Anda di halaman 1dari 12

FINANCIAL: Jurnal Akuntansi

Published by Program Studi Akuntansi STIE Sultan Agung


Volume 7-Nomor 1, Juni 2021, (Hlm 14-25)

ISSN-P: 2502-4574, ISSN-E: 2686-2581


Available online at: https://financial.ac.id/index.php/financial

ANALISIS FRAUD TRIANGLE DALAM PENENTUAN TERJADINYA


FINANCIAL STATEMENT FRAUD

Muhammad Azmi Fatkhurrizqi 1), Aida Nahar 2)*


1, 2
Program Studi Akuntansi, Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara, Jalan Taman Siswa, Pekeng,
Jl. Kauman, Kec. Tahunan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, 59451, Indonesia
*Email: aida@unisnu.ac.id

Abstrak
Perusahaan berupaya memperlihatkan kondisi keuangan sebaik mungkin untuk menarik perhatian para calon
investor. Hal ini memicu timbulnya potensi adanya kecurangan (fraud) dalam pembuatan laporan keuangan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor fraud triangle yang mempengaruhi financial statement
fraud pada perusahaan sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2018-2019. Variabel fraud triangle antara lain financial stability, financial target, external pressure, personal
financial need, effective monitoring, auditor change, dan auditor opinion. Populasi penelitian ini adalah
perusahaan infrastruktur, utilitas, dan transportasi periode 2018-2019 yang melaporkan laporan keuangannya
baik di IDX dan website perusahaan. Teknik pengambilan sampel penelitian ini adalah sampling jenuh/sensus
yang menghasilkan sampel sebanyak 100 perusahaan. Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi
logistic. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa personal financial need berpengaruh terhadap financial
statement fraud, sedangkan financial stability, financial target, external pressure, effective monitoring, auditor
change, dan auditor opinion tidak berpengaruh terhadap financial statement fraud.
Kata Kunci: Fraud Triangle Theory; Financial Statement Fraud; Perusahaan Sektor Infrastruktur, Utilitas dan
Transportasi

THE ANALYSIS OF THE FRAUD TRIANGLE IN DETERMINING THE EVENT OF


THE FINANCIAL STATEMENT FRAUD

Abstract
The company has tried to show its financial condition as best as possible to attract the attention of potential
investors. This triggers the potential for fraud in the preparation of financial statements. This study aims to
analyze the fraud triangle factors that affect financial statement fraud in infrastructure, utility, and
transportation sector companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2018-2019. Fraud triangle variables
include financial stability, financial target, external pressure, personal financial need, effective monitoring,
auditor change, and auditor opinion. The population of this research was infrastructure, utility, and
transportation companies for the period 2018-2019 which reported their financial reports on both IDX and the
company's website. The sampling technique of this research was a census consisting of 100 companies. The data
analysis used logistic regression analysis. The results of this study indicate that personal financial need affects
financial statement fraud, while financial stability, financial targets, external pressure, effective monitoring,
auditor change, and auditor opinion don’t have any effect on financial statement fraud.
Keywords: Fraud Triangle Theory; Financial Statement Fraud; Infrastucture, utility and Transportation
Companies

Article History: Received: 12 Apr 2021 Revised: 02 Mei 2021 Accepted: 20 Mei 2021

14
Copyright © 2021, FINANCIAL: Jurnal Akuntansi
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) SULTAN AGUNG
FINANCIAL: Jurnal Akuntansi, Volume 7 Nomor 1, Juni 2021

