Anda di halaman 1dari 25

PENGARUH FRAUD HEXAGON TERHADAP PENDETEKSIAN

FRAUDLENT FINANCIAL REPORTING PADA PERUSAHAAN


PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2019-2022

SEMINAR JUDUL

Oleh :

TARISHA REGINA PUTRI


NIM : 2024155

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN

ROKAN HULU

2023
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi saat ini terutama globalisasi ekonomi telah menimbulkan

persaingan ekonomi yang sangat ketat. Persaingan ini menuntut perusahaan untuk

lebih berpikir kritis dalam memanfaatkan dan mengalokasikan sumber dayanya

secara lebih efektif dan efesien. Sejalan dengan hal tersebut semakin banyak

konseuensi yang akan dihadapi oleh perusahaan dalam persaingan usaha yang

semakin kompleks dan kompetitif. Salah satu konsekuensi yang harus dihadapi

perusahaan adalah maraknya terjadi tindakan kecurangan (fraud).

Menurut Association of Certified Fraud Examiners (ACFE), fraud merupakan

suatu tindakan yang disengaja dan melanggar hukum dengan cara memanipulasi dan

memberikan laporan yang salah atau tidak benar kepada pihak lain dengan tujuan

untuk mendapatkan suatu keuntungan bagi diri sendiri maupun kelompok kelompok.

Fraud terdiri dari tiga kategori utama: asset misappropriation, corruption serta

financial statement fraud (ACFE, 2022).

1
Gambar 1.1 Kategori Fraud Sumber: ACFE (2022)

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Association of Certified Fraud

Examiners (ACFE) mengenai tiga kategori fraud di atas, menunjukkan bahwa kasus

fraud dalam bentuk penyalahgunaan aset memiliki frekuensi kasus yang tertinggi

yaitu sebesar 86%, disusul dengan frekuensi kasus kedua yaitu korupsi sebesar 50%,

dan frekuensi kasus terkecil yaitu pada kecurangan laporan keuangan sebesar 9%.

Namun demikian walaupun kecurangan laporan keuangan memiliki frekuensi kasus

yang paling kecil, dampak rata-rata dari total kerugian kasus kecurangan laporan

keuangan ini justru menduduki peringkat tertinggi yaitu sebesar $593.000, disusul

oleh kasus korupsi sebesar $150.000, dan kasus penyalahgunaan aset sebesar

$100.000 (ACFE, 2022).

Laporan keuangan merupakan suatu catatan pembukuan yang berisikan data

dan informasi mengenai perkembangan suatu kondisi perusahaan pada setiap periode.

Yang mana bertujuan sebagai acuan dan pedoman bagi perusahaan dalam membuat

sebuah keputusan bisnis yang akan diambil oleh pihak manajemen. (Harahap, 2018:

2
105)

Laporan keuangan menjadi kunci kesempurnaan suatu perusahaan untuk

mendapatkan citra perusahaan yang baik dan sebagai bentuk pertanggungjawaban

perusahaan kepada para pihak lain yang memiliki kepentingan (stakeholder). Laporan

keuangan tersebut membagikan penjelasan berkaitan dengan keadaan keuangan dan

keadaan atas aktivitas operasional perusahaan dan harus menampilkan kondisi

perusahaan yang sebenarnya karena beberapa pihak sangat berkaitan dengan

penggunaan laporan keuangan tersebut diantaranya pihak manajemen perusahaan,

investor, auditor dan pemerintah (Aulia & Afiah, 2020).

Namun pada kenyataannya tidak semua manajemen perusahaan sadar akan

begitu pentingnya suatu laporan keuangan yang bersih dan bebas dari suatu

kecurangan (Lionardi & Suhartono, 2022).

Salah satu cara untuk menutupi kondisi perusahaan yang kurang baik dan agar

kinerja perusahaan terlihat maksimal di mata stakeholder, perusahaan cenderung

melakukan kecurangan (fraud) dengan menyajikan informasi yang tidak sesuai

dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya dan kerap kali laporan keuangan

menjadi media untuk melangsungkan tindakan kecurangan. (Purnama et al., 2022).

