PT Indofarma Tbk di tahun 2019, yang berarti rasio

perubahan total akrual tertinggi selama periode pengamatan sebesar 92%. Hal

tersebut menunjukkan bahwa 92% total asset menjadi jaminan atas selisih laba

usaha dan arus kas operasi atau perusahaan menggunakan selisih dari laba usaha

dan arus kas operasi untuk mendapatkan nilai asset pada PT Indofarma di tahun
38

2019. Kemudian, untuk nilai rata-rata senilai 0,46383 atau selama periode

pengamatan perubahan total akrual sebesar 46,38%. Hal tersebut menunjukkan

bahwa 46,38% total asset menjadi jaminan atas selisih laba usaha dan arus kas

operasi untuk mendapatkan nilai asset secara rata-rata selama periode pengamatan

pada perusahaan sampel. Terakhir, untuk standar deviasi sebesar 0,2596932 yang

memiliki arti standar penyimpangan sebesar ± 25,96% terjadi dari rata-rata

perubahan total akrual secara keseluruhan.

4.2.1.3 Sifat Industri

Sifat industri dalam penelitian ini diukur menggunakan rasio perubahan piutang

dengan nilai minimum -1,4883 yang didapatkan dari PT Indofarma Tbk di tahun

2020, yang berarti rasio perubahan piutang terendah selama periode pengamatan

sebesar -14,83%. Hal tersebut menunjukkan bahwa -14,83% penjualan menjadi

jaminan atas persediaan yang dikurangi dengan nilai piutang atau perusahaan

menggunakan selisih dari nilai persediaan dan piutang untuk mendapatkan target

penjualan pada PT Indofarma Tbk di tahun 2020. Nilai maksimum senilai 0,4801

yang didapatkan dari perusahaan PT Jasa Marga di tahun 2016, yang berarti rasio

perubahan piutang tertinggi selama periode pengamatan sebesar 48%. Hal tersebut

menunjukkan bahwa 48% penjualan menjadi jaminan atas persediaan yang

dikurangi dengan nilai piutang atau perusahaan menggunakan selisih dari nilai

persediaan dan piutang untuk mendapatkan target penjualan di PT Jasa Marga Tbk

di tahun 2016. Kemudian, untuk nilai rata-rata sebesar -0,018173 atau selama

periode pengamatan perubahan rasio receivable sebesar -1,81%. Hal tersebut

menunjukkan bahwa -1,81% penjualan menjadi jaminan atas persediaan yang


39

dikurangi dengan nilai piutang atau selisih dari persediaan atau perusahaan

menggunakan selisih dari nilai persediaan dan piutang untuk mendapatkan target

penjualan pada perusahaan sampel secara rata-rata selama periode penelitian.

Terakhir, untuk standar deviasi sebesar 0,1764883 memiliki arti bahwa standar

penyimpangan sebesar ± 17,64% terjadi dari rata-rata perubahan total piutang

secara keseluruhan.

4.2.1.4 Kemampuan

Kemampuan dalam penelitian ini diukur menggunakan rasio perubahan direksi

(DCHANGE) melalui variabel dummy dengan nilai minimum 0 yang memiliki

arti tidak terdapat perubahan direksi dan nilai maksimum 1 artinya terjadi

perubahan direksi. Nilai rata-rata 0,30 yang berarti bahwa sebesar 30% perusahaan

sampel melakukan perubahan susunan direksi dengan kode 1 dalam periode

pengamatan. Kemudian, untuk standar deviasi sebesar 0,461 yang artinya terjadi

penyimpangan sebesar ± 46,1% dari rata-rata nilai kemampuan secara

keseluruhan.

4.3 Analisis Uji Asumsi Klasik

4.3.1 Uji Normalitas

Uji Normalitas yang ditetapkan dalam observasi ini ditujukan guna melakukan

pengujian terkait model regresi yang ditetapkan, variabel pengganggu, dan residual

yang mempunyai distribusi normal. Terdapat dua cara dalam melakukan deteksi

terkait residual apakah tersebar normal atau sebaliknya, yakni melalui analisis

grafik dan analisis statistic. Peneliti menetapkan analisis grafik normal probability

plot, dengan kriteria penilaian:


40

a. Data terdistribusi pada daerah ketentuan jalur diagonal dan cenderung

menyertai arah jalur diagonal atau histogram grafik memiliki jejak distribusi

normal, sehingga model regresi berhasil melengkapi dugaan normalitas.

b. Data mengalami penyebaran yang menjauhi garis diagonal dan cenderung tidak

menyertai arah jalur diagonal atau histogram dari grafik tidak memberikan

gambaran sebaran normal, sehingga model regresi tersebut tidak berhasil

melengkapi dugaan normalitas

Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 4.6

Table 4.6 Hasil Uji Normalitas

Hasil uji yang telah dilaksanakan oleh peneliti dalam observasi ini ditunjukkan pada

gambar 4.6 bahwa data terdistribusi pada daerah ketentuan jalur diagonal dan

cenderung menyertai arah jalur diagonal atau histogram grafik memiliki jejak

distribusi normal, sehingga model regresi berhasil melengkapi dugaan normalitas

dan berdistribusi normal. Guna memperkuat data yang tersebar oleh grafik Normal

P-Plot, maka penelitian ini diperkuat dengan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov

Test (K-S). Hasil uji tersebut terlihat pada table 4.7


41

Table 4.7. Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov

Model Penelitian Sig Kesimpulan


Model Regresi 0,200 Data berdistribusi normal
Sumber : SPSS 25 (data diolah 2023)

Berdasarkan hasil uji normalitas dengan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

(K-S) mempunyai hasil Sig>alpha 0,05 yaitu dengan nilai sebesar 0,200 sehingga

sebaran nilai dalam persamaan model regresi dinyatakan terdistribusi dengan

normal, sehingga syarat asumsi model normalitas dapat dipenuhi sehingga uji dapat

dilanjutkan.

4.3.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dalam observasi ini ditetapkan dengan tujuan guna melakukan

uji model regresi apakah terjadi keterkaitan antara variabel bebas independen.

