Anda di halaman 1dari 14

P-ISSN : 2579-969X ; E-ISSN : 2622-7940

PENGARUH FRAUD HEXAGON TERHADAP KECURANGAN


LAPORAN KEUANGAN
(Studi Empiris Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di BEI)

Cindy Kartika Dewi1), Anik Yuliati2)


1-2
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UPN “Veteran” Jawa Timur
email: cindykartika190@gmail.com1), dan anikyuliati.ak@upnjatim.ac.id2)

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kecurangan laporan keuangan dengan menggunakan
teori fraud hexagon (external pressure, nature of industry, change in auditor, change in director,
frequent number of CEO’s picture, dan political connection). Teknik mengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah 14
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2016-2020.
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi linier berganda
dengan menggunakan software SPSS 25. Hasil dari penelitian ini yaitu External Pressure, Nature of
Industry, dan Political Connection berpengaruh negatif terhadap terjadinya kecurangan pada laporan
keuangan. Change In Auditor tidak berpengaruh terhadap terjadinya kecurangan pada laporan
keuangan. Change in Director dan Frequent Number of CEO’s Picture berpengaruh positif terhadap
terjadinya kecurangan pada laporan keuangan.

Kata Kunci: Fraud Hexagon, Kecurangan Laporan Keuangan, F-Score Model

Abstract
This purposive of this study is to identify fraudulent financial statements using the fraud hexagon
theory (external pressure, nature of industry, change in auditor, change in director, frequent
number of CEO's picture, and political connection). The sampling technique used in this research is
purposive sampling. The sample in this study were 14 food and beverage companies listed on the
Indonesia Stock Exchange in the 2016-2020 period. The analytical technique used in this study is
multiple linear regression analysis using SPSS 25 software. The results of this study are that
external pressure has a negative effect on fraud in financial statements, the nature of industry has a
negative effect on fraud in financial statements, change in auditors has no effect on fraud in
financial statements, change in director has a significant positive effect on fraud in financial
statements, frequent number of CEO's picture has a positive effect on fraud in financial statements,
and political connection has a negative effect on fraud in financial statements.

Keywords: Fraud Hexagon, Financial Statement Fraud, F-Score Model

1. PENDAHULUAN laporan keuangan semakin banyak.


Laporan keuangan merupakan unsur Association of Certified Fraud Examiners
penting bagi suatu perusahaan. Laporan (ACFE) mengatakan bahwa kecurangan
keuangan dapat dikatakan berkualitas apabila merupakan suatu perbuatan menyimpang yang
dalam laporan keuangan memuat informasi dilakukan dengan sengaja oleh perseroangan
yang mudah dipahami, memenuhi kebutuhan atau badan sehingga menyebabkan kerugikan.
para pengguna nya untuk mengambil Selain itu, ACFE juga menemukan bahwa
keputusan, bebas dari kesalahan material dan pelaku fraud banyak dari pihak manajemen.
dapat diandalkan. Maka dari itu, laporan Kasus kecurangan laporan keuangan yang
keuangan seharusnya disusun dengan baik terjadi di Indonesia pada tahun 2017 yaitu
berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan kasus kecurangan laporan yang terjadi pada
(SAK) yang telah ditetapkan oleh Ikatan PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (TPS
Akuntan Indonesia (IAI). Food), perusahaan tersebut bergerak di bidang
Dalam era yang semakin berkembang produksi barang-barang consumer good. TPS
seperti saat ini, fraud atau kecurangan dalam Food melakukan overstatement pada laporan

115
P-ISSN : 2579-969X ; E-ISSN : 2622-7940

keuangan tahun 2017. Laporan hasil Teori tersebut mengalami perkembangan


investigasi PT Ernst & Young Indonesia (EY) dengan dikembangan oleh Wolfe &
kepada manajemen baru TPS Food pada 12 Hermanson (2004) dengan menambah satu
Maret 2019 menyatakan bahwa faktor yaitu capability (kapabilitas). Teori ini
penggelembungan dana terjadi pada akun kemudian dikenal dengan sebutan Fraud
piutang usaha, persediaam, dan aset tetap TPS Diamond. Capability merupakan suatu
Food. kemampuan seseorang untuk melakukan
Kecurangan laporan keuangan tindakan kecurangan. Selanjutnya, Crowe
mengakibatkan kerugian yang jumlahnya tidak (2011) mengembangkan teori kecurangan
sedikit. Berdasarkan laporan Kinerja berbentuk segitiga dan kecurangan berbentuk
Kementrian Perindustrian pada tahun 2020 belah ketupat dengan menambah faktor risiko
menyatakan bahwa salah satu industri yang berupa arrogance (arogansi) yang disebut
memberikan kontribusi paling besar terhadap fraud pentagon. Teori fraud pentagon tersebut
produk domestik bruto nasional adalah kemudian dikembangkan oleh Vousinas
perusahaan-perusahaan yang bergerak pada (2019) dengan menambahkan elemen kolusi.
bidang industri pengolahan (manufaktur), Masing-masing faktor diukur dengan
dengan kontribusi sebesar 19,88% menggunakan rasio-rasio untuk mengetahui
(Kemenperin, 2020:25). Sektor industri apakah suatu perusahaan melakukan tindakan
makanan dan minuman menjadi sektor yang kecurangan atau tidak.
memberikan kontribusi terbesar selama
beberapa tahun terakhir. 2. TELAAH LITERATUR DAN
Kontribusi dari sektor industri makanan PEGEMBANGAN HIPOTESIS
dan minuman yaitu mencapai 6,85%
(Kemnperin, 2020:28). Hal tersebut Teori Keagenan (Agency Theory)
dikarenakan sektor industri makanan dan Teori agensi dikemukakan pertama kali
minuman menjadi penopang pertumbuhan oleh Jensen & Meckling (1976) yang
manufaktur dan ekonomi nasional. Selain itu, menyatakan bahwa teori agensi adalah
makanan dan minuman merupakan kebutuhan hubungan kontrak yang terjadi antara
pokok masyarakat. Tabel dibawah ini manajemen perusahaan dengan para pemegang
memperlihatkan bahwa dalam lima tahun saham, dimana pihak manajemen mempunyai
terakhir, industri makanan dan minuman tanggungjawab untuk mengelola dana dari
mengalami peningkatan kontribusinya para pemegang saham. Pihak manajemen
terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). memberikan jasa untuk para pemegang saham,
Tabel 1. Kontribusi Perusahaan Makanan dan mereka bekerja dan bertindak dengan
Minuman Terhadap Produk Domestik Bruto memperhatikan kepentingan para pemegang
(PDB) saham. Para pemegang saham menginginkan
agar para manajer dapat meningkatkan nilai
perusahaan
Dalam sebuah organisasi atau perusahaan,
shareholder bertindak sebagai principal dan
manajemen puncak bertindak sebagai agen.
Hubungan keduanya diharapkan dapat tercipta
suatu keselarasan. Namun, kedunya
Sumber : (Laporan Kinerja Kementrian mempunyai perbedaan kepentingan yang dapat
Perindustrian 2018 dan 2020) menyebabkan masalah agensi.
Terdapat beberapa faktor yang menjadi Principal mempunyai keinginan untuk
penyebab terjadinya fraud laporan keuangan. memperoleh return yang besar secara terus-
Faktor tersebut dikenal dengan teori menerus atas investasi yang dikeluarkan untuk
kecurangan segitiga yang dikemukakan oleh perusahaan tersebut. Sedangkan agen
(Cressey, 1953) menyatakan bahwa ada tiga mempunyai keinginan untuk memperoleh
faktor yang mengakibatkan adanya tindakan kompensasi yang tinggi atas kinerja yang telah
kecurangan. Ketiga faktor, yaitu tekanan, diberikan untuk perusahaan. Hal tersebut
kesempatan, dan rasionalisasi. menunjukkan bahwa antara pemegang saham
(principal) dan manajemen (agen) mempunyai
perbedaan kepentingan yang disebut dengan