Financial statement fraud merupakan suatu perbuatan yang dilakukan oleh

para pejabat, petinggi perusahaan ataupun pemerintahan dalam menyembunyikan

situasi keuangan yang sebenarnya dengan cara merekayasa atau memalsukan

keuangan pada saat menyajikan laporan keuangan dengan tujuan untuk mendapatkan

3
laba maupun untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau suatu kelompok (ACFE,

2022).

Gambar 1.2 Industri yang Terdampak Fraud Sumber: ACFE (2022)

Sektor keuangan dan perbankan ialah sektor dengan kasus fraud terbanyak,

yaitu sebanyak 351 kasus dimana 11% nya itu merupakan kasus financial statement

fraud. (ACFE 2022). Berdasarkan informasi yang dihimpun Consumer News and

Business Channel Indonesia (CNBC) Indonesia kasus fraud yang dilakukan oleh

pihak perbankan salah satu contohnya yaitu Pada tahun 2020, Maybank menjadi

perbincangan hangat terkait hilangnya dana nasabah sebesar Rp 22,9 miliar. Dana

4
tersebut merupakan simpanan milik nasabah Maybank di kantor cabang Cipulir.

Hilangnya dana nasabah diduga karena adanya pencurian yang berujung pada

penipuan. Tersangka kasus tersebut adalah Kepala Kantor Cabang Maybank Cipulir.

Dana tersebut digunakan untuk keperluan pribadi. Meminimalkan kerugian ketika

mencoba mengubah struktur perekonomian merupakan sebuah tantangan (Batrancea

dkk. 2021,2022). Penipuan tersebut diduga terkait dengan penyalahgunaan wewenang

yang dilakukan pemilik kantor (CNBC Indonesia 2020).

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori fraud hexagon. Teori

fraud hexagon merupakan teori terbaru dalam mendeteksi fraud dan penyempurnaan

dari teori fraud sebelumnya (Jannah et al., 2021). Elemen-elemen dalam fraud

hexagon terdiri dari stimulus, opportunity, rationalization, capability, ego, dan

collusion (Vousinas, 2019).

Berdasarkan Penelitian (Tarmizi Ahmad dkk (2022) menyatakan bahwa

faktor yang mempengaruhi kecurangan laporan keuangan adalah stabilitas keuangan

dan tekanan eksternal. Dengan hasil penelitian berpengaruh positif terhadap

kecurangan pelaporan keuangan. Namun pengawasan yang tidak efektif,

pergantian auditor, pergantian direktur, arogansi, dan kolusi tidak mempengaruhi

kecurangan pelaporan keuangan.

Didalam penelitian ini penulis menggunakan elemen pertama dari teori fraud

hexagon yaitu stimulus atau pressure. Pressure atau tekanan diproksikan dengan

variabel, Financial target, Financial stability, External pressure dan Institutional

5
ownership. Opportunity atau peluang diproksikan dengan variabel Ineffective

monitoring, Quality of external audit, dan Nature Of Industri. Rationalization atau

rasionalisasi diproksikan dengan variabel Change in auditor. Capability atau

kemampuan diproksikan dengan variabel Change of director dan Quality of CEO's.

Ego atau arogans diproksikan dengan variabel Frequent number of CEO’s picture.

Collusion atau kolusi diproksikan dengan variabel Number of Independent

Commissioners concurrent positions

Dengan besarnya kasus fraud yang terjadi pada sektor perbakan yang

mencapai 351 kasus dan menduduki industri yang terbanyak terdampak fraud serta

kerugian yang diterima oleh sektor perbankan mencapai $ 150.000 atas kasus fraud

laporan keuangan (ACFE, 2022) peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

ini.dengan menggunakan teori Hexagon dikarenakan teori hexagon merupakan teori

terbaru yang dapat digunakan dalam mendeteksi kasus fraud (kecurangan).