Indikasi multikolinearitas dapat diketahui menetapkan Variance Inflation Factor

(VIF) dan Tolerance. Kesimpulan yang diambil ditentukan dengan nilai Tolerance

≥ 0,10 atau nilai VIF ≤ 10 menunjukkan bahwa multikolinieritas tidak terjadi,

namun jika nilai Tolerance ≤ 0,10 atau nilai VIF ≥ 10 menunjukkan bahwa ada

gejala multikolinieritas yang dapat terlihat pada Tabel 4.8

Table 4.8. Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel Tolerance VIF


Konstanta
Tekanan Eksternal (LEV (X1)) 0,988 1,012
Rasionalisasi (TATA (X2)) 0,995 1,005
Sifat Industri (REC (X3)) 0,985 1,015
Kemampuan (DCHANGE (X4)) 0,994 1,006
Sumber : SPSS 25 (data diolah 2023)
42

Hasil penelitian pada tabel 4.8 menyatakan nilai Tolerance . > 0,10 dan nilai VIF <

10 sehingga mampu diketahui bahwa tidak adanya indikasi multikolinearitas dari

variabel independen dalam model regresi.

4.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilaksanakan yang berkaitan akan ketidaksamaan terkait

varians model regresi yang terjadi dari residual antar penelitian satu ke penelitian

lainnya disebut dengan uji heterodkedastisitas. Heteroskedastisitas yang tidak

terjadi menunjukan bahwa model regresi, model tersebut merupakan model regresi

yang baik. Hal ini diketahui melalui uji grafik scatterplot diantara nilai dugaan

variabel dependen (ZPRED) dengan nilai residualnya (SRESID), dengan sumber

keputusan diambil ketika terdapat titik – titik yang menunjukkan bentuk gambaran

pola seperti bentuk yang luas kemudian menyempit, bergelombang, dan teratur

maka hal tersebut memberikan indikasi akan terjadinya heterodkedastisitas, namun

ketika terdapat alur jelas dan titik – titik terbagi di sumbu Y, di atas dan di bawah

angka 0, sehingga tidak adanya heteroskedastisitas dapat terlihat pada Tabel 4.9

Table 4.9. Hasil Uji Heterokedastisitas

Hasil observasi pada Tabel 4.9 menetapkan bahwa terdapat penyebaran titik dengan
43

bentuk tidak memiliki gambaran pola seperti bentuk yang luas kemudian

menyempit, bergelombang, dan teratur sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat

indikasi akan terjadinya heteroskedastisitas.

4.3.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi mempunyai arah pengujian model regresi linear untuk mengetahui

pengaruh atau korelasi mulai dari anggota sampel atau data pengamatan

berdasarkan urutan waktu sehingga antara satu dan data observasi lainnya

dipengaruhi oleh data sebelumnya disebut dengan uji autokorelasi. Model Durbin

Watson digunakan dalam uji autokorelasi dan hasil uji dapat terlihat di Tabel 4.10

Table 4.10 Hasil Uji Autokorelasi Durbin Watson

Model DW Kesimpulan
Regresi 1,045 Terjadi autokorelasi
Sumber : SPSS 25 (data diolah, 2023)

Hasil penelitian di tabel 4.11 menetapkan bahwa nilai Durbin-Watson yang

didapatkan oleh peneliti adalah senilai 1,045 dan dengan penjabaran dU(1,75) > dw

(1,045) < (4-Du) 2,25 sehingga terdapat autokorelasi positif. Data dengan

autokorelasi positif yang merupakan hasil dari peneliti akan diperkuat dengan uji

Run Test karena penelitian dengan Durbin-Watson menunjukkan hasil autokorelasi

positif.

Table 4.11. Hasil Uji Autokorelasi Run Test


Model RT Kesimpulan
Regresi 0,00 Terjadi autokorelasi

Sumber : SPSS 25 (data diolah, 2023)


44

Hasil penelitian pada Tabel 4.11 menetapkan bahwa nilai Run Test yang didapatkan

peneliti adalah sebesar 0,00 atau dalam artian bahwa nilai Asymp Sig (2-tailed) <

0,05 sehingga dalam uji Run Test masih terdapat gejala autokorelasi. Karena masih

terdapat gejala autokorelasi, peneliti melakukan Uji Non Parametric Test. Hasil uji

Non Parametric Test yang dapat dilihat pada Tabel 4.12

Table 4.12 Hasil Uji Autokorelasi Non-Parametric Test

LEV TATA REC DCHANGE FSCORE


(X1) (X2) (X3) (X4) (Y)
Asymp. Sig. (2-
tailed) 0,007 0,000 0,000 0,000 0,200
Sumber : SPSS 25 (data diolah 2023)

Penelitian dengan hasil pada Tabel 4.12 menetapkan bahwa nilai Uji Non

Parametric Test yang diperoleh peneliti memiliki nilai signifikansi < 0,005 pada

keempat variabel independent dan hanya variabel dependen yang menetapkan nilai

signifikansi > 0,05 sehingga masih terdapat autokorelasi. Karena masih terdapat

gejala autokorelasi, maka peneliti melakukan Uji normalitas menggunakan Nilai

Residual. Hasil uji normalitas menggunakan nilai residual terlihat di Tabel 4.13

Table 4.13. Hasil Uji Autokorelasi dengan Nilai Residual

Model NR Kesimpulan
Regresi 0,200 Tidak terdapat autokorelasi

Penelitian dengan hasil pada tabel 4.14 menetapkan bahwa nilai uji normalitas

menggunakan nilai residual yang diperoleh oleh peneliti menetapkan hasil Nilai

Asymp Sig (2-tailed) 0,200 > 0,05. Berdasarkan hasil uji autokorelasi dengan nilai

residual dapat diambil hasil akhir tidak terjadi autokorelasi pada data yang

ditetapkan dalam observasi


45

4.4 Uji Hipotesis

4.4.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi dikaji dengan pengukuran terkait sejauh apa dampak atau

pengaruh dari variabel independen dengan variabel dependen uji koefisien

determinasi. Nilai Adjusted R Square memiliki nilai semakin tinggi dan mendekati

nilai 1, hal tersebut memiliki arti bahwa variabel independen memiliki pengaruh

besar terhadap variabel dependen. Namun, apabila jumlah Adjusted R Square

mendekati angka 0 dan memiliki nilai yang semakin kecil, maka variabel

independen mempunyai dampak yang kecil terhadap variabel dependen yang dapat

terlihat pada Tabel 4.14

Table 4.14 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model R Square Adj. R. Square


1 0,75 0,31
Sumber : SPSS 25 (data diolah, 2023)

Berdasarkan hasil uji koefisien deteriminasi dapat terlihat bahwa nilai Adjusted R

Square sebesar 0,31 atau 31,0%. Hasil ini menunjukkan terkait variabel independen

yaitu tekanan eksternal, rasionalisasi, sifat industry, dan kemampuan mampu

menjelaskan variabel dependen yaitu fraudulent financial statement sebesar 31%

sedangkan sebesar 69% (100%-30%) dipengaruhi oleh variabel lainnya.

