Anda di halaman 1dari 16

Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Finansial Indonesia Volume 4, No.

2, April 2021
P-ISSN : 2598-5035; E-ISSN : 2684-8244

Pengaruh Dimensi Fraud Diamond terhadap Kecurangan Laporan Keuangan

The Influence of Fraud Diamond Dimention on Fraudulent Financial Statement

Anita Primastiwi1, Sri Ayem2, Saeful3


1Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa – Yogyakarta
2Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa – Yogyakarta
3Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa – Yogyakarta

Email : anita.primas@ustjogja.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini bermaksud untuk membuktikan Pengaruh Dimensi Fraud Diamond terhadap
Kecurangan Laporan Keuangan. Fraud diamond merupakan jenis keccurangan yang memiliki
empat elemen diantaranya yaitu tekanan, peluang, rasionalisasi, dan kemampuan. Jenis data
yang digunakan adalah data sekunder yang berasal dari www.idx.co.id. Penelitian ini
menggunakan data kuantitatif dengan populasi yang digunakan adalam perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2016-2019 dengan total sampel yang
dipakai sebanyak 54 perusahaan. penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda
dengan bantuan program SPSS Versi 20. Hasil regresi menemukan bahwa elemen kecurangan
seperti peluang dan kemampuan memiliki pengaruh signifikan terhadap kecurangan laporan
keuangan, sedangkan elemen kecurangan seperti tekanan dan rasionalisasi tidak memiliki
pengaruh signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan.
Kata Kunci : Fraud Diamond, Kecurangan Laporan Keuangan

ABSTRACT

This research aims to examine the Influence of Fraud Diamond Dimention on Fraudulent
Financial Statement. Fraud diamond is one of the type of fraud which is consist of four element
such as pressure, opportunity, rationalization, and capabillity. The type of data used is secondary
data taken www.idx.co.id. This research using quantitative data with population is manufacturing
companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) from 2016-2019 with the sample
obtained 54 manufactured companies. This research using multiple regression analysis with the
help of SPSS version 20. The regression result found that the element fraud like opportunity and
capability has significant effect on fraudulent financial statement, while pressure and
rationalization has no significant effect on fraudulent financial statement.

Keywords: fraud diamond, fraudulent financial statement

Hal. 95
Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Finansial Indonesia Volume 4, No. 2, April 2021
P-ISSN : 2598-5035; E-ISSN : 2684-8244

PENDAHULUAN
Perkembangan bisnis dan industri sedang mengalami pertumbuhan di indonesia. Munculnya
perusahaan-perusahaan berskala besar dari berbagai sektor menjadi salah satu ciri bahwa
proses pertumbuhan sedang berjalan. Dengan mengarah dan berorientasi pada persaingan
global mendorong setiap perusahaan semakin kompetitif sehingga setiap perusahaan diwajibkan
untuk selalu menyajikan informasi-informasi keuangan yang berkualitas melalui laporan
keuangan. Laporan keuangan memberikan gambaran keadaan perusahaan yang sesungguhnya.
Informasi kondisi keuangan perusahaan yang terdapat dalam laporan keuangan merupakan point
penting yang harus diperhatikan bagi para pemangku kepentingan (Arum, Nazar, & Aminah,
2017).
Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat mendorong perusahaan menghalakan
segala cara walaupun kondisi perusahaan sedang terpuruk. Beragam cara dilakukan demi
mendapatkan perhatian lebih dari para stakeholder. Tindakan kecurangan laporan keuangan
menjadi jalan keluar yang dapat dilakukan perusahaan. Kecurangan tersebut biasanya dilakukan
dengan melakukan perubahan dalam hal kebijakan penggunaan metode akuntansi sehingga
dapat memperlihatkan laba yang baik. Hal ini menjadi informasi bahwa apabila perusahaan
membukukan laba maka stakeholder menganggap perusahaan sedang dalam kondisi yang baik.
Tindakan tersebut disebut dengan praktik manajemen (Masruri & Herawaty, 2017).
Praktik Manajemen laba timbul karena adanya ketidakseimbangan informasi oleh principal
dan agent. Manajemen laba diidentikan dengan laba yang besar. Agent akan memberikan
informasi yang tidak benari kepada principal melalui tindakan manipulasi laba perusahaan sesuai
dengan keinginan manager (Taco & Ilat, 2016). Semakin besar laba perusahaan
mengindikasikan bahwa perusahaan sedang dalam kondisi baik sehingga membuat para investor
menaruh perhatian lebih terhadap perusahaan.
Kasus kecurangan laporan keuangan banyak terjadi di Indonesia. Seperti yang dimuat oleh
www.economy.okezone.com (2020) PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) merupakan salah satu
perusahaan asuransi BUMN yang telah terbukti telah melakukan kecurangan laporan keuangan.
Kasus ini diketahui setelah BPK melakukan dua kali investigasi sepanjang tahun 2010-2019
dengan mendapatkan hasil bahwa PT. Jiwasraya telah melakukan rekayasa akuntansi atau
windowdressing yang berakibat pada laba semu padahal realitanya perusahaan BUMN tersebut
mengalami kerugian.
Penelitian tentang kecurangan laporan keuangan telah banyak dilakukan sebelumnya
diantaranya adalah penelitan Yesiariani & Rahayu (2017) mengenai pendeteksian financial
statement fraud dengan menggunakan pengujian fraud diamond. Hasil tersebut mengungkapkan
bahwavariabel tekanan eksternal dan rasionalisasi terbukti berpengaruh signifikan positif dan
variabel stabilitas keuangan, target keuangan, pergantian auditor, kebutuhan keuangan pribadi,
kondisi industri, pengawasan yang tidak efektif dan kemampuan tidak berpengaruh terhadap
financial statement fraud.
Berdasarkan latar belakang tersebut sehingga rumusan masalah dalam penelitian ini berisi
tentang apakah dimensi fraud diamond yang terdiri dari pressue, opportunity, ratinalization, dan
capability berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan. Sampel dalam penelitian ini
merupakan sampel yang telah sesuai dengan kriteria purposive sampling yang berasal dari
perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2016-2019. Dengan manfaat
dari penelitian ini yaitu memberikan kontribusi baik secara praktis maupun teoritis.