116 Jurnal Riset Terapan Akuntansi, Vol. 6 No. 2 2022


P-ISSN : 2579-969X ; E-ISSN : 2622-7940

konflik kepentingan. Adanya konflik Fraud Triangle


kepentingan yang terjadi antara shareholder Fraud triangle adalah teori yang berasal
dan agen menyebabkan masalah agensi dari penelitian yang dilakukan oleh Cressey
sehingga berpengaruh terhadap kualitas laba (1953) dan mendapat kesimpulan bahwa fraud
yang dilaporkan (Warsidi et al., 2018). dapat terjadi karena disebabkan oleh 3 faktor,
dimana hal tersebut tergolong sebagai
Kecurangan (Fraud) pelanggaran atas kepercayaan atau yang
Fraud adalah tindakan disengaja yang disebut dengan “trust violators”, yakni
dilakukan oleh seseorang atau badan dengan mereka mengingkari atau melanggar amanah
maksud memperoleh keuntungan pribadi atau atau kepercayaan yang dititipkan kepada
kelompok dan menimbulkan kerugikan bagi mereka. Berikut gambar dari fraud triangle :
pihak lain (Agustina & Pratomo, 2019:45).
Association of Certified Fraud Examiners
(ACFE) menyatakan bahwa fraud
digolongkasn menjadi 3 jenis, antara lain :
1.) Penyalahgunaan Aset
(Misappropriation of Assets)
Penyalahgunaan aset yang
dimaksud adalah tindakan
penyalahgunaan ataupun pencurian
suatu aset/harta dari sebuah
perusahaan atau pihak lain. Dalam Sumber : www.ACFE.com
fraud tree, penyalahgunaan aset
dipisah menjadi dua bagian, yaitu kas
Gambar 1. Fraud Triangle
dan persediaan dan semua aktiva
lainnya.
Cressey (1953) dalam (Nugroho, 2017)
2.) Kecurangan Laporan Keuangan
mengemukakan 3 faktor yang memicu
(Financial Statement Fraud)
tindakan kecurangan, antara lain : tekanan
Kecurangan laporan keuangan
(pressure), peluang (opportunity), dan
meliputi tindakan kecurangan yang
rasionalisasi (rationalization).
biasanya dilakukan oleh manajemen
perusahaan. Kecurangan yang
Fraud Diamond
dilakukan biasanya berupa salah saji
Teori fraud diamond adalah
material dalam laporan keuangan
pengembangan dari teori fraud triangle,
sehingga merugikan pemakai laporan
dimana pada teori kecurangan diamond
keuangan. Hal tersebut dilakukan
terdapat empat elemen yang menjadi faktor
untuk menutupi kondisi keuangan
pendorong adanya tindakan fraud yaitu dengan
yang sebenarnya pada perusahaan.
menambah elemen kemampuan (Capability).
Teori fraud diamond diperkenalkan pertama
3.) Korupsi (Corruption)
kali oleh Wolfe dan Hermanson pada CPA
Fraud jenis ini sulit terdeteksi
Journal (2004). Berikut gambar dari Fraud
bahkan sering kali tidak dapat
Diamond:
terdeteksi karena pihak yang bekerja
sama saling menikmati keuntungan
(symbiosis mutualisme). Kasus
korupsi banyak terjadi pada negara-
negara berkembang yang memiliki
penegakan hukum lemah. Dalam
fraud tree, korupsi dibagi ke dalam
empat bagian yaitu: konflik
kepentingan (conflict of interest),
penyuapan (bribery), penerimaan
secara illegal (illegal gratuities), dan Sumber : www.ACFE.com
pemerasan ekonomi (economic
extortion). Gambar 2. Fraud Diamond

Jurnal Riset Terapan Akuntansi, Vol. 6 No. 2 2022 117


P-ISSN : 2579-969X ; E-ISSN : 2622-7940

Wolfe & Hermanson (2004) yang ada diperusahaan tidak diberlakukan bagi
berpendapat bahwa meskipun terdapat faktor dirinya.
tekanan, peluang, dan rasionalisasi, pelaku
fraud harus mempunyai kemampuan yang Fraud Hexagon
tepat untuk bisa mengenali peluang sebagai Fraud hexagon ialah pengembangan fraud
sebuah kesempatan untuk mengambil triangle theory, fraud diamond, dan fraud
keuntungan, yang disebut dengan Capability. pentagon, dimana pada fraud hexagon ada
Kemampuan ini bukan hanya tentang enam elemen. Teori fraud hexagon
keahliannya dalam melakukan fraud tetapi diperkenalkan oleh Vousinas (2019) dengan
juga kemampuan dalam hal posisi/kedudukan menambahkan elemen keenam yaitu kolusi
dalam perusahaan. (collusion). Sehingga elemen dari fraud
hexagon adalah tekanan/dorongan,
Fraud Pentagon kesempatan, rasionalisasi, capability,
Fraud pentagon adalah teori hasil arogansi/ego, dan kolusi. Berikut adalah
pengembangan fraud diamond, dimana teori gambar dari fraud hexagon model:
ini mengeksplorasi secara lebih mendalam
faktor-faktor yang memicu terjadinya fraud
(Crowe’s fraud pentagon theory). Fraud
pentagon theory pertama kali diperkenalkan
oleh Crowe Howard tahun 2011. Crowe
Howard menambah bahwa arogansi
merupakan faktor yang memicu terjadinya
fraud. Sehingga fraud pentagon mempunyai 5
elemen antara lain : pressure (tekanan),
opportunity (kesempatan), rationalization
(rasionalisasi), competence/capability, dan Sumber : Fraud Hexagon Model oleh
arrogance (arogansi). Berikut gambar dari Vousinas (2019)
fraud pentagon:
Gambar 4. Fraud Hexagon