Besaran nilai Adjusted R Square sebesari 69% memiliki dugaan berupa variabel

independen lainnya dengan proksi yang berbeda dari empat elemen yang terdapat

di dalam fraud diamond. Selain itu, perkembangan model deteksi fraud berupa

fraud hexagon dan fraud pentagon dengan jumlah elemen yang lebih lengkap serta

proksi variabel yang beragam dan berpengaruh terhadap 69% variabel lainnya
46

sebagai variabel independen untuk memberikan pengaruh pada fraudulent financial

statement reporting.

Berdasarkan hal tersebut, terdapat penelitian searah dengan variabel lainnya yang

dapat memberikan dampak terhadap fraudulent financial statement, salah satunya

adalah penelitian yang dilaksanakan oleh Dewi & Yudantara (2020). Dalam

penelitian tersebut, disebutkan bahwa dengan model fraud pentagon sebagai alat

deteksi fraud pada perusahaan BUMN terdapat variabel lainnya seperti jumlah foto

CEO yang berdampak positif signifikan akan fraud. Kemudian, terdapat observasi

yang dilaksanakan oleh Christian dan Visakha (2021) yang menetapkan bahwa

personal financial needs mempunyai dampak signifikan positif terhadap fraudulent

financial statement. Sehingga terdapat pernyataan variabel lainnya yang dapat

mendukung fraud selain variabel yang terdapat dalam observasi ini dengan dugaan

pengaruh hingga 69%.

4.4.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji pengaruh simultan merupakan model uji regresif yang digunakan peneliti

dalam model dan pengujian untuk menentukan apakah semua variabel bebas

memiliki efek peredam simultan terhadap variabel tersebut. Ambang batas

signifikansi dalam F-Test adalah sekitar 5% dan terlihat pada tabel 4.15

Table 4.15. Hasil Uji F Pada Analisis Regresi Berganda

Model F Sig.
Regresi 1,720 0,0153
Sumber : SPSS 25 (data diolah, 2023)
47

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan oleh peneliti dalam observasi

ini mampu dipahami bahwa nilai signifikansi F pada tabel didapatkan senilai 0,0153

yang mana jumlah tersebut memiliki angka lebih kecil dibandingkan tingkat

signifikansi 0,05 dan ditetapkan bahwa model regresi tersebut layak digunakan

dalam observasi ini.

4.4.3 Uji Parameter Individual (Uji T)

Uji parsial merupakan metode dalam mengevaluasi signifikansi setiap variabel

dalam sekumpulan variabel terkait terhadap variabel target. Dalam percobaan T,

variabel independen memiliki bias atau kerugian dibandingkan dengan variabel

dependen ketika tingkat signifikansi sama dengan atau kurang dari 0,05 dengan

hasil uji dapat terlihat pada tabel 4.16

Table 4.16. Hasil Uji T pada Analisis Regresi Berganda

Variabel B Sig. Kesimpulan


Konstanta 3,678 0,00 -
Tekanan Eksternal (LEV (X1)) 2.607 0,041 H1 Terdukung
Rasionalisasi (TATA (X2)) -0,857 0,449 H2 Tidak Terdukung
Sifat Industri (REC (X3)) 1,275 0,974 H3 Tidak Terdukung
Kemampuan (DCHANGE (X4)) -0,748 0,244 H4 Tidak Terdukung
Sumber : SPSS 25 (data diolah, 2023)

Berdasarkan hasil uji pada Tabel 4.17 didapatkan hasil pengaruh positif signifikan

terjadi pada variabel tekanan eksternal pada kecurangan laporan keuangan dengan

nilai signifikansi 0,00 (lebih kecil dari α = 5%) yang memiliki arti bahwa tingkat

tekanan eksternal yang semakin tinggi, maka semakin tinggi peningkatan akan

fraudulent financial statement reporting. Hasil akan uji tersebut memberikan

pernyataan bahwa hipotesis tekanan eksternal mempunyai dampak positif pada


48

kecurangan laporan keuangan atau H1 terdukung. Variabel rasionalisasi berdampak

positif meskipun tidak signifikan pada fraudulent financial statement reporting

dengan nilai signifikansi 0,449 00 (lebih besar dari α = 5%) yang memiliki arti

bahwa semakin tinggi nilai total akrual tidak menunjukkan pengaruh terhadap

fraudulent financial statement reporting. Hasil akan uji tersebut memberikan

kesimpulan bahwa hipotesis dari rasionalisasi dengan proksi total akrual

mempunyai dampak positif terhadap fraudulent financial statement reporting atau

H2 tidak terdukung.

Variabel sifat industry memiliki dampak positif namun tidak signifikan pada

kecurangan laporan keuangan dengan jumlah signifikansi 0,974 (lebih besar dari α

= 5%) yang memiliki arti bahwa semakin tinggi tingkat rasio piutang tidak

berdampak terhadap fraudulent financial statement reporting. Hasil akan uji

tersebut memberikan kesimpulan bahwa hipotesis akan sifat industry dengan proksi

rasio piutang berpengaruh positif terhadap kecurangan fraudulent

financialstatement reporting atau H3 tidak terdukung. Variabel kemampuan

berdampak negatif dan tidak signifikan terhadap fraudulent financial statement

reporting dengan nilai signifikansi 0,244 (lebih besar dari α = 5%) yang memiliki

arti bahwa perusahaan yang sering dalam melakukan perubahan susunan direksi

tidak akan berdampak terhadap fraudulent financial statement reporting. Sehingga

dapat dinyatakan bahwa hipotesis kemampuan dengan proksi perubahan direksi

berdampak positif terhadap fraudulent financial statement reporting atau H4 tidak

terdukung.
49

4.5 Pembahasan

Berdasarkan hasil observasi yang sudah dilaksanakan oleh peneliti, berikut ini

merupakan hasil uji hipotesis dengan pembahasan sebagai berikut :

4.5.1 Pengaruh Leverage Terhadap Fraudulent Financial Statement


Reporting.

