Anda di halaman 1dari 35

MAGANG IPS SD

GALIH DANI SEPTIYAN RAHAYU


Pengertian IPS
NCSS dalam Sapriya, 2008 Supardan, 2015
IPS adalah pembelajaran yang
Sosial studies is the integrated
bertujuan untuk membantu dan
study of social sciences and melatih siswa agar memiliki
humanities to promote civic kemampuan untuk mengenal
competence. Within the school dan menganalisis suatu
program, social studies provides persoalan .
coordinated, systematic study
drawing upon such disciplines as Rahayu, 2016
anthropology, archaelogy, IPS adalah kumpulan ilmu-ilmu
sosial yang sistematis yang
economics, geography, history,
disajikan secara pedagogis dan
law, philosophy, political science, bertujuan untuk mencipatakan
psychology, religion, and warga negara yang baik dan
sociology, as well as appropriate mampu menganalisis dan
content from the humanities, memecahkan masalah sosial
mathematics, and natural
sciences..
Perkembangan IPS di Indonesia
1968 1971-1972 1974 1975-1976 2019

Prof. Dr. Departemen Kurikulum di SD, SMP, SMA SD, SMP, SMA
Soepartina Pedidikan dan Sekolah
Kebudayaan
Tujuan IPS
NCSS dalam Sapriya, 2008 KTSP, 2006
Mengenal konsep-konsep kehidupan
“… help young people masyarakat, memiliki keterampilan
develop the ability to make sosial, dan nilai-nilai sosial yang
informed and reasoned
baik.
decisions for the public good
as citizens of a culturally
diverse, democratic society
in an interdependent world.”

Jarolimek, 1986
The major mission of social
studies education is to help
children learn about the
social world in which they
live.
Ruang Lingkup IPS SD
Ruang lingkup IPS SD adalah manusia dalam konteks sosial,
yakni berkenaan dengan cara manusia memenuhi
kebutuhannya, baik kebutuhan materi budaya maupun
kejiwaannya, memanfaatkan sumber daya yang ada
dipermukaan bumi, mengatur kesejahteraan masyarakat dan
pemerintahannya serta kebutuhan lainnya dalam rangka
memnuhi kebutuhan manusia

Manusia, Tempat Sistem Sosial dan


dan Lingkungan Budaya

Waktu, Perilaku Ekonomi


Keberlanjutan dan dan Kesejahteraan
Perbuatan
Tradisi
Pembelajaran IPS
Menurut Woolover dan Scott (1988) 01 Social studies as citizenship transmission
IPS sebagai mengajarkan warga negara agara
menjadi warga negara yang baik

Social studies as personal development


IPS sebagai pengembangan pribadi 02
03 Social studies as reflective inquiry
IPS sebagai alat untuk menganalisis
menemukan dan refleksi suatu
kondisi sosial

Social studies as social science


education 04
IPS sebagai suatu ilmu pengetahuan Social studies as rational decision

05 making and social action


IPS sebagai suatu dasar pengambilan
keputusan yang rasional dan dasar agar
aktif dalam kegiatan sosial
Keterampilan
Sosial 01 Keterampilan sosial menurut
Goleman (1999) adalah seni atau
kemampuan untuk menangani
emosi dalam menggugah tanggapan
Bellack Hersen (dalam Gilbert and yang dikehendaki (direspons)
Conolly, 1991) keterampilan sosial kepada orang lain.
adalah kemampuan individu untuk

02
mengekspresikan perasaan-
perasaan positif dan negatif dalam
konteks hubungan antar pribadi
Rahayu (2016) keterampilan sosial
yang lebih luas baik dilakukan
secara verbal maupun non verbal. 03 merupakan kemampuan individu
dalam mengolah emosi dan
mengungkapkan perasaannya
terhadap orang lain baik verbal
maupun non verbal sebagai respon
atau tanggapan yang bermanfaat bagi
dirinya dan orang lain.
Urgensi keterampilan
sosial harus dilatihkan
dan diajarkan sejak SD
Keterampilan sosial dapat dilatih dan diajarkan

