180-190
ISSN: 2301-8879
E-ISSN: 2599-1809
Available Online At: https://ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/krisna
DiPublikasi: 01/01/2022
http://dx.doi.org/10.22225/kr.13.2.2022.180-190
Abstract
This research is entitled Fraudulent Mining Sector Report in Indonesia. This type of research uses a quantitative approach. The
data used in this study are the annual financial statements of mining companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2014-
2019. The analytical tool used in this research is the path analysis test with the WarpPls application. The results of the study
indicate that financial stability and the nature of industry have an effect on fraudulent financial statements. On the other hand,
external pressure, personal financial need, effective monitoring, and an independent board of commissioners have no effect on
fraudulent financial statements
Keywords: financial statement fraud, financial stability, Nature of industry
Abstrak
Penelitian ini berjudul Kecurangan Laporan (Fraudulent) Sektor Tambang di Indonesia. Jenis penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan perusahaan pertambangan yang
terdaftar di BEI tahun 2014-2019. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji path analisis dengan aplikasi
WarpPls. Hasil penelitian menunjukkan bahwa financial stability dan Nature of industry berpengaruh terhadap kecurangan laporan
keuangan. Sebaliknya, External pressure, personal financial need, effective monitoring, dan dewan komisaris independen tidak
berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan
Kata Kunci : kecurangan laporan keuangan, financial stability, Nature of industry
Jurnal KRISNA: Kumpulan Riset Akuntansi Volume 11, Nomor 2 2020 CC-BY-SA 4.0 License Page 181
Kecurangan Laporan Keuangan (Fraudulent) Sektor Tambang Di Indonesia
external pressure, personal financial need, variabel financial personal need. Financial
effective monitoring, dewan komisaris personal need (Oship) dihitung dengan
independen dan nature of industry) terhadap menggunakan rumus sebagai berikut:
variabel dependen yaitu kecurangan laporan Saham Kepemilikan Manajerial
Oship =
keuangan. Jumlah Saham Beredar)
Langkah yang digunakan dalam Effective Monitoring merupakan
penarikan sampel dan pengujian hasil yaitu Kecurangan dapat diminimalkan salah satunya
teknik SEM-PLS untuk memperoleh hasil dengan mekanisme pengawasan yang baik.
signifikansi statistik yang paling optimal. Komite audit merupakan suatu komponen
Teknik pengambilan sampel yang digunakan, yang memiliki peranan yang sangat vital
yaitu metode Bootstrapping, karena jumlah sebagai sistem pengendalian perusahaan.
sampel di atas 100 data. Sampel yang Effective monitoring (IND) dihitung dengan
dikumpulkan dalam penelitian ini diolah rumus:
dengan menggunakan aplikasi WarpPls Versi % Anggota independen komite audit
7.0 sebagai alat untuk menganalisis sampel Dewan Komisaris Independen
dan pengujian hasil penelitian. merupakan Perbedaan kepentingan antara
pemilik perusahaan dan manajemen dapat
Definisi Variabel dan Pengukuran diselaraskan dengan mekanisme tata kelola
Financial Stability merupakan keadaan perusahaan. Pemantauan yang dilakukan oleh
yang menggambarkan kondisi keuangan dewan komisaris dan pemegang saham
perusahaan dari kondisi stabil. Pertumbuhan merupakan mekanisme penting dalam
aset (growth in asset) sebagai proksi variabel menyelaraskan kepentingan pemegang saham
financial stability (Beneish, 1997). Financial dan manajemen. Dewan komisaris independen
stability (Achange) dihitung dengan rumus: dihitung dengan rumus:
Jlh anggota komisaris independen
Indcom =
jlh seluruh anggota dewan komisaris
External pressure merupakan tekanan
yang berlebihan bagi manajemen untuk Nature of Industry adalah situasi yang
memenuhi persyaratan daftar bursa, mencerminkan suatu perusahaan pada
membayar hutang atau memenuhi perjanjian industry. Nature of industry diproksikan
hutang. total asset sebagai proksi variabel dengan Receivable yang dihitung melalui
external pressure. Leverage (Lev) dihitung rumus:
dengan rumus:
Lev= (total debt)/(total Assets)
Financial Personal Need Dunn (2004)
menunjukkan bahwa ketika eksekutif Variable independent yaitu: Beneish
memiliki kepemilikan saham yang signifikan M-Score. Perusahaan dikategorikan
dalam perusahaan, keuangan perusahaan ikut melakukan kecurangan apabila memiliki
terpengaruh oleh kondisi keuangan para Beneish M-Score >- 2.2.
