Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kecurangan laporan keuangan dengan menggunakan
teori fraud hexagon (external pressure, nature of industry, change in auditor, change in director,
frequent number of CEO’s picture, dan political connection). Teknik mengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah 14
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2016-2020.
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi linier berganda
dengan menggunakan software SPSS 25. Hasil dari penelitian ini yaitu External Pressure, Nature of
Industry, dan Political Connection berpengaruh negatif terhadap terjadinya kecurangan pada laporan
keuangan. Change In Auditor tidak berpengaruh terhadap terjadinya kecurangan pada laporan
keuangan. Change in Director dan Frequent Number of CEO’s Picture berpengaruh positif terhadap
terjadinya kecurangan pada laporan keuangan.
Abstract
This purposive of this study is to identify fraudulent financial statements using the fraud hexagon
theory (external pressure, nature of industry, change in auditor, change in director, frequent
number of CEO's picture, and political connection). The sampling technique used in this research is
purposive sampling. The sample in this study were 14 food and beverage companies listed on the
Indonesia Stock Exchange in the 2016-2020 period. The analytical technique used in this study is
multiple linear regression analysis using SPSS 25 software. The results of this study are that
external pressure has a negative effect on fraud in financial statements, the nature of industry has a
negative effect on fraud in financial statements, change in auditors has no effect on fraud in
financial statements, change in director has a significant positive effect on fraud in financial
statements, frequent number of CEO's picture has a positive effect on fraud in financial statements,
and political connection has a negative effect on fraud in financial statements.
115
P-ISSN : 2579-969X ; E-ISSN : 2622-7940
Wolfe & Hermanson (2004) yang ada diperusahaan tidak diberlakukan bagi
berpendapat bahwa meskipun terdapat faktor dirinya.
tekanan, peluang, dan rasionalisasi, pelaku
fraud harus mempunyai kemampuan yang Fraud Hexagon
tepat untuk bisa mengenali peluang sebagai Fraud hexagon ialah pengembangan fraud
sebuah kesempatan untuk mengambil triangle theory, fraud diamond, dan fraud
keuntungan, yang disebut dengan Capability. pentagon, dimana pada fraud hexagon ada
Kemampuan ini bukan hanya tentang enam elemen. Teori fraud hexagon
keahliannya dalam melakukan fraud tetapi diperkenalkan oleh Vousinas (2019) dengan
juga kemampuan dalam hal posisi/kedudukan menambahkan elemen keenam yaitu kolusi
dalam perusahaan. (collusion). Sehingga elemen dari fraud
hexagon adalah tekanan/dorongan,
Fraud Pentagon kesempatan, rasionalisasi, capability,
Fraud pentagon adalah teori hasil arogansi/ego, dan kolusi. Berikut adalah
pengembangan fraud diamond, dimana teori gambar dari fraud hexagon model:
ini mengeksplorasi secara lebih mendalam
faktor-faktor yang memicu terjadinya fraud
(Crowe’s fraud pentagon theory). Fraud
pentagon theory pertama kali diperkenalkan
oleh Crowe Howard tahun 2011. Crowe
Howard menambah bahwa arogansi
merupakan faktor yang memicu terjadinya
fraud. Sehingga fraud pentagon mempunyai 5
elemen antara lain : pressure (tekanan),
opportunity (kesempatan), rationalization
(rasionalisasi), competence/capability, dan Sumber : Fraud Hexagon Model oleh
arrogance (arogansi). Berikut gambar dari Vousinas (2019)
fraud pentagon:
Gambar 4. Fraud Hexagon
aset dan sumber daya yang dimiliki. Hal Penelitian yang dilakukan oleh Ulfah et al.
tersebut yang mendorong manajemen (2017) menyatakan bahwa pergantian auditor
perusahaan untuk melakukan kecurangan (Change In Auditor) berpengaruh terhadap
dalam laporan keuangan. Tekanan eksternal terjadinya laporan keuangan. Maka hipotesis
diukur menggunakan rasio Leverage. yang diusulkan adalah sebagai berikut:
Penelitian yang dilakukan oleh Imtikhani H3: Change In Auditor berpengaruh positif
& Sukirman (2021) serta Rusmana & Tanjung terhadap terjadinya kecurangan dalam
(2020) menjelaskan bahwa External Pressure laporan keuangan.