01 melalui pembelajaran. Keharusan melatih dan


mengajarkan keterapilan sosial karena
keterampilan tersebut dapat bermanfaat untuk
mencapai tujuan tertetu seperti menyelesaikan
tugas-tugas perkembangan siswa
Keterampilan sosial dapat dikembangkan

02 melalui latihan secara berulang-ulang. Contoh


karena anak sering dilatih membuang sampah
ketempat sampah ketika anak tersebut
menemukan sampah tanpa berpikir panjang
anak tersebut akan langsung membuangnya
ketempat sampah dsb.

Keterampilan sosial dapat dikembangkan

03 dengan penguasan kognitif terlebih dahulu. An


Dan harus diajarkan dan dilatih sejak dini
karena keterampilan sosial dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari dan akan meningkatkan Dapat dilihat skala di atas, teramat sangat pentingnnya
kualitas hidup manusia. keterampilan sosial dimiliki oleh seorang individu.
Jenis-Jenis Keterampilan Sosial

Keterampila
n
Pengambilan
Keputusan
Keterampila
Cross cultural
n
skill
Komunikasi

Keterampilan
Mencari,
memperoleh, Sosial Keterampila
dan n
mengolah Bekerjasama
informasi

Keterampila
n Resolusi
Memecahkan Konflik
Masalah
Keterampilan Pengambilan Keputusan

Grrenbank (2010) Decision-making involves the act of making a choice between


different alternatives

Walker dalam (Krehbiel, 2012) The decision making process is a tool that can
help you members reach goals and help you be more satisfed with the quality
of your life

Wang dan Ruhe (2007) Decision making is a course of actions is chosen


from among a set of alternatives based on certain criteria

Rahayu (2016) pengambilan keputusan adalah suatu keterampilan dalam memilih


satu alternatif dari berbagai alternatif dalam memecahkan masalah untuk
mencapai hidup yang lebih baik
Woolever dan Scoot (1988, hlm. 68-69)
Keterampilan Komunikasi

Chatab (2007) menjelaskan bahwa keterampilan komunikasi merupakan kemampuan


mengadakan hubungan lewat saluran komunikasi manusia atau media, sehingga pesan
atau informasinya dapat dipahami dengan baik

Menurut Cangara (1998: 23) keterampilan berkomunikasi merupakan


kemampaun seseorang untuk menyampaikan pesan kepada khalayak
ramai (penerima pesan).

Rahayu (2019) keterampilan komunikasi adalah kemampuan seseorang


untuk menyampaikan atau mengirim pesan yang jelas dan mudah dipahami
oleh penerima pesan.
Indikator
Komunikasi
Keterampilan komunikasi verbal yang
Keterampilan komunikasi 01 meliputi: kemampuan
dalam menyampaikan ide atau
seseorang
nonverbal yang meliputi:
pendapat, keterampilan dalam
ekspresi wajah yang ramah
berdiskusi, keterampilan dalam
saat berbicara dengan orang
lain, gerakan tubuh seperti 02 melakukan presentasi, pembicaraan
yang jelas dan bisa dimengerti oleh
tangan yang sesuai dengan
lawan bicara serta keterampilan
perkataan yang diucapkan,
dalam mengajukan pertanyaan
nada bicara yang menarik
perhatian lawan bicara.
Cross Cultural Skill

K.G. Ross (2008) bahwa cross-cultural competence is the


development of knowledge and skill through experience and
training that results in a complex schema

Keterampilan cross-cultural merupakan keterampilan untuk


bekerjasama secara efektif dan kreatif dengan siswa yang
memiliki budaya yang berbeda, memahami dan
mengakomodasi perbedaan sosial dan budaya, serta
menggunakan perbedaan tersebut untuk memecahkan

D
masalah yang ada (Trilling & Fadel, 2009)

D
Indikator Cross Cultural
Menurut Partnership for 21st Century Skills (dalam Trilling and Fadel, 2009)
keterampilan cross-cultural yang harus dimiliki siswa adalah sebagai berikut.