Hal. 96
Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Finansial Indonesia Volume 4, No. 2, April 2021
P-ISSN : 2598-5035; E-ISSN : 2684-8244

LANDASAN TEORI
Teori Agensi
Teori keagenan memberikan gambaran terkait hubungan antara principal sebagai
pemegang saham dan agent sebagai manajer perusahaan (Jensen & Meckling, 1976).
Hubungan kedua pihak tersebut menimbulkan perbedaan kepentingan karena agent sebagai
manajer perusahaan berhak mendapatkan imbalan yangg tinggi atas usaha yang dilakukan,
sedangkan principal sebagai pemegang saham juga berhak untuk mendapatkan keuntungan
yang tinggi atas saham yang ditanamkan. Adanya perbedaaan tersebut yang menimbulkan
konflik kepentingan.
Kecurangan laporan keuangan dalam teori agensi menjelaskan bahwa perbedaan
kepentingan dapat menuju ke arah ketidakselarasan informasi (asimetri informasi) sehingga
sebagai manajer perusahaan agent akan melakukan segala cara agar mendapatkan keuntungan
yang besar dari principal melalui manipulasi angka-angka seperti melakukan praktik manajemen
laba (Nurbaiti & Hanafi, 2017).
Teori Atribusi
Teori atribusi merupakan teori yang mendeskripsikan suatu kejadian, penyebab, alasan
yang terjadi diakibatkan oleh faktor lingkungan dari luar dan dalam, sehingga memberikan
gambaran perilaku kepemimpinan seseorang tersebut. Tindakan fraud akan terjadi apabila
terdapat kesempatan (opportunity) untuk melakukan tindakan tersebut. kesempatan tersebut
hanya dapat di kurangi dengan menerapkan sistem pengendalian internal yang efektif dan efisien
(Wirakusuma & Setiawan, 2019).
Teori Akuntansi Positif
Teori akuntansi positif memiliki gambaran dan memperkirakan dampak yang akan terjadi
ketika merancang suatu kebijakan atau metode akuntansi oleh manajer perusahaan.
Kemungkinan perusahaan akan melakukan tindakan yang dapat memberikan keuntungan pribadi
atau biasa disebut dengan tindakan oportunis (opportunistic behavior) (Saadah, 2018). Watts &
Zimmerman (1990) dalam makalahnya yang berjudul “Positive Accounting Theory: A Ten Years
Perspective” mengemukakan ada 3 (tiga) hipotesis yang berkaitan dengan praktik akuntansi
dalam perusahaan yaitu bonus plan hypotesis, hipotesis hutang atau ekuitas, dan hipotesis biaya
politik
Fraud Model
Fraud model ditemukan pertama kali oleh Donald R.Cressey tahun 1953. Definisi penipuan
menurut ACFE Indonesia Chapter (2016) penipuan adalah tindakan melanggar hukum yang
sengaja dilakukan untuk tujuan tertentu (memanipulasi atau memberikan laporan palsu kepada
pihak lain), yang dilakukan oleh individu atau sekelompok orang dari dalam atau di luar
organisasi untuk mendapatkan pribadi atau kelompok manfaat, yang secara langsung atau tidak
langsung membahayakan pihak lain. Dari model tersebut yang paling banyak diterima untuk
menjelaskan mengapa orang melakukan kecurangan adalah segitiga kecurangan (fraud triangle).
Namun, Wolfe & Hermanson (2004) memasukkan model capability (kemampuan) permodalan ke
dalam model Cressey, mengubahnya dari sebuah segitiga menjadi berlian dalam artikel mereka
"The Fraud Diamond: : Mempertimbangkan empat elemen kecurangan”. Berikut adalah elemen
yang menjadi faktor penyebab perusahaan melakukan tindakan kecurangan laporan keuangan:

Hal. 97
Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Finansial Indonesia Volume 4, No. 2, April 2021
P-ISSN : 2598-5035; E-ISSN : 2684-8244

1. Tekanan (Pressure)
Cressey mengungkapkan bahwa kasus kecurangan dapat terjadi apabilla seseorang
mendapatkan tekanan dari dalam dirinya sendiri atau dari pihak eksternal.
2. Kesempatan (Opportunity)
Ozcelik (2020) mengungkapkan saat peluang membuka pintu penipuan, kondisi tersebut
seakan-akan memberikan kesempatan kepada pihak manajemen untuk mengarahkan
melakukan tindakan kecurangan.
3. Rasionalisasi (Rationalization)
Rasionalisasi adalah sebuah sikap yang menganggap bahwa tindakan kecurangan yang
dilakukan oleh seseorang merupakan hal yang wajar (Omar, Johari, & Smith, 2017).
4. Kemampuan (Capability)
Wolfe & Hermanson (2004) mengungkapkan bahwa seseorang dapat melakukan kecurangan
karena memiliki kemampuan atau keahlian dalam melakukan kecurangan atau posisi dan
jabatan.

Pengembangan Hipotesis
Pengaruh Variabel Pressure terhadap Kecurangan Laporan Keuangan.
Tekanan tersebut akan menjadi pemicu bagi pihak perusahaan dalam melakukan rekayasa
laporan keuangan. Manajemen akan lebih mencari segala jalan keluar demi mendapatkan
pinjaman dan akan berusaha untuk menampilkan laporan keuangan yang sempurna agar dinilai
kinerjanya baik. Variabel tekanan eksternal diproksikan dengan tingkat leverage. Leverage
disebut sebagai kondisi dimana perusahaan mampu dalam memaksimalkan penggunaan aset
atau aktiva yang memiliki liabilitas atau hutang dengan tujuan untuk mendapatkan return
sehingga dapat memaksimalkan kekayaan perusahaan (Aprilia, 2017).
Dalam teori agensi bahwa tekanan eksternal yang diproksikan dengan tingkat leverage
terjadi karena adanya perbedaan kepentingan. Keputusan manajer sebagai pengatur perusahaan
memiliki kewenangan tersendiri, dengan menginginkan tingkat return dan pengoptimalan sistem
operasional perusahaan yang tinggi, perusahaan dapat memaksimalkan operasionalnya melaui
pembelian aset-aset perusahaan dengan menggunakan jumlah utang yang dimiliki atau disebut
dengan leverage, utang tersebut diperoleh dari para stakeholder dengan mempertimbangkan
kondisi perusahaan salah satunya yaitu laba. Perusahaan cenderung menggunakan jalan
tersebut sebagai cara guna menarik dana dari pihak ketiga. Hal inilah yang menjadi tanggung
jawab sekaligus tekanan eksternal bagi perusahaan untuk mengemalikan kembali dana yang
telah dipinjamkan dari pihak ketiga.
Penelitian yang dilakukan oleh Yesiariani & Rahayu (2017) dan Nur Fajri (2018)
menunjukkan bahwa variabel pressure (LEV) dan terbukti berpengaruh positif signifikan terhadap
financial statement fraud. Namun, hasil penelitian tersebut tidak selaras dengan penelitian Aprilia
(2017), Syahria (2019) dan Dinata, Suryandari & Munidewi (2019) yang menyebutkan bahwa
tekanan sepereti tekanan eksternal tidak memiliki pengaruh terhadap kecurangan laporan
keuangan. Berdasarkan penjelasan tersebut maka hipotesis pertama penelitian ini yaitu:
H1 : Variabel Pressure berpengaruh positif terhadap Kecurangan Laporan Keuangan.