PENDAHULUAN laporan keuangan pada tahun 2018. Dalam


Suatu instansi atau entitas usaha kasus ini PT. SNP bekerjasama dengan salah
dalam menjalankan usahanya membuat suatu satu The Big Five KAP di Indonesia dengan
output dari segala aktivitas usaha yang membuat penjualan fiktif dan piutang fiktif,
disebut laporan keuangan. Dibuatnya laporan piutang fiktif inilah yang dijadikan jaminan
keuangan yang memiliki tujuan untuk kepada para krediturnya untuk mendapat
menyediakan semua informasi yang pembiayaan. PT. SNP ini telah menipu 14
mencakup tentang posisi keuangan, performa bank guna mendapatkan pembiayaan dari
keuangan, dan laporan arus kas dari suatu lembaga keuangan lain, sehingga kerugian
entitas yang bermanfaat bagi para pengguna karena kasus ini ditaksir mencapai Rp 14
laporan keuangan, baik pihak internal Triliun.
maupun eksternal untuk mengambil Kasus financial statement fraud dapat
keputusan ekonomi. Contohnya, pihak terjadi karena pengaruh dari faktor terjadinya
manajemen, karyawan yang merupakan kecurangan yang disebut dengan fraud
pengguna internal, sedangkan pengguna triangle theory, terdiri dari pressure,
eksternal antara lain, Supplier, investor dan opportunity, dan rationalization (Cressey,
calon investor, kreditor maupun pemerintah. 1953). Dalam SAS No. 99 faktor pressure
Laporan keuangan dalam memenuhi terdiri dari financial stability, financial
tujuanya merupakan bentuk target, external pressure, dan personal
pertanggungjawaban manajemen terhadap financial need. Sedangkan faktor opportunity
sumber daya yang telah dipercayakan terdiri dari effective monitoring dan faktor
kepadanya (IAI, 2016). Dalam laporan rationalization terdiri dari auditor change
keuangan informasi yang disajikan tidak serta auditor opinion.
hanya angka saja, namun juga berisi Faktor pertama, Financial stability
informasi yang menunjukan kinerja merupakan suatu upaya perusahaan untuk
keuangan perusahaan dalam satu periode menstabilkan kinerja keuangannya. Hal ini
laporan keuangan tersebut. Informasi inilah didukung hasil penelitian Tiffani dan
yang diperlukan pengguna laporan keuangan Marfuah (2015) yang menyatakan bahwa
seperti investor yang akan menanamkan financial statement fraud dipengaruhi oleh
modalnya pada perusahaan. Berbagai upaya financial stability. Namun berbeda dengan
dilakukan perusahaan antara lain dengan penelitian yang sudah dilakukan oleh
memperlihatkan kondisi keuangannya sebaik Rachmania (2017) yang menemukan bahwa
mungkin untuk menarik perhatian para calon financial stability tidak memengaruhi
investor, sehingga keadaan inilah yang financial statement fraud.
menimbulkan potensi adanya kecurangan Faktor kedua, financial target yang
(fraud) dalam pembuatan laporan keuangan. merupakan risiko adanya tekanan yang
Fenomena kasus kecurangan laporan berlebih pada manajemen untuk mencapai
keuangan banyak ditemukan di Indonesia, target keuangan yang telah ditentukan oleh
sebagai contohnya yang peneliti akses di manajemen atau dewan direksinya (AICPA,
www.bareksa.com pada tanggal 27 Oktober 2002). Financial target dalam penelitian
2020 pukul 20:15 WIB terinfokan bahwa PT. yang sudah dilakukan oleh Septriani dan
Sunprima Nusantara Pembiayaan (PT. SNP Handayani (2018) menunjukan hasil tidak
Finance) yang telah melakukan rekayasa berpengaruh terhadap financial statement
Copyright © 2021, FINANCIAL: Jurnal Akuntansi
15
FINANCIAL: Jurnal Akuntansi, Volume 7 Nomor 1, Juni 2021

fraud, berbeda dengan Nugraheni dan Faktor keenam, auditor change.


Triatmoko (2017) yang menghasilkan Pengertian dari auditor change adalah
temuannya, justru financial statement fraud perubahan Kantor Akuntan Publik (KAP)
dipengaruhi financial target. oleh suatu perusahaan, baik atas kemauan
Faktor ketiga, external pressure, yang sendiri atau karena regulasi dari pemerintah.
memiliki pengertian bahwa external pressure Berdasarkan penelitian Rachmania (2017)
merupakan tekanan yang manajemen alami auditor change memengaruhi financial
untuk memenuhi harapan atau persyaratan statement fraud, sedangkan pada penelitian
dari pihak ketiga. Penelitian yang dilakukan yang dilakukan oleh Sasongko dan
Rachmania (2017) menyatakan bahwa Wijayantika (2019) berbeda hasilnya yaitu
financial statement fraud dipengaruhi oleh tidak memengaruhi financial statement fraud.
external pressure. Namun terdapat perbedaan Faktor ketujuh, auditor opinion.
hasil penelitian dengan Sasongko dan Auditor opinion atau opini auditor
Wijayantika (2019) yang menyebutkan merupakan opini atau pendapat yang
bahwa financial statement fraud tidak diberikan auditor atas kewajaran penyajian
dipengaruhi oleh external pressure. laporan keuangan yang telah diaudit
Faktor keempat, Personal financial (Mulyadi, 2014). Hal ini sesuai dengan
need atau kebutuhan keuangan personel penelitian Maylia & Sari (2013) yang
pegawai. Pengertian dari personal financial menemukan bahwa semakin tinggi nilai audit
need adalah keadaan yang mana kondisi report yang berupa opini audit maka
keuangan perusahaan mempengaruhi probabilitas perusahaan untuk melakukan
keuangan eksekutif perusahaan (Skousen, suatu tindakan kecurangan juga akan tinggi.
Smith & Wright, 2009), yang merujuk pada Namun, penelitian yang dilakukan Nugraheni
kebutuhan keuangan personal dari eksekutif dan Triatmoko (2017) menyebutkan bahwa
perusahaan (dewan komisaris, dewan direksi, financial statement fraud tidak dipengaruhi
dan manajer). Hasil penelitian Nugraheni dan auditor opinion.
Triatmoko (2017) menyatakan financial
statement fraud dipengaruhi personal LANDASAN TEORI
financial need. Namun hasil ini berbeda Fraud Triangle Theory
dengan penelitian dari Tiffani dan Marfuah Fraud Triangle dapat digunakan
(2015) yang menyebutkan bahwa financial utnuk mendeteksi potensi terjadi kecurangan
statement fraud tidak dipengaruhi personal (Buchholz, 2012). Fraud Triangle
financial need. mejelaskan ada tiga elemen yang menjadi
Faktor kelima, effective monitoring penyebab terjadinya kecurangan, yaitu
yang memiliki pengertian suatu kondisi yang pressure, opportunity, dan rationalization.
menunjukan adanya pengawasan yang efektif Opportunitiy
dalam memantau kinerja sebuah perusahaan.
Kaitanya dengan financial statement fraud,
effective monitoring menurut penelitian yang
sudah dilakukan Tiffani dan Marfuah (2015)
menunjukan bahwa effective monitoring
Pressure Rationalization
berpengaruh negatif terhadap financial
statement fraud. Gambar 1. Fraud Triangle