Interact effectively with others


 Know when it’s appropiate to listen and when to speak
 Conduct themselves in a respectable, proffesional maner

Work effectively in diverse teams


 Respect cultural differences and work effectively with people from a range of
social dan cultural backgrounds
 Respond open-mindedly to different ideas and values
 Leverage social and cultural differences to create new ideas and increase
innovation and quality of work.
Indikator Cross Cultural
Keterampilan Kerjasama

Anjawaningsih (2016) kerjasama adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama
oleh lebih dari satu orang.

Menurut Zainudin (2009), kerjasama merupakan kepedulian satu orang atau


satu pihak dengan orang atau pihak lain yang tercermin dalam suatu kegiatan
yang menguntungkan semua pihak dengan prinsip saling percaya, menghargai
dan adanya norma yang mengatur

Davis (2006) Kerjasama adalah keterlibatan mental dan emosional orang


di dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk memberikan
kontribusi dan tanggung jawab dalam mencapai tujuan kelompok.
Indikator Kerjasama

Saling
Menghargai

Saling
Demokrasi
berkontribusi

Kerjasama

Saling
Disiplin
memotivasi
Kemampuan Memecahkan Masalah

Saad & Ghani, (2008) Pemecahan masalah adalah suatu proses terencana yang perlu
dilaksanakan agar memperoleh penyelesaian tertentu dari sebuah masalah yang mungkin tidak
didapat dengan segera.

Menurut Polya (1973) pemecahan masalah sebagai usaha mencari jalan keluar
dari suatu kesulitan

Rosdiana dan Misu (2013) pemecahan masalah telah didefinisikan sebagai proses
kognitif tingkat tinggi yang memerlukan modulasi dan kontrol lebih dari
keterampilan rutin atau dasar
Indikator Kemampuan Memecahkan Masalah

Monitoring
and Evaluating
Using Tools Progress
and Resources
Planning a Effectively
Solution
Analyzing Pathway
Givens &
Constraints

Valerie J. Shute, dkk (2017)


Resolusi Konflik
Liliweri (2011) resolusi konflik adalah
01 sekumpulan teori dan penyelidikan
yang bersifat eksperimental dalam Morton dan Coleman (2000)
memahami sifat-sifat konflik, meneliti
strategi tejadinya konflik, kemudian
02 resolusi konflik adalah sebuah
tindakan pemecahan masalah
membuat penyelesaian terhadap bersama
konflik.

Fisher et, al (2001) resolusi konflik


adalah usaha menangani sebab-sebab
03 konflik dan berusaha membangun
hubungan baru yang bisa tahan lama
04
diantara kelompok-kelompok yang
berseteru
Kemampuan dalam Resolusi Konflik

Berpikir
Berpikir Kreatif
Komunik Kritis
Mengelola asi
Persepsi Emosi
Orientasi
Sumber Belajar Sanjaya (2010) Sumber belajar
adalah segala sesuatu, baik
Dzamarah (2016) Sumber belajar yang sengaja dirancang maupun
juga dapat berarti segala sesuatu, yang telah tersedia yang dapat

02
baik yang sengaja dirancang
01
dimanfaatkan baik secara
maupun yang telah tersedia yang sendiri-sendiri maupun
dapat dimanfaatkan baik secara bersama-sama untuk membuat
sendiri-sendiri maupun bersama- atau membantu peserta didik
sama untuk membuat atau mencapai tujuan pembelajaran.
membantu peserta didik belajar.

Komponen utama sumber belajar Ragam sumber belajar Navy (2013)


Rahayu dan Arga (2019)  Bahan cetak dan tidak cetak
 Pesan  Fasilitas
 Orang/Manusia  Kegiatan
 Alat  Lingkungan
 Bahan
 Prosedur/Teknik
 Lingkungan
Media Pembelajaran
Rusman (2013) Media pembelajaran

01 adalah segala sesuatu yang digunakan


untuk menyalurkan pesan serta dapat
Gagne & Briggs (2014) bahwa media
merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan kemauan belajar 02 pembelajaran meliputi alat yang
secara fisik digunakan untuk
sehingga dapat mendorong terjadinya
proses belajar yang disengaja, menyampaikan isi materi pengajaran.
bertujuan, dan terkendali.