Berdasarkan hasil uji regresi liniear berganda pada tabel 4.10 didapatkan

kesimpulan bahwa tekanan eksternal mempunyai dampak terhadap fraudulent

financial statement reporting sehingga H1 terdukung. Persyaratan dalam

pencatatan dan memenuhi pertukaran utang termasuk dalam pembayaran perjanjian

utang merupakan tekanan eksternal yang telah diakui karena berasal dari pihak

eksternal.

Kesepakatan yang telah dibentuk oleh debitur kepada kreditur harus ditepati sesuai

dengan ketentuan waktu yang telah disepakati, namun hal tersebut berdampak

terhadap risiko kredit perusahaan ketika utang perusahaan semakin tinggi.

Tingginya risiko kredit yang dimiliki berdampak terhadap rasa khawatir perusahaan

akan ketidakmampuan perusahaan dalam memberikan pengembalian pinjaman

(Dewi & Yudantara, 2020). Hal tersebut juga berdampak terhadap penilaian

investor terhadap kinerja perusahaan yang buruk oleh investor dan manajemen

berpeluang dalam melakukan praktik fraud.

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menelaah bahwa agar dapat terus berkembang

dan bersaing, perusahaan memerlukan tambahan modal yang bersumber dari pihak

eksternal. Hal ini sejalan dengan jumlah utang terhadap asset perusahaan yang

memberikan gambaran terkait total asset perusahaan yang mendapatkan


50

pembiayaan oleh utang. Selanjutnya, proses pengembalian utang terus dilakukan

dengan berbagai daya upaya oleh perusahaan, diantaranya dengan melaksanakan

tindak fraud yang terdapat pada laporan keuangan (Basmar, 2021).

Rasio Leverage
0,8

0,6

0,4

0,2

0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Gambar 4.1 Grafik Rata-Rata Leverage Sampel Penelitian Selama Periode


Penelitian (2011-2020)

Pada Gambar 4.1 terlihat bahwa entitas BUMN yang menjadi perusahaan sampel

mempunyai nilai rata-rata Leverage yang besar di tahun 2019 yaitu sebesar 0,75299

atau sebesar 75,29% yang cenderung mengalami peningkatan cukup signifikan

selama periode penelitian berlangsung. Hal tersebut dinyatakan karena adanya

pengaruh dari pandemi Covid 19 yang hadir di Indonesia sejak awal tahun 2019.

Pandemi Covid 19 menyerang seluruh tatanan kehidupan di dunia, salah satunya

adalah kegiatan ekonomi yang terhalang akan adanya pandemi. Manajemen terus

berupaya untuk mendapatkan kepercayaan dari pemilik modal sedangkan kinerja

perusahaan terus menurun ketika pandemi berlangsung. Sehingga hal tersebut

menjadi salah satu kunci yang mendasari hubungan positif antara leverage terhadap

fraudulent financial statement reporting.


51

Berdasarkan fenomena yang terjadi, perusahaan yang memiliki indikasi dalam

melaksanakan tindak fraudulent financial statement selama periode penelitian dan

masuk kedalam perusahaan sampel adalah PT Wijaya Karya di tahun 2019 dengan

nilai leverage sebesar 1,3651 atau sebesar 136,51% dan di tahun 2020 dengan nilai

leverage sebesar 1,3549 atau sebesar 135,49% dimana nilai tersebut merupakan

nilai leverage terbesar dalam penelitian ini.

Proyek mangkrak yang terjadi menyebabkan sektor kontruksi yang padat modal

mengalami kerugian karena arus kas yang terhambat, sedangkan beban keuangan

yang timbul akibat utang harus terus dibayar. Selain itu, laba bersih tercatat dalam

laporan keuangan mengalami penurunan sebesar 92%, dimana pada tahun

sebelumnya laba bersih perusahaan mencapai Rp 2,28 triliun sedangkan ditahun

berikutnya hanya sebesar Rp 185,76 miliar. Kemudian untuk utang jangka pendek

PT Wijaya Karya di tahun 2020 mengalami peningkatan yang signifikan, dimulai

dari angka Rp 30,3 triliun meningkat pada Rp 44,1 triliun pada akhir tahun 2020

atau mengalami pengingkatan sebesar 45,54%. Kemudian, untuk kas dan setara kas

PT Wijaya Karya di akhir tahun 2020 senilai Rp 14,9 triliun, jadi dalam pelunasan

utang jangka pendek perseroan dengan kas atau setara kas tidak dapat menjadi

pilihan bagi perusahaan (Tim Riset CNBC Indonesia , 2023).

Penelitian ini searah dengan observasi Septriani dan Handayani (2018) yang

menetapkan bahwa terdapat pengaruh tekanan eksternal dengan proksi leverage

pada fraudulent financial statement reporting. Namun penelitian ini tidak searah

terhadap observasi yang dilaksanakan oleh Widyatama & Setiawati (2020) yang

menetapkan bahwa tidak terdapat pengaruh leverage pada fraudulent financial


52

statement reporting.

4.5.2 Pengaruh Total Akrual Terhadap Fraudulent Financial Statement


Reporting.

Berdasarkan hasil uji regresi liniear berganda pada tabel 4.10 didapatkan

kesimpulan bahwa rasionalisasi dengan proksi total akrual tidak memiliki pengaruh

pada fraudulent financial statement reporting sehingga H2 tidak terdukung. Prinsip

akrual yang ditetapkan oleh perusahaan dalam penyusunan laporan keuangan

berdampak terhadap manajemen laba dapat mengubah angka yang dihasilkan

sehingga memiliki peluang dalam melakukan fraud. Rasionalisasi dalam tindakan

fraud menyatakan bahwa jumlah rasio akrual ditetapkan dengan memberikan

gambaran rasional yang memiliki kesinambungan terhadap prinsip- prinsip akrual

oleh manajemen selaku agent (Permatasari & Laila, 2021).