Copyright © 2021, FINANCIAL: Jurnal Akuntansi


16
FINANCIAL: Jurnal Akuntansi, Volume 7 Nomor 1, Juni 2021

Penelitian ini menggunakan Fraud Hubungan Financial Target terhadap


Triangle dengan mengacu pada penelitian Financial Statement Fraud
Hidayatun & Juliarto (2019) yang Financial target merupakan target
menunjukkan bahwa faktor kemampuan yang keuangan sebagai salah satu bentuk tekanan
terdapat dalam fraud diamond tidak menjadi yang dialami manajer yang ditetapkan oleh
faktor penentu financial statement fraud. pemilik perusahaan (AICPA, 2002). Dalam
Oleh karena itu, penelitian ini masih menjalankan tugasnya, seorang manajer
menggunakan fraud triangle dalam perusahaan diminta untuk menunjukan
menentukan financial statement fraud. kinerja terbaiknya dalam mencapai target
yang telah direncanakan. Salah satu ukuran
Hubungan Financial Stability terhadap kinerja manajemen adalah keefektifan dan
Financial Statement Fraud keefisienan perusahaan dalam menghasilkan
Financial stability adalah gambaran keuntungan yang berasal dari pemanfaatan
kondisi kenerja keuangan perusahaan yang aset perusahaan, ukuran ini dapat dilihat
tidak stabil (Skousen, Smith & Wright, melalui rasio profitabilitas dengan
2009). Manajemen seringkali mendapat menggunakan Return On Asset Ratio (ROA)
tekanan untuk mengelola perusahaan agar (Skousen, Smith & Wright, 2009). Semakin
perusahaan tetap stabil, karena apabila tinggi target ROA yang diinginkan oleh
perusahaan dalam kondisi tidak stabil maka perusahaan, maka potensi terjadinya
daya tarik dari investor dan kreditur akan kecurangan laporan keuangan yang
menurun. Ketika total perubahan aset dilakukan manajer melalui manajemen laba
mengalami penurunan bahkan sampai pada juga akan meningkat. Pendukung pernyataan
angka negatif, hal itu menyebabkan para tersebut adalah hasil penelitian Rachmania
stakeholder tidak tertarik karena menganggap (2017) dan Nugraheni & Triatmoko (2017)
bahwa kinerja keuangan perusahaan tidak yang menemukan bahwa financial target
stabil. Dari keadaan itulah pihak manajemen berpengaruh positif terhadap kecurangan.
akan menggunakan laporan keuangan Dengan demikian, dugaan kedua dalam
sebagai alat untuk menutupi keadaan yang penelitian ini adalah
tidak stabil tersebut sehingga menimbulkan H2: Financial Target berpengaruh positif
kecurangan atau fraud. Sehingga apabila terhadap Financial statement fraud.
rasio perubahan total aset suatu perusahaan
tinggi, maka indikasi kecurangan laporan Hubungan External Pressure terhadap
keuangan yang dilakukan perusahaan juga Financial Statement Fraud
tinggi. Hal ini didukung penelitian yang External Pressure merupakan tekanan
dilakukan oleh Tiffani & Marfuah (2015) yang dialami manajemen untuk memenuhi
yang menunjukan bahwa presentase harapan dan persyaratan dari pihak ketiga.
perubahan total aset (ACHANGE) Menurut Skousen, Smith & Wright (2009)
berpengaruh positif terhadap financial External Pressure diukur menggunakan rasio
statement. leverage. Apabila nilai leverage yang
H1: Financial Stability berpengaruh positif dimiliki perusahaan tinggi, artinya hutang
terhadap Financial Statement Fraud. yang dimiliki perusahaan besar dan risiko
kredit juga tinggi, sehingga hal ini membuat
kekhawatiran pihak ekternal bahwa
Copyright © 2021, FINANCIAL: Jurnal Akuntansi
17
FINANCIAL: Jurnal Akuntansi, Volume 7 Nomor 1, Juni 2021