Hal. 98
Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Finansial Indonesia Volume 4, No. 2, April 2021
P-ISSN : 2598-5035; E-ISSN : 2684-8244

Pengaruh Variabel Opportunity Terhadap Kecurangan Laporan Keuangan


Menurut Dinata et al., (2019) menjelaskan bahwa terdapatnya pengawasan yang kurang
efektif, hal ini dapat memunculkan kesempatan bagi manajemen untuk melakukan kecurangan
baik untuk keuntungan pribadi maupun pihak-pihak yang terkait. Sehingga, semakin kecil rasio
jumlah dewan komisaris independen, maka semakin tinggi risiko kecurangan laporan keuangan.
Dalam teori atribusi menyatakan bahwa tindakan fraud di akibatkan oleh beberapa faktor
salah satunya yaitu faktor eksternal. Faktor ini biasanya berupa kesempatan atau peluang yang
dapat digunakan oleh manajemen perusahaan salah satunya yaitu dewan komisaris independen.
Sebagai pihak yang diberi tanggungjawab untuk melaksanakan prinsip tata kelola perusahaan
(corporate governance) ada kemungkinan hal-hal yang dapat dilakukan apabila jumlah komisaris
independen lebih dari satu salah satunya yaitu tindakan fraud. Karena ketika jumlah dewan
komisaris independen banyak maka kesempatan semakin terbuka bagi mereka untuk saling
bekerjasama untuk melakukan manajemen laba demi memberikan informasi terbaik kepada para
stakeholders.
Dalam penelitian Dinata et al., (2019) menjelaskan bahwa secara parsial, ketidakefektifan
pengawasan memiliki pengaruh positif signifikan terhadap fraudulent financial statement.
Sedangkan, penelitian tersebut tidak didukung oleh penelitian Nur Fajri (2018) bahwa variabel
ineffective monitoring tidak berpengaruh terhadap financial statements fraud. Sehingga penelitian
dalam hipotesis ini yaitu:
H2 : Variabel opportunity berpengaruh positif terhadap kecurangan laporan keuangan

Pengaruh Variabel Rationalization Terhadap Kecurangan Laporan Keuangan


Rasionalisasi sulit ditemukan indikatornya karena berhubungan dengan keadaan pikiran.
Karena rasionalisasi sulit untuk diidentifikasi, faktor risiko penipuan yang akan mewakili elemen
ini adalah laba yang agresif atau tidak realistis (Omar et al., 2017). Alasan dipilihnya indikator ini
adalah karena manajer pada tingkat profitabilitas yang rendah pada laporan keuangan dengan
menaikkan laba sehingga menarik investor dan jika ada terdapat banyak investor,
mengindikasikan perusahaan tidak akan bangkrut yang nantinya akan meningkatkan reputasi
perusahaan.
Dalam teori agensi bahwa rasionalisasi yang diproksikan dengan ROA terjadi karena
adanya asimetri kepentingan antara pihak manajemen perusahaan dengan pemegang saham.
ROA yang tinggi mengindikasikan bahwa kondisi perusahaan sedang dalam keadaan baik dan
dapat mendorong pemegang saham untuk berkontribusi terhadap perusahaan. Namun, apabila
kondisi tersebut justru sebaliknya dengan ROA yang kecil, maka akan mendorong perusahaan
melakukan tindakan praktik manajemen laba sehingga laba yang diperlihatkan dirasa baik
menurut sudut pandang pemegang saham. Penelitian Omar et al., (2017) dan Andriani (2019)
menemukan bahwa rasionalisasi yang diproksikan dengan tingkat profitabilitas berpengaruh
negatif terhadap fraudulent financial statement. Sehingga hipotesis ketiga ini adalah:
H3: Variabel Rationalization berpengaruh negatif terhadap Kecurangan Laporan
Keuangan.

Pengaruh Variabel Capability Terhadap Kecurangan Laporan Keuangan


Menurut Yesiariani & Rahayu (2017) menjelaskan bahwa kemampuan (capability)
merupakan tingkat keyakinan yang dimiliki seseorang dalam menggunakan laporan keuangan
sebagai sarana untuk berbuat kecurangan. Perubahan direksi menjadi proksi variabel capability.
Pergantian direksi dinilai mampu dalam merepresentasikan kemampuan dalam melakukan

Hal. 99
Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Finansial Indonesia Volume 4, No. 2, April 2021
P-ISSN : 2598-5035; E-ISSN : 2684-8244

manajemen stres. Aktivitas tersebut menimbulkan stress period yang berakibat pada terbukanya
celah untuk melakukan fraud. Perubahan direksi dapat menjadi salah satu usaha perusahaan
untuk melakukan perbaikan kinerja direksi sebelumnya dengan melakukan perubahan struktu
direksi atau memilih direksi baru yang dianggap lebih kompeten. Pergantian direksi ini juga dapat
menandakan adanya kepentingan politik tertentu untuk mereshufle jajaran direksi sebelumnya.
Dalam teori atribusi variabel kemampuan (capability) yang diukur dengan pergantian direksi
(DCHANGE) didukung oleh yang menyatakan bahwa tindakan kecurangan disebabkan oleh
faktor dari dalam yaitu tingkat kemampuan. Seringnya pergantian direksi yang dilakukan didalam
perusahaan mengindikasikan bahwa adanya kemampuan politik tertentu yang dikendalikan oleh
sekelompok orang dengan tujuan untuk keuntungan perusahaan dan pribadi.
Penelitian yang dilakukan oleh Noble (2019) menunjukkan bahwa capability tidak
berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan. Lain halnya dengan penelitian yang
dilakukan oleh Taco & Ilat (2016) bahwa dewan direksi berpengaruh positif terhadap kecurangan
laporan keuangan yang diproksikan dengan manajemen laba.
H4: Variabel capability berpengaruh positif terhadap Kecurangan Laporan Keuangan.