Penelitian (Rozaq Wahyu Pambudi dkk. 2023) menyatakan bahwa Target

keuangan, Stabilitas keuangan, Kualitas auditor eksternal, Total akrual terhadap total

aset, dan Kerjasama dengan pemerintah berpengaruh terhadap Financial Fraud.

Sedangkan Tekanan Eksternal, Pergantian Direksi, Pergantian Auditor dan Dualisme

Posisi tidak berpengaruh terhadap Financial Fraud.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh (Margaretha Lionardi, 2022)

menyatakan bahwa Hasil penelitian menunjukan bahwa change in director

berpengaruh positif terhadap kemungkinan terjadinya fraudulent financial statement.

Sedangkan nature of industry berpengaruh negatif terhadap kemungkinan terjadinya

6
fraudulent financial statement. Namun financial stability, state-owned enterprises,

change in auditor, jumlah foto CEO pada laporan tahunan perusahaan tidak terbukti

berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya fraudulent financial statement.

Berdasarkan penelitian (Dzakwan Ina Ghandur dkk 2019) menyatakan bahwa

Financial Target dan Institutional Ownership berpengaruh terhadap Kecurangan

Laporan Keuangan. Sedangkan Financial Stability, External Pressure, Effective

Monitoring, Change in Auditor dan Change in Director tidak berpengaruh terhadap

Kecurangan Laporan Keuangan

Berdasarkan penelitian (Innayah Isnaini Fatimah. 2023) menyatakan bahwa

Variabel pergantian auditor dan Quality Of CEO berpengaruh terhadap kecurangan

laporan keuangan. Sedangkan stabilitas keuangan, tekanan eksternal, pengawasan

yang tidak efektif, pergantian direksi dan arogansi tidak berpengaruh terhadap

kecurangan laporan keuangan.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh (Kartika Octaviani dkk. 2021)

menyatakan bahwa Financial stability, Personal financial needs, External pressure,

Financial target, Change in director, E-procurement , Effective monitoring, Frequent

number of CEO's Picture berpengaruh terhadap Fraudulent Financial Reporting

Sedangkan Nature of the industry dan Change in auditor tidak berpengaruh terhadap

Fraudulent Financial Reporting

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan, masih terdapat kasus

kecurangan laporan keuangan khususnya pada industri perbankan. Dari penelitian

7
terdahulu juga menunjukkan hasil yang berbeda dan tidak konsisten membuat penulis

tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “PENGARUH FRAUD

HEXAGON TERHADAP PENDETEKSIAN FRAUDLENT FINANCIAL

REPORTING PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI

BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2019-2022”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka muncul beberapa masalah

dalam peneitian yaitu ;

1. Apakah Financial target berpengaruh terhadap Fraudulent financial reporting

pada perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun

2019-2022?

2. Apakah Financial stability berpengaruh terhadap Fraudulent financial

reporting pada perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2019-2022?

3. Apakah External pressure berpengaruh terhadap Fraudulent financial

reporting pada perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2019-2022?

4. Apakah Institutional ownership berpengaruh terhadap Fraudulent financial

reporting pada perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2019-2022?

5. Apakah Ineffective monitoring berpengaruh terhadap Fraudulent financial

8
reporting pada perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2019-2022?

6. Apakah Quality of external audit berpengaruh terhadap Fraudulent financial

reporting pada perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2019-2022?

7. Apakah Nature Of Industri berpengaruh terhadap Fraudulent financial

reporting pada perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2019-2022?

8. Apakah Change in auditor berpengaruh terhadap Fraudulent financial

reporting pada perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2019-2022?

9. Apakah Change of director berpengaruh terhadap Fraudulent financial

reporting pada perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2019-2022?

10. Apakah Quality of CEO's berpengaruh terhadap Fraudulent financial

reporting pada perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2019-2022?

