Abstract: The financial statements produced by the company must reflect the true state
of the company and do not contain errors. But sometimes management performance is
not as good as expected so fraudulent financial reporting can be happen.. This study
aims to determine the effect of fraud pentagon on fraudulent financial reporting in the
consumer goods industry sector companies registered in Indonesian Stock Exchange
period 2015-2017. The sampling technique used was purposive sampling and obtained
31 companies with a research period of 3 years, so that 93 sample data were obtained.
The data analysis method used in this study is multiple regression analysis using SPSS
25 software. The results of this study indicate that simultaneously fraud pentagon has a
significant effect on fraudulent financial statements. Partially change in auditor has a
significant positive effect on fraudulent financial reporting. While financial stability,
external pressure, external auditor quality, change in director and frequent number of
CEO's picture have no effect on fraudulent financial reporting.
Keywords: Fraud Pentagon; Fraudulent Financial Reporting; Financial Stability;
Leverage; External Auditor Quality; Change in Auditor; Change in Director; Frequent
Number of CEO’s Picture.
349
JASa ( Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi )
Vol. 3 No. 3 /Desember 2019
ISSN 2550-0732 print / ISSN 2655-8319 online
terungkap ke public. Salah satu kasus Rasionalisasi dapat diwakili oleh change
kecurangan yang terungkap kepada in auditor (AUDCHANGE). Faktor yang
publik yaitu kasus dari PT. Tiga Pilar keempat adalah kemampuan. Menurut
Sejahtera Food (AISA). AISA (Aprilia, 2017) kemampuan merupakan
merupakan perusahaan multinasional kompetensi atau kemampuan yang
yang bergerah di bidang makanan dan dimiliki seseorang untuk melakukan
memiliki kantor pusat yang berlokasi di kecurangan. Kemampuan dapat diukur
Jakarta. AISA melakukan pembukuan dengan change in director (DCHANGE).
ganda dan window dressing dalam Faktor yang kelima adalah arogansi.
menyusun laporan keuangan 2017 Menurut (Horwath, 2011) arogansi
berdasarkan bukti-bukti yang ditemukan merupakan sifat superioritas atas hak
oleh Ernst and Young. Hasil temuan yang dimiliki dan merasa bahwa
tersebut yakni pertama, adanya pengendalian internal dan kebijakan
overstatement senilai Rp4 triliun pada perusahaan tidak berlaku untuk dirinya.
akun piutang usaha, persediaan, dana Arogansi dapat diukur dengan frequent
set tetap Grup TPSF, Rp662 miliar pada number of CEO’s picture (CEOPIC)
penjualan serta Rp329 miliar pada dalam laporan tahunan perusahaan.
EBITDA entitas makanan. Kedua, Berdasarkan masalah yang telah
adanya aliran dana sebesar Rp1,78 diuraikan sebelumnya, maka tujuan
triliun dengan berbagai skema dari grup penelitian ini adalah untuk mengetahui
TPSF kepada pihak-pihak yang diduga pengaruh fraud pentagon terhadap
terafiliasi dengan manajemen lama. kecurangan laporan keuangan.
Ketiga, tidak ditemukan adanya
pengungkapan secara memadai kepada Agency Theory
para pemangku kepentingan yang Teori keagenan dari Jensen dan
relevan.(Simamora, 2019). Meckling (1976) memandang sebagai
Fraud pentagon pertama kali suatu versi dari game theory yang
dikemukakan oleh Crowe Howarth pada membuat suatu model kontraktual
tahun 2011. Fraud pentagon terdiri dari antara dua atau lebih orang (pihak).
lima faktor. Faktor yang pertama dalam Dimana salah satu pihak disebut agent
fraud pentagon yaitu tekanan. Menurut dan pihak lain disebut principal.
(Aprilia, 2017) tekanan merupakan Principal mendelegasikan
suatu keadaan yang membuat pelaku pertanggungjawaban atas decision
melakukan kecurangan, adanya making kepada agent, hal ini dapat pula
motivasi dalam diri manajemen untuk dikatakan bahwa principal memberikan
melakukan kecurangan. Dalam suatu amanah kepada agent untuk
penelitian ini tekanan diukur melaksanakan tugas tertentu sesuai
menggunakan financial stability dengan kontrak kerja yang telah
(ACHANGE) dan external pressure disepakati. Wewenang dan tanggung
(LEV). Faktor yang kedua yaitu jawab agent maupun principal diatur
kesempatan. Kesempatan untuk dalam kontrak kerja atas persetujuan
melakukan kecurangan laporan bersama. Teori keagenan (agency
keuangan akan muncul jika theory) menyatakan perlunya jasa
pengawasan dalam kegiatan independen auditor dapat dijelaskan
operasional perusahaan kurang dengan dasar teori keagenan (agency
memadai. Kesempatan dalam penelitian theory), yaitu hubungan antara pemilik
ini diukur dengan external auditor quality (principal) dengan manajemen (agent).