perusahaan tersebut tidak mampu eksekutif perusahaan, dapat memicu pihak


mengembalikan pinjaman yang telah manajemen untuk melakukan kecurangan
diberikan. Berdasarkan keadaan ini, apabila laporan keuangan agar kinerja keuangan
perusahaan memiliki nilai leverage yang perusahaan terlihat baik, sehingga membuat
tinggi maka perusahaan akan mencari cara keadaan finansial eksekutif baik dan
agar dianggap mampu untuk melunasi kebutuhan pribadinya terpenuhi. Berdasarkan
hutang-hutangnya yaitu dengan cara uraian tersebut apabila semakin tinggi
melakukan suatu kecurangan. Sehingga persentase kepemilikan saham oleh orang
semakin besar nilai leverage suatu dalam (OSHIP) maka tekanan keuangan yang
perusahaan, kemungkinan terjadinya mendorong terjadinya kecurangan laporan
financial statement fraud juga akan semakin keuangan semakin meningkat. Hasil analisis
tinggi. Hasil analisis ini sesuai dengan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
penelitian Tessa & Harto (2016) yang Nugraheni & Triatmoko (2017) yang
menunjukan bahwa external pressure menunjukan personal financial need
mempengaruhi financial statement fraud. mempengaruhi financial statement fraud.
H3: External Pressure berpengaruh positif H4: Personal Financial Need berpengaruh
terhadap Financial Statement Fraud. positif terhadap Financial Statement
Fraud.
Hubungan Personal Financial Need
terhadap Financial Statement Fraud Hubungan Effective Monitoring terhadap
Personal financial need adalah Financial Statement Fraud
keadaan keuangan pihak eksekutif yang turut Effective monitoring adalah suatu
dipengaruhi oleh kondisi keuangan kondisi yang menunjukan adanya
perusahaan (Skousen, Smith & Wright, pengawasan yang efektif dalam memantau
2009), yang mana pada penelitian ini kinerja sebuah perusahaan. Dalam hal
merujuk pada kebutuhan keuangan personal memantau kinerja perusahaan, dewan
dari eksekutif perusahaan (dewan komisaris, komisaris adalah kaki tangan dari pemegang
dewan direksi, dan manajer). Pihak eksekutif saham untuk mengawasi manajemen secara
ini merupakan bagian dari manajemen langsung dalam mengambil keputusan bisnis
perusahaan. Dunn (2004) dalam penelitianya dan menjamin terlaksananya akuntabilitas.
menunjukan bahwa ketika peranan keuangan Untuk memantau dan mengontrol kinerja
yang kuat dimiliki oleh eksekutif perusahaan, perusahaan agar efektif, maka dibutuhkan
maka personal financial need dari eksekutif komisaris independen sehingga aktifitas
tersebut akan dipengaruhi oleh kinerja pengawasan akan bersifat lebih independen.
keuangan perusahaan. Pengawasan akan lebih efektif dan bersifat
Peranan keuangan pihak eksekutif independen apabila perusahaan memiliki
dibuktikan dengan kepemilikan saham komisaris independen, sehingga kesempatan
perusahaan. Sehingga keadaan finansial untuk melakukan kecurangan akan menurun.
pihak ekstekutif yang memiliki saham Sehingga apabila rasio komisaris independen
perusahaan akan baik jika kinerja keuangan (IND semakin besar maka fraud laporan
perusahaan juga baik, begitupun sebaliknya keuangan akan menurun. Hal ini konsisten
(Nugraheni & Triatmoko, 2017). dengan penelitian Tiffani & Marfuah (2015)
Terdapatnya kepemilikan saham oleh pihak yang menjelaskan bahwa effective
Copyright © 2021, FINANCIAL: Jurnal Akuntansi
18
FINANCIAL: Jurnal Akuntansi, Volume 7 Nomor 1, Juni 2021

monitoring berpengaruh negatif terhadap (Fimanaya & Syafruddin, 2014). Apabila


financial statement fraud. opini wajar tanpa pengecualian (WTP)
H5: Effective Monitoring berpengaruh diberikan oleh auditor berarti audit tersebut
negatif terhadap Financial Statement Fraud menoleransi manajemen laba, hal tersebut
memungkinkan manajemen untuk bersikap
Hubungan Auditor Change terhadap rasionaliasi atau mengklaim bahwa apa yang
Financial Statement Fraud dilakukanya bukanlah sesuatu yang salah,
Auditor change adalah perubahan sehingga potensi kecurangan laporan
Kantor Akuntan Publik (KAP) yang keuangan akan meningkat. Hal ini sejalan
dilakukan perusahaan, baik atas keinginan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan
sendiri atau karena peraturan dari oleh Maylia & Sari (2013) yang menyatakan
pemerintah. Bergantinya auditor perusahaan semakin tinggi nilai audit report yang berupa
dapat dianggap sebagai suatu tindakan untuk opini audit maka probabilitas perusahaan
menutupi jejak fraud (fraud trail) yang untuk melakukan suatu tindakan kecurangan
auditor sebelumnya telah temukan. SAS No. juga akan tinggi.
99 menyatakan apabila pada perusahaan H7: Auditor Opinion berpengaruh positif
terdapat pergantian auditor, hal tersebut terhadap Financial Statement Fraud
dapat mengindikasikan bahwa terdapat
kecurangan pada perusahaan tersebut. METODE PENELITIAN
Apabila perusahaan semakin sering Penelitian ini merupakan jenis
melakukan pergantian auditor, maka semakin penelitian deskriptif kuantitatif yang
besar pula dugaan praktik fraud. Hal ini memiliki pengertian penelitian yang
sejalan dengan penelitian Rachmania (2017) menerangkan besar atau kecil suatu pengaruh
yang menyatakan bahwa auditor change antara variabel yang dinyatakan dalam angka
berpengaruh positif terhadap terjadinya dengan cara mengumpulkan data-data yang
kecurangan laporan keuangan. merupakan faktor pendukung pengaruh antar
H6: Auditor Change berpengaruh positif variabel.
terhadap Financial Statement Fraud
Tabel 1. Variabel Penelitian
Hubungan Audit Opinion terhadap Variabel
Alat Ukur
Financial Statement Fraud Penelitian
Auditor opinion atau opini auditor Dummy, kode 1 untuk
merupakan sebuah pendapat yang diberikan perusahaan yang telah
Financial
melakukan penyajian
auditor atas kewajaran penyajian laporan Statement
kembali laporan
keuangan perusahaan tempat auditor Fraud (Y)
keuangan (restatement),
melakukan audit (Mulyadi, 2014). Proses kode 0 untuk yang tidak
audit dari seorang auditor akan menghasilkan Financial ( () ( )
suatu opini terhadap laporan keuangan sesuai Stability (X1) ( )
dengan keadaan dari suatu perusahaan. Salah Financial
satu opini yang diberikan oleh seorang Target (X2)
auditor adalah Wajar Tanpa Pengecualian External
(WTP). Opini tersebut bisa menjadi bentuk Pressure
toleransi dari auditor atas manajemen laba (X3)
Copyright © 2021, FINANCIAL: Jurnal Akuntansi
19
FINANCIAL: Jurnal Akuntansi, Volume 7 Nomor 1, Juni 2021