Rasio Total Akrual


0,25
0,2
0,15
0,1
0,05
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
-0,05
-0,1
-0,15

Gambar 4.2 Gambar Rata-Rata Total Akrual Sampel Penelitian Selama Periode
Penelitian (2011-2020)

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menelaah bahwa pada umumnya rasionalisasi

memiliki kesinambungan dengan integritas dari manajemen, sehingga dengan

tingginya tingkat integritas yang dimiliki manajemen, para manajer melakukan

rasionalisasi serta bertindak jujur, sehingga tindakan fraud tidak dilakukan guna

peningkatan kinerja di masa yang akan datang. Kemudian, prinsip akrual yang
53

disepakati oleh manajemen sebagai landasan penyusunan laporan keuangan dapat

disusun dengan lebih substansial dan adil karena prinsip akrual tersebut memiliki

dasar wawasan rasionalisasi serta keputusan manajemen yang baik.

Pada Gambar 4.2 dapat terlihat bahwa entitas BUMN yang menjadi perusahaan

sampel mempunyai nilai rata-rata rasio total akrual dengan nilai paling rendah di

tahun 2017 pada angka -0,08985 atau sebesar -9,98% yang cenderung mengalami

penurunan signfikan selama periode penelitian berlangsung, meskipun di tahun

2018 mengalami peningkatan yang cukup tinggi mencapai 15% di tahun 2018 dan

tahun 2019. Hal tersebut tidak dapat bertahan lama karena di tahun 2020 terdapat

penurunan drastis mencapai -0,075 atau sebesar -7,5%. Pernyataan tersebut sejalan

dengan jumlah kejadian korupsi di Lingkungan BUMN yang telah ditelusuri oleh

aparatur hukum sejak tahun 2016-2021 berdasarkan data dari Indonesian

Corruption Watch (Primayogha & Aulia, 2023).

Gambar 4.3 Kasus Korupsi di Lingkungan BUMN Tahun 2016-2021

Berdasarkan fenomena yang terjadi, perbandingan dari tahun 2016 menuju tahun

2017 mengalami perubahan signifikan negara mengalami kerugian yang meningkat


54

dari Rp 1,5 triliun pada 2016 menjadi Rp 6,5 triliun pada 2017 yang sejalan dengan

dugaan kasus korupsi sebanyak 33 kasus. Hal tersebut sejalan dengan data yang

dipaparkan oleh ICW, berdasarkan data tersebut kasus korupsi terjadi pada PT

PANN Pembiayaan Maritime (Persero) terhadap PT Meranti Maritime. Kejadian

ini memiliki taksiran terkait pembiayaan, pengalihan utang, dan dana operasi serta

data talangan yang terjadi diantara kedua perusahaan. Tetapi, hasil observasi

menunjukkan kesimpulan bahwa rasionalisasi tidak adanya dampak yang diberikan

terhadap kecenderungan fraud karena perusahaan BUMN tersebut tidak masuk ke

dalam perusahaan sampel selama periode penelitian.

Penelitian ini searah dengan observasi Permata & Laila (2021) dan Riyani, et.al.

(2017) yang memberikan gambaran tidak adanya dampak rasionalisasi dengan

proksi total akrual pada fraudulent financial statement reporting. Walaupun

observasi ini tidak searah pada penelitian yang dilaksanakan oleh Septriani dan

Handayani (2018) yang menunjukkan bahwa rasionalisasi berdampak pada

fraudulent financial statement reporting.

4.5.3 Pengaruh Receivable Terhadap Fraudulent Financial Statement


Reporting.

Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda pada tabel 4.10 didapatkan kesimpulan

bahwa sifat industri tidak berdampak pada fraudulent financial statement reporting

sehingga H3 tidak terdukung. Sifat industri mempunyai keterkaitan dengan tindak

kecurangan laporan keuangan yang terjadi terkhusus pada akun piutang, hal ini

dilakukan dengan memberikan kelebihan dalam penyajian saldo penyisian piutang

tidak tertagih yang disisihkan agar dapat mengurangi laba dan membentuk
55

cadangan laba. Cadangan laba dimanfaatkan oleh pihak manajemen selaku agent

agar dapat terus mencapai target meskipun dalam masa waktu yang tidak ekuivalen.

Berdasarkan hasil observasi, peneliti menelaah bahwa pencadangan piutang tak

tertagih yang dilakukan oleh perusahaan sejalan dengan usia dan besaran piutang

serta dilakukan secara subjektif sesuai dengan besaran piutang yang terkait

sehingga kecil kemungkinan dalam melakukan manipulasi terhadap pencadangan

piutang. Kemudian, rasio perubahan piutang usaha tidak menjadikan pemicu

manajemen selaku agent untuk melaksanakan tindak kecurangan karena rata-rata

nilai piutang perusahaan yang berubah dari waktu pada tahun sebelumnya tidak

mempunyai pengaruh terkait kas yang berputar. Peningkatan jumlah piutang usaha

tidak memberikan nilai yang kurang terhadap jumlah kas dalam melakukan

kegiatan operasional perusahaan sehingga arus kas berjalan dengan lancer dan tidak

ada perubahan nilai signifikan sehingga fraudulent financial statement reporting

tidak akan dilakukan oleh perusahaan.

Rasio Perputaran Piutang


0,1500

0,1000

0,0500

0,0000
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
-0,0500

-0,1000

-0,1500

-0,2000

Gambar 4.4 Grafik Rata-Rata Rasio Piutang Pada Perusahaan Sampel Penelitian
Selama Periode Penelitian (2011-2020)

Pada Gambar 4.4 dapat terlihat bahwa perusahaan BUMN yang menjadi perusahaan

sampel memiliki nilai rasio perputaran piutang tertinggi di tahun 2016 dengan nilai
56

sebesar 0,4801 atau sebesar 48,01% yang cenderung mengalami peningkatan

signifikan sejak tahun 2015 selama periode pengamatan berlangsung. Kemudian di

tahun 2020 terdapat penurunan signfikan dari nilai rasio perputaran piutang dari

tahun 2019 dari nilai sebesar -0,0209 atau sebesar -2,09% menjadi -0.179 atau

sebesar -17,9%.

