Anda di halaman 1dari 54

PENGARUH MEKANISME GCG TERHADAP KONSERVATISME

AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN BUMN

SKRIPSI

Oleh

MAYA AULIA SAPUTRI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2020
ABSTRACK

The Effect of GCG Mechanism on Accounting Conservatism in State-Owned


Companies

By

Maya Aulia Saputri

The purpose of study is to examine the effect of variable mechanism of good


corporate governance to accounting conservatism. This study uses a variable
mechanism of good corporate governance that represented by three variables:
composition of the board of independent commissioners, institutional ownership,
and audit committee. The population in this study were all state-owned companies
listed on Indonesian Stock Exchange on 2015-2016, amounting to 20 companies.
Sampling using a saturated method, ie determining if all members of the
population sample used as samples. Then the number of samples in this study also
totaled 80 annual reports. Hypothesis testing is done using multiple linear
regression. Analyzing data using statistical data processing software is SPSS 24
for windows. The results showed the variable composition of the board of
independent commissioners and institutional ownership has no influence on
accounting conservatism, and variable audit committee has positif influence on
accounting conservatism.

Keywords: accounting conservatism, mechanism of good corporate governance,


composition of the board of independent commissioners, institutional
ownership, and audit committee.
ABSTRAK

Pengaruh Mekanisme GCG Terhadap Konservatisme Akuntansi pada


Perusahaan BUMN

Oleh

Maya Aulia Saputri

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh variabel dari mekasisme
good corporate governance terhadap konservatisme akuntansi. Penelitian ini
menggunakan variabel mekanisme good corporate governance yang
dipresentasikan oleh tiga variabel: proporsi dewan komisaris independen,
kepemilikan institusional, dan komite audit. Populasi dalam penelitian ini adalah
semua perusahaan milik negara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada 2015-
2016, berjumlah 20 perusahaan. Pengambilan sampel menggunakan metode
pengambilan sampel jenuh, yaitu menggunakan semua anggota populasi dijadikan
sampel. Jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 80 laporan tahunan. Alat
analisis data menggunakan perangkat lunak pengolah data statistik adalah SPSS
24 untuk windows. Hasil menunjukkan bahwa variabel proporsi dewan komisaris
independen dan kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi, dan variable komite audit berpengaruh positif terhadap
konservatisme akuntansi.

Kata Kunci: Konservatisme Akuntansi, Mekanisme good corporate


governance, komposisi dewan komisaris independen, kepemilikan
institusional, dan komite audit.
PENGARUH MEKANISME GCG TERHADAP KONSERVATISME
AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN BUMN

Oleh :

MAYA AULIA SAPUTRI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA AKUNTANSI

Pada

Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2020
RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Tanjung Karang pada tanggal 2 April 1999 dan merupakan anak

pertama dari dua bersaudara pasangan Ayah Dasimin dan Ibu Aliyanti.

Pendidikan Sekolah Dasar (SD) penulis selesaikan di SDN 3 Sukaraja pada tahun

2010. Pada tahun 2013 penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah

Pertama (SMP) di SMPN 1 Semaka. Kemudian penulis menyelesaikan Sekolah

Menengah Atas di SMK 1 Swadhipa Natar pada tahun 2016. Pada tahun 2016

penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan

Bisnis di Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan

Tinggi (SBMPTN).

Selama menjadi mahasiswi, penulis aktif di organisasi internal kampus,

diantaranya yaitu Rois FEB Unila sebagai Wakil Ketua KSEI FoSEIL Unila tahun

2018, Himpunan Mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Lampung sebagai anggota pengurus Bidang 1 tahun 2017, dan organisasi

eksternal yaitu Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam Regional Sumbagsel

sebagai Human Resource pada tahun 2019.


PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirabbilalamin

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga dapat terselesaikannya penulisan skripsi ini. Shalawat beriring salam
selalu disanjungagungkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Kupersembahkan skripsi ini sebagai tanda cinta dan kasih sayang yang tulus
kepada:

Kedua Orang tuaku Tercinta,


Ayahanda Dasimin dan Ibunda Aliyanti

Adikku Tersayang,
Shafiqa Naila Putri

Seluruh keluarga, sahabat, dan teman-temanku.

Almamaterku tercinta, Universitas Lampung.


MOTTO

“Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai kemampuannya”

(QS Al Baqarah: 286)

“Jadikanlah sabar dan shalatmu sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah

bersama orang-orang yang sabar”

(QS Al Baqarah: 153)

”Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap

orang akan dibalas berdasarkan apa yang dia niatkan”

(HR. Bukhari dan Muslim)

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya”

(HR. Ahmad)
SAWACANA

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas limpahan berkat,

rahmad, dan hidayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan

dengan baik. Skripsi dengan judul ”Pengaruh Mekanisme GCG terhadap

Konservatisme Akuntansi pada Perusahaan BUMN” merupakan salah satu

syarat untuk mencapai gelar Sarjana Akuntansi pada program studi S1 Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan bantuan selam proses

penyusunan dan penyelesaian skripsi ini. Secara khusus, penulis mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Nairobi, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Lampung beserta staf.

2. Ibu Prof. Dr. Lindrianasari, S.E., M.Si., Akt., C.A. selaku Ketua Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung dan selaku

pembimbing utama atas kesediaannya memberikan waktu untuk

membimbing, memberikan saran, kritik, serta nasehat yang sangat

bermanfaat dalam proses pengerjaan skripsi ini.

3. Ibu Dr. Reni Oktavia, S.E., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.


4. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si. selaku pembimbing pendamping atas

kesediaannya emberikan waktu untuk membimbing, memberikan saran,

kritik, serta nasehat yang sangat bermanfaat dalam proses pengerjaan

skripsi ini.

5. Bapak Dr. Fitra Dharma, S.E., M.Si. selaku Dosen Pembahas yang telah

banyak memberikan saran, masukan, kritik, serta nasehat yang

membangun dalam penulisan skripsi ini.

6. Ibu Yenni Agustina, S.E., M.Acc., Akt., C.A. selaku Pembimbing

Akademik yang telah membimbing penulis selama menjadi mahasiswa.

7. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Lampung atas ilmu, wawasan, serta pengetahuan baik teori maupun

praktek yang sangat bermanfaat.

8. Para staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Lampung yang telah banyak membantu menyelesaikan skripsi ini terkait

perihal akademik.

9. Kedua orangtuaku tercinta, Ayahanda Dasimin dan Ibunda Aliyanti, yang

telah memberikan kasih sayang, doa, perhatian, semangat, serta

dukungannya yang tak terhingga. Terimakasih atas segala yang telah

kalian berikan, dan semoga dapat membahagiakan, membanggakan, dan

menjadi anak yang berbakti untuk Bapak dan Ibu.

10. Adikku Shafiqa Naila Putri, terima kasih atas segala dukungan, doa, dan

perhatian yang telah dicurahkan. Terimakasih telah hadir dan selalu

menjadi penyemangat kakak selama ini.


11. Kakek dan Nenekku tersayang, Mbah Akung Suyono dan Mbah Uti

Asminah terima kasih atas doa, dukungan, dan perhatian yang selalu

diberikan untukku. Semoga dapat membahagiakan dan membanggakan

serta menjadi cucu yang berbakti untuk Kakek dan Nenek.

12. Paman dan Bibiku, Bulek Lina, Bulek Tari, Bulek Yuki, Om Dedi, Om

Heri, dan Om Roni. Terima kasih telah sangat mendukung dan selalu

mendoakanku.

13. Sahabatku tersayang, Banana Island. Kurnia, Wiwi, Dhea, Anggi,

Novicha, Atma, Stefanny, Ellen, Arfas, dan Andy. Terima kasih telah

menemani selama ini serta dukungan dan bantuan yang kalian berikan.