Kolusi merupakan bentuk kesepakatan


antara dua orang atau lebih guna melakukan
sebuah kegiatan yang berkonotasi jahat,
seperti melakukan penipuan kepada pihak
ketiga atas hak-haknya (Imtikhani &
Sukirman, 2021:101). Vousinas (2019)
mengemukakan bahwa orang yang
mempunyai kepribadian persuasif akan lebih
mudah memengaruhi sekelilingnya untuk
melakukan tidakan fraud.
Sumber : Teori Fraud Pentagon (Crowe,
2011)
Gambar 3. Fraud Pentagon Hipotesis
1.) Pengaruh External Pressure Terhadap
Aprilia (2017) menyatakan bahwa
Kecurangan Laporan Keuangan
arogansi adalah sifat sombong dalam diri
External pressure (tekanan eksternal)
seseorang atau sikap superioritas yang
adalah tekanan berlebihan yang diterima oleh
meyakini bahwa kontrol internal perusahaan
manajemen perusahaan guna memenuhi syarat
tidak dapat diterapkan secara pribadi.
atau keinginan yang diajukan oleh pihak
Sedangkan Pratiwi & Nurbaiti (2018)
ketiga (Septriyani & Handayani, 2018). Salah
mengemukakan tentang arogansi yang
satu pihak ketiga yang memakai laporan
merupakan sifat dimiliki seseorang dimana
keuangan yaitu kreditur. Kreditur
orang tersebut merasa dirinya unggul,
menggunakan laporan keuangan agar dapat
sehingga pengendalian internal serta kebijakan
menilai apakah perusahaan tersebut mampu
mengembalikan dana yang dipinjam dengan

118 Jurnal Riset Terapan Akuntansi, Vol. 6 No. 2 2022


P-ISSN : 2579-969X ; E-ISSN : 2622-7940

aset dan sumber daya yang dimiliki. Hal Penelitian yang dilakukan oleh Ulfah et al.
tersebut yang mendorong manajemen (2017) menyatakan bahwa pergantian auditor
perusahaan untuk melakukan kecurangan (Change In Auditor) berpengaruh terhadap
dalam laporan keuangan. Tekanan eksternal terjadinya laporan keuangan. Maka hipotesis
diukur menggunakan rasio Leverage. yang diusulkan adalah sebagai berikut:
Penelitian yang dilakukan oleh Imtikhani H3: Change In Auditor berpengaruh positif
& Sukirman (2021) serta Rusmana & Tanjung terhadap terjadinya kecurangan dalam
(2020) menjelaskan bahwa External Pressure laporan keuangan.
berpengaruh terhadap terjadinya laporan
keuangan. Maka hipotesis yang diusulkan 4.) Pengaruh Change In Director Terhadap
dalam penelitian ini adalah: Kecurangan Laporan Keuangan
H1: External Pressure berpengaruh positif Pergantian direksi dapat digunakan untuk
terhadap terjadinya kecurangan dalam menyembunyikan atau menutupi fraud yang
laporan keuangan. dilakukan sebelumnya, dengan alasan adanya
perbaikan direksi ke arah yang lebih kompeten
2.) Pengaruh Nature Of Industry Terhadap (Vivianita & Indudewi, 2018). Menurut Wolfe
Kecurangan Laporan Keuangan & Hermanson (2004) menyebutkan bahwa
Menurut Sari & Nugroho (2020) nature of kecurangan timbul karena adanya peningkatan
industry yaitu keadaan ideal pada sebuah pengetahuan direksi terhadap pekerjaan yang
perusahaan atau organisasi berdasarkan dilakukan secara terus-menerus namun tidak
industrinya. Suatu perusahaan menetapkan ada peningkatan kontrol untuk meminimalisir
kebijakan untuk menentukan besarnya saldo adanya perbuatan penyelewengan atau
estimasi terhadap akun-akun tertentu pada kecurangan. Kemampuan seorang direksi
laporan keuangan seperti akun persediaan dan semakin meningkat saat direksi menjabat atau
akun piutang tak tertagih. Hal tersebut berada di suatu perusahaan dalam jangka
membuka peluang bagi manajer perusahaan waktu yang cukup lama, sehingga semakin
untuk memanipulasi laporan keuangan dengan memahami kondisi perusahaan dan
menggunakan perkiraan piutang dan mempunyai potensi melakukan kecurangan
persediaan. laporan keuangan pada perusahaan. Dalam hal
Penelitian yang dilakukan oleh Sari & ini, pergantian direksi digunakan sebagai alat
Nugroho (2020) menyatakan bahwa Nature of ukur dari capability. Posisi direksi dinilai
Industry yang diukur dengan menggunakan dapat mencegah tindakan fraud atau justru
rasio perubahan total piutang (REC) sebaliknya, menyalahgunakan kedudukannya
berpengaruh terhadap terjadinya laporan untuk melakukan tindakan fraud.
keuangan. Sehingga hipotesis yang diusulkan Penelitian Faradiza (2016) menyatakan
dalam penelitian ini adalah: change in director berpengaruh terhadap
H2: Nature of Industry berpengaruh positif terjadinya kecurangan pelaporan keuangan.
terhadap terjadinya kecurangan dalam Sehingga hipotesis yang diusulkan dalam
laporan keuangan. penelitian ini adalah:
H4: Change in director berpengaruh positif
3.) Pengaruh Change In Auditor Terhadap terhadap terjadinya kecurangan dalam
Kecurangan Laporan Keuangan laporan keuangan.
Change In Auditor (pergantian auditor)
dilakukan oleh suatu perusahaan untuk 5.) Pengaruh Frequent Number Of CEO’s
menghilangkan bukti adanya kecurangan yang Picture Terhadap Kecurangan Laporan
telah ditemukan oleh auditor sebelumnya Keuangan
(Septriyani & Handayani, 2018) . Perusahaan Menurut Septriyani & Handayani (2018)
secara terus-menerus melakukan pergantian frequent number of CEO’s picture yaitu total
auditor mempunyai indikasi bahwa perusahaan foto CEO terdapat di annual report
tersebut melakukan tindakan penyelewengan perusahaan. Semakin banyak foto CEO yang
atau kecurangan. Perusahaan dapat ada pada laporan keuangan tahunan
menggunakan mekanisme perpindahan auditor perusahaan dapat menunjukkan tingkat
untuk mengurangi indikasi adanya tindakan arogansi serta superioritas yang dimiliki oleh
kecurangan laporan keuangan. CEO, mereka ingin menunjukkan status dan
posisi yang dijabat dalam suatu perusahaan