Perusahaan BUMN memasuki kerugian terbesar dari masalah yang terjadi selama

periode pengamatan di tahun 2019 ke tahun 2020. Pada tahun 2020 negara

mengalami kerugian mencapai Rp 17,4 triliun. Namun hal tersebut tidak

memberikan indikasi akan adanya fraudulent financial statement karena

perusahaan BUMN memperoleh tambahan dana yang berasal dari pemerintah pusat

dengan program stimulus Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) mencapai Rp 1.761

triliun. Selain itu, akun pada piutang usaha tidak dapat dinilai secara penuh tingkat

objektifitasnya karena piutang pada usaha memiliki keterkaitan dari akun cadangan

piutang tak tertagih yang memiliki asumsi terkait berapa banyak piutang yang tidak

terbayar dalam penentuannya.

Penelitian ini searah dengan observasi Christian dan Visakha (2021), dan Munari

(2021) yang mengemukakan bahwa tidak terdapat pengaruh sifat dengan perubahan

rasio piutang sebagai proksi pada fraudulent financial statement reporting. Namun

penelitian ini tidak searah dengan penelitian yang dilaksanakan oleh Sari dan

Nugroho (2020) yang menetapkan sifat industri berdampak terhadap fraudulent

financial statement reporting.


57

4.5.4 Pengaruh Rasio Perubahan Direksi (DCHANGE) Terhadap


Fraudulent Financial Statement Reporting.

Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda pada tabel 4.10 didapatkan kesimpulan

bahwa kemampuan tidak mempunyai pengaruh pada fraudulent financial statement

reporting sehingga H4 tidak terdukung. Menurut Wardhani (2018) perubahan

dewan direksi yang berada dalam kondisi saat pergantian dapat menimbulkan stress

period dan dapat memberikan dampak akan kesempatan yang tinggi dalam

melakukan kecurangan. Gejala awal akan terjadinya kecurangan laporan keuangan

ditunjukkan dengan kinerja hasil perusahaan dari perubahan direksi yang

mengutamakan masa dalam beradaptasi sehingga perusahaan memiliki kinerja yang

tidak maksimal dan memiliki potensi pada fraudulent financial statement

(Sihombing, 2014).

Berdasarkan hasil observasi, peneliti menelaah bahwa perubahan direksi yang

dilakukan oleh perusahaan sampel bukan memiliki tujuan dalam melaksanakan

fraudulent financial statement reporting, melainkan untuk melakukan perbaikan

kinerja dengan perubahan komposisi direksi yang mempunyai kemampuan lebih

handal. Hal tersebut sejalan dengan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara

Republik Indonesia Nomor PER-04/MBU/06/2020 yang menyatakan bahwa syarat

untuk menjadi calon Direksi Perusahaan harus memiliki persyaratan;

(1) Mempunyai rekam jejak akan pencapaian dalam kepengurusan BUMN maupun

lembaga terkait. (2) Kemampuan dalam bidang usaha terkait, pemahaman terkait

tata kelola dan manajemen perusahaan, serta mampu merumuskan kebijakan

strategis dalam pengembangan perusahaan. (3) Integritas, tidak melakukan hal


58

menyimpang serta tidak melakukan tindak melawan hukum. Hal tersebut

menunjukkan bahwa pergantian direksi yang terjadi memiliki kemungkinan

terjadinya kinerja yang berubah menjadi lebih baik karena hasil pergantian direksi

yang lebih terampil karena untuk menjadi bagian direksi BUMN harus memenuhi

terpenuhinya syarat yang ditentukan sejalan dengan peraturan tersebut.

Berdasarkan fenomena yang terjadi observasi pada perusahaan sampel, PT

Indofarma Tbk mengalami pergantian direksi selama 5 kali selama periode

penelitian, hal serupa terjadi pada PT Aneka Tambang Tbk dan PT Pembangunan

Perumahan Tbk yang mengalami pergantian direksi selama 4 kali selama periode

penelitian. Tetapi perubahan ini tidak dapat dianggap sigifinikan dalam

memberikan pengaruh fraudulent financial statement karena dapat terlihat dari

persentase perubahan direksi pada sampel yang digunakan, dimana terdapat 30%

atau 27 kali selama periode pengamatan perusahaan mengalami perubahan direksi.

Penelitian ini searah dengan observasi yang dilakukan oleh Basmar (2021) dan

Mardiyani (2018) yang menunjukkan dimana kemampuan dengan proksi

perubahan direksi tidak berdampak terhadap fraudulent financial statement

reporting, walaupun penelitian ini tidak searah terhadap observasi yang

dilaksanakan oleh Noorjamil (2019) yang memberikan pendapat bahwa

kemampuan berdampak terhadap fraudulent financial statement reporting.


59

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti memiliki tujuan untuk mengetahui

kecenderungan akan fraudulent financial statement reporting menggunakan empat

variabel independen berdasarkan teori fraud diamond terhadap perusahaan BUMN

yang masuk kedalam bagian di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2020. Variabel

independen yang ditetapkan oleh peneliti dalam observasi ini berupa tekanan

eksternal, rasionalisasi, sifat industri, dan kemampuan sedangkan untuk variabel

dependen penelitian ini menetapkan variabel fraud score model. Hipotesis pada

observasi ini menetapkan alat analisis dengan regresi linier berganda, dan terkait

dasar penelitian serta hasil uji hipotesis yang telah dilaksanakan oleh peneliti

terdapat hasil berupa :

1. Berdasarkan hasil uji hipotesis, variabel external pressure dengan proksi

leverage memberikan kesimpulan bahwa H1 terdukung. Hal tersebut sejalan

karena variabel tersebut mempunyai pengaruh positif secara signifikan pada

fraudulent financial statement reporting.

2. Berdasarkan hasil uji hipotesis, variabel rationalization dengan proksi total

akrual memberikan kesimpulan bahwa H2 terdukung. Hal tersebut sejalan

karena variabel tersebut tidak berdampak secara signifikan terhadap fraudulent

financial statement reporting.


60

3. Berdasarkan hasil uji hipotesis, variabel nature of industri dengan proksi rasio

perputaran piutang membuktikan kesimpulan bahwa H3 tidak terdukung. Hal

tersebut sejalan karena variabel tersebut tidak berdampak secara signifikan

terhadap fraudulent financial statement reporting.