pengambil keputusan (eksekutif). Struktur
kepemilikan saham ini dapat mempengaruhi
tingkat terjadinya kecurangan. kepemilikan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
saham oleh orang dalam sebagai proksi Deskripsi Statistik
Jurnal KRISNA: Kumpulan Riset Akuntansi Volume 11, Nomor 2 2020 CC-BY-SA 4.0 License Page 183
Kecurangan Laporan Keuangan (Fraudulent) Sektor Tambang Di Indonesia
Tabel 1.
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Variabel NMin Max Mean
M-Score 174- 37,010 -
9,124 3,435
Achange 174 - 9,662 0,038
0,889
Lev 174 0,025 6,670 0,457
OshipP 174 0,000 0,663 0,000
Ind 174 0,000 1,000 0,667
Indcom 174 0,000 0,667 0,400
Receivable 174 - 1,973 -
5,421 0,001
Sumber : Data diolah (Output WarpPls 7.0, 2021)
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui industry yang diproksikan dengan receivable
bahwa M-Score memiliki rata-rata nilai M- menunjukkan nilai rata-rata sebesar -0,001
Score pada tahu 2014-2019 diketahui sebesar yang dapat disimpulkan bahwa tingkat ideal
-3,435. Hasil analisis terhadap financial suatu perusahaan sebesar -0,1%.
stability yang diproksikan dengan Achange
Evaluasi Model Struktural
menunjukkan nilai rata-rata financial Hasil evaluasi kelayakan model
stability pada tahun 2014-2019 adalah masing-masing variabel adalah sebagai
sebesar 0,038 yang diartikan bahwa tingkat berikut. Variabel beneish m-score memiliki
kemampuan perusahaan pengelolaan aset bobot 1.000 (0.05), P-Value < 0.001 berarti
adalah sebesar 3,8%. Variabel external layak. Variabel Achange memiliki bobot
pressure yang diproksikan dengan Lev 1.000 (0.05), P-Value < 0.001 berarti layak.
menunjukkan nilai rata-rata sebesar 0,457
Variabel Lev memiliki bobot 1.000 (0.05),
yang dapat disimpulkan bahwa tingkat P-Value < 0.001 berarti layak. Variabel Ind
kemampuan perusahaan membayar utang memiliki bobot 1.000 (0.05), P-Value <
sebesar 45,7%. Variabel financial personal 0.001 berarti layak. Variabel Indcom
need yang diproksikan dengan Oship memiliki bobot 1.000 (0.05), P-Value <
memiliki nilai rata-rata adalah sebesar 0,000 0.001 berarti layak. Variabel Receivable
yang berarti bahwa tingkat kepemilikan memiliki bobot 1.000 (0.05), P-Value <
saham yang dimiliki oleh orang dalam pada 0.001 berarti layak.
perusahaan pertambangan di Indonesia
sebesar 0%. Variabel effective monitoring Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat
yang diproksikan dengan Ind menunjukkan bahwa nilai R-square untuk M-Score
nilai rata-rata sebesar sebesar 0,667. Nilai menunjukkan nilai R-square sebesar 0,520
tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat dan R-square adjusted sebesar 0,502.