METODOLOGI PENELITIAN
Jenis dan Sumber Data Penelitian
Jenis data yang dipakai dalam riset ini berupa data penelitian dengn jenis penelitiannya yaitu
penelitian kuantitatif. Data-data tersebut berasal dari laporan keuangan tahunan perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2016-2019. Metode purposive
sampling digunakan dalam penelitian ini sebagai dasar pengambilan sampel. Total sampel yang
digunakan sebanyak 54 perusahaan, sehingga total data penelitian sebanyak 54 perusahaan x 4
tahun yaitu 216 data. Namun data tersebut terkena proses outlier data sehingga data akhir yang
siap diolah sebanyak 172 data.
Metode Analisis dan Hipotesisi Penelitian
Dalam menentukan hasil penelitian dilakukan proses pengujian, dalam penelitian ini proses
pengujian data menggunakan bantuan aplikasi SPSS versi 20. Dengan teknik analisis data yang
digunakan diantaranya yaitu statistik deskriptif untuk menjelaskan deskripsi data dari seluruh
variabel yang dimasukkan dalam penelitian Puspitadewi & Sormin (2018). Kemudian untuk
melakukan regresi maka harus terlebih dahulu memenuhi kriteria di uji asumsi klasik seperti uji
normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskesdastisitas, dan uji autokorelasi. Dan metode yang
terakhir adalah analisis regresi linear berganda yang bertujuan untuk menguji apakah terdapat
pengaruh antara dimensi fraud diamond terhadap kecurangan laporan keuangan. Pengujian
tersebut terdiri dari uji koefisien determinasi (R 2), uji t statistik, dan uji f.
Operasional Variabel Penelitian
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu fraud diamond dengan
empat elemen yang terdiri dari pressure (tekanan), opportunity (peluang), rationalization
(rasionalisasi), capability (kemampuan). Variabel tekanan diproksikan dengan tingkat leverage,
variabel peluang diproksikan dengan jumlah dewan komisaris independen, variabel rasionalisasi
diproksikan dengan tingkat profitabilitas, dan variabel kemampuan diproksikan dengan
pergantian direksi. sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah kecurangan laporan
keuangan yang diproksikan dengan manajemen laba.

Hal. 100
Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Finansial Indonesia Volume 4, No. 2, April 2021
P-ISSN : 2598-5035; E-ISSN : 2684-8244

1. Variabel Independen
1). Pressure (tekanan)
Ada beberapa tekanan yang menyebabkan seseorang melakukan kecurangan
diantaranya adalah tekanan pribadi, stres kerja, dan tekanan eksternal. External
Pressure merupakan tekanan berlebih yang dialami oleh pihak amanjemen perusahaan
dikarenakan kewajiban untuk memenuhi persyaratan atau keiinginan dari pihak ketiga.
Tekanan tersebut datang disebabkan karena perusahaan membutuhkan tambahan utang
atau sumber pembiayaan dari pihak luar agar tetap kompetitif, termasuk pengeluaran
riset danpengeluaran pembangunan atau modal. External Pressure yang diproksikan
dengan rasio Leverage (Abdullahi & Mansor, 2018).

Kewajiban
LEV 
Total Asset

2). Opportunity (peluang)


Peluang atau kesempatan dapat terjadi karena terdapat sistem pengawasan yang
tidak tepat, sehingga pengendalian internal menjadi tidak efektif. Hal tersebut muncul
diakibatkan adanya pemegangan kekuasaan yang di dominasi manajemen oleh satu
orang atau kelompok kecil, tanpa kontrol kompensasi, pengawasan dewan direksi dan
komite audit yang tidak efektif atas proses pelaporan keuangan dan pengendalian
internal dan sejenisnya Sehingga, Studi tentang fraud telah menekankan bahwa peluang
terjadi karena adanya kemungkinan posisi dan otoritas individu dalam perusahaan.
Dengan atasan dan posisi di perusahaan tersebut dapat memberikan kekuasaan dan
kemampuan (Vousinas, 2019).Oleh sebab itu, dalam penelitian ini ineffective monitoring
diproksikan dengan rasio jumlah dewan komisaris independen (BDOUT).

Jumlah dewan komisaris independen


BDOUT 
jumlah total dewan komisaris

3). Rationalization (Rasionalisasi)


Rasionalisasi terjadi karena pemikiran perusahaan dan diproksikan dengan laba
agresif yang diidentikan dengan tingkat profitabilitas. Profitabilitas adalah kondisi terkait
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba suatu perusahaan, sehingga
berpengaruh terhadap besarnya pajak penghasilan (Hasty & Herawaty, 2017). Dalam
penelitian ini rasio Profitabilitas diukur dengan ROA (Return On Asset):

Laba bersih setelah pajak


ROA 
Total aktiva
4). Capability (kemampuan)
Menurut Handoko & Natasya (2019) Capability merupakan kemampuan seseorang
atau daya dan kapasitas melakukan kecurangan di lingkungan perusahaan. Tingkat
Capability yang dimiliki oleh seseorang dalam perusahaan akan mempengaruhi
kemungkinan tindakan melakukan kecurangan. Sehingga variabel proksi yang cocok
untuk menggambarkan capability adalah dengan pergantian direksi perusahaan
(DCHANGE) yang diukur dengan variabel dummy dimana apabila terdapat perubahan

Hal. 101
Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Finansial Indonesia Volume 4, No. 2, April 2021
P-ISSN : 2598-5035; E-ISSN : 2684-8244

jajaran direksi dalam perusahaan selama tahun 2016-2019 maka diberi angka 1, namun,
apabila tidak terdapat perubahan direksi perusahaan selama tahun 2016-2019 maka
diberi angka 0.