Variabel ACHANGE yang merupakan proksi


Alat Ukur dari financial stability, ROA (Return On
Penelitian
Personal Asset) yang merupakan proksi dari financial
Financial target, LEV (Leverage), OSHIP yang
Need (X4) merupakan proksi dari personal financial
Effective need, dan CPA (Change of Public
Monitoring Accountant) memiliki sebaran nilai yang
(X5) kurang baik, karena memiliki nilai standar
Dummy, kode 1 jika
deviasi yang lebih besar dari nilai rata
Auditor perusahaan melakukan
Change (X6) pergantian auditor, kode ratanya. Namun, variabel IND (Independen)
0 untuk yang tidak yang merupakan proksi dari effective
Dummy, kode 1 untuk monitoring dan variabel Audit Opinion,
Auditor yang mendapat opini memiliki sebaran nilai yang baik, karena nilai
Opinion (X7) WTP, kode 0 untuk yang rata-rata lebih besar dari nilai standar
tidak deviasinya. Penelitian ini telah lolos dari uji
kelayakan keseluruhan model (likelihood
Pada penelitian ini populasinya
overall fit model) yang artinya model regresi
adalah laporan keuangan perusahaan sektor
menunjukan hasil yang baik atau dengan kata
infrastruktur, utilitas, dan transportasi yang
lain model yang dihipotesiskan fit dengan
menggunakan mata uang rupiah yang
data. Selain itu, penelitian ini juga lolos dari
terdaftar di BEI tahun 2018-2019. Teknik
kelayakan model (Goodness of fit test) yang
sampling pada penelitian ini adalah Sampling
dihitung dengan Hosmer and Lemeshow
Jenuh. Total sampel yang akan diteliti adalah
Test. Artinya, model penelitian ini mampu
100 perusahaan karena tahun penelitian ini
memrediksi nilai observasinya dan cocok
adalah dua tahun. Metode analisis yang
dengan data observasinya.
digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis regresi logistik dikarenakan variabel
Uji Koefisien Determinasi (R2)
dependen dalam penelitian ini yang akan
Tabel 3. Uji Koefisien Determinasi (R2)
diuji adalah variabel dummy yaitu variabel
R Adj. R
yang memiliki nilai 1 dan 0. Step R
Square Square
a
1 49,470 0,105 0,230
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sumber: Data sekunder diolah, 2021
Tabel 2.
Berdasarkan tabel 3 di atas
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
menunjukan bahwa variabilitas dari variabel
Std.
Mean dependen yang dapat dijelaskan oleh
Deviation
ACHANGE 0,22 0,75 variabilitas variabel independen hanya
ROA -0,05 0,36 sebesar 23% sedangkan 77% lainya
LEV 10,46 97,29 dijelaskan oleh variabel lain di luar model.
OSHIP 0,06 0,13 Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat
IND 0,39 0,13
variabel lain yang mempengaruhi financial
CPA 0,15 0,36
AO 0,98 0,14 statement fraud. Dalam penelitian ini hanya
DFRAUD 0,09 0,29 melihat dari pressure, opportunity, dan
Sumber: Data sekunder diolah, 2021 rationalization.
Copyright © 2021, FINANCIAL: Jurnal Akuntansi
20
FINANCIAL: Jurnal Akuntansi, Volume 7 Nomor 1, Juni 2021