pergantian komite audit independen Sehingga dapat diinterpretasikan bahwa
perusahaan adalah sebesar 66,7%. variabel M-Score memiliki pengaruh
Sedangkan Variabel Dewan Komisaris terhadap variabel Achange, Lev, Oship, Ind
Independen yang diproksikan dengan dan Indcom sebesar 52%. Pengujian Full
Indcom menunjukkan nilai rata-rata sebesar collinearity VIFs mengarah pada pengujian
0,400. Hal ini berarti bahwa jumlah adanya bias dari hasil penelitian akibat
komisaris independen dari perusahaan multikolonearitas, dengan kriteria harus
sampel rata-rata sebesar 40% dari seluruh dibawah 3,3 (Kock, 2011). Pada tabel 2
jumlah Dewan Komisaris. Variabel nature of dapat diketahui bahwa nilai masing-masing
Jurnal KRISNA: Kumpulan Riset Akuntansi Volume 11, Nomor 2 2020 CC-BY-SA 4.0 License Page 184
Kecurangan Laporan Keuangan (Fraudulent) Sektor Tambang Di Indonesia
Tabel 2.
Koefisien Variabel
Variabel Full collinearity R- R-Square Q-squared
VIFs Square Adjusted coefficients
M-Score 1,430
Achange 1,322
Lev 1,034
Oship 1,016 0,520 0,502 0,561
Ind 1,027
Indcom 1,045
Receivable 1,108
Sumber : Data diolah (Output WarpPls 7.0, 2021)
Tabel 3.
Output Model Fit Indices
Kriteria Indeks P- Kriteria Keterangan
Value
APC 0,192 0,002 P ≤ 0.05 Diterima
ARS 0,520 < P ≤ 0.05 Diterima
0,001
AARS 0,0502 < P ≤ 0.05 Diterima
0,001
AVIF 1,047 - ≤ 3.3 Diterima
AFVIF 1,140 - ≤ 3.3 Diterima
GOF 0,721 ≥ 0,1 (lemah) ≥ 0,25 (sedang) Prediksi
≥ 0,36 (kuat) Kuat
Sumber : Data diolah (Output WarpPls 7.0, 2021)
Jurnal KRISNA: Kumpulan Riset Akuntansi Volume 11, Nomor 2 2020 CC-BY-SA 4.0 License Page 185
Kecurangan Laporan Keuangan (Fraudulent) Sektor Tambang Di Indonesia
Pengujian Hipotesis
Dalam gambar 1 tersebut dapat dilihat dimiliki, sehingga akan memicu terjadinya
bahwa variabel Achange memiliki pengaruh pelanggaran-pelanggran pihak perusahaan.
yang signifikan terhadap kecurangan laporan Persentase perubahan total aset
keuangan yang diproksikan dengan M-Score mengindikasikan terjadinya kecurangan
dengan nilai p-value < 0,001. Hal ini dapat laporan keuangan pada perusahaan. Tingkat
dilihat dari nilai koefisien beta yang positif β kecurangan laporan keuangan akan tinggi jika
0,53. Angka ini menunjukkan bahwa jika persentase perubahan total aset juga semakin
terjadi peningkatan penilaian pada analisis tinggi. Sesuai dengan Teori Agensi bahwa
kecurangan laporan keuangan sebesar satu ketika manajemen gagal atau tidak mampu
satuan, dengan M-Score meningkat 0,53. Pada menjamin kestabilan usaha perusahaan, maka
variabel Receivable memiliki pengaruh yang manajer akan termotivasi dalam melalukan
signifikan terhadap kecurangan laporan manipulasi (fraud).