11. Apakah Frequent number of CEO’s picture berpengaruh terhadap Fraudulent

financial reporting pada perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2019-2022?

12. Apakah Collusion berpengaruh terhadap Fraudulent financial reporting pada

9
perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2019-

2022?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut tujuan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh Financial target terhadap Fraudulent financial

reporting terhadap perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2019-2022?

2. Untuk mengetahui pengaruh Financial stability terhadap Fraudulent financial

reporting pada perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2019-2022?

3. Untuk mengetahui pengaruh External pressure terhadap Fraudulent financial

reporting pada perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2019-2022?

4. Untuk mengetahui pengaruh Institutional ownership terhadap terhadap

Fraudulent financial reporting pada perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di

Bursa Efek Indonesia Tahun 2019-2022?

5. Untuk mengetahui pengaruh Ineffective monitoring terhadap Fraudulent

financial reporting pada perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2019-2022?

6. Untuk mengetahui pengaruh Quality of external audit terhadap Fraudulent

10
financial reporting pada perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa

Efek Indonesia Tahun 2019-2022?

7. Untuk mengetahui pengaruh Nature Of Industri terhadap Fraudulent financial

reporting pada perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2019-2022?

8. Untuk mengetahui pengaruh Change in auditor terhadap Fraudulent financial

reporting pada perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2019-2022?

9. Untuk mengetahui pengaruh Change of director terhadap Fraudulent financial

reporting pada perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2019-2022?

10. Untuk mengetahui pengaruh Quality of CEO's terhadap Fraudulent financial

reporting pada perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2019-2022?

11. Untuk mengetahui pengaruh Frequent number of CEO’s picture terhadap

Fraudulent financial reporting pada perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di

Bursa Efek Indonesia Tahun 2019-2022?

12. Untuk mengetahui pengaruh Collusion terhadap Fraudulent financial

reporting pada perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2019-2022?

11
1.4 Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi pihak yang

berkepentingan yaitu ;

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan informasi di

bidang ilmu akuntansi khususnya auditing mengenai faktor- faktor yang

mempengaruhi kecurangan laporan keuangan. Selain itu, penelitian ini diharapkan

dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya tentang kecurangan laporan

keuangan.

2. Manfaat Praktisi

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dan saran mengenai

faktor-faktor yang dapat mendeteksi kecurangan laporan keuangan, sehingga dapat

membantu para praktisi dalam meningkatkan kualitas audit pada lembaga audit.

1.5 Keterbatasan Penelitian

Agar penelitian ini tidak meluas maka penelitian ini memiliki batasan masalah

yaitu :

1. Penilitian ini hanyan menggunakan sampel pada perusahaan perbankan yang

terdaftar di bursa efek indonesia tahun 2017-2022

2. Variabel yang diukur dalam penelitian ini terdiri dari 12 variabel, yaitu

Financial target, Financial stability, External pressure, Institutional

ownership, Ineffective monitoring, Quality of external audit, Nature Of

12
Industri, Change in auditor, Change of director Quality of CEO's, Frequent

number of CEO’s picture, dan Collusion.

1.6 Penelitian terdahulu

No Nama Judul Variabel Hasil


Peneliti
1. Tarmizi Hexagon Fraud:  Stabilitas Keuangan  Stabilitas keuangan
Ahmad dkk (X1) berpengaruh positif
(2022) Deteksi  Tekanan Eksternal terhadap kecurangan
(X2) pelaporan keuangan
Kecurangan
 Pengawasan yang  Tekanan eksternal
Pelaporan tidak efektif (X3) berpengaruh positif
 Pergantian auditor terhadap kecurangan
Keuangan Pada (X4) pelaporan keuangan
 Pergantian direktur  Pengawasan yang tidak
Badan Usaha
(X5) efektif tidak
Milik Negara  Arogansi (X6) berpengaruh terhadap
 Kolusi (X7) kecurangan pelaporan
Indonesia  kecurangan keuangan
pelaporan keuangan  Pergantian auditor tidak
(Y) berpengaruh terhadap
kecurangan pelaporan
keuangan
 Pergantian direktur tidak
berpengaruh terhadap
kecurangan pelaporan
keuangan
 Arogansi tidak
berpengaruh terhadap
kecurangan pelaporan