berpengaruh terhadap terjadinya laporan
keuangan. Maka hipotesis yang diusulkan 4.) Pengaruh Change In Director Terhadap
dalam penelitian ini adalah: Kecurangan Laporan Keuangan
H1: External Pressure berpengaruh positif Pergantian direksi dapat digunakan untuk
terhadap terjadinya kecurangan dalam menyembunyikan atau menutupi fraud yang
laporan keuangan. dilakukan sebelumnya, dengan alasan adanya
perbaikan direksi ke arah yang lebih kompeten
2.) Pengaruh Nature Of Industry Terhadap (Vivianita & Indudewi, 2018). Menurut Wolfe
Kecurangan Laporan Keuangan & Hermanson (2004) menyebutkan bahwa
Menurut Sari & Nugroho (2020) nature of kecurangan timbul karena adanya peningkatan
industry yaitu keadaan ideal pada sebuah pengetahuan direksi terhadap pekerjaan yang
perusahaan atau organisasi berdasarkan dilakukan secara terus-menerus namun tidak
industrinya. Suatu perusahaan menetapkan ada peningkatan kontrol untuk meminimalisir
kebijakan untuk menentukan besarnya saldo adanya perbuatan penyelewengan atau
estimasi terhadap akun-akun tertentu pada kecurangan. Kemampuan seorang direksi
laporan keuangan seperti akun persediaan dan semakin meningkat saat direksi menjabat atau
akun piutang tak tertagih. Hal tersebut berada di suatu perusahaan dalam jangka
membuka peluang bagi manajer perusahaan waktu yang cukup lama, sehingga semakin
untuk memanipulasi laporan keuangan dengan memahami kondisi perusahaan dan
menggunakan perkiraan piutang dan mempunyai potensi melakukan kecurangan
persediaan. laporan keuangan pada perusahaan. Dalam hal
Penelitian yang dilakukan oleh Sari & ini, pergantian direksi digunakan sebagai alat
Nugroho (2020) menyatakan bahwa Nature of ukur dari capability. Posisi direksi dinilai
Industry yang diukur dengan menggunakan dapat mencegah tindakan fraud atau justru
rasio perubahan total piutang (REC) sebaliknya, menyalahgunakan kedudukannya
berpengaruh terhadap terjadinya laporan untuk melakukan tindakan fraud.
keuangan. Sehingga hipotesis yang diusulkan Penelitian Faradiza (2016) menyatakan
dalam penelitian ini adalah: change in director berpengaruh terhadap
H2: Nature of Industry berpengaruh positif terjadinya kecurangan pelaporan keuangan.
terhadap terjadinya kecurangan dalam Sehingga hipotesis yang diusulkan dalam
laporan keuangan. penelitian ini adalah:
H4: Change in director berpengaruh positif
3.) Pengaruh Change In Auditor Terhadap terhadap terjadinya kecurangan dalam
Kecurangan Laporan Keuangan laporan keuangan.
Change In Auditor (pergantian auditor)
dilakukan oleh suatu perusahaan untuk 5.) Pengaruh Frequent Number Of CEO’s
menghilangkan bukti adanya kecurangan yang Picture Terhadap Kecurangan Laporan
telah ditemukan oleh auditor sebelumnya Keuangan
(Septriyani & Handayani, 2018) . Perusahaan Menurut Septriyani & Handayani (2018)
secara terus-menerus melakukan pergantian frequent number of CEO’s picture yaitu total
auditor mempunyai indikasi bahwa perusahaan foto CEO terdapat di annual report
tersebut melakukan tindakan penyelewengan perusahaan. Semakin banyak foto CEO yang
atau kecurangan. Perusahaan dapat ada pada laporan keuangan tahunan
menggunakan mekanisme perpindahan auditor perusahaan dapat menunjukkan tingkat
untuk mengurangi indikasi adanya tindakan arogansi serta superioritas yang dimiliki oleh
kecurangan laporan keuangan. CEO, mereka ingin menunjukkan status dan
posisi yang dijabat dalam suatu perusahaan
kepada masyarakat luas. Sikap arogansi yang Dalam penelitian ini digunakan teknik analisis
dimiliki oleh CEO membuka kesempatan regresi linier berganda.
terjadinya fraud dalam annual report. Hal
tersebut dikarenakan sikap arogan yang ada Definisi dan Pengukuran Variabel
pada diri seorang CEO membuat CEO a. Variabel Dependen (Y)
melakukan apa saja untuk mempertahankan Penelitian ini menganalisis adanya
posisi dan kedudukannya tersebut. CEO kecurangan laporan keuangan dengan
beranggapan bahwa hal yang paling penting menggunakan Fraud score model atau F-Score
yaitu bagaimana mempertahankan status dan yang dikembangkan oleh Dechow et al.