2. Variabel Dependen
1). Kecurangan Laporan keuangan
Penelitian ini mendeteksi kecurangan laporan keuangan menggunakan manajemen
laba (earning management). Menurut Simaremare, Handayani, Basri, Tambunan, &
Umar (2019) manajemen laba tidak bisa dilihat secara langsung, dalam menganalisis
terjadinya manajemen laba dalam sebuah perusahaan dibutuhkan sebuah proksi. Seperti
yang dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya menjelaskan bahwa penelitian
manajemen laba diproksikan dengan discretionary accruals. Penggunaan discretioanary
accruals dihitung menggunakan modify jones model. Model perhitungannya adalah
sebagai berikut:

TACit
DAit   NDAit
Ait

Dimana:
DAit = Discretionary Accruals perusahaan i pada periode ke t
NDAit = Non Discretionary Accruals perusahaan i pada periode ke t
TACit = Total akrual perusahaan i pada periode ke t
Ait-1 = Total aktiva perusahaan i pada periode ke t-1

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Penelitian
1. Statistik Deskriptif
Berikut adalah tabel hasil pengujian statistik deskriptif.
Tabel 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
LEVERAGE 172 ,0770 ,7440 ,393122 ,1747751
BDOUT 172 0,0000 ,6670 ,375738 ,1397845
ROA 172 ,0050 ,3820 ,085459 ,0706653
DCHANGE 172 0,0000 1,0000 ,755814 ,4308579
FFS 172 -19,1560 15,5540 -4,564756 6,4536601
Valid N (listwise) 172

Sumber Data : BEI, Diolah dengan SPSS V.20, (2020)


Berdasarkan tabel 1 tersebut menunjukkan bahwa variabel leverage, jumlah dewan
komisaris, ROA, pergantian direksi dan kecurangan laporan keuangan sebagian besar
memiliki hasil standar deviasi yang lebih rendah dibandingkan dengan nilai rata-rata atau
mean. Hal ini mengindikasikan bahwa simpangan baku atau standar error dari variabel
tersebut kecil.

Hal. 102
Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Finansial Indonesia Volume 4, No. 2, April 2021
P-ISSN : 2598-5035; E-ISSN : 2684-8244

2. Uji Asumsi Klasik


1). Uji Normalitas
Berikut adalah hasil uji normalitas dengan menggunakan One-Sample Kolmogorov-
Smirnov Test :

Tabel 2. Hasil Uji Normalitas

Unstandardized Residual
N 172
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 6,21552068
Most Extreme Differences Absolute ,091
Positive ,091
Negative -,063
Kolmogorov-Smirnov Z 1,187
Asymp. Sig. (2-tailed) ,119
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber Data : BEI, Diolah dengan SPSS V.20, (2020
Berdasarkan tabel 2 hasil uji normalitas yang diperoleh terdapat pada bagian
Asymp. Sig. (2-tailed) yang menunjukkan angka 0,119. Berdasarkan hasil tersebut nilai
0,119 lebih besar dari nilai 0,05 sehingga data dalam penelitian ini telah terdistribusi
dengan normal.
2). Uji Multikolinearitas
Berikut ini adalah hasil uji multikolinearitas dengan menggunakan Tolerance dan
Variance Inflation Factor (VIF).
Tabel 3. Hasil Uji Multikolinearitas
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 LEVERAGE ,867 1,154
BDOUT ,931 1,074
ROA ,897 1,115
DCHANGE ,920 1,086
a. Dependent Variable: FFS
Sumber Data : BEI, Diolah dengan SPSS V.20, (2020
Berdasarkan tabel 3 tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat gejala
multikolinearitas karena semua variabel seperti tekanan eksternal yang diproksikan
dengan leverage, variabel ketidakefisienan pengawasan yang diproksikan dengan rasio
jumlah dewan komisaris, variabel rasionalisasi yang diproksikan dengan ROA dan
kapabilitas yang di proksikan dengan pergantian direksi memiliki nilai tolerance lebih dari
0,10 dan nilai VIF kurang dari 10.

Hal. 103
Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Finansial Indonesia Volume 4, No. 2, April 2021
P-ISSN : 2598-5035; E-ISSN : 2684-8244

3). Uji Heteroskesdastisitas


Berikut ini adalah hasil uji heteroskesdastisitas dengan menggunakan uji park.
Tabel 4. Hasil Uji Heteroskesdastisitas
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 3,491 ,735 4,749 ,000
LEVERAGE -1,194 ,980 -,100 -1,218 ,225
BDOUT -1,529 1,182 -,103 -1,293 ,198
ROA -2,415 2,383 -,082 -1,013 ,312
DCHANGE -,034 ,386 -,007 -,088 ,930
a. Dependent Variable: Ln_U2I
Sumber Data : BEI, Diolah dengan SPSS V.20, (2020
Berdasarkan tabel 4 tersebut dapat diketahui bahwa semua nilai signifikansi variabel
independen tersebut memiliki nilai di atas 0,05 sehingga data variabel independen tidak
memiliki gejala heteroskesdastisitas.
4). Uji Autokorelasi
Berikut ini adalah hasil uji autokorelasi dengan menggunakan uji run test.
Tabel 5. Hasil Uji Autokorelasi
Unstandardized Residual
Test Valuea ,71570
Cases < Test Value 86
Cases >= Test Value 86
Total Cases 172
Number of Runs 76
Z -1,682
Asymp. Sig. (2-tailed) ,092
a. Median
Sumber Data : BEI, Diolah dengan SPSS V.20, (2020)
Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih dari 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa data residual tidak terdapat gejala autokorelasi.
3. Uji Analisis Regresi Linear Berganda
1). Uji F
Berikut adalah tabel hasil uji F (goodnes of fit).
Tabel 6. Hasil Uji F
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 515,912 4 128,978 3,260 ,013b
Residual 6606,191 167 39,558
Total 7122,104 171
a. Dependent Variable: FFS