13
keuangan
 Kolusi tidak
berpengaruh terhadap
kecurangan pelaporan
keuangan.
2. Rozaq Deteksi  Target Keuangan  Target keuangan
Wahyu (X1) berpengaruh terhadap
Pambudi dkk Fraudulent  Stabilitas Keuangan Financial Fraud
(2023) (X2)  Stabilitas keuangan
Financial
 Tekanan Eksternal berpengaruh terhadap
Reporting (X3) Financial Fraud
 Pergantian Direksi  Kualitas auditor
Menggunakan (X4) eksternal, berpengaruh
 Kualitas Auditor terhadap Financial Fraud
Fraud Score
Eksternal (X5)  Total akrual terhadap
Model (Studi  Pergantian Auditor total aset berpengaruh
(X6) terhadap Financial Fraud
Empiris  Total Accrual To  Kerjasama dengan
Total Assets (X7) pemerintah. berpengaruh
Tentang terhadap Financial Fraud
 Dualisme Posisi (X8)
Perusahaan  Pengawasan yang  Tekanan Eksternal tidak
Tidak Efektif (X8) berpengaruh terhadap
BUMN Dan  Kerjasama Dengan Financial Fraud
Proyek Pemerintah  Pergantian Direksi tidak
Perbankan berpengaruh terhadap
(X9)
 Financial Fraud (Y) Financial Fraud
Syariah Yang
 Pergantian Auditor tidak
Terdaftar Di BEI berpengaruh terhadap
Financial Fraud
Tahun 2018-  Dualisme Posisi tidak
berpengaruh terhadap
2022)
Financial Fraud
 Pengawasan yang Tidak
Efektif tidak
berpengaruh terhadap
Financial Fraud

14
3. Margaretha Pendeteksian  Financial Stability  Financial Stability tidak
Lionardi (X1) terbukti berpengaruh
(2022) Kemungkinan  Change In Director terhadap kemungkinan
(X2) terjadinya fraudulent
Terjadinya
 State-Owned (X3) financial statement
Fraudulent  Enterprises (X4)  Change In Director
 Nature Of Industry berpengaruh positif
Financial (X5) terhadap kemungkinan
 Change In Auditor terjadinya fraudulent
Statement
(X6) financial statement
menggunakan  Jumlah foto CEO  State-Owned
(X7) Enterprises tidak
Fraud Hexagon  fraudulent financial terbukti berpengaruh
statement (Y) terhadap kemungkinan
terjadinya fraudulent
financial statement
 Nature Of Industry
berpengaruh negatif
terhadap kemungkinan
terjadinya fraudulent
financial statement
 Change In Auditor tidak
terbukti berpengaruh
terhadap kemungkinan
terjadinya fraudulent
financial statement
 Jumlah foto CEO tidak
terbukti berpengaruh
terhadap kemungkinan
terjadinya fraudulent
financial statement

4. Dzakwan Ina Analisis Fraud  Financial Stability  Financial Target


Ghandur dkk (X1) berpengaruh terhadap
(2019) Pentagon Dalam  External Pressure Kecurangan Laporan
(X2) Keuangan
Mendeteksi
 Financial Target  Institutional Ownership