4. Berdasarkan hasil uji hipotesis, variabel kemampuan dengan proksi perubahan

direksi (DCHANGE) membuktikan kesimpulan bahwa H4 tidak terdukung. Hal

tersebut sejalan karena variabel tersebut tidak mempunyai pengaruh secara

signifikan terhadap fraudulent financial statement reporting.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti terdapat keterbatasan dalam proses

yang dilakukan, yaitu :

1. Penelitian yang sudah terlaksana oleh peneliti memberikan hasil bahwa

untuk variabel capability yang memiliki proksi pergantian direksi

(DCHANGE) masih terbatas dalam perubahan direktur utama sehingga

masih ada keterkaitan dengan perubahan jajaran direksi yang terdapat

didalam perusahaan selain direksi utama yang dapat menunjukkan pengaruh

pada fraudulent financial statement reporting.

2. Penelitian yang sudah terlaksana oleh peneliti menunjukkan hasil bahwa

variabel independen hanya efektif memberikan penjelasan akan variabel

dependen sebesar 31% sehingga masih ada variabel yang lain dan tidak

digunakan dalam penelitian ini yang dapat memberikan pengaruh terhadap

fraudulent financial statement reporting.


61

4.6 5.3 Saran

Penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti menunjukkan masukan yang

mampu memberikan keberlanjutan penelitian berikutnya karena terdapat beberapa

batasan akan penelitian dengan rincian sebagai berikut :

1. Peneliti memiliki dugaan dengan hasil yang signifikan dan lebih baik jika

terdapat penambahan akan sampel penelitian. Sehingga untuk penelitian

fraudulent financial statement reporting dapat memberikan penambahan akan

sampel penelitian.

2. Peneliti yang akan datang disarankan dapat menambahkan proksi variabel

perubahan direksi pada perusahaan dan tidak terbatas hanya pada direktur utama

saja.

3. Peneliti selanjutnya disarankan agar dapat memberikan tambahan terkait

variabel lainnya untuk mendukung kecenderungan teori fraud diamond

terhadap fraudulent financial statement reporting.


62

DAFTAR PUSTAKA

ACFE, A. O. (2018). Report To The Nations: Global Study On Occupational


FraudAnd Abuse. Retrieved Juni 27, 2022, From Http://Www.Acfe.
Com/Report-To-The-Nations/2018/

Amarakamini, N., & Suryani, E. (2019). Pengaruh Fraud Pentagon


Terhadap Fraudulent Financial Statement Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Tahun
2016 Dan 2017. Jurnal Akuntansi, Vol. 7, No. 2, 125 - 136.

Andrean, I., & Salim, S. (2021). Fraud Diamond Dalam Mendeteksi


Financial Statement Fraud Pada Perusahaan Manufaktur. Jurnal
Ekonomi. Http://Ecojoin.Org/Index.Php/Eje/Article/View/773

Anggraini, S., Indra, Z., & Alvia, L. (2021). Analisis Pengaruh Fraud
Diamond Terhadap Kecurangan (Studi Empiris Perusahaan Property
Dan Real EstateYang Terdaftar Di Bursa . Skripsi Jurusan Akuntansi
FEB Unila .

Annisya, M., & Lindrianasari. (2016). Pendeteksian Kecurangan Laporan


Keuangan Menggunakan Fraud Diamond. Jurnal Bisnis dan Ekonomi
(JBE), 72-89.

Aprilia, A. (2017). Analisis Pengaruh Fraud Pentagon Terhadap


Kecurangan Laporan Keuangan Menggunakan Beneish Model Pada
Perusahaan Yang Menerapkan Asean Corporate Governance
Scorecard. Jurnal Aset (Akuntansi Riset), Vol. 9 (No. 1), Hal 101.
HTTPS://Ejournal.Upi.Edu/Index.Php/Aset/Article/View/5259.

Basmar, N. A., & Ruslan. (2021). Analisis Perbandingan Model Beneish M


Score
Dan Fraud Score Dalam Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan. Seiko
: Journal Of Management & Business, Issn : 2598-831x (Print)
And Issn :2598-8301 (Online), Volume 4 Issue 2 (2021) Pages 428
- 440.

Bawekes, H., Simanjuntak, A., & Daat, S. (2018). Pengujian Teori Fraud
63

PentagonTerhadap Fraudulent Financial Reporting (Studi Empiris


Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
Akuntansi & Keuangan Daerah, Vol. 13, 114- 134.

BEI. (2022). Profil Perusahaan Tercatat. Jakarta: Bursa Efek Indonesia.

Biro Humas Dan Kerja Sama Internasional Bpk Ri. (2021). Peran BPK RI
Dalam Tingkatkan Deteksi dan Pencegahan Korupsi. Jakarta: Badan
Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia.

Dewi, P. N., & Yudantara, G. I. (2020). Pendeteksian Kecurangan Pelaporan


Keuangan Dengan Menggunakan Pentagon Fraud Pada BUMN
Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Vokasi : Jurnal Riset
Akuntansi |, 100- 109.

Eprimia, D. (2019). Analisis Determinan Fraudulent Financial Statement


Dari Perspektif Fraud Diamond Pada Lembaga Pembiayaan Di
Bursa Efek Indonesia. Skripsi Jurusan Akuntansi Feb Universitas
Jember.

Harahap, & Sofyan. S. (2013). Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan.


2013: Rajawali Pers.

Indonesia Corruption Watch. (2021). Pemberantasan Korupsi Yang Kian


Porak- Poranda, Sp3 Blbi Syamsul Nursalim: Masih Dapatkah
Publik Menaruh Harapan? Jakarta: Https://Antikorupsi
.Org/Index.Php/Id/Article/Pemberantasan-Korupsi- Yang-Kian-
Porak-Poranda-Sp3-Blbi-Syamsul-Nursalim-Masih-Dapatkah.

Istiyanto, S. A., & Yuyetta, N. E. (2021). Analisis Determinan Financial


StatementFraud (Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Manufaktur
Yang Terdaftar Di Bei Pada Tahun 2016-2018). Diponegoro Journal
Of Accounting Issn (Online): 2337-3806, Volume 10, Nomor 1,
Tahun 2021, Halaman 1-12 .

Majalah Akuntan Indonesia. (2016, November 20). Akuntan Penyebab


Krisis? Retrieved Juni 27, 2022, From
Http://Iaiglobal.Or.Id/V03/Majalah- Akuntan/Arsip

Mardeliani, S., Sudrajat, Alvia, L., & Oktavia, R. (2022). Analisis


Kecurangan Laporan Keuangan Menurut Hexagon Fraud Model
Pada Perusahaan Bumn Tahun 2016-2020. Bandar Lampung:
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung.