Jurnal Riset Terapan Akuntansi, Vol. 6 No. 2 2022 119


P-ISSN : 2579-969X ; E-ISSN : 2622-7940

kepada masyarakat luas. Sikap arogansi yang Dalam penelitian ini digunakan teknik analisis
dimiliki oleh CEO membuka kesempatan regresi linier berganda.
terjadinya fraud dalam annual report. Hal
tersebut dikarenakan sikap arogan yang ada Definisi dan Pengukuran Variabel
pada diri seorang CEO membuat CEO a. Variabel Dependen (Y)
melakukan apa saja untuk mempertahankan Penelitian ini menganalisis adanya
posisi dan kedudukannya tersebut. CEO kecurangan laporan keuangan dengan
beranggapan bahwa hal yang paling penting menggunakan Fraud score model atau F-Score
yaitu bagaimana mempertahankan status dan yang dikembangkan oleh Dechow et al.
kedudukan yang dimilikinya sekarang. (2011). Dalam pengukuran F-Score Model
Penelitian yang dilakukan oleh Bawekes et terdapat dua komponen variabel yaitu Accrual
al. (2018) menyatakan bahwa Frequent Quality dan Financial Performance. Berikut
number of CEO’s picture berpengaruh rumus perhitungan F-Score:
terhadap terjadinya kecurangan pelaporan
keuangan. Sehingga hipotesis yang diusulkan
dalam penelitian ini adalah:
H5: Frequent number of CEO’s picture
berpengaruh positif terhadap terjadinya Accrual quality dihitung menggunakan
kecurangan dalam laporan keuangan. RSST Accrual. RRST merupakan singkatan
nama dari peneliti yang mengemukakan rumus
6.) Pengaruh Political Connection Terhadap ini, yaitu Richardson, Sloan, Soliman, dan
Kecurangan Laporan Keuangan Tuna (Richardson et al., 2005). Rumus
Menurut Hadi et al. (2021) political perhitungannya adalah sebagai berikut:
connection atau koneksi politik diartikan
bahwa suatu perusahaan seharusnya
mempunyai koneksi politik. Koneksi politik
akan menguntungkan perusahaan karena dapat
memberikan kemudahan bagi perusahaan Performa keuangan dapat diketahui
untuk meminjam dana dari pihak ketiga serta melalui perubahan pada piutang, akun
menandatangani kontrak dengan pemerintah. penjualan tunai, akun persediaan, dan earning
Dalam rangka membangun hubungan baik dan before tax and interest yang dirumuskan
menjaga reputasi perusahaan, pihak melalui persamaan berikut:
perusahaan dalam hal ini manajemen
perusahaan berpotensi melakukan tindakan Financial Performance = change in
kecurangan dalam pelaporan keuangan agar receivable + change in inventories + change
kondisi keuangan perusahaan terlihat baik. in cash sales + change in earnings
Penelitian Kusumosari & Solikhah (2021)
menunjukkan jika political connection a. Variabel Independen (X)
memiliki pengaruh terhadap terjadinya External Pressure (X1)
kecurangan dalam laporan keuangan. Maka Tekanan eksternal dihitung dengan
hipotesis yang diusulkan dalam penelitian ini menggunakan rasio Leverage . Rasio Leverage
adalah: dihitung dengan rumus sebagai berikut:
H6: Political connection berpengaruh positif
terhadap terjadinya kecurangan dalam
laporan keuangan.

3. METODE PENELITIAN Nature of Industry (X2)


Penelitian ini ialah jenis penelitian Nature of industry adalah kondisi ideal
kuantitatif dengan menggunakan data suatu perusahaan dalam industri. Dalam
sekunder. Sumber data dalam penelitian ini penelitian ini, diukur dengan menggunakan
diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia rasio total piutang. Rasio total piutang
(www.idx.co.id). Data berupa annual report (Receivable) dihitung dengan rumus:
perusahaan yang dipublikasikan dalam bentuk
ringkasan kinerja dari tahun 2016-2020.

120 Jurnal Riset Terapan Akuntansi, Vol. 6 No. 2 2022


P-ISSN : 2579-969X ; E-ISSN : 2622-7940

Change In Auditor (X3) Matangkin et al. (2018) yang diadopsi dari Fan
Change in auditor (perubahan auditor) et al. (2007) sebagai berikut:
dalam sebuah perusahaan dinilai sebagai A. Presiden komisaris dan/atau komisaris
tindakan menghilangkan adanya bukti independen merangkap sebagai
kecurangan yang telah diketahui oleh auditor politisi yang terafiliasi dengan partai
sebelumnya. Dalam penelitian ini, Change In politik.
Auditor diukur dengan menggunakan B. Presiden komisaris dan/atau komisaris
pengukuran variabel dummy. Apabila terdapat independen merangkap sebagai
pergantian auditor diberi nilai “1” dan pejabat pemerintah.
sebaliknya apabila tidak terdapat pergantian C. Presiden komisaris dan/atau komisaris
auditor diberi nilai “0”. independen merangkap sebagai
pejabat militer.
Change in Director (X4) D. Presiden komisaris dan/atau komisaris
Pergantian direksi dapat menyebabkan independen adalah mantan pejabat
stress period dan memiliki dampak pemerintah atau mantan pejabat
mengingkatkan kesempatan untuk melakukan militer.
tindakan kecurangan (Wolfe & Hermanson,
2004). Dalam penelitian ini, perubahan Populasi dan Sampel
direktur diukur dengan menggunakan Populasi dalam penelitian ini adalah
pengukuran variabel dummy. Apabila terdapat perusahaan makanan dan minuman yang
pergantian direksi diberi nilai “1” dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode
sebaliknya apabila tidak terdapat pergantian 2016-2020 yaitu sebanyak 35 perusahaan.
direksi diberi nilai “0”. Pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan teknik purposive
Frequent Number of CEO’s Picture (X5) sampling. Adapun kriteria yang digunakan
Frequent number of CEO’s picture atau dalam pengambilan sampel yaitu:
frekuensi total foto CEO yang ada pada annual 1.) Perusahaan sektor makanan dan
report perusahaan menunjukkan tingkat minuman yang terdaftar di Bursa Efek
arogansi CEO. Menurut Crowe (2011), CEO Indonesia.
berpotensi akan melakukan apa saja guna 2.) Perusahaan sektor makanan dan
mempertahankan kedudukannya saat ini. minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Pengukuran tingkat arogansi berdasarkan Indonesia minimal tahun 2016.
frekuensi jumlah foto CEO adalah: 3.) Perusahaan sektor makanan dan
minuman yang mempublikasikan
CEOPIC = Σ foto CEO yang annual report secara lengkap dan
ditampilkan dalam laporan tahunan berturut-turut di Bursa Efek Indonesia
tahun 2016-2020 (yang memuat
Political Connection (X6) laporan keuangan perusahaan,
Political connection atau koneksi politik informasi mengenai catatan atas
berarti bahwa suatu perusahaan menjalin laporan keuangannya serta informasi
hubungan politik dengan pihak lain. lainnya).
Perusahaan yang mempunyai banyak koneksi 4.) Perusahaan sektor makanan dan
politik dianggap dapat mempermudah dan minuman yang mengalami kerugian
melancarkan aktivitas perusahaan. Untuk selama tahun penelitian.
political connection diukur dengan Jumlah sampel setelah seleksi akhir pada
menggunakan pengukuran variabel dummy. perusahaan makanan dan minuman yang
Apabila presiden komisaris dan/atau terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode
komisaris independen mempunyai afiliasi 2016-2020 sebanyak 14 perusahaan.
politik diberi nilai “1” dan sebaliknya apabila
presiden komisaris dan/atau komisaris
independen tidak mempunyai afiliasi politik
diberi nilai “0”. Dalam penelitian ini ada
beberapa kriteria yang digunakan untuk
menentukan memiliki koneksi politik ini
mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh

Jurnal Riset Terapan Akuntansi, Vol. 6 No. 2 2022 121


P-ISSN : 2579-969X ; E-ISSN : 2622-7940

4. HASIL PENELITIAN DAN 0,01939. Namun ada perusahaan makanan dan


PEMBAHASAN minuman yang memiliki Receivable ratio yang
Statistik Deskriptif cukup tinggi sebesar 0,052 yaitu perusahaan
Penelitian ini menggunakan analisis Tunas Baru Lampung Tbk tahun 2018,
statistik deskriptif dari masing-masing variabel sedangkan perusahaan makanan dan minuman
penelitian. Analisis statistik deskriptif yang memiliki Receivable ratio paling rendah
bertujuan untuk memberikan gambaran adalah perusahaan Mayora Indah Tbk pada
tentang seluruh variabel penelitian yang tahun 2018 sebesar -0,041.
digunakan dengan melihat nilai rata-rata Variabel change in auditor yang diukur
(mean), nilai minimum, nilai maksimum, dan dengan variabel dummy menunjukkan bahwa
standar deviasi dari setiap variabel penelitian. perusahaan makanan dan minuman yang
Berikut adalah hasil dari uji statistik deskriptif melakukan pergantian auditor (skor 1)
variabel dependen dan independen dalam sebanyak 1,9% sedangkan yang tidak
penelitian ini: melakukan pergantian auditor (skor 0)
Tabel 2. Analisis Statistik Deskriptif sebanyak 98,1%.
Variabel change in director yang diukur
dengan variabel dummy menunjukkan bahwa
perusahaan makanan dan minuman yang
melakukan pergantian direksi (skor 1)
sebanyak 3,7% sedangkan yang tidak
melakukan pergantian direksi (skor 0)
sebanyak 96,3%.
Variabel frequent number of CEO’s
Picture dalam penelitian ini menunjukkan
Sumber : Hasil olah data (2022)
bahwa kecurangan laporan keuangan
Berdasarkan tabel diatas dapat diperoleh memiliki rata-rata (mean) sebesar 2,41
informasi bahwa kecurangan pada laporan dengan standar deviasi 1,381.
keuangan yang diprosikan dengan F-Score Variabel political connection yang diukur
sebagai variabel dependen memiliki rata-rata dengan variabel dummy menunjukkan bahwa
(mean) 0,0874 dengan standar deviasi perusahaan makanan dan minuman yang
0,19303. Nilai tersebut menunjukkan bahwa mempunyai koneksi politik (skor 1) sebanyak
nilai F-Score normal perusahaan yaitu 0,0874. 29,6% sedangkan yang tidak mempunyai
Namun ada perusahaan makanan dan koneksi politik (skor 0) sebanyak 70,4%.
minuman yang mempunyai nilai F-Score yang
cukup tinggi sebesar 0,56 yaitu perusahaan Uji Asumsi Klasik
Siantar Top Tbk pada tahun 2020 Sedangkan, a. Uji Multikolonearitas
perusahaan yang mempunyai nilai F-Score
paling rendah yaitu Wilmar Cahaya Indonesia Tabel 3. Hasil Uji Multikolonearitas
Tbk pada tahun 2019 sebesar -0,362.
Variabel External Pressure yang diukur
dengan leverage mempunyai rata-rata (mean)
sebesar 0,4345 dengan standar deviasi
0,15797. Namun ada perusahaan makanan dan
minuman yang memiliki Leverage yang cukup
tinggi sebesar 0,717 yaitu perusahaan Tunas
Baru Lampung Tbk tahun 2016, sedangkan
perusahaan makanan dan minuman yang
memiliki Leverage paling rendah adalah
perusahaan Ultrajaya Milk Industri and
Sumber : Hasil olah data (2022)
Trading Company Tbk pada tahun 2018
Hasil uji multikolinearitas diatas
sebesar 0,141.
menunjukkan bahwa semua variabel
Variabel Nature of Industry yang diukur
independen dalam penelitian ini mempunyai
dengan Receivable ratio mempunyai rata-rata
kriteria nilai tolerance ≥ 0,10 dan nilai VIF ≤
(mean) sebesar 0,0034 dengan standar deviasi

122 Jurnal Riset Terapan Akuntansi, Vol. 6 No. 2 2022


P-ISSN : 2579-969X ; E-ISSN : 2622-7940

10. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mempunyai pola titik yang menyebar ke atas
variabel independen dalam penelitian ini bebas dan kebawah 0 dalam sumbu Y serta tidak
dari multikolinearitas atau tidak terjadi membentuk pola yang teratur atau jelas.
korelasi antar variabel independen, objektif,
dan dapat dipercaya. Hasil Uji
a. Uji Kelayakan Model Regresi
b. Uji Autokorelasi (Uji F)
Tabel 5. Hasil Uji F
Tabel 4. Hasil Uji Autokorelasi

Sumber : Hasil olah data (2022) Sumber : Hasil olah data (2022)
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa Pada tabel 4.10 menunjukkan bahwa
hasil uji Durbin-Watson sebesar 2,147. Untuk tingkat signifikan sebesar 0,000 yang
menguji ada atau tidaknya autokerelasi dalam artinya nilai tersebut < 0,05, sehingga
uji Durbin-Watson (DW) yaitu dengan dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel
membandingkan nilai tabel yang independen yaitu external pressure, nature
menggunakan signifikasi 5%, dalam penelitian of industry, Change In Auditor, change in
ini total sampel (n=54) dan total variabel director, frequent number of CEO’s
independen (k=6). Dalam tabel Durbin- picture, dan political connection
Watson (DW) didapatkan nilai sebesar 1,3262 berpengaruh secara simultan terhadap
dan nilai du sebesar 1,8151. Hasil output SPSS kecurangan pada laporan keuangan.
nilai Durbin Watson (DW) sebesar 2,147.
Sehingga dalam penelitian ini dapat
b. Uji Signifikansi Parameter
disimpulkan bahwa persamaan regresi tidak
Individual (Uji Statistik t)
terdapat masalah autokorelasi antar residual
karena nilai DU (1,8151) < DW (2,147) < 4 - Tabel 6. Hasil Uji Statistik t (Uji T)
DU (2,1849).

c. Uji Heteroskedastisitas

Sumber: Hasil olah data (2022) Sumber : Hasil olah data (2022)
Gambar 6. Hasil Uji
Heteroskedastisitas Pengujian ini dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui apakah setiap
Hasil yang diperoleh dari grafik
variabel independen berpengaruh
scatterplot diatas dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi heteroskedastisitas karena