keuangan dengan nilai p-value < 0,001 dengan Pernyataan Skousen et al., (2009) bahwa
koefisien beta yang positif β 0,42. Hal ini dapat manajer menghadapi tekanan untuk melakukan
diartikan jika Receivable meningkat sebesar manipulasi laporan keuangan ketika stabilitas
satu satuan maka kecurangan laporan keuangan keuangan (financial stability) terancam oleh
akan meningkat sebesar 0,42 satuan. keadaan ekonomi, industri, dan situasi entitas
Sedangkan variabel Lev, Oship, Ind, dan yang beroperasi. Artinya dengan adanya
Indcom tidak memiliki pengaruh yang ketidakstabilan keuangan, akan memicu
signifikan terhadap kecurangan laporan terjadinya pelanggaran-pelanggaran yang
keuangan. Hal ini disebabkan karena nilai p- dilakukan manajemen. Loebbecke et al.,
value melebihi tingkat signifikansi dari 0,05. (1989) menunjukkan bahwa kasus dimana
Pembahasan perusahaan mengalami pertumbuhan industri di
bawah rata-rata, manajemen mungkin
Financial Stability Terhadap Kecurangan
melakukan kecurangan laporan keuangan
Laporan Keuangan
untuk meningkatkan prospek perusahaan.
Kondisi perusahaan yang terancam oleh
Hasil ini mendukung penelitian Tessa, C
kondisi ekonomi dapat mengakibatkan kondisi
perusahaan yang tidak stabil karena dan Harto (2016) yang membuktikan bahwa
semakin rendah tingkat pertumbuhan aset suatu
manajemen tidak mampu mengelola aset yang
Jurnal KRISNA: Kumpulan Riset Akuntansi Volume 11, Nomor 2 2020 CC-BY-SA 4.0 License Page 186
Kecurangan Laporan Keuangan (Fraudulent) Sektor Tambang Di Indonesia
perusahaan dapat mendorong perusahaan keuangan. Hal ini terjadi karena kepemilikan
tersebut untuk melakukan kecurangan laporan institusional yang rendah menunjukkan bahwa
keuangan. di perusahaan sampel telah terjadi kejelasan
pemisahan antara pemegang saham
External Pressure Terhadap Kecurangan
institusional sebagai pemilik yang bertugas
Laporan Keuangan
mengendalikan perusahaan dan manajer
Leverage tidak mampu mendeteksi sebagai manajer perusahaan.
kecurangan laporan keuangan sebab sebagian
besar utang perusahaan berasal dari dana pihak Effective Monitoring Terhadap kecurangan
ketiga yang memiliki beban bunga rendah dari Laporan Keuangan
pada utang-utang lainnya dengan didukung Semakin tinggi efektifitas pengawasan
kenaikan aset maka perusahaan tetap mampu perusahaan akan menurunkan potensi
membayar utang-utangnya. Perusahaan juga manajemen untuk melakukan kecurangan
dapat mencari tambahan modal lain dengan laporan keuangan. Hasil penelitian ini sesuai
tidak menambah utang yaitu dapat dengan cara dengan Skousen et al., (2009) yang
menerbitkan saham Kembali. menyimpulkan bahwa effective monitoring
Hasil penelitian ini sejalan dengan (Ind) berpengaruh negatif terhadap kecurangan
Sihombing (2014) dan Martyanta (2013). Hasil laporan keuangan. Kecurangan dapat
penelitian ini menunjukan kecenderungan diminimalkan salah satunya dengan
perusahaan melakukan kecurangan dengan mekanisme pengawasan yang baik. Komite
karakteristik leverage yang rendah lebih audit dipercaya dapat meningkatkan efektifitas
mungkin disebabkan karena kreditor saat ini pengawasan perusahaan. Artinya bahwa
tidak mempertimbangkan lagi besaran leverage semakin besar proporsi komite audit
yang dihasilkan, melainkan ada pertimbangan independen, maka proses pengawasan yang
seperti tingkat kepercayaan atau jalinan dilakukannya akan semakin efektif.
hubungan baik antar perusahaan dan kreditor. Beasley et al., (2000) mengamati
Personal Financial Need Terhadap penurunan insiden kecurangan di antara
Kecurangan Laporan Keuangan perusahaan yang memiliki komite audit.