Martias, R., Oktavia, R., & Amelia, Y. (2021). Analisis Fraud Pentagon
64

Terhadap Kecurangan Laporan (Studi Empiris Pada Perusahaan


Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung.

Mawarni, S. (2016). Pengaruh Fraud Triangle Terhadap Kemungkinan


Kecurangan Laporan Keuangan Di BEI. Bengkulu: Universitas
Bengkulu.

Mulia, C., & Tanusdjaja, H. (2021). Analisis Fraud Diamond Untuk


Mendeteksi Terjadinya Financial Statement Fraud Di Perusahaan
Real Estate. Jurnal Kontemporer Akuntansi; Vol. 1, No. 1, 10-19.

Natalia, T. M., & Luhgiatno. (2021). Pengaruh Fraud Pentagon Terhadap


Kecurangan Laporan Keuangan (Studi Kasus Pada Perusahaan
Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Pada Tahun 2016- 2019). P-Issn 2526-4440 E-Issn 2086-3748.
Jurnal Ilmu Manajemen Dan Akuntansi Terapan (Jimat).

Ningsih, E. N. (2021). Effect Of Pentagon Fraud Theory In The Occurrence


Of Fraudulent Financial Reporting Using F-Score. Indonesian
Accounting Literacy Journal, Vol. 02, No. 01, Pp. 1-11.

Nugraheni, N. K., & Triatmoko, H. (2017). Analisis Faktor-Faktor Yang


Mempengaruhi Terjadinya Financial Statement Fraud : Perspektif
Diamond Fraud Theory. Jurnal Akuntansi Dan Auditing, 118 - 143.

Oktafiana, N. (2019). Analisis Fraud Laporan Keuangan Dengan Wolfe &


Hermanson’s Fraud Diamond Model Pada Perusahaan LQ45 Di
Bursa Efek Indonesia. Prosiding The 5th Seminar Nasional Dan
Call For Paper-2019, Kebaruan Dan Kode Etik Penelitian. ISBN:
978-602-6988-71-3. (Pp. 246- 258). Jmber: Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis, Universitas Muhammadiyah Jember.

Purwatmiasih, F., Oktavia, R., & Sudrajat. (2021). Academic Fraud In


Online System During The. Asian Journal Of Economics, Business
And Accounting, 34-52.

Permatasari, D., & Laila, U. (2021). Deteksi Kecurangan Laporan


Keuangan dengan Analisis Fraud Diamond di Perusahaan
Manufaktur. Jurnal Akuntabilitas Vol. 15 No. 2, ISSN: 1978-4392 E-
ISSN: 2685-7030.

Primayogha, E., & Aulia, Y. (2023, January 26). https://antikorupsi.org/.


From Trend Penindakan Kasus Korupsi:
https://antikorupsi.org/sites/default/files/dokumen/Tren%20Korups
65

i%20BUMN%202016-2021a.pdf

Puspita, N. G., & Yudantara, I. A. (2020). Pendeteksian Kecurangan


Pelaporan Keuangan Dengan Menggunakan Pentagon Fraud Pada
BUMN Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Riset
Akuntansi, 100-109.

Rahmatika, D. N., Kartikasari, M. D., & Indriasih, D. (2019). Detection Of


Fraudulent Financial Statement; Can Perspective Of Fraud
Diamond Theory Be Applied To Property, Real Estate, And Building
Construction Companies In Indonesia. Ejbmr, European Journal Of
Business And Management Research, Vol. 4, No. 6, November
2019.

Rahmawati, A. D., Nazar, M. R., & Triyanto, D. N. (2017). The Effect Of


TriangleFraud Factors On Financial Statement Fraud (Study On
Service Sector Companies Registered In Indonesia Stock Exchange
(Idx) Periode 2010- 2015). E-Proceeding Of Management Telkom
University (P. 2715). Jawa Barat: Issn : 2355-9357.

Ramadhan, A. (2020). Kasus Proyek Fiktif Pt Waskita Karya, KPK Panggil


Eks Bupati Wakatobi Sebagai Saksi. Jakarta: Kompas.Com.

Retnowati, D., & Triyanto, D. N. (2020). The Effect Of Fraud Diamond On


Financial Statement Fraud (Case Studies On Property, Real Estate,
And Building Construction Listed On Indonesia Stock Exchange)
For. E- Proceeding Of Management : Vol.7, No.2 (P. 5780). Telkom
University.

Septriani, Y., & Handayani, D. (2018). Mendeteksi Kecurangan Laporan


Keuangan dengan. Jurnal Akuntansi, Keuangan dan Bisnis, 11-23.

Sihombing, K. S. (2014). Analisis Fraud Diamond Dalam Mendeteksi


Financial Statment Fraud : Studi Empiris Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun
2010-2012. Semarang:Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas
Diponegoro.

Sulistyanto, H. S. (2018). Manajemen Laba : Teori dan Model Empiris.


Jakarta: PT Grasindo.

Susanti, Y. A. (2014). Pendeteksian Kecurangan Laporan Keuangan Dengan


Analisis Fraud Triangle. Surabaya: Universitas Airlangga.
66

Thomas, S. (2013). Sistem Pengendalian Manajemen Konsep Aplikasi


DanPengukuran Kinerja.

Tim Riset CNBC Indonesia . (2023, January 25). Peningkatan Utang WIKA
yang Semakin Membukit. From CNBC Indonesia:
https://www.cnbcindonesia.com/market/20210406131511-17-
235624/dikit-dikit-lama-lama-utang-wika-semakin-membukit

Triyoga, H. (2022). Seriusi Kerja Sama terkait TPPU, Ketua KPK: Korupsi
Makin Canggih. Diakses pada
https://www.viva.co.id/berita/nasional/1514927- seriusi-kerja-sama-
terkait-tppu-ketua-kpk-korupsi-makin-canggih: Viva.co.id.

Yanti, D. D., & Munari. (2021). Analisis Fraud Pentagon Terhadap


Kecurangan Laporan Keuangan . AKUISISI Jurnal Akuntansi

Anda mungkin juga menyukai