15
Kecurangan (X3) berpengaruh terhadap
 Institutional Kecurangan Laporan
Laporan Ownership (X4) Keuangan
 Effective Monitoring  Financial Stability tidak
Keuangan
(X5 berpengaruh terhadap
 Change in Auditor Kecurangan Laporan
(X6) Keuangan
 Change in Director  External Pressure tidak
(X7) berpengaruh terhadap
Kecurangan Laporan
 Kecurangan Laporan
Keuangan
Keuangan (Y)
 Effective Monitoring
tidak berpengaruh
terhadap Kecurangan
Laporan Keuangan
 Change in Auditor tidak
berpengaruh terhadap
Kecurangan Laporan
Keuangan
 Change in Director tidak
berpengaruh terhadap
Kecurangan Laporan
Keuangan
5. Kartika The Influence Of  Financial stability  Financial stability
Octaviani (X1), berpengaruh terhadap
dkk Fraud Hexagon  Personal financial Fraudulent Financial
2021 needs (X2) Reporting
Elements On
 External pressure  Personal financial needs
Fraudulent (X3) berpengaruh terhadap
 Financial target Fraudulent Financial
Financial (X4), Reporting
 Change in director  External pressure
Reporting At The
(X5) berpengaruh terhadap
Banking  E-procurement (X6) Fraudulent Financial
 nature of the industry Reporting
Companies Listed (X7)  Financial target

16
On The  Effective monitoring berpengaruh terhadap
(X8) Fraudulent Financial
Indonesian Stock  Change in auditor Reporting
(X9)  Change in director
Exchange Periode
 Frequent number of berpengaruh terhadap
2018-2020 CEO's Picture (X10) Fraudulent Financial
 Fraudulent Financial Reporting
Reporting (Y)  E-procurement
berpengaruh terhadap
Fraudulent Financial
Reporting
 Effective monitoring
berpengaruh terhadap
Fraudulent Financial
Reporting
 Frequent number of
CEO's Picture
berpengaruh terhadap
Fraudulent Financial
Reporting
 Nature of the industry
tidak berpengaruh
terhadap Fraudulent
Financial Reporting
 Change in auditor tidak
berpengaruh terhadap
Fraudulent Financial
Reporting

6. Innayah Determinan  Stabilitas Keuangan  Variabel stabilitas


Isnaini (X1) keuangan tidak
Fatimah Kecurangan
(2023)  Tekanan Eksternal berpengaruh terhadap
Laporan
(X2) kecurangan laporan
Keuangan: Suatu  Pengawasan Yang keuangan.

Pendekatan Teori Tidak Efektif (X3)  Variabel tekanan

17
Fraud Hexagon  Pergantian Auditor eksternal tidak
(X4) berpengaruh terhadap
 Pergantian Direksi kecurangan laporan
(X5) keuangan
 Quality Of CEO (X6)  .Variabel pengawasan
 Arogansi (X7) yang tidak efektif tidak

 Kolusi (X8) berpengaruh terhadap

 Kecurangan Laporan kecurangan laporan

Keuangan (Y) keuangan.


 Variabel pergantian
auditor berpengaruh
secara positif terhadap
kecurangan laporan
keuangan.
 Variabel pergantian
direksi tidak
berpengaruh terhadap
kecurangan laporan
keuangan.
 Variable Quality Of
CEO berpengaruh
terhadap kecurangan
laporan keuangan
 Variabel arogansi tidak
berpengaruh terhadap
kecurangan laporan
keuangan.
 Variabel kolusi tidak

18
berpengaruh terhadap
kecurangan laporan
keuangan.

19
1.7 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut

Financial target X1

H1
Financial stability X2
H2
External pressure X3
H3
Institutional ownership X4
H4

Ineffective monitoring X5 H5

Quality of external audit X6 H6 Fraudulent financial


reporting
H7
Nature of industry X7 Y
H8

Change in auditor X8 H9

Change of director X9 H10

H 11
Quality of CEO's X10
H 12
Frequent number of
CEO’s picture X11

Collusion X12

20
1.8 Perumusan Hipotesis

Berdasarkan teori yang sudah ada dapat dirumuskan hipotesis sementara untuk

digunakan dalam penelitian ini, yaitu :