Kepemilikan saham oleh perusahaan Komite audit yang lebih besar dikaitkan
tidak dapat mempengaruhi pihak manajemen dengan insiden kecurangan yang lebih rendah.
melakukan kecurangan pada laporan keuangan. Penelitian Chtourou (2001) dan Utomo (2018)
Kepemilikan saham institusi yang tinggi tidak menyatakan bahwa effective monitoring
memberikan tekanan kepada pihak manajemen. berpengaruh negatif terhadap kecurangan
Apabila manajer memiliki saham yang nilainya laporan keuangan. Hal ini menunjukkan
tidak signifikan, terdapat kemungkinan bahwa perusahaan yang memiliki tingkat efektifitas
manajer tersebut akan lebih memaksimalkan pengawasan rendah yang akan menaikkan
keuntungannya melalui bonus yang ia terima potensi manajemen untuk melakukan
yaitu dengan berusaha menampilkan kondisi kecurangan laporan keuangan.
perusahaan yang paling baik, misalnya dengan Dewan Komisaris Independen Terhadap
cara salah saji. Bagi manajemen sudah menjadi Kecurangan Laporan Keuangan
kewajiban untuk membagikan dividen sebaik- Dewan komisaris independen tidak
baiknya kepada para pemegang saham, baik berhubungan langsung dengan perusahaan
kepemilikan saham institusi maupun yang mereka tangani, sehingga menyebabkan
perorangan. kualitas fungsi pengawasan dalam perusahaan
Penelitian ini sejalan Apriliana S dan sulit ditingkatkan yang berdampak pada
Agustina (2017), menemukan bahwa Oship terjadinya kecurangan. Selain itu, pembentukan
tidak berpengaruh terhadap kecurangan laporan dewan komisaris independen yang dilakukan
Jurnal KRISNA: Kumpulan Riset Akuntansi Volume 11, Nomor 2 2020 CC-BY-SA 4.0 License Page 187
Kecurangan Laporan Keuangan (Fraudulent) Sektor Tambang Di Indonesia
oleh perusahaan hanya untuk memenuhi sebagai perhitungan dalam nature of industry
regulasi saja, dengan ketentuan bahwa jumlah disebabkan akun-akun seperti piutang sering
komisaris independen sekurang-kurangnya tiga kali dijadikan alat kecurangan laporan
puluh persen dari seluruh anggota komisaris, keuangan. Peningkatan jumlah piutang
Hasil penelitian ini mendukung perusahaan dari tahun sebelumnya dapat
Ratnasari dan Solikhah (2019), Oktarigusta menjadi indikasi bahwa perputaran kas
(2015), Chtourou (2001), Razali dan Arshad perusahaan tidak baik. Banyaknya piutang
(2014) yang menyatakan bahwa dewan usaha yang dimiliki perusahaan pasti akan
komisaris independen tidak berpengaruh mengurangi jumlah kas yang dapat digunakan
terhadap potensi kecurangan pada laporan perusahaan untuk kegiatan operasionalnya.
keuangan. Hal tersebut disebabkan karena Semakin tinggi rasio perubahan piutang
secara umum keberadaan dewan komisaris maka semakin tinggi pula kecurangan laporan
independen akan memberikan sedikit jaminan keuangan yang dilakukan perusahaan. Hal
bahwa pengawasan perusahaan akan semakin tersebut dilakukan oleh perusahaan dengan
independen dan objektif dan jauh dari cara memberikan pertimbangan subjektif pada
intervensi pihak pihak tertentu. Maka semakin akun estimasi cadangan atau opsi lain
banyak komisaris independen diharapkan dapat terhadap piutang tak tertagih yang jauh lebih
meningkatkan kinerja perusahaan. besar dari kenyataan agar dapat mengurangi
Nature of Industry Terhadap Kecurangan laba, sehingga mengurangi jumlah pajak
Laporan Keuangan dibayar. Hasil penelitian ini sesuai dengan
Variabel Nature of Industry yang hasil penelitian Summers dan Sweeney (1998)
diproksikan dengan Receivable, menunjukkan yang menyatakan nature of industry
nilai koefisien sebesar yaitu 0,419 dengan berpengaruh secara signifikan terhadap
signifikansi sebesar < 0,001. Hasil penelitian manipulasi laporan keuangan. Hal ini
menunjukkan signifikansi lebih kecil dari 0,05 merupakan salah satu peluang yang
(5%). Receivable memiliki pengaruh positif dimanfaatkan agen atau manager dalam
yang signifikan terhadap kecurangan laporan memanipulasi laporan keuangan.