Tabel 4. Hasil Analisis Regresi Pada perusahaan yang dijadikan


sampel penelitian ini menunjukan bahwa
B Sig.
perubahan total aset antara perusahaan yang
S ACHANGE (X1) 0,101 0,840 diindikasikan melakukan kecurangan dengan
t ROA (X2) -1,584 0,099
e
perusahaan yang tidak diindikasikan
LEV (X3) -0,354 0,785
p OSHIP (X4) 5,471 0,011 melakukan kecurangan relatif sama, hal ini
IND (X5) 0,214 0,950 dibuktikan dengan rata-rata perubahan total
1 CPA (X6) 0,262 0,837 aset perusahaan sampel relatif kecil yaitu
a
AO (X7) 10,338 0,999 hanya sebesar 0,2165 atau 22%.
Constant -13,325 0,999
Sumber: Data sekunder diolah, 2021
Pengaruh Financial Target terhadap
Financial Statement Fraud
Pengaruh Financial Stability terhadap
Financial target yang diproksikan
Financial Statement Fraud
menggunakan ROA memiliki nilai
Financial stability adalah gambaran
signifikansi sebesar 0,099 dan lebih besar
kondisi kenerja keuangan perusahaan yang
dari tingkat signifikan 0,05. Maka dapat
tidak stabil (Skousen, Smith & Wright,
disimpulkan bahwa H2 ditolak yang artinya
2009). Berdasarkan analisis yang telah
financial target tidak berpengaruh terhadap
dilakukan menunjukan hasil bahwa financial
financial statement fraud. Financial target
stability memiliki nilai signifikansi sebesar
tidak berpengaruh terhadap financial
0,840 yang mana nilai ini lebih besar dari
statement fraud disebabkan karena apabila
0,05. Maka H1 ditolak yang artinya bahwa
perusahaan masih dalam tahap pengenalan
financial stability tidak berpengaruh terhadap
(introducing) pada posisi life cycle, ROA
financial statement fraud.
tidak selalu dijadikan target utama keuangan
Hasil penelitian tersebut memberikan
perusahaan melainkan yang menjadi target
bukti bahwa tinggi atau rendahnya financial
perusahaan adalah market share (Schori &
stability pada suatu perusahaan belum tentu
Garee, 1998). Hal ini dibuktikan pada
menyebabkan perusahaan untuk melakukan
perusahaan yang dijadikan sampel terdapat
suatu tindakan kecurangan dalam pembuatan
13 perusahaan yang baru melakukan go
laporan keuangan, hal ini juga disampaikan
public pada awal tahun 2018 sampai dengan
Wispandono (2011) yang menyatakan bahwa
tahun 2019, sehingga perusahaan tersebut
tinggi rendahnya stabilitas keuangan dari
masih dalam tahap pengenalan di pasar
suatu perusahaan tidak menyebabkan pihak
modal.
manajemen untuk melakukan kecurangan
Tidak berpengaruhnya financial
dengan meningkatkan stabilitas keuangan
target terhadap financial statement fraud
perusahaan tersebut. Hal ini dapat terjadi
juga disebabkan karena manajer menganggap
karena saat perusahaan memiliki stabilitas
bahwa besarnya ROA yang ditargetkan
keuangan yang rendah, ternyata perusahaan
perusahaan masih tergolong wajar dan bisa
sejenis yang berada pada sektor dan industri
dicapai (Tiffani & Marfuah, 2015). Pada
yang sama juga memiliki stabilitas keuangan
perusahaan sampel yang digunakan rata-rata
yang rendah sehingga tidak ada tekanan yang
ROA dari tahun 2018 sampai dengan tahun
dialami oleh manajer untuk melakukan
2019 malah mengalami penurunan sebesar
tindakan kecurangan.
34% sehingga manajer tidak mendapat
Copyright © 2021, FINANCIAL: Jurnal Akuntansi
21
FINANCIAL: Jurnal Akuntansi, Volume 7 Nomor 1, Juni 2021

tekanan baik dari diri sendiri maupun dari hutang baru yang menyebabkan perusahaan
luar yang mendorong tindakan kecurangan memiliki beban hutang yang semakin besar,
dalam membuat laporan keuangan. seperti yang dilakukan oleh PT. Adi Sarana
Armada Tbk pada tahun 2019 yang
Pengaruh External Pressure terhadap menerbitkan saham baru berjumlah Rp
Financial Statement Fraud 13.500.000.000 dan juga PT. Express
Variabel external pressure memiliki Transindo Utama Tbk yang menerbitkan
nilai signifikansi sebesar 0,785 yang mana saham baru berjumlah Rp 400.000.000 di
nilai ini lebih besar dari tingkat signifikan tahun 2019.
0,05. Maka dengan ini H3 ditolak yang
artinya external pressure tidak berpengaruh Pengaruh Personal Financial Need
terhadap financial statement fraud. Tidak terhadap Financial Statement Fraud
pengaruhnya external pressure terhadap Hasil uji regresi logistik pada variabel
kecurangan laporan keuangan diakibatkan personal financial need menunjukan nilai
dari kreditor yang saat ini tidak menjadikan signifikansi sebesar 0,011 yang artinya lebih
besarnya leverage yang perusahaan miliki kecil dari tingkat signifikan sebesar 0,05.
sebagai pertimbangan utama, tetapi juga Berdasarkan hasil ini maka H4 diterima yang
terdapat pertimbangan lain seperti hubungan artinya personal financial need berpengaruh
baik antar perusahaan dengan kreditor dan terhadap financial statement fraud. Pada
adanya tingkat kepercayaan yang tinggi. Hal konsep personal financial need menjelaskan
ini dibuktikan pada perusahaan sampel yang bahwa pihak eksekutif perusahaan (direksi,
memiliki tingkat leverage tinggi namun komisaris, manajer) memiliki peranan
liabilitas atau utang perusahaan naik, seperti keuangan (saham) yang kuat pada
PT. Tower Bersama Infrastructure Tbk yang perusahaan, maka kebutuhan pribadi dari
pada tahun 2018 memiliki nilai leverage pihak eksekutif tersebut tergantung pada
tinggi sebesar 0,8736 tetapi pada tahun 2019 kinerja keuangan perusahaan. Apabila kinerja
utang dari pihak ke tiga meningkat sebesar keuangan perusahaan baik maka
29% dari tahun 2018. Adapula PT. Indosat pengembalian atas investasi juga akan tinggi
Tbk yang pada tahun 2018 memiliki nilai sehingga kebutuhan pribadi dari eksekutif
leverage yang tinggi sebesar 0,7716 tetapi akan terpenuhi. Berdasarkan hal ini maka
utang dari pihak ke tiga pada tahun 2019 juga dapat memicu pihak manajemen perusahaan
meningkat sebesar 16% dari tahun 2018, hal untuk melakukan kecurangan laporan
ini memerlihatkan bahwa pihak ketiga tetap keuangan agar kinerja keuangan perusahaan
memberikan utang kepada perusahaan terlihat baik, sehingga membuat keadaan
meskipun memiliki nilai leverage yang finansial eksekutif baik dan kebutuhan
tinggi. pribadinya terpenuhi.
Selain itu, untuk mendapatkan
tambahan modal sebuah perusahaan tidak Pengaruh Effective Monitoring terhadap
selalu mengandalkan dari pihak kreditor, Financial Statement Fraud
menerbitkan saham baru lebih dipilih Variabel effective monitoring
perusahaan untuk mendapatkan tambahan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,950
pendanaan atau modal usaha dari investor yang mana nilai ini lebih besar dari tingkat
tanpa harus melakukan suatu perjanjian signifikan 0,05. Berdasarkan hasil ini maka
Copyright © 2021, FINANCIAL: Jurnal Akuntansi
22
FINANCIAL: Jurnal Akuntansi, Volume 7 Nomor 1, Juni 2021