14. Seluruh kakak, teman, dan Adikku di KSEI FoSEIL Unila.Wahyu,

Agung, Muchlis, Kak Ardy, Kak Eko, Chaniado, Renja, Ridi, Arifin,

Jordan, Dhimas, Mba Zahrati, Mba Faila, Mba Elsya, Mba Syarifah, Mba

Eri, Mba Pina, Fina, Ira, Citra, Octa, Eka, Ridho, Julius, Albert, Vina,

Siti, dan yang lainnya. Terima kasih telah berbagi pengalaman, ilmu,

kebahagiaan, serta dukungan selama ini.

15. Sahabat seperjuangan di Rois FEB Unila. Novika, Fathimah, Evi, Desi,

Kartika, Elita, Naqon, Qurrota, Vellya, Prasojo, Ikhwan, Sandes, Dika,

Rudi, Fikri, Calvin, Adrian, Doni, Deni, dan yang lainnya. Terima kasih

atas pembelajaran yang sangat berharga.

16. Keluarga Fossei Nasional dan Fosssei Sumbagsel, terima kasih telah

menjadi rekan dalam berbagi ilmu, saran, dan pengalaman.

17. Teman-teman QQN, Bella, Echa, Hotda, Rifqi, Fadil, dan Kak Abbid.

Terimakasih atas kerjasama, perhatian, dan dukungan selama ini.


18. Teman-teman Akun Cuy 2016 yang telah membersamai dan saling

mendukung selama menjalani masa perkuliahan.

19. Teruntuk Mba Ruli, Mba Erssa, dan Kak Adrima. Terima kasih atas

bantuan, bimbingan dan kesabarannya dalam menghadapi pertanyaan

pertanyaan yang kuajukan selama proses penyelesaian skripsi ini.

20. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini, yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Atas bantuan dan dukungannya, penulis mengucapkan terima kasih, semoga

mendapat balasan dan berkah dari Allah SWT. Akhir kata penulis menyadari

bahwasanya skripsi ini memiliki kekurangan, sehingga memerlukan kritik dan

saran yang membangun agar lebih baik. Penulis berharap skripsi ini dapat

bermanfaat sebagai sumber informasi dan literatur bagi penulisan karya ilmiah

selanjutnya

Bandarlampung, 20 Februari 2020

Penulis

Maya Aulia Saputri


DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ................................................................................ i

DAFTAR TABEL ......................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................... v

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN .......................................................... 1


1.1 Latar Belakang Masalah ............................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................... 8
1.4.1 Manfaat Teoritis ............................................ 8
1.4.2 Manfaat Praktis ............................................ 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................. 9


2.1 Landasan Teori .......................................................... 9
2.1.1 Definisi Konservatisme Akuntansi ................ 9
2.1.2 Teori Agensi (Agency Theory) ...................... 10
2.1.3 Proporsi Dewan Komisaris Independen ........ 11
2.1.4 Kepemilikan Institusional ............................. 12
2.1.5 Komite Audit ................................................. 13
2.2 Hipotesis Penelitian ................................................. 14
2.2.1 Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris Independen
terhadap Konservatisme Akuntansi ............... 14
2.2.2 Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap
Konservatisme Akuntansi ............................. 15
ii

2.2.3 Pengaruh Komite Audit terhadap Konservatisme


Akuntansi .................................................... 16
2.3 Kerangka Penelitian ................................................. 18

BAB III METODE PENELITIAN .............................................. 19


3.1 Populasi dan Sampel Penelitian ................................ 19
3.1.1 Populasi Penelitian ........................................ 19
3.1.2 Sampel Penelitian .......................................... 19
3.2 Jenis Dan Sumber Data ............................................ 20
3.3 Metode Pengumpulan Data ...................................... 21
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasi Variabel ... 21
3.4.1 Variabel Penelitian ........................................ 21
3.4.2 Definisi Operasi Variabel .............................. 22
3.1.2.1 Variabel Independen .......................... 22
3.1.2.2 Variebel Dependen ............................ 23
3.5 Metode Analisis Data ................................................ 24
3.5.1 Statistik Deskriptif ......................................... 24
3.5.2 Uji Asumsi Klasik ......................................... 25
3.5.2.1 Uji Normalitas ................................... 25
3.5.2.2 Uji Multikolonieritas ......................... 26
3.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas ...................... 26
3.5.2.4 Uji Autokorelasi ................................ 27
3.5.3 Analisis Regresi Linier Berganda .................. 28
3.5.4 Uji Hipotesis .................................................. 28
3.5.4.1 Uji Pengaruh Simultan (Uji F) .......... 29
3.5.4.2 Uji Koefisien Determinasi (R2) ......... 29
3.5.4.3 Uji Signifikansi Parameter
Individual (Uji T) ............................ 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................... 31


4.1 Deskripsi Objek Penelitian ....................................... 31
4.2 Analisis Statistik Deskriptif ....................................... 31
4.3 Uji Asumsi Klasik ...................................................... 33
4.3.1 Uji Normalitas .................................................. 33
4.3.2 Uji Multikoloniearitas ...................................... 34
4.3.4 Uji Heteroskedastisitas ..................................... 35
4.3.5 Uji Autokorelasi .............................................. 36
iii

4.4 Analisis Regresi Linier Berganda .............................. 37


4.5 Uji Hipotesis .............................................................. 39
4.5.1 Uji Model (Uji F) ............................................. 39
4.5.2 Uji Koesisien Determinasi (R2) ....................... 39
4.5.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (T Test) 40
4.6 Pembahasan ................................................................ 42

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................... 49


5.1 Kesimpulan ................................................................. 49
5.2 Keterbatasan Penelitian .............................................. 49
5.3 Saran ......................................................................... 50

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
Tabel 3.1 Sampel Penelitian ...................................................... 19
Tabel 4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif ..................................... 32
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas ................................................. 34
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikoloniearitas ..................................... 35
Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi .............................................. 37
Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda .................... 38
Tabel 4.6 Hasil Uji Model (Uji F) ............................................. 39
Tabel 4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ....................... 40
Tabel 4.7 Hasil Uji Standari (T Test) ........................................ 41
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian .................................................. 18
Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas..................................... 36
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Konservatisme akuntansi menjadi sangat penting dalam sebuah laporan keuangan,

karena konservatisme akuntansi dapat menjadi salah satu ukuran dalam menilai

kualitas laporan keuangan tersebut (Watts, 2003). PT Garuda Indonesia di awal

tahun 2019 menjadi sorotan, dua komisarisnya yaitu Chairal Tanjung dan Dony

Oskaria menolak untuk menandatangani laporan buku tahunan Garuda 2018.

Padahal, dalam laporan tersebut Garuda berhasil membukukan untung hingga

$809,85 ribu AS (Rp11,54 miliar), jauh lebih baik dari neraca 2017 yang rugi

hingga $216,58 juta AS.

Chairal dan Dony mempertanyakan realisasi Perjanjian Kerja Sama Penyediaan

Layanan Konektivitas dalam Penerbangan antara PT Mahata Aero Teknologi

dengan dua anak perusahaan Garuda; PT Citilink Indonesia dan PT Sriwijaya Air;

yang diteken 31 Oktober 2018. Melalui kesepakatan ini, Garuda diklaim

mendapat keuntungan hingga $239,94 juta AS (sekitar Rp2,98 triliun) termasuk

$28 juta AS di antaranya adalah bagi hasil Garuda dengan PT Sriwijaya Air.

Laporan keuangan maskapai dengan kode emiten GIAA itu menyebutkan kerja

sama antara Mahata berlaku hingga 15 tahun. Kontrak disepakati lantaran Mahata
2

berkomitmen untuk menyediakan layanan konektivitas internet (on board WiFi)

dan hiburan pesawat lainnya. Dari nilai kontrak sebesar $239,94 juta AS itu,

Mahata ternyata baru membayar $6,8 juta AS. Sisanya kemudian dicatatkan

sebagai piutang lain-lain. Pencatatan itu yang kemudian membuat laporan

keuangan Garuda Indonesia menjadi necis.