Hal. 104
Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Finansial Indonesia Volume 4, No. 2, April 2021
P-ISSN : 2598-5035; E-ISSN : 2684-8244

b. Predictors: (Constant), DCHANGE, BDOUT, ROA, LEVERAGE


Sumber Data : BEI, Diolah dengan SPSS V.20, (2020)
Berdasarkan tabel 6 hasil uji F dalam penelitian ini menginformasikan bahwa F-
hitung 3,260 dan nilai signifikan sebesar 0,013. Hal ini dapat disimpulkan bahwa sig<0,05
maka hipotesis terdukung, artinya ada salah satu atau lebih dari empat variabel
independen berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan yang diproksikan
dengan manajemen laba, atau dengan kata lain model tersebut dinyatakan sudah fit.
2). Uji Koefisien Determinasi (R2)
Berikut ini adalah hasil uji koefisien determinasi (R2).
Tabel 7. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,269a ,072 ,050 6,2895176
a. Predictors: (Constant), DCHANGE, BDOUT, ROA, LEVERAGE
Sumber Data : BEI, Diolah dengan SPSS V.20, (2020)
Berdasarkan tabel 7 hasil pengujian koefisien determinasi (R2) menunjukkan bahwa
nilai Adjusted R Squares ebesar 0,050. Hal tersebut mengindikasikan bahwa variabel
manajemen laba sebagai proksi variabel kecurangan laporan keuangan dapat
dipengaruhi oleh tingkat leverage, jumlah dewan komisaris, Return On Asset (ROA),
pergantian direksi sebesar 5% dan 95% sisanya menjelaskan variabel-variabel bebas
lainnya yang tidak diamati dalam penelitian ini.
3). Uji t
Berikut ini adalah hasil uji t statistic.
Tabel 8. Hasil Uji t
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -1,106 2,217 -,499 ,619
LEVERAGE -3,215 2,956 -,087 -1,088 ,278
BDOUT -10,437 3,566 -,226 -2,927 ,004
ROA -5,102 7,188 -,056 -,710 ,479
DCHANGE 2,862 1,164 ,191 2,459 ,015
a. Dependent Variable: FFS
Sumber Data : BEI, Diolah dengan SPSS V.20, (2020)
Berdasarkan tabel 8 tersebut menunjukkan bahwa model regresi linear dalam
penelitian ini diperoleh sebagai berikut:
Y= - 1,106 - 3,215LEVERAGE - 10,437BDOUT - 5,102ROA + 2,862DCHANGE
Variabel tekanan yang diproksikan dengan leverage Berdasarkan tabel 8 hasil uji t
diketahui memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,278>p-value sebesar 0,05. Dengan
demikian variabel tekanan tidak berpengaruh signifikan terhadap kecurangan laporan
keuangan yang diproksikan dengan manajemen laba. Sehingga hipotesis pertama yang
menyatakan bahwa pressure berpengaruh positif terhadap kecurangan laporan
keuangan tidak terdukung.

Hal. 105
Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Finansial Indonesia Volume 4, No. 2, April 2021
P-ISSN : 2598-5035; E-ISSN : 2684-8244

Variabel kesempatan atau peluang yang diproksikan dengan total jumlah dewan
komisaris memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,004 < p-value sebesar 0,005. Hal
tersebut menunjukkan bahwa variabel peluang yang diproksikan dengan total rasio
jumlah dewan komisaris berpengaruh negatif terhadap kecurangan laporan keuangan.
Dengan demikian hipotesis kedua yang menyatakan bahwa variabel opportunity
berpengaruh positif terhadap kecurangan laporan keuangan tidak terdukung.
Variabel rasionalisasi yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA) memiliki
tingkat signifikansi sebesar 0,479 > p-value sebesar 0,05. Hal tersebut berarti variabel
rasionalisasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan.
Dengan demikian hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa variabel rasionalisasi
berpengaruh negatif terhadap kecurangan laporan keuangan tidak terdukung.
Variabel capability (kemampuan) yang diproksikan dengan pergantian direksi
memiliki tingkat signifikansi 0,015 < p-value sebesar 0,05. Hal tersebut berarti variabel
kapabilitas berpengaruh positif terhadap kecurangan laporan keuangan. Sehingga
hipotesis ke empat yang menyatakan bahwa variabel kemampuan berpengaruh positif
terhadap kecurangan laporan keuangan terdukung.

Pembahasan
1. Pengaruh Pressure terhadap kecurangan Laporan Keuangan
Berdasarkan hasil penelitian mendapati hasil bahwa tekanan eksternal yang diproksikan
dengan leverage tidak ada pengaruhnya dalam melakukan praktik manajemen laba. Sehingga
walaupun semakin besar keinginan pihak manajemen untuk mendapatkan pinjaman dana dan
kepercayaan dari pihak luar maka tidak mempengaruhi perusahaan untuk melakukan praktik
manajemen laba. Berdasarkan teori agensi yang dikemukakan oleh Jensen dan Meckling
bahwa bagaimana cara menyusun kontrak terbaik atau kepentingan antara agen dan
principal. Namun, kepentingan para pihak berbeda, konflik kepentingan muncul, dan itu hanya
dapat diturunkan melalui kepemilikan dan kendali manajerial. Manajemen perusahaan
sebagai kendali manajerial menganggap bahwa tekanan eksternal yang disebabkan oleh
leverage tidak akan mempengaruhi perusahaan dalam melakukan kecurangan. Pihak
manajemen cenderung akan melakukan transaksi penerbitan saham guna menambah ekuitas
atau modal perusahaan daripada menambah utang. Sehingga akan mengurangi tekanan
pihak luar dan mengurangi terjadinya kecurangan.
Konsisten dengan penelitian ini, sejumlah penelitian terdahulu seperti Aprilia (2017),
Syahria (2019), Dinata et al., (2019) juga mendapatkan hasil bahwa variabel tekanan pihak
eksternal tidak berpengaruh signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan. Namun,
penelitian ini tidak selaras dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa variabel
tekanan eksternal berpengaruh positif terhadap kecurangan laporan keuangan yaitu penelitian
yang dilakukan oleh Yesiariani & Rahayu (2017) dan Nur Fajri (2018).
2. Pengaruh opportunity terhadap kecurangan laporan keuangan
Berdasarkan hasil penelitian tersebut semakin tinggi rasio jumlah komisaris independen
maka semakin rendah tingkat kecurangan yang dilakukan oleh perusahaan. Hal ini terjadi
karena efektivitas pengawasan yang dilakukan oleh dewan komisaris independen yang
maksimal karena jumlahnya komisaris independen yang banyak, sehingga potensi
kecurangan rendah. Penelitian ini didukung oleh teori agensi yang menyatakan bahwa
efektivitas pengawasan yang dilakukan oleh dewan komisaris dapat membantu mengurangi