Jurnal Riset Terapan Akuntansi, Vol. 6 No. 2 2022 123


P-ISSN : 2579-969X ; E-ISSN : 2622-7940

secara parsial terhadap variabel dimiliki adalah negatif. Jadi, dapat


dependen. disimpulkan bahwa H1 dalam penelitian
ini ditolak dimana external pressure
c. Uji Koefisien Determinasi (R2) berpengaruh negatif terhadap kecurangan
Menurut (Ghozali, 2018), uji koefisien pada laporan keuangan.
determinasi (R2) digunakan untuk Dalam penelitian ini, External
mengukur seberapa jauh kemampuan pressure yang diukur dengan rasio
variabel independen dalam menerangkan Leverage (LEV) secara parsial
variabel dependen. Nilai koefisien berpengaruh negatif terhadap kecurangan
determinasi terletak antara nol dan satu. laporan keuangan. Semakin tinggi rasio
Berikut hasil uji koefisien determinasi Leverage (LEV) maka semakin rendah
(R2): tingkat kecurangan laporan keuangan.
Pihak eksternal perusahaan seperti
Tabel 7. Hasil Uji Koefisien Determinasi kreditor dapat mengawasi siklus utang
(R2) perusahaan sehingga potensi perusahaan
melakukan kecurangan laporan keuangan
kecil. Hal tersebut guna menjaga citra
baik perusahaan yang akan membuat
kreditor menyetujui pengajuan pinjaman.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian
Agustina & Pratomo (2019) yang
menyatakan bahwa rasio Leverage (LEV)
memiliki pengaruh negatif terhadap
Sumber : Hasil olah data (2022) kecurangan pada laporan keuangan.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Pengaruh Nature of Industry Terhadap
dari uji koefisien determinasi, mempunyai Kecurangan Laporan Keuangan
nilai R Square (R2) sebesar 0,522 atau Hipotesis kedua yang diajukan dalam
52,2%. Maka dapat ditarik kesimpulan penelitian ini adalah nature of industry
bahwa variabel independen yang terdiri berpengaruh positif terhadap kecurangan
dari external pressure, nature of industry, pada laporan keuangan. Hasil yang
Change In Auditor, change in director, ditunjukkan dalam penelitian ini yaitu
frequent number of CEO’s picture, dan nilai sig yang diperoleh sebesar 0,000 <
political connection dapat menjelaskan 0,05. Sehingga nature of industry
variabel dependen yaitu potensi berpengaruh terhadap kecurangan pada
kecurangan laporan keuangan sebesar laporan keuangan. Namun, nilai konstanta
52,2% dan sisanya 47,8% dipaparkan pada analisis regresi linear berganda
variabel lain yang tidak dipakai dalam diketahui sebesar -4,609 sehingga arah
penelitian ini. hubungan yang dimiliki adalah negatif.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa
Pembahasan Hasil Penelitian H2 dalam penelitian ini ditolak karena
Pengaruh External Pressure Terhadap nature of industry berpengaruh negatif
Kecurangan Laporan Keuangan terhadap kecurangan pada laporan
Hipotesis pertama yang diajukan pada keuangan.
penelitian ini adalah external pressure Dalam penelitian ini mempunyai nilai
memiliki pengaruh positif terhadap koefisien negatif yang berbanding terbalik
kecurangan pada laporan keuangan. Hasil dengan hipotesis, artinya apabila rasio
yang ditunjukkan dalam penelitian ini piutang mengalami kenaikan maka
yaitu nilai sig yang diperoleh sebesar potensi kecurangan laporan keuangan
0,002 < 0,05. Sehingga external pressure mengalami penurunan. Kecurangan yang
berpengaruh signifikan terhadap ada dalam perusahaan dapat dengan cepat
kecurangan pada laporan keuangan. terdeteksi dengan adanya Sistem
Namun, nilai konstanta pada analisis Pengendalian Internal (SPI) dan kontrol
regresi linear berganda diketahui sebesar - yang baik dalam perusahaan terhadap
0,490 sehingga arah hubungan yang akun-akun yang memerlukan pengawasan

124 Jurnal Riset Terapan Akuntansi, Vol. 6 No. 2 2022


P-ISSN : 2579-969X ; E-ISSN : 2622-7940

subjektif. Penelitian ini sejalan dengan kecurangan pada laporan keuangan. Hasil
penelitian Hadi et al. (2021) yang yang ditunjukkan dalam penelitian ini
menyatakan bahwa nature of industry yaitu nilai sig yang diperoleh sebesar
memiliki pengaruh negatif terhadap 0,048 < 0,05. Sehingga change in director
kecurangan pada laporan keuangan. berpengaruh signifikan terhadap
kecurangan pada laporan keuangan.
Pengaruh Change in Auditor Terhadap Namun, nilai konstanta pada analisis
Kecurangan Laporan Keuangan regresi linear berganda diketahui sebesar
Hipotesis ketiga yang diajukan dalam 0,211 sehingga arah hubungan yang
penelitian ini adalah Change In Auditor dimiliki adalah positif. Jadi, dapat
berpengaruh positif terhadap kecurangan disimpulkan bahwa H4 dalam penelitian
pada laporan keuangan. Hasil yang ini diterima dimana change in director
ditunjukkan dalam penelitian ini yaitu berpengaruh positif signifikan terhadap
nilai sig yang diperoleh sebesar 0,496 > kecurangan pada laporan keuangan.
0,05. Sehingga Change In Auditor tidak Dalam penelitian ini change in
berpengaruh signifikan terhadap director memiliki pengaruh positif
kecurangan pada laporan keuangan. terhadap kecurangan laporan keuangan.
Namun, nilai konstanta pada analisis Hal ini dikarenakan pergantian direksi
regresi linear berganda diketahui sebesar - dinilai dapat menyembunyikan
0,100 sehingga arah hubungan yang kecurangan laporan keuangan yang telah
dimiliki adalah negatif. Jadi, dapat dilakukan oleh direksi sebelumnya.
disimpulkan bahwa H3 dalam penelitian Perusahaan yang melakukan fraud
ini ditolak dimana Change In Auditor biasanya sering melakukan pergantian
tidak berpengaruh terhadap kecurangan direksi karena dalam kondisi tersebut
pada laporan keuangan. perusahaan mengalami stress period
Sesering apapun pergantian auditor dimana perusahaan sedang tidak stabil.
disuatu perusahaan tidak memengaruhi Penelitian ini sejalan dengan penelitian
potensi kecurangan laporan keuangan. yang dilakukan oleh Larum et al. (2021)
Hal ini terjadi karena manajemen suatu yang mengatakan bahwa Change in
perusahaan terbiasa dengan auditor Director berpengaruh positif terhadap
eksternal yang mempunyai kinerja yang kecurngan laporan keuangan. Namun,
cukup bagus sehingga apabila terjadi hasil penelitian ini bertolak belakang
pergantian auditor atau tidak, mereka dengan penelitian Yulianti. et al. (2019)
tetap tidak akan melakukan kecurangan. yang menyatakan bahwa DCHANGE
Pergantian auditor yang dilakukan tidak (Change in Director) tidak memiliki
mempengaruhi waktu yang dibutuhkan pengaruh terhadap kecurangan pelaporan
auditor untuk menyelesaikan tugasnya keuangan.
dan tidak menunjukkan bahwa
perusahaan telah melakukan kecurangan Pengaruh Frequent Number of CEO’s
(Widharma & Susilowati, 2020). Tidak Picture Terhadap Kecurangan
hanya itu, perusahaan harus mampu Laporan Keuangan
membangun dan membiasakan sikap Hipotesis kelima yang diajukan
untuk tidak merasionalisasi tindakan dalam penelitian ini adalah frequent
kecurangan pada setiap individu di number of CEO’s picture berpengaruh
perusahaan kemudian menerapkan hal positif terhadap kecurangan pada laporan
tersebut sebagai budaya organisasi. keuangan. Hasil yang ditunjukkan dalam
Penelitian ini sejalan dengan penelitian penelitian ini yaitu nilai sig yang
Imtikhani & Sukirman (2021) dan Hadi et diperoleh sebesar 0,031 < 0,05. Sehingga
al. (2021). frequent number of CEO’s picture
berpengaruh signifikan terhadap
Pengaruh Change in Director Terhadap kecurangan pada laporan keuangan.
Kecurangan Laporan Keuangan Namun, nilai konstanta pada analisis
Hipotesis keempat yang diajukan regresi linear berganda diketahui sebesar
dalam penelitian ini adalah change in 0,033 sehingga arah hubungan yang
director berpengaruh positif terhadap dimiliki adalah positif. Jadi, dapat

Jurnal Riset Terapan Akuntansi, Vol. 6 No. 2 2022 125


P-ISSN : 2579-969X ; E-ISSN : 2622-7940

disimpulkan bahwa H5 dalam penelitian 5. SIMPULAN DAN SARAN


ini diterima dimana frequent number of
CEO’s picture berpengaruh positif SIMPULAN
terhadap kecurangan pada laporan Berdasarkan analisis dan pengujian
keuangan. hipotesis yang telah dilakukan, maka
Hasil penelitian ini menunjukkan dapat diambil kesimpulan yaitu : External
bahwa semakin banyak total foto CEO Pressure berpengaruh negatif terhadap
yang ada dalam laporan tahunan terjadinya kecurangan pada laporan
perusahaan menunjukkan tingginya keuangan. Nature of Industry
tingkat arogansi CEO dalam perusahaan berpengaruh negatif terhadap terjadinya
tersebut. Tinnginya sikap arogansi kecurangan pada laporan keuangan.
menyebabkan terjadinya kecurangan Change In Auditor tidak berpengaruh
karena superioritas yang ada pada diri terhadap terjadinya kecurangan pada
CEO, sehingga CEO merasa bahwa laporan keuangan. Change in Director
pengendalian internal tidak berlaku berpengaruh positif terhadap terjadinya
padanya. Penelitian tersebut sejalan kecurangan pada laporan keuangan.
dengan penelitian Bawekes et al. (2018). Frequent Number of CEO’s Picture
Namun, hasil penelitian ini bertolak berpengaruh positif terhadap terjadinya
belakang dengan penelitian Yulianti. et al. kecurangan pada laporan keuangan.
(2019) yang menyatakan bahwa frequent Political Connection berpengaruh negatif
number of CEO’s picture (CEO PIC) terhadap terjadinya kecurangan pada
tidak berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan.
laporan keuangan. SARAN
1. Penelitian selanjutnya diharapkan
Pengaruh Political Connection dapat menambahkan variabel
Terhadap Kecurangan Laporan penelitian yang digunakan untuk
Keuangan menganalisis kecurangan pelaporan
Hipotesis keenam yang diajukan keuangan.
dalam penelitian ini adalah political 2. Penelitian ini menggunakan
connection berpengaruh positif terhadap perusahaan sub sektor manufaktur
kecurangan pada laporan keuangan. Hasil yaitu food and beverage tahun 2016 –
yang ditunjukkan dalam penelitian ini 2020. Penelitian selanjutnya
yaitu nilai sig yang diperoleh sebesar diharapkan menggunakan perusahaan
0,012 < 0,05. Sehingga external pressure yang memiliki populasi yang lebih
berpengaruh terhadap kecurangan pada besar dan tahun penelitian yang lebih
laporan keuangan. Namun, nilai konstanta panjang sehingga sampel yang
pada analisis regresi linear berganda dimiliki juga ebih banyak dan variatif.
diketahui sebesar -0,126 sehingga arah 3. Penelitian selanjutnya diharapkan
hubungan yang dimiliki adalah negatif. dapat menggunakan sektor lain seperti
Jadi, dapat disimpulkan bahwa H6 dalam sektor publik dan pemerintahan yang
penelitian ini ditolak dimana political sering terjadi kecurangan sehingga
connection berpengaruh negatif terhadap lingkup penelitian menjadi lebih luas.
kecurangan pada laporan keuangan.
Penelitian ini menunjukkan bahwa 6. DAFTAR PUSTAKA
kolusi yang diproksikan dengan political Agustina, R. D., & Pratomo, D. (2019).
connection berpengaruh negatif terhadap Pengaruh Fraud Pentagon Dalam
kecurangan laporan keuangan. Hal Mendeteksi Kecurangan Pelaporan
tersebut dikarenakan pihak manajemen Keuangan. Jurnal Ilmiah Manajemen,
perusahaan yang mempunyai koneksi Ekonomi, & Akuntansi (MEA), 3(1), 44–
politik tidak serta merta memanfaatkan 62.
posisi yang dimilikinya untuk https://doi.org/10.31955/mea.vol3.iss1.pp
memperoleh keuntungan pribadi atau 44-62
kelompok. Penelitian ini sejalan dengan Aprilia. (2017). Analisis Pengaruh Fraud
penelitian Larum et al. (2021) dan Pentagon Terhadap Kecurangan Laporan
Imtikhani & Sukirman (2021). Keuangan Menggunakan Beneish Model
126 Jurnal Riset Terapan Akuntansi, Vol. 6 No. 2 2022
P-ISSN : 2579-969X ; E-ISSN : 2622-7940

Pada Perusahaan Yang Menerapkan https://doi.org/10.24167/jab.v19i1.3654


Asean Corporate Governance Scorecard. Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976).
Jurnal ASET (Akuntansi Riset), 9(1), Theory Of The Firm: Managerial
101–132. Behavior, Agency Costs And Ownership
https://doi.org/10.17509/jaset.v9i1.5259 Structure. Journal of Financial
Bawekes, H. F., Simanjuntak, A. M., & Economics, 3(10), 305–360.
Christina Daat, S. (2018). Pengujian https://doi.org/10.1177/00187267188126
Teori Fraud Pentagon Terhadap 02
Fraudulent Financial Reporting (Studi Kemenperin. (2020). Laporan Kinerja
Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar Kementrian Perindustrian Tahun 2020.
di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011- Kusumosari, L., & Solikhah, B. (2021).
2015). Jurnal Akuntansi & Keuangan Analisis Kecurangan Laporan Keuangan
Daerah, 13(1), 114–134. Melalui Fraud Hexagon Theory.
Cressey, D. (1953). Other people’s money: JURNAL ILMIAH AKUNTANSI DAN
dalam: The Internal Auditor as Fraud KEUANGAN, 4(2), 753–767.
Buster. Hilson, William. Et. Al. 1999. Larum, K., Zuhroh, D., & Subiyantoro, E.
Managerial Auditing Journal, MCB (2021). Fraudulent Financial Reporting :
University Press. Menguji Potensi Kecurangan Pelaporan
Crowe, H. (2011). The Mind Behind The Keuangan dengan Menggunakan Teori
Fraudsters Crime: Key Behavioral and Fraud Hexagon. Accounting and
Environmental Element. In Crowe Financial Review, 4(1), 82–94.
Horwarth International. Matangkin, L., Ng, S., & Mardiana, A. (2018).
Dechow, P. M., Ge, W., Larson, C. R., & Pengaruh Kemampuan Manajerial dan
Sloan, R. G. (2011). Predicting Material Koneksi Politik Terhadap Reaksi
Accounting Misstatements. Investor Dengan Kecurangan Laporan
Contemporary Accounting Research, Keuangan Sebagai Variabel Mediasi.
28(1), 17–82. Jurnal Sistem Informasi, Manajemen
https://doi.org/10.1111/j.1911- Dan Akuntansi (SIMAK), 16, 182–209.
3846.2010.01041.x https://doi.org/10.35129/simak.v16i02.42
Fan, J. P. H., And, T. J. W., & Zhang, T. Nugroho, H. (2017). Analisis Financial
(2007). Politically connected CEOs, Statement Fraud Dalam Perspektif
corporate governance, and Post-IPO Triangle Fraud Pada Perbankan Yang
performance of China’s newly partially Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
privatized firms. Journal of Financial Periode 2010-2014. Jurnal STIE
Economics, 84(2), 330–357. Gentiaras, IX(1), 1–9.
Faradiza, S. A. (2016). Fraud Pentagon Dan http://jurnal.gentiaras.ac.id/index.php/Ge
Kecurangan Laporan Keuangan. EkBis: ma/article/download/65/54
Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 2(1), 1–22. Perindustrian, K. (2018). Laporan Kementrian
https://doi.org/10.14421/ekbis.2018.2.1.1 Perindustrian (Kinerja Manufaktur
060 Tahun 2018).
Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Pratiwi, N. R., & Nurbaiti, A. (2018). Analisis
Multivariate Dengan Program IBM SPSS Fraud Pentagon Dalam Mendeteksi
25. Universitas Diponegoro. Kecurangan Laporan Keuangan Dengan
Hadi, M. S. W., Kirana, D. J., & Wijayanti, A. Metode F-Score Model (Studi Empiris
(2021). Pendeteksian Fraudulent Pada Perusahaan Pertambangan Yang
Financial Reporting Dengan Fraud Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei)
Hexagon Pada Perusahaan di Indonesia. Periode 2012-2016). E-Proceeding of
Business Management, and Accounting Management, 5(3), 3299–3307.
National Seminar, 2, 1036–1052. Richardson, S. A., Sloan, R. G., Soliman, M.
Imtikhani, L., & Sukirman, S. (2021). T., & Tuna, I. (2005). Accrual reliability,
Determinan Fraudulent Financial earnings persistence and stock prices.
Statement Melalui Perspektif Fraud Journal of Accounting and Economics,
Hexagon Theory Pada Perusahaan 39(3), 437–485.
Pertambangan. Jurnal Akuntansi Bisnis, https://doi.org/10.1016/j.jacceco.2005.04
19(1), 96. .005

Jurnal Riset Terapan Akuntansi, Vol. 6 No. 2 2022 127


P-ISSN : 2579-969X ; E-ISSN : 2622-7940

Rusmana, O., & Tanjung, H. (2020). Variable. Journal of Accounting and


Identifikasi Kecurangan Laporan Strategic Finance, 3(2), 243–257.
Keuangan Dengan Fraud Pentagon Studi https://doi.org/10.33005/jasf.v3i2.135
Empiris Bumn Terdaftar Di Bursa Efek Wolfe, D. T., & Hermanson, D. R. (2004). The
Indonesia. Jurnal Ekonomi, Bisnis, Dan Fraud Diamond : Considering the Four
Akuntansi, 21(4). Elements of Fraud. The CPA Journal,
https://doi.org/10.32424/jeba.v21i4.1545 74(12), 38–42.
Sari, S. P., & Nugroho, N. K. (2020). Yulianti., Pratami, S. R., Widowati, Y. S., &
Financial Statements Fraud dengan Prapti, L. (2019). Influence of fraud
Pendekatan Vousinas Fraud Hexagon pentagon toward fraudulent financial
Model: Tinjauan pada Perusahaan reporting in Indonesia an empirical study
Terbuka di Indonesia. IHTIFAZ: Islamic on financial sector listed in Indonesian
Economic, Finance and Banking(ACI- stock exchange. International Journal of
IJIEFB), 409–430. Scientific and Technology Research,
http://www.seminar.uad.ac.id/index.php/i 8(8), 237–242.
htifaz/article/view/3641
Septriyani, Y., & Handayani, D. (2018).
Mendeteksi Kecurangan Laporan
Keuangan dengan Analisis Fraud
Pentagon. Jurnal Akuntansi, Keuangan
Dan Bisnis, 11(1), 11–23.
Ulfah, M., Nuraina, E., & Wijaya, A. L.
(2017). Pengaruh Fraud Pentagon Dalam
Mendeteksi Fraudulent Financial
Reporting (Studi Empiris Pada
Perbankan Di Indonesia Yang Terdaftar
Di Bei. Forum Ilmiah Pendidikan
Akuntansi, 5(1), 399–418. Fraud, Fraud
Pentagon, Fraudulent Financial
Reporting
Vivianita, A., & Indudewi, D. (2018).
Financial Statement Fraud Pada
Perusahaan Pertambangan Yang
Dipengaruhi Oleh Fraud Pentagon
Theory (Studi Kasus Di Perusahaan
Tambang Yang Terdaftar Di Bei Tahun
2014-2016). Jurnal Dinamika Sosial
Budaya, 20(1), 1–15.
https://doi.org/10.26623/jdsb.v20i1.1229
Vousinas, G. L. (2019). Fraud-The human face
of fraud: Understanding the suspect is
vital to any investigation. CA Magazine-
Chartered Accountant, 136(4), 1–18.
Warsidi, Pramuka, B. A., & Suhartinah.
(2018). Determinant Financial Statement
Fraud: Perspective Theory of Fraud
Diamond (Studi Empiris pada
Perusahaan Sektor Perbankan di
Indonesia Tahun 2011-2015). Jurnal
Ekonomi, Bisnis, Dan Akuntansi (JEBA),
20(3), 1–19.
Widharma, F., & Susilowati, E. (2020).
Auditor Switching, Financial Distress,
and Financial Statement Fraud Practices
with Audit Report Lag as Intervening

128 Jurnal Riset Terapan Akuntansi, Vol. 6 No. 2 2022

Anda mungkin juga menyukai