kedudukan yang dimilikinya sekarang. (2011). Dalam pengukuran F-Score Model
Penelitian yang dilakukan oleh Bawekes et terdapat dua komponen variabel yaitu Accrual
al. (2018) menyatakan bahwa Frequent Quality dan Financial Performance. Berikut
number of CEO’s picture berpengaruh rumus perhitungan F-Score:
terhadap terjadinya kecurangan pelaporan
keuangan. Sehingga hipotesis yang diusulkan
dalam penelitian ini adalah:
H5: Frequent number of CEO’s picture
berpengaruh positif terhadap terjadinya Accrual quality dihitung menggunakan
kecurangan dalam laporan keuangan. RSST Accrual. RRST merupakan singkatan
nama dari peneliti yang mengemukakan rumus
6.) Pengaruh Political Connection Terhadap ini, yaitu Richardson, Sloan, Soliman, dan
Kecurangan Laporan Keuangan Tuna (Richardson et al., 2005). Rumus
Menurut Hadi et al. (2021) political perhitungannya adalah sebagai berikut:
connection atau koneksi politik diartikan
bahwa suatu perusahaan seharusnya
mempunyai koneksi politik. Koneksi politik
akan menguntungkan perusahaan karena dapat
memberikan kemudahan bagi perusahaan Performa keuangan dapat diketahui
untuk meminjam dana dari pihak ketiga serta melalui perubahan pada piutang, akun
menandatangani kontrak dengan pemerintah. penjualan tunai, akun persediaan, dan earning
Dalam rangka membangun hubungan baik dan before tax and interest yang dirumuskan
menjaga reputasi perusahaan, pihak melalui persamaan berikut:
perusahaan dalam hal ini manajemen
perusahaan berpotensi melakukan tindakan Financial Performance = change in
kecurangan dalam pelaporan keuangan agar receivable + change in inventories + change
kondisi keuangan perusahaan terlihat baik. in cash sales + change in earnings
Penelitian Kusumosari & Solikhah (2021)
menunjukkan jika political connection a. Variabel Independen (X)
memiliki pengaruh terhadap terjadinya External Pressure (X1)
kecurangan dalam laporan keuangan. Maka Tekanan eksternal dihitung dengan
hipotesis yang diusulkan dalam penelitian ini menggunakan rasio Leverage . Rasio Leverage
adalah: dihitung dengan rumus sebagai berikut:
H6: Political connection berpengaruh positif
terhadap terjadinya kecurangan dalam
laporan keuangan.
Change In Auditor (X3) Matangkin et al. (2018) yang diadopsi dari Fan
Change in auditor (perubahan auditor) et al. (2007) sebagai berikut:
dalam sebuah perusahaan dinilai sebagai A. Presiden komisaris dan/atau komisaris
tindakan menghilangkan adanya bukti independen merangkap sebagai
kecurangan yang telah diketahui oleh auditor politisi yang terafiliasi dengan partai
sebelumnya. Dalam penelitian ini, Change In politik.
Auditor diukur dengan menggunakan B. Presiden komisaris dan/atau komisaris
pengukuran variabel dummy. Apabila terdapat independen merangkap sebagai
pergantian auditor diberi nilai “1” dan pejabat pemerintah.
sebaliknya apabila tidak terdapat pergantian C. Presiden komisaris dan/atau komisaris
auditor diberi nilai “0”. independen merangkap sebagai
pejabat militer.
Change in Director (X4) D. Presiden komisaris dan/atau komisaris
Pergantian direksi dapat menyebabkan independen adalah mantan pejabat
stress period dan memiliki dampak pemerintah atau mantan pejabat
mengingkatkan kesempatan untuk melakukan militer.
tindakan kecurangan (Wolfe & Hermanson,
2004). Dalam penelitian ini, perubahan Populasi dan Sampel
direktur diukur dengan menggunakan Populasi dalam penelitian ini adalah
pengukuran variabel dummy. Apabila terdapat perusahaan makanan dan minuman yang
pergantian direksi diberi nilai “1” dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode
sebaliknya apabila tidak terdapat pergantian 2016-2020 yaitu sebanyak 35 perusahaan.