Hal. 106
Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Finansial Indonesia Volume 4, No. 2, April 2021
P-ISSN : 2598-5035; E-ISSN : 2684-8244

conflict of interest (konflik kepentingan) antara agent dan principal. Dewan komisaris
independen sebagai penengah dapat menjadi jembatan apabila manajer perusahaan (agent)
melakukan kecurangan, sehingga tidak merugikan pemegang saham.
Hasil penelitian ini diperkuat oleh penelitian Puspitadewi & Sormin (2018) yang
menyatakan bahwa ketidakefektifan pengawasan yang diproksikan denga rasio jumlah dewan
komisaris independen (BDOUT) berpengaruh signifikan terhadap kecurangan laporan
keuangan. Namun tidak didukung oleh penelitian Noble (2019) yang menyatakan bahwa
variabel ketidakefektifan pengawasan tidak berpengaruh terhadap kecurangan laporan
keuangan.
3. Pengaruh Rationalization terhadap kecurangan laporan keuangan
Berdasarkan hasil pengujian tersebut, hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa
variabel rasionalisasi berpengaruh negatif terhadap kecurangan laporan keuangan tidak
terdukung. Wajar apabila perusahaan melakukan kecurangan melalui peningkatan ROA agar
kinerja manajemen dianggap baik oleh para stakeholder. Namun, dalam penelitian ini nilai
ROA yang tidak memiliki pengaruh pada kecurangan laporan keuangan yang dilakukan oleh
perusahaan. perusahaan menganggap dapat memaksimalkan aset yang dimiliki seperti untuk
operasional sebagai sarana menunjang aktivitas perusahaan bukan untuk sarana
meningkatkan laba. selain itu perusahaan juga dapat memaksimalkan laba melalui indikator
lain. Hasil penelitian ini didukung oleh teori agensi yang mengungkapkan adanya hubungan
keagenan. Manajer perusahaan sebagai agent harus mempertimbangkan berbagai kebijakan
agar informasi yang disampaikan kepada principal maksimal. Dalam hal ini perusahaan tidak
akan mendapatkan pengaruh apabila melakukan peningkatan ROA karena pemegang saham
juga akan melihat bukan hanya laba semata yang menjadi pedoman tetapi mutu operasional
perusahaan tersebut.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Andriani (2019) dan
Handoko & Natasya (2019) yang menyatakan bahwa Return On Assets (ROA) tidak
berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan.
4. Pengaruh capability terhadap kecurangan laporan keuangan
Berdasarkan hasil pengujian tersebut, hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa
variabel kemampuan (capability) berpengaruh positif terhadap kecurangan laporan keuangan
terdukung. Pergantian direksi didefinisikan sebagai suatu proses penyerahan wewenang dari
direksi terdahulu kepada direksi terbaru. Semakin tinggi pergantian direksi yang terjadi dalam
suatu perusahaan mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut banyak melakukan
kecurangan laporan keuangan. Pergantian direksi yang berhasil adalah ketika direksi terbaru
mampu untuk mencegah dan mendeteksi adanya kecurangan. Berdasarkan teori agensi yang
mengungkapkan bahwa seorang manajer perusahaan sebagai agent memiliki kebutuhan
sendiri dalam mensejahterahkan kehidupannya dan perusahaannya. Seorang direksi sebagai
pemangku kepentingan sekaligus penanggungjawab atas kepengurusan perusahaan
bertindak sesuai apa yang diinginkannya demi reputasi dan kinerja dirinya dan
perusahaannya. Sehingga informasi yang diperoleh pemegang saham (principal) dan manajer
(agent) akan berbeda atau dengan kata lain akan muncul asymmetric information.
Penelitian yang dilakukan oleh Andriani (2019) dan Avortri & Agbanyo (2020) sejalan
dengan penelitian ini karena menunjukkan bahwa variabel capability yang diproksikan dengan
pergantian direksi berpengaruh signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan.

Hal. 107
Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Finansial Indonesia Volume 4, No. 2, April 2021
P-ISSN : 2598-5035; E-ISSN : 2684-8244

REKOMENDASI KEBIJAKAN
Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya maka rekomendasi hasil
penelitian ini antara lain :
1) Variabel pressure yang diproksikan dengan tingkat leverage tidak berpengaruh terhadap
kecurangan laporan keuangan yang diproksikan dengan manajemen laba
2) Variabel opportunity yang diproksikan dengan jumlah dewan komisaris independen
berpengaruh negatif terhadap kecurangan laporan keuangan yang diproksikan dengan
manajemen laba.
3) Variabel rationalization yang diproksikan dengan ROA tidak berpengaruh terhadap
kecurangan laporan keuangan yang diproksikan dengan manajemen laba.
4) Variabel capbility yang diproksikan dengan pergantian direksi berpengaruh positif terhadap
kecurangan laporan keuangan yang diproksikan dengan manajemen laba.

Kebijakan
Bedasarkan hasil dan interpretasi penelitian ini, maka peneliti memberikan saran sebagai
rekomendasi kebijakan antara lain :
1. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk menggunakan objek yang lain dengan penelitian ini.
Misalnya menggunakan sektor perbankan, infrastruktur, property dan real estate.
2. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat mengganti atau menambah variabel independen
dan dependen yang memiliki keterkaitan dengan dimensi kecurangan (fraud) atau
menggunakan proksi lain yang berkaitan dengan kecurangan laporan keuangan seperti fraud
score model dan Baneish model.
3. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah periode penelitian lebih dari empat tahun
sehingga dapat mencerminkan kondisi perusahaan yang lebih real.

DAFTAR PUSTAKA
ACFE Indonesia Chapter. (2016). Survai Fraud Indonesia 2016. Auditor Essentials.
https://doi.org/10.1201/9781315178141-3
Allan, R. (2003). Fraud-The human face of fraud: Understanding the suspect is vital to any
investigation. CA Magazine-Chartered Accountant, 136(4), 39–40.
Andriani, R. (2019). Pengaruh Fraud Triangle Terhadap Kecurangan Laporan Keuangan ( Studi
Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Riset
Akuntansi Tirtayasa, 04(01), 64–74.
Aprilia, A. (2017). Analisis Pengaruh Fraud Pentagon Terhadap Kecurangan Laporan Keuangan
Menggunakan Beneish Model Pada Perusahaan Yang Menerapkan Asean Corporate
Governance Scorecard. Jurnal ASET (Akuntansi Riset), 9(1), 101.
https://doi.org/10.17509/jaset.v9i1.5259
Arum, H. N., Nazar, M. R., & Aminah, W. (2017). Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, dan Nilai
Perusahaan Terhadap Praktik Perataan Laba. Jurnal Riset Akuntansi Kontemporer (JRAK),
9(2), 71–78.
Avortri, C., & Agbanyo, R. (2020). Determinants of management fraud in the banking sector of
Ghana: the perspective of the diamond fraud theory. Journal of Financial Crime.
https://doi.org/10.1108/JFC-06-2020-0102
Abdullah, Mansor (2018). Young Consumers Article information : About Emerald
www.emeraldinsight.com.