keuangan. Perubahan Receivable digunakan
Hal ini menggambarkan besarnya
V. KESIMPULAN DAN SARAN pendapatan perusahaan yang belum
terealisasi. Sehingga menyebabkan
Berdasarkan hasil pengujian dan manajemen melakukan kecurangan untuk
pembahasan maka kesimpulan dari hasil menurunkan estimasi piutang tak tertagih
penelitian ini adalah sebagai berikut : agar rasio receivable bernilai lebih besar.
1. Financial stability berpengaruh terhadap 3. External pressure tidak berpengaruh
terjadinya manipulasi laporan keuangan. terhadap manipulasi laporan keuangan.
Hal ini dikarenakan perubahan total aset Hal ini disebabkan seseorang melakukan
perusahaan yang rendah menggambarkan fraud didasarkan pada moral, etika, dan
stabilitas keuangan perusahaan menurun kepribadiannya yang buruk, bukan dari
dan berdampak pada menghambatnya tinggi rendahnya rasio leverage (hutang).
aliran dana serta investasi pada 4. Personal financial need tidak
perusahaan, sehingga menjadi tekanan berpengaruh terhadap kecurangan. Hal
bagi manajemen yang kemudian ini berarti ukuran perusahaan yang dilihat
mendorong adanya kecurangan laporan dari kepemilikan saham tidak dapat
keuangan. dijadikan kontrol dalam mendeteksi
2. Nature of industry berpengaruh terhadap kemungkinan adanya kecurangan laporan
terjadinya manipulasi laporan keuangan. keuangan.
Jurnal KRISNA: Kumpulan Riset Akuntansi Volume 11, Nomor 2 2020 CC-BY-SA 4.0 License Page 188
Kecurangan Laporan Keuangan (Fraudulent) Sektor Tambang Di Indonesia
DAFTAR PUSTAKA Beneish, M. D., Lee, C. M., & Nichols, D. C. (2012). Fraud
ACFE. (2020). Survai Fraud Indonesia. Jakarta: ACFE Detection and Expected Returns.
Indonesia Chapter
Chtourou, S. M., Bedard, J., & Courteau, L. (2001).
Albrecht, W. S., & Albrecht, C. O. (2002). Fraud Corporate Governance and Earnings Management.
Examination. Journal Academic Ethic. Volume 7, Hal Working Paper. Universite Laval, Quebec City,
207-221. Canada.
Apriliana, S., & Agustina, L. (2017). The Analysis of Dunn, P. ( 2004). The Impact of Insider Power on
Fraudulent Financial Reporting Determinant Through Fraudulent Financial Reporting. Vol.30, No.3.
Fraud Pentagon Approach. Jurnal Dinamika Journal Of Management, Hal 397–412.
Akuntansi, Hal 154-165.
Harto, C. T. (2016). Pengujian Teori Fraud Pentagon pada
Beasly, M., Joseph, V., Dana, R., & Terry, L. (2010). Sektor Keuangan Dan Perbankan Di Indonesia.
Fraudulant Financial Reporting. Ascnitech, Hal 13– Simposium Nasional Akuntansi, Hal 1–21.
15.
IICG. (2014). Tata Kelola Perusahaan. Jakarta: Indonesia
Beneish, M. D. (1997). Detecting GAAP Violation: Insitute Corporate Governance .
Implications for Assessing Earnings Management
Among Firms with Extreme Financial Performance. Indarto, S. L., & ghozali, I. (2016). Fraud Diamond:
Journal Of Accounting And Public Policy, Vol.16, Detection Analysis on The Fraudulent Financial
No.3, Hal 271–309. Reporting. Risk Governance and Control: Financial
Markets & Institutions. Vol.6, No.4.