(EXTAUD). Faktor yang ketiga yaitu Dengan adanya perkembangan
rasionalisasi. Pihak yang melakukan perusahaan atau entitas bisnis yang
kecurangan laporan keuangan semakin besar, maka sering terjadi
cenderung akan melakukan konflik antara principal dalam hal ini
pembenaran terhadap perilaku adalah para pemegang saham
menyimpang yang dilakukan. (investor) dan pihak agent yang diwakili
350
JASa ( Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi )
Vol. 3 No. 3 /Desember 2019
ISSN 2550-0732 print / ISSN 2655-8319 online
351
JASa ( Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi )
Vol. 3 No. 3 /Desember 2019
ISSN 2550-0732 print / ISSN 2655-8319 online
352
JASa ( Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi )
Vol. 3 No. 3 /Desember 2019
ISSN 2550-0732 print / ISSN 2655-8319 online
353
JASa ( Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi )
Vol. 3 No. 3 /Desember 2019
ISSN 2550-0732 print / ISSN 2655-8319 online
354
JASa ( Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi )
Vol. 3 No. 3 /Desember 2019
ISSN 2550-0732 print / ISSN 2655-8319 online
355
JASa ( Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi )
Vol. 3 No. 3 /Desember 2019
ISSN 2550-0732 print / ISSN 2655-8319 online
Gambar 2
Hasil P-Plot Uji Normalitas
356
JASa ( Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi )
Vol. 3 No. 3 /Desember 2019
ISSN 2550-0732 print / ISSN 2655-8319 online
Multikolinearitas
Tabel 3
Hasil Uji Multikolinearitas
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) .157 .096 1.634 .106
ACHANGE .127 .227 .059 .560 .577 .899 1.112
LEV -.168 .151 -.114 - .269 .958 1.044
1.112
EXTAUD .100 .058 .181 1.712 .090 .897 1.115
AUDCHANGE .200 .089 .243 2.243 .027 .855 1.170
DCHANGE -.099 .057 -.179 - .085 .951 1.051
1.744
CEOPIC -.016 .011 -.155 - .140 .925 1.081
1.489
Heterokedastisitas
Gambar 3
Hasil Uji Heterokedastisitas
357
JASa ( Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi )
Vol. 3 No. 3 /Desember 2019
ISSN 2550-0732 print / ISSN 2655-8319 online
Autokorelasi
Tabel 4
Hasil Uji Autokorelasi Run Test
Unstandardiz
ed Residual
Test Valuea -.02372
Cases < Test Value 46
Cases >= Test 47
Value
Total Cases 93
Number of Runs 49
Z .314
Asymp. Sig. (2- .754
tailed)
a. Median
Model Summaryb
Std. Change Statistics
Error of R
R Adjusted the Square F Sig. F Durbin-
Model R Square R Square Estimate Change Change df1 df2 Change Watson
1 .371a .138 .078 .265883 .138 2.291 6 86 .042 2.276
a. Predictors: (Constant), CEOPIC, LEV, DCHANGE, ACHANGE, EXTAUD, AUDCHANGE
b. Dependent Variable: FSCORE
358
JASa ( Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi )
Vol. 3 No. 3 /Desember 2019
ISSN 2550-0732 print / ISSN 2655-8319 online
ANOVAa
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .972 6 .162 2.291 .042b
Residual 6.080 86 .071
Total 7.052 92
a. Dependent Variable: FSCORE
b. Predictors: (Constant), CEOPIC, LEV, DCHANGE, ACHANGE, EXTAUD, AUDCHANGE
Sumber : data yang diolah dengan SPSS 25
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients t Sig.
Model B Std. Error Beta
1 (Constant) .157 .096 1.634 .106
ACHANGE .127 .227 .059 .560 .577
LEV -.168 .151 -.114 -1.112 .269
EXTAUD .100 .058 .181 1.712 .090
AUDCHANGE .200 .089 .243 2.243 .027
DCHANGE -.099 .057 -.179 -1.744 .085
CEOPIC -.016 .011 -.155 -1.489 .140
359
JASa ( Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi )
Vol. 3 No. 3 /Desember 2019
ISSN 2550-0732 print / ISSN 2655-8319 online
360
JASa ( Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi )
Vol. 3 No. 3 /Desember 2019
ISSN 2550-0732 print / ISSN 2655-8319 online
dilakukan oleh Amar et al. (2013), Aprilia pada sektor industri barang konsumsi
(2017), Ulfah et al. (2017). yang terdaftar di BEI periode 2015-
2017.