Hal. 108
Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Finansial Indonesia Volume 4, No. 2, April 2021
P-ISSN : 2598-5035; E-ISSN : 2684-8244

Company, P., Jensen, C., & Meckling, H. (1976). THEORY OF THE FIRM : MANAGERIAL
BEHAVIOR , AGENCY COSTS AND OWNERSHIP STRUCTURE I . Introduction and
summary In this paper WC draw on recent progress in the theory of ( 1 ) property rights ,
firm . In addition to tying together elements of the theory of e. 3, 305–360.
Dinata, I. M. N., Suryandari, N. N. A., & Munidewi, I. . B. (2019). Analisis Fraud Diamond Dalam
Mendeteksi Financial Statement Fraud. 19(2), 186–195. https://doi.org/10.1007/978-1-4614-
7990-1
Economy.okezone.com. (2020). 17 Fakta soal Kasus Jiwasraya, Dinilai Sembrono hingga Gagal
Bayar Polis. In https://economy.okezone.com/read/2019/12/22/320/2144884/17-fakta-soal-
kasus-jiwasraya-dinilai-sembrono-hingga-gagal-bayar-polis
Han, E. S., & goleman, daniel; boyatzis, Richard; Mckee, A. (2019). 済無No Title No Title.
Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Handoko, B. L., & Natasya. (2019). Fraud diamond model for fraudulent financial statement
detection. International Journal of Recent Technology and Engineering, 8(3), 6865–6872.
https://doi.org/10.35940/ijrte.C5838.098319
Hasty, A. D., & Herawaty, V. (2017). Pengaruh Struktur Kepemilikan, Leverage, Profitabilitas Dan
Kebijakan Dividen Terhadap Manajemen Laba Dengan Kualitas Audit Sebagai Variabel
Moderasi. Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi, 17(1), 1.
https://doi.org/10.25105/mraai.v17i1.2023
Noble, M. R. (2019). Fraud Diamond Analysus in Detecting Financial Statement Fraud. The
Indonesian Accounting Review, 9(2), 121–132. https://doi.org/10.14414/tiar.v9i2.1632
Nur Fajri, S. (2018). the Effect of Financial Stability, External Pressure, Personal Financial Need,
Financial Targets, Ineffective Monitoring and Audit Quality on Detecting Fraud Financial
Statement in Perspective of Fraud Triangle. Journal of Business Economics, 23(2), 191–
199. https://doi.org/10.35760/eb.2018.v23i2.1828
Nurbaiti, Z., & Hanafi, R. (2017). Analisis Pengaruh Fraud Diamond Dalam Mendeteksi Tingkat
Accounting Irregularities. Jurnal Akuntansi Indonesia, 6(2), 167.
https://doi.org/10.30659/jai.6.2.167-184
Omar, N., Johari, Z. A., & Smith, M. (2017). Predicting fraudulent financial reporting using artificial
neural network. Journal of Financial Crime, 24(2), 362–387. https://doi.org/10.1108/JFC-11-
2015-0061
Ozcelik, H. (2020). An Analysis of Fraudulent Financial Reporting Using the Fraud Diamond
Theory Perspective: An Empirical Study on the Manufacturing Sector Companies Listed on
the Borsa Istanbul. 102, 131–153. https://doi.org/10.1108/s1569-375920200000102012
Puspitadewi, E., & Sormin, P. (2018). Pengaruh Fraud Diamond Dalam Mendeteksi Financial
Statement Fraud. Jurnal Akuntansi, 12(2), 146–162. https://doi.org/10.25170/jara.v12i2.86
Rudiawarni, F. A., & Ak, M. (2013). Pengaruh kualitas audit terhadap. 2(1), 1–17.
Simaremare, E., Handayani, C., Basri, H., Tambunan, A., & Umar, H. (2019). Pengaruh Fraud
Diamond Terhadap Pendeteksian Fraudulent Financial Statement Dengan Kebijakan Anti
Fraud Sebagai Variable Moderasi Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2016 – 2018. Prosiding Seminar Nasional Cendekiawan, 2.
https://doi.org/10.25105/semnas.v0i0.5778
Syahria, R. (2019). DETECTING FINANCIAL STATEMENT FRAUD USING FRAUD DIAMOND
(A Study on Banking Companies Listed On the Indonesia Stock Exchange Period 2012-
2016). Asia Pacific Fraud Journal, 4(2). https://doi.org/10.21532/apfjournal.v4i2.114
Taco, C., & Ilat, V. (2016). Pengaruh Earning Power, Komisaris Independen, Dewan Direksi,
Komite Audit dan Ukuran Perusahaan Terhadap manajemen Laba Pada Perusahaan

Hal. 109
Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Finansial Indonesia Volume 4, No. 2, April 2021
P-ISSN : 2598-5035; E-ISSN : 2684-8244

Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Emba: Jurnal Riset Ekonomi,
Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 4(4), 873–884.
Watts, R. L., & Zimmerman, J. L. (1990). Positive Accounting Theory: A Ten Year Perspective.
The Accounting Review, 65(1), 131–156.
Wirakusuma, I. G. B., & Setiawan, P. E. (2019). Pengaruh Pengendalian Internal, Kompetensi
dan Locus Of Control Pada Kecenderungan Kecurangan Akuntansi. E-Jurnal Akuntansi, 26,
1545. https://doi.org/10.24843/eja.2019.v26.i02.p26
Wolfe, D. T., & Hermanson, D. R. (2004). The FWolfe, D. T. and Hermanson, D. R. (2004) ‘The
Fraud Diamond : Considering the Four Elements of Fraud: Certified Public Accountant’, The
CPA Journal, 74(12), pp. 38–42. doi: DOI:raud Diamond : Considering the Four ElemWolfe,
D. T. and Hermanson, D. R. The CPA Journal, 74(12), 38–42.
Yesiariani, M., & Rahayu, I. (2017). Deteksi financial statement fraud: Pengujian dengan fraud
diamond. Jurnal Akuntansi & Auditing Indonesia.
https://doi.org/10.20885/jaai.vol21.iss1.art5

Hal. 110

Anda mungkin juga menyukai