direksi diberi nilai “0”. Pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan teknik purposive
Frequent Number of CEO’s Picture (X5) sampling. Adapun kriteria yang digunakan
Frequent number of CEO’s picture atau dalam pengambilan sampel yaitu:
frekuensi total foto CEO yang ada pada annual 1.) Perusahaan sektor makanan dan
report perusahaan menunjukkan tingkat minuman yang terdaftar di Bursa Efek
arogansi CEO. Menurut Crowe (2011), CEO Indonesia.
berpotensi akan melakukan apa saja guna 2.) Perusahaan sektor makanan dan
mempertahankan kedudukannya saat ini. minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Pengukuran tingkat arogansi berdasarkan Indonesia minimal tahun 2016.
frekuensi jumlah foto CEO adalah: 3.) Perusahaan sektor makanan dan
minuman yang mempublikasikan
CEOPIC = Σ foto CEO yang annual report secara lengkap dan
ditampilkan dalam laporan tahunan berturut-turut di Bursa Efek Indonesia
tahun 2016-2020 (yang memuat
Political Connection (X6) laporan keuangan perusahaan,
Political connection atau koneksi politik informasi mengenai catatan atas
berarti bahwa suatu perusahaan menjalin laporan keuangannya serta informasi
hubungan politik dengan pihak lain. lainnya).
Perusahaan yang mempunyai banyak koneksi 4.) Perusahaan sektor makanan dan
politik dianggap dapat mempermudah dan minuman yang mengalami kerugian
melancarkan aktivitas perusahaan. Untuk selama tahun penelitian.
political connection diukur dengan Jumlah sampel setelah seleksi akhir pada
menggunakan pengukuran variabel dummy. perusahaan makanan dan minuman yang
Apabila presiden komisaris dan/atau terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode
komisaris independen mempunyai afiliasi 2016-2020 sebanyak 14 perusahaan.
politik diberi nilai “1” dan sebaliknya apabila
presiden komisaris dan/atau komisaris
independen tidak mempunyai afiliasi politik
diberi nilai “0”. Dalam penelitian ini ada
beberapa kriteria yang digunakan untuk
menentukan memiliki koneksi politik ini
mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh
10. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mempunyai pola titik yang menyebar ke atas
variabel independen dalam penelitian ini bebas dan kebawah 0 dalam sumbu Y serta tidak
dari multikolinearitas atau tidak terjadi membentuk pola yang teratur atau jelas.
korelasi antar variabel independen, objektif,
dan dapat dipercaya. Hasil Uji
a. Uji Kelayakan Model Regresi
b. Uji Autokorelasi (Uji F)
Tabel 5. Hasil Uji F
Tabel 4. Hasil Uji Autokorelasi
Sumber : Hasil olah data (2022) Sumber : Hasil olah data (2022)
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa Pada tabel 4.10 menunjukkan bahwa
hasil uji Durbin-Watson sebesar 2,147. Untuk tingkat signifikan sebesar 0,000 yang
menguji ada atau tidaknya autokerelasi dalam artinya nilai tersebut < 0,05, sehingga
uji Durbin-Watson (DW) yaitu dengan dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel
membandingkan nilai tabel yang independen yaitu external pressure, nature
menggunakan signifikasi 5%, dalam penelitian of industry, Change In Auditor, change in
ini total sampel (n=54) dan total variabel director, frequent number of CEO’s
independen (k=6). Dalam tabel Durbin- picture, dan political connection
Watson (DW) didapatkan nilai sebesar 1,3262 berpengaruh secara simultan terhadap
dan nilai du sebesar 1,8151. Hasil output SPSS kecurangan pada laporan keuangan.
nilai Durbin Watson (DW) sebesar 2,147.
Sehingga dalam penelitian ini dapat
b. Uji Signifikansi Parameter
disimpulkan bahwa persamaan regresi tidak
Individual (Uji Statistik t)
terdapat masalah autokorelasi antar residual
karena nilai DU (1,8151) < DW (2,147) < 4 - Tabel 6. Hasil Uji Statistik t (Uji T)
DU (2,1849).
c. Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Hasil olah data (2022) Sumber : Hasil olah data (2022)
Gambar 6. Hasil Uji
Heteroskedastisitas Pengujian ini dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui apakah setiap
Hasil yang diperoleh dari grafik
variabel independen berpengaruh
scatterplot diatas dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi heteroskedastisitas karena
subjektif. Penelitian ini sejalan dengan kecurangan pada laporan keuangan. Hasil
penelitian Hadi et al. (2021) yang yang ditunjukkan dalam penelitian ini
menyatakan bahwa nature of industry yaitu nilai sig yang diperoleh sebesar
memiliki pengaruh negatif terhadap 0,048 < 0,05. Sehingga change in director
kecurangan pada laporan keuangan. berpengaruh signifikan terhadap
kecurangan pada laporan keuangan.