dapat disimpulkan bahwa H5 ditolak yang penelitian, salah satunya adalah PT. Cardig
artinya effective monitoring tidak Aero Services Tbk yang mengganti KAP
berpengaruh terhadap financial statement pada tahun 2019 menjadi KAP Purwantono,
fraud. Tidak pengaruhnya effective Suherman & Surja yang sebelumnya selama
monitoring terhadap kecurangan laporan tahun 2014-2018 menggunakan KAP
keuangan dikarenakan penambahan anggota Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto.
dewan komisaris yang dilakukan perusahaan Selain itu ada juga PT. Nusantara
hanya sekedar untuk memenuhi ketentuan Infrastructure Tbk yang selama tahun 2012-
formal BEI dan regulasi dari Otoritas Jasa 2017 menggunakan KAP Tanubrata, Sutanto,
Keuangan Republik Indonesia. Sesuai dari Fahmi dan Rekan lalu berganti pada tahun
Peraturan OJK Nomor 57/POJK.04/2017 2018 menjadi KAP Purwantono, Sungkoro &
pada pasal 19 ayat 1 dan 2 menyebutkan Surja. Hasil penelitian ini mendukung
bahwa perusahaan efek wajib memiliki penelitian yang telah dilakukan oleh
komisaris independen paling sedikit 30% dari Sasongko & Wijayantika (2019) dan
jumlah dewan komisaris keseluruhan. Hal ini Fimanaya & Syafruddin (2014) yang
ditunjukan pada perusahaan sampel yang menyatakan bahwa auditor change tidak
memiliki dewan komisaris independen berpengaruh terhadap financial statement
sebanyak 30% atau lebih adalah 89 fraud.
perusahaan.
Pengaruh Audit Opinion terhadap
Pengaruh Auditor Change terhadap Financial Statement Fraud
Financial Statement Fraud Variabel auditor opinion menunjukan
Variabel auditor change memiliki nilai signifikansi sebesar 0,999 yang mana
nilai signifikansi sebesar 0,837 yang lebih nilai ini lebih besar dari tingkat signifikan
besar dari tingkat signifikan yaitu 0,05. yaitu 0,05. Berdasarkan hasil ini maka dapat
Berdasarkan hasil ini maka H6 ditolak yang disimpulkan bahwa H7 ditolak yang artinya
berarti bahwa auditor change tidak auditor opinion tidak berpengaruh terhadap
berpengaruh terhadap financial statement financial statement fraud. Hasil analisis
fraud. Menurut Indah & Henny (2019) statistik yang telah dilakukan membuktikan
pergantian auditor oleh perusahaan dilakukan bahwa opini audit WTP dengan bahasa
karena jangka waktu penugasan audit antara penjelas tidak dapat dijadikan sebagai alasan
perusahaan dan pihak auditor memang sudah untuk melakukan kecurangan. Alasan temuan
selesai. Hal ini sesuai dengan Peraturan ini tidak mendukung hipotesis dikarenakan
Menteri Keuangan Republik Indonesia bahasa penjelas yang terdapat dalam laporan
Nomor 17/PMK.01/2008 pasal 3 ayat 1 yang auditor independen berisi penjelasan dari hal-
berisi bahwa pemberian jasa audit umum atas hal tertentu seperti kurang konsisten dalam
laporan keuangan dari suatu entitas dapat menerapkan standar akuntansi atau auditor
dilakukan paling lama untuk 6 tahun buku ingin menekankan suatu hal yang dapat
secara berturut-turut oleh Kantor Akuntansi memengaruhi perusahaan di masa yang akan
Publik (KAP) yang sama dan 3 tahun datang. Pada sampel perusahaan infrastruktur
berturut-turut oleh auditor yang sama kepada yang digunakan dalam penelitian ini hampir
satu klien yang sama. Hal ini dibuktikan oleh seluruh perusahaan selama tahun penelitian
sampel perusahaan yang digunakan dalam mendapat opini WTP dengan bahasa penjelas
Copyright © 2021, FINANCIAL: Jurnal Akuntansi
23
FINANCIAL: Jurnal Akuntansi, Volume 7 Nomor 1, Juni 2021

yaitu sebanyak 98 perusahaan, sedangkan 2 Buchholz, A. K. (2012). SAS 99 :