Sukiman (2012) Media pembelajaran adalah segala


03 sesuatu yang dapat digunakan untuk meyalurkan
pesan dari pengirim ke penerima sehingga
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat
serta kemauan pesera didik sedemikian rupa
sehingga proses belajar terjadi dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran secara efektif
Dale’s Cone Experience

I hear and I forget. I see and I remember. I do and I understand.


-Confucius-
Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran terdiri dari Tes dan
Non tes. Evaluasi pembelajaran berfungsi
untuk mengukur ketercapaian tujuan
pembelajaran baik secara keseluruhan (kelas)
atau per individu (siswa). Apabila siswa telah
menjapai KKM ketika dievaluasi maka
dilajutkan dengan pemberian pengayaan
namun jika masih di bawah KKM maka siswa
diberikan remidial. Kriteria ketuntasan
minimal (KKM) dapat dibuat oleh guru
dengan memperhatikan 1. Kompleksitas
(tingkat kesulitan materi), 2. Daya dukung
(pemahaman guru dan sarpras), 3. Intake
siswa (kemampuan siswa). Idealnya KKM
dibuat setiap kompetensi dasar kemudian di
rata-ratakan mejadi KKM setiap kompetensi
inti seperti contoh disamping.
Intstrumen evaluasi berdadarkan aspek dalam
pembelajaran
• Observasi
• Portofolio
• Dokumentasi

PSIKOMOTOR
dan AFEKTIF
(NON TES)

KOGNITIF (TES)
• LISAN
• Tanya jawab
• TULIS
• PG
• Isian
• Uraian
• Benar Salah
A: Bagaimana jika akan mengukur keterampilan sosial sedangkan dalam pembelajaran
sudah ada indikator pembelajaran dan tujuan pembelajaran???
B : Evaluasinya dapat dibedakan dan dapat disatukan jika indikator dari masing-masing
keterampilan sosial dapat disatukan dengan indikator pembelajaran maka disatukan namun
jika tidak maka dipisahkan.
A : Jelasnya seperti apa?
B : 1. jika indikator dan tujuan pembelajarannya kognitif namun keterampilan sosial
psikomotor maka dipisahkan. (kognitif Tes) (Keterampilan sosial Non tes)
2. jika indikator dan tujuan pembelajarannya psikomotor dan afektif dan keterampilan sosial
psikomotor maka disatukan dengan (Non Tes)
A : apakah indikatornya sama anatara indikator pembelajaran dengan indikator keterampilan
sosial?
B. Berbeda, maka evaluasi keterampilan sosial harus sesuai indikator keterampilan sosial
yang telah dikemukakan di slide sebelumnya. Sedangkan evaluai indikator dan tujuan
pembelajaran itu sesuai dengan indikator dan tujuan pembelajaran yang guru buat.
Contoh evaluasi keterampilan ada di lampiran pdf
Yuk buat contoh soal HOTS !