Pengaruh Change in Auditor Terhadap Namun, nilai konstanta pada analisis
Kecurangan Laporan Keuangan regresi linear berganda diketahui sebesar
Hipotesis ketiga yang diajukan dalam 0,211 sehingga arah hubungan yang
penelitian ini adalah Change In Auditor dimiliki adalah positif. Jadi, dapat
berpengaruh positif terhadap kecurangan disimpulkan bahwa H4 dalam penelitian
pada laporan keuangan. Hasil yang ini diterima dimana change in director
ditunjukkan dalam penelitian ini yaitu berpengaruh positif signifikan terhadap
nilai sig yang diperoleh sebesar 0,496 > kecurangan pada laporan keuangan.
0,05. Sehingga Change In Auditor tidak Dalam penelitian ini change in
berpengaruh signifikan terhadap director memiliki pengaruh positif
kecurangan pada laporan keuangan. terhadap kecurangan laporan keuangan.
Namun, nilai konstanta pada analisis Hal ini dikarenakan pergantian direksi
regresi linear berganda diketahui sebesar - dinilai dapat menyembunyikan
0,100 sehingga arah hubungan yang kecurangan laporan keuangan yang telah
dimiliki adalah negatif. Jadi, dapat dilakukan oleh direksi sebelumnya.
disimpulkan bahwa H3 dalam penelitian Perusahaan yang melakukan fraud
ini ditolak dimana Change In Auditor biasanya sering melakukan pergantian
tidak berpengaruh terhadap kecurangan direksi karena dalam kondisi tersebut
pada laporan keuangan. perusahaan mengalami stress period
Sesering apapun pergantian auditor dimana perusahaan sedang tidak stabil.
disuatu perusahaan tidak memengaruhi Penelitian ini sejalan dengan penelitian
potensi kecurangan laporan keuangan. yang dilakukan oleh Larum et al. (2021)
Hal ini terjadi karena manajemen suatu yang mengatakan bahwa Change in
perusahaan terbiasa dengan auditor Director berpengaruh positif terhadap
eksternal yang mempunyai kinerja yang kecurngan laporan keuangan. Namun,
cukup bagus sehingga apabila terjadi hasil penelitian ini bertolak belakang
pergantian auditor atau tidak, mereka dengan penelitian Yulianti. et al. (2019)
tetap tidak akan melakukan kecurangan. yang menyatakan bahwa DCHANGE
Pergantian auditor yang dilakukan tidak (Change in Director) tidak memiliki
mempengaruhi waktu yang dibutuhkan pengaruh terhadap kecurangan pelaporan
auditor untuk menyelesaikan tugasnya keuangan.
dan tidak menunjukkan bahwa
perusahaan telah melakukan kecurangan Pengaruh Frequent Number of CEO’s
(Widharma & Susilowati, 2020). Tidak Picture Terhadap Kecurangan
hanya itu, perusahaan harus mampu Laporan Keuangan
membangun dan membiasakan sikap Hipotesis kelima yang diajukan
untuk tidak merasionalisasi tindakan dalam penelitian ini adalah frequent
kecurangan pada setiap individu di number of CEO’s picture berpengaruh
perusahaan kemudian menerapkan hal positif terhadap kecurangan pada laporan
tersebut sebagai budaya organisasi. keuangan. Hasil yang ditunjukkan dalam
Penelitian ini sejalan dengan penelitian penelitian ini yaitu nilai sig yang
Imtikhani & Sukirman (2021) dan Hadi et diperoleh sebesar 0,031 < 0,05. Sehingga
al. (2021). frequent number of CEO’s picture
berpengaruh signifikan terhadap
Pengaruh Change in Director Terhadap kecurangan pada laporan keuangan.
Kecurangan Laporan Keuangan Namun, nilai konstanta pada analisis
Hipotesis keempat yang diajukan regresi linear berganda diketahui sebesar
dalam penelitian ini adalah change in 0,033 sehingga arah hubungan yang
director berpengaruh positif terhadap dimiliki adalah positif. Jadi, dapat