perusahaan sisanya auditor tidak memberikan Deconstructing the Fraud Triangle and
opini. Bahasa penjelas yang dinyatakan Some Classroom Suggestions Brooklyn
College of the City University of New
auditor pada perusahaan sampel menyatakan
York. Journal of Leadership,
bahwa bahasa penjelas ini tidak Accountability and Ethics, 9(2), 109–
memengaruhi materialitas dalam laporan 118.
serta tidak mengubah kewajaran dari laporan Cressey, D. (1953). Other people’s money a
itu sendiri, sehingga opini WTP dengan study in the social psychology of
bahasa penjelas ini tidak memengaruhi embezzlement. Glencoe Ill.: Free Press.
kemungkinan tindakan kecurangan yang Dunn, P. (2004). The impact of insider power
on fraudulent financial reporting.
dilakukan oleh manajemen perusahaan.
Journal of Management, 30(3), 397–
412.
SIMPULAN DAN SARAN https://doi.org/10.1016/j.jm.2003.02.004
Fraud triangle yang mempengaruhi Fimanaya, F., & Syafruddin, M. (2014).
financial statement fraud di perusahaan Analisis Faktor-faktor yang
sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi Mempengaruhi Kecurangan Laporan
di tahun 2018-2019, hanya personal financial Keuangan (Studi Empiris pada
Perusahaan Non Keuangan yang
need. Sedangkan variabel fraud triangle yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
lain tidak mempengaruhi financial statement Tahun 2008-2011). Diponegoro Journal
fraud. Variabel fraud triangle lain yang tidak of Accounting, 3(3), 1–11.
mempengaruhi financial statement fraud, Hidayatun, F., & Juliarto, A. (2019). Fraud
antara lain, financial stability, financial Traingle dan Fraud Diamond Model
target, external pressure, effective dalam Prediksi Kecurangan Laporan
Keuangan. Diponegoro Journal of
monitoring, auditor change, dan auditor
Accounting, 8(2013), 1–8.
opinion. Artinya personal financial need IAI. (2016). Standar Akuntansi Keuangan
merupakan variabel yang paling dominan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik.
dalam mempengaruhi financial statement Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia.
fraud. Variabel independen yang digunakan Indah, M., & Henny, D. (2019). Pengaruh
dalam penelitian ini hanya sebatas Fraud Pentagon Terhadap Fraudulent
pengembangan dari fraud triangle theory Financial Statements Pada Perusahaan
Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa
yang berupa pressure opportunity, dan
Efek Indonesia Tahun 2015-2017.
rationalization. Disarankan untuk peneliti Jurnal Akuntansi Trisakti, 6, 141–156.
selanjutnya menggunakan teori fraud Maylia, S., & Sari, P. (2013). Model Deteksi
diamond atau fraud pentagon, karena pada Kecurangan Berbasis fraud Traingle
teori tersebut terdapat faktor pendorong lain (Studi Kasus Pada Perusahaan Publik
terjadinya kecurangan yang tidak hanya tiga, Di Indonesia). Jurnal Akuntansi &
namun ada lima, sehingga kemungkinan akan Auditing (Vol. 9). Department of
Accounting, Faculty of Economics &
dapat menambah temuan faktor penentu Business,Diponegoro University,
terjadinya financial statement fraud. Indonesia.
https://doi.org/10.14710/JAA.9.2.199-
DAFTAR PUSTAKA 225
AICPA. (2002). Consideration of Fraud in a Mulyadi. (2014). Auditing (Keenam).
Financial Statement Audit. New York. Jakarta: Salemba Empat.

Copyright © 2021, FINANCIAL: Jurnal Akuntansi


24
FINANCIAL: Jurnal Akuntansi, Volume 7 Nomor 1, Juni 2021

Nugraheni, N. K., & Triatmoko, H. (2017). Bisnis Terhadap Kinerja Pengrajin


Analisis Faktor-faktor yang Industri Batik di Kabupaten Bangkalan.
Mempengaruhi Terjadinya Financial Jurnal Mitra Ekonomi Dan Manajemen
Statement fraud: Prespektif Diamond Bisnis, 1.
fraud Theory (Studi Pada Perusahaan
Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Periode 2014-2016).
Jurnal Akuntansi Dan Auditing, 14(2),
118–143.
Rachmania, A. (2017). Analisis Pengaruh
Fraud Triangle Terhadap Kecurangan
Laporan Keuangan Pada Perusahaan
Makanan dan Minuman Yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-
2015. Jurnal Online Mahasiswa (JOM)
Bidang Akuntansi, 2(2).
Sasongko, N., & Wijayantika, S. F. (2019).
Faktor Resiko Fraud Terhadap
Pelaksanaan Fraudulent Financial
Reporting ( Berdasarkan Pendekatan
Crown ’ s Fraud Pentagon Theory ).
JURNAL Riset Akuntansi Dan
Keuangan Indonesia, 4(1), 67–76.
Schori, & Garee. (1998). Like Products,
Companies have Life Cycle. Marketing
Views.
Septriani, Y., & Handayani, D. (2018).
Mendeteksi Kecurangan Laporan
Keuangan dengan Analisis Fraud
Pentagon . Jurnal Akuntansi, Keuangan
Dan Bisnis, 11(1), 11–23.
Skousen, C. J., Smith, K. R., & Wright, C. J.
(2009). Detecting and predicting
financial statement fraud: The
effectiveness of the fraud triangle and
SAS No. 99. JAI Publishing, Emerald
Group, 13, 53–81.
https://doi.org/10.1108/S1569-
3732(2009)0000013005
Tessa, C., & Harto, P. (2016). Fraudulent
Financial Reporting: Pengujian Teori
fraud Pentagon pada Sektor Keuangan
dan Perbankan di Indonesia. Lampung.
Tiffani, L., & Marfuah. (2015). Deteksi
Financial Statement fraud dengan
Analisis fraud Traingle pada Perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. JAAI, 19(2), 112–125.
Wispandono. (2011). Pengaruh Lingkungan

Copyright © 2021, FINANCIAL: Jurnal Akuntansi


25

Anda mungkin juga menyukai