KD : 3.2 Menyajikan hasil analisis mengenai perubahan sosial budaya dalam rangka modernisasi bangsa
Indonesia.
Indikator:
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian perubahan sosial budaya( C1)
2. Siswa dapat menyebutkan 3 jenis perubahan sosial budaya dalam rangkan modernisasi Indonesia(C2)
3. Siswa dapat membandingkan sosial budaya sebelum modernisasi dan saat modernisasi (C3)
4. Siswa dapat menganalisis dampak dari perubahan sosial budaya terhadap kehidupan manusia dan
lingkungan(C4)
5. Siswa dapat menyimpulkan dampak dari perubahan sosial dalam rangka modernisasi bangsa Indonesia(C5)
6. Siswa dapat membuat 3 rancangan solusi dalam upaya menghadapi perubahan sosial budaya dalam
rangka modernisasi bangsa Indonesia (C6)
7. Siswa dapat membuat 3 rancangan kegiatan hidupnya dalam upaya adaptasi terhadap perubahan sosial
budaya dalam rangka modernisasi bangsa Indonesia (C6)
Uji Instrumen Pembelajaran
Uji instrumen pembelajaran terdiri dari uji
validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran,
dan daya pembeda
01 Validitas
Uji validitas bertujuan untuk
Reliabilitas mengukur kualitas/sahih/valid dari
Uji Reliabilitas bertujuan untuk
membuat instrumen tersebut
memiliki indeks yang menunjukan
02 instrumen sehingga apabila
instrumen tersebut valid maka
dapat digunakan untuk suatu
instrumen tersebut dapat evaluasi.
dipercaya atau dapat diandalkan

Tingkat kesukaran
Daya Pembeda
Uji daya pembeda bertujuan untuk
membuat instrumen tersebut
04 03 Uji tingat kesukaran bertujuan untuk
menetukan tingkat kesukaran dari
masing-masing soal yang terdiri dari
dapat membedakan antara siswa mudah, sedang, sukar. Hal ini sangat
yang kriteria unggul, sedang, asor. penting sekali selain harus valid dan
reliabel
Validitas

Rumus yang digunakan untuk menghitung validitas


keseluruhan yaitu Product moment raw score dari Klasifikasi Koefisien Korelasi Validitas
Pearson (Suherman dan Sukjaya, 1990: 154):
Koefisien Korelasi Keterangan
= 0,80 < rxy ≤ 1,00 Validitas sangat tinggi
Keterangan :
0,60 < rxy ≤ 0,80 Validitas tinggi
rxy = Koefesien korelasi antara x dan y 0,40 < rxy ≤ 0,60 Validitas sedang
N = banyak peserta tes 0,20 < rxy ≤ 0,40 Validitas rendah
x = Nilai hasil uji coba ≤ 0,00 Validitas sangat rendah
y = Nilai rata-rat harian
UJI RELIABILITAS UJI TINGKAT KESUKARAN
Uji reliabilitas dapat dihitung dengan menggunakan Tingkat kesuakaran dapat dihitung menggunakan formula
rumus Cronbach Alpha (Suherman dan Sukjaya, 1990: sebagai berikut:
194) sebagai berikut ini.
r11 = Keterangan :
IK = tingkat/ indeks kesukaran
Keterangan: = rata-rata skor butir soal
n = banyak butir soal (item) = skor maksimum ideal
= jumlah varians skor setiap item
= varians skor total Klasifikasi Indeks Kesukaran

Indeks Kesukaran Interpretasi


Klasifikasi Koefisien Korelasi Reliabilitas IK = 0.00 Terlalu sukar
Koefisien Korelasi Interpretasi
0,00 < IK ≤ 0,30 Sukar
0,80 < r11 ≤ 1.00 Korelasi sangat tinggi
0,30 < IK ≤ 0,70 Sedang
0,60 < r11 ≤ 0,80 Korelasi tinggi
0,70 < IK ≤ 1,00 Mudah
0,40 < r11 ≤ 0,60 Korelasi sedang
0,20 < r11 ≤ 0,40 Korelasi rendah IK = 1,00 Terlalu mudah

r11 ≤ 0,20 Korelasi sangat rendah


UJI DAYA PEMBEDA
Formula yang digunakan untuk mencari daya pembeda pada
penelitian ini adalah sebagai berikut: Klasifikasi Daya Pembeda

Daya Pembeda Interpretasi

Keterangan: 0,70 < DP ≤ 1.00 Sangat baik

DP = daya pembeda 0,40 < DP ≤ 0,70 Baik


= rata-rata skor kelompok atas
0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup
= rata-rata skor kelompok bawah
0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek
SMI = skor maksimum ideal
DP ≤ 0,00 Sangat jelek

Anda mungkin juga menyukai