Anggota Dewan Konsultatif Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan

Indonesia (IAI) Cris Kuntandi menilai laporan manajemen Garuda yang

mencatatkan transaksi 15 tahun dalam 1 tahun buku akuntansi adalah pelaporan

yang tidak wajar. Karena seharusnya nilai transaksi selama 15 tahun dibagi rata

setiap tahunnya selama durasi kerja sama yang disepakati. Maka, harus ada

perbandingan yang seimbang antara pendapatan (revenue) dengan beban operasi

(cost) pada masing-masing tahun (beritagar.id).

Perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) sebagai badan usaha yang

modalnya sebagiam besar dimiliki oleh negara, manajemen BUMN memiliki

dorongan dan berusaha sebaik mungkin melaporkan berita baik (laba) dalam

laporan keuangan. Kasus lain terkait konservatisme akuntansi yang dialami oleh

perusahaan BUMN selain kasus PT Garuda Indonesia, yakni dialami oleh PT

Kimia Farma pada tahun 2001 yang pernah menggelembungkan laba bersihnya

senilai Rp 32,668 miliar, dan PT Kereta Api Indonesia pada tahun 2005 mencatat

laba sebesar Rp 6,9 miliar namun sebenarnya mengalami kerugian sebesar Rp 63

miliar.

Perusahaan BUMN yang dijelaskan diatas diduga telah mencatat laba atau

pendapatan terlalu tinggi sehingga membuat laba yang dilaporkan dalam laporan
3

keuangan perusahaan menjadi tidak sesuai. Sehingga penulis ingin mengetahui

apakah perusahaan BUMN cenderung menerapkan akuntansi optimis dalam

menyusun laporan keuangannya.

Watts (2003) mendefinisikan konservatisme sebagai prinsip kehati-hatian dalam

pelaporan keuangan dimana perusahaan tidak terburu-buru dalam mengakui dan

mengukur aktiva dan laba serta segera mengakui kerugian dan hutang yang

mempunyai kemungkinan yang terjadi.

Konservatisme akuntansi penting digunakan untuk menghadapi ketidakpastian

dalam aktivitas ekonomi dan bisnis. Sehingga apabila terdapat kondisi yang

memiliki kemungkinan menimbulkan kerugian, biaya atau hutang, maka kerugian,

biaya atau hutang tersebut harus segera diakui. Sebaliknya, apabila terdapat

kondisi yang kemungkinan menghasilkan laba, pendapatan, atau aset, maka laba,

pendapatan atau aset tersebut tidak boleh langsung diakui, sampai kondisi tersebut

betul-betul telah terealisasi (Chariri dan Ghozali, 2007).

Laporan keuangan yang dibuat oleh suatu perusahaan mencerminkan kinerja

perusahaan dalam suatu periode. Laporan keuangan dibuat berdasarkan Standar

Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku sehingga laporan keuangan tersebut

menghasilkan informasi yang dapat bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan

tersebut serta dapat dipertanggungjawabkan. Fokus utama laporan keuangan ialah

informasi laba, karena informasi tersebut digunakan sebagai dasar untuk

mengevaluasi kinerja perusahaan. Salah satu prinsip yang berhubungan dengan

informasi laba adalah konservatisme yaitu tindakan kehati-hatian menentukan

pendapatan.
4

Menurut Basu (1997) Konservatisme dapat didefinisikan sebagai tendensi seorang

akuntan untuk lebih dahulu memverifikasi berita baik (laba) daripada berita buruk

(rugi). Artinya, dalam menghadapi aktivitas perusahaan yang dilingkupi dengan

ketidakpastian, prinsip konservatisme dapat dijadikan pertimbangan dalam

menyusun laporan keuangan agar meminimalisir kemungkinan pelaporan laba

yang terlalu tinggi maupun kecurangan keuangan lain.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan merupakan standar yang digunakan

untuk pencatatan akuntansi di Indonesia, PSAK menyebutkan ada berbagai

metode yang menggunakan prinsip konservatisme (Sari dan Adhariani, 2009).

Beberapa pilihan metode pencatatan yang ada dalam PSAK yang dapat

menimbulkan laporan keuangan yang konservatif diantaranya PSAK No. 14

tentang persediaan, PSAK No. 16 tentang aktiva tetap dan penyusutan, PSAK No.

19 tentang aktiva tidak berwujud yang berkaitan dengan amortisasi, PSAK No. 20

tentang biaya riset dan pengembangan.

PSAK No. 14 tentang pencatatan persediaan, jika perusahaan menggunakan

metode average akan menghasilkan laporan keuangan cenderung konservatif

dibandingkan dengan metode FIFO. PSAK No. 16 tentang aktiva berwujud yang

berkaitan dengan penyusutan, jika perusahaan menggunakan metode saldo

menurun ganda akan menghasilkan laporan keuangan menjadi konservatif

dibandingkan dengan metode garis lurus.

PSAK No. 19 tentang aktiva tidak berwujud yang berkaitan dengan amortisasi,

jika perusahaan menggunakan metode saldo menurun ganda akan menghasilkan

laporan keuangan menjadi konservatif dibandingkan dengan metode lainnya.


5

PSAK No. 20 tentang biaya riset dan pengembangan diganti oleh PSAK No. 19

Aktiva tidak berwujud, laporan keuangan akan menjadi konservatif apabila

perusahaan mengakui biaya riset dan pengembangan sebagai beban yang

mengakibatkan laba yang dihasilkan lebih kecil.

Pilihan metode akuntansi yang terdapat dalam PSAK tersebut akan mempengaruhi

angka-angka yang disajikan dalam laporan keuangan perusahaan. Sehingga dapat

dikatakan bahwa prinsip konservatisme secara tidak langsung mempengaruhi hasil

dari laporan keuangan tersebut (Sari dan Adhariani, 2009).

Terdapat banyak penelitian yang telah dilakukan di dalam negeri maupun di luar

negeri terkait konservatisme akuntansi sebagai variabel dependennya.

Diantaranya, penelitian yang dilakukan oleh Nasr dan Ntim (2017) yang

menunjukkan bahwa variabel proporsi dewan komisaris independen memiliki

hubungan positif terhadap konservatisme akuntansi. Penelitian tersebut sejalan

dengan penelitian yang dilakukan Yunos et al. (2014), Putra et al, (2015), dan

Muhammed et al., (2016) yang menunjukkan bahwa proporsi dewan komisaris

independen memiliki pengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi.

Hal tersebut juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pratanda dan

Kusmuriyanto (2014), bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara komisaris

independen terhadap konservatisme akuntansi. Akan tetapi, penelitan oleh

Padmawati dan Fachrurrozie (2015) menunjukkan bahwa variabel proporsi dewan

komisaris independen tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat konservatisme

akuntansi. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Amran dan Manaf (2014)
6

bahwa proporsi dewan komisaris independen memiliki pengaruh negatif terhadap

tingkat konservatisme akuntansi.

Selanjutnya, penelitian oleh Putra et al. (2019), Sembiring (2012), dan Majeed

dan Wang (2017) menunjukkan bahwa kepemilikan institusional menunjukkan

pengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi. Akan tetapi, penelitian oleh

Brilianti (2013) menunjukkan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh

terhadap konservatisme akuntansi. Sedangkan penelitian oleh Ahmed dan

Duellman (2007) menunjukkan bahwa kepemilikan institusional sebagai variabel

kontrol terhadap konservatisme akuntansi memiliki hubungan negatif.

Penelitian oleh Putra et al. (2015), Muhammed et al. (2016), Wardhani (2008)

menunjukkan bahwa variabel komite audit berpengaruh positif terhadap tingkat

konservatisme akuntansi. Namun, hasil berbeda ditunjukkan oleh penelitian oleh

Brilianti (2013) dan Ongki dan Pangestu (2018) dimana dalam penelitian tersebut

variabel komite audit tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat konservatisme

akuntansi.

Berdasarkan perbedaan hasil atau gap empiris penelitian-penelitian sebelumnya

serta contoh kasus (fenomena) yang terjadi membuat penulis tertarik untuk

meneliti lebih lanjut mengenai pengaruh mekasinsme GCG yaitu variabel proporsi

dewan komisaris independen, kepemilikan institusional, dan komite audit

terhadap tingkat konservatisme akuntansi dengan objek penelitian yaitu

perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI tahun 2015-2018.


7

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang sebelumnya, maka yang menjadi pokok permasalahan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat bukti empiris bahwa Proporsi Dewan Komisaris

Independen berpengaruh positif terhadap Konservatisme Akuntansi pada

Perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI periode 2015-2018?

2. Apakah terdapat bukti empiris bahwa Kepemilikan Institusional

berpengaruh positif terhadap Konservatisme Akuntansi pada Perusahaan

BUMN yang terdaftar di BEI periode 2015-2018?

3. Apakah terdapat bukti empiris bahwa Komite Audit berpengaruh positif

terhadap Konservatisme Akuntansi pada Perusahaan BUMN yang

terdaftar di BEI periode 2015-2018?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari

penelitian ini adalah:

1. Untuk mendapatkan bukti empiris apakah Proporsi Dewan Komisaris

Independen berpengaruh terhadap Konservatisme Akuntansi pada

Perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI periode 2015-2018.

2. Untuk mendapatkan bukti empiris bahwa Kepemilikan Institusional

berpengaruh terhadap Konservatisme Akuntansi pada Perusahaan BUMN

yang terdaftar di BEI periode 2015-2018.


8

3. Untuk mendapatkan bukti empiris apakah Komite Audit berpengaruh

terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI

periode 2015-2018.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Adapun manfaat praktis yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah

berkontribusi terhadap pengembangan ilmu akuntansi khususnya mengenai

pengaruh proporsi dewan komisaris independen, kepemilikan institusional, dan

komite audit, dan terhadap konservatisme akuntansi.

1.4.2 Manfaat Praktis

Adapun manfaat teoritis yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Akademisi, penelitian ini dapat menambah wawasan dann pemahaman

mengenai pengaruh pengungkapan proporsi dewan komisaris

independen, kepemilikan institusional, dan komite audit, dan kualitas

audit terhadap konservatisme akuntansi.

2. Perusahaan, penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi

perusahaan dalam menyusun laporan keuangan dan diharapkan agar

perusahaan untuk selalu menerapkan prinsip akuntansi yang berlaku.

3. Investor, penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi investor

dalam menilai perusahaan sebelum melakukan investasi. Selain melihat

dari sajian laba, investor dapat mempertimbangkan prinsip-prinsip yang

dilakukan perusahaan tersebut dalam mengakui pendapatan.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Definisi Koservatisme Akuntansi

Definisi resmi dari konservatisme terdapat dalam Glosarium Pernyataan Konsep

No. 2 FASB (Financial Accounting Statement Board) yang mengartikan

konservatisme sebagai reaksi yang hati-hati (prudent reaction) menghadapi

ketidakpastian yang melekat dalam perusahaan untuk mencoba memastikan

bahwa ketidakpastian dan resiko dalam lingkungan bisnis sudah cukup

dipertimbangkan.

Konservatisme akuntansi didefinisikan oleh Watts (2003) sebagai asimetri dalam

memverifikasi kauntungan (gains) dan kerugian (losses), verifikasi ini dapat

melihat tingkat konservatisme akuntasi dengan melihat seberapa tinggi tingkat

verifikasi yang dilakukan terhadap (gains) dan kerugian (losses).

Konservatisme itu adalah perbedaan variabilitas yang diminta untuk pengakuan

laba dibanding rugi. Konservatisme merupakan prinsip yang mengakui hutang dan

biaya dengan segera, tetapi laba dan aset tidak segera diakui walaupun

kemungkinan terjadinya besar. Dengan demikian, laba yang disajikan dalam

laporan keuangan memuat prinsip kehati-hatian untuk menghindari kemungkinan

terjadinya risiko (Ammy, 2013).


10

Konservatisme merupakan prinsip yang mengakui hutang dan biaya dengan

segera, tetapi laba dan aset tidak segera diakui walaupun kemungkinan terjadinya

besar. Dengan demikian, laba yang disajikan dalam laporan keuangan memuat

prinsip kehati-hatian untuk menghindari kemungkinan terjadinya risiko (Pratanda

dan Kusmuriyanto, 2014).

2.1.2 Teori Agensi (Agency Theory)

Menurut Jensen dan Meckling (1976), teori agensi menjelaskan hubungan

kontraktual antara pihak yang mendelegasikan keputusan tertentu (principal)

dengan pihak yang menerima pendelegasian (agent), yaitu pihak prinsipal

mendelegasikan wewenang kepada agen.

Lasdi (2009) menyebutkan bahwa manajer (agents) terikat dengan tindakan

oportunistik untuk memaksimalkan kesejahteraannya sendiri dengan

mengorbankan pemegang saham, debtholders, dan pihak pengontrakan lainnya

(principals).

Dalam teori keagenan terdapat pemisahan antara pihak agen dan prinsipal. Hal

tersebut dapat berakibat pada munculnya potensi konflik yang dapat

mempengaruhi kualitas laba yang dilaporkan. Pihak manajemen sebagai agen

yang mempunyai tujuan tertentu misalnya untuk mendapatkan bonus akan

cenderung menyusun laporan keuangan dengan angka laba yang besar atau yang

biasa disebut manajemen laba. Untuk mencegah hal tersebut terjadi,

konservatisme akuntansi dapat diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan

(Brilianti, 2013).
11

2.1.3 Proporsi Dewan Komisaris Independen

Komisaris Independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi

dengan direksi, anggota dewan komisaris lainnya, dan pemegang saham

pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis lainnya yang dapat mempengaruhi

kemampuannya untuk bertindak independen. Komisaris independen diukur

dengan jumlah persentase komisaris independen yang ada dalam perusahaan

dibagi dengan jumlah dewan komisaris (Pratanda dan Kusmuriyanto, 2014).

Wardhani (2008) menyatakan bahwa salah satu fungsi utama dari komisaris

independen adalah untuk menjalankan fungsi monitoring yang bersifat

independen terhadap kinerja manajemen perusahaan. Keberadaan komisaris dapat

menyeimbangkan kekuatan pihak manajemen dalam pengelolaan perusahaan

melalui fungsi monitoringnya.

Komisaris independen dibutuhkan dalam perusahaan untuk melindungi pemegang

saham minoritas dan pihak-pihak yang terkait. Dengan adanya komisaris

independen, maka pengawasan yang dilakukan oleh dewan komisaris akan

menjadi lebih ketat sehingga akan cenderung mensyaratkan akuntansi yang

konservatif untuk mencegah sikap oportunistik manajer (Padmawati dan

Fachrurrozie, 2015).

Mohammed et al. (2016) mengemukakan bahwa independensi dewan memiliki

peran penting untuk meningkatkan integritas dan kredibilitas dari laporan

keuangan yang disusun serta diterbitkan perusahaan sehingga mengahasilkan

pelaporan yang konservatif.


12

2.1.4 Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional dapat berperan lebih dalam pengawasan laporan

keuangan dibandingkan dengan kepemilikan oleh individual. Karena kepemilikan

institusional memiliki perspektif long-term investment atau investasi jangka

panjang dan akan memonitor manajemen untuk mendapatkan keuntungan dari

investasi jangka panjang tersebut (Majeed dan Wang, 2017). Sehingga dengan

adanya kepemilikan institusional, maka pengawasan atau monitoring terhadap

kinerja manajemen akan lebih ketat dan laporan keuangan yang dilaporkan akan

lebih konservatif.

Kepemilikan oleh investor institusional yang tinggi dapat menggantikan atau

memperkuat fungsi monitoring dari dewan komisaris oleh perusahaan. Hal ini

dikarenakan kepemilikan oleh investor institusional merupakan mekanisme

alternatif dalam corporate governance (Wardhani, 2008).

Secara singkat kepemilikan institusional berarti kepemilikan saham oleh pihak

institusi lain. Kepemilikan institusional merupakan salah satu alat yang dapat

digunakan untuk mengurangi agency conflict. Semakin tinggi tingkat kepemilikan

institusional maka semakin kuat tingkat pengawasan dan pengendalian yang

dilakukan oleh pihak eksternal perusahaan untuk menekan perilaku oportunis

manajemen. Melalui proporsi kepemilikan institusional yang besar pemilik dapat

mengarahkan tindakan manajemen untuk menerapkan prinsip akuntansi

konservatif dengan tujuan untuk menghindarkan tindakan oportunis manajemen

untuk memanipulasi kinerja perusahaan (Putra, 2019).


13

2.1.5 Komite Audit

Komite audit merupakan pihak akhir yang memonitor proses pelaporan keuangan

perusahaan dan mereka akan mempengaruhi kebijakan yang diambil perusahaan

berkaitan dengan prinsip yang digunakan dalam pelaporan keuangan, termasuk

didalamnya prinsip konservatisme (Wardhani, 2008). Putra et al. (2015)

menyatakan bahwa keberadaan komite audit dalam perusahaan juga sangat

penting dan merupakan keharusan bagi perusahaan yang terdaftar di bursa efek

untuk membentuk dan memfungsikan komite audit pada perusahaan yang

bersangkutan.

Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 55 / POJK.04 / 2015 komite

audit paling sedikit terdiri dari 3 (tiga) orang anggota yang berasal dari komisaris

independen dan pihak dari luar emiten dan perusahaan publik. Komite audit

diketuai oleh komisaris independen.

Adanya komite audit yang beranggotakan minimal tiga orang sesuai dengan

peraturan yang dikeluarkan oleh Bapepam dalam suatu perusahaan, maka proses

pelaporan keuangan perusahaan akan termonitor dengan baik. Jumlah dari

anggota komite audit ini dapat menentukan kualitas keseluruhan dari proses

pelaporan keuangan perusahaan dengan penggunaan prinsip konservatisme

(Brilianti, 2013).
14

2.2 Hipotesis Penelitian

2.2.1 Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris Independen terhadap

Konservatisme Akuntansi

Keberadaan komisaris independen dalam suatu perusahaan sangat penting

terhadap pengawasan kinerja manajemen. Proporsi dewan komisaris adalah

perbandingan antara jumlah komisaris independen dengan jumlah keseluruhan

dewan komisaris. Karena komisaris independen tidak memiliki hubungan atau

afiliasi dengan direksi, sehingga dengan adanya pengawasan oleh dewan

komisaris, maka laporan keuangan perusahaan dinilai lebih berkualitas karena

salah satu fungsi dari dewan komisaris independen adalah monitoring atau

melakukan pengawasan yang bersifat independen terhadap kinerja perusahaan.

Perusahaan yang memiliki proporsi dewan komisaris yang tinggi akan

menghasilkan laporan keuangan yang lebih konservatif. Sebaliknya, apabila

proporsi dewan komisaris rendah, manajemen cenderung untuk menggunakan

akuntansi yang tidak konservatif sehingga pelaporan laba dapat lebih

overstatement.

Dalam penelitian yang dilakukan Nasr dan Ntim (2017), Yunos et al. (2014),

Putra et al, (2015), dan Muhammed et al., (2016) menunjukkan bahwa proporsi

dewan komisaris independen memiliki hubungan positif terhadap konservatisme

akuntansi. Hal tersebut juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Pratanda

dan Kusmuriyanto (2014), bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel proporsi dewan komisaris independen terhadap konservatisme akuntansi.


15

Hasil penelitian tersebut mendukung teori yang menyatakan bahwa semakin tinggi

proporsi dewan komisaris independen dengan jumlah keseluruhan komisaris maka

akan semakin tinggi tingkat konservatisme di suatu perusahaan. Karena apabila

terdapat proporsi dewan komisaris yang besar, maka dapat memaksimalkan

pengawasann terhadap kinerja perusahaan sehingga manajemen akan melaporkan

laba yang lebih berkualitas. Sehingga proporsi dewan komisaris berpengaruh

positif terhadap tingkat konservatisme akuntansi. Dari pembahasan tersebut, maka

hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah:

Ha1 : Proporsi Dewan Komisaris Independen Berpengaruh Positif Terhadap


Konservatisme Akuntansi pada Perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI

2.2.2 Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Konservatisme

Akuntansi

Kepemilikan institusional biasanya memiliki proporsi yang lebih besar dalam

kepemilikan saham karena biasanya insitusi atau lembaga memiliki sumber daya

yang besar. Sehingga, akibat dari proporsi yang diperhitungkan tersebut,

kepemilikan instituional penting dalam mengontrol kebijakan maupun keputusan

yang dibuat oleh manajemen serta mengevaluasi kinerja perusahaan. Investor atau

pemegang saham institusional lebih rasional dalam keterlibatannya mengambil

keputusan maupun mengevaluasi kinerja perusahaan karena tidak akan

terpengaruh dalam upaya manipulasi laba dan sebagainya.

Dengan adanya kepemilikan institusional yang tinggi maka dapat memperketat

pengawasan akan kinerja manajemen untuk lebih transparan dalam melaksanakan

aktivitas perusahaan maupun dalam penyusunan laporan keuangan. Sehingga,


16

semakin tinggi tingkat kepemilikan institusional maka manajemen cenderung

melaporkan laporan keuangan yang lebih konservatif.

Dalam penelitian yang dilakukan Putra et. al. (2019), Majeed dan Wang (2017)

dan Sembiring (2012) menyatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh

positif pada konservatisme akuntansi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Brilianti (2013) dan Jao dan Ho (2019) yang menunjukkan bahwa

variabel kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap konservatisme

akuntansi.

Hasil penelitian tersebut sejalan dengan teori yang menyebutkan bahwa

kepemilikan institusional memiliki pengaruh terhadap tingkat konservatisme

akuntansi suatu perusahaan. Pengaruh ini menunjukkan bahwa peningkatan atau

penurunan tingkat kepemilikan institusional akan searah dengan peningkatan atau

penurunan tingkat konservatisme akuntansi perusahaan. Sehingga kepemilikan

institusional berpengaruh terhadap positif tingkat konservatisme akuntansi. Dari

pembahasan tersebut, maka hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah:

Ha2 : Kepemilikan Institusional Berpengaruh Positif Terhadap Konservatisme


Akuntansi pada Perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI

2.2.3 Pengaruh Komite Audit terhadap Konservatisme Akuntansi

Komite audit memiliki tugas untuk memastikan bahwa laporan yang disajikan

manajemen teleh disajikan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi yang

berlaku, memastikan terlaksananya Good Corporate Governance, mengontrol

pengendalian internal, melakukan audit eksternal maupun internal dan sebagainya.


17

Perusaahaan yang memiliki komite audit cenderung lebih efisien dan efektif

akibat pengawasan yang dilakukan oleh komite audit. Keberadaan komite audit di

suatu perusahaan dapat mempengaruhi manajemen untuk menyusun laporan

keuangan yang cenderung konservatif dan proses pelaporan keuangan akan

termonitor dengan baik.

Penelitian yang dilakukan Putra et al. (2015), Muhammed et al. (2016),

Wardhani (2008) menunjukkan bahwa keberadaan komite audit berpengaruh

signifikan positif terhadap konservatisme. Hasil serupa ditemukan dalam

penelitian oleh Ammy (2016) yang menunjukkan adanya pengaruh komite audit

terhadap konservatisme akuntansi. Penelitian oleh Ongki dan Pangestu (2018)

menunjukkan pengaruh variabel komite audit terhadap konservatisme akuntansi

namun tidak signifikan. Hasil ini menunjukkan bahwa dengan adanya komite

audit dalam suatu perusahaan, maka proses pelaporan keuangan perusahaan akan

termonitor dengan baik.

Hasil tersebut mendukung teori yang menyatakan bahwa komite audit memiliki

pengaruh terhadap tingkat konservatisme akuntansi suatu perusahaan. Komite

audit akan melakukan pengawasan terhadap perusahaan dalam menerapkan

prinsip-prinsip akuntansi dan menuntut manajemen untuk menyajikan laporan

keuangan yang wajar dan konservatif. Dari pembahasan tersebut, maka hipotesis

ketiga dalam penelitian ini adalah:

Ha3 : Komite Audit Berpengaruh Positif Terhadap Konservatisme Akuntansi pada


Perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI
18

2.3 Kerangka Penelitian

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka variabel yang

terkait dalam penelitian ini dapat dirumuskan melalui suatu kerangka penelitian

yang digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1
Kerangka Penelitian

Proporsi Dewan Komisaris Ha1 (+)


Independen (X1)

Ha2 (+) Konservatisme


Kepemilikan Institusional (X2)
Akuntansi (Y)

Komite Audit (X3)


Ha3 (+)
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel Penelitian

3.1.1 Populasi Penelitian

Populasi, menurut Indriantoro dan Supomo (2014) adalah sekelompok orang,

kejadian, atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Populasi

yang dipilih dalam penelitian ini adalah perusahaan BUMN yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2015-2018.

3.1.2 Sampel Penelitian

Menurut Indriantoro dan Supomo (2014) sampel merupakan sekelompok atau

beberapa bagian didalam sebuah populasi. Pemilihan sampel dalam penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan metode sampel jenuh, yaitu seluruh anggota

populasi yang ada digunakan sebagai sampel. Dalam penelitian ini, terdapat

populasi sebanyak 20 perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

dan seluruh perusahaan tersebut digunakan sebagai sampel. Daftar sampel

perusahaan dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1
Sampel Penelitian
Kode
No. Nama Perusahaan
Emiten
1 ADHI PT Adhi Karya (Persero) Tbk
2 ANTM PT Aneka Tambang Tbk
3 BBNI PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
20

4 BBRI PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk


5 BBTN PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
6 BMRI PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
7 GIAA PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk
8 INAF PT Indofarma (Persero) Tbk
9 JSMR PT Jasa Marga (Persero) Tbk
10 KAEF PT Kimia Farma (Persero) Tbk
11 KRAS PT Krakatau Steel (Persero) Tbk
12 PGAS PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
13 PTBA PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
14 PTPP PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk
15 SMBR PT Semen Baturaja (Persero) Tbk
16 SMGR PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
17 TINS PT Timah Tbk
18 TLKM PT Telkom (Persero) Tbk
19 WIKA PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
20 WSKT PT Waskita Karya (Persero) Tbk
Sumber: Data diolah, 2019.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif,

yaitu penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui variabel-

variabel penelitian dan dengan melakukan analisis data dengan prosedur statistik

(Indriantoro dan Supomo, 2014). Tipe penelitian ini bertujuan untuk menguji

hipotesis melalui pengujian aplikasi teori pada keadaan tertentu (Indriantoro dan

Supomo, 2014). Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder,

yaitu data kuantitatif yang diperoleh dari situs bursa efek Indonesia yaitu

www.idx.co.id dan situs resmi milik perusahaan mengenai laporan keuangan

perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI periode 2015-2018.


21

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini ialah data sekunder. Teknik

pengumpulan data dengan metode dokumentasi laporan keuangan, yaitu

pengumpulan data dilakukan dengan cara men-download laporan keuangan

perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI periode 2015-2018 melalui website

Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id dan website resmi milik perusahaan

sampel.

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasi Variabel

3.4.1 Variabel Penelitian

1. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang menjelaskan atau

mempengaruhi variabel yang lain. Variabel independen dalam penelitian

ini adalah Proporsi Dewan Komisaris Independen, Kepemilikan

Institusional, dan Komite Audit.

2. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh

variabel independen. Variabel dependen pada penelitian ini adalah

Konservatisme Akuntansi.
22

3.4.2 Definisi Operasi Variabel

3.4.2.1 Variabel Independen

Variabel independen merupakan variabel bebas yang bisa mempengaruhi atau

menjelaskan variabel dependen. Variabel independen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah:

1. Proporsi Dewan Komisaris Independen

Proporsi dewan komisaris independen diperoleh berdasarkan persentase

jumlah dewan komisaris independen yang ada di bagi dengan jumlah

dewan komisaris yang ada di dalam susunan perusahaan sampel

penelitian. Sehingga, komisaris independen dapat dirumuskan dengan:

Jumlah Komisaris Independen


KOM_IND = 100%
Jumlah Komisaris

2. Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional merupakan jumlah saham yang dimiliki pihak

institusional dari seluruh jumlah saham yang beredar di BEI. Pihak

institusional diantaranya perusahaan asuransi, bank, perusahaan-

perusahaan investasi dan kepemilikan oleh institusi-institusi lain.

Kepemilikan institusional diukur dalam presentase jumlah saham yang

dimiliki institusional dibandingkan dengan jumlah saham yang beredar

dengan rumus sebagai berikut:

Jumlah Saham yang Dimiliki Institusional


KEP_INS = 100%
Jumlah Saham Beredar
23

3. Komite Audit

Keberadaan komite audit akan mendorong penggunaan prinsip

konservatisme yang lebih tinggi dalam proses pelaporan keuangan

perusahaan. Komite audit akan meningkatkan kualitas keseluruhan dari

proses pelaporan keuangan perusahaan dengan penggunaan prinsip

konservatisme. Pengukuran variabel ini menggunakan jumlah komite

audit yang dimiliki oleh perusahaan. Pengukuran tersebut diterapkan

karena adanya peraturan Bapepam yang mengharuskan setiap perusahaan

untuk mempunyai komite audit minimal tiga, yang terdiri dari satu orang

komisaris independen dan sekurang-kurangnya dua orang anggota

lainnya yang berasal dari luar emiten dan komite audit tersebut

bertanggung jawab kepada dewan komisaris dengan rumus sebagai

berikut:

KOM_AU = ∑Komite Audit

3.1.2.2 Variabel Dependen

Basu (1997) mendefinisikan konservatisme akuntansi sebagai praktik akuntansi

mengurangi laba dalam merespons bad news, tetap tidak meningkatkan laba

dalam merespons good news. Konservatisme akuntansi dalam penelitian ini

diproksikan dengan ukuran akrual yang mengacu pada penelitian oleh Givoly dan

Hayn (2002) yaitu dengan rumus sebagai berikut:

Laba bersih sebelum + Depresiasi


KSV_AKT = x−1
Total Aset
24

Total akrual yang positif dikatakan menerapkan akuntansi yang konservatif

sedangkan perusahaan yang memiliki akrual negatif dikatakan menerapkan

akuntansi yang cenderung optimis. Hal ini sesuai dengan prinsip konservatisme

akuntansi dimana perusahaan semakin banyak menangguhkan pendapatan yang

belum terealisasi dan semakin cepat membebankan biaya, dimana laba rugi

konservatis akan menunda pengakuan pendapatan yang belum terealisasi dan

biaya yang terjadi pada periode tersebut akan segera dibebankan pada periode

tersebut dibandingkan menjadi cadangan (biaya yang ditangguhkan) pada neraca.