H1 : External pressure berpengaruh positif terhadap Fraudulent financial

reporting

H2 : Financial target berpengaruh positif terhadap Fraudulent financial

reporting

H3 : Financial stability berpengaruh positif terhadap Fraudulent financial

reporting

H4 : Institutional ownership berpengaruh positif terhadap terhadap Fraudulent

financial reporting

H5 : Ineffective monitoring berpengaruh negatif terhadap Fraudulent financial

H6 : Quality of external audit berpengaruh terhadap Fraudulent financial

reporting

H7 : Nature Of Industri berpengaruh terhadap Fraudulent financial reporting

H8 : Change in auditor berpengaruh terhadap Fraudulent financial reporting

H9 : Change of director berpengaruh terhadap Fraudulent financial reporting

H10 : Quality of CEO's berpengaruh terhadap Fraudulent financial reporting

H11 : Frequent number of CEO’s picture berpengaruh terhadap Fraudulent

financial reporting

H12 : Collusion berpengaruh terhadap Fraudulent financial reporting

21
DAFTAR PUSATAKA

ACFE (2022). ACFE. (2022). Occupational Fraud 2022 : A Report To The Nations.
https://legacy.acfe.com/report-to-the-nations/2022/ (diakses pada 02 November
2023 pukul 13.:45)

Tarmizi Ahmad dkk (2022). Hexagon Fraud: Deteksi Kecurangan Pelaporan


Keuangan Pada Badan Usaha Milik Negara Indonesia. Ekonomi2022,10, 13

Aulia & Afiah, 2020 Hexaagon Fraud Analysis in Detecting Potential Financial
Statement Fraud of Banking Companies in Indonesia. International
Conference on Accounting, Business, & Economics. 9(1) 450-461

Rozaq Wahyu Pambudi dkk (2023). Deteksi Fraudulent Financial Reporting


Menggunakan Fraud Score Model (Studi EmpirisTentang Perusahaan BUMN
Dan Perbankan Syariah Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2018-2022). Jurnal
Studi Manajemen dan Kewirausahaan. Jilid 4(6) 2023 : 8165-8182

Octaviani, K., Sagala, E., & Silviana. (2021). The Influence Of Fraud Harahap
(2018). Pengaruh Fraud Indikator Terhadap Fraudulent Financial Statement:
Studi Empiris Pada Perusahaan yang Listed di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Tahun 2008-2013. Diponegoro Journal of Accounting2, 1–15.

Kartika Octaviani dkk 2021. The Influence Of Fraud Hexagon Elements On


Fraudulent Financial Reporting At The Banking Companies Listed On The
Indonesian Stock Exchange Periode 2018-2020. Ekonomi2022,10, 13

Innayah Isnaini Fatimah (2023). Determinan Kecurangan Laporan Keuangan: Suatu


Pendekatan Teori Fraud Hexagon. Skripsi Program Studi Akuntansi Syariah
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Raden Mas Said
Surakarta.

22
Lionardi & Suhartono, 92022). Lionardi, M., & Suhartono, S. (2022). Pendeteksian
Kemungkinan Terjadinya Fraudulent Financial Statement menggunakan Fraud
Hexagon. Moneter: Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, 9(1), 29–38.

Margaretha Lionardi (2022) Pendeteksian Kemungkinan Terjadinya Fraudulent


Financial Statement menggunakan Fraud Hexagon.
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/moneter 9(1) 37-45

Purnama, D., Mutiarani, G., Yuanita, M., & Lucyanda, J. (2022). Pengujian
Kecurangan Laporan Keuangan Menggunakan Fraud Hexagon Model. Media
Riset Akuntansi, 12(1), 109–128.
(Tarmizi Ahmad dkk (2022)
Vousinas, G. L. (2019). Advancing theory of fraud: the S.C.O.R.E. model. Journal
of Financial Crime, 26(1), 372–2. https://doi.org/10.1108/JFC-12-2017-0128

23
24

Anda mungkin juga menyukai