Pengaruh External Auditor Quality Pergantian auditor dianggap
Terhadap Kecurangan Laporan mampu untuk menyembunyikan
Keuangan kecurangan yang dilakukan oleh
Berdasarkan tabel 7, nilai perusahaan. Perusahaan mungkin akan
signifikansi variabel external auditor mengganti auditor independennya jika
quality diperoleh sebesar 0,090 hal ini menyembunyikan hal yang tidak wajar
berarti bahwa variabel external auditor yang tidak boleh sampai diketahui oleh
quality secara parsial memiliki arah yang publik. Setiap terjadinya peningkatan
positif terhadap kecurangan laporan frekuensi dalam change in auditor akan
keuangan. Selain itu, karena 0,090 > memberikan kontribusi terhadap
0,05 maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemungkinan kecurangan
variabel external auditor quality yang laporan keuangan. Hal ini sesuai
diproksikan dengan EXTAUD secara dengan penelitian yang dilakukan oleh
parsial tidak berpengaruh signifikan Siddiq et al. (2017) dan Ulfah et al.
terhadap kecurangan laporan keuangan (2017).
pada sektor industri barang konsumsi
yang terdaftar di BEI periode 2015- Pengaruh Change in Director
2017. Terhadap Kecurangan Laporan
Kemungkinan kualitas auditor Keuangan
eksternal tidak berpengaruh karena baik Berdasarkan tabel 7, nilai
auditor dalam KAP Big 4 maupun KAP signifikansi variabel change in director
Non Big 4 dalam melakukan tugasnya diperoleh sebesar 0,085 hal ini berarti
memiliki standar audit yang sama. bahwa variabel change in director
Selain itu, menurut (Siddiq, Achyani, & secara parsial memiliki arah yang
Zulfikar, 2017) adanya persepsi bahwa negatif terhadap kecurangan laporan
perusahaan yang di audit oleh KAP Big keuangan. Selain itu, karena 0,090 >
4 akan mendapatkan hasil kualitas audit 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
yang baik tetapi nyatanya masih variabel external auditor quality yang
terdapat beberapa perusahaan yang diproksikan dengan DCHANGE secara
melakukan kecurangan walaupun parsial tidak berpengaruh signifikan
dilakukan audit oleh KAP Big 4. Hal ini terhadap kecurangan laporan keuangan
sesuai dengan penelitian yang pada sektor industri barang konsumsi
dilakukan oleh Ulfah et al. (2017) dan yang terdaftar di BEI periode 2015-
Siddiq et al. (2017). 2017.
Kinerja direksi dalam suatu
Pengaruh Change in Auditor perusahaan selalu diawasi oleh Dewan
Terhadap Kecurangan Laporan Komisaris. Oleh karena itu jika kinerja
Keuangan direksi dianggap kurang baik atau
Berdasarkan tabel 7, nilai kurang memuaskan maka direksi yang
signifikansi variabel change in auditor sedang menjabat dapat digantikan oleh
diperoleh sebesar 0,027 hal ini berarti direksi yang dianggap lebih mampu
bahwa variabel change in auditor secara untuk memimpin perusahaan. Menurut
parsial memiliki arah yang positif (Ulfah et al., 2017) semakin tinggi
terhadap kecurangan laporan kemampuan yang dimiliki direki maka
keuangan. Selain itu, karena 0,027 < tingkat kehati-hatian dalam bekerja juga
0,05 maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi. Jadi kemungkinan untuk
variabel change in auditor yang melakukan kecurangan laporan
diproksikan dengan AUDCHANGE keuangan juga akan semakin kecil. Hal
secara parsial berpengaruh signifikan ini sesuai dengan penelitian yang
terhadap kecurangan laporan keuangan dilakukan oleh Sihombing & Rahardjo
361
JASa ( Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi )
Vol. 3 No. 3 /Desember 2019
ISSN 2550-0732 print / ISSN 2655-8319 online
362
JASa ( Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi )
Vol. 3 No. 3 /Desember 2019
ISSN 2550-0732 print / ISSN 2655-8319 online
363