Sementara itu, penggunaan laba sebelum pos luar biasa bertujuan untuk

menghilangkan elemen yang menyebabkan pertumbuhan laba meningkat dalam

satu periode tertentu yang tidak akan timbul dalam periode lainnya (Wulandini,

2012).

Depresiasi dikeluarkan dari net income dalam perhitungan KSV_AKT karena

depresiasi merupakan alokasi biaya dari aktiva yang dimiliki perusahaan. Pada

saat pembelian aset, kas yang dibayarkan termasuk dalam arus kas dari kegiatan

investasi dan bukan dari kegiatan operasi. Dengan demikian alokasi biaya

depresiasi yang ada dalam net income tidak berhubungan dengan kegiatan operasi

dan harus dikeluarkan dari perhitungan (Savitri, 2016).

3.5 Metode Analisis Data

3.5.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif berhubungan dengan pengumpulan data dan peringkasan data,

penyamplingan, serta penyajian hasil peringkasan tersebut. Analisis statistik


25

deskriptif digunakan untuk memberikan deskripsi atas variabel-variabel penelitian

secara statistik (Ghozali, 2016). Statistik deskriptif yang digunakan adalah nilai

rata-rata (mean), maksimum, minimum, dan standar deviasi.

3.5.2 Uji Asumsi Klasik

Suatu model regresi berganda yang digunakan untuk menguji hipotesis harus

memenuhi uji asumsi klasik. Hal ini digunakan untuk menghindari estimasi yang

bias, mengingat tidak pada semua data dapat dapat diterapkan regresi (Ghozali,

2016). Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji multikolonieritas, uji

heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.

3.5.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik

adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal.

Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak,

yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2016). Alat uji yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan uji statistik dengan Kolmogorov-

Smirnov Z (1-Sample K-S). Kriteria penilaian untuk uji normalitas dengan

menggunakan uji statistik non parametrik kolomogrov-Smirnov K-S) adalah

sebagai berikut:

a. Apabila hasil signifikan > 0,05 maka data terdistribusi normal.

b. Apabila hasil signifikan < 0,05 maka data tersebut tidak

terdistribusi secara normal.


26

3.5.2.2 Uji Multikolonieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau tidak, model yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi yang tinggi diantara variabel bebas. Jika variabel

bebas saling berkorelasi, maka variabel – variabel ini tidak orthogonal (nilai

korelasi tidak sama dengan nol). Multikolonieritas diuji dengan menggunakan

nilai VIF atau Variance Inflation Factor, yaitu dengan melihat nilai VIF pada

tabel coefficients, dengan analisis sebagai berikut (Ghozali, 2016):

1. Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10, maka dapat diartikan bahwa

tidak terdapat multikolinieritas pada penelitian tersebut.

2. Jika nilai tolerance < 0,10 dan VIF > 10, maka dapat diartikan bahwa

terdapat multikolinieritas pada penelitian tersebut.

3.5.2.3 Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi

yang baik adalah yang homoskedastisitas heteroskedastisitas, pada penelitian ini

diuji dengan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen

(ZPRED) dengan nilai residualnya (SRESID). Dasar analisis untuk menguji ada

tidaknya heterokedastisitas adalah sebagai berikut (Ghozali, 2016):


27

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola

tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),

maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah

angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.5.2.4 Uji Autokolerasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada

korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan

ada masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan

sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual

(kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal

ini sering ditemukan pada data runtut seorang individu/kelompok cenderung

mempengaruhi ”gangguan” pada individu/kelompok yang sama pada periode

berikutnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi

(Ghozali, 2016).

Danang (2013) menyatakan bahwa ketentuan Durbin Watson (DW) dalam

menentukan diterima atau tidaknya hipotesis nol sebagai berikut

1. Jika DW < -2, berarti terjadi autokorelasi positif.

2. Jika -2 ≤ DW ≤ +2, berarti tidak terjadi autokorelasi.

3. Jika DW > +2, berarti ada autokorelasi negatif.


28

3.5.3 Analisis Regresi Linier Berganda

Model regresi berganda (multiple regression) adalah alat analisis yang digunakan

dalam penelitian ini. Analisis regresi berganda dilakukan untuk menguji pengaruh

dua atau lebih variabel independen terhadap satu variabel dependen. Model ini

dipakai karena variabel dependen dalam penelitian ini dalam bentuk skala rasio,

demikian pula pada ketiga variabel independen yang merupakan skala rasio

Model ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS dan bertujuan untuk

membuktikan hubungan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

Model yang memiliki satu variabel dependen dan lebih dari satu variabel

independen disebut dengan regresi berganda. Model persamaan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

KSV_AKTi,t = β0 + β₁KOM_INDi,t + β2KEP_INSi,t + β3KOM_AUi,t + e

Keterangan:
KSV_AKTi,t : Tingkat konservatisme dengan ukuran akrual perusahaan i pada
waktu t
KOM_INDi,t : Proporsi dewan komisaris independen perusahaan i pada waktu t
KEP_INSi,t : Kepemilikan Institusional perusahaan i pada waktu t
KOM_AUi,t : Jumlah komite audit perusahaan i pada waktu t
e : error term

3.5.4 Uji Hipotesis

Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel

dependen dengan satu atau lebih variabel independen, dengan tujuan untuk

mengestimasi dan atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel

dependen berdasarkan nilai variabel yang diketahui (Ghozali, 2016).


29

Menurut Ghozali (2016) ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai

aktual dapat diukur dari Goodness of fit. Secara statistik, setidaknya ini dapat

diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik F dan nilai statistik t.

Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya

berada dalam daerah kritis (daerah dimana H₀ ditolak). Sebaliknya disebut tidak

signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana H₀ diterima.

3.5.4.1 Uji Pengaruh Simultan (Uji F)

Uji F dilakukan untuk menguji apakah model regresi yang digunakan fit. Uji F

dapat dilakukan dengan melihat nilai signifikansi F pada output hasil regresi

menggunakan SPSS dengan significance level 0,05 (α = 5%). Jika nilai

signifikansi lebih besar dari α maka hipotesis ditolak, yang berarti model regresi

tidak fit. Jika nilai signifikan lebih kecil dari α maka hipotesis diterima, yang

berarti bahwa model regresi fit.

3.5.4.2 Uji Koefisien Determinasi (R²)

Pengukuran koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui persentase

variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil tersebut akan memberikan

gambaran sebesar variabel dependen akan mampu dijelaskan oleh variabel

independen, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Nilai

koefisien determinasi (R2) yang mendekati 1 berarti variabel independen

memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk menguji variabel dependen.


30

3.5.4.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji T)

Uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel

independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2016). Kriteria pengambilan

keputusan, yaitu:

1. Bila hasil uji kurang dari nilai signifikan (Sig ≤ 0,05), maka Ha (hipotesis

alternatif) diterima, ini menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan

antara satu variabel independen terhadap variabel dependen.

2. Bila hasil uji lebih dari nilai signifikan (Sig ≤ 0,05), maka Ha (hipotesis

alternatif) ditolak hal tersebut menunjukkan tidak terdapat pengaruh yang

signifikan antara satu variabel independen terhadap variabel dependen.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini menguji mengenai Pengaruh mekanisme GCG terhadap

konservatisme akuntansi pada perusahaan BUMN. Hasil uji pada model dan

hipotesis menunjukkan bahwa:

1. Proporsi Dewan Komisaris Independen tidak berpengaruh terhadap

Konservatisme Akuntansi. Sehingga hipotesis pertama dalam penelitian ini

tidak terdukung.

2. Kepemilikan Institusional tidak berpengaruh terhadap Konservatisme

Akuntansi. Sehingga hipotesis kedua dalam penelitian ini tidak terdukung.

3. Komite Audit berpengaruh positif terhadap Konservatisme Akuntansi.

Sehingga hipotesis ketiga dalam penelitian ini terdukung.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Adapun keterbatasan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Sampel yang terbatas, yaitu hanya menakup perusahaan milik negara atau

BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Periode data penelitian relatif singkat yaitu hanya periode 2015-2017.


50

3. Nilai Adjusted R Square yang rendah dalam penelitian ini menunjukkan

bahwa variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini mempunyai

pengaruh besar terhadap konservatisme akuntansi.

5.2 Saran

Adapun saran-saran yang dapat diberikan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Bagi investor dan kreditor sebaiknya dapat lebih cermat dalam pengambilan

keputusan investasinya. Karena hasil uji menunjukkan bahwa dari 80

laporan keuangan perusahaan BUMN yang diteliti, hanya terdapat 12

laporan keuangan yang konservatif. Diharapkan hasil penelitian ini dapat

digunakan sebagai salah satu sarana dalam pengambilan keputusan

investasi.

2. Bagi pemerintah, diharapkan dapat membatasi kepemilikan saham oleh

institusi pemerintah pada perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI, karena

menurut hasil uji menunjukkan bahwa semakin besar kepemilikan

institusional maka semakin rendah tingkat konservatisme akuntansi.

3. Bagi penelitian selanjutnya:

a. Diharapkan dapat memperluas sampel penelitian sehingga hasilnya

dapat digeneralisir tidak hanya untuk perusahaan BUMN.

b. menambah variabel independen lainnya sehingga hasil yang

mempengaruhi variabel dependen dapat lebih menyeluruh.

c. Menambah periode penelitian yang lebih panjang.

d. Menggunakan ukuran lain dalam mengukur konservatisme agar dapat

diperbandingkan dengan lebih jelas.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmed dan Duellman. 2007. Accounting Conservatism and Board of Director


Characteristics: An Empirical Analysis. Journal of Accounting and
Economics. http://www.ssrn.com.

Amran dan Manaf. 2014. Board independence and accounting conservatism in


Malaysian companies. Procedia - Social and Behavioral Sciences 164, pp.
403 – 408.

Ammy. 2016. Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap


Konservatisme Akuntansi Pada Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Jurnal Ilmiah Maksitek. Vol. 1, No. 1, pp. 20-34.

Basu, Sudipta. 1997. The Conservatism Principle and the Asymmetric Timeliness
of Earnings. Journal of Accounting and Economics. Vol. 24, No. 1, pp. 3-
37.

Brilianti. 2013. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konservatisme Akuntansi


Perusahaan. Accounting Analysis Journal. Vol. 2, No. 3, pp. 268-275.

Chariri dan Ghozali. 2007. Teori Akuntansi. Semarang:Badan Penerbit.


Universitas Diponegoro.

Danang, S. 2013. Metodologi Penelitian Akuntansi. Bandung: PT Refika Aditama


Anggota Ikapi.

Dewi Dan Suryanawa. 2014. Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial,


Leverage, Dan Financial Distress Terhadap Konservatisme Akuntansi.

Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS
23. Semarang:Badan Penerbit. Universitas Diponegoro.

Givoly dan Hayn. 2002. The Rewards to Meeting or Beating Earnings


Expectations. Journal of Accounting and Economics. Vol. 33, pp. 173–204.

Indriantoro dan Supomo. 2014. Metode Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan
Manajemen. Yogyakarta: BPFE.
52

Jao Dan Ho. 2019. Pengaruh Struktur Kepemilikan Dan Debt Covenant Terhadap
Konservatisme Akuntansi. Vol. 2, No. 1, pp. 1-13.

Jensen dan Meckling. 1976. Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency
Cost,and Ownership Structure. Journal of Financial Economics. Vol. 3, pp.
305-360.

Lasdi, Ludovicus. 2009. Pengujian Determinan Konservatisma Akuntansi . Jurnal


Akuntansi Kontemporer. Vol. 1, No. 1, pp 1-20.

Majeed dan Wang. 2017. Product market competition, regulatory changes,


ownership structure and accounting conservatism. Chinese Management
Studies Vol. 11, No. 4, pp. 658-688.

Nasr dan Ntim. 2018. Corporate Governance. Vol. 18, No. 3, pp. 386-407.

Nirmala, Ronna. 2019. Pencatatan janggal atas laba Garuda Indonesia.


https://beritagar.id/artikel/berita/pencatatan-janggal-atas-laba-garuda-
indonesia. Diakses 14 Juli 2019.

Ongki dan Pangestu. 2018. Determinan Dan Konsekuensi Konservatisme


Akuntansi: Mekanisme Corporate Governance Dan Manajemen Laba.
BALANCE. Vol. 15, No.1, pp. 90-112.

Padmawati dan Fachrurrozie. 2015. Pengaruh Mekanisme Good Corporate


Governance Dan Kualitas Audit Terhadap Tingkat Konservatisme
Akuntansi. Accounting Analysis Journal. Vol. 4, No. 1, pp.1-11.

Peraturan Bapepam Nomor Kep29/PM/2004

Pratanda dan Kusmuriyanto. 2014. Pengaruh Mekanisme Good Corporate


Governance, Likuiditas, Profitabilitas, Dan Leverage Terhadap
Konservatisme Akuntansi. Accounting Analysis Journal. Vo. 3, No.2, pp.
255-263.

Putra et al. 2015. Tingkat Konservatisme Akuntansi: Kajian Dewan Komisaris,


Modal Manajerial, Dan Komite Audit Dalam Mekanisme Good Corporate
Governance. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol. 12, No.1, pp.
93-110.

Putra et al. 2019. Pengaruh Kepemilikan Institusional Dan Kepemilikan


Manajerial Pada Konservatisme Akuntansi. Wacana Ekonomi. Vol. 18, No.
1, pp. 41–51.

Ryan dan Watts. 2007. The Information Role of Conservatism. www.ssrn.com

Sari dan Adhariani. 2009. Konservatisme perusahaan di Indonesia dan faktor-


faktor
53

yang mempengaruhinya. Simposium Nasional Akuntansi XII.

Savitri, Enni. 2016. Konservatisme Akuntansi. Yogyakarta:Pustaka Sahila.

Sembiring. 2012. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap


Konservatisme Akuntansi. Jurnal Ekonomi, Keuangan, Perbankan Dan
Akuntansi. Vol. 4, No. 1, pp. 31–44.

Wardhani, Ratna. 2008. Tingkat Konservatisme Akuntansi di Indonesia dan


Hubungannya dengan Karakteristik Dewan sebagai Salah Satu Mekanisme
Corporate Governance. Simposium Nasional Akuntansi XI. pp. 1-26.

Watts. 2003. Conservatism in Accounting part 1: Explanation and Implication.


http://www.ssrn.com. pp. 1-31.

Wijaya dan Reily. 2017. Tiga Kementerian Paling Banyak Rangkap Jabatan
Komisaris BUMN, https://katadata.co.id/berita/2017/06/07/tiga-
kementerian-paling-banyak-rangkap-jabatan-komisaris-bumn.

www.idx.co.id

Yunos et al. 2014. The influence of internal governance mechanisms on


accounting
conservatism. Social and Behavioral Sciences. Vol. 164, pp. 501 – 507.

Anda mungkin juga menyukai