Beneish, M. D. (1999). The Detection of Earnings
Manipulation. Financial Analyst’s Journal Vol.55, Kock, N. (2011). Using Warppls In E-Collaboration
Hal 24-36. Studies: Mediating Effects, Control and Second Order
Jurnal KRISNA: Kumpulan Riset Akuntansi Volume 11, Nomor 2 2020 CC-BY-SA 4.0 License Page 189
Kecurangan Laporan Keuangan (Fraudulent) Sektor Tambang Di Indonesia
Variables, and Algorithm Choices. International Fraud Pentagon. Jurnal Akuntansi, Keuangan Dan
Journal Of E-Collaboration , Hal 1-13. Bisnis. 11(1), Hal 11–23.
Loebbecke, J., Eining, M., & Willingham, J. (1989). Sholihin, M., & Ratmono, D. (2013). Analisis SEMPLS
Auditor's Experience With Material Irregularities: dengan Warppls Hubungan Nonlinier dalam
Frequency, Nature, and Detectability. Journal Of Penelitian Sosial & Bisnis. Yogyakarta: Andi Offset.
Practice And Theory, Hal 1-28.
Sihombing, K. S. (2014). Analisis Fraud Diamond Dalam
Martyanta, D. (2013). Pendeteksian Kecurangan Laporan Mendeteksi Financial Statement Fraud : Studi Empiris
Keuangan Melalui Faktor Risiko Tekanan dan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Peluang (Studi Kasus Pada Perusahaan Yang Efek Indonesia (BEI) Tahun 2010-2012. Diponegoro
Mendapat Sanksi dari Bapepam Periode 2002-2006). Journal Of Accounting.
Diponegoro Journal Of Accounting, Hal 1–12.
Skousen, C. J., Smith, K. R., & Wright, C. J. (2009).
Oktarigusta, L. (2017). Terjadinya Financial Statement Detecting and Predicting Financial Statement Fraud:
Fraud di Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan The Effectiveness Of The Fraud Triangle And SAS
Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2012- No 99. Hal 1-39.
2015). Hal 1-15.
Summers, S., & Sweeney, J. (1998). Fraudulently Misstated
Ratnasari, E., & Solikhah, B. (2019). Analysis of Financial Statements And Insider Trading: An
Fraudulent Financial statement: The Fraud Pentagon Empirical Analysis. The Accounting Review, Hal 131-
Theory Approach. Gorontalo Accounting Journal 146.
(GAJ). Vol. 2. No. 2, Hal. 98-112.
Tessa, C., & Harto, P. (2016). Fraudulent Financial
Razali, W. A., & Arshad, R. (2014). Disclosure of Reporting: Pengujian Teori Fraud Pentagon Pada
Corporate Governance Structure and The Likelihood Sektor Keuangan Dan Perbankan Di Indonesia.
Of Fraudulent Financial Reporting. Procedia - Social Simposium Nasional Akuntansi XIX Lampung.
And Behavioral Sciences, Vol.145, Hal 243–253.
Utomo, L. P. ( 2018). Kecurangan Dalam Laporan
Standar Audit 240, 2013. Tanggung Jawab Auditor Terkait Keuangan “Menguji Teori Fraud Triangle”. Jurnal
dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Akuntansi Dan Pajak. Vol.19, No.01, Hal 77–88.
Keuangan, IAPI. Jakarta
Wolfe, D. T. (2004). The Fraud Diamond : Considering The
Septriani, Y., & Handayani, D. (2018). Mendeteksi Four Elements of Fraud. CPA Journal Vol.74, Hal
Kecurangan Laporan Keuangan Dengan Analisis 38–42.
Jurnal KRISNA: Kumpulan Riset Akuntansi Volume 11, Nomor 2 2020 CC-BY-SA 